BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan instrumen utama penerimaan negara, ini terlihat dari
jumlah prosentase dan nilainya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 penerimaan pajak naik sebesar 12% per
tahun dan pada tahun ini pemerintah menargetkan penerimaan pajak naik
30,26% dari tahun sebelumnya. Guna mencapai target tersebut pemerintah
harus melakukan terobosan pada kebijakan fiskal untuk mendukung
penerimaan negara. Dari penerimaan atas pajak itu sendiri digunakan untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah dan mengatur kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi yang pada akhirnya untuk
mensejahterakan masyarakatnya. Adapun target penerimaan pajak untuk
tahun 2015 sebesar Rp 1.379.991,6 Miliar. Data tersebut tercantum pada Nota
Keuangan Rancangan Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (RAPBNP). Untuk mencapai target tersebut pemerintah sebagai fiskus harus
meningkatkan kesadaran kewajiban perpajakan kepada warga negara
khususnya yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif perpajakan.
Kita ketahui bersama salah satu kewajiban sebagai warga negara yang
baik adalah membayar pajak, dikatakan baik karena kewajiban perpajakan
adalah sebagai wujud nyata peran aktif masyarakat dalam membiayai
pembangunan dan sebagai salah satu semangat kegotong royongan nasional.
Kewajiban perpajakan itu sendiri terdiri dari kewajiban mendaftarkan diri
sebagai wajib pajak, menghitung atau memotong, menyetor, melaporkan
1
pajak yang terutang dan tidak lupa untuk mengarsipkannya . Sarananya pun
telah disediakan oleh fiskus untuk memenuhi kewajiban tesebut seperti untuk
menyetorkan pajak telah disediakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan untuk
melaporkan pajak telah disediakan Surat Pemberitahuan (SPT).
Pajak sendiri memiliki banyak pengertian salah satunya adalah iuran
wajib yang dibayarkan oleh wajib pajak kepada negara yang memiliki sifat
memaksa yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jenis pajak sendiri ada yang
dipungut oleh pemerintah pusat ada juga yang dipungut oleh pemerintah
daerah.
Salah satu jenis pajak pusat adalah Pajak Penghasilan yang sering
disingkat PPh. Pajak Penghasilan itu sendiri terbagi dalam beberapa jenis
tergantung subjek pajak dan objek pajak yang dikenakan.
Di dalam praktik sendiri misalkan di Bali yang merupakan daerah
pariwisata banyak hotel yang berdiri untuk menunjang akomodasi tempat
wisata tersebut. Setiap daerah pariwisata yang ada di Bali pasti memiliki
Hotel baik itu dari kelas melati hingga kelas berbintang. Ditinjau secara
yuridis Hotel menurut keputusan Menteri Parpostal no. Km 94/HK 103/
MPPT 1987 adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian
atau seluruhnya bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan
minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara
komersial. Hotel memberikan banyak kemudahan-kemudahan selama kita
menikmati liburan di tempat wisata.
2
Aktivitas operasional hotel untuk menjalankan operasionalnya pastinya
akan timbul biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan. Dari biaya-biaya tersebut tentunya menimbulkan kewajiban
perpajakan seperti atas jasa kebersihan atau cleaning service dan penggunaan
hak atas nama merk jasa.
Jasa kebersihan atau cleaning service pada umumnya merupakan biaya
rutin yang timbul setiap periodenya, jasa ini dibutuhkan untuk menjaga
kebersihan dan menjaga kenyamanan hotel. Secara umum definisi cleaning
service adalah memberikan pelayanan kebersihan, kerapihan dan hygenisasi
dari sebuah gedung atau bangunan baik indoor ataupun outdoor sehingga
tercipta suasana yang nyaman dalam menunjang aktifitas sehari-hari sebagai
tujuan jangka pendeknya, dan sebagai tujuan jangka panjangnya adalah untuk
mempertahankan life of time semua benda yang termasuk dalam lingkup kerja
cleaning service tersebut. Program kerja yang biasanya dilakukan oleh
pemberi jasa cleaning service adalah pengelapan, menyapu, mengepel,
melakukan pengisian toilet supplies dan membuang sampah. Lokasi yang
biasanya dibersihkan adalah office room, stair case, tangga darurat, lobby,
Dinding darurat, roof, parking area, balcony, pantry, post security, toilet,
Teras. Sedangkan biaya untuk royalti pada hotel timbul karena penggunaan
merek jasa hotel untuk membedakan jasa perhotelan satu dengan yang
lainnya, mempermudah alat promosi sehingga pelanggan cukup mengenal
dengan mereknya, dan sebagai jaminan mutu atas jasanya.
3
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pasal 23 atas jasa cleaning service
dan pajak penghasilan pasal 26 atas royalti pada Hotel X di Denpasar ”.
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.2.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam laporan ini adalah untuk meneliti
pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pasal 23 atas jasa cleaning
service dan pajak penghasilan pasal 26 atas royalti pada Hotel X di
Denpasar.
1.2.2
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu :
1) Manfaat Teoretis
Penulisan penelitian tugas akhir ini diharapkan dapat digunakan
sebagai ilmu tambahan pengembangan wawasan dalam perkuliahan
sehingga
mahasiswa
dapat
lebih
mengetahui
penerapan
perhitungan, penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan pasal 23
atas jasa cleaning service dan pajak penghasilan pasal 26 atas
royalti.
2) Manfaat Praktis
Penulisan penelitian tugas akhir ini diharapkan dapat dijadikan
referensi serta memberikan pertimbangan dalam penerapan
pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pasal 23 atas jasa
4
cleaning service dan pajak penghasilan pasal 26 atas royalti pada
hotel.
1.3 Sistematika Penulisan
Berikut penjabaran mengenai masing-masing bab:
Bab I
Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II
Kajian Pustaka
Pada bab ini membahas mengenai beberapa teori yang menunjang
akan digunakan untuk memperjelas pembahasan yang akan
dilakukan mengenai pemenuhan kewajiban pajak penghasilan 23 dan
pajak penghasilan pasal 26 sebuah hotel.
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini disajikan mengenai lokasi penelitian dilakukan, objek
yang diteliti dalam penelitian ini, jenis dan sumber data yang
digunakan, metode pengumpulan data yang digunakan dan teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.
Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum hasil penelitian
dan pembahasan lebih jelas mengenai penelitian yang dilakukan.
5
Bab V Simpulan dan Saran
Pada bab ini disajikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan
menyajikan saran-saran dari hasil penelitian sebagai bahan
pertimbangan yang bisa berguna bagi perusahaan di masa yang akan
datang serta orang-orang yang terkait di dalamnya.
6
Download