BAB I PENDAHULUAN - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pasar modal sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari
masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang
diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar
modal adalah perasaan aman akan investasinya. Di pasar modal, laporan keuangan
perusahaan yang go public sangat penting sebagai dasar penilaian kinerja
perusahaan, terlebih perusahaan yang go public merupakan perusahaan yang
dimiliki oleh perusahaan luas, oleh karena itu operasi perusahaan yang efisien
akan sangat mempengaruhi apresiasi masyarakat pada perusahaan publik.
Pengukuran efisiensi dapat dilakukan dengan menggunakan kinerja keuangan
Kehadiran pasar modal di Indonesia ditandai dengan banyaknya investor
yang mulai menanamkan sahamnya dalam industri real estate dan property.
Bisnis real estate dan property baik residensial maupun komersial menunjukkan
perkembangan yang cukup pesat di Indonesia, terbukti dengan semakin maraknya
pembangunan perumahan, pusat bisnis dan supermall dalam tahun‐tahun terakhir.
Selain itu ditunjukkan dengan semakin tingginya pertumbuhan kinerja sektor
bangunan dalam dua tahun terakhir dibanding dengan sektor‐sektor ekonomi
lainnya yaitu sebesar10,32% untuk tahun 2003 dan 10,75% untuk tahun 2004
(Jawa Pos, 18 Januari 2005).
Manajemen Prima Propertindo Group meyakini meski kondisi perekonomian
indonesia sedang dalam gejolak, tetapi masyarakat tetap meminati investasi di
sektor properti,... Meski terjadi perlambatan ekonomi, paparnya (Ronny
Tandamu) , tetapi sampai saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bagus
dan suku bunga juga masih kondusif. Masyarakat menengah atas di Indonesia,
juga masih percaya bahwa properti adalah instrumen investasi yang paling aman.
(Bisinis Indonesia, 16 September 2013)
Semakin pesatnya perkembangan sektor property yang diikuti dengan
semakin tingginya permintaan akan kebutuhan papan, membuat emiten-emiten
1
2
property membutuhkan dana dari sumber eksternal. Dana dari sumber eksternal
dapat diperoleh melalui pasar modal (Husnan, 1998). Banyak masyarakat
menginvestasikan modalnya di industri property dikarenakan harga tanah yang
cenderung naik. Penyebabnya adalah supply tanah bersifat tetap sedangkan
demand akan selalu besar seiring pertambahan penduduk. Kenaikan yang terjadi
pada harga tanah diperkirakan 40%. Selain itu harga tanah bersifat rigrid, artinya
penentu harga bukanlah pasar tetapi orang yang menguasai tanah (Rachbini,
1997).
Para investor yang akan melakukan investasi dengan membeli saham di
pasar modal akan menganalisis kondisi perusahaan terlebih dahulu agar investasi
yang dilakukannya dapat memberikan keuntungan (return). Memperoleh return
(keuntungan) merupakan tujuan utama dari aktivitas perdagangan para investor di
pasar modal. Para investor menggunakan berbagai cara untuk memperoleh return
yang diharapkan, baik melalui analisis sendiri terhadap perilaku perdagangan
saham, maupun dengan memanfaatkan sarana yang diberikan oleh para analis
pasar modal, seperti broker, dealer, manajer investasi. Pola perilaku perdagangan
saham di pasar modal dapat memberi kontribusi bagi pola perilaku harga saham di
pasar modal tersebut. Pola perilaku harga saham akan menentukan pola return
yang diterima dari saham tersebut (Budi dan Nurhatmini, 2003).
Seorang investor yang melakukan investasi dalam bentuk pembelian
saham suatu perusahaan biasanya menuntut hasil yang lebih tinggi di banding
hasil yang diperoleh dari investasi pada deposito, tetapi sebagai konsekuensinya,
investasi dalam bentuk saham mengandung ketidakpastian dan juga sulit
meramalkan masa depan perusahaan bersangkutan. Harga saham yang cenderung
naik, akan menciptakan capital gain. Harga saham yang cenderung turun,
menciptakan capital loss, Tandelilin (2010 : 102). Perubahan harga saham secara
kumulatif akan membentuk kumulasi netto harga saham bertanda positif.
Sebaliknya turunnya harga saham yang lebih dari naikknya harga saham, secara
kumulatif membentuk kumulasi netto harga saham bertanda negatif. Resiko dalam
berinvestasi tidak dapat dihindari, namun dapat ditekan sekecil mungkin,
misalnya dengan melakukan suatu analisa pada informasi-informasi yang ada.
3
Dari hasil analisis yang ada akan menunjukkan perusahaan mana yang mendapat
kepercayaan dari investor dalam menanamkan modalnya. Menurut Husnan (
2001: 315), ”Untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua
pendekatan dasar, yaitu analisis fundamental dan analsisis teknikal”.
Faktor fundamental dari perusahaan yang dapat menjelaskan kelemahan
kinerja keuangan perusahaan diantaranya adalah rasio-rasio keuangan. Melalui
rasio-rasio keuangan kita bisa membuat perbandingan yang berarti dalam dua hal.
Pertama, kita bisa membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dari waktu
ke waktu untuk mengamati kecenderungan (trend) yang sedang terjadi. Kedua,
kita bisa membandingkan rasio keuangan sebuah perusahaan dengan perusahaan
lain yang masih bergerak dalam industri yang relatif sama dengan teoritis tertentu.
Di dalam analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat
mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. (Ang, 1997 )
mengelompokan rasio keuangan ke dalam lima rasio yanitu rasio likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan rasio pasar.
Rasio-rasio keuangan
tersebut diguanakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan dari kondisi
keuangan suatu perusahaan serta dapat memprediksi return saham di pasar modal.
Rasio – rasio yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi rasio profitabilitas,
solvabilitas dan rasio pasar.
Fluktuasi return saham dipengaruhi oleh harga saham yang ditentukan
oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba digambarkan dalam bentuk Earning Per Share. EPS
suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Jika laba bersih perusahaan
meningkat, maka harga saham juga akan naik (Putri,2011).
NPM mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya
terhadap total penjualan yang dicapai oleh perusahaan. NPM yang semakin tinggi
menunjukkan bahwa semakin meningkat keuntungan bersih yang dicapai perusahaan.
Dengan meningkatnya NPM maka akan meningkatnya daya tarik investor untuk
menanamkan saham perusahaan juga cenderung akan meningkat seiring dengan
4
asumsi bahwa dengan meningkatnya laba bersih maka return yang akan diterima oleh
para investor juga akan meningkat.
Rasio lain berikutnya adalah Debt to Equity Ratio (DER), merupakan rasio
solvabilitas yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
seluruh kewajibannya yang ditunjukan melalui seberapa besar bagian modal
sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin tinggi DER
menunjukan semakin besar total kewajiban juga akan menunjukan semakin besar
ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) sehingga tingkat resiko
perusahaan semakin besar. Hal ini akan berdampak pada menurunnya harga
saham di bursa, sehingga return saham akan menurun.
Kemudian Price to Book Value, merupakan rasio penilaian pasar yang
menunjukkan seberapa jauh sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan
relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan (Sugiarto, 2011). PBV yang tinggi
akan menunjukkan semakin tinggi penilaian investor terhadap perusahaan tersebut
dan hal ini akan berpengaruh pada semakin meningkatnya harga saham suatu
perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan (return) perusahaan
yang bersangkutan.(Sunarjaya dan Rahyuda,2012)
Terdapat beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian tentang
pengaruh Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM) Debt To Equity
Ratio (DER), dan Price to Book Value (PBV) terhadap return saham. Hasil dari
beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan
dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Rasio pasar merupakan rasio yang menggambarkan harapan-harapan
investor terhadap investasi yang ditanamkan. Rasio ini menunjukan
informasi pentung perusahaan yang diuangkapkan dalam basis per saham
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
(Haruman,
Stevanus Andree Cipto S dan Maya Ariyanti, 2005) yang telah
menganalisis pengaruh faktor fundamental, ekonomi makro dan risiko
sistematis terhadap tingkat pengembalian saham BEJ dengan sampel 33
perusahaan yang telah listing di BEJ dan tergabung dalam LQ45. Hasilnya
menunjukan bahwa EPS dan PER berpengaruh positif dan signifikan
5
terhadap tingkat pengembalian saham. Tetapi pada penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh (Susilowati, 2011) EPS berpengaruh positif tetapi
tidak signifikan. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan (Nathanael,
2008 ) juga menunjukan bahwa EPS berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap return saham.
2. NPM mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan
bersihnya terhadap total penjualan yang dicapai oleh perusahaan. NPM
yang semakin tinggi menunjukan bahwa semakin meningkat keuntungan
bersih yang dicapai perusahaan. Penelitian terdahulu diteliti oleh
Sunarjaya dan Rahyuda (2012) dilakukan pada perusahaan makanan dan
minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011
dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa NPM secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan. namun hasil
penelitian tesis dari Christanty ( 2009) menunjukkan bahwa Net Profit
Margin justru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham
yang tercatat dalam LQ45 di BEI periode 2003-2007. Hasil NPM positif
dan signifikan pun juga diperoleh dari penelitian Harjito dan Aryayoga
(2009), dan juga penelitian yang diteliti oleh Susilowati (2011)
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2012) yang meneliti pengaruh
DER, EPS, dan NPM terhadap return saham pada perusahaan sektor
perbankan menyimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh positif
signifikan antara Debt to Equity Ratio dengan return saham. Berbeda
dengan penelitian Yulianti (2008)
yang menyimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh signifikan antara PER, PBV, NPM, dan DER dengan
return saham baik secara simultan maupun parsial.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Sugiarto (2011) yang berjudul Analisa
pengaruh beta, size perusahaan, DER dan PBV terhadap return saham
dengan objek perusahaan-perusahaan yang ada di Indeks papan utama dan
pengembangan menyimpulkan bahwa Price to Book Value berpengaruh
positif signifikan terhadap return saham. Sedangkan penelitian yang
6
dilakukan Yulianti (2008) menyebutkan bahwa Price to Book Value tidak
terdapat pengaruh signifikan terhadap return saham.
Penelitian mengenai return saham telah banyak dilakukan mengingat
pentingnya faktor fundamental dalam mempengaruhi nilai return saham. Namun
berdasarkan bukti empiris yang menghubungkan nilai faktor-fakor fundamental
dengan return saham masih menunjukan hasil yang berbeda-beda dan tidak
konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membuktikan
bagaimana pengaruh keempat faktor fundamental tersebut (EPS, NPM, DER,
PBV) terhadap return saham terutama pada sektor industri real estate and
property di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Earning per share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity
Ratio (DER), dan Price to Book Value (PBV) Terhadap Return Saham ( Pada
perusahaan sub sektor Real Estate And Property yang listing Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2012 )”
1.2 Identifikasi Masalah
Mengacu kepada uraian latar belakang penelitian di atas, maka penulis
mengidentifikasikan bahwa rasio penilaian pasar dan risiko saham merupakan
perhitungan yang dapat dipakai untuk memprediksi tingkat return saham
perusahaan.
Berikut ini perumusan masalah yang akan dikaji oleh penulis :
1. Bagaimana perkembangan Earning per Share (EPS), Net Profit Margin
(NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), dan return
saham perusahaan pada industri Real Estate and Property di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2012 ?
2. Bagaimana pengaruh Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM),
Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV) secara simultan
dan parsial terhadap return saham perusahaan pada industri Real Estate
and Property di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 ?
7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini ialah untuk memperoleh data serta informasi
yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian dan
penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat yang perlu dipenuhi oleh
penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Bisnis dan
Manajemen Universitas Widyatama Bandung.
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis perkembangan Earning per Share (EPS), Net Profit
Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV),
dan return saham perusahaan pada industri sub sektor Real Estate and
Property di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.
2. Untuk menganalisis pengaruh Earning per Share (EPS), Net Profit Margin
(NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), secara
simultan dan parsial terhadap return saham perusahaan pada industri sub
sektor Real Estate and Property di Bursa Efek Indonesia periode 20082012.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian ini
menghasilkan kegunaan sebagai berikut :
1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam bidang
manajemen, khususnya dalam pengambilan keputusan investasi perusahaan
dalam rangka pengembangan usahanya.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal dengan
melihat beberapa faktor yang dapat digunakan untuk menganalisis return
saham.
3. Bagi Emiten
8
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi bagi
pihak perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dalam rangka
untuk meningkatkan return saham perusahaan.
1.5 Kerangka Pemikiran
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan dimasa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2006:4). Kegiatan
investasi dapat di lakukan di pasar keuangan yang merupakan tempat pertemuan
antara orang atau perusahaan yang hendak menanamkan dana (investor) dan
pihak-pihak yang membutuhkan dana. Pasar keuangan dapat berupa pasar uang
(money market) dan pasar modal (capital market).
Pasar modal adalah alternatif bagi pemilik modal (investor) untuk
melakukan penanaman modal (investasi) jangka panjang. Dalam pasar modal
tersedia berbagai aset keuangan yang menawarkan tingkat keuntungan dan risiko
yang berbeda. Para pemilik modal atau investor bebas memilih jenis aset
keuangan yang diinginkannya, tentu saja dengan harapan bahwa investasi tersebut
mampu memberikan keuntungan yang optimal. Investasi di pasar modal dapat
memberikan keuntungan yang sangat besar apabila investor mampu mengambil
keputusan yang tepat setiap saat dalam melakukan investasi.
Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menentukan
return yang diharapkan. Bagi calon investor yang rasional keputusan investasi
dalam suatu saham harus didahului oleh suatu proses analisis terhadap suatu
variabel yang diperkirakan akan mempengaruhi harga suatu saham. Terdapat dua
pendekatan yang dapat digunakan investor, yaitu analisis fundamental dan analisis
teknikal.
Pengertian analisis teknikal menurut Husnan (2005:341) sebagai berikut :
“Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham
(kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham (kondisi pasar)
di waktu yang lalu.”
9
Sedangkan
mengenai
pengertian
analisis
fundamental,
Husnan
(2005:307) menyatakan :
“Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang
akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan
hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga
saham.”
Dengan melakukan analisis yang tepat, pelaku pasar dapat mengetahui halhal yang menyangkut kondisi kinerja perusahaan dan prospek perusahaan dimasa
yang akan datang. Sumber informasi umum yang sering digunakan untuk analisis
fundamental adalah laporan keuangan perusahaan tersebut.
Definisi laporan keuangan menurut Sundjaja dan Barlian (2003:76) :
“Suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang
digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau
aktivitas tersebut.”
Jadi dengan melihat laporan keuangan, pemilik atau pemegang saham akan
bisa mengetahui apakah investasi yang dilakukan pada perusahaan memberikan
hasil yang lebih baik dibandingkan dengan investasi pada jenis yang lain. Dengan
adanya laporan keuangan tersebut, kita dapat melakukan beberapa analisis rasio
yang berguna untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan di masa yang akan
datang.
Didalam analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang
mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. mengelompokan rasio
keuangan ke dalam lima rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas,
aktivitas dan rasio pasar. Rasio-rasio keungan tersebut digunakan untuk
menjelaskan kekuatan dan kelemahan dari kondisi keuangan suatu perusahaan
serta dapat memprediksi return saham di pasar modal.
Rasio – rasio yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi rasio
profitabilitas, solvabilitas dan rasio pasar. Rasio profitabilitas yang berfungsi dan
10
sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham adalah
Earning per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM).
Earning per Share (EPS) atau laba per lembar saham merupakan salah
satu rasio profitabilitas yang digunakan sebagai alat analisis untuk mengetahui
tingkat profitabilitas sebuah perusahaan. Earning per Share (EPS) diperoleh dari
laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagi dengan jumlah rata-rata saham
yang beredar, dengan begitu semakin besar rasio ini maka semakin besar pula
return yang didapatkan oleh para investor. Net Profit Margin (NPM) merupakan
perbandingan antara pendapatan bersih dengan pendapatan operasi. NPM ini
berfungsi untuk mengukut tingkat engembalian keuantungan bersih terhadap
penjualan bersihnya. semakin besar nilai NPM berarti semakin efisien biaya yang
dikeluarkan yang berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih
(Putri,2012).
Rasio lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi return saham adalah
Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio
solvabilitas yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
seluruh kewajibannya yang ditunjukan oleh beberapa bagain modal sendiri yang
digunakan untuk membayar hutang. Semakin tinggi DER menunjukan semakin
besar total hutang menunjukan semakin besar ketergantungan perusahaan
terhadap pihak luar (kreditur) sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar.
Hal ini akan berdampak pada menurunnya harga saham di bursa, sehingga return
saham akan menurun. Rasio selanjutnya yaitu salah satu jenis rasio pasar yang
sering dikaitkan dengan return saham adalah Price to Book Value (PBV), yang
merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya, semakin tinggi nilai
PBV, maka semakin tinggi pula perusahaan itu dinilai oleh investor dibandingkan
dengan dana yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut. Dengan demikian
kenaikan nilai PBV akan berpengaruh positif terhadap harga saham. Dengan
kenaikan
harga
saham,
maka
return
sahampun
diharapkan
meningkat
(Putri,2012).
Berdasarkan telaah pustaka dan hipotesis yang dikembangkan di atas dapat
11
maka dapat dikembangkan kembali menjadi kerangka pemikiran teoritis yang
disajikan dalam :
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Pasar Modal
Investor
Analisis Investasi
Analisis Teknikal
Analisis Fundamental
Analisis Rasio
EPS (X1)
NPM(X2)
DER(X3)
Return Saham (Y)
Keterangan :
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
PBV(X4)
12
Gambar 1.2
Paradigma Penelitian
EPS
( X1 )
NPM
( X2 )
Return Saham
(Y)
DER
( X3 )
PBV
( X4 )
1.6 Penyusunan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis tersebut maka diajukan
hipotesis sebagai berikut:
H1
: Terdapat pengaruh Earning per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM),
Debt to Equity Ratio (DER), dan Price to Book Value (PBV) terhadap
return saham secara simultan
H2
: Terdapat pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap return saham.
H3
: Terdapat pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham.
H4
: Terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham.
H5
: Terdapat pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap return saham.
1.7 Metode Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory.
Penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel
dengan yang lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif-verifikatif.
13
Metode deskriptif menurut Nazir (2003: 54):
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan
antara fenomena yang diselidiki.
Kemudian metode verifikatif menurut Rasyad (2003:6) adalah :
“Metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara
variabel melalui pengujian suatu hipotesis melalui suatu perhitungan
statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis
ditolak atau diterima”.
Tujuan dari penelitian verifikatif ialah untuk menjawab permasalahan mengenai
hubungan serta pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen
di dalam penelitian ini.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan
analisis korelasi. Menurut Riduan (2006:145) regresi atau peramalan adalah :
“Suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling
mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu
dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.”
Metode analisis statistik yang digunakan adalah metode analisis statistik
secara bersamaan (simultan) yaitu uji hipotesis yang dilakukan dengan cara uji
statistik F yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel X1, X2, X3
dan, X4 secara simultan terhadap variabel Y. Sedangkan analisis statistik secara
sendiri (parsial) yaitu uji hipotesis yang dilakukan dengan cara uji statistik t dari
masing-masing variabel.
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.8.1 Lokasi Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan real estate and property
yang telah listing di Bursa Efek Indonesia. Dimana data diperoleh dari situs
14
www.idx.go.id,
Indonesian Capital Market Directory dan Pojok Bursa
Universitas Widyatama yang berlokasi di Jl.Cikutra no.204A Bandung 40125,
dengan mengambil data sekunder berupa laporan keuangan.
1.8.2 Waktu Penelitian
Tabel 1.1
Jadwal Penelitian
Kegiatan
Survey Awal
Pengajuan Judul Penelitian
BAB 1 + Revisi + Pengumpulan
Jurnal
BAB 2 + Revisi + Pengumpulan
data pustaka
BAB 3 + Revisi + Pengumpulan
data objek yang diteliti
BAB 4 + Revisi + Penelitian
Lapangan
BAB 5 + Penyelesaian akhir
skipsi
Pelaksanaan Sidang skripsi
Agustus
September
Oktober
November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Download