BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah hotel beserta jumlah kamarnya. Mengingat kebutuhan akan hotel juga semakin meningkat, mulai untuk keperluan pertemuan antar individu sampai perhelatan besar seperti acara resepsi perkawinan, promosi makanan khas daerah sampai dengan makanan internasional semua tersedia di hotel. Dari sekedar liburan keluarga untuk dua atau empat orang sampai ke konvensi besar dengan peserta ribuan orang, semua dapat diadakan di hotel. Semua hal itu tidak terlepas dari kinerja karyawan di dalam melaksanakan tugas dan mencapai tujuan perusahaan. Kegiatan penyelenggaraan hotel menuntut para manajer agar menggunakan kemampuannya untuk menyusun, menggunakan strategi manajemen atau manajemen operasional serta strategi dalam menghadapi para pesaingnya. Strategi-strategi tersebut pada dasarnya bertujuan untuk dapat meningkatkan kinerja hotel dan hal tersebut tidak terlepas dari komunikasi yang terjalin secara baik dalam sebuah organisasi yang dapat menambah keharmonisan hubungan antara karyawan-karyawan dalam sebuah organisasi itu sendiri yang pada akhirnya dapat menciptakan suatu kinerja dari setiap karyawannya. Salah satu bentuk komunikasi yang terjadi antar karyawan adalah komunikasi Antar Personal. Pentingnya situasi komunikasi antar personal ialah karena prosesnya 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ memungkinkan berlangsung secara dialog, dengan begitu dapat terjadi interaksi antar komunikator dan komunikan dengan menghasilkan umpan balik (feedback) dari komunikan. Peningkatan kinerja merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam memajukan daya saing dalam dunia usaha di dalam maupun di luar negeri. Jika perusahaan memiliki kinerja yang tinggi maka perusahaan dapat meningkatkan usahanya sehingga akan memperkuat kedudukannya diantara para pesaingnya, namun sebaliknya jika perusahaan memiliki kinerja yang rendah maka akan sulit untuk dapat meningkatkan usahanya, apalagi untuk dapat unggul dalam bersaing. Peningkatan kinerja perusahaan dapat dicapai melalui peningkatan sumber daya manusia yang dimilikinya, karena sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting yang membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Karyawan dan perusahaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Karyawan adalah tulang punggung yang menjalankan suatu perusahaan ataupun organisasi. Manajemen boleh berkonsep, tetapi karyawan adalah pihak pelaksana. Ibaratnya bagian sebuah mobil, karyawan adalah mesin yang menjalankan mobil tersebut, sementara manajemen adalah kemudinya. Tidak adanya komunikasi yang baik antar personal dapat mengakibatkan kecurigaan-kecurigaan antar sesama karyawan baik pada bawahan maupun pimpinan. Situasi kerja yang nyaman atau tidak ada konfrontasi merupakan salah satu hal yang diinginkan oleh karyawan dimanapun mereka bekerja. Ruang kerja yang tidak baik, hubungan atasan dan bawahan yang konflik, dan birokasi yang kaku dapat menimbulkan sifat negatif. Stress kerja tinggi, serta motivasi dan kepuasan kerja yang rendah, sebetulnya 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ jika karyawan bekerja pada tempat yang nyaman dan bersih, hubungan antar bawahan dan atasan yang kondusif dan birokasi yang longgar akan menimbulkan sifat positif, stress kerja rendah, serta motivasi dan kepuasan kerja yang tinggi. Strategi (strategy) adalah kerangka acuan yang terintegrasi dan komprehensif yang mengarahkan pilihan-pilihan yang menentukan bentuk dan arah aktivitas-aktivitas organisasi menuju pencapaian tujuan-tujuannya.1 Sedangkan pengertian kinerja (prestasi kerja) merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.2 Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan sehingga mereka mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi konstribusi kepada perusahaan dalam suatu organisasi yang termasuk pelayanan kualitas yang disajikan. Hotel Atria & Conference adalah salah satu hotel bintang empat berstandar internasional yang dibangun di CBD (Central Business District) Serpong untuk melayani kebutuhan pasar lokal di bidang konferensi, perjalanan bisnis, dan liburan yang sedang berkembang di area Jakarta Barat, Serpong, Tangerang dan daerah sekitarnya. Hotel yang memiliki 173 kamar elegan dan modern, 11 fasilitas ruang pertemuan yang variatif, dan ballroom berkapasitas hingga 800 orang ini mulai beroperasi sejak 1 November 2010 lalu dan hingga kini selalu mencapai tingkat hunian rata-rata di atas 95%. Dengan perpaduan desain yang modern dan kontemporer, fasilitas yang lengkap, lokasi strategis yang hanya membutuhkan 1 Simamora, Henry. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: STIE YKPN, 1997 Hlm. 38 Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, 2005 Hlm. 67 2 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ waktu tempuh 25 menit dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, serta berada tepat di samping kompleks hiburan dan pusat perbelanjaan (mal) Serpong, membuat Atria Hotel & Conference dapat memenuhi kebutuhan akomodasi yang berkualitas serta fasilitas pertemuan yang professional. Tamu yang menginap di hotel ini pada umumnya adalah para pelaku bisnis yang berasal dari dalam maupun luar kota. Setiap organisasi terdiri atas individu – individu, dan adalah tugas manajemen untuk mengarahkan dan mengkordinasi individu-individu tersebut. Ini merupakan fungsi kepemimpinan (leading). Ketika manajer memotivasi karyawan, mengatur aktivitas individu lain, memilih saluran komunikasi yang efektif, atau menyelesaikan konflik diantara anggotanya, mereka terlibat dalam kepemimpinan.3 Departemen housekeeping pada Hotel Atria Hotel & Conference memiliki divisi yang dibuat oleh para pendiri dan top manajemen lembaga yang dianut oleh setiap komponen lembaga ini. Keahlian, kreativitas, kecerdasan maupun motivasi yang tinggi dari karyawan memang merupakan unsur kredibilitas yang harus dimiliki oleh karyawan agar departemen ini dapat mencapai kesuksesan. Namun unsur-unsur tadi menjadi belum maksimal manfaatnya bila setiap karyawan belum memiliki satu pola pikir yang membuat mereka memiliki persepsi yang sama tentang nilai, dan kepercayaan yang dapat membantu mereka untuk memahami tentang bagaimana seharusnya menciptakan suasana kerja yang kondusif dan nyaman. 3 Stephen P. Robbins dan Timothy A. judge, Perilaku organisasi Edisi 12, Jakarta: Salemba Empat 2008 Hlm. 6 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kasus menarik yang pernah terjadi adalah ketika ada keluhan dari manajemen tentang kebersihan dan kelayakan area tamu atau kamar tamu yang tidak sesuai dengan standar, seorang supervisor yang mendapat teguran langsung dari atasannya karena telah mengubah status kamar tersebut untuk siap dijual kepada tamu. Atasan mendapatkan laporan dari Duty Manager yang bertugas pada shift malam dan langsung menegur supervisor tersebut. Namun yang terjadi adalah, ketika sedang berdialog langsung, supervisor mengaku telah mengubah status kamar tersebut dan memang dalam kejadian ini seorang supervisor menjelaskan bahwa kondisi kamar di hotel tersebut sedang tinggi tingkat hunian kamar dan banyak kamar yang cek out dengan keadaan kurangnya karyawan yang bertugas dalam proses pembersihan kamar sehingga melebihi kredit atau jumlah kamar yang harus dibersihkan oleh karyawan. Pada masalah tersebut seorang atasan langsung memberikan surat peringatan pertama kepada petugas yang membersihkan kamar dan kepada supervisor yang mengubah status kamar tersebut untuk siap dijual, pada kejadian sebelumnya juga pernah terjadi namun atasan tidak memberikan surat peringatan pertama kepada karyawan dan supervisor, melainkan hanya memberikan peringatan lisan kepada mereka. Berdasarkan Wawancara peneliti dengan Bpk Deni Haryadi selaku Housekeeping Supervisor dalam hal ini seorang atasan harusnya meninjau kembali kebijakan dalam memberikan peringatan dan menetapkan perubahan jadwal kerja pada tingkat hunian kamar yang tinggi. Efek dari kejadian ini menyebabkan petugas pembersih kamar dan beliau semakin berhati-hati dalam 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ pekerjaan dan tanggung jawab mereka, semakin lambatnya proses pembersihan kamar yang dilakukan oleh karyawan mengakibatkan tamu sedikit menunggu lama untuk mendapatkan kamar, supervisor menjadi lebih sering membatalkan libur karyawan jika dalam tingkat hunian kamar yang tinggi untuk mengurangi kredit atau jumlah yang akan dibersihkan oleh karyawan sehingga terkadang karyawan bekerja hingga overtime. Dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan karyawan sering kali merasa lelah dan jenuh yang mengharuskan untuk lembur agar semua pekerjaan dapat terselesaikan, dengan alasan inilah maka peneliti berusaha meneliti bagaimana strategi yang ada di departemen housekeeping dalam meningkatkan kinerja karyawannya melalui kegiatan employee gathering yang diadakan bagi setiap divisi. Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Adhi Purwanto selaku Executive Housekeeper dipilihnya Departemen housekeeping Atria Hotel bahwa banyaknya karyawan yang bekerja dari berbagai budaya yang berbeda dan tidak terlepas dari berinteraksi dengan para tamu yang berwarga negara Indonesia maupun warga negara asing dan para karyawan dihadapkan dengan tantangan untuk memiliki kemampuan kecakapan komunikasi yang baik dalam menjelaskan suatu hal, baik dalam menerima tamu yang datang hingga menghadapi complain. Untuk dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para tamu, maka karyawan harus dapat bekerja sesuai yang diharapkan oleh perusahaan, strategi manajemen yang tepat sangat dibutuhkan untuk melaksanakan pengelolaan usaha hotel dalam menghadapi persaingan usaha yang sangat kompetitif. Salah satu strategi yang efektif yang dapat dilakukan adalah 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ melalui pelaksanaan program kegiatan employee gathering atau family gathering. Manajemen dituntut untuk mampu menciptakan strategi yang dilakukan pihak hotel untuk meningkatkan kinerja karyawan yaitu dengan melakukan program kegiatan terhadap karyawan secara berkala pada setiap divisi yang ada di Atria Hotel & Conference. Kegiatan employee gathering yang dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan dan tujuan, sangat efektif dan bermanfaat sebagai media membangun hubungan yang sehat dan dinamis antar sesama karyawan. Employee Gathering sendiri harus disusun dengan baik dan efektif agar berjalan dengan lancar sehingga memberikan keuntungan kepada pihak perusahaan maupun karyawan. Perusahaan menginginkan yang terbaik bagi karyawan, dengan begitu karyawan akan melakukan hal yang terbaik kepada perusahaan. Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa pentingnya employee gathering dalam suatu perusahaan untuk menciptakan suatu kinerja yang baik dari setiap karyawannya yang mana didalamnya orang-orang saling berdialog yang menimbulkan interaksi antar personal dan melahirkan faktor kesamaan akan lebih meningkatkan keakraban diantara komunikator dan komunikan. Proses pengalihan informasi pada komunikasi antar personal selalu mengandung pengaruh tertentu. Dengan mengikuti kegiatan employee gathering ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi yang tinggi, yang dapat dilihat dari meningkatnya sikap kerja, pengetahuan, keterampilan, tanggung jawab dalam bekerja dan disiplin kerja. Kegiatan employee gathering diterapkan pada semua divisi yang dilakukan di suatu tempat terbuka yang bertujuan untuk menciptakan suatu kebersamaan antar karyawan yang mana didalamnya banyak sekali terjadi 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ hubungan komunikasi antarpersonal tanpa melihat kedudukan atau jabatan sekalipun termasuk salah satunya adalah divisi departemen Housekeeping di Atria Hotel & Conferene Serpong. Berdasarkan hal tersebut maka untuk penelitian ini MENERAPKAN peneliti mengambil KINERJA judul KARYAWAN skripsi DI yaitu: ATRIA STRATEGI HOTEL & CONFERENCE SERPONG (STUDI KASUS EMPLOYEE GATHERING). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan rumusan tersebut diatas, maka perumusan masalah yang menjadi pembahasan peneliti dalam skripsi ini yaitu “Bagaimana strategi menerapkan komunikasi antar personal dalam meningkatkan kinerja karyawan di Atria Hotel & Conference melalui kegiatan employee gathering?” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah “Untuk mengetahui gambaran strategi departemen housekeeping membangun komunikasi antar personal dalam menerapkan kinerja karyawan di Atria Hotel & Conference melalui kegiatan employee gathering” 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan menambah wawasan mahasiswa tentang pentingnya strategi membangun komunikasi antar personal dalam menerapkan kinerja karyawan di Atria Hotel & Conference 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ melalui kegiatan employee gathering agar dapat menyatukan persepsi – persepsi yang berbeda hingga tujuan perusahaan dapat tercapai. 1.4.2 Manfaat Praktis Dengan adanya strategi membangun komunikasi antar personal, para praktisi khususnya karyawan dapat mengetahui pentingnya kegiatan employee gathering dalam menerapkan kinerja karyawan untuk mempersatukan persepsi-persepsi mereka yang berbeda serta nilai yang mereka anut dengan cara mengkomunikasikannya, sehingga dalam menjalankan pekerjaannya tetap merasa nyaman dan mempunyai perasaan memiliki perusahaan dimana tempat mereka bekerja. 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/