PENDAHULUAN Latar Belakang Lebah madu merupakan salah satu serangga sosial yang hidup dalam suatu koloni dan terdiri atas ribuan individu. Dalam koloni tersebut, terdapat tiga kasta yang dibedakan berdasarkan kemampuan reproduktif, yaitu ratu, jantan, dan pekerja (Winston 1987). Berdasarkan Michener (2000), lebah madu termasuk ke dalam ordo Hymenoptera, subordo Apocrita, infraordo Acuelata, superfamili Apoidea, famili Apidae, subfamili Apinae, tribe Apini, dan genus Apis. Lebah madu Apis cerana merupakan lebah lokal yang banyak diternakan di Indonesia. Hal itu dikarenakan A. cerana memiliki daya tahan terhadap tungau parasit Varrhoa dan daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan (Morse 1997). Selain itu juga didukung dengan persebaran yang sangat luas dari lebah ini. Menurut Ruttner (1988), lebah madu A. cerana memiliki empat sub spesies yang tersebar di seluruh dunia, yaitu A. c. cerana (Asia bagian barat dan timur laut), A. c. indica (Asia selatan dan tenggara), A. c. himalaya (pegunungan Himalaya), dan A. c. japonica (Jepang). Taiwan, Koera, Nepal, dan Filipina menunjukkan adanya variasi DNA mitokondria pada daerah tRNAleu dan daerah Cytochrome Oxidase I-II (CO I-II) (Deowanish et al. 1996). Pada tahun 1999, dilakukan analisis dengan menggunakan enzim restriksi DraI pada daerah gen srRNA, lrRNA, dan daerah intergenik CO III. Dari 170 koloni yang digunakan, ditemukan variasi dari ketiga gen tersebut yaitu masingmasing dengan dua, empat, dan tujuh haplotipe (Sihanuntavong et al. 1999). Sedangkan dari hasil analisis RFLP dengan menggunakan gen lrRNA/DraI pada 225 koloni di Thailand, menghasilkan empat haplotipe (Sittipraneed et al. 2001). Penelitian mengenai keragaman genetik mtDNA dari A. cerana di Indonesia telah dilakukan sebelumnya oleh Raffiudin pada tahun 2006. Penelitian tersebut menggunakan analisis gen lrRNA/DraI, dengan jumlah koloni yang digunakan 97 koloni, yang masing-masing berasal dari pulau Jawa (81 koloni), Kalimantan (enam koloni), Lombok (tujuh koloni), dan Sumbawa (tiga koloni). Dari hasil analisis tersebut diperoleh dua haplotipe untuk pulau Jawa, satu haplotipe untuk pulau Kalimantan, dan dua haplotipe untuk pulau Lombok dan Sumbawa. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih lanjut variasi genetika A. cerana indica berdasarkan gen lrRNA di pulau Lombok, Sumbawa, dan Flores. Selain itu, penelitian ini mempelajari filogeni A. cerana hasil penelitian ini dengan A. cerana asal Thailand. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi database mengenai haplotipe dan urutan nukleotida gen lrRNA A. c. indica di Indonesia. Gambar 1 Lebah madu A. cerana. METODE DNA mitokondria (mtDNA) merupakan informasi genetik yang hanya diturunkan secara maternal, sehingga analisis mtDNA dapat digunakan untuk mempelajari evolusi hewan, keragaman populasi, dan aliran gen. Gen large ribosomal RNA (lrRNA) merupakan salah satu gen pada mtDNA yang tidak menyandi protein. Gen ini memiliki persentase A-T yang tinggi yaitu 83.33% (Crozier & Crozier 1993). Analisis Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP) yang dilakukan pada populasi lebah di Jepang, Thailand, Vietnam, Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah lebah madu A. c. indica yang berasal dari Lombok, Sumbawa, dan Flores (hasil koleksi dari penelitian ini) dan koleksi Rika Raffiudin di Lab. Zoologi Departemen Biologi FMIPA IPB. Koleksi di Flores dilakukan oleh Islamul Hadi (Staf pengajar Program Studi Biologi, Universitas Mataram). Koleksi Lebah Koleksi lebah dilakukan di pulau Lombok (tujuh daerah), Sumbawa (tiga daerah), dan Flores (tiga daerah). Dari masing-masing