ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PIUTANG

advertisement
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
1
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PIUTANG
PADA PT GAMA INTI SAMUDERA
Natalia Nur Afifah *)
[email protected]
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Narotama
ABSTRACT
Implementation policies that give rise to the account receivables have some risks such as
late of receivables payment and uncollectible of receivables. Therefore, the company or
management requires an internal control system to minimize these risks. A problem
encountered in this research is whether the internal control system over account
receivables in PT Gama Intisamudera is in accordance with the SPAP (Professional
Standard of Accountant Public). This research has the objective to determine the
implementation of the internal control system over account receivables at PT Gama
Intisamudera is appropriate or not to SPAP (Professional Standard of Accountant Public).
Methods of research used qualitative research methods and case study methods.
Based on the analysis in this research found that the internal control system at PT Gama
Intisamudera not in accordance with the SPAP. This is because the elements of the
internal control system, such as the control environment, risk assessment, control
activities, and monitoring the company does not run in accordance with the elements
described in SPAP. However, elements of information and communication run in
accordance with the elements described in SPAP.
Key Words : Internal Control System, Account Receivables
ABSTRAK
Penerapan kebijakan yang menimbulkan piutang mempunyai beberapa resiko, yaitu
keterlambatan dalam pembayaran piutang dan piutang tak tertagih. Oleh karena itu,
perusahaan atau manajemen membutuhkan sistem pengendalian internal untuk
meminimalkan resiko tersebut. Masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah apakah
sistem pengendalian internal atas piutang pada PT Gama Intisamudera sudah sesuai
dengan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik). Penelitian ini mempunyai tujuan
untuk mengetahui implementasi sistem pengendalian internal atas piutang pada PT Gama
Intisamudera sudah sesuai atau tidak dengan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik).
Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dan metode studi kasus.
Berdasarkan analisis dalam penelitian ini diketahui bahwa sistem pengendalian internal
pada PT Gama Intisamudera tidak sesuai dengan SPAP. Hal ini dikarenakan unsur-unsur
dalam sistem pengendalian internal, seperti lingkungan pengendalian, penaksiran resiko,
aktivitas pengendalian, dan pemantauan pada perusahaan tidak berjalan sesuai dengan
unsur-unsur yang dijelaskan dalam SPAP. Namun, unsur informasi dan komunikasi
berjalan sesuai dengan unsur yang dijelaskan dalam SPAP.
Kata Kunci: sistem pengendalian internal, piutang
PENDAHULUAN
Pada dasarnya dunia usaha di Indonesia mengalami perkembangan dari tahun ke
tahun. Hal ini menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat antar perusahaan. Ketatnya
persaingan tidak hanya dialami oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang dagang,
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
2
tetapi juga dialami oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dan jasa.
Ketatnya persaingan juga membuat pihak manajemen atau pimpinan perusahaan berusaha
untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Maka dari itu, pihak
manajemen dituntut untuk bergerak dengan cepat dalam suatu pengambilan keputusan
yang tepat.
Dalam hal ini pengambilan keputusan disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki
dengan lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlu adanya manajemen strategi dengan
sebuah visi dan misi perusahaan yang selaras untuk mencapai suatu tujuan (Bondan
Wicaksono, et al., 2013:7). Untuk pencapaian tujuan, perusahaan melakukan kegiatan
yang biasanya disebut dengan kegiatan penjualan. Dari kegiatan penjualan, perusahaan
dapat menerapkan strategi dengan pembayaran secara langsung dan juga secara kredit.
Penjualan secara kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas bagi perusahaan,
namun akan menimbulkan utang bagi konsumen, yang bagi perusahaan disebut dengan
piutang. Piutang timbul apabila perusahaan melakukan penjualan barang atau jasa secara
kredit kepada pihak lain. Piutang merupakan tagihan si penjual kepada si pembeli sebesar
nilai transaksi penjualan (Al. Haryono Jusup, 2011:71).
Penerapan kebijakan yang menimbulkan piutang mempunyai beberapa resiko
piutang yang diantaranya terjadi keterlambatan pembayaran piutang dan terjadinya
piutang yang tak tertagih. Untuk itulah manajemen atau perusahaan perlu melakukan
sistem pengendalian internal terhadap piutang usaha agar resiko piutang dapat
diminimalkan.
Sistem pengendalian internal itu sendiri diatur dalam SPAP (Standar Profesional
Akuntan Publik) SA seksi 319. Dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) SA
seksi 319 dijelaskan bahwa pengendalian internal adalah suatu proses—yang dijalankan
oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas—yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a)
keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Selain itu, di dalam SPAP juga dijelaskan
mengenai unsur-unsur sistem pengendalian internal. Unsur-unsur tersebut antara lain
lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi, dan pemantauan (IAPI DSP, 2013:2).
Dengan menerapkan sistem pengendalian internal sesuai dengan yang diatur dalam
SPAP akan memberikan panduan tentang pertimbangan auditor atas pengendalian intern
klien dalam audit terhadap laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAPI DSP, 2013:1). Hal tersebut juga akan
membantu manajemen atau perusahaan untuk melakukan sistem pengendalian internal
atas piutang, sehingga dampak yang berkaitan dengan keterlambatan pembayaran piutang
dan piutang tak tertagih dapat diminimalkan.
PT Gama Intisamudera merupakan salah satu afiliasi Gama Grup di bidang bisnis
meliputi ekspedisi muatan kapal laut (EMKL), spesialis penanganan proyek kargo, jasa
pengurusan kepabean untuk ekspor dan impor, transportasi darat, dan multi rental axle,
serta penyedia alat-alat berat. Dalam mendukung tujuan jangka pendek dan jangka
panjang perusahaan, PT Gama Intisamudera menerapkan strategi melalui pembayaran
secara tunai dan kredit. Pembayaran secara kredit itulah yang membentuk piutang usaha.
Piutang yang diterapkan oleh PT Gama Intisamudera mengalami kendala, yaitu
adanya keterlambatan dalam pembayaran piutang dan piutang tak tertagih. Keterlambatan
pembayaran tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Oleh
karena itu, kebutuhan akan sistem pengendalian internal terhadap piutang usaha
perusahaan sangat dibutuhkan karena mempunyai resiko piutang yang tinggi dan dapat
menyebabkan tidak tertagihnya piutang.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis akan membahasnya dengan judul
“ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PIUTANG PADA PT
GAMA INTISAMUDERA”
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
3
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah apakah implementasi sistem pengendalian internal atas piutang pada PT Gama
Intisamudera sudah sesuai dengan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik)?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini adalah
untuk mengetahui implementasi sistem pengendalian internal atas piutang pada PT Gama
Intisamudera sudah sesuai atau tidak dengan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik).
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, adapun manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Penulis
Memahami sistem pengelolaan atas piutang dan sistem pengendalian internal yang
dilaksanakan oleh perusahaan
2. Bagi Mahasiswa
Dijadikan sebagai tambahan pengetahuan untuk objek penelitian.
3. Bagi Perusahaan
Memberikan gambaran dan masukan serta informasi bagi manajemen perusahaan
yang memiliki kepentingan untuk membuat dan melakukan evaluasi serta
pengambilan kebijakan terhadap sistem pengendalian atas piutang perusahaan.
4. Bagi Universitas
Dijadikan sebagai bahan referensi dalam pembelajaran khususnya di bidang studi
akuntansi dan referensi dalam melakukan studi lanjutan dalam kajian yang sama bagi
para akademis dan diharapkan sebagai salah satu perbendaharaan perpustakaan di
Universitas Narotama Surabaya.
Batasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis perlu memberikan batasan secara jelas
sebagai ruang lingkup penelitian terhadap masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini,
yang bertujuan untuk mempertajam hasil penelitian serta kesimpulan. Batasan masalah
yang akan dijelaskan dalam penelitian ini adalah hanya pada sistem pengendalian internal
atas piutang pada PT Gama Intisamudera Surabaya.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Piutang
Menurut Dwi Martani, et al. (2012:193), piutang merupakan klaim suatu perusahaan
pada pihak lain. Hampir semua entitas memiliki piutang kepada pihak lain baik yang
terkait dengan transaksi penjualan/ pendapatan maupun merupakan piutang yang berasal
dari transaksi lainnya.
Klasifikasi Piutang
PSAK No. 1 tahun 2012 (2012:10) tentang penyajian laporan keuangan,
menyebutkan piutang dibagi dalam dua kategori, yaitu piutang dagang dan piutang lain.
Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang, menurut sumber terjadinya dalam
dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain (Sukrisno Agoes, 2012:192).
Pengelolaan Piutang
Pengelolaan piutang melalui tiga tahap. Tahap pertama, menyangkut kondisi-kondisi
yang menyebabkan timbulnya piutang. Yang kedua, mengenai administrasi dan
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
4
pengorganisasian piutang. Dan tahap terakhir, menyangkut pelunasan piutang (Akmal,
2009:303).
1. Timbulnya piutang usaha
Piutang pada umumnya terjadi pada saat pengiriman produk atau penyelenggaraan
jasa. Prinsip-prinsip pengendalian yang dapat dilakukan atas timbulnya piutang adalah
sebagai berikut :
a. Review oleh pejabat yang independen serta prosedur persetujuan kredit.
Persetujuan kredit harus diberikan oleh pejabat yang independen berdasarkan
review dan informasi yang memadai mengenai langganan yang bersangkutan.
b. Penentuan tersedianya produk.
c. Otorisasi mengenai harga dan syarat-syarat penjualan.
d. Penggunaan copy dokumen-dokumen sesuai dengan kebutuhan.
2. Administrasi piutang
Administrasi piutang dilakukan mulai saat timbulnya piutang dan diteruskan dengan
pengurusan piutang hingga piutang tersebut dibayar atau dihapuskan. Prinsip-prinsip
pengendalian selama tahap ini meliputi:
a. Penyelenggaraan catatan-catatan perkiraan piutang secara independen.
b. Pencatatan yang mutakhir dari perkiraan piutang.
c. Pelaporan yang memadai dan segera.
d. Secara berkala tiap akhir bulan dikirim kepada para langganan saldo tagihan per
tanggal akhir tiap bulan beserta rincian nomor dan tanggal faktur yang masih
belum dibayar untuk meminta pemberitahuan segera jika ada ketidakcocokan.
e. Dibuat rencana perolehan tagihan kas dari piutang yang seharusnya jatuh tempo
berdasarkan tanggal-tanggal jatuh temponya untuk periode 1 minggu ke depan dan
upayakan penagihan tepat waktunya dan jika mungkin dengan pendekatanpendekatan tertentu dapat ditagih sebelum tanggal jatuh temponya tanpa
memberikan diskon atau bunga.
3. Berkurang atau hapusnya piutang
Berkurang atau hapusnya piutang dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut
adanya pelunasan piutang, retur penjualan, dan penghapusan piutang karena tak dapat
ditagih
Metode Piutang Tak Tertagih
Menurut Drs. Hadri Mulya (2013:194), terdapat 2 (dua) metode untuk piutang tak
tertagih, yaitu:
1. Metode penghapusan langsung (Write-off)
Metode penghapusan langsung merupakan metode yang tegas dan tidak berandaiandai atas piutang tak tertagih atau piutang ragu-ragu. Secara jurnal maka:
Beban piutang tak tertagih
xxx
Piutang usaha
xxx
2. Metode cadangan/ estimasi (Allowance)
Metode cadangan/ estimasi merupakan metode yang masih mengasumsikan bahwa
sebagian atau keseluruhan dari piutang tak tertagih akan dapat diterima kembali pada
masa yang akan datang. Secara jurnal maka akan kelihatan sebagai berikut:
Beban piutang tak tertagih
xxx
Cadangan piutang tak tertagih
xxx
Sistem Pengendalian Internal
Dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) SA seksi 319, pengendalian
internal adalah suatu proses—yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personel lain entitas—yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
5
efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku (IAPI DSP, 2013:2).
Pentingnya Pengendalian Internal
Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2013:223), alasan pentingnya
pengendalian intern bagi manajemen dan auditor adalah:
1. Luas lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin besar dan kompleks
2. Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikan
perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan
dan ketidakberesan yang terjadi
3. Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga
dapat mengurangi biaya audit
4. Digunakan secara efektif untuk mencegah penggelapan maupun penyimpangan dalam
organisasi
5. Auditor menggunakan perolehan pemahaman atas struktur pengendalian intern untuk
melakukan penaksiran risiko pengendalian untuk asersi dalam saldo akun, golongan
transaksi, dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan.
Komponen-Komponen dalam Pengendalian Internal
Dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) SA seksi 319, pengendalian
internal terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini (IAPI DSP, 2013:2):
1. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan mempengaruhi
kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian mencakup:
a. Integritas dan nilai etika
Integritas dan perilaku etika merupakan produk dari standar etika dan perilaku
entitas bagaimana hal itu dikomunikasikan, dan ditegakkan dalam praktik. Standar
tersebut mencakup tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi
dorongan dan godaan yang mungkin menyebabkan personel melakukan tindakan
tidak jujur melanggar hukum, atau melanggar etika. Standar tersebut juga
mencakup komunikasi nilai-nilai dan standar perilaku entitas kepada personel
melalui pernyataan kebijakan dan kode etik serta dengan contoh nyata.
b. Komitmen terhadap kompetensi
Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas tingkat
kompetensi untuk pekerjaan tertentu dan bagaimana tingkat tersebut
diterjemahkan ke dalam persyaratan keterampilan dan pengetahuan.
c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
Atribut yang berkaitan dengan dewan komisaris atau komite audit ini mencakup
independensi dewan komisaris atau komite audit dari manajemen, pengawasan
dan tingginya pengetahuan anggotanya luasnya keterlibatan dan kegiatan
pengawasan, memadainya tindakan, tingkat sulitnya pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh dewan atau komite tersebut kepada manajemen, dan interaksi dewan
atau komite tersebut dengan auditor intern dan ekstern.
d. Filosofi dan gaya operasi manajemen
Filosofi dan gaya operasi manajemen dalam mengambil dan memantau risiko
usaha; sikap dan tindakan manajemen terhadap pelaporan keuangan dan upaya
manajemen untuk mencapai anggaran, laba serta tujuan bidang keuangan dan
sasaran operasi lainnya.
e. Struktur organisasi
Suatu struktur organisasi meliputi pertimbangan bentuk dan sifat unit-unit
organisasi entitas, termasuk organisasi pengolahan data serta hubungan fungsi
manajemen yang berkaitan dengan pelaporan. Selain itu, struktur organisasi harus
menetapkan wewenang dan tanggung jawab dalam entitas dengan cara yang
semestinya.
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
6
f.
Pemberian wewenang dan tanggung jawab
Metode ini mempengaruhi pemahaman terhadap hubungan pelaporan dan
tanggung jawab yang ditetapkan dalam entitas.
g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Praktik dan kebijakan karyawan berkaitan dengan pemekerjaan, orientasi,
pelatihan, evaluasi, bimbingan, promosi, dan pemberian kompensasi, dan tindakan
perbaikan.
2. Penaksiran resiko. Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini:
a. Perubahan dalam lingkungan operasi
Perubahan dalam lingkungan peraturan dan operasi dapat mengakibatkan
perubahan dalam tekanan persaingan dan risiko yang berbeda secara signifikan.
b. Personel baru
Personel baru mungkin memiliki fokus yang berbeda atas atau pemahaman
terhadap pengendalian intern.
c. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
Perubahan signifikan dan cepat dalam sistem informasi dapat mengubah risiko
berkaitan dengan pengendalian intern.
d. Teknologi baru
Pemasangan teknologi baru ke dalam operasi atau sistem informasi dapat
mengubah risiko yang berhubungan dengan pengendalian intern.
e. Lini produk, produk, atau aktivitas baru
Dengan masuk ke bidang bisnis atau transaksi yang di dalamnya entitas belum
memiliki pengalaman dapat mendatangkan risiko baru yang berkaitan dengan
pengendalian intern.
f. Restrukturisasi korporasi
Restrukturisasi dapat disertai dengan pengurangan staf dan perubahan dalam
supervisi dan pemisahan tugas yang dapat mengubah risiko yang berkaitan dengan
pengendalian intern.
g. Operasi luar negeri
Perluasan atau pemerolehan operasi luar negeri membawa risiko baru atau
seringkali risiko yang unik yang dapat berdampak terhadap pengendalian intern,
seperti, risiko tambahan atau risiko yang berubah dari transaksi mata uang asing.
h. Standar akuntansi baru
Pemakaian prinsip akuntansi baru, atau perubahan prinsip akuntansi dapat
berdampak terhadap risiko dalam penyusunan laporan keuangan.
3. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan
bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Umumnya aktivitas pengendalian yang
mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur
yang berkaitan dengan berikut ini:
a. Review terhadap kinerja
Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya
dibandingkan dengan anggaran, prakiraan, atau kinerja periode sebelumnya;
menghubungkan satu rangkaian data yang berbeda operasi atau keuangan-satu
sama lain, bersama dengan analisis atas hubungan dan tindakan penyelidikan dan
perbaikan; dan review atas kinerja fungsional atau aktivitas, seperti review oleh
manajer kredit konsumen sebuah bank atas laporan cabang, wilayah, tipe
pinjaman, tentang persetujuan dan pengumpulan pinjaman.
b. Pengolahan informasi
Berbagai pengendalian dilaksanakan untuk mengecek ketepatan, kelengkapan, dan
otorisasi transaksi.
c. Pengendalian fisik
Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva, termasuk penjagaan memadai
seperti fasilitas yang terlindungi, dari akses terhadap aktiva dan catatan otorisasi
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
7
untuk akses ke program komputer dan data files; dan perhitungan secara periodik
dan pembandingan dengan jumlah yang tercantum pada catatan pengendalian.
d. Pemisahan tugas
Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otorisasi
transaksi, pencatatan transaksi, menyelenggarakan penyimpangan aktiva ditujukan
untuk mengurangi kesempatan bagi seseorang dalam posisi baik berbuat
kecurangan dan sekaligus menyembunyikan kekeliruan dan ketidakberesan dalam
menjalankan tugasnya dalam keadaan normal.
4. Informasi dan komunikasi. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang
sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami:
a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan
b. Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan
keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi
d. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan
dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik (seperti
komputer dan electronic data interchange) yang digunakan untuk mengirim,
memproses, memelihara, dan mengakses informasi.
5. Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang
waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat
waktu dan pengambilan tindakan koreksi.
Tujuan Pengendalian Internal
Dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) SA seksi 319, pengendalian
internal adalah suatu proses—yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personel lain entitas—yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)
efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku (IAPI DSP, 2013:2).
Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas
Di dalam SPAP SA seksi 319 (IAPI DSP, 2013:6) , hal ini mencakup kenyataan
bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa
pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut,
seperti kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya sederhana. Di samping itu pengendalian
dapat tidak efektif karena adanya kolusi di antara dua orang atau lebih atau manajemen
mengesampingkan pengendalian intern. Faktor lain yang membatasi pengendalian intern
adalah biaya pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan
dari pengendalian tersebut.
Sistem Pengendalian Internal Piutang
Menurut Hery (2014:206), kalau kita berbicara mengenai pengendalian internal atas
piutang usaha, maka sesungguhnya yang menjadi pusat perhatian kita adalah bagaimana
pengamanan yang efisien dan efektif dilakukan atas piutang usaha, baik dari segi
pengamanan atas perolehan fisik kas, pemisahan tugas (termasuk masalah otorisasi
persetujuan kredit), sampai pada tersedianya data catatan akuntansi yang akurat.
Setiap pengajuan kredit yang dilakukan oleh calon pembeli haruslah diuji atau
dievaluasi terlebih dahulu kelayakan kreditnya. Bagian penjualan tidak boleh merangkap
bagian kredit. Persetujuan pemberian kredit hanya boleh dilakukan oleh manajer kredit.
Manajer penjualan tidaklah memiliki otorisasi atau wewenang untuk menyetujui proposal
kredit pelanggan. Apabila bagian penjualan merangkap bagian kredit, maka
dikhawatirkan (terutama apabila komisi penjualan ditetapkan berdasarkan pada besarnya
omset penjualan) seluruh proposal kredit (tanpa kecuali) yang diajukan calon pembeli
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
8
akan langsung disetujui tanpa adanya evaluasi terlebih dahulu. Dalam hal ini,
kemungkinan besar resiko akan muncul terutama terhadap calon pembeli dengan
peringkat kredit yang buruk.
Dalam praktek, ketiadaan pemisahan tugas antara fungsi penjualan dengan fungsi
kredit, ditambah lagi dengan kurang tepatnya dasar penghitungan komisi, seringkali
menimbulkan peluang terjadinya tindakan kecurangan. Secara normatif, jika kita
berbicara mengenai pemisahan tugas (dalam kaitannya dengan pengendalian internal atas
piutang usaha), maka harus adanya pemisahan fungsi antara bagian persetujuan kredit,
bagian penjualan, bagian pencatatan (akuntansi), dan bagian penagihan. Fungsi
persetujuan kredit dan fungsi pembukuan memegang peranan sebagai pengecek
keabsahan penjualan. Karyawan yang menangani pencatatan piutang usaha tidak boleh
ikut terlibat dalam aktivitas penagihan.
Kerangka Konseptual
Piutang Perusahaan
Sistem Pengendalian Internal
Implementasi
di Entitas
SPAP
Lingkungan
Pengendalian
Penaksiran
Resiko
Aktivitas
Pengendalian
Informasi dan
Komunikasi
Pemantauan
Sesuai / Tidak antara Praktik dengan Teori
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dan metode studi kasus. Menurut Imam Gunawan (2013:80) penelitian dengan
pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari proses berpikir secara induktif
yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan senantiasa
menggunakan logika ilmiah. Penelitian studi kasus dimaksudkan untuk mempelajari
secara intensif, tentang latar belakang masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang
sedang berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat
apa adanya (given). Dalam hal ini, peneliti akan membahas dengan obyek penelitian
implementasi sistem pengendalian internal atas piutang pada PT Gama Intisamudera.
Ruang Lingkup Penelitian
Pembatasan dalam penelitian baik pada subyek dan obyek penelitian sebagai berikut:
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
9
1. Subyek penelitian dilakukan pada PT Gama Intisamudera di Surabaya yang
merupakan perusahaan jasa di bidang bisnis meliputi ekspedisi muatan kapal laut
(EMKL), spesialis penanganan proyek kargo, jasa pengurusan kepabean untuk ekspor
dan impor, transportasi darat, dan multi rental axle, serta penyedia alat-alat berat.
2. Obyek penelitian dalam penulisan skripsi ini hanya pada masalah implementasi sistem
pengendalian internal sebagai evaluasi piutang dan perbaikan fungsi pada PT Gama
Intisamudera dan tidak termasuk pada fungsi-fungsi lain dalam perusahaan.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Data
kualitatif merupakan serangkaian informasi yang berasal dari hasil penelitian berupa
fakta-fakta verbal dari keterangan seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi dan
bidang-bidang kerja perusahaan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data kedua
(sekunder). Sumber data sekunder diperoleh dari berbagai dokumen yang dikeluarkan
oleh perusahaan, yang meliputi profil perusahaan, aktivitas perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, dan piutang perusahaan.
Metode Pengumpulan Data
1. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan adalah metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
bahan dari berbagai sumber dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan
dengan topik pembahasan untuk memperoleh data teoritis.
2. Penelitian lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan adalah metode pengumpulan data yang bertujuan untuk
memperoleh data dari perusahaan yang sedang dipelajari kemudian di analisis. Metode
lapangan yang digunakan penulis dalam penelitian ini ada tiga jenis yaitu:
a. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung maupun tidak langsung pada
obyek penelitian.
b. Dokumentasi yaitu meneliti atau memanfaatkan catatan yang ada hubungannya
atau berkaitan dengan obyek penelitian.
c. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan
secara langsung kepada pihak perusahaan yang terkait dengan penelitian ini, yaitu
analisis sistem pengendalian internal atas piutang pada PT Gama Intisamudera.
Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif, yang
bertujuan untuk menganalisis sistem pengendalian internal yang sesungguhnya
dilaksanakan perusahaan untuk dibandingkan dengan yang seharusnya menurut teori.
PEMBAHASAN
Pembahasan Implementasi di Entitas
Pengakuan Piutang Bagian Invoice
Piutang diakui oleh bagian invoice PT Gama Intisamudera setelah invoice diterima
oleh customer. Invoice itu sendiri dikirim oleh bagian invoice secara langsung dengan
mendatangi kantor dan juga bisa melalui pengiriman dengan kurir, contoh TIKI, kantor
pos, dan lain-lain. Piutang usaha tersebut akan muncul di aging schedule yang telah
diperbarui oleh bagian invoice. Jatuh tempo pembayaran piutang adalah 1 (satu) bulan
setelah invoice diterima oleh customer. Namun jatuh tempo juga disesuaikan dengan
kontrak pekerjaan yang telah disepakati di awal perjanjian.
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
10
Setiap periode dilakukan pembaruan piutang di laporan outstanding piutang yang di input
melalui komputer dan yang bertanggung jawab untuk melakukan pembaruan hanya 1
(satu) karyawan, yaitu bagian invoice, yang juga bertanggung jawab sebagai bagian
penagihan. Laporan outstanding piutang selalu dilaporkan kepada Direktur Keuangan
setiap minggu dan dijadikan sebagai bahan dalam meeting PT Gama Intisamudera setiap
1 (satu) bulan sekali.
Pengakuan Piutang Bagian Accounting
Bagian accounting mengakui piutang pada saat terbitnya JO. Pemrosesan pembukuan
bagian accounting itu sendiri menggunakan komputer dengan program DacEasy
accounting dan hanya ditangani oleh 1 (satu) karyawan.
Alur atau Langkah Piutang PT Gama Intisamudera
Pembuatan JO
Pekerjaan Selesai
Pengumpulan Dokumen Kerja (Admin Process)
Pembuatan Invoice
Pembuatan Faktur Pajak
Otorisasi
Pengiriman Dokumen
Langsung
Tanda Terima
Kurir
Konfirmasi ke Customer untuk Memastikan
Invoice Sudah Diterima
Payment
Cash
Kredit
Laporan Piutang
Jatuh Tempo dilakukan Penagihan
Payment
Gambar 4.3
Alur / Langkah Piutang PT Gama Intisamudera
Sumber: Data diolah
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
11
Penagihan Piutang
Penagihan piutang PT Gama Intisamudera dilakukan 1 (satu) minggu sebelum jatuh
tempo. Bagian invoice melakukan komunikasi dengan customer melalui telepon dengan
mengingatkan bahwa piutang akan jatuh tempo. Jika piutang belum terbayar hingga jatuh
tempo, bagian invoice melakukan komunikasi lagi dengan customer bahwa piutang sudah
jatuh tempo. Jika piutang belum juga dibayarkan hingga 1 (satu) bulan setelah jatuh
tempo, bagian invoice melakukan komunikasi melalui telepon dan mengirimkan email di
setiap minggunya dengan customer. Isi email yang dikirimkan mengenai nomor invoice,
tanggal diterimanya invoice oleh customer dan jumlah yang harus dibayarkan sesuai
dengan nominal yang tertera dalam invoice. Penagihan baik melalui telepon dan email
tersebut dilakukan setiap minggu hingga 2 (dua) bulan setelah invoice diterima oleh
customer. Setelah bulan ke 3 (tiga) belum juga dibayarkan oleh customer, bagian invoice
akan melakukan penagihan secara langsung dengan mendatangi kantor dan membawa
surat kesanggupan membayar dan bermaterai.
Metode Piutang Tak Tertagih
Metode piutang yang digunakan oleh PT Gama Intisamudera dalam piutang tak
tertagih menggunakan 2 (dua) metode, yaitu metode penghapusan langsung dan metode
cadangan kerugian piutang. Dalam penggunaan metode piutang tak tertagih, harus
mendapatkan persetujuan dari Direktur Keuangan.
Analisis antara Teori dan Praktik
1. Lingkungan Pengendalian
Unsur lingkungan pengendalian pada PT Gama Intisamudera mencakup hal-hal
berikut ini:
a. Partisipasi dewan komisaris
SPAP SA seksi 319 menjelaskan bahwa atribut yang berkaitan dengan dewan
komisaris atau komite audit ini mencakup independensi dewan komisaris atau komite
audit dari manajemen, pengawasan dan tingginya pengetahuan anggotanya luasnya
keterlibatan dan kegiatan pengawasan, memadainya tindakan, tingkat sulitnya
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dewan atau komite tersebut kepada
manajemen, dan interaksi dewan atau komite tersebut dengan auditor intern dan
ekstern.
Partisipasi dewan komisaris PT Gama Intisamudera kurang sesuai dengan
penjelasan SPAP SA seksi 319. Partisipasi dewan komisaris PT Gama Intisamudera
berkaitan dengan pengawasan atas pengelolaan perusahaan kepada manajemen. Hal
ini dapat dilihat bahwa dalam 1 (satu) bulan sekali diadakan meeting antara
manajemen PT Gama Intisamudera dengan dewan komisaris. Meeting tersebut
bertujuan untuk mengetahui operasional yang telah dilaksanakan oleh manajemen dan
memberikan saran agar fungsi sistem pengendalian internal dapat terlaksana sesuai
dengan yang diharapkan. Namun, partisipasi komite audit belum ada di PT Gama
Intisamudera. Hal ini dikarenakan, perusahaan tidak mempunyai komite audit,
sehingga diperlukan adanya.
b. Struktur organisasi
SPAP SA seksi 319 menjelaskan suatu struktur organisasi meliputi pertimbangan
bentuk dan sifat unit-unit organisasi entitas, termasuk organisasi pengolahan data serta
hubungan fungsi manajemen yang berkaitan dengan pelaporan. Selain itu, struktur
organisasi harus menetapkan wewenang dan tanggung jawab dalam entitas dengan
cara yang semestinya.
Struktur organisasi yang dijelaskan dalam SPAP SA seksi 319 tidak sesuai
dengan struktur organisasi yang dijelaskan di PT Gama Intisamudera. Struktur
organisasi PT Gama Intisamudera perlu adanya perbaikan. Hal ini dikarenakan adanya
rangkap fungsi pada bagian invoice yang juga bertindak sebagai bagian piutang dan
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
12
penagihan. Selain itu, PT Gama Intisamudera tidak terdapat auditor internal dalam
perusahaan. Auditor internal dapat berfungsi sebagai kontrol bagi manajemen dalam
pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Selain itu dengan adanya auditor
internal, dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan secara tepat.
c. Pemberian wewenang dan tanggung jawab
Pemberian wewenang dan tanggung jawab yang diatur dalam SPAP SA seksi 319
menjelaskan bahwa metode ini mempengaruhi pemahaman terhadap hubungan
pelaporan dan tanggung jawab yang ditetapkan dalam entitas. Dalam praktiknya, PT
Gama Intisamudera tidak sesuai dengan penjelasan dalam SPAP SA seksi 319. Unsur
lingkungan pengendalian mengenai pemberian wewenang dan tanggung jawab pada
PT Gama Intisamudera dapat dilihat pada struktur organisasi dan pembagian
wewenang, dan tanggung jawab. Wewenang, dan tanggung jawab bagian invoice
adalah membuat invoice atau tagihan sesuai dengan kontrak kerja yang telah
disepakati di awal perjanjian. Namun dalam hal ini, bagian invoice juga bertindak
sebagai bagian penagihan dan piutang. Bagian invoice juga bertanggung jawab untuk
melakukan penagihan atas piutang yang belum dibayar dan bertanggung jawab untuk
membuat laporan outstanding piutang yang dilaporkan kepada Direktur Keuangan.
Selain itu pembagian wewenang dan tanggung jawab yang telah dijelaskan
sebelumnya pada bagian Manager Marketing tidak sesuai dengan semestinya. Dalam
pembagian tersebut dijelaskan bahwa Manager Marketing juga membantu untuk
melakukan penagihan, namun kenyataannya hal tersebut tidak dijalankan sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Penagihan hanya dilakukan oleh bagian
invoice.
2. Penaksiran Resiko
Penaksiran resiko yang terjadi pada PT Gama Intisamudera, antara lain:
a. Personel baru
SPAP SA seksi 319 menjelaskan personel baru mungkin memiliki fokus yang
berbeda atas atau pemahaman terhadap pengendalian intern. Hal ini tidak sesuai
dengan praktik yang ada di PT Gama Intisamudera. Penambahan personel baru pada
PT Gama Intisamudera hanya dilakukan untuk bagian operasional, sedangkan bagian
internal belum ada penambahan personel. Kurangnya jumlah sumber daya manusia
untuk bagian internal, dapat dilihat pada bagian invoice. Bagian invoice mempunyai
rangkap wewenang dan tanggung jawab. Selain mempunyai wewenang dan tanggung
jawab untuk membuat tagihan atau invoice, bagian tersebut juga bertanggung jawab
untuk melakukan penagihan dan update laporan piutang (aging schedule). Bagian
invoice hanya ditangani oleh 1 (satu) karyawan. Hal ini tidak sebanding dengan
jumlah pekerjaan atau bidang usaha PT Gama Intisamudera. Pekerjaan pada bagian
invoice membutuhkan ketelitian dan kecepatan agar kelengkapan administrasi dari staf
operasi dan operasional dapat langsung diproses dengan pembuatan invoice, kemudian
dapat ditagihkan atau dikirimkan ke customer. Selain itu, hal tersebut juga tidak
sebanding dengan adanya rangkap pada wewenang dan tanggung jawab pada bagian
invoice.
Dengan tidak adanya penambahan personel baru pada bagian penagihan dan
piutang akan terdapat resiko, yaitu proses pekerjaan pada bagian invoice akan menjadi
terkendala atau terlambat dan ketelitian akan berkurang. Sehingga untuk
meminimalkan resiko tersebut, sebaiknya PT Gama Intisamudera dapat melakukan
penambahan personel untuk bagian penagihan dan piutang.
b. Sistem informasi
SPAP SA seksi 319 menjelaskan perubahan signifikan dan cepat dalam sistem
informasi dapat mengubah risiko berkaitan dengan pengendalian intern. Dalam hal ini,
PT Gama Intisamudera menerapkan tidak sesuai dengan penjelasan SPAP SA seksi
319. Sistem informasi yang digunakan PT Gama Intisamudera adalah program
keuangan dan mcm bank mandiri. Dengan program keuangan, setiap bagian yang
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
13
terkait seperti bagian operasional, invoice, kasir, dan accounting dapat mengakses
informasi mengenai Job Order (JO) dan daftar customer. Selain itu, PT Gama
Intisamudera juga memiliki account mcm bank mandiri yang dapat diakses melalui
situs https://mcm.bankmandiri.co.id/corp/. Dengan adanya account tersebut, akan
dapat memudahkan bagian kasir untuk mengecek uang masuk atau pembayaran atas
piutang.
Program keuangan PT Gama Intisamudera perlu adanya perbaikan. Peneliti
melihat bahwa terdapat beberapa informasi yang tidak dapat diakses. Hal ini
dikarenakan tidak adanya kelanjutan dari perusahaan untuk mengembangkan program
keuangan. Program keuangan hanya dapat mengakses daftar customer dan JO,
sedangkan informasi mengenai keuangan tidak dapat di akses. Jika ada kelanjutan
dalam pengembangan program keuangan dari perusahaan, program keuangan akan
memberikan informasi kepada bagian operasional, invoice, kasir, dan accounting.
Informasi yang diberikan adalah mengenai laporan utang/ piutang, kas/ bank, aset, dan
general ledger/ buku besar. Oleh karena itu, PT Gama Intisamudera perlu adanya
pengembangan pada sisi sistem informasi untuk program keuangan, sehingga dapat
mengcover pekerjaan yang terkait dengan piutang dan dapat meminimalkan adanya
keterlambatan dalam memperbarui data piutang, serta kesalahan dalam membuat
invoice, dan lain-lain.
c. Standar akuntansi
SPAP SA seksi 319 menjelaskan pemakaian prinsip akuntansi baru, atau
perubahan prinsip akuntansi dapat berdampak terhadap risiko dalam penyusunan
laporan keuangan. PT Gama Intisamudera tidak menerapkan sesuai dengan penjelasan
SPAP SA seksi 319. PT Gama Intisamudera masih belum menerapkan secara jelas
standar akuntansi yang telah distandarkan di Indonesia, yaitu SAK (Standar Akuntansi
Keuangan) dan SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik). Jika perusahaan belum menerapkan standar akuntansi yang
telah distandarkan, akan mengakibatkan resiko, yaitu membuat asersi manajemen atas
laporan keuangan belum bisa di validasi atau dipertanggung jawabkan.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian terhadap piutang pada PT Gama Intisamudera digolongkan
sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini:
a. Review terhadap kinerja
SPAP SA seksi 319 menjelaskan aktivitas pengendalian review terhadap kinerja
mencakup review atas kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran,
prakiraan, atau kinerja periode sebelumnya; menghubungkan satu rangkaian data yang
berbeda operasi atau keuangan-satu sama lain, bersama dengan analisis atas hubungan
dan tindakan penyelidikan dan perbaikan; dan review atas kinerja fungsional atau
aktivitas, seperti review oleh manajer kredit konsumen sebuah bank atas laporan
cabang, wilayah, tipe pinjaman, tentang persetujuan dan pengumpulan pinjaman.
Review terhadap kinerja yang dijelaskan dalam SPAP SA seksi 319 sesuai dengan
review yang dijalankan oleh PT Gama Intisamudera. Review terhadap kinerja
berkaitan dengan adanya pencocokan bagian operasional antara prosedur pekerjaan
dan dokumentasi yang terdapat pada Standart Operating Procedure (SOP) dan
kontrak kerja. Di dalam SOP dijelaskan mengenai tahap pekerjaan, packing list cargo,
kapasitas crane, total cargo yang akan dikerjakan dan lokasi pekerjaan sedangkan
kontrak kerja dijelaskan mengenai lingkup pekerjaan, jadwal pelaksanaan pekerjaan,
harga pekerjaan, penagihan dan pembayaran pekerjaan. Selain itu, review terhadap
kinerja pada bagian operasional dapat diketahui dari daily report.
Review terhadap kinerja juga berkaitan dengan otorisasi oleh pejabat yang
berwenang. Pemberian harga dalam pengajuan penawaran kepada customer harus
mendapatkan otorisasi oleh Direktur Keuangan.
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
14
b. Pengolahan informasi
SPAP SA seksi 319 menjelaskan berbagai pengendalian dilaksanakan untuk
mengecek ketepatan, kelengkapan, dan otorisasi transaksi. Pengolahan informasi yang
dijelaskan dalam SPAP SA seksi 319 sesuai dengan yang dijalankan oleh PT Gama
Intisamudera. Pengolahan informasi PT Gama Intisamudera berkaitan dengan aktivitas
wewenang dan tanggung jawab mengenai mutasi piutang. Aktivitas ini dilakukan oleh
bagian kasir dan invoice. Bagian kasir mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk menerima pembayaran secara cash dan dalam bentuk giro serta bukti transfer
yang pembayarannya langsung dikirim ke rekening perusahaan. Jika semua
pembayaran sudah di transfer ke rekening perusahaan, bagian kasir dapat memberikan
informasi mengenai pembayaran dan bukti kas masuk yang diprint dari account mcm
bank
mandiri
PT
Gama
Intisamudera
dengan
situs
https://mcm.bankmandiri.co.id/corp/. Setelah itu, bagian invoice dapat memberikan
lampiran mengenai rincian pembayaran dari customer dan dapat melakukan
pengurangan piutang di laporan outstanding piutang. Kemudian, bagian kasir dapat
membuat bukti kas masuk (BKM) dan di input ke buku bank PT Gama Intisamudera
serta diotorisasi oleh Direktur Keuangan.
c. Pengendalian fisik
SPAP SA seksi 319 menjelaskan aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva,
termasuk penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindungi, dari akses terhadap
aktiva dan catatan otorisasi untuk akses ke program komputer dan data files; dan
perhitungan secara periodik dan pembandingan dengan jumlah yang tercantum pada
catatan pengendalian.
Pengendalian fisik yang dijelaskan dalam SPAP SA seksi 319 sesuai dengan
pengendalian fisik pada PT Gama Intisamudera. Pengendalian fisik pada PT Gama
Intisamudera, antara lain setiap terdapat pekerjaan, bagian operasional akan membuat
JO yang prenumbered (nomor urut tercetak). Invoice, Delivery Order (DO), faktur,
dan berita acara serah terima barang juga terkontrol dengan adanya pemberian nomor
urut tercetak. Selain kontrol dalam pemberian nomor urut tercetak, JO, invoice,
Delivery Order (DO), faktur, dan berita acara serah terima barang juga akan terkontrol
dengan adanya otorisasi oleh pejabat yang berwenang. JO diperiksa oleh Manager
Operasi atau Manager Marketing dan disetujui oleh Direktur Operasi. Invoice dan
faktur akan diotorisasi oleh Direktur Keuangan. Delivery Order (DO) diotorisasi oleh
koordinator operasional. Berita acara serah terima barang akan diotorisasi oleh
General Manager PT Gama Intisamudera dan Project Manager dari customer.
JO, invoice, Delivery Order (DO), faktur, dan berita acara serah terima barang
akan selalu disimpan oleh setiap bagian yang terkait dalam pekerjaan tersebut, yaitu
bagian invoice, kasir, dan operasional. Jika terdapat kesalahan dalam pembuatan
invoice, file akan tetap disimpan di ordner agar tidak ada pihak yang
menyalahgunakan hal tersebut.
Pengendalian fisik juga berkaitan dengan dibuatnya aging schedule oleh bagian
invoice. Aging schedule akan selalu di update per periode, yaitu seminggu sekali.
Dengan adanya update tersebut, akan membuat bagian invoice mengetahui pekerjaan
yang sudah dibayar dan belum dibayar. Jika terdapat pekerjaan yang belum dibayar,
bagian invoice akan melakukan penagihan ke customer.
d. Pemisahan tugas
SPAP SA seksi 319 menjelaskan pembebanan tanggung jawab ke orang yang
berbeda
untuk memberikan
otorisasi
transaksi,
pencatatan
transaksi,
menyelenggarakan penyimpangan aktiva ditujukan untuk mengurangi kesempatan
bagi seseorang dalam posisi baik berbuat kecurangan dan sekaligus menyembunyikan
kekeliruan dan ketidakberesan dalam menjalankan tugasnya dalam keadaan normal.
Pemisahan tugas PT Gama Intisamudera tidak sesuai dengan pemisahan tugas
yang dijelaskan dalam SPAP SA seksi 319. Pemisahan tugas pada PT Gama
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
15
Intisamudera berkaitan dengan aktivitas pemisahan tugas oleh masing-masing bagian
yang berhubungan dengan piutang, antara lain bagian penerimaan pembayaran yang
dilakukan oleh kasir terpisah dengan bagian pembukuan yang dilakukan oleh
accounting. Bagian pembukuan terpisah dengan bagian marketing dan bagian
administrasi. Bagian umum yang bertugas menyetorkan transaksi bagian kasir berupa
cash, giro, dan cek ke bank, terpisah dengan bagian yang membuat laporan piutang,
yaitu bagian invoice. Hal ini mempunyai tujuan untuk meminimalisasi terjadinya
penyimpangan berupa kesalahan maupun kecurangan atau penggelapan uang
perusahaan. Namun pemisahan tugas bagian invoice dengan bagian piutang dan
bagian penagihan belum terlaksana. Bagian invoice juga mempunyai tugas untuk
membuat laporan piutang dan melakukan penagihan ke customer.
4. Informasi dan Komunikasi
SPAP SA seksi 319 menjelaskan sistem informasi yang relevan dengan tujuan
pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang
dibangun untuk mencatat, mengolah meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik
peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan
ekuitas yang bersangkutan. Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut
berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya
dalam mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal.
Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab
individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan.
Informasi dan komunikasi pada PT Gama Intisamudera sesuai dengan informasi dan
komunikasi SPAP SA seksi 319. Informasi dan komunikasi pada PT Gama Intisamudera
berkaitan dengan bidang bisnis perusahaan yang terdiri dari pekerjaan custom clearance
ekspor dan impor, handling cargo, dan inland transport. Proses atau alur dalam pekerjaan
tersebut bermula dari keiikutsertaan perusahaan dalam mengikuti tender. Jika tender
diterima, PT Gama Intisamudera melakukan presentasi ke customer mengenai SOP dan
rincian alat yang dimiliki oleh perusahaan dengan penjelasan merk, kapasitas, tahun dan
jumlah dari peralatan yang dimiliki. Kemudian dilakukan penandatanganan kontrak kerja
yang disetujui oleh kedua belah pihak. Setelah itu, PT Gama Intisamudera melakukan
persiapan pekerjaan dengan menyiapkan crew operasional dan peralatan yang digunakan.
Di internal perusahaan, bagian administrasi akan membuat JO dan Surat Perintah
Kerja (SPK). JO diperiksa oleh Manager Operasi atau Manager Marketing dan disetujui
oleh Direktur Operasi. SPK diotorisasi oleh pemberi perintah kerja, yaitu staf dan
diberikan ke bagian operasional. Bagian operasional akan membuat surat jalan yang
berisi mengenai jumlah barang, berat barang dan jenis barang. Setelah barang sampai ke
tempat tujuan dan dilakukan pemeriksaan, akan dilakukan penandatanganan dalam berita
acara serah terima barang yang disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu General Manager
PT Gama Intisamudera dan customer.
Bagian administrasi akan melengkapi dokumen yang dibutuhkan agar dapat
dilakukan penagihan dan segera diserahkan ke bagian invoice. Kemudian bagian invoice
dapat membuat invoice dan diotorisasi oleh Direktur Keuangan. Setelah itu, invoice dapat
diserahkan ke bagian pajak untuk dilengkapi faktur pajak dan akan kembali ke bagian
invoice lagi. Kemudian bagian invoice dapat mengirimkan invoice beserta lampiran
lainnya ke customer.
Dalam pemrosesan transaksi dan informasi pada PT Gama Intisamudera
menggunakan program keuangan dan dropbox. Dengan program keuangan dapat
mengetahui informasi mengenai JO pekerjaan yang sedang dan telah dikerjakan oleh
perusahaan. Dengan aplikasi dropbox dapat menghubungkan antara bagian kasir, invoice,
accounting dan Direktur Keuangan. Dropbox ini berfungsi untuk memberikan informasi
mengenai perkembangan daftar umur piutang (aging schedule) dan buku bank
perusahaan. Sedangkan untuk informasi dan komunikasi yang berkaitan dengan
pembukuan, bagian accounting menggunakan program DacEasy accounting.
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
16
5. Pemantauan
SPAP SA seksi 319 menjelaskan pemantauan adalah proses penentuan kualitas
kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan
desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi.
Aktivitas pemantauan pada PT Gama Intisamudera tidak sesuai dengan aktivitas
pemantauan SPAP SA seksi 319. Aktivitas pemantauan pada PT Gama Intisamudera
mencakup, antara lain pemantauan sebelum pekerjaan, pemantauan pada saat melakukan
pekerjaan, pemantauan dokumentasi pekerjaan, dan pemantauan penagihan. Pemantauan
sebelum pekerjaan berkaitan dengan presentasi yang dilakukan oleh bagian operasional
ke customer. Pemantauan ini dilakukan secara langsung oleh General Manager dan
Manager Marketing. Presentasi berkaitan dengan SOP, personil yang akan melakukan
pekerjaan, dan peralatan yang digunakan dengan rincian merk, kapasitas, tahun
pembelian, dan kuantitas.
Pemantauan pada saat melakukan pekerjaan dilakukan oleh bagian operasional
dengan customer. Pemantauan ini dilakukan dengan mencocokkan pekerjaan dengan
SOP. Selain itu, pemantauan ini dijelaskan pada form time sheet yang diotorisasi oleh
bagian operasional dan customer. Pemantauan dokumentasi pekerjaan berkaitan dengan
dokumen yang digunakan dalam pekerjaan. Pemantauan penagihan dilakukan oleh bagian
invoice. Penagihan dimulai 1 (satu) minggu sebelum tanggal jatuh tempo. Jika piutang
belum terbayar hingga jatuh tempo, bagian invoice melakukan komunikasi lagi dengan
customer bahwa piutang sudah jatuh tempo. Pada dasarnya penagihan piutang menjadi
tanggung jawab bagian invoice.
Bagan Analisis Teori dan Praktik Sistem Pengendalian Internal PT Gama
Intisamudera
Tabel 4.1
Analisis Teori dan Praktik Sistem Pengendalian Internal PT Gama Intisamudera
Tidak
No
Sistem Pengendalian Internal
Sesuai Teori
Sesuai Teori
1.
Lingkungan Pengendalian
a. Partisipasi dewan komisaris dan komite audit

b. Struktur organisasi

c. Pemberian wewenang dan tanggung jawab

2.
Penaksiran resiko
a. Personel baru

b. Sistem informasi

c. Standar akuntansi baru

3.
Aktivitas pengendalian
a. Review terhadap kinerja

b. Pengolahan informasi

c. Pengendalian phisik

d. Pemisahan tugas

4.
Informasi dan komunikasi

5.
Pemantauan

Sumber: Data diolah
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di PT Gama Intisamudera,
kesimpulan yang dapat diambil adalah sistem pengendalian internal atas piutang belum
berjalan sesuai dengan komponen sistem pengendalian internal yang dijelaskan dalam
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
17
SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) SA seksi 319 (IAPI DSP, 2013:2). Hal ini
dikarenakan beberapa hal sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian
a. Partisipasi dewan komisaris
Partisipasi dewan komisaris PT Gama Intisamudera tidak sesuai dengan SPAP SA
seksi 319. Partisipasi dewan komisaris berkaitan dengan pengawasan atas
pengelolaan perusahaan kepada manajemen. Hal ini dapat dilihat bahwa dalam 1
(satu) bulan sekali diadakan meeting antara manajemen PT Gama Intisamudera
dengan dewan komisaris. Namun belum ada partisipasi komite audit yang dapat
berfungsi sebagai pengawasan.
b. Struktur organisasi
Struktur organisasi PT Gama Intisamudera tidak sesuai dengan SPAP SA seksi
319. Struktur organisasi belum dijelaskan secara rinci. Hal ini dikarenakan adanya
rangkap fungsi pada bagian invoice dan tidak terdapat auditor internal dalam
perusahaan. Auditor internal dapat berfungsi sebagai kontrol bagi manajemen
dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan dan dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan secara tepat.
c. Pemberian wewenang dan tanggung jawab
Pemberian wewenang dan tanggung jawab PT Gama Intisamudera tidak sesuai
dengan SPAP SA seksi 319. Terdapat rangkap fungsi pada pemberian wewenang
dan tanggung jawab di PT Gama Intisamudera. Hal ini dapat dilihat pada bagian
invoice. Selain membuat tagihan, bagian invoice juga mempunyai tanggung jawab
dalam membuat laporan piutang dan penagihan atas piutang ke customer. Selain
itu pembagian wewenang dan tanggung jawab yang telah dijelaskan sebelumnya
pada bagian Manager Marketing tidak sesuai dengan semestinya. Dalam
pembagian tersebut dijelaskan bahwa Manager Marketing juga membantu untuk
melakukan penagihan, namun kenyataannya hal tersebut tidak dijalankan sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
2. Penaksiran resiko
a. Personel baru
Personel baru PT Gama Intisamudera tidak sesuai dengan SPAP SA seksi 319.
Penambahan personel baru hanya dilakukan di bagian operasional saja, namun
bagian internal belum dilakukan secara signifikan.
b. Sistem informasi
Sistem informasi PT Gama Intisamudera tidak sesuai dengan SPAP SA seksi 319.
Sistem informasi yang digunakan oleh PT Gama Intisamudera adalah program
keuangan dan mcm bank mandiri. Program keuangan dan mcm bank mandiri
dapat diakses oleh bagian yang terkait dengan piutang PT Gama Intisamudera.
Namun dalam hal ini, program keuangan tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.
Terdapat beberapa bagian yang tidak dapat diakses, antara lain laporan utang/
piutang, kas/ bank, aset, dan general ledger/ buku besar.
c. Standar akuntansi baru
Standar akuntansi PT Gama Intisamudera tidak sesuai dengan SPAP SA seksi
319. PT Gama Intisamudera belum menggunakan standar akuntansi sesuai
dengan yang diterapkan di Indonesia.
3. Aktivitas pengendalian
a. Review terhadap kinerja
Review terhadap kinerja PT Gama Intisamudera sesuai dengan SPAP SA seksi
319. Review terhadap kinerja berkaitan dengan kinerja bagian operasional yang
mencocokkan antara pekerjaan yang dilaksanakan dengan SOP dan kontrak kerja,
juga berkaitan dengan otorisasi oleh pejabat yang berwenang, dan review atas
tender yang tidak lolos.
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
18
b. Pengolahan informasi
Pengolahan informasi PT Gama Intisamudera sesuai dengan SPAP SA seksi 319.
Pengolahan informasi pada PT Gama Intisamudera berkaitan dengan aktivitas
wewenang dan tanggung jawab mengenai mutasi piutang. Aktivitas ini dilakukan
oleh bagian kasir dan invoice. Bagian kasir mempunyai wewenang dan tanggung
jawab untuk menerima pembayaran, jika semua pembayaran sudah di transfer ke
rekening perusahaan, bagian kasir dapat memberikan informasi mengenai
pembayaran ke bagian invoice.
c. Pengendalian fisik
Pengendalian fisik PT Gama Intisamudera sesuai dengan SPAP SA seksi 319.
Pengendalian fisik berkaitan dengan adanya nomor urut tercetak pada JO, invoice,
Delivery Order (DO), faktur, dan berita acara serah terima barang.
d. Pemisahan tugas
Pemisahan tugas PT Gama Intisamudera tidak sesuai dengan SPAP SA seksi 319.
Pemisahan tugas pada PT Gama Intisamudera berkaitan dengan aktivitas
pemisahan tugas oleh masing-masing bagian yang berhubungan dengan piutang,
antara lain bagian penerimaan pembayaran yang dilakukan oleh kasir terpisah
dengan bagian pembukuan yang dilakukan oleh accounting. Bagian pembukuan
terpisah dengan bagian marketing dan bagian administrasi. Bagian umum yang
bertugas menyetorkan transaksi bagian kasir berupa cash, giro, dan cek ke bank,
terpisah dengan bagian yang membuat laporan piutang, yaitu bagian invoice.
Namun bagian invoice belum terpisah dengan bagian penagihan.
4. Informasi dan komunikasi
Informasi dan komunikasi PT Gama Intisamudera sesuai dengan SPAP SA seksi 319.
Informasi dan komunikasi PT Gama Intisamudera berkaitan dengan proses atau alur
dalam pekerjaan, penggunaan program keuangan dalam membuat JO, account bank
mandiri dalam melakukan pengecekan pembayaran dari customer, dan penggunaan
DacEasy dalam pembukuan.
5. Pemantauan
Pemantauan PT Gama Intisamudera tidak sesuai dengan SPAP SA seksi 319.
Pemantauan atas sistem pengendalian internal pada piutang PT Gama Intisamudera
belum berjalan sesuai dengan semestinya. Hal ini dikarenakan tugas dalam
pemantauan untuk melakukan penagihan menjadi tanggung jawab bagian invoice. Hal
ini membuat adanya rangkap fungsi pada bagian invoice. Selain itu, pemantauan PT
Gama Intisamudera berkaitan dengan pemantauan yang dilakukan oleh General
Manager dan Manager Marketing dalam presentasi kepada customer.
Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian mengenai sistem pengendalian internal atas
piutang di PT Gama Intisamudera, antara lain:
1. Pada unsur lingkungan pengendalian, PT Gama Intisamudera perlu adanya perbaikan
pada partisipasi dewan komisaris dan komite audit, struktur organisasi dan pemberian
wewenang dan tanggung jawab.
a. Partisipasi dewan komisaris dan komite audit. Seharusnya PT Gama Intisamudera
mempunyai komite audit. Dengan adanya komite audit dapat berfungsi sebagai
pengawasan dalam sistem pengendalian internal atas piutang pada perusahaan.
b. Struktur organisasi. Struktur organisasi memerlukan perbaikan agar tidak adanya
rangkap fungsi pada bagian invoice dan diperlukan penambahan auditor internal
dalam perusahaan. Dengan adanya auditor internal dapat berfungsi sebagai kontrol
bagi manajemen dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan dan dapat
membantu manajemen dalam pengambilan keputusan secara tepat.
c. Pemberian wewenang dan tanggung jawab. Rangkap fungsi pada bagian invoice
membuat pemberian wewenang dan tanggung jawab belum jelas. Dalam hal ini
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
19
bagian invoice mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam membuat
invoice, namun kenyataannya juga mempunyai wewenang dan tanggung jawab
dalam membuat laporan piutang dan melakukan penagihan kepada customer,
sehingga diperlukan adanya perbaikan dengan menambah personil yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk membuat laporan piutang dan
melakukan penagihan.
2. Pada unsur penaksiran resiko, diperlukan adanya perbaikan pada penambahan
personil, sistem informasi dan standar akuntansi.
a. Penambahan personil dalam melakukan wewenang dan tanggung jawab piutang,
penagihan, dan kontrol. Selama ini penambahan personil hanya dilakukan pada
bagian operasional, namun tidak ada penambahan personil untuk bagian internal
perusahaan.
b. Sistem informasi pada PT Gama Intisamudera juga diperlukan perbaikan.
Perbaikan ini dengan adanya tindakan dari pihak manajemen untuk melanjutkan
program keuangan PT Gama Intisamudera. Selama ini program keuangan hanya
bisa melihat daftar customer dan membuat JO, namun informasi mengenai laporan
keuangan, laporan utang/ piutang, pembayaran piutang, invoice, dan aset tidak
bisa diakses.
c. PT Gama Intisamudera diharapkan dapat menerapkan standar akuntansi secara
jelas. Dengan adanya penerapan dalam standar akuntansi, akan membuat asersi
manajemen atas laporan keuangan bisa di validasi atau dipertanggung jawabkan.
3. Pada unsur aktivitas pengendalian, diperlukan adanya perbaikan pada pemisahan
tugas. Seharusnya terdapat pemisahan tugas pada bagian invoice dan bagian piutang
serta penagihan. Dengan adanya pemisahan tersebut, akan dapat meminimalisasi
terjadinya penyimpangan berupa kesalahan atau keterlambatan dalam membuat
invoice.
4. Pada unsur pemantauan, diperlukan adanya perbaikan dalam pemantauan piutang dan
penagihan. Seharusnya dalam memantau piutang dan penagihan dilakukan oleh bagian
lain, bukan oleh bagian invoice.
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Pada PT Gama Inti Samudera
20
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Akmal. 2009. Pemeriksaan Manajemen Internal Audit. Jakarta: PT. Indeks.
DSP, IAPI. 2013. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hery. 2014. Akuntansi Dasar 1 & 2. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Indonesia, Ikatan Akuntan. 2012. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juni 2012. Jakarta:
Salemba Empat.
Jusup, Al. Haryono. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2 Edisi ke-7. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Martani, Dwi, et al. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Salemba Empat.
Mulya, Hadri. 2013. Memahami Akuntansi Dasar: Pendekatan Teknis Siklus Akuntansi
Edisi 3. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Rahayu, Siti Kurnia, dan Ely Suhayati. 2013. Auditing: Konsep Dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhofer, dan James H. Scheiner. 2009. Audit
Internal. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Wicaksono, Bondan, Rahmat Taufik, Imam Nanda, dan Muhammad Ady. 2013. Analisa
Pengaruh Visi dan Misi Perusahaan dalam Manajemen Strategik. Jakarta:
Universitas Pancasila.
* Natalia Nur Afifah Mahasiswi Program Sarjana (S1) Universitas Narotama Surabaya
Download