BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES A.Pengertian Drama atau Bermain Peran Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan bentuk lain (prosa dan puisi) drama bukanlah teks yang dipentaskan, dimainkan, di lakonkan. Karena itu drama penikmatnya melalui proses menyaksikan, menyakasikan, menonton pementasan drama. Kata drama berasal dari bahasa Yunani “dromai” yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi. Istilah yang terpopuler di Indonesia untuk menyebut cerita yang di pentaskan adalah drama atau teater. Drama adalah lakon yang dipertunjukkan (Suharyanto, 1982:82). Berdasar penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan drama atau bermain peran adalah cerita yang di lakonkan yang di bawa dalam sebuah pertunjukan. Dalam perkembangan drama terbagi kedalam drama tradisional atau bahasanya menggunakan bahasa daerah dan masih bersifat kedaerahan, seperti ludruk, reog ponorogo, ketoprak, wayang orang, dll. Drama modern merupakan pengarah dari barat, kehadiran di buat dan diadakan oleh pengarang atau yang di sebut dengan sutradara, dan tulisannya sudah lengkap yang di sebut dengan skenario. 6 1. Unsur-unsur Drama atau Bermain Peran Dari batasan ini jelaslah bahwa drama terdapat unsur pementasan drama dan unsur lakon drama. Yang termasuk ke dalam unsur pementasan drama ialah: a. Lakon drama b. Pemain drama (aktor dan aktris) c. Pentas d. Sutradara dan e. Penonton 2. Nilai Drama Semua drama mengandung arti tersendiri menurut yang menciptakannya dan yang menikmatinya. Kadang dipengaruhi oleh pengalaman pribadi sehigga cerita lebih terkesan dan mengharukan ataupun menggembirakan, yang akhirnya akan terjadi sebuah pembelajaran dalam kehidupannya. 3. Jenis Drama Jenis drama dibedakan berdasarkan isi lakon, macamnya, dan berdasarkan penyajiannya. Berdasarkan isi lakonnya: a. Drama tragedi atau duka cita, drama ini memiliki cirri-ciri lukisan drama sedih, pelucu, selalu di rundung malang sampai dengan akhir pertunjukkan (tewas) ada sifat keberanian dan kepahlawanan dari tokoh utama. b. Drama komedi atau suka cita. Drama ini memiliki ciri-ciri, lukisan drama yang lucu atau menyenangkan. 7 c. Melodrama Drama ini memiliki ciri-ciri, tema sedih, dan menggembirakan, mengetengahkan tokoh yang serius, tapi tokoh-tokoh itu diada-adakan, mata ratai sebab, akibat tidak dipertanggung jawabkan, karena muncul secara kebetulan, emosi yang di ketengahkan secara berlebihan bahkan cenderung sistementalis. 4. Unsur Intrisnik Drama Naskah drama memiliki wawancang dan kramagung. Wawancang merupakan percakapan, kramagung merupakan perintah atau petunjuk untuk berbuat, biasanya kragung di tulis dalam kurung, drama juga memiliki unsur intrinsik, unsur-unsur itu antara lain (1) tema (2) plot/alur (3) perwatakan atau karakter (4) dialog dan (5) konflik. B. Keterampilan Proses 1. Pengertian Metode Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses bertolak dari dasar pemikiran bahwa penguasaan pengetahuan atau keterampilan tidak bersifat mekanistis tetapi memerlukan suatu (rangkaian) proses atau tahap-tahap kegiatan yang saling bersinergi dan berkesinambungan. Agar proses atau tahap-tahap itu dapat saling bersinergi dan berkesinambungan dalam mencapai hasil, maka seseorang harus memiliki keterampilan proses tersebut. Hal yang sama terjadi dalam penguasaan keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, ataupun menulis) dibutuhkan penguasaan keterampilan proses. Misalnya: sebuah karya tulis 8 dihasilkan oleh seseorang diakibatkan oleh seseorang itu memiliki keterampilan proses menulis. Proses menulis itu berawal dari tahap pramenulis, tahap menulis, tahap revisi, tahap editing, dan tahap publikasi. Dalam pendekatan ini, dipandang bahwa penguasaan keterampilan berbahasa oleh siswa dapat dicapai apabila siswa memiliki keterampilan proses dalam mengkomunikasikan pesan melalui bahasa , baik secara lisan atau tulis. Untuk itu, pembelajaran bahasa dan sastra indonsia di SD dapat mencapai hasil yang optimal dalam menngkatkan keterampilan berbahasa siswa dapat apabila pembelajaran menerapkan pendekatan keterampilan proses. Jadi, pendekatan keterampilan proses adalah cara pandang untuk melaksanakan pembelajaran bahasa dan sastra dengan mempertimbangkan bahwa penguasaan pengetahuan dan keterampilan berbahasa tidak bersifat mekanistis tetapi memerlukan serangkaian proses atau tahap-tahap kegaitan yang saling bersinergi dan bersinambungan. Metode keterampilan proses merupakan metode mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok,pembinaan kemampuan bekerja sama,komunikasi dan interaksi merupakan bagian keterampilan yang akan di hasilkan melalui pembelajaran bermain peran. Metode keterampilan proses lebih banyak menuntut aktivitas siswa sehingga metode keterampilan proses metode yang berlandaskan CBSA. 2. Langkah- langkah penerapan metode keterampilan prosesdalam pembelajaran drama. - Menuliskan teks percakapan yang telah di pilih topiknya. - Membaca teks percakapan berkali-kali sampai hapal. 9 - Menganalisis plotnya untuk menentukan pendahuluan,isi,kesimpulan dan urutanya - Menganalisis untuk menetapkan tindakan,konplik,dan klimak. - Memperhatikan penggunaan tanda baca yang benar. - Memperlihatkan karakter pelaku. - Memperlihatkan setting untuk menetapkan perasaan. - Menyertakan gesture,pengekpresian serta suara. - Membuat kerangka cerita - Mempraktekan dulu peran yang sudah di tentukan sendiri di hadapan teman. - Mendemontrasikan di depan kelas dengan pasangan temannya di depan kelas. 10