BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia yang dinamis dengan pertumbuhan output yang tinggi membutuhkan pengendalian inflasi yang didasarkan pada pemahaman yang baik terhadap inflasi. Berbagai penelitian mengenai inflasi menggunakan data aggregasi nasional telah banyak dilakukan namun masih sedikit penelitian memperhatikan inflasi dan membangun model inflasi berdasarkan data provinsi. Semestinya, riset yang mengkaji inflasi dinamik menggunakan data panel daerah juga dilakukan untuk lebih memahami inflasi. Riset tersebut penting karena Indonesia negara besar dengan perbedaan perkembangan wilayah yang menyebabkan variasi inflasi. Tentu variasi tersebut tidak dapat dilihat menggunakan data aggregate namun dapat dilihat menggunakan data daerah. Selain itu, perhitungan indeks harga kosumen yang disusun berdasarkan wilayah menunjukkan bahwa inflasi adalah fenomena kenaikan harga umum pada level daerah. Mehrotra et al. (2007) menyatakan, riset menggunakan data provinsi penting bagi negara besar karena provinsi yang tersebar memiliki perbedaan institusional, kinerja perekonomian, dan tingkat perkembangan pasar1. Halangan perekonomian antar wilayah, misalnya kendala perdagangan, juga dapat menjadi sumber perbedaan proses pembentukan inflasi. Lebih lanjut, perbedaan inflasi antar wilayah 1 Widjaja (2002) menemukan perbedaan perkembangan ekonomi antar wilayah di Indonesia. Pertumbuhan wilayah barat lebih besar dibandingkan wilayah timur. Begitu juga sebaran penduduk Indonesia 70% berada di pulau Sumatera dan Jawa sehingga roda perputaran ekonomi Indonesia juga berada di kedua pulau ini. Selanjutnya Widjaja (2002) juga menemukan bahwa modal, sebagai input penting dalam perekonomian, ternyata terkonsentrasi di Jakarta dan provinsi di Jawa. 1 mengurangi kemampuannya dalam menyesuaikan kejutan (shock) perekonomian. Selain itu, peran inflasi dan harapan inflasi di berbagai daerah yang memiliki dinamika inflasi yang bervariasi juga mempengaruhi efektifitas kebijakan moneter. Studi mengenai inflasi dinamik di Indonesia diantaranya dilakukan Insukindro dan Sahadewo (2010) dan Solikin (2004). Insukindro dan Sahadewo (2010), berdasar data periode 1993(I)-2009(III), menemukan spesifikasi forward looking lebih baik dibanding backward looking dalam menjelaskan inflasi. Begitu juga kejutan moneter memiliki efek sementara terhadap inflasi. Riset lain yang dilakukan Solikin (2004) menggunakan data periode 1974(I)-2002(IV) juga menemukan adanya spesifikasi forward looking dan backward looking dengan estimasi parameter forward looking yang lebih besar. Riset mengenai inflasi antar provinsi telah dilakukan Mehrotra et al. (2007) menggunakan data Cina. Dalam risetnya mereka menemukan variasi inflasi di tiap provinsi dan forward looking inflation component di 22 dari 29 provinsi yang diteliti. Begitu juga Chaban dan Voss (2012) meneliti inflasi di Kanada menemukan variasi inflasi di 10 provinsi. Kontribusi penelitian ini dibandingkan penelitian inflasi Indonesia sebelumya adalah penggunaan data panel 32 provinsi, seperti Mehrotra et al. (2007) dan Chaban dan Voss (2012). Selanjutnya, penelitian ini menganalisis inflasi dinamik di Indonesia menggunakan kerangka model hybrid New Keynesian Phillips Curve (hybrid NKPC). Selain itu penelitian ini juga akan melihat pengaruh kesenjangan output daerah, besaran moneter di daerah, dan pengaruh variabel siklis terhadap inflasi dinamik. Estimasi inflasi dinamik menggunakan data inflasi kurtal-ke-kurtal (quarter-to-quarter (qtq)) dan metode yang akan digunakan adalah sistem GMM untuk data panel. 2 1.2. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Beberapa rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang akan dijawab menggunakan data panel 32 provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut. 1. Apakah dalam inflasi dinamik di Indonesia terdapat perilaku forward looking atau backward looking? 2. Apakah perilaku forward looking lebih dominan dibanding backward looking? 3. Apakah terdapat persistensi inflasi yang tinggi di Indonesia? 4. Apakah kesenjangan output mempengaruhi inflasi di Indonesia? 5. Apakah perubahan jumlah uang beredar mempengaruhi inflasi di Indonesia? 6. Apakah variabel siklis (lebaran) mempengaruhi inflasi di Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut 1. Menganalisis perilaku forward looking dan backward looking dalam proses pembentukan inflasi. 2. Menganalisis dominasi perilaku forward looking dibanding backward looking dalam proses pembentukan inflasi di Indonesia. 3. Menganalisis persistensi inflasi di Indonesia. 4. Menganalisis pengaruh variabel kesenjangan output terhadap inflasi di Indonesia. 5. Menganalisis pengaruh perubahan jumlah uang terhadap inflasi di Indonesia. 6. Menganalisis pengaruh lebaran terhadap inflasi di Indonesia. 3 1.4. Kegunaan Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan berguna untuk memahami perilaku pelaku ekonomi yang membentuk inflasi dinamik provinsi di Indonesia. 2. Penelitian ini diharapkan berguna untuk memahami dominasi prilaku forward looking yang menentukan afektifitas kebijakan moneter yang kredibel terhadap inflasi provinsi di Indonesia. 3. Pemahaman tentang persistensi berguna untuk mengetahui kecepatan penyesuaian inflasi yang menentukan kecepatan perubahan inflasi provinsi di Indonesia. 4. Pemahaman mengenai pengaruh kesenjangan output terhadap inflasi diharapkan berguna untuk mengetahui pengaruh aktivitas perekonomian provinsi terhadap inflasi. Pemahaman tentang hubungan ini akan menentukan kebijakan yang mengatur permintaan dan perhitungan berada pada stage mana perekonomian daerah yang bermanfaat untuk pengendalian inflasi. 5. Pemahaman mengenai pengaruh perubahan uang beredar terhadap inflasi berguna untuk mengetahui seberapa besar potensi kebijakan moneter (pengendalian jumlah uang) di daerah dapat mempengaruhi inflasi. 6. Pemahaman mengenai pengaruh lebaran terhadap inflasi berguna sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan yang dapat mengimbangi kenaikan harga ketika terjadi lebaran. 4 1.5. Sistematika Penulisan Tesis ini disampaikan dalam beberapa bagian dengan sistematika penyajian sebagai berikut: Bab I : Menguraikan pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab II : Merupakan survei literatur, yang menelusuri teori yang relevan dengan topik penelitian. Selain itu juga diidentifikasi studi empiris yang telah dilakukan sebelumnya mengenai topik yang sama. Bab III : Membahas metologi penelitian mencakup jenis dan sumber data, serta metode estimasi. Bab IV : Membahas hasil estimasi dari data dan kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pengolahan data. Bab V : Membahas kesimpulan penelitian dan implikasi kebijakan berdasarkan hasil yang diperoleh penelitian. 5