bab vii penutup - IPB Repository

advertisement
76
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang
memberikan bantuan tunai kepada RTSM yang memiliki anggota keluarga yang
terdiri dari anak usia 0-15 tahun dan/atau ibu hamil/nifas dan berada pada lokasi
terpilih. Program ini juga merupakan program kolaborasi dari Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Departemen Sosial, Departemen Kesehatan, Departemen
Pendidikan Nasional, Departemen Agama, Departemen Komunikasi dan
lnformatika, dan Badan Pusat Statistik. Tujuan utama dari PKH adalah untuk
mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama
pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya
mempercepat pencapaian target MDGs. Secara khusus, tujuan PKH terdiri atas:
(1) Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM; (2) Meningkatkan taraf
pendidikan anak-anak RTSM; (3) Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu
hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM; (4) Meningkatkan akses
dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi RTSM.
RTSM penerima PKH diklasifikasikan menjadi 3 kategori berdasarkan 14
indikator kemiskinan menurut BPS. Hal ini dilakukan guna melihat ketepatan
sasaran penerima PKH. Analisis data yang didapatkan dari 90 responden di
DesaTegal Kecamatan Kemang
menunjukkan dana PKH disalurkan kepada
RTSM rendah sebesar 76% dan 34% untuk RTSM sedang. Pengalokasian dana
yang digunakan secara tepat sebanyak 42 RTSM dan digunakan tidak tepat
sebanyak 48 orang. Sementara untuk melihat usaha ibu dalam meningkatkan
kualitas kesehatan dan pendidikan keluarga, terjadi perbedaan hasil. Uji analisis
menunjukan ada hubungan berhubungan dan bernilai signifikan antara dana PKH
dengan upaya ibu dalam meningkatkan kualitas kesehatan keluarga dan partisipasi
pendampingan PKH dengan upaya ibu dalam meningkatkan kualitas pendidikan
keluarga.
Sebuah implementasi dari pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH)
tidak boleh terlepas dari tujuan utamanya yaitu mengurangi kemiskinan melalui
77
peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan RTSM. Dalam upaya merubah
perilaku RTSM dari segi kesehatan dan pendidikan memerlukan waktu yang
relatif panjang karena diperlukan peningkatan kapasitas terlebih dahulu sehingga
masyarakat siap terhadap perubahan tersebut. Kondisi yang terjadi di Desa Tegal,
bentuk peningkatan kapasitas belumlah bisa terlihat jelas, pengetahuan, sikap dan
keterampilan RTSM masih pada taraf perlu ditingkatkan dan dipicu kembali serta
ada keterlibatan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PKH, baik di
tingkat pusat dan daerah.
Melihat hal ini, maka diperlukan adanya bentuk
pemberdayaan terhadap RTSM penerima bantuan dengan melihat karakteristik
rumah tangga, karena setiap rumah tangga pasti memiliki ciri dan kebutuhan yang
berbeda sehingga disinilah peran institusi lokal yang perlu dilibatkan, misalnya
peran pemerintah desa dan para opinion leader yang mampu menggerakan
masyarakat melalui pemberdayaan.
7.2 Saran
Terdapat beberapa saran terkait dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan , yaitu
a. Melibatkan pemerintah desa dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan
yang meliputi pemilihan RTSM penerima, pendampingan, pengawasan serta
evaluasi. Pemerintah desa yang dimaksud bukan hanya Kepala Desa
melainkan juga para ketua RT dan RW.
b. Mendefinisikan kembali kebutuhan setiap rumah tangga melalui fungsi
pendampingan yang dilakukan pendamping PKH.
c. Adanya mekanisme yang lebih fleksibel untuk pengajuan tambahan RTSM
yang membutuhkan, bukan hanya kewenangan tingkat pusat melainkan juga
wilayah atau kabupaten melalui mekanisme yang jelas dan tegas.
d. Melibatkan masyarakat dalam upaya pemberdayaan potensi RTSM dengan
membuka jaringan pada pihak pemerintah dan swasta.
e. Optimalisasi peran pendamping melalui prinsip kolaborasi dan pemberdayaan.
Download