2. SAMPEL BAHAN PAKAN 2.1. Mendapatkan Sampel

advertisement
2. SAMPEL BAHAN PAKAN
2.1. Mendapatkan Sampel
Sampel yang akan diambil tergantung pada informasi apa yang diperlukan.
Pada tahap ini sampel yang didapatkan adalah sampel langsung dari
sumbernya/donor. Seperti diketahui sampel dapat berasal dari hewan, tanaman
maupun benda mati (tanah, air, udara)dan bentuknya secara garis besar adalah
padat, cair dan gas.
Tujuan utama pengambilan sampel adalah mendapatkan bahan yang dapat
mewakili bagian yang diharapkan informasinya. Kata mewakili membawa
konsekuensi yang kompleks. Sebagai contoh : pengambilan sampel pakan,
hijauan di lapangan, darah, urine, faeces, daging dan lain sebagainya
mempunyai spesifikasi tertentu sesuai dengan jawaban problem tahap 1.
Pengambilan darah misalnya kapan pengambilannya setelah makan atau
sebelum makan, dari mana diambil vena atau arteri kemudian vena/arteri yang
mana, keputusan ini hams sesuai dengan untuk apa tujuan pengambilannya.
Sebagai pedoman maka setiap pengambilan sampel harus disertai metode yang
sesuai dengan tujuannya secara jelas dan rinci. Sampel harus memenuhi
beberapa kriteria sebelum analisis :
a. Homogen : artinya setiap bagian dari sampel tersebut harus sama/mewakili
dari bahan asalnya. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan test
homogenitas atau dengan teknik random sampling pada pengambilan
sampel hijauan dilapangan.
b. Proporsional terhadap bahan/donor asal. Setelah sampel asal homogen
maka sampel dapat diambil minimal 5%-20% dari jumlah yang ada.
Penentuan ini harus konstan untuk setiap pengambilan sampel. Sistem
komposit (mencampur) pada sampel yang cukup besaribanyak perlu
dilakukan tanpa harus mengubah spesifikasi dari sampel tersebut.
c. Diusahakan bebas kontaminasi, dekomposisi, kehilangan/susut atau berubah
matrixnya.
Data harus segera dicatat baik berat, volume atau unit yang lain sesuai dengan
tujuan pengukuran segera setelah sampel di dapat dari donornya.
2.2. Penyiapan Sampel
Memperlakukan sampel sebelum dianalisis juga merupakan langkah yang
penting sehingga mendapatkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian.
Universitas Gadjah Mada
Misalnya untuk mendapatkan kandungan vitamin D dalam darah maka
penyiapan darah setelah diambil dari tubuh harus terhindar dari sinar matahari
langsung dengan menempatkan pada tabung koleksi yang berwarna tertentu
atau pengambilan cairan rumen untuk in vitro
memerlukan termos untuk
mengurangi penurunan temperatur sebelum dipergunakan.
2.3. Pengeringan Sampel.
Pengeringan sampel merupakan langkah yang penting, tujuan utama
pengeringan adalah menurunkan jumlah air yang dikandung sampel sampai kadar
tertentu sehingga sampel tidak mengalami perubahan selama penyimpanan. Proses
pengeringan harus disesuaikan dengan tujuan analisis dari sampel. Analisis yang
mengukur kandungan suatu elemen yang rusak karena pemanasan harus melalui
proses pengeringan tertentu. Terdapat 2 tipe pengeringan :
1. Pengeringan dengan panas. Pengeringan ini dilakukan dengan menguapkan air
pada titik didih air 100°C sehingga air diharapkan sudah menguap semuanya.
Umumnya disebut hot drying.
2. Pengeringan dengan pendinginan. Pengeringan ini dilakukan terutama pada
jumlah sampel yang terbatas serta elemen yang dianalisis rusak apabila
dipanaskan a.l. protein. Pengeringan pada temperatur rendah dan vacuum
sampai beratnya tetap, sering disebut dengan freez drying
2.4. Penyimpanan Sampel
Dalam menyimpan sampel juga memerlukan perhatian yang cermat terutama
apabila sampel tersebut akan dianalisis pada waktu yang cukup lama sejak
diperolehnya, hal ini untuk menghindari kemunkinan kerusakan yang terjadi
selama penyimpanan yang mungkin berakibat pada tidak relevannya data yang
didapatkan. Misal yang sangat sederhana saja. Koleksi urine tanpa diberikan
bahan untuk mencegah kehilangan nitrogen (HCL, asam asetat glasial dan lain
sebagainya) akan menyebabkan data yang diperoleh tidak seperti yang
diharapkan.
2.5. Perlakuan Sampel
Sampel yang akan dianalisis pada umumnya dalam jumlah tertentu dan
memerlukan beberapa perlakuan tertentu misalnya dari padat harus dibuat
larutan dahulu atau dihilangkan proteinnya dahulu (deproteinisasi). Beberapa
Universitas Gadjah Mada
prosedur analisis memerlukan perlakuan spesifik terhadap sampel sebelum
dianalisis.
Universitas Gadjah Mada
Download