BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah meliputi semua Auditor yang bekerja di KAP di DKI Jakarta, dan sampel yang digunakan adalah semua Auditor yang bekerja di KAP di Jakarta. Pemilihan Sampel dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling. Metode ini adalah metode pemilihan sampel yang mengarah kepada penarikan sample sebenarnya atau seadanya. Serta untuk memudahkan pemahaman. Penelitian ini mencakup KAP big four maupun non big four yang berada di Wilayah DKI Jakarta. Adapun salah satu KAP big four yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. KAP Tanudiredja Wibsana & Rekan Serta KAP non big four yang berada di Wilayah DKI Jakarta yang diambil sebagai sample penelitian ini sebagai berikut: 1. KAP Hendrawinata Eddy & Siddharta 2. KAP Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny (Moore Stephens) 3. KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 4. KAP Abubakar Usman 3.2 Bentuk Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat kausalitas. Penelitian kausalitas adalah penelitian yang menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja audit dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Pemahaman Good Governance. 3.2.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan jenis data primer yang dikumpulkan dan objeknya dioleh sendiri langsung. Data primer itu sendiri adalah sumber data yang dapat dikumpulkan dan dapat diperoleh secara langsung yang memiliki hubungan 29 30 dengan permasalahan yang diteliti. Seperti penelitian yang dilakukan Trisnaningsih (2007), data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja pada KAP sebagai responden dalam penelitian ini. Sumber data dalam penelitian ini adalah nilai hasil dari masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang bekerja pada KAP sebagai responden. 3.2.2 Prosedur Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data diperoleh menggunakan instrumen, melalui pengumpulan data berupa kuisioner yang akan dibagikan kepada responden untuk diisi, sehingga didapatkan informasi dari auditor yang bekerja di KAP yang berada di DKI Jakarta. Terdapat dua karakteristik yang seharusnya berada dalam instrumen yang digunakan antara lain adalah valid, yaitu dimana instrument ini dapat mengukur yang seharusnya bisa untuk diukur, serta reliable dimana instrument tersebut konsisten dengan apa yang diukur dan konsisten dalam memberikan penilaian. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan metoda survey yaitu dengan membagikan kuisioner secara langsung kepada responden KAP yang terdapat di Jakarta. Kuisioner adalah satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan biasanya terdiri dari beberapa alternatif jawaban (Sekaran dan Bougie 2010). Dimana kuisioner tersebut akan dititipkan kepada bagian HRD atau kepada perwakilan dari masing-masing KAP yang kemudian diberikan kepada responden. Kuisioner yang diberikan akan menjaga kerahasiaan responden, sehingga dalam memberikan identitasnya responden hanya diminta mengisi beberapa identitas yang berhubungan dengan kriteria pengambilan sampel. Peneliti juga akan memberikan batas waktu toleransi untuk pengisian selama beberapa minggu. Dengan cara ini, diharapkan kusioner yang disebarkan dapat dikembalikan secepatnya, sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya. Pengiriman kuisioner melalui dengan telepon langsung ke kantor akuntan publik atau ke individu auditornya, dan sebagian kuisioner dikirim sendiri oleh peneliti secara langsung kepada masing-masing KAP di Jakarta. Dalam rangka meningkatkan response rate (tingkat pengembalian) kuisioner, penyebaran kuisioner dalam penelitian ini menggunakan teknik follow up, yaitu dengan melakukan konfirmasi melalui telepon, pesan teks singkat atau surat elektronik (email) kepada pengantara untuk memastikan 31 apakah kuisioner yang dibagikan telah diisi sesuai kriteria yang ada dan sudah bisa diambil. 3.2.3 Teknik Pengumpulan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer. Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui suatu survey, yaitu suatu cara penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta atau gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual. Survey dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang langsung diberikan kepada auditor-auditor yang bekerja di KAP. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengambilan sample dengan teknik convenience sampling. Dimana sebagian pengambilan sample, peneliti memilih sample yang tersedia dan yang mudah untuk diperoleh sebagai dasar pertimbangan pengambilan sample. Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Auditor harus bekerja pada KAP yang berdomisili di Jakarta. Dengan pendidikan minimal S1 jurusan Akuntansi. Pertimbangan tentang kriteria tersebut karena dengan telah ditempuhnya jenjang pendidikan, seorang auditor seharusnya lebih memiliki kemapuan dalam prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum serta lebih relevan. 2. Auditor yang bekerja di KAP harus memiliki pengalaman minimal 1 tahun. Kriteria pengalaman profesi harus ditetapkan, karena auditor yang baru mempunyai pengalaman 0-1 tahun cenderung masih menerima semua perintah dari atasan dan berusaha menyelesaikan secara maksimal, serta dapat memikirkan tentang peran utama atau identitas moralnya sebagai auditor. Auditor yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun telah mampu menilai kondisi lingkungan kerja dan memiliki pengalaman untuk beradaptasi dalam lingkungan kerjanya serta dipertimbangkan telah memahami tugasnya dalam bidang pengauditan. 3.2.4 Metode Penyajian Data Penyajian data dalam penelitian ini dapat disusun berbentuk tabel yang berisikan hasil dari penelitian yang didapatkan dengan berbagai pengujian yang ada. 32 Selain dalam berbentuk tabel, penulis juga memberikan dan menyajikan hasil penelitian secara deskriptif dengan menjelaskan secara rinci hasil penelitian. 3.2.5 Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk pengujian dari variable-variable yang ada dalam penelitian ini. Dari hasil pengelolaan data yang didapatkan dari hasil kuesioner dilakukan dengan menggunakan komputer dengan program SPSS 16. Dan metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression) yang bertujuan untuk menguji implikasi, Struktur Audit, konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Pemahaman Good Governance, terhadap kinerja auditor. Dan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya 3.3.1 Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja Auditor. Kinerja Auditor adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya (Rahmadan, 2011). Menurut Fanani et al, (2008), skala yang digunakan adalah skala likert. Adapun ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban responden, yaitu : 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. 3.3.2 Variabel independen Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 3.3.2.1 Struktur Audit Menurut Rahmandan (2011), Struktur Audit adalah sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikan oleh langkah-langkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi dan menggunakan sekumpulan alat-alat dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu auditor melakukan audit. 33 Menurut Fanani et al. (2008), skala yang digunakan dalam penelitian ini skala likert, ukuran yang digunakan untuk mengetahui jawaban responden, yaitu : untuk pertanyaan 1 dan 2 dinilai dengan 1 = sangat tidak rinci, 2 = tidak rinci, 3 = cukup, 4 = rinci, 5 = sangat rinci. Pertanyaan 3,4 dan 5 dinilai dengan 1 = tidak pernah, 2 = pernah, 3 = kadang-kadang, 4 = sering, 5 = sangat sering. 3.3.2.2 Konflik Peran Konflik peran merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh anggota organisasi yang biasa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja (Ramadhan, 2011). Menurut Fanani et al. (2008), skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Adapun ukuran untuk mengetahui jawaban responden, yaitu : 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. 3.3.2.3 Ketidakjelasan Peran Menurut Fanani et al. (2008), ketidakjelasan peran adalah tidak cukupnya sebuah informasi yang dimiliki serta tidak adanya arah dan kebijakan yang jelas, ketidakpastian tentang otoritas, kewajiban dan hubungan dengan lainnya, dan ketidakpastian sanksi dan ganjaran terhadap perilaku yang dilakukan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala likert, dan ukuran untuk mengetahui jawaban respondennya, yaitu :1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. 3.3.2.4 Pemahaman Good Governance Trisnaningsih (2007) mendefinisikan good governance adalah seberapa jauh pemahaman atas konsep tata kelola perusahaan yang baik oleh para auditor. Skala yang digunakan dalam penelitian ini skala likert. Adapun ukuran untuk mengetahui jawaban responden, yaitu :1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. 3.4 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah teknik statistik yang bertujuan memberikan penjelasan mengenai karakteristik dari suatu kelompok data atau lebih sehingga pemahaman akan ciri-ciri yang unik atau khusus dari kelompok data tersebut diketahui. Statistik deskriptif memberikan gambaran umum suatu data yang dapat 34 dilihat dari rata-rata, standar deviasi, dan varian. Dalam penelitian ini statistik deskriptif yang digunakan adalah berbentuk tabulasi dalam bentuk grafik dan tabel numerik. 3.4.1 Uji Kualitas Data Penelitian ini menggunakan data primer, maka dalam analisis data akan memerlukan tahap pengujian kualitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian akan dievaluasi melalui uji reliabilitas dan uji validitas. Data yang digunakan dalam penelitian harus berkualitas baik agar dalam mengambil keputusan dan kesimpulan penelitian tidak terjadi kesalahan dan bias. Informasi yang menyangkut kualitas data harus disampaikan karena hasil penelitian harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Prosedur uji validitas dan reliabilitas secara rinci adalah sebagai berikut: 3.4.1.1 Uji Validitas Validitas data pengukuran ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Oleh karena itu esensi dari validitas adalah akurasi. Instrumen akan dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Tujuan dari uji validitas adalah menentukan sah atau tidaknya kuisioner penelitian. Suatu kuisioner dinyatakan valid jika pertanyaannya mampu mengungkapkan sesuatu yang ingin diukur oleh kuisioner tersebut. Validitas suatu kuisioner ditujukan dengan nilai Pearson Correlation masing-masing indikator pertanyaan terhadap skor total variabel yang bersangkutan. Kriteria digunakan valid atau tidak valid apabila koefisien korelasi r kurang dari nilai r tabel dengan tingkat signifikasi 5 persen berarti butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2011). 3.4.1.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali 2011; 47). 35 Uji reliabilitas dilakukan dengan cara menghitung nilai Cronbach Alpha dari masing-masing konstruk dalam suatu variabel. Suatu konstruk dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,6 (rule of thumb) 3.4.2 Uji Asumsi Klasik Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat masalah regresi dalam penelitian ini. Pengujian ini terdiri dari beberapa macam pengujian: (1) Normalitas residual, (2) Multikolinearitas, (3)Autokorelasi, (4) Heteroskedastisitas. 3.4.2.1 Uji Normalitas Residual Di dalam sebuah model regresi sebuah model dikatakan fit apabila memiliki nilai residual yang normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki nilai yang normal. Uji normalitas untuk model regresi dapat menggunakan analisis grafik, yaitu probability plot dengan membandingkan antara plotting residual dan garis diagonal. Apabila plotting data residual mendekati garis diagonal maka model regresi tersebut adalah fit. Selain itu, untuk medeteksi apakah nilai residual setiap model regresi berdistribusi normal atau tidak dapat menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan melihat nilai Kolmogorov Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig. yang dibandingkan dengan nilai tingkat signifikan sebesar 0.05. 3.4.2.2 Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2011) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. 1. Jika nilai T > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas 2. Jika nilai T < 0,1 dan VIF > 10 maka terdapat multikolinearitas. 36 3.4.2.3 Uji Autokorelasi Menurut Sujarweni (2007) dalam Yuskar (2011) menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Pengujian ini dilakukan untuk mencari ada tidaknya auto korelasi dengan melakukan uji Durbin Watson (DW). Apabila terjadi korelasi maka hal tersebut menunjukan adanya problem autokorelasi. Masalah autokorelasi sering terjadi pada time serires (data runtun waktu). Sementara itu, pada data cross section (crossectional), autokorelasi sangat jarang terjadi sehingga uji autokorelasi tidak wajib dilakukan pada penelitian yang menggunakan data cross section (penelitian yang dilakukan hanya dalam kurun waktu tertentu dan biasanya menggunakan kuisioner). 3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2011) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas. Dasar analisis : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.4.3.1 Model Regresi Linear Berganda Menurut Ghozali (2011) Data yang ada didalam penelitian ini diolah menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Alat uji statistik yang digunakan adalah model regresi berganda untuk menguji apakah variabel independent berpengaruh terhadap variable dependen secara simultan dan secara parsial dengan ά = 0,05. 37 Regresi Linear Berganda pada penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh Struktur Audit, konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Pemahaman Good Governance, terhadap Kinerja auditor. Persamaan Regresi Bergandanya adalah sebagai berikut : Y = a + b1SA + b2KP + b3KTP + b4PGG + e Dimana : Y = Kinerja Auditor A = Konstanta SA = Struktur Auditor KP = Konflik Peran KTP = Ketidakjelasan Peran PGG = Pemahaman Good Governance e = Error term b1. b2. b3. b4. = Koefisien Regresi Analisis regresi ini sangat bermanfaat yang pertama untuk tujuan peramalan (estimation), yaitu bagaimana variabel independen digunakan untuk mengestimasi nilai variabel dependen. Analisis regresi, selain dapat mengukur kekuatan hubungan antara 2 variabel atau lebih, juga dapat menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Selain itu regresi juga digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Sementara untuk mengetahui sifat hubungan dapat pula menggunakan perhitungan dari regresi liniernya (beta). Jika koefisien regresi adalah positif berarti terdapat pengaruh positif dan jika negatif berarti terdapat pengaruh negatif. 3.4.3.2 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.4.3.2.1 Uji Koefisien Kolerasi (R) Menurut Ghozali (2011) uji koefisien korelasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Korelasi yang dihasilkan bisa berbentuk korelasi positif dan juga korelasi, dasar analisis pengujian ini adalah sebagai berikut: 38 1. Jika nilai R > 0,5 maka hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat. 2. Jika nilai R < 0,5 maka hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah lemah 3.4.3.2.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) Menurut Ghozali (2011) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabelvariabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terhadap jumlah variable independen yang dimasukan kedalam model. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. 3.4.3.2.3 Uji T Menurut Ghozali (2011) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk pengujian t dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel dalam tingkat probabilitas 5% dua sisi (5% two-tailed), apabila t hitung lebih besar daripada t tabel, maka Ha diterima, sedangkan bila nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. 3.4.3.2.4 Uji F Menurut Ghozali (2011), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Bila nilai F lebih besar daripada 4, maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang 39 menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan menerima Ha. Bila hasilnya signifikan berpengaruh berarti model yang diuji merupakan model yang baik untuk digunakan dalam penyederhanaan dunia nyata. 3.4.4 Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel Pada bab ini diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu variabel struktur audit, variabel konflik peran, variabel ketidakjelasan peran, variabel pemahaman good governance, dan variabel kinerja auditor. Metoda pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan skala interval yang merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak construct yang diukur. Menurut Sekaran (2000) dalam Trisnaningsih (2007), definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran yang berbeda-beda. Pertanyaan maupun pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala likert yaitu suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang ada. Jawaban dari responden bersifat kualitatif dan akan dikuantitatifkan, dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 5 point skala likert, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. 40