sudiran - ejurnal untag samarinda

advertisement
PENGARUH KEPEMIMPINAN PATERNALISTIK TERHADAP
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TOKO RIDO JAYA
SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR
Aditya Nugraha
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan paternalistik terhadap peningkatan prestasi kerja di Toko Rido
Jaya di Samarinda, Kalimantan Timur yaitu tinggi dan rendahnya peningkatan
prestasi kerja di toko tersebut diduga disebabkan oleh gaya gaya kepemimpinan.
Oleh karena itu peneliti mengemukakan hipotesis “Diduga jika pemimpin di
Toko Rido Jaya Samarinda mampu menerapkan kepemimpinan paternalistik
maka produktivitas Kerja akan meningkat”.
Penelitian dilakukan terhadap para pegawai dan atau pelanggan melalui
dua variable, yakni gaya kepemimpinan paternalistik sebagai Independent
Variable dan prestasi kerja sebagai Dependent Variable. Untuk mendapatkan
data tersebut digunakan teknik kuesioner yang disampaikan kepada 20 (dua
puluh) orang responden yang merupakan populasi penelitian ini, sebab dalam
penelitian ini tidak digunakan sampel karena penelitian populasi atau secara
sensus.
Berdasarkan analisis statistik dengan rumus korelasi product moment
maka diketahui harga r = 0,576 yang berarti termasuk kategori korelasi sedang
(cukup), artinya terdapat signifikansi antara gaya kepemimpinan paternalistik
peningkatan prestasi kerja di Toko Rido Jaya di Samarinda, Kalimantan Timur.
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis, peneliti melakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan rumus t-test, dari prestasi kerja pengujian maka
diketahui bahwa pada tingkat kepercayaan 0,01 untuk tes satu sisi dan 0,02
untuk tes dua sisi ternyata nilai t-tabel adalah = 2,528 sedangkan nilai t-hitung =
13,433 yang berarti lebih besar t-hitung dari t-tabel, sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis yang dikemukakan diterima atau terbukti, dengan kata lain gaya
kepemimpinan paternalistik mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingginya
peningkatan prestasi kerja di Toko Rido Jaya di Samarinda, Kalimantan Timur.
Keywords : Toko Ridho Jaya dan Peningkatan Produktivitas Kerja
ii
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Para pelaku bisnis bekerja keras agar usahanya memperoleh keuntungan
yang besar melalui pengelolaan usaha yang tepat. Mereka harus mengelola
sumber daya manusia atau human capital, keuangan, bahan-bahan atau
material, peralatan, serta metode. Singkatnya seorang manajer bisnis harus
mengelola 5 (lima) M yaitu man, money, meterial, machine and method.
Peningkatan produktivitas kerja pada sebuah usaha yang profesional sebenarnya
tidak semata-mata dipengaruhi oleh tersedianya fasilitas yang cukup, tetapi
sangat ditentukan oleh kinerja yang handal dalam mencapai tujuan. Membangun
sebuah kinerja yang merupakan kerja sama dalam memberikan pelayanan
kepada konsumen hanya akan terwujud manakala seorang pimpinan atau
pemimpin mempunyai metode yang tepat dalam pengelolaan. Peneliti ingin
mencoba untuk mengetengahkan suatu konsep. Ada beberapa macam gaya
kepemimpinan antara lain gaya komando, gaya paternalistik dan sebagainya.
Pada kesempatan ini peneliti akan meneliti tentang kepemimpinan yang bersifat
kebapakan atau paternalistik terhadap stafnya. Peningkatan produktivitas kerja
merupakan parameter dari keberhasilan suatu usaha jika dibandingkan dengan
jumlah tenaga, biaya dan waktu yang tersedia. Dengan model kepemimipinan
paternalistik diyakini akan meningkatkan produktivitas kerja indikasinya
manakala di suatu bisnis tumbuh semangat kerja yang tinggi, yang akan
melahirkan mekanisme kerja yang efektif dan efisien sehingga bermuara pada
kondisi besarnya peningkatan produktivitas penjualan. Dengan kata lain
produktivitas kerja adalah mutlak dan bersifat profesional sehingga penentu
peningkatan produktivitas kerja itu terjadi manakala sinergi antara pegawai dan
pelanggan yang berakumulasi dalam sistem kepemimpinan. Bagi seorang
pemimpin sebuah usaha bisnis yang biasanya adalah pemilik usaha tersebut
harus menempatkan diri tidak sebagai bos besar tetapi sebagai bapak terhadap
anaknya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka mencapai
tujuan. Dari sini kepemimpinan paternalistik sangat diperlukan, terlebih
produktivitas kerja harus dipertanggungjawabkan. Pengambilan tempat
penelitian di dunia usaha adalah menyesuaikan dengan era sakarang yaitu era
kewirausahaan yang terus digalakkan oleh pemerintah sehingga muncul
wirausahawan baru yang lebih banyak dan lebih berkualitas. Dari latar belakang
di atas maka peneliti akan meneliti “Pengaruh Kepemimpinan Paternalistik
Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pada Toko Rido Jaya Samarinda
Kalimantan Timur ”.
B. Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, “Apakah
kepemimpinan paternalistik berpengaruh terhadap produktivitas kerjadi di
Toko Rido Jaya Samarinda, Kalimantan Timur”.
ii
iii
II.KERANGKA DASAR TEORI
A Kepemimpinan Paternalistik
Sebelum peneliti mengemukakan teori dan konsep kepemimpinan
paternalistik yang merupakan indepedent variable pada penelitian ini, terlebih
dahulu akan diketengahkan beberapa hal tentang kepemimpinan paternalistik
yang pengertian berkorelasi terhadap produktivitas suatu pekerjaan, antara lain
oleh Hasibuan (1991:22) bahwa:
“Pendekatan paternalistik (paternalistic approach) manajer dalam
kepemimpinanya untuk mengarahkan bawahannya bertindak sebagai bapak
terhadap anak-anaknya. Para bawahan diperlakukan sebagai anak-anaknya. Para
bawahan diperlakukan oleh pimpinan dianggap sebagai anak-anaknya, misalnya
diberinya pinjaman uang, kafetaria, koperasi dan lain-lainnya. Segi positif dari
paternalistik adalah bahwa merasa dihargai dan dicukupi sehingga mereka
bekerja dengan sungguh-sungguh”.
B. Produktivitas kerja
Setiap usaha yang dilakukan oleh kebanyakan organisasi terutama bisnis
pada dasarnya selalu mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai dengan cara
yang efisien dan efektif. Untuk itu tidak saja menuntut tersedianya modal atau
sarana yang memadai tetapi juga menuntut tersedianya tenaga kerja yang
berkemampuan tinggi, produktif dan terampil.
Menurut Ravianto (1985:20) menjelaskan sebagai berikut: “Produktivitas kerja
adalah ukuran efisiensi dengan mana modal materiil, peralatan dan tehnologi,
manajemen, sumber daya manusia, informasi dan waktu yang digunakan untuk
memproduktivitaskan barang dan jasa”.
C. Hipotesis
Sebelum peneliti menemukan hipotesis dalam penelitian penelitian ini
terlebih dahulu peneliti sajikan beberapa teori tentang hipotesis itu sendiri.
menurut Winarno Sur (1985:39) mengemukakan pendapatnya
bahwa:“Sebuah hipotesis adalah perumusan jawaban sementara terhadap suatu
permasalahan, yang dimaksud sebagai tuntutan sementara dalam penyelidikan
untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Hipotesis-hipotesis ini ditarik atau
dijabarkan dari postulat-postulat dan hipotesis tersebut tidak perlu selalu
merupakan jawaban yang dianggap mutlak benar atau yang harus dapat
dibenarkan oleh penyelidikan walaupun selalu dapat diharapkan terjadi
demikian”.
Berdasarkan pengertian hipotesis tersebut di atas maka hipotesis
merupakan suatu dugaan prasangka atau perkiraan dan kesimpulan yang
dianggap benar yang sifatnya sementara, maka dugaan prasangka atau perkiraan
ini perlu dibuktikan kebenarannya.
Dalam penelitian ini peneliti mengemukakan sebuah hipotesis: “Diduga
jika seorang pemimpin mampu menerapkan kepemimpinan paternalistik, maka
produktivitas kerja akan meningkat”.
iii
iv
III.METODOLOGI PENELITIAN
A Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian ini adalah di Samarinda, Kalimantan Timur, sedangkan
obyek penelitiannya di Toko Rido Jaya Samarinda, Kalimantan Timur.
B. Teknik Sampling
Sesuai dengan judul yang dikemukakan dalam penelitian ini yang
lokasinya di mana yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai
yang bekerja dan beberapa pelanggan di Toko Rido Jaya Samarinda, Kalimantan
Timur. Dengan demikian jumlah populasinya sebanyak 20 (dua puluh) orang,
oleh karena jumlahnya tidak terlalu banyak, peneliti tidak menggunakan sampel
atau dapat disebut dengan penelitian populasi (sensus), karena semua populasi
dijadikan obyek penelitian.
C. Jenis Penelitian dan Gejala yang Dihadapi
Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian verifikatif, yakni
penelitian mencari hubungan sebab akibat dari kedua variabel yang diamati.
Penelitian verifikatif diperlukan pengujian hipotesis.
Sedangkan gejala yang dihadapi dalam hal ini adalah gejala nominal
(jumlah) dan gejala kontinum (kuaitas), terutama yang berkaitan dengan data
kepemimpinan paternalistik dan produktivitas penjualan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan teknik
pengumpulan data maka dalam pengumpulan data digunakan dua macam
metode, yakni library Research dan Field Work
Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama
sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua yaitu
dari laporan, catatan dan sejenisya. Sumber data primer diperoleh dari beberapa
yang peneliti anggap mengetahui, untuk ini peneliti melakukan wawancara dan
penyampaian kuesioner.
E. Teknik Pengukuran data
Metode dan teknik pengukurannya digunakan pula dua cara, yakni:
1. Menggunakan perhitungan kuantitas, artinya semua data yang ditemui
dihitung secara nominal berdasarkan jumlahnya, misalnya data jumlah
anggota/peserta kegiatan dan lain sebagainya.
2. Menggunakan perhitungan kualitas, artinya karena datanya bergejala
kontinum dan tidak bisa diukur secara kuantitas, maka digunakan sistem
perskalaan. Dalam hal ini digunakan skala Likert, artinya pertanyaan yang
diajukan kepada responden sudah disediakan jawaban secara alternatif,
kemudian setiap tingkat jawaban diberi skor tertentu, yakni dari skor
iv
v
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisa yang dipakai adalah korelasi Product Moment Pearson,
yang mana dipergunakan karena diasumsikan data yang diperoleh peneliti,
antara lain:
1. Data berdistribusi Normal.
2. Variabel yang dihubungkan mempunyai data linear (saling berhubungan).
3. Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama dari subyek
yang sama pula (variasi skor variabel yang dihubungkan harus sama).
4. Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio
(menggunakan skala Likert).
Pada korelasi Product Moment Pearson r-hitung akan dibandingkan
dengan r-tabel untuk mengetahui bahwa valid atau tidaknya nilai r dalam
mengukur hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Untuk membaca rtabel Product Moment Pearson menggunakan acuan:
(df) = N – 2
Dimana :
df = Nilai r-tabel Product Moment Pearson
N = Jumlah Responden
Apabila r-hitung < r-tabel maka data dianggap tidak valid dan sebaliknya jika rhitung > r-tabel maka data dianggap valid.
Nilai r tidak mempunyai satuan atau dimensi. Tanda “+” atau “-“ hanya
menunjukkan arah hubungan. Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah –1.
Nilai r = +1 menunjukkan hubungan positif sempurna, sedangkan nilai r = –1
menunjukkan hubungan negatif sempurna.Adapun rumus analisisnya menurut
Sudjana (1983:33), berikut ini:
Dimana:
r = Korelasi
N = Jumlah Responden
X = Nilai Kepemimpinan Partisipatif
Y = Nilai Produktivitas Kerja Pegawai
Selanjutnya setelah ditemukan harga r, maka dapat dilakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan rumus test (kunci t) Sutrisno Hadi (1983: 78),
dengan rumus:
v
vi
Apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel, berarti hipotesis yang diajukan
diterima dan bila keadaan menunjukkan sebaliknya, maka hipotesis ditolak.
Sedangkan penelitian ini mencari pengaruh atau signifikansi antara kedua
variabel yang diamati.
IV.PENYAJIAN DATA
A. Kepemimpinan Paternalistik
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa yang
menjadi independent variable (gejala bebas) skripsi ini adalah kepemimpinan
Paternalistik.
Tabel 4.1. Jawaban Responden Tentang Kepemimpinan Paternalistik Toko Rido
Jaya Samarinda, Kalimantan Timur Tahun 2014
No. Responden
A
B
C
D
Jumlah Rata-rata
1
8
6
0
0
14
3.50
2
8
6
0
0
14
3.50
3
0
9
2
0
11
2.75
4
0
9
2
0
11
2.75
5
4
6
2
0
12
3.00
6
4
9
0
0
13
3.25
7
0
9
2
0
11
2.75
8
0
6
4
0
10
2.50
9
0
9
2
0
11
2.75
10
0
12
0
0
12
3.00
11
4
6
2
0
12
3.00
12
0
12
0
0
12
3.00
13
4
9
0
0
13
3.25
14
0
9
2
0
11
2.75
15
4
3
4
0
11
2.75
16
0
12
0
0
12
3.00
17
4
9
0
0
13
3.25
vi
vii
No. Responden
A
B
C
D
Jumlah
Rata-rata
18
8
6
0
0
14
3.50
19
4
9
0
0
13
3.25
20
4
6
2
0
12
3.00
Sumber: Hasil Kuesioner
B. Produktivitas Kerja
1. Produktivitas kerja penjualan Toko Rido Jaya Samarinda, Kalimantan
Timur, yakni produktivitas penjualan yang telah dicapai oleh seluruhnya
untuk mencapai tujuan bisnis dalam hal ini adalah hasil penjualan di Toko
Rido Jaya guna menunjang usahanya sebagai dependent variable
penelitian ini, maka produktivitas penjualan di Toko Rido Jaya diukur
adalah tingkat produktivitas penjualan dibandingkan dengan jumlah
tenaga, tingkat produktivitas penjualan dibandingkan dengan waktu yang
dipergunakan, tingkat produktivitas penjualan dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkan dan tingkat produktivitas penjualan dibandingkan
dengan target yang ditetapkan.
Tabel 4.2. Jawaban Responden Tentang Produktivitas Penjualan Toko Rido Jaya
Samarinda, Kalimantan Timur Tahun 2014
No. Responden
A
B
C
D
Jumlah
Rata-Rata
1
12
24
0
0
36
3.27
2
12
24
0
0
36
3.27
3
8
27
0
0
35
3.18
4
4
30
0
0
34
3.09
5
12
24
0
0
36
3.27
6
12
24
0
0
36
3.27
7
8
27
0
0
35
3.18
8
4
30
0
0
34
3.09
9
4
30
0
0
34
3.09
10
12
24
0
0
36
3.27
11
20
18
0
0
38
3.45
12
16
21
0
0
37
3.36
13
4
30
0
0
34
3.09
vii
viii
14
8
27
0
0
35
3.18
15
8
27
0
0
35
3.18
16
4
30
0
0
34
3.09
17
20
18
0
0
38
3.45
18
20
18
0
0
38
3.45
19
16
21
0
0
37
3.36
20
8
27
0
0
35
3.18
Sumber: Hasil Quisioner
V.ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Analisis Data
maka dapat digunakan rumus korelasi untuk mencari tingkat hubungan
kedua variabel yang diamati sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa nilai r-hitung sebesar 0,576 dan jika
dibandingkan denga nilai r-tabel dengan acuan df = N-2 dengan taraf signifikansi
 = 0,01 untuk tes satu sisi atau 0,02 untuk tes dua sisi diketahui nilai r-tabel =
0,516.
Dengan demikian r-hitung lebih besar dari r-tabel yakni r-hitung = 0,576  rtabel = 0,516, maka dikatakan data yang digunakan merupakan data yang valid.
Bila nilai r-hitung diinterpretasikan berdasarkan tabel kriteria interpretasi Nilai r
Product Moment Pearson maka interpretasinya adalah terdapat korelasi sedang
(cukup) antara kepemimpinan paternalistik dengan produktivitas penjualan Toko
Rido Jaya Samarinda.
viii
ix
B. Pengujian Hipotesis
Selanjutnya untuk mencari ada atau tidaknya pengaruh kepemimpinan
paternalistik dengan produktivitas penjualan, maka dilakukan pengujian
hipotesis dengan rumus kunci t yakni:
Menurut produktivitas uji dengan t-test di atas, maka t-hitung = 13,433.
Sedangkan bila dikonsultasikan dengan tabel distribusi t, maka diketahui t-tabel
pada daerah bebas (db) 20 dengan taraf signifikansi  = 0,01 untuk tes satu sisi
atau 0,02 untuk tes dua sisi ternyata t-tabel = 2,528.
Dengan demikian t-hitung lebih besar dari t-tabel yakni t-hitung = 13,433
 t-tabel = 2,528. Berarti hipotesis yang diajukan diterima, karena terdapat
signifikansi (keberartian) antara kepemimpinan paternalistik dengan
produktivitas penjualan di Toko Rido Jaya Samarinda, Kalimantan Timur.
Dengan kata lain kepemimpinan paternalistik yang dilaksanakan pada
penjualan di Toko Rido Jaya Samarinda, Kalimantan Timur mempunyai pengaruh
terhadap tingkat produktivitas kerja/penjualan. Maksudnya hipotesis alternatif
diterima dan hipotesis nihil ditolak.
VI.P E N U T U P
A. Kesimpulan
Berdasarkan penyajian data dana analisis data serta pengujian hipotesis
yang telah disebutkan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
A. Kepemimpinan paternalistik
a. Pimpinan sebagai bapak yang melindungi anak-anaknya dalam keseharian
maupun pada saat-saat penting agar anak buah menjadi semangat,
tenteram dan percaya diri meningkat.
b. Staf sebagai anak-anaknya yang dibimbing dalam kerjanya agar tidak
keliru dan tetap pada jalurnya sehingga bisnis Toko berjalan baik.
c. Memberikan fasilitas, insentif, bonus kepada anak buahnya agar
pekerjaan tidak terkendala. Sekecil apapun insentifakan meningkatkan
produktivitas penjualan.
ix
x
d. Membantu bawahan jika mendapat kesulitan dalam menyelesaikan
persoalan agar kesulitan yang dihadapi segera selesai sehingga tidak
mengganggu jalannya penjualan di Toko.
B. Produktivitas penjualan
a. Tingkat produktivitas penjualan dibandingkan dengan jumlah tenaga yang
tidak seimbang karena jumlah yang terbatas tetapi produktivitas sangat
tinggi.
b. Tingkat produktivitas penjualan dibandingkan dengan waktu yang
dipergunakan dengan jumlah waktu yang tersedia tidak sebanding
dengan produktivitas yang diraih sehingga Toko ini sangat efisien dengan
waktu terbatas tetapi produktivitas sangat tinggi.
c. Tingkat kerja dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan dengan jumlah
biaya yang tersedia tidak sebanding dengan produktivitas yang diraih
sehingga Toko ini sangat efisien dengan biaya terbatas tetapi
produktivitas sangat tinggi.
d. Tingkat produktivitas penjualan dibandingkan dengan target yang
dikeluarkan dengan jumlah sumberdaya yang terbatas dengan
produktivitas yang diraih sangat tinggi.
C. Dengan kepemimpinan paternalististik dibandingkan dengan dengan
produktivitas yang diraih sehingga Toko ini sangat efisien yaitu dengan biaya
terbatas tetapi produktivitas sangat tinggi dapat dijelaskan seperti dibawah
ini:
a. Hubungan antara kepemimpinan paternalistik dengan produktivitas
penjualan penjualan di Toko Rido Jaya Samarinda, Kalimantan Timur
dapat dilihat dari nilai r, di mana r = 0,576 yang berarti memiliki korelasi
sedang (cukup), artinya terdapat korelasi kausalitas atau hubungan sebab
akibat antara kedua variabel yang diamati, artinya terdapat siginifikansi
antara kepemimpinan paternalistik dengan produktivitas penjualan yang
telah dicapai.
b. Pengujian hipotesis produktivitas dengan menggunakan t-test, maka
diperoleh angka t-hitung = 13,433 sementara angka t-tabel pada tingkat
percayaan 0,01 = 2,528. Dengan demikian lebih besar t-hitung daripada ttabel,
berarti
hipotesis
yang
menyatakan
kepemimpinan
Paternalistik/kebapakan berpengaruh terhadap tingginya produktivitas
penjualan terbukti.
B.Saran-saran
Sebagai penutup penelitian ini peneliti akan menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut:
a. Kepada pimpinan penjualan di Toko Rido Jaya Samarinda, Kalimantan
Timur, diharapkan agar terus mengembangkan gaya kepemimpinan
paternalistik, karena gaya kepemimpinan paternalistik semacam ini lebih
demokratis dan merupakan tuntutan jaman dan sangat sesuai dengan era
reformasi ini.
b. Kepada seluruh karyawan disarankan agar dapat menempatkan diri
secara proporsional dalam suatu kondisi kepemimpinan paternalistik.
x
xi
DAFTAR PUSTAKA
Alfirady dkk, 2006, Siasat, Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, Unversitas Islam Riau,
Pakanbaru.
Hadi Sutrisno, 2000, Metodologi Research Untuk Penelitian Paper, Skripsi, Thesis,
Desertasi, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Kartono, Kartini, 2000 Pimpinan dan Gaya kepemimpinan, CV. Rajawali, Jakarta.
Nawawi , Hadari , 2003 , Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi ,Gajahmada
University Press, Yogyakarta
Singarimbun Masri dan Effendi Sofian, 1999, Metodologi Penelitian Survey. LP3
ES, Jakarta.
Siagian F Sondang, 1994, Peranan Staf Dalam Manajemen, PT. Gunung Agung,
Jakarta.
Sugiyono, Prof. Dr., 2007, Metode Penelitian Administasi, Alfabeta, Bandung.
Surachmad , Winarno, 2000, Research Pengantar Metodologi Ilmiah, CV. Tarsito,
Bandung.
Thoha, Miftah, 2003 , Gaya kepemimpinan Paternalistik dan Manajemen Suatu
Pendekatan Prilaku, CV. Rajawali, Jakarta.
Trimo, 1995, Analisa Gaya kepemimpinan, Angkasa, Bandung
Winardi, 1983, Azas Azas Manajemen, Alumni, Bandung.
xi
13
Download