29 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Populasi

advertisement
BAB 3
METODA PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah meliputi semua Auditor
yang bekerja di KAP di DKI Jakarta, dan sampel yang digunakan adalah semua
Auditor yang bekerja di KAP di Jakarta. Pemilihan Sampel dilakukan dengan
menggunakan metode convenience sampling. Metode ini adalah metode pemilihan
sampel yang mengarah kepada penarikan sample sebenarnya atau seadanya. Serta
untuk memudahkan pemahaman. Penelitian ini mencakup KAP big four maupun non
big four yang berada di Wilayah DKI Jakarta. Adapun salah satu KAP big four yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. KAP Tanudiredja Wibsana & Rekan
Serta KAP non big four yang berada di Wilayah DKI Jakarta yang diambil sebagai
sample penelitian ini sebagai berikut:
1. KAP Hendrawinata Eddy & Siddharta
2. KAP Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny (Moore Stephens)
3. KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
4. KAP Abubakar Usman
3.2
Bentuk Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat
kausalitas. Penelitian kausalitas adalah penelitian yang menguji pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kinerja audit dan variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan
Pemahaman Good Governance.
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data primer yang dikumpulkan dan
objeknya dioleh sendiri langsung. Data primer itu sendiri adalah sumber data yang
dapat dikumpulkan dan dapat diperoleh secara langsung yang memiliki hubungan
29
30
dengan permasalahan yang diteliti. Seperti penelitian yang dilakukan Trisnaningsih
(2007), data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja
pada KAP sebagai responden dalam penelitian ini. Sumber data dalam penelitian ini
adalah nilai hasil dari masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari
pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang bekerja pada KAP
sebagai responden.
3.2.2 Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data diperoleh menggunakan instrumen, melalui
pengumpulan data berupa kuisioner yang akan dibagikan kepada responden untuk
diisi, sehingga didapatkan informasi dari auditor yang bekerja di KAP yang berada di
DKI Jakarta. Terdapat dua karakteristik yang seharusnya berada dalam instrumen
yang digunakan antara lain adalah valid, yaitu dimana instrument ini dapat mengukur
yang seharusnya bisa untuk diukur, serta reliable dimana instrument tersebut
konsisten dengan apa yang diukur dan konsisten dalam memberikan penilaian.
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan metoda survey yaitu dengan
membagikan kuisioner secara langsung kepada responden KAP yang terdapat di
Jakarta. Kuisioner adalah satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan
biasanya terdiri dari beberapa alternatif jawaban (Sekaran dan Bougie 2010).
Dimana kuisioner tersebut akan dititipkan kepada bagian HRD atau kepada
perwakilan dari masing-masing KAP yang kemudian diberikan kepada responden.
Kuisioner yang diberikan akan menjaga kerahasiaan responden, sehingga dalam
memberikan identitasnya responden hanya diminta mengisi beberapa identitas yang
berhubungan dengan kriteria pengambilan sampel. Peneliti juga akan memberikan
batas waktu toleransi untuk pengisian selama beberapa minggu.
Dengan cara ini, diharapkan kusioner yang disebarkan dapat dikembalikan
secepatnya, sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya. Pengiriman kuisioner
melalui dengan telepon langsung ke kantor akuntan publik atau ke individu
auditornya, dan sebagian kuisioner dikirim sendiri oleh peneliti secara langsung
kepada masing-masing KAP di Jakarta. Dalam rangka meningkatkan response rate
(tingkat pengembalian) kuisioner, penyebaran kuisioner dalam penelitian ini
menggunakan teknik follow up, yaitu dengan melakukan konfirmasi melalui telepon,
pesan teks singkat atau surat elektronik (email) kepada pengantara untuk memastikan
31
apakah kuisioner yang dibagikan telah diisi sesuai kriteria yang ada dan sudah bisa
diambil.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Sampel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer. Data primer
adalah data yang didapat langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini data yang
diperoleh melalui suatu survey, yaitu suatu cara penyelidikan yang diadakan untuk
memperoleh fakta atau gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara
faktual. Survey dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang langsung
diberikan kepada auditor-auditor yang bekerja di KAP. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan pengambilan sample dengan teknik convenience sampling. Dimana
sebagian pengambilan sample, peneliti memilih sample yang tersedia dan yang
mudah untuk diperoleh sebagai dasar pertimbangan pengambilan sample. Kriteria
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Auditor harus bekerja pada KAP yang berdomisili di Jakarta. Dengan
pendidikan minimal S1 jurusan Akuntansi. Pertimbangan tentang kriteria
tersebut karena dengan telah ditempuhnya jenjang pendidikan, seorang
auditor seharusnya lebih memiliki kemapuan dalam prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum serta lebih relevan.
2. Auditor yang bekerja di KAP harus memiliki pengalaman minimal 1 tahun.
Kriteria pengalaman profesi harus ditetapkan, karena auditor yang baru
mempunyai pengalaman 0-1 tahun cenderung masih menerima semua
perintah dari atasan dan berusaha menyelesaikan secara maksimal, serta
dapat memikirkan tentang peran utama atau identitas moralnya sebagai
auditor. Auditor yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun telah
mampu menilai kondisi lingkungan kerja dan memiliki pengalaman untuk
beradaptasi dalam lingkungan kerjanya serta dipertimbangkan telah
memahami tugasnya dalam bidang pengauditan.
3.2.4 Metode Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini dapat disusun berbentuk tabel yang
berisikan hasil dari penelitian yang didapatkan dengan berbagai pengujian yang ada.
32
Selain dalam berbentuk tabel, penulis juga memberikan dan menyajikan hasil
penelitian secara deskriptif dengan menjelaskan secara rinci hasil penelitian.
3.2.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk
pengujian dari variable-variable yang ada dalam penelitian ini. Dari hasil
pengelolaan data yang didapatkan dari hasil kuesioner dilakukan dengan
menggunakan komputer dengan program SPSS 16. Dan metode yang dipakai dalam
penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression) yang bertujuan
untuk menguji implikasi, Struktur Audit, konflik Peran, Ketidakjelasan Peran,
Pemahaman Good Governance, terhadap kinerja auditor. Dan untuk menguji
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
3.3
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja
Auditor. Kinerja Auditor adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya,
dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu
pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya (Rahmadan, 2011).
Menurut Fanani et al, (2008), skala yang digunakan adalah skala likert.
Adapun ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban responden, yaitu : 1 = sangat
tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju.
3.3.2 Variabel independen
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
3.3.2.1 Struktur Audit
Menurut Rahmandan (2011), Struktur Audit adalah sebuah pendekatan
sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikan oleh langkah-langkah penentuan
audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi dan menggunakan
sekumpulan alat-alat dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk
membantu auditor melakukan audit.
33
Menurut Fanani et al. (2008), skala yang digunakan dalam penelitian ini skala
likert, ukuran yang digunakan untuk mengetahui jawaban responden, yaitu : untuk
pertanyaan 1 dan 2 dinilai dengan 1 = sangat tidak rinci, 2 = tidak rinci, 3 = cukup, 4
= rinci, 5 = sangat rinci. Pertanyaan 3,4 dan 5 dinilai dengan 1 = tidak pernah, 2 =
pernah, 3 = kadang-kadang, 4 = sering, 5 = sangat sering.
3.3.2.2 Konflik Peran
Konflik peran merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh anggota
organisasi yang biasa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja (Ramadhan,
2011). Menurut Fanani et al. (2008), skala yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala likert. Adapun ukuran untuk mengetahui jawaban responden, yaitu : 1 =
sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju.
3.3.2.3 Ketidakjelasan Peran
Menurut Fanani et al. (2008), ketidakjelasan peran adalah tidak cukupnya
sebuah informasi yang dimiliki serta tidak adanya arah dan kebijakan yang jelas,
ketidakpastian tentang otoritas, kewajiban dan hubungan dengan lainnya, dan
ketidakpastian sanksi dan ganjaran terhadap perilaku yang dilakukan.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala likert, dan ukuran
untuk mengetahui jawaban respondennya, yaitu :1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak
setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju.
3.3.2.4 Pemahaman Good Governance
Trisnaningsih (2007) mendefinisikan good governance adalah seberapa jauh
pemahaman atas konsep tata kelola perusahaan yang baik oleh para auditor. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini skala likert. Adapun ukuran untuk mengetahui
jawaban responden, yaitu :1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 =
setuju, 5 = sangat setuju.
3.4
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah teknik statistik yang bertujuan memberikan
penjelasan mengenai karakteristik dari suatu kelompok data atau lebih sehingga
pemahaman akan ciri-ciri yang unik atau khusus dari kelompok data tersebut
diketahui. Statistik deskriptif memberikan gambaran umum suatu data yang dapat
34
dilihat dari rata-rata, standar deviasi, dan varian. Dalam penelitian ini statistik
deskriptif yang digunakan adalah berbentuk tabulasi dalam bentuk grafik dan tabel
numerik.
3.4.1 Uji Kualitas Data
Penelitian ini menggunakan data primer, maka dalam analisis data akan
memerlukan tahap pengujian kualitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan
instrumen penelitian akan dievaluasi melalui uji reliabilitas dan uji validitas. Data
yang digunakan dalam penelitian harus berkualitas baik agar dalam mengambil
keputusan dan kesimpulan penelitian tidak terjadi kesalahan dan bias. Informasi yang
menyangkut kualitas data harus disampaikan karena hasil penelitian harus dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Prosedur uji validitas dan reliabilitas secara
rinci adalah sebagai berikut:
3.4.1.1 Uji Validitas
Validitas data pengukuran ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat.
Oleh karena itu esensi dari validitas adalah akurasi. Instrumen akan dikatakan valid
jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Tujuan dari uji
validitas adalah menentukan sah atau tidaknya kuisioner penelitian.
Suatu kuisioner dinyatakan valid jika pertanyaannya mampu mengungkapkan
sesuatu yang ingin diukur oleh kuisioner tersebut. Validitas suatu kuisioner ditujukan
dengan nilai Pearson Correlation masing-masing indikator pertanyaan terhadap skor
total variabel yang bersangkutan. Kriteria digunakan valid atau tidak valid apabila
koefisien korelasi r kurang dari nilai r tabel dengan tingkat signifikasi 5 persen
berarti butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2011).
3.4.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu (Ghozali 2011; 47).
35
Uji reliabilitas dilakukan dengan cara menghitung nilai Cronbach Alpha dari
masing-masing konstruk dalam suatu variabel. Suatu konstruk dikatakan reliable jika
nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,6 (rule of thumb)
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat masalah regresi
dalam penelitian ini. Pengujian ini terdiri dari beberapa macam pengujian: (1)
Normalitas residual, (2) Multikolinearitas, (3)Autokorelasi, (4) Heteroskedastisitas.
3.4.2.1 Uji Normalitas Residual
Di dalam sebuah model regresi sebuah model dikatakan fit apabila memiliki
nilai residual yang normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki nilai yang normal.
Uji normalitas untuk model regresi dapat menggunakan analisis grafik, yaitu
probability plot dengan membandingkan antara plotting residual dan garis diagonal.
Apabila plotting data residual mendekati garis diagonal maka model regresi tersebut
adalah fit. Selain itu, untuk medeteksi apakah nilai residual setiap model regresi
berdistribusi normal atau tidak dapat menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan
melihat nilai Kolmogorov Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig. yang dibandingkan
dengan nilai tingkat signifikan sebesar 0.05.
3.4.2.2 Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2011) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen.
Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
1. Jika nilai T > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas
2. Jika nilai T < 0,1 dan VIF > 10 maka terdapat multikolinearitas.
36
3.4.2.3 Uji Autokorelasi
Menurut Sujarweni (2007) dalam Yuskar (2011) menguji autokorelasi dalam
suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel
pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Pengujian ini
dilakukan untuk mencari ada tidaknya auto korelasi dengan melakukan uji Durbin
Watson (DW).
Apabila terjadi korelasi maka hal tersebut menunjukan adanya problem
autokorelasi. Masalah autokorelasi sering terjadi pada time serires (data runtun
waktu). Sementara itu, pada data cross section (crossectional), autokorelasi sangat
jarang terjadi sehingga uji autokorelasi tidak wajib dilakukan pada penelitian yang
menggunakan data cross section (penelitian yang dilakukan hanya dalam kurun
waktu tertentu dan biasanya menggunakan kuisioner).
3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskesdatisitas. Dasar analisis :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.4.3.1 Model Regresi Linear Berganda
Menurut Ghozali (2011) Data yang ada didalam penelitian ini diolah
menggunakan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Alat uji
statistik yang digunakan adalah model regresi berganda untuk menguji apakah
variabel independent berpengaruh terhadap variable dependen secara simultan dan
secara parsial dengan ά = 0,05.
37
Regresi Linear Berganda pada penelitian ini digunakan untuk menguji
pengaruh Struktur Audit, konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Pemahaman Good
Governance, terhadap Kinerja auditor. Persamaan Regresi Bergandanya adalah
sebagai berikut :
Y
=
a + b1SA + b2KP + b3KTP + b4PGG + e
Dimana :
Y
= Kinerja Auditor
A
= Konstanta
SA
= Struktur Auditor
KP
= Konflik Peran
KTP
= Ketidakjelasan Peran
PGG
= Pemahaman Good Governance
e
= Error term
b1. b2. b3. b4.
= Koefisien Regresi
Analisis regresi ini sangat bermanfaat yang pertama untuk tujuan peramalan
(estimation), yaitu bagaimana variabel independen digunakan untuk mengestimasi
nilai variabel dependen. Analisis regresi, selain dapat mengukur kekuatan hubungan
antara 2 variabel atau lebih, juga dapat menunjukkan arah hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen. Selain itu regresi juga digunakan untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Sementara untuk mengetahui sifat
hubungan dapat pula menggunakan perhitungan dari regresi liniernya (beta). Jika
koefisien regresi adalah positif berarti terdapat pengaruh positif dan jika negatif
berarti terdapat pengaruh negatif.
3.4.3.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.4.3.2.1 Uji Koefisien Kolerasi (R)
Menurut Ghozali (2011) uji koefisien korelasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Korelasi yang dihasilkan bisa berbentuk korelasi positif dan juga korelasi,
dasar analisis pengujian ini adalah sebagai berikut:
38
1.
Jika nilai R > 0,5 maka hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen adalah kuat.
2.
Jika nilai R < 0,5 maka hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen adalah lemah
3.4.3.2.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2011) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabelvariabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bisa terhadap jumlah variable independen yang dimasukan kedalam model. Oleh
karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada
saat mengevaluasi mana model regresi terbaik.
3.4.3.2.3 Uji T
Menurut Ghozali (2011) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen.
Untuk pengujian t dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel
dalam tingkat probabilitas 5% dua sisi (5% two-tailed), apabila t hitung lebih besar
daripada t tabel, maka Ha diterima, sedangkan bila nilai t hitung lebih kecil daripada
t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
3.4.3.2.4 Uji F
Menurut Ghozali (2011), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut :
1.
Bila nilai F lebih besar daripada 4, maka Ho dapat ditolak pada derajat
kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang
39
menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan
signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2.
Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel.
Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan
menerima Ha. Bila hasilnya signifikan berpengaruh berarti model yang
diuji merupakan model yang baik untuk digunakan dalam penyederhanaan
dunia nyata.
3.4.4 Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel
Pada bab ini diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan
dalam penelitian yaitu variabel struktur audit, variabel konflik peran, variabel
ketidakjelasan peran, variabel pemahaman good governance, dan variabel kinerja
auditor. Metoda pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan skala
interval yang merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan
jarak construct yang diukur.
Menurut Sekaran (2000) dalam Trisnaningsih (2007), definisi operasional
variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabel-variabel tersebut di
lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas serta tidak menimbulkan
berbagai tafsiran yang berbeda-beda. Pertanyaan maupun pernyataan dalam
kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini akan diukur dengan
menggunakan skala likert yaitu suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang
ada. Jawaban dari responden bersifat kualitatif dan akan dikuantitatifkan, dimana
jawaban diberi skor dengan menggunakan 5 point skala likert, yaitu: nilai 1 = sangat
tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju.
40
Download