BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - teori Umum 2.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori - teori Umum
2.1.1
Pengertian Data
Menurut Thomas Conolly dan Carolyn Begg (2010, p70), data
adalah komponen yang terpenting dari DBMS environment dari sudut
end-user. Data bertindak sebagai jembatan penghubung antara
komponen mesin dan manusia.
2.1.2
Pengertian Basis Data (Database)
Menurut Thomas Conolly dan Carolyn Begg (2010, p65),
database merupakan sekumpulan dari data logika yang saling
berhubungan dan gambaran dari data tersebut, dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi sebuah organisasi. Database adalah
sebuah tempat penyimpanan data yang memiliki kapasitas penyimpanan
yang besar dimana dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak
departemen dan pengguna lainnya (user). Tujuan utama dari konsep
database adalah meminimalkan pengulangan data dan tercapainya
independensi data.
Model database relasional adalah sistem yang banyak digunakan
karena struktur logikalnya yang sederhana. Pada model relasional
6
7
seluruh data disusun secara logikal dalam relasi-relasi atau tabel. Setiap
relasi terdiri dari baris dan kolom. Dimana baris dari relasi disebut tuple
atau setiap tuple (baris) memiliki satu nilai untuk setiap atribut dan
kolom dari relasi diberi nama tertentu yang disebut atribut.
Database yang tabel-tabelnya saling terhubung dikatakan
memiliki relasi. Karena tidak ada relasi yang memiliki dua tuple yang
sama, maka setiap baris dapat didefinisikan dengan menggunakan
primary key. Munculnya sebuah atribut dalam beberapa relasi dapat
mempresentasikan hubungan antara tuple dari relasi tersebut.
Pengguna database dapat berupa orang atau program aplikasi.
Orang biasanya mengambil data dan informasi dengan menggunakan
query language. Query adalah permintaan informasi dari database dan
query language adalah bahasa khusus yang user-friendly yang
memungkinkan komputer menjawab query.
Pendekatan database adalah memisahkan struktur data dari
program aplikasi dan menyimpannya dalam database. Database
merupakan sistem penyimpanan record terkomputerisasi yang bertujuan
untuk pemeliharaan informasi dan tersedia pada saat dibutuhkan.
Teknologi database memperbolehkan sekumpulan data dengan
berbagai tipe (teks, angka, gambar, suara, dan lain-lain) disimpan dalam
komputer dan digunakan secara efisien tanpa adanya duplikasi oleh
aplikasi yang berhubungan.
Menurut Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley, dan Kevin C.
Dittman (2004, p518), Database adalah kumpulan file yang saling
8
terkait. Database tidak hanya merupakan kumpulan file, tetapi record
pada setiap file harus memperbolehkan hubungan-hubungan untuk
menyimpan file-file lain. Contohnya, database SALES mungkin terdiri
dari record order yang “terhubung” ke record CUSTOMER dan record
PRODUCT yang terkait.
2.1.3 Arsitektur Database
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p86),
terdapat tiga level arsitektur database yaitu:
1. External Level
External level merupakan pandangan pengguna terhadap
database. Level ini menjelaskan tentang bagian dari database yang
relevan untuk setiap pengguna. External view ini terdiri dari entitas,
atribut, dan hubungan-hubungan yang ada pada dunia nyata
yang
diminati oleh pengguna.
2. Conceptual Level
Conceptual level merupakan level yang menjelaskan tentang data
yang disimpan dalam database dan hubungan-hubungan antar data
tersebut. Level ini meliputi:
•
Seluruh entitas, atribut, dan hubungannya.
•
Informasi semantik tentang data.
•
Keamanan dan informasi yang terintegritas.
9
3. Internal Level
Internal level merupakan gambaran fisik dari database pada
komputer. Level ini menjelaskan tentang bagaimana data disimpan di
dalam database.
Level ini menyangkut beberapa hal yaitu:
-
Alokasi ruang penyimpanan untuk data dan indeks.
-
Deskripsi record untuk penyimpanan (dengan ukuran yang
disimpan untuk data item).
2.1.4
-
Penempatan record.
-
Kompresi data dan teknik enkripsi data.
DBMS (Database Management System)
2.1.4.1 Definisi DBMS (Database Management System)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p66),
pengertian
DBMS (Database Management System) adalah sistem
perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan,
membuat, memelihara, dan mengontrol akses database. Fasilitasfasilitas dari DBMS yaitu:
•
DDL (Data Definition Language). DDL memperbolehkan
pengguna untuk menentukan tipe data data, struktur, dan
kendala dari data yang akan disimpan di database.
10
•
DML
(Data
Manipulation
Language).
DML
memperbolehkan pengguna untuk melakukan insert, update,
delete, dan mengambil data dari database.
•
Menyediakan kontrol akses ke database. Sebagai contoh,
sebuah sistem keamanan yang mencegah pengguna yang
tidak bertanggung jawab mengakses database.
Dengan semua fasilitas ini, DBMS menjadi sistem yang powerful
dan berguna. DBMS juga menyediakan fasilitas lainnya yaitu view
mechanism, yang memperbolehkan setiap pengguna untuk memiliki
masing-masing view ke database.
Selain mengurangi kompleksitas dengan memberikan data yang
ingin dilihat oleh pengguna, view juga mempunyai keuntungan lain
yaitu:
•
View menyediakan level keamanan. View bisa diatur supaya
beberapa pengguna tidak dapat melihat data tertentu.
•
View menyediakan sebuah mekanisme untuk menyesuaikan
tampilan database.
•
View bisa mempresentasikan sebuah konsisten, gambaran
yang tidak dapat diubah dari struktur database.
11
2.1.4.2 Komponen DBMS (Database Management System)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p68),
terdapat lima komponen penting di dalam lingkungan DBMS yaitu:
1.
Hardware (Perangkat keras)
Untuk menjalankan DBMS dan aplikasi-aplikasi, maka
membutuhkan perangkat keras. Perangkat keras meliputi dari
PC, single mainframe, dan jaringan komputer.
2.
Software (Perangkat lunak)
Komponen perangkat lunak meliputi perangkat lunak
DBMS sendiri, program-program aplikasi, sistem operasi,
dan sistem jaringan jika DBMS dioperasikan menggunakan
jaringan.
3.
Data
Data merupakan komponen yang paling penting dari
lingkungan DBMS dari sudut end-user. Data juga berperan
sebagai penghubung antara komponen mesin (perangkat
keras dan perangkat lunak) dan komponen manusia.
4.
Procedure
Procedure merupakan instruksi-instruksi dan aturan
yang mengatur perancangan dan penggunaan database.
Pengguna sistem dan staff yang mengelola database
membutuhkan prosedur-prosedur yang didokumentasikan
mengenai bagaimana cara menggunakan atau menjalankan
12
sistem
tersebut.
Ada
beberapa
instruksi
dalam
penggunaannya yaitu:
•
Log on ke DBMS.
•
Menggunakan sebagian fasilitas DBMS atau program
aplikasi.
•
Start dan stop DBMS.
•
Membuat salinan backup database.
•
Menangani kegagalan perangkat keras atau perangkat
lunak. Contohnya: Bagaimana mengidentifikasi komponen
yang failed, bagaimana memperbaiki komponen yang
failed, memperbaiki kesalahan, dan bagaimana cara merecover database.
•
Mengubah struktur tabel, mengatur ulang database di
beberapa disk, meningkatkan performa, atau mengarsipkan
data ke penyimpanan sekunder.
5.
People
Terdapat empat tipe orang yang berpartisipasi di
dalam lingkungan DBMS yaitu :
- Data dan Database Administrators
Data Administrator adalah orang yang bertanggung
jawab untuk pengelolaan sumber data, termasuk
perencanaan database; pengembangan dan pemeliharaan
13
standar, kebijaksanaan, dan prosedur-prosedur; dan
perancangan konseptual/logikal database.
Database
Administrator
adalah
orang
yang
bertanggung jawab untuk hubungan secara fisikal dari
database, termasuk perancangan fisikal database dan
implementasi,
keamanan
dan
kontrol
integritas,
pemeliharaan sistem operasi, serta memastikan kepuasan
pengguna terhadap performa aplikasi tersebut.
- Database designers
Terdapat 2 tipe designer yaitu logical database
designer dan physical database designer.
a.
Logical database designer
Logical database designer adalah orang yang
berkaitan dengan identifikasi data (entitas dan
atribut), hubungan antar data, dan kendala-kendala
pada data yang disimpan dalam database.
b.
Physical database designer
Physical database designer adalah orang yang
menentukan
bagaimana
perancangan
logikal
database direalisasikan ke dalam bentuk fisikal.
Contohnya:
- Pemetaan perancangan logikal database menjadi
suatu
kumpulan
integritas.
tabel
dan
batasan-batasan
14
- Memilih struktur penyimpanan yang spesifik dan
metode
akses
untuk
data
untuk
mencapai
performa yang baik.
- Merancang segala langkah-langkah keamanan
yang dibutuhkan oleh data.
c.
Application developers
Application developers adalah orang-orang
yang
bertanggung jawab
atas
implementasi
program aplikasi agar menyediakan fungsi-fungsi
yang diperlukan bagi end-users.
d.
End-users
End-users adalah ‘klien’ untuk database
yang
dibentuk,
dipertahankan
diimplementasikan,
untuk
melayani
dan
kebutuhan
informasi.
2.1.4.3 Fungsi DBMS (Database Management System)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p99),
DBMS memiliki sepuluh fungsi yaitu:
1. Data storage, retrieval, dan update
DBMS harus memungkinkan pengguna agar mampu untuk
menyimpan, mengambil, dan memperbaharui data di dalam
database.
15
2. A user-accessible catalog
DBMS harus memiliki katalog yang berisikan deskripsi
item data yang disimpan dan dapat diakses oleh pengguna.
3. Transaction support
DBMS harus memiliki sebuah mekanisme yang dapat
menjamin dengan baik seluruh perubahan yang berhubungan
dengan sebuah transaksi dapat dilakukan atau tidak dapat
dilakukan.
4. Concurrency control services
DBMS
harus
memiliki
sebuah
mekanisme
untuk
menjamin bahwa database diupdate dengan benar ketika
banyak pengguna mengupdate database secara bersamaan.
5. Recovery services
DBMS
harus
memiliki
sebuah
mekanisme
untuk
pemulihan database pada saat terjadi kerusakan dengan cara
apapun.
6. Authorization services
DBMS
harus
memiliki
sebuah
mekanisme
untuk
menjamin bahwa hanya pengguna yang memiliki otorisasi
yang dapat mengakses database.
7. Support for data communication
DBMS harus dapat terintegritas dengan perangkat lunak
komunikasi dan mendapat akses database dari lokasi yang
jauh.
16
8. Integrity services
DBMS harus memiliki sarana yang menjamin data
didalam database maupun perubahan terhadap data tersebut
dan mengikuti aturan-aturan tertentu
9. Services to promote data independence.
DBMS harus berisikan fasilitas-fasilitas untuk mendukung
ketidaktergantungan program dari struktur aktual database.
10. Utility services
DBMS harus menyediakan perlengkapan layanan seperti
program analisis statistik, pengawasan fasilitas, fasilitas
reorganisasi indeks, dan lain-lain.
2.1.4.4 Keuntungan dan kerugian DBMS
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p77),
ada beberapa keuntungan dan kerugian dalam penggunaan
DBMS.
Keuntungannya adalah sebagai berikut:
1.
Adanya kontrol terhadap redundansi data
2.
Konsistensi data
3.
Mendapatkan informasi lebih untuk sejumlah data yang
sama
4.
Adanya pembagian data
5.
Meningkatkan integritas data
17
6.
Meningkatkan keamanan
7.
Meningkatkan standar
8.
Skala ekonomi
9.
Menyeimbangkan
kebutuhan-kebutuhan
yang
saling
bertabrakan
10.
Meningkatkan pengaksesan dan respon data
11.
Meningkatkan produktivitas
12.
Meningkatkan pemeliharaan melalui data independence
13.
Meningkatkan konkurensi
14.
Meningkatkan layanan backup dan recovery
Kerugiannya adalah sebagai berikut:
2.1.5
1.
Kompleksitas
2.
Ukuran
3.
Biaya DBMS
4.
Biaya tambahan perangkat keras
5.
Biaya proses konversi
6.
Performa
7.
Pengaruh kegagalan yang besar
The Database System Development Lifecycle
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p313),
sebuah sistem database merupakan komponen dasar sistem informasi
organisasi yang lebih besar sehingga siklus hidup pengembangan sistem
database berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi.
18
Berikut adalah tahapan-tahapan siklus hidup pengembangan sistem
database:
Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Database
19
2.1.5.1 Database Planning
Database planning (perencanaan basis data) adalah
merencanakan bagaimana tahapan dari siklus hidup direalisasikan
secara efektif dan efisien.
Ada tiga tahapan perencanaan database yaitu:
a.
Mengidentifikasi rencana dan tujuan pembuatan aplikasi
database untuk menetapkan kebutuhan sistem informasi.
b.
Mengevaluasi sistem yang sudah ada untuk menentukan
kelebihan dan kekurangannya.
c.
Menilai
kesempatan
teknologi
informasi
untuk
menghasilkan keuntungan.
2.1.5.2 System Definition
System definition (definisi sistem) adalah menggambarkan
lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi database dan user view
yang utama. Sebelum mencoba merancang suatu aplikasi
database, diperlukan untuk mengenali batasan sistem dan
bagaimana antarmuka dengan bagian sistem informasi lainnya
dalam organisasi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah
batasan pemakai dan aplikasi mendatang. Mengidentifikasikan
user view sangat penting dalam mengembangkan aplikasi
database agar dapat memastikan tidak ada pengguna utama yang
terlupakan ketika mengembangkan keperluan untuk aplikasi baru.
20
2.1.5.3 Requirements Collection and Analysis
Requirements collection and analysis (pengumpulan
kebutuhan dan analisis) adalah proses dari analisis dan
pengumpulan informasi tentang bagian organisasi yang didukung
oleh sistem aplikasi database dan menggunakan informasi ini
untuk mengenali kebutuhan-kebutuhan untuk sistem baru.
2.1.5.4 Database Design
Database design (perancangan basis data) adalah sebuah
proses dalam menciptakan perancangan untuk database yang akan
mendukung operasi dan tujuan perusahaan.
Ada 4 pendekatan dalam perancangan database yaitu:
1. Top-down
Diawali dengan pembentukan model data yang berisi
beberapa entitas high-level dan relasi yang kemudian
menggunakan pendekatan top-down secara berturut-turut
untuk mengidentifikasi entitas lower level, relasi, dan atribut
lainnya.
2. Bottom-up
Dimulai dari atribut dasar yaitu sifat-sifat entitas dan relasi
dengan analisis dari penggabungan antar atribut, yang
dikelompokkan ke dalam suatu relasi yang merepresentasikan
tipe dari entitas dan relasi antar entitas.
21
3. Inside-out
Berhubungan dengan pendekatan bottom-up tetapi sedikit
berbeda dengan identifikasi awal entitas utama yang kemudian
menyebar ke entitas, relasi, dan atribut terkait lainnya yang
lebih dulu diidentifikasi.
4. Mixed
Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk
bagian yang berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.
Proses perancangan database terdiri dari tiga tahapan yaitu:
1. Conceptual database design
Proses pembuatan model informasi yang digunakan
agar tidak tergantung pada semua masalah fisik. Secara
garis besar perancangan ini terdiri dari tiga langkah
sebagai berikut:
a. Penentuan entitas pada database.
b. Pendefinisian hubungan/relasi antar entitas.
c. Penerjemahan hubungan ke dalam entitas.
2. Logical database design
Proses tahapan model informasi yang digunakan
berdasarkan model khusus, tetapi bebas dari DBMS
tertentu dan masalah fisik lainnya.
22
3. Physical database design
Proses
pembuatan
deskripsi
dari
suatu
implementasi database pada penyimpanan sekunder.
2.1.5.5 DBMS Selection (optional)
DBMS selection (pemilihan DBMS) adalah memilih DBMS
yang sesuai untuk mendukung aplikasi database. Pemilihan DBMS
tepatnya dari bagian lifecycle adalah pemilihan DBMS yang
dilakukan antara tahapan logical database design dan conceptual
database design. Tujuan dari pemilihan DBMS adalah untuk
mencukupi kebutuhan sekarang dan masa mendatang pada
perusahaan, menyeimbangkan biaya seperti pembelian produk
DBMS; perangkat lunak/perangkat keras lainnya untuk mendukung
aplikasi database; serta biaya yang berhubungan dengan perubahan
dan pelatihan pegawai.
Pendekatan
sederhana
dalam
pemilihan
DBMS
adalah
memeriksa keistimewaan DBMS dalam memenuhi kebutuhan.
Dalam memilih sebuah produk DBMS baru, ada kesempatan untuk
memastikan bahwa proses pemilihan sudah direncanakan dan hasil
yang diberikan sistem benar-benar bermanfaat bagi perusahaan.
23
2.1.5.6 Application Design
Pada tahap ini dilakukan perancangan antarmuka bagi
pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses
database. Perancangan database dan perancangan aplikasi adalah
aktivitas bersamaan pada siklus hidup pengembangan sistem database.
Dalam kasus sebenarnya, adalah tidak mungkin untuk menyelesaikan
perancangan aplikasi sebelum perancangan database selesai.
Dalam
perancangan
aplikasi
harus
memastikan
semua
pernyataan fungsional dari spesifikasi kebutuhan pengguna yang
menyangkut perancangan aplikasi program yang mengakses database
dan merancang transaksi yaitu cara akses ke database dan perubahan
terhadap isi database (retrieve, update, dan mixed).
- Retrieval: Mendapatkan data untuk ditampilan di layar.
- Update: insert, delete, dan update record pada database.
- Mixed: Gabungan dari retrieval dan update.
Artinya bagaimana fungsi yang dibutuhkan bisa terpenuhi dan
merancang antarmuka pengguna (user interface).
Antarmuka yang dirancang harus memberikan informasi yang
dibutuhkan dengan cara untuk menciptakan user-friendly. Rancangan
antarmuka pengguna yang dalam pembuatannya tidak memperhatikan
tingkat kedetilannya dapat menimbulkan masalah. Oleh karena itu,
antarmuka harus diakui sebagai komponen dari sistem yang penting.
Hal ini bertujuan agar aplikasi mudah dipelajari, mudah digunakan,
24
sehingga penggunapun akan cenderung untuk memberdayagunakan
informasi yang disajikan.
2.1.5.7 Prototyping (optional)
Pada tahap ini dilakukan pembangungan prototype dari sistem
database. Hasil dari prototype ini memungkinkan perancang atau
pengguna untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana
bentuk fungsionalitas sistem akhir.
2.1.5.8 Implementation
Pada tahap ini dilakukan pembuatan definisi database secara
eksternal, konseptual, internal, dan program aplikasi. Implementasi
merupakan realisasi dari database dan perancangan aplikasi.
Implementasi pada database dilakukan dengan menggunakan DDL
(Data Definition Language) dari DBMS yang dipilih atau dengan
menggunakan GUI (Graphical User Interface). DDL digunakan untuk
membuat struktur database dan file database yang kosong. Selain
itu, pada tahapan ini semua spesifikasi pandangan dari pengguna juga
diimplementasikan.
2.1.5.9 Data Convertion and Loading
Pada tahap ini dilakukan transfer data yang telah ada ke dalam
database yang baru dan mengkonversi semua aplikasi yang ada untuk
dijalankan pada database yang baru, tahap ini hanya dibutuhkan ketika
25
sistem database yang baru menggantikan sistem database yang lama.
Pada masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan untuk
memasukkan file ke dalam database yang baru dengan tujuan untuk
memungkinkan pengembang untuk mengkonversi dan menggunakan
aplikasi program lama untuk digunakan oleh sistem baru.
2.1.5.10 Testing
Pada tahap ini dilakukan proses menjalankan program aplikasi
yang
bertujuan
untuk
mencari
kesalahan-kesalahan.
Sebelum
digunakan, aplikasi database yang baru dikembangkan harus diuji
secara menyeluruh.
Pengguna suatu sistem yang baru seharusnya dilibatkan dalam
proses pengujian. Situasi yang ideal untuk pengujian suatu sistem
adalah dengan menguji database pada sistem perangkat keras yang
berbeda. Walaupun pada kenyataannya, pengujian database pada
sistem perangkat keras yang berbeda jarang dilakukan. Dalam
melakukan pengujian, sebaiknya dilakukan backup data terlebih
dahulu pada data yang akan diuji. Hal ini sebagai langkah antisipasi
kerusakan atau kehilangan data, apabila terjadi kerusakan pada data
saat diuji. Jika pengujian pada sistem aplikasi telah selesai dilakukan
dan tidak lagi ditemukan kesalahan, maka sistem aplikasi telah siap
untuk digunakan dan diserahkan ke pengguna.
26
2.1.5.11 Operational Maintenance
Operational Maintenance (pemeliharaan operasional) adalah
proses memonitor dan memelihara sistem yang telah di-install. Pada
tahap ini, implementasi database dilakukan sepenuhnya. Sistem
diawali dan dipelihara secara berkelanjutan. Jika diperlukan,
kebutuhan-kebutuhan baru dimasukkan dalam aplikasi database
melalui tahapan database terlebih dahulu.
2.1.6
Data Flow Diagram (Diagram Alir Data)
Menurut Edward Yourdon (1989, p139), diagram aliran data adalah
model atau alat yang dibutuhkan untuk menggambarkan sistem sebagai jaringan
dari sekumpulan proses fungsional, yang dihubungkan satu dengan yang lainnya
oleh suatu aliran data dan meneruskannya menjadi data.
Ada tiga tingkatan dalam diagram aliran data, yaitu:
1. Diagram Konteks
Merupakan tingkatan yang paling pertama, yang menggambarkan
ruang lingkup sistem dari sistem yang digunakan. Diagram ini hanya
memiliki satu proses yang menggambarkan sistem secara keseluruhan dan
hubungan antara sistem dengan unit-unit di luar sistem tersebut.
2. Diagram Nol
Diagram yang menggambarkan proses-proses dan aliran data yang
terjadi di dalam suatu sistem. Proses-proses ini dapat dipecah menjadi
proses-proses dan aliran data yang terperinci.
27
3. Diagram Rinci
Diagram yang menggambarkan rincian proses-proses yang ada pada
diagram nol dan rincian proses-proses ini dapat dipecah lagi menjadi prosesproses yang lebih terperinci.
Menurut Edward Yourdon (1989, p141-152), diagram aliran data terdiri dari
simbol-simbol sebagai berikut:
•
Proses (Bubble atau function atau transformation)
Proses yang menggambarkan bagian dari sistem yang mengelola
masukan menjadi keluaran. Proses digambarkan dengan sebuah lingkaran.
Gambar 2.2 Simbol Proses dalam DFD
•
Aliran (flow)
Aliran yang menggambarkan perpindahan informasi dari satu bagian ke
bagian lain dari sistem. Awal panah menggambarkan asal data sedangkan
arah panah menggambarkan tujuan.
Gambar 2.3 Simbol Aliran Data dalam DFD
28
•
Data Store
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan penyimpanan data.
Gambar 2.4 Simbol Data Store dalam DFD
•
Terminator
Merupakan simbol yang menggambarkan entitas yang dapat berupa orang
kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan sistem.
Gambar 2.5 Simbol Terminator dalam DFD
2.1.7
Entity Relationship Modeling
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p371), salah satu
aspek yang sulit dalam perancangan database adalah menentukan sebuah entitas.
2.1.7.1 Entity Type (Tipe Entitas)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p372), entity
type adalah sekumpulan obyek dengan properti yang sama, yang
29
diidentifikasi oleh perusahaan yang memiliki keberadaan yang tidak
bergantung dengan yang lainnya.
2.1.7.2 Relationship Type (Tipe Hubungan)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p374),
relationship type adalah sekumpulan asosiasi antara satu atau lebih
entity type yang berpartisipasi. Setiap relationship type diberi nama
yang menjelaskan fungsinya.
Gambar 2.6 Relationship Type
Degree of relationship adalah banyaknya entity type yang
berpartisipasi di dalam relationship.
Recursive relationship adalah relationship type dimana entity type
yang sama berpartisipasi lebih dari satu different role.
30
2.1.7.3 Attribute (Atribut)
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p379-382),
ada beberapa macam atribut-atribut yaitu:
•
Attribute adalah properti dari sebuah entitas atau relationship type.
•
Attribute Domain adalah sekumpulan nilai yang diperbolehkan
untuk satu atau lebih atribut.
•
Simple Attribute adalah atribut yang terdiri dari satu komponen
tunggal dengan keberadaan yang bebas.
•
Composite Attribute adalah atribut yang terdiri dari beberapa
komponen dengan keberadaan yang bebas. Dalam hal ini beberapa
atribut dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen yang lebih
kecil lagi dengan keberadaan yang bebas.
•
Single Value Attribute adalah atribut yang memiliki nilai tunggal
untuk masing-masing kejadian dari entitas.
•
Multi Value Attribute adalah atribut yang memiliki banyak nilai
untuk masing-masing kejadian dari entitas.
•
Derived Atrribute adalah atribut menggantikan sebuah nilai yang
diturunkan dari nilai sebuah atribut yang berhubungan, tidak perlu
pada jenis entitas yang sama.
31
2.1.7.4 Key (Kunci)
•
Candidate Key adalah satu kumpulan minimal atribut yang
diidentifikasi secara unik setiap kejadian dari tipe entitas.
•
Primary Key adalah candidate key yang diidentifikasi secara unik
setiap kejadian dalam tipe entitas.
•
Foreign Key adalah candidate key yang diidentifikasi secara unik
pada setiap kejadian dalam tipe entitas selain primary key.
•
Composite Key adalah candidate key yang terdiri dari satu atau
lebih atribut.
•
Alternate Key adalah candidate key yang tidak terpakai sebagai
primary key.
2.1.7.5 Strong and Weak Entity Type
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p383), tipe
entitas yang kuat adalah tipe yang keberadaannya tidak bergantung pada
tipe entitas lain. Karakteristik dari entitas yang kuat adalah setiap
kejadian yang unik mampu didentifikasikan menggunakan atribut
primary key pada entitas.
Tipe entitas yang lemah adalah tipe entitas yang keberadaannya
bergantung pada tipe entitas lainnya. Karakteristik dari entitas yang
lemah adalah setiap kejadian entitas tidak bisa diidentifikasikan secara
unik hanya dengan menggunakan atribut yang bergantung pada
entitasnya.
32
Gambar 2.7 Contoh Strong dan Weak Entity
2.1.7.6 Structural Constraints
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p385), tipe
utama dari constraint di dalam relationship disebut multiplicity.
Multiplicity adalah jumlah occurrence yang mungkin dari sebuah
tipe entitas yang berhubungan dengan sebuah occurrence dari tipe entitas
lain yang terasosiasi melalui hubungan tertentu.
One-to-One (1:1) Relationship terjadi apabila setiap himpunan
entitas A hanya boleh berhubungan dengan satu himpunan entitas A.
One-to-Many (1:*) Relationship terjadi apabila setiap himpunan
entitas A boleh berhubungan lebih dari satu himpunan entitas B.
Sebaliknya setiap himpunan dari entitas B hanya boleh berhubungan
dengan satu himpunan entitas A.
Many-to-Many (*:*) Relationship terjadi apabila setiap himpunan
entitas A berhubungan lebih dari satu himpunan entitas B. sebaliknya
setiap himpunan dari entitas B juga boleh berhubungan lebih dari satu
himpunan entitas A.
33
2.1.8
Normalisasi
Menurut indrajani (2011) Normalisasi adalah suatu teknik formal yang
dapat digunakan dalam perancangan basis data.Tujuan utamanya adalah
mengidentifikasi kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan.
Normalisasi menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p415),
adalah sebuah teknik untuk memproduksi sejumlah relasi dengan kebutuhan
yang diinginkan, untuk memberi kebutuhan data dari suatu organisasi.
Proses Normalisasi menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010,
p430), terdapat beberapa bentuk yaitu:
1. Unnormalized Form (UNF)
Sebuah tabel yang berisi satu atau lebih kelompok pengulangan
(repeating groups). Pada tabel UNF ini dibuat dengan mentransformasi data
dari sumber informasi ke dalam tabel berbentuk baris dan kolom.
2. Bentuk Normal Pertama (1NF)
Sebuah relasi di mana persimpangan setiap baris dan kolom berisi
satu dan hanya satu nilai. Pada tabel 1NF ini dibuat dengan menghilangkan
repetisi dan data yang merupakan hasil kalkulasi serta menentukan atribut
yang menjadi primary key.
3. Bentuk Normal Kedua (2NF)
Bentuk 2NF didefinisikan berdasarkan ketergantungan fungsional
yang penuh (Full Functional Dependency). 2NF merupakan sebuah relasi
antara bentuk normal pertama dan setiap atribut yang bukan primary key atau
34
secara fungsional tergantung primary key. Dengan kata lain, tabel 2NF ini
dibuat dengan menghilangkan ketergantungan partial.
4. Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Bentuk 3NF didefinisikan berdasarkan ketergantungan transitif
(Transitive Dependency). 3NF merupakan sebuah relasi antara bentuk normal
pertama dan bentuk normal kedua, dimana tidak ada atribut yang bukan
primary key atau secara transitif bergantung pada primary key.
Gambar 2.8 Ilustrasi dari Hubungan antara Bentuk Normal
2.1.9 Metodologi Perancangan Basisdata
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010, p466), metodologi
perancangan basisdata merpakan pendekatan terstruktur yang menggunakan
prosedur, teknik, tools dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi
proses design.
Perancangan basisdata terbagi 3 tahap yaitu:
1. Perancangan Konseptual/ Conseptual Database Design.
2. Perancangan Logikal/ Logical Database Design.
35
3. Perancangan Fisikal/ Physical Database Design.
2.1.9.1 Perancangan Konseptual/ Conseptual Database Design
Menurut Connolly ( 2010, p 467), Perancangan konseptual adalah
proses untuk membangun sebuah data model yang digunakan dalam
perusahaan,
independent
dari
semua
pertimbangan
phisikal.
Perancangan konseptual model dibutuhkan untuk mengetahui kebutuhan
yang dibutuhkan oleh perusahaan. Konseptual model terdiri atas :
-
Type Entity.
-
Type Relasi.
-
Attribut dan Atribut domain.
-
Primary keys dan alternate keys.
-
Batasan Integrity.
Untuk membuat konseptual design, maka langkah – langkah yang
diperlukan adalah :
Langkah 1. Identifikasi Type Entity.
Bertujuan untuk menentukan type entity utama yang dibutuhkan
dengan cara memeriksa user requirement specification. Setelah terdefinisi,
entitas diberikan nama yang tepat dan jelas seperti mahasiswa, dosen,
mata_kuliah.
36
Langkah 2. Identifikasi Type Hubungan ( Relasi ).
Bertujuan untuk mengindentifikasi suatu relasi yang penting yang
ada antar entitas yang telah terindentifikasi. Nama dari suatu relasi
menggunakan kata kerja seperti mempelajari, memiliki, mempunyai, dan lain
– lain.
Langkah 3. Identifikasi dan associate atribut dengan entity atau type
relasi.
Bertujuan untuk menghubungkan atribut dengan entitas atau relasi
yang tepat. Dalam langkah ini juga dilakukan indentifikasi simple / composite
attribute, single / multi – valued attribute, dan derived attribute.
Langkah 4. Menentuikan atribut domain.
Bertujuan untuk menentukan domain attribute dalam model data
konseptual. Domain adalah sekumpulan nilai dari satu atau lebih atribut yang
menggambarkan nilainya. Contohnya yaitu menentukan nilai atribut
jenis_kelamin pada entitas mahasiswa dengan ‘M’ atau ‘F’ atau nilai atribut
sks pada entity mata_kuliah dengan ‘1’,’2’,’3’, dan ‘4’.
Langkah 5. Menentukan atribut candidate, primary, dan alternate key.
Bertujuan untuk mengindentifikasi candidate key pada setiap entity
dan memilih primary key jika ada lebih dari satu candidate key. Pemilihan
primary key didasari pada panjang dari atribut dan keunikan key masa datang.
37
Langkah 6. Mempertimbangkan untuk menggunakan concept modeling.
Pada langkah ini bertujuan untuk menentukan specialization,
generalization,
aggregation,
composition.
Dimana masing –
masing
pendekatan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Specialization
dan
generalization
adalah
proses
dalam
mengelompokkan berapa entitas dan menghasilkan entitas baru. Beda dari
keduanya adalah cara pendekatannya, dimana spesialisasi menggunakan topdown dan generalisasi menggunakan pendekatan bottom-up.
Specialization adalah proses memaksimalkan perbedaan antar
anggota entitas dengan mengindentifikasi sifat – sifat yang membedakan satu
sama lain.
Generalization adalah proses meminimalkan perbedaan antara
anggota entitas dengan mengindentifikasi sifat – sifat yang sama satu dengan
yang lain.
Aggregation menggambarkan relasi ‘ memiliki’ atau ‘bagian-dari’
antar tipe entitas dimana suatu relasi hanya akan ada jika ada relasi lainnya.
Composistion adalah suatu bentuk aggregation yang spesifik yang
mewakili asosiasi antar entitas dimana ada kepemilikan yang kuat da nada
hubungan – hubungan antara ‘keseluruhan’ dan ‘bagian’nya.
38
Langkah 7. Check model untuk redundancy.
Bertujuan untuk memeriksa conceptual model untuk menghindari
dari adanya informasi yang redundan. Yang dilakukan dalam langkah ini
adalah :
o Memerika ulang relasi one to one ( 1:1)
Setelah entitas diidentifikasikan maka kemungkinan ada
dua entitas yang mewakili satu objeck. Untuk itudua entitas
tersebut harus di merger bersama. Dan jika primary keynya
berbeda maka harus dipilih salah satu dan lainnya dijadikan
alternate key.
o Menghilangkan hubungan yang redundant
Digunakan untuk menekan jumlah model data.
o Menentukan dimensi waktu
Hubungan dimensi waktu adalah sangat penting ketika
mengakses redundant untuk menentukan situasi dari hubungan
model data entity.
Langkah 8. Validasi data model conseptual terhadap user transaksi.
Bertujuan
untuk
menjamin
bahwa
konseptual
data
model
mendukung kebutuhan transaksi pengguna. Dengan menggunakan model yang
telah di validasi tersebut, dapat digunakan untuk melaksanakan operasi secara
manual. Ada dua pendekatan yang mungkin untuk menjamin bahwa local
conceptual data model mendukung kebutuhan transaksi yaitu :
39
o Menggambarkan Transaksi.
Memeriksa seluruh informasi ( entitas, relasi, dan atribut )
yang diperlukan pada setiap transaksi yang disediakan oleh
model dengan mendokumentasikan penggambaran dari tiap
kebutuhan transaksi.
o Menggunakan Transaksi pathways.
Pendekatan ini untuk validasi model data terhadap
transaksi yang dibutuhkan termasuk representasi diagram jalur
yang digunakan oleh setiap transaksi langsung pada diagram
ER.
Langkah 9. Review data model conceptual dengan user.
Bertujuan untuk melihat kembali model data konseptual dan
memastikan bahwa data model tersebut sudah benar.
2.1.9.2 Perancangan Logikal/ Logical Database Design
Logical databasedesign adalah proses pembuatan suatu model
informasi yang digunakan pada perusahaan berdasarkan pada model data
yang spesifik, tetapi tidak tergantung dari database management system (
DBMS ) dan pertimbangan fisik lainnya.( Connolly, 2010, p467).
Tujuannya yaitu untuk mengubah data model conseptual menjadi data
model logical dan kemudian untuk memvalidasi model ini untuk
mengecheck apakah struktur nya sudah benar dan bisa untuk mensupport
kebutuhan transaksi.
40
Menurut Connolly ( 2010, p490) 7 langkah pembuatan logikal data model
adalah sebagai berikut :
-
Langkah 1. Penurunan relasi untuk logical data model.
Bertujuan membuat relasi untuk data model logical untuk
mempresentasikan entity, relasi, dan atribut – atribute yang telah
terindentifikasi. Adapun struktur adalah sebagai berikut :
•
Strong entity types.
Untuk setiap strong entity pada data model, membuat
sebuah relasi yang mana telah terdapat semua attribut yang
simple.
•
Weak entity types.
Untuk setiap weak entity pada data model, membuat
sebuah relasi yang mana telah terdapat semua attribut yang
simple.
•
One-to-many binary relationship types.
Untuk setiap 1:* binary relationship, semua entity yang
ada pada salah satu sisi relationship di design sebagai parent
entity dan entity yang ada pada banyak sisi di didesign sebagai
child entity.
41
•
One-to-one binary relationship types.
Membuat relasi yang mempresentasikan 1:1 sangat lebih
complex, as the cardinality tidak dapat digunakan untuk
membantu mengindentifikasi entity parent and child dalam
relationship. Cara membuat relasi yang mempresentasikan
partisipasi membangdingkan dengan :
a. Mandatory participation pada setiap sisi relasi 1:1.
Pada kasus ini entities yang terlibat harus di
kombinasi menjadi relasi dan memilih satu dari
primary keys dari entity yang asli untuk menjadi
primary key pada relasi yang baru.
b. Mandatory participation pada salah satu sisi relasi 1:1
Pada kasus ini entity parent dan child dapat
di
identifikasi
untuk
relasi
1:1
menggunakan
participation constraint.
c. Pilihan participation pada setiap sisi relasi 1:1
Pada kasus ini mendesign entity parent dan
child akan mendapatkan sedikit keputusan tentang
relasi yang dapat membantu untuk memutuskan
pilihan apakah menggunakan suatu jalan atau jalan
lainnya.
42
•
One-to- one recursive relationship type.
Untuk recursive relationship type hanya mengikuti
aturan – aturan untuk partisipasi sebagai gambaran relasi 1:1
sebelumnya.
•
Superclass / subclass relationship types.
Untuk setiap relasi superclass / subclass pada
konseptual data model, mengindentifikasi entity superclass
sebagai entity parent dan entity subclass sebagai entity anak.
•
Many-to-many binary relationship types.
Untuk setiap relasi binary, membuat relasi untuk
mempresentasikan yang menghubungkan dan termasuk semua
attribut yang menjadi bagian dari relasi.
•
Complex relationship types.
Membuat relasi untuk mempresentasikan relasi dan
termasuk setiap attribut yang menjadi bagian dari relasi.
•
Multi valued attributes.
Membuat relasi baru untuk mempresentasikan
multi valued attribute dan termasuk primary key dari entity
pada relasi baru yang berperan sebagai foreign key.
43
-
Langkah 2. Validasi relasi menggunakan normalisasi.
Validasi relasi pada model data logikal menggunakan
teknik normalisasi. Dengan menggunakan normalisasi, maka model
yang di hasilkan mendekati model dari kebutuhan perusahaan,
konsisten dan memiliki sedikit redudansi dan stabilitas yang
maksimum.
-
Langkah 3. Validasi user berdasarkan user transaksi.
Memastikan relasi dalam model data logikal telah
mendukung transaksi yang dibutuhkan. Bertujuan untuk menjamin
bahwa relasi dalam mode logikal tersebut mendukung user
requirement specification secara detail. Selain itu juga untuk
meyakinkan bahwa tidak ada kesalahan yang muncul sewaktu
membuat suatu relasi.
-
Langkah 4. Check Integrity Constraint.
Menentukan integrity constarints, dimana mencakup
pemeriksaan
kelengkapan
required
data,
attribute
domain
constraint, multiplicity, entity integrity, referential integrity, general
constraint.
-
Langkah 5. Review data model logical dengan User.
Pastikan user menyetujui model data logikal merupakan
representasi nyata terhadap persyaratan data perusahaan.
44
Langkah 6. Menggabungkan data model logical ke data model
-
global ( optional step ).
Untuk mengabungkan local logical data model kedalam
single global logical data model yang mempresentasikan semua
user views dalam database.
Langkah 7. Chek untuk pengembangan ke depan.
-
Menentukan apakah ada kemungkinan terjadi perubahan
yang besar di masa depan, dan menilai apakah model data logikal
dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
2.1.9.3
Perancangan Fisikal/ Physical Database Design
Physical database design adalah suatu proses untuk menghasilkan
gambaran dari implementasi basis data pada tempat penyimpanan,
menjelaskan dasar dari relasi, organisasi file dan indeks yang digunakan
untuk efisiens data dan menghubungkan beberapa integrit contraint dan
tindakan keamanan ( Connolly , 2010, p467).
Physical database design terdiri dari 6 langkah dan apabila dijabarkan akan
menjadi langkah 3 – 8 yaitu ( Connoly,2010,p523) :
45
A.
Menerjemahkan logical data model untuk DBMS target.
• Desain dasar relasi.
• Desain represntasi data.
• Desain general constraint.
B.
Desain organisasi file dan index.
• Analisa Transaksi.
• Memilih organisasion file.
• Memilih index.
• Memprediksi kebutuhan space disk.
C.
Desain user view.
D.
Desain mekanisme keamanan.
E.
Mempertimbangkan pengenalan pengontrolan redudancy.
F.
Monitor dan tune the operational system
Langkah 3. Menerjemahkan logical data model untuk DBMS target.
Bertujuan untuk menghasilkan skema baris data relasional dalam
global logical data model yang dapat di implementasikan ke DBMS.
Penerjemahan global logical data model untuk target DBMS terdiri dari 3
langkah. Langkah tersebut adalah :
46
Langkah 3.1 Desain dasar relasi.
Untuk memutuskan bagaimana cara merepresentasikan dasar relasi
yang telah terindentifkasi pada logical data model dalam DBMS targert.
Langkah 3.2 Desain representasi data yang ada.
Untuk memutuskan bagaimana cara mempresentasikan data yang
ada pada logical data model dalam target DBMS.
Langkah 3.3 Desain general Constraint.
Untuk mendesain general constraint untuk target DBMS.
Langkah 4 Desain organisasi file dan index.
Membedakan file organisasi optimal untuk menyimpan relasi dasar
dan index yang mana membutuhkan persetujuan pertunjukan pencapaian
yang merupakan jalan dimana relasi dan tuples akan di pegang dalam
penyimpanan secondary. Aktivitas – aktivitas yang terjadi pada langkah 4
adalah sebagai berikut :
Langkah 4.1 Analisa Transaksi.
Mengerti akan fungsi dari transaksi yang mana akan berjalan pada
database dan untuk menganalisa transaksi yang penting.
Langkah 4.1 Memilih organisation file .
Untuk membedakan sebuah file organisasi untuk setiap relasi dasar.
47
Langkah 4.2 Memilih index.
Untuk membedakan apakah index tambahan akan meningkatkan
system perfomance.
Langkah 4.3 Memprediksi kebuthan space disk.
Untuk memprediksi banyaknya disk space yang akan dibutuhkan
oleh database.
Langkah 5 Desain user view.
Untuk mendesain user views yang telah di indentifikasi selama
permintaan collection dan menganalisis stage dari pengembangan database
lifecycle.
Langkah 6 Desain mekanisme keamanan.
Mendesain mekanisme security untuk database sebagai petunjuk
oleh user selama permintaan dan pengumpulan stage pada saat
pengembangan database lifecycle.
Langkah 7 Mempertimbangkan pengenalan pengontrolan redudancy.
Pada langkah physical database design ini mempertimbangkan
denormalisasi skema relational untuk meningkatkan performa. Hasil dari
normalisasi adalah perancangan basis data logikal secara structural,
konsisten, dan menekan jumlah redudansi.
48
Faktor yang perlu di pertimbangkan adalah :
•
Denormalisasi membuat implementasi lebh kompleks.
•
Denormalisasi selalu mengorbankan flexibilitas.
•
Denormalisasi akan membuat cepat dalam retrieve data tetapi
lambat dalam update.
Ukuran performa dari suatu perancangan basis data dapat dilihat
dari sudut pandang tertentu yaitu melalui pendekatan efisiensi data
(Normalisasi) atau pendekatan efisiensi proses ( Denormalisasi ). Efisiensi
data dimaksudkan untuk meminimalkan kapasistas disk, dan efisiensi proses
dimaksudkan untuk mempercepat proses saat retrieve data dari basis data.
Langkah 8 Monitor dan tune the operational system.
Bertujuan untuk memonitor sistem operasi, meningkatkan
performa
dan
menentukan
perancangan
sistem
yang
tepat
atau
menggambarkan perubahan kebutuhan.
2.2
Teori - Teori Khusus
2.2.1
Microsoft SQL Server
SQL merupakan kependekan dari Structured Query Language (Bahasa
Query Terstruktur). SQL lebih dekat dengan DML dari pada DDL. Namun tidak berarti
SQL tidak menyediakan perintah DDL. SQL lebih menekankan pada aspek pencarian
dari dalam tabel. Aspek pencarian ini sedemikian penting karena di sinilah sebenarnya
inti dari segala upaya kita melakukan pengelolaan data. Data dalam basis data
49
diorganisasi sedemikian rupa dengan tujuan untuk memudahkan pencarian di kemudian
hari.
Sebagai sebuah bahasa, SQL telah distandarisasi dan mengalami
beberapa perubahan atau penyempurnaan. SQL muncul pertama kali pada tahun 1970
dengan nama SEQUEL( Connolly , 2010, p185). Standarisasi yang pertama dibuat pada
tahun 1986 oleh ANSI (American National Standards Institute) dan ISO (International
Standard Organization), yang disebut SQL-86. Pada tahun 1989 SQL-86 diperbaharui
menjadi SQL-89. Standar terakhir yang dibuat adalah pada tahun 2008 yaitu SQL:2008 (
Connolly , 2010, p186)
Microsoft SQL Server ialah salah satu produk Relational Database Management
System (RDBMS) populer saat ini. Fungsi utamanya ialah sebagai server dari sebuah
database yang mengatur semua proses penyimpanan data dan transaksi suatu aplikasi.
Dalam DBMS seperti MS SQL Server biasanya tersedia paket bahasa yang
digunakan untuk mengorganisasi basis data yang ada, yaitu Data Definition Language
(DDL) dan Data Manipulation Language (DML).
Data Definition Language (DDL).
Data Definition Language (DDL) adalah satu paket bahasa DBMS yang berguna
untuk melakukan spesifikasi terhadap skema basis data. Hasil kompilasi dari DDL
adalah satu set tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut Data
Directory/Dictionary. Secara umum perintah perintah dalam DDL berhubungan dengan
50
operasi-operasi dasar seperti membuat basis data baru, menghapus basis data, membuat
tabel baru, menghapus tabel, membuat indeks, mengubah struktur tabel. Contoh perintah
DDL misalnya, Create Table, Create Index, Alter, dan Drop Database.
Data Manipulation Language
Data Manipulation Language (DML) adalah satu paket DBMS yang
memperbolehkan pemakai untuk mengakses atau memanipulasi data sebagaimana yang
telah diorganisasikan sebelumnya dalam model data yang tepat.
2.2.2 Visual Basic 6.0
Menurut Ir.Pamungkas ( 2001, v ) Visual Basic merupakan bahasa pemograman
tercepat dan termudah untuk membuat suatu aplikasi dalam microsoft windows. Dengan
menggunakan metode Graphical User Interface ( GUI ), Visual Basic memudahkan
pemogram untuk berinteraksi langsung dengan elemen – elemen untuk setiap bentuk
pemograman.
Visual Basic dibuat dengan pengembangan sebagai langkah pengembangan
untuk menyesuaikan BASIC ( Beginner All-Purpose Symbolic Instruction Code ) yang
berbasis DOS yang tidak mempunyai kemampuan menggunakan metode GUI dalam
basis Windows.
Sebagai program yang berbasis windows, Visual Basic mempunyai kemampuan
untuk berinteraksi dengan seluruh aplikasi windows, seperti Mirosoft Word , Microsoft
Excel, Microsoft Accsess, dan sebagainya.
51
Dengan kemampuannya yang hampir tidak terbatas, Visual Basic dapat
digunakan untuk semua aplikasi pemograman dan dapat membuat aplikasi yang mirip
seperti aplikasi windows yaitu : Word atau Excel, ataupun game, Multimedia, Program
penghitungan, dan sebagainya.
Seiring dengan perkembangan komputer, Visual Basic secara bertahap terus
disempurnakan untuk mengikuti kebutuhan modernisasi yang semakin meninggi.
2.3
Teori – Teori Pendukung
2.3.1
Pengertian Administrasi
Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan
penyelengaraan kebijakan untuk mencapai tujuan. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002, p9).
Administrasi didefinisikan sebagai keseluruhan proses kerjasama antara
dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Unsur-unsur yang
mendukung administrasi ialah:
1. Dilakukan oleh dua orang atau lebih.
2. Memiliki tujuan.
3. Memiliki tugas yang hendak dilaksanakan.
4. Memiliki Peralatan dan perlengkapan.
(Siagian, 1998, p3).
Download