BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Di pasar modal, laporan keuangan perusahaan yang go public sangat penting sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan, terlebih perusahaan yang go public merupakan perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan luas, oleh karena itu operasi perusahaan yang efisien akan sangat mempengaruhi apresiasi masyarakat pada perusahaan publik. Pengukuran efisiensi dapat dilakukan dengan menggunakan kinerja keuangan Kehadiran pasar modal di Indonesia ditandai dengan banyaknya investor yang mulai menanamkan sahamnya dalam industri real estate dan property. Bisnis real estate dan property baik residensial maupun komersial menunjukkan perkembangan yang cukup pesat di Indonesia, terbukti dengan semakin maraknya pembangunan perumahan, pusat bisnis dan supermall dalam tahun‐tahun terakhir. Selain itu ditunjukkan dengan semakin tingginya pertumbuhan kinerja sektor bangunan dalam dua tahun terakhir dibanding dengan sektor‐sektor ekonomi lainnya yaitu sebesar10,32% untuk tahun 2003 dan 10,75% untuk tahun 2004 (Jawa Pos, 18 Januari 2005). Manajemen Prima Propertindo Group meyakini meski kondisi perekonomian indonesia sedang dalam gejolak, tetapi masyarakat tetap meminati investasi di sektor properti,... Meski terjadi perlambatan ekonomi, paparnya (Ronny Tandamu) , tetapi sampai saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bagus dan suku bunga juga masih kondusif. Masyarakat menengah atas di Indonesia, juga masih percaya bahwa properti adalah instrumen investasi yang paling aman. (Bisinis Indonesia, 16 September 2013) Semakin pesatnya perkembangan sektor property yang diikuti dengan semakin tingginya permintaan akan kebutuhan papan, membuat emiten-emiten 1 2 property membutuhkan dana dari sumber eksternal. Dana dari sumber eksternal dapat diperoleh melalui pasar modal (Husnan, 1998). Banyak masyarakat menginvestasikan modalnya di industri property dikarenakan harga tanah yang cenderung naik. Penyebabnya adalah supply tanah bersifat tetap sedangkan demand akan selalu besar seiring pertambahan penduduk. Kenaikan yang terjadi pada harga tanah diperkirakan 40%. Selain itu harga tanah bersifat rigrid, artinya penentu harga bukanlah pasar tetapi orang yang menguasai tanah (Rachbini, 1997). Para investor yang akan melakukan investasi dengan membeli saham di pasar modal akan menganalisis kondisi perusahaan terlebih dahulu agar investasi yang dilakukannya dapat memberikan keuntungan (return). Memperoleh return (keuntungan) merupakan tujuan utama dari aktivitas perdagangan para investor di pasar modal. Para investor menggunakan berbagai cara untuk memperoleh return yang diharapkan, baik melalui analisis sendiri terhadap perilaku perdagangan saham, maupun dengan memanfaatkan sarana yang diberikan oleh para analis pasar modal, seperti broker, dealer, manajer investasi. Pola perilaku perdagangan saham di pasar modal dapat memberi kontribusi bagi pola perilaku harga saham di pasar modal tersebut. Pola perilaku harga saham akan menentukan pola return yang diterima dari saham tersebut (Budi dan Nurhatmini, 2003). Seorang investor yang melakukan investasi dalam bentuk pembelian saham suatu perusahaan biasanya menuntut hasil yang lebih tinggi di banding hasil yang diperoleh dari investasi pada deposito, tetapi sebagai konsekuensinya, investasi dalam bentuk saham mengandung ketidakpastian dan juga sulit meramalkan masa depan perusahaan bersangkutan. Harga saham yang cenderung naik, akan menciptakan capital gain. Harga saham yang cenderung turun, menciptakan capital loss, Tandelilin (2010 : 102). Perubahan harga saham secara kumulatif akan membentuk kumulasi netto harga saham bertanda positif. Sebaliknya turunnya harga saham yang lebih dari naikknya harga saham, secara kumulatif membentuk kumulasi netto harga saham bertanda negatif. Resiko dalam berinvestasi tidak dapat dihindari, namun dapat ditekan sekecil mungkin, misalnya dengan melakukan suatu analisa pada informasi-informasi yang ada. 3 Dari hasil analisis yang ada akan menunjukkan perusahaan mana yang mendapat kepercayaan dari investor dalam menanamkan modalnya. Menurut Husnan ( 2001: 315), ”Untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua pendekatan dasar, yaitu analisis fundamental dan analsisis teknikal”. Faktor fundamental dari perusahaan yang dapat menjelaskan kelemahan kinerja keuangan perusahaan diantaranya adalah rasio-rasio keuangan. Melalui rasio-rasio keuangan kita bisa membuat perbandingan yang berarti dalam dua hal. Pertama, kita bisa membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu untuk mengamati kecenderungan (trend) yang sedang terjadi. Kedua, kita bisa membandingkan rasio keuangan sebuah perusahaan dengan perusahaan lain yang masih bergerak dalam industri yang relatif sama dengan teoritis tertentu. Di dalam analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. (Ang, 1997 ) mengelompokan rasio keuangan ke dalam lima rasio yanitu rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan rasio pasar. Rasio-rasio keuangan tersebut diguanakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan dari kondisi keuangan suatu perusahaan serta dapat memprediksi return saham di pasar modal. Rasio – rasio yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi rasio profitabilitas, solvabilitas dan rasio pasar. Fluktuasi return saham dipengaruhi oleh harga saham yang ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba digambarkan dalam bentuk Earning Per Share. EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Jika laba bersih perusahaan meningkat, maka harga saham juga akan naik (Putri,2011). NPM mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan yang dicapai oleh perusahaan. NPM yang semakin tinggi menunjukkan bahwa semakin meningkat keuntungan bersih yang dicapai perusahaan. Dengan meningkatnya NPM maka akan meningkatnya daya tarik investor untuk menanamkan saham perusahaan juga cenderung akan meningkat seiring dengan 4 asumsi bahwa dengan meningkatnya laba bersih maka return yang akan diterima oleh para investor juga akan meningkat. Rasio lain berikutnya adalah Debt to Equity Ratio (DER), merupakan rasio solvabilitas yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukan melalui seberapa besar bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin tinggi DER menunjukan semakin besar total kewajiban juga akan menunjukan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar. Hal ini akan berdampak pada menurunnya harga saham di bursa, sehingga return saham akan menurun. Kemudian Price to Book Value, merupakan rasio penilaian pasar yang menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan (Sugiarto, 2011). PBV yang tinggi akan menunjukkan semakin tinggi penilaian investor terhadap perusahaan tersebut dan hal ini akan berpengaruh pada semakin meningkatnya harga saham suatu perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan (return) perusahaan yang bersangkutan.(Sunarjaya dan Rahyuda,2012) Terdapat beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian tentang pengaruh Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM) Debt To Equity Ratio (DER), dan Price to Book Value (PBV) terhadap return saham. Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Rasio pasar merupakan rasio yang menggambarkan harapan-harapan investor terhadap investasi yang ditanamkan. Rasio ini menunjukan informasi pentung perusahaan yang diuangkapkan dalam basis per saham Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Haruman, Stevanus Andree Cipto S dan Maya Ariyanti, 2005) yang telah menganalisis pengaruh faktor fundamental, ekonomi makro dan risiko sistematis terhadap tingkat pengembalian saham BEJ dengan sampel 33 perusahaan yang telah listing di BEJ dan tergabung dalam LQ45. Hasilnya menunjukan bahwa EPS dan PER berpengaruh positif dan signifikan 5 terhadap tingkat pengembalian saham. Tetapi pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Susilowati, 2011) EPS berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan (Nathanael, 2008 ) juga menunjukan bahwa EPS berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham. 2. NPM mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan yang dicapai oleh perusahaan. NPM yang semakin tinggi menunjukan bahwa semakin meningkat keuntungan bersih yang dicapai perusahaan. Penelitian terdahulu diteliti oleh Sunarjaya dan Rahyuda (2012) dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa NPM secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan. namun hasil penelitian tesis dari Christanty ( 2009) menunjukkan bahwa Net Profit Margin justru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham yang tercatat dalam LQ45 di BEI periode 2003-2007. Hasil NPM positif dan signifikan pun juga diperoleh dari penelitian Harjito dan Aryayoga (2009), dan juga penelitian yang diteliti oleh Susilowati (2011) 3. Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2012) yang meneliti pengaruh DER, EPS, dan NPM terhadap return saham pada perusahaan sektor perbankan menyimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh positif signifikan antara Debt to Equity Ratio dengan return saham. Berbeda dengan penelitian Yulianti (2008) yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara PER, PBV, NPM, dan DER dengan return saham baik secara simultan maupun parsial. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Sugiarto (2011) yang berjudul Analisa pengaruh beta, size perusahaan, DER dan PBV terhadap return saham dengan objek perusahaan-perusahaan yang ada di Indeks papan utama dan pengembangan menyimpulkan bahwa Price to Book Value berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Sedangkan penelitian yang 6 dilakukan Yulianti (2008) menyebutkan bahwa Price to Book Value tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian mengenai return saham telah banyak dilakukan mengingat pentingnya faktor fundamental dalam mempengaruhi nilai return saham. Namun berdasarkan bukti empiris yang menghubungkan nilai faktor-fakor fundamental dengan return saham masih menunjukan hasil yang berbeda-beda dan tidak konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membuktikan bagaimana pengaruh keempat faktor fundamental tersebut (EPS, NPM, DER, PBV) terhadap return saham terutama pada sektor industri real estate and property di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hal-hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Earning per share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Price to Book Value (PBV) Terhadap Return Saham ( Pada perusahaan sub sektor Real Estate And Property yang listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 )” 1.2 Identifikasi Masalah Mengacu kepada uraian latar belakang penelitian di atas, maka penulis mengidentifikasikan bahwa rasio penilaian pasar dan risiko saham merupakan perhitungan yang dapat dipakai untuk memprediksi tingkat return saham perusahaan. Berikut ini perumusan masalah yang akan dikaji oleh penulis : 1. Bagaimana perkembangan Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), dan return saham perusahaan pada industri Real Estate and Property di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 ? 2. Bagaimana pengaruh Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV) secara simultan dan parsial terhadap return saham perusahaan pada industri Real Estate and Property di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 ? 7 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini ialah untuk memperoleh data serta informasi yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian dan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat yang perlu dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis perkembangan Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), dan return saham perusahaan pada industri sub sektor Real Estate and Property di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. 2. Untuk menganalisis pengaruh Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), secara simultan dan parsial terhadap return saham perusahaan pada industri sub sektor Real Estate and Property di Bursa Efek Indonesia periode 20082012. 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian ini menghasilkan kegunaan sebagai berikut : 1. Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam bidang manajemen, khususnya dalam pengambilan keputusan investasi perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya. 2. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal dengan melihat beberapa faktor yang dapat digunakan untuk menganalisis return saham. 3. Bagi Emiten 8 Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dalam rangka untuk meningkatkan return saham perusahaan. 1.5 Kerangka Pemikiran Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2006:4). Kegiatan investasi dapat di lakukan di pasar keuangan yang merupakan tempat pertemuan antara orang atau perusahaan yang hendak menanamkan dana (investor) dan pihak-pihak yang membutuhkan dana. Pasar keuangan dapat berupa pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market). Pasar modal adalah alternatif bagi pemilik modal (investor) untuk melakukan penanaman modal (investasi) jangka panjang. Dalam pasar modal tersedia berbagai aset keuangan yang menawarkan tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda. Para pemilik modal atau investor bebas memilih jenis aset keuangan yang diinginkannya, tentu saja dengan harapan bahwa investasi tersebut mampu memberikan keuntungan yang optimal. Investasi di pasar modal dapat memberikan keuntungan yang sangat besar apabila investor mampu mengambil keputusan yang tepat setiap saat dalam melakukan investasi. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menentukan return yang diharapkan. Bagi calon investor yang rasional keputusan investasi dalam suatu saham harus didahului oleh suatu proses analisis terhadap suatu variabel yang diperkirakan akan mempengaruhi harga suatu saham. Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan investor, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Pengertian analisis teknikal menurut Husnan (2005:341) sebagai berikut : “Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham (kondisi pasar) di waktu yang lalu.” 9 Sedangkan mengenai pengertian analisis fundamental, Husnan (2005:307) menyatakan : “Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.” Dengan melakukan analisis yang tepat, pelaku pasar dapat mengetahui halhal yang menyangkut kondisi kinerja perusahaan dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Sumber informasi umum yang sering digunakan untuk analisis fundamental adalah laporan keuangan perusahaan tersebut. Definisi laporan keuangan menurut Sundjaja dan Barlian (2003:76) : “Suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut.” Jadi dengan melihat laporan keuangan, pemilik atau pemegang saham akan bisa mengetahui apakah investasi yang dilakukan pada perusahaan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan investasi pada jenis yang lain. Dengan adanya laporan keuangan tersebut, kita dapat melakukan beberapa analisis rasio yang berguna untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan di masa yang akan datang. Didalam analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. mengelompokan rasio keuangan ke dalam lima rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan rasio pasar. Rasio-rasio keungan tersebut digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan dari kondisi keuangan suatu perusahaan serta dapat memprediksi return saham di pasar modal. Rasio – rasio yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi rasio profitabilitas, solvabilitas dan rasio pasar. Rasio profitabilitas yang berfungsi dan 10 sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham adalah Earning per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM). Earning per Share (EPS) atau laba per lembar saham merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan sebagai alat analisis untuk mengetahui tingkat profitabilitas sebuah perusahaan. Earning per Share (EPS) diperoleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagi dengan jumlah rata-rata saham yang beredar, dengan begitu semakin besar rasio ini maka semakin besar pula return yang didapatkan oleh para investor. Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan antara pendapatan bersih dengan pendapatan operasi. NPM ini berfungsi untuk mengukut tingkat engembalian keuantungan bersih terhadap penjualan bersihnya. semakin besar nilai NPM berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan yang berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih (Putri,2012). Rasio lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi return saham adalah Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio solvabilitas yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukan oleh beberapa bagain modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin tinggi DER menunjukan semakin besar total hutang menunjukan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar. Hal ini akan berdampak pada menurunnya harga saham di bursa, sehingga return saham akan menurun. Rasio selanjutnya yaitu salah satu jenis rasio pasar yang sering dikaitkan dengan return saham adalah Price to Book Value (PBV), yang merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya, semakin tinggi nilai PBV, maka semakin tinggi pula perusahaan itu dinilai oleh investor dibandingkan dengan dana yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut. Dengan demikian kenaikan nilai PBV akan berpengaruh positif terhadap harga saham. Dengan kenaikan harga saham, maka return sahampun diharapkan meningkat (Putri,2012). Berdasarkan telaah pustaka dan hipotesis yang dikembangkan di atas dapat 11 maka dapat dikembangkan kembali menjadi kerangka pemikiran teoritis yang disajikan dalam : Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Pasar Modal Investor Analisis Investasi Analisis Teknikal Analisis Fundamental Analisis Rasio EPS (X1) NPM(X2) DER(X3) Return Saham (Y) Keterangan : Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti PBV(X4) 12 Gambar 1.2 Paradigma Penelitian EPS ( X1 ) NPM ( X2 ) Return Saham (Y) DER ( X3 ) PBV ( X4 ) 1.6 Penyusunan Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis tersebut maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Price to Book Value (PBV) terhadap return saham secara simultan H2 : Terdapat pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap return saham. H3 : Terdapat pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham. H4 : Terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham. H5 : Terdapat pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap return saham. 1.7 Metode Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory. Penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan yang lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-verifikatif. 13 Metode deskriptif menurut Nazir (2003: 54): “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Kemudian metode verifikatif menurut Rasyad (2003:6) adalah : “Metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara variabel melalui pengujian suatu hipotesis melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima”. Tujuan dari penelitian verifikatif ialah untuk menjawab permasalahan mengenai hubungan serta pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen di dalam penelitian ini. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan analisis korelasi. Menurut Riduan (2006:145) regresi atau peramalan adalah : “Suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.” Metode analisis statistik yang digunakan adalah metode analisis statistik secara bersamaan (simultan) yaitu uji hipotesis yang dilakukan dengan cara uji statistik F yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel X1, X2, X3 dan, X4 secara simultan terhadap variabel Y. Sedangkan analisis statistik secara sendiri (parsial) yaitu uji hipotesis yang dilakukan dengan cara uji statistik t dari masing-masing variabel. 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.8.1 Lokasi Penelitian Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan real estate and property yang telah listing di Bursa Efek Indonesia. Dimana data diperoleh dari situs 14 www.idx.go.id, Indonesian Capital Market Directory dan Pojok Bursa Universitas Widyatama yang berlokasi di Jl.Cikutra no.204A Bandung 40125, dengan mengambil data sekunder berupa laporan keuangan. 1.8.2 Waktu Penelitian Tabel 1.1 Jadwal Penelitian Kegiatan Survey Awal Pengajuan Judul Penelitian BAB 1 + Revisi + Pengumpulan Jurnal BAB 2 + Revisi + Pengumpulan data pustaka BAB 3 + Revisi + Pengumpulan data objek yang diteliti BAB 4 + Revisi + Penelitian Lapangan BAB 5 + Penyelesaian akhir skipsi Pelaksanaan Sidang skripsi Agustus September Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4