8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk dipasar. Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah disebut sebagai Bauran Promosi (Promotion Mix). Disebut bauran promosi karena biasanya pemasar sering menggunakan berbagai jenis promosi secara simultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk.6 Teknik-teknik komunikasi yang tepat dan baik dalam pemilihan media maupun pesan yang efektif sesuai dengan kategori produk, dapat menjadikan tujuan perusahaan tercapai karena konsumen dapat menyimpan informasi mengenai kegunaan dan kelebihan produk sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan pembelian. Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk dipasar. Komunikasi pemasaran juga menyedot anggaran yang sangat besar, oleh karena itu pemasar harus secara hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran. Penentuan siapa saja 6 Sutisna. 2001, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT. Remaja Rosdakarya, hal 267 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 yang menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan efisien. Dari definisi di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi pemasaran adalah bentuk komunikasi yang efektif dan sangat penting dalam penentuan suksesnya perusahaan dimana agar dikenal oleh masyarakat dan meningkatkan penjualan. Untuk semua itu diperlukan kegiatan atau strategi yang tepat baik itu dalam mengenalkan produk, melakukan promosi, penetapan harga maupun penempatan daerah yang dituju. 2.2 Bauran Pemasaran Perencanaan pemasaran mencakup penentuan strategi yang akan dipakai agar produk dapat dijual ketangan konsumen. Hal ini berarti bahwa tugas manajemen pemasaran adalah bagaimana mengkomunikasikan keberadaan produk kepada pasar sehingga dalam pikiran konsumen muncul perhatian akan produk tersebut, merasa tertarik dan kemudian konsumen memutuskan untuk membelinya. Menurut Kotler, Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market. yang kurang lebih memiliki arti bahwa bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju.7 7 http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/konsep-bauran-pemasaran-marketing-mix.html http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 Ada banyak alat pemasaran, McCarthy mempopulerkan pembagian kiat pemasaran ke dalam 4 (empat) faktor yaitu: product, price, place, and promotion.8 Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut: 1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes, services, warranties, andreturns. 2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount, allowance, payment period, credit terms, and retail price. 3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport. 4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi antara lain sales promotion, advertising, sales force, public relation, and direct marketing. 8 Dikembangkan oleh Mc Carthy, dipopulerkan oleh Phillip Kotler, Management Promosi, hal.4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 2.3 Bauran Promosi Dalam setiap perusahaan banyak aktivitas yang dilakukan, tidak hanya menghasilkan produk, menetapkan harga dan menjual produk, akan tetapi banyak aktivitas lain yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, salah satunya adalah promosi. Kegiatan promosi merupakan sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi produk, sebagai alat untuk menghimbau pembeli dan sebagai alat untuk meneruskan informasi dalam proses pengambilan keputusan pembeli. Promosi ini merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau jasanya. Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli mengingat produk tersebut.9 Promosi juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi yang menginformasikan kepada pelanggan potensial tentang keberadaan sebuah produk dan mempersuasikan kepada mereka bahwa produk-produk tersebut mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasaan kepada pemakainya.10 Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, megingatkan, dan meyakinkan calon konsumen terhadap suatu barang atau jasa agar mau membeli dan menggunakannya. 9 H. DJaslim Saladin,SE. Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran,Linda Karya ; Bandung, Hal.123 10 Philip Kotler, Manajemen Promosi, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, edisi keenam hal.93 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu komunikasi yang menginformasikan kepada pelanggan atau calon pelanggan tentang barang dan jasa dengan maksud untuk mempengaruhi pelanggan atau calon pelanggan agar membeli dan menggunakan produk tersebut. Perusahaan dalam melakukan sistem promosinya tentu menghadapi permasalahan dalam memasarkan produknya, sehingga perusahaan memandang perlunya melakukan promosi secara efektif dan efisien agar mendapatkan hasil penjualan yang maksimal. Didalam pengelolaan promosi, perusahaan mengenal adanya bauran promosi. Bauran promosi (promotion mix) terdiri dari: (1) Periklanan (Advertising), (2) Promosi Penjualan (Sales Promotion), (3) Penjualan tatap muka (Personal Selling), (4) Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Publicity and public relation), (5) Pemasaran langsung (direct marketing).11 2.3.1 Periklanan (Advertising) Periklanan adalah suatu komponen promosi yang digunakan oleh perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan masyarakat yang ditargetkan dengan tujuan untuk mempengaruhi tindakan dengan menciptakan kesadaran dan memperkuat perilaku yang diinginkan.12 Secara umum tujuan periklanan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: 11 12 Sutisna. 2001. Op.cit., , hal 267 Budiarto Subroto, Pemasaran Industri, Andi Publisher; Yogyakarta, 2011, hal 241 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 1. Untuk menyampaikan informasi, seperti memberitahu pasar tentang produk baru, mengusulkan cara penggunaan baru untuk produk tertentu, memberitahukan tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, memberitahukan jasa layanan yang ada, mengurangi ketakutan konsumen dan membangun citra perusahaan. 2. Untuk membujuk, seperti memilihkan merek tertentu, menganjurkan untuk membelikan merek tertentu, mengubah persepsi konsumen tentang cirri-ciri merek tertentu, membujuk pelanggan untuk membeli sekarang. 3. Untuk mengingatkan, seperti mengingatkan konsumen bahwa produk tertentu mungkin sangat dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan konsumen dimana membeli produk tersebut, mengingatkan para pelanggan pada waktu pasaran sepi, menjaga agar pelanggan selalu ingat pada produk tertentu. 2.3.2 Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan merupakan upaya pemasaran yang bersifat media dan nonmedia untuk merangsang coba-coba dari konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk.13 Secara umum terdapat tiga tujuan dari promosi penjualan yaitu: 1. Merangsang permintaan oleh pengguna industry atau konsumen rumah tangga 2. Memperbaiki kinerja pemasaran dari penjual kembali 13 Sutisna.2001. Op.Cit. , hal 299 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 3. Sebagai suplemen periklanan, penjualan tatap muka, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung 2.3.3 Publisitas (Publicity) Publisitas atau publikasi adalah suatu cara berkomunikasi dalam bentuk berita mengenai suatu organisasi, produk atau keduanya yang disebarkan atau ditampilkan pada ruang editorial di media yang dibaca, dilihat, atau didengar oleh konsumen perusahaan atau calon-calon pelanggan perusahaan untuk membantu tujuan-tujuan penjualan. Publikasi merupakan satu bagian dari bentuk/konsep pemasaran dari hubungan masyarakat (public relation) suatu perusahaan.14 Adapun tujuan dari hubungan masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Pantas diberikan yaitu produk dengan cerita-cerita menarik merupakan calon terbaik untuk hubungan masyarakat (public relation) 2. Rangsangan bagi wiraniaga dan penyalur, dimana hubungan masyarakat membantu kerja wiraniaga dan meningkatkan semangat para penyalur. 3. Kebutuhan kredibilitas yaitu untuk meningkatkan kredibilitas dengan mengkomunikasikan melalui kontek editorial. 4. Anggaran kecil, yaitu dengan memakan biaya lebih sedikit dibandingkan dengan pos langsung (direct mail) 14 Budiarto Subroto.2011. Op.Cit., hal 252 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 2.3.4 Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Pemasaran Langsung adalah penggunaan surat, telepon, faksimili, email, atau internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan.15 Manfaat dari pemasaran langsung adalah sebagai berikut: 1. Menunjukkan target yang jelas 2. Personalisasi 3. Ungkapan yang mendorong tindakan segera 4. Strategi yang tidak terlihat 2.3.5 Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Penjualan tatap muka (personal selling) adalah satu-satunya alat promosi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen potensial secara langsung. Artinya, penjualan tatap muka merupakan aktivitas komunikasi antara produsen yang diwakili oleh tenaga penjualan dengan konsumen potensial yang melibatkan pikiran dan emosi, serta tentu saja berhadapan langsung (face-to-face). Oleh karena berhadapan langsung dengan konsumen potensial,penjualan tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan dengan alat promosi lainnya.16 15 16 Philip Kotler, op.cit., hal 248 Sutisna. 2001. Op.cit., hal 311 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 2.4 Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal) sebagai dasar komunikasi dalam personal Selling Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang dinamis dan merupakan dasar dari kegiatan personal selling yang dilakukan tenaga penjualan kepada konsumennya. Ciri-ciri kedinamisan komunikasi interpersonal ini adalah sebagai berikut:17 1. Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk verbal dan non verbal. Dalam komunikasi ini selalu mencakup dua unsur pokok, yaitu isi pesan dan bagaimana isi pesan itu dikatakan atau dilakukan , baik secara verbal maupun non verbal. Kedua unsur tersebut sebaiknya diperhatikan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan situasi, kondisi dan keadaan penerima pesan. 2. Komunikasi Interpersonal mencakup perilaku tertentu. Perilaku dalam komunikasi meliputi perilaku verbal dan non verbal. Adapun tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal, yaitu: a) Perilaku Spontan b) Perilaku menurut kebiasaan c) Perilaku Sadar 3. Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang berproses pengembangan. Komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh sales engineer merupakan komunikasi yang berproses pengembangan. Komunikasi ini berkembang 17 Agus M Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal, Yogyakarta, Kanisius, 2003, h.87 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 berawal dari saling pengenalan yang dangkal, berlanjut makin dalam, dan berakhir dengan pengenalan lebih mendalam. 4. Komunikasi Interpersonal mengandung umpan balik, interaksi,dan koherensi. Dalam komunikasi ini, peneriman pesan yaitu konsumen dapat langsung menanggapi dengan menyampaikan umpan balik. Dengan demikian, diantara pengirim dan penerima pesan yaitu konsumen dan sales engineer terjadi interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain. Semakin berkembang komunikasi interpersonalitu, semakin intensif umpan balik dan interaksinya karena peran pihak-pihak yang terlibat berubah dari penerima pesan menjadi pemberi pesan, dan sebaliknya dari pemberi pesan menjadi penerima pesan. Dari sinilah koherensi dalam komunikasi baik antar pesan yang disampaikan dengan umpan balik yang diberikan, maupun dalam keseluruhan komunikasi. 5. Komunikasi Interpersonal berlaku menurut budaya tertentu. Komunikasi interpersonal hendaknya mengikuti peraturan (rules) tertentu. Peraturan itu ada yang intrinsik dan ada yang ekstrinsik. Peraturan intrinsik adalah peraturan yang dikembangkan oleh masyarakat untuk mengatur cara orang berkomunikasi satu sama lain. Peraturan ini menjadi patokan perilaku dalam komunikasi interpersonal, karena ditetapkan oleh masyarakat, budaya dan bangsa. Sedangkan peraturan ekstrinsik adalah peraturan yang ditetapkan oleh situasi atau masyarakat. Peraturan ekstrinsik oleh situasi misalnya pada saat sales engineer melakukan promosi produk kepada konsumen di plant atau http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 kantor konsumen, tentu berbeda ketika berpromosi diluar plant atau di kantor konsumen. 6. Komunikasi Interpersonal adalah kegiatan aktif. Komunikasi yang dilakukan oleh sales engineer merupakan kegiatan aktif, bukan pasif. Komunikasi interpersonal bukan sekedar serangkaian stimulus-respons, tetapi serangkaian proses saling menerima, menyerap dan menyampaikan tanggapan yang sudah diolah oleh masing-masing pihak. Dalam komunikasi interpersonal, pihakpihak yang berkomunikasi tidak hanya saling bertukar produk dan informasi, tetapi terlibat dalam proses untuk bersama-sama membentuk dan menghasilkan produk. Oleh karena itu, pihak-pihak yang melakukan komunikasi interpersonal bertindak aktif, baik waktu menyampaikan pesan maupun pada waktu menerima pesan. 7. Komunikasi interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan. Melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat komunikasi yaitu sales engineer dan konsumen dapat saling member inspirasi, semangat dan dorongan untuk mengubah pemikiran, perasaan dan sikap yang sesuai dengan topic yang dibahas bersama. Berdasarkan ciri-ciri yang diuraikan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi interpersonal dapat berjalan dengan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan apabila antara pemberi pesan yaitu sales engineer dan penerima pesan yaitu konsumen memiliki kompentensi dalam komunikasi interpersonal yang baik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Jika tenaga penjualan tidak memiliki kompetensi yang baik dalam berkomunikasi, maka komunikasi yang dilakukan tidak akan mendatangkan hasil yang diharapkan. Hal ini akan mendatangkan ketegangan bahkan menimbulkan konflik yang dapat merusak hubungan. Untuk itu diperlukan kecakapan (skill) komunikasi interpersonal baik sosial maupun behavioral. Pada saat ini banyak perusahaan yang semakin menyadari kuatnya pengaruh dari faktor ucapan atau perkataan dari mulut ke mulut yang berasal dari kegiatan personal selling. Personal selling melibatkan komunikasi dua arah yang lebih pribadi antara tenaga penjualan dengan pelanggan perorangan. Dalam situasi penjualan lebih kompleks, penjualan pribadi bisa lebih efektif. 2.5 Penjualan Pribadi (Personal Selling) 2.5.1 Pengertian Personal Selling Didalam melakukan personal selling hendaknya ada suatu yang wajar, dalam arti para pelaku personal selling benar-benar menguasai produk yang ditawarkan, dan selain itu juga hindarkan percakapan yang bertele-tele sehingga tidak menimbulkan kejenuhan atau kebosanan bagi para calon konsumen yang mendengarkan.18 Personal Selling atau penjualan tatap muka adalah satu-satunya alat promosi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen potensial secara langsung. Artinya, penjualan tatap muka merupakan aktifitas komunikasi antara produsen yang 18 Arif Isnaini, Model dan Strategi Pemasaran, NTP Press, Mataram 2005 hal 47. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 diawali oleh tenaga penjual dengan konsumen potensial yang melibatkan pikiran dan emosi serta tentu saja berhadapan langsung (face to face).19 Menurut Kotler dan Amstrong mengatakan bahwa personal selling adalah presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. 20 Sedangkan menurut William G. Nickels, personal selling adalah interaksi seorang antar individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.21 Tjiptono juga berpendapat bahwa personal selling merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap suatu produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya. Karena itu sistem kerjanya lebih fleksibel bila dibandingkan media lain.22 Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa personal selling adalah promosi penjualan yang dilakukan dengan dua arah dan dinilai lebih efektif dalam memasarkan produk, karena tujuan akhir dalam suatu promosi adalah melakukan penjualan. Selain itu personal selling merupakan aktivitas komunikasi antara produsen yang diwakili oleh tenaga penjual dengan konsumen potensial yang 19 Sutisna,2001, loc.cit., Kotler dan Armstrong, 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 2.Alih Bahasa oleh Damos Sihombing, Erlangga, Jakarta. hal. 112 21 Swastha, Basu dan Irawan, 199. Azas-Azas Marketing, Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta.Hal. 260 22 Fandy Tjiptono,2000. Op.cit.hal.224 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 melibatkan pikiran dan emosi serta tentu saja berhadapan langsung (face to face). Oleh karena berhadapan langsung dengan konsumen potensial, personal selling mempunyai kelebihan dibandingkan dengan alat promosi lainnya. 2.5.2 Keunggulan dan Kelemahan Personal Selling Penggunaan penjuakan tatap muka sebagai alat promosi, tidak hanya bertujuan untuk berkomunikasi saja sehingga menghasilkan tingkat awarnesss dari konsumen, tetapi yang paling penting, penjualan tatap muka adalah untuk menciptakan penjualan. Keberhasilan penjualan bergantung pada bagaimana armada penjualan melakukan pekerjaan mereka. Masing-masing anggota armada penjualan harus tahu dasar-dasar salesmanship, oleh karena itu mereka perlu dilatih. Selain itu pengalaman juga mempunyai peran penting bagi tenaga penjualan untuk berhasil dalam aktivitas penjualan tatap muka. Penjualan tatap muka mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dengan alat promosi lainnya. Perbedaan karakteristik itu menyebabkan penjualan tatap muka mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu dibandingkan dengan alat promosi lainny yaitu diantaranya: 1. Penjualan tatap muka melibatkan komunikasi langsung dengan konsumen potensial 2. Pesan penjualan tatap muka sering lebih bisa membujuk daripada periklanan atau publisitas media masa. 3. Proses komunikasi face to face menjadikan konsumen potensial harus memperhatikan pesan yang disampaikan oleh tenaga penjual. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 4. Proses alur komunikasi terjadi dua arah, sehingga konsumen secara langsung bisa bertanya mengenai produk kepada tenaga penjualan. 5. Tenaga penjualan bisa menerima umpan balik secara langsung dari konsumen potensial dalam bentuk keberatan, pertanyaan, atau komunikasi non verbal. 6. Tenaga penjual dapat menyampaikan pesan yang kompleks mengenai karakteristik produk, yang tidak mungkin disampaikan dalam iklan di media elektronik dan media cetak 7. Tenaga penjual dapat mendemonstrasikan produk atau menggunakan tampilan audiovisual untuk memperoleh perhatian penuh dari konsumen potensial. Selain mempunyai keunggulan, penjualan tatap muka (personal selling) juga mempunyai kelemahan dibandingkan dengan alat promosi lainnya. Kelemahan utama dari penjualan tatap muka (personal selling) adalah: 1. Komunikasi terjadi pada sekelompok kecil konsumen potensial. Akibatnya, penjualan tatap muka (personal selling) menjadi mahal jika diukur berdasarkan biaya perkontak dengan konsumen potensial. 2. Image yang negatif terhadap tenaga penjual, sehingga cenderung untuk menghindar apabila didatangi oleh tenaga penjual.23 2.5.3 Jenis-jenis Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Jenis-jenis penjualan tatap muka (personal selling) adalah sebagai berikut:24 23 24 Sutisna. 2001. Op.cit., , hal 315 H. DJaslim Saladin,SE. op.cit., Hal.140-141 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 1. Retail Selling, yaitu tenaga penjual melakukan penjualan dengan cara melayani konsumen yang datang ketoko atau perusahaan 2. Field Selling, yaitu tenaga penjual yang melakukan penjualan diluar perusahaan, dengan mendatangi konsumen ke rumah-rumah, perusahaan, kantor dan lain-lain 3. Executive Selling, yaitu pimpinan perusahaan yang bertindak sebagai tenaga penjual yang melakukan penjualan. 2.5.4 Strategi Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Personal Selling merupakan strategi promosi sangat penting dan dominan dalam memasarkan produk-produk business to business, karena junlah pelanggan potensial yang relative kecil dengan jumlah pembelian yang relative besar dibandingkan pemasaran konsumen. Oleh karena itu, diperlukan strategi personal selling dalam membangun hubungan baik (good relationship). Seperti yang dikemukakan oleh Kotler25 adalah perumusan langkah-langkah dalam membangun hubungan komunikasi pemasaran antara perusahaan kepada pelanggan yang dilakukan dalam rangka membangun, mengembangkan dan memelihara tujuan-tujuan yang telah ditetapkan yang didasarkan pada kemampuan dan peluang yang dimiliki. Kesimpulan dari pengertian ini bahwa komunikasi pemasaran yang dikembangkan melalui personal selling adalah proses yang dilakukan 25 Philip Kotler, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1 Ed. 9, Jakarta, Indeks, 2004, hal 56 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 untuk menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan yang kuat yang berbasis pada nilai dengan pelanggan dan pihak pembuat keputusan. Ada beberapa bentuk strategi personal selling menurut Philip Kotler, yaitu:26 1. Tenaga Penjual ke pembeli, dengan berbicara langsung ke pembeli atau calon pembeli atau melalui telepon. 2. Tenaga Penjual ke kelompok pembeli, dimana seorang tenaga penjual melakukan persentasi ke kelompok pembeli. 3. Penjualan dengan melakukan konferensi, dengan membawa seorang ahli dari perusahaan untuk membicarakan masalah dan peluang yang ada secara timbal balik. 4. Penjualan dengan melakukan seminar, dimana perusahaan melakukan suatu seminar pendidikan atau latihan bagi kelompok teknisi di sebuah perusahaan konsumen mengenai perkembangan dan kemajuan produk tersebut. 2.5.5 Tugas-tugas dari Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Tugas-tugas seorang wiraniaga atau tugas –tugas dari penjulan tatap muka menurut Kotler adalah sebagai berikut :27 1. Mencari calon pelanggan ; Melakukan pencarian calon pembeli atau petunjuk. 2. Menetapkan sasaran ; Memutuskan bagaimana mengalokasikan waktu mereka di antara calon dan pelanggan. 26 Philip Kotler, Manajemen pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, edisi keenam, hal 341 27 Philip Kotler, op.cit, hal 331 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 3. Berkomunikasi ; Mengkomunikasikan tentang informasi produk dan jasa perusahaan tersebut. 4. Menjual ; Mendekati, melakukan persentasi, menjawab keberatan-keberatan, dan menutup penjualan. 5. Melayani ; Menyediakan berbagai layanan kepada pelanggan, memberikan konsultasi tentang masalah, memberikan bantuan teknis, merencanakan pembiayaan, dan melakukan pengiriman. 6. Mengumpulkan Informasi ; Melakukan riset pasar dan melaksanakan tugas intelijen. 7. Mengalokasikan ; Memutuskan pelanggan mana akan memperoleh produk tidak mencukupi selama masa-masa kekurangan produk. 2.5.6 Karakteristik Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Penjualan tatap muka (personal selling) adalah salah satu kiat atau cara yang paling efektif biaya dalam proses pembelian, terutama dalam membentuk preferensi pembeli, keyakinan dan tindakan. Alasannya adalah bahwa penjualan tatap muka (personal selling) bila dibandingkan dengan iklan, menurut Kotler memiliki tiga macam karakteristik khusus yaitu:28 1. Konfrontasi personal, maksudnya adalah penjualan tatap muka melibatkan hubungan yang hidup, cepat dan interaktif antara dua orang atau lebih. Tiap-tiap 28 Phillip Kotler,op.cit, hal 644 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 pihak dapat saling mengamati kebutuhan dan karakteristik masing-masing dengan dekat dan membuat penyesuaian yang tepat. 2. Pengembangan, maksudnya adalah penjualan tatap muka (personal selling) memungkinkan semua jenis hubungan berkembang dari hubungan yang hanya berdasarkan penjualan sampai hubungan personal yang dalam. Wakil penjualan yang efektif biasanya akan mengingat minat pelanggan mereka bila menginginkan hubungan yang berlangsung lama. 3. Respon, maksudnya adalah penjualan tatap muka (personal selling) membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengar perkataan wiraniaga itu. Pembeli akan lebih memperhatikan dan merespon, bahkan bila responnya adalah “terimakasih” yang sopan. Menurut Sutisna peran yang dimainkan oleh penjualan tatap muka (personal selling) dalam strategi pemasaran perusahaan adalah sebagai berikut :29 1. Menyampaikan pesan yang kompleks kepada konsumen potensial mengenai kebijakan dan produk perusahaan 2. Mengadaptasi penawaran dan atau daya tarik promosional produk untuk kebutuhan yang unik dan konsumen yang spesifik 3. Membujuk konsumen bahwa produk atau jasa perusahaan lebih baik atau setidaktidaknya mempunyai sisi-sisi positif yang lebih dibandingkan dengan produk pesaing. 29 Sutisna. 2001. Op.cit., hal 311 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 2.5.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Personal Selling dalam strategi Pemasaran Perusahaan Faktor-faktor yang mempengaruhi peran penjualan tatap muka (personal selling) dalam strategi pemasaran perusahaan, yaitu:30 1. Sumber daya perusahaan, tujuan dan strategi pemasaran Penggunaan penjualan tatap muka selalu harus diselaraskan dengan tujuan dan strategi pemasaran perusahaan. Tujuan dan strategi membantu dalam menentukan jenis-jenis komunikasi yang harus dijalankan dan alat-alat promosional yang tepat. Misalnya jika perusahaan memperkenalkan produk baru atau memasukkan produk lama ke wilayah pasar baru, tujuan pemasaran mungkin agar memperoleh awareness produk dari konsumen potensial. Kemampuan membujuk yang tinggi dari penjualan tatap muka, menjadikan alat promosi itu tepat ketika tujuannya adalah untuk mengambil pangsa pasar dari pesaing yang telah ada, khususnya untuk produk yang secara relative kompleks dan mahal (baik untuk barang industri maupun barang konsumsi). Akhirnya, jika tujuan perusahaan adalah untuk menjaga pangsa pasar yang telah diraih, maka informasi yang bersifat mengingatkan perlu terus-menerus disampaikan kepada konsumen. 2. Karakteristik Pasar Sasaran 30 Sutisna. 2001. Op.cit., hal 312 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Penjualan tatap muka (personal selling) paling sering dipakai ketika pasar sasaran relatif sedikit, rata-rata konsumen memungkinkan untuk melakukan pesanan dalam jumlah besar. Perusahaan yang menjual kepada pasar industri dengan sedikit konsumen potensial dan mendistibusikan produk ini melalui sejumlah kecil pedagang perantara besar, lebih tepat jika menggunakan penjualan tatap muka (personal selling) 3. Karakteristik Produk Produk industri sebaiknya mengkonsentransikan pada upaya penjualan tatap muka (personal selling), sedangkan untuk consumer goods tahan lama mengkombinasikan penjualan tatap muka dengan periklanan. Alasannya adalah cenderung menggunakan penjualan tatap muka karena konsumen memerlukan banyak informasi untuk membuat keputusan pembelian. 4. Kebijakan Saluran Distribusi Penjualan tatap muka (personal selling) diperlukan untuk membangun dukungan penjualan kembali dan mengembangkan distribusi yang cocok untuk produk, dengan tidak memperhatikan apakah barang konsumsi atau barang industri. 5. Kebijakan Harga Kebijakan harga perusahaan dapat juga mempengaruhi komposisi bauran promosi. Oleh karena itu, pembeli potensial biasanya menginginkan jenis http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 informasi dan saran yang detil, yang hanya bisa diperoleh dari tenaga penjualan sebelum mereka mengambil keputusan pembeli. Bagan 2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi peran penjualan tatap muka dalam strategi pemasaran perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut:31 Tujuan dan strategi pemasaran, dan sumber daya perusahaan Lebih menekankan pada penjualan tatap muka daripada alat promosi Pasar Sasaran Tugas-tugas komunikasi yang harus dijalankan berkaitan dengan bauran promosi Karakteristik Produk Kebijaksanaan distribusi Memerlukan aktivitas penjualan tatap muka yang spesifik Kebijakan harga Sumber: Diadaptasi dari Churchili, Ford dan Walker (1990),” Sales Force Management.” Third edition, Irwin Toppan 31 Sutisna. 2001. Op.cit., hal.312-314 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 2.5.8 Langkah-langkah Proses Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Penjualan tatap muka merupakan proses penjualan yang harus direncanakan secara matang dan proses yang bertahap. Berikut ini adalah tahap-tahap proses penjualan tatap muka menurut Churchili, Ford dan Walker adalah sebagai berikut:32 Bagan 2.5.2 Tahapan dalam Proses Penjualan tatap muka Prospecting for Customer Opening the Relationship Qualifying the prospect Presenting the sales message Closing the sales Servicing the account Sumber: Di adaptasi dari Churchili, Ford dan Walker (1990),” Sales Force Management.” Third edition, Irwin Toppan 32 Ibid, 316-319 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Penjelasan dari bagan diatas adalah sebagai berikut: 1. Prospecting for Costumers Mengidentifikasi prospek atau calon pembeli merupakan langkah awal dalam dalam proses penjualan.33 Meskipun perusahaan memberi petunjuk, wiraniaga membutuhkan keahlian dalam meningkatkan perannya. 2. Opening the Relationship Dalam pendekatan awal terhadap konsumen prospektif, tenaga penjualan seharusnya mencoba untuk menekankan pada dua hal berikut ini34 : - Menentukan siapa saja dalam organisasi yang akan didatangi yang mempunyai pengaruh dan otoritas untuk melakukan pembelian produk - Memperoleh cukup perhatian dalam perusahaan untuk memperoleh informasi yang diperlukan pada kualifikasi prospek. 3. Qualifyng the prospect Sebelum tenaga penjualan berusaha membuat janji untuk persentasi penjualan, dan seharusnya menentukan apakah kualifikasi konsumen prospektif bernilai sebagai konsumen potensial atau tidak. Jika tidak memenuhi kualifikasi sebagai konsumen potensial yang bernilai, tenaga penjual bisa mengeluarkan waktu untuk konsumen prospektif lainnya yang benar-benar diperkirakan bernilai. 33 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian, Erlangga, Jakarta 1992, hal 368 34 Sutisna. 2001. Op.cit., hal 317-319 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 4. Presenting the sales message Persentasi adalah inti dari proses penjualan. Tenaga penjual mengantarkan informasi produk atau jasa dan berusaha membujuk konsumen prospektif untuk menjadi konsumen. Membuat persentasi yang baik secara nyata menjadi aspek kritis pekerjaan penjualan. 5. Closing the sales Closing merupakan perolehan kesepakatan akhir untuk pembelian. Seluruh usaha armada penjualan akan sia-sia, jika tidak ada konsumen prospektif yang melakukan tindakan pembelian. Sering kali tenaga penjual berupaya agar proses pembelian terjadi dengan menyampaikan penutupan penjualan kepada konsumen untuk menuliskan pesanan dan waktu pengiriman produk yang telah disepakati untuk di beli. 6. Servicing the account Menindaklanjuti hasil penutupan penjualan dalam hal ini penjual harus dapat mendeteksi masalah yang timbul karena pembelian produk, serta memberikan pelayanan dan bantuan yang harus diberikan setelah penjualan kepada konsumen agar konsumen puas dan melakukan pembelian ulang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 2.5.9 Mengelola Tenaga Penjual Dalam penjualan tatap muka (personal selling) seorang tenaga penjual harus dirancang dengan sebaik mungkin agar dapat menciptakan proses komunikasi dengan baik antara tenaga penjual dengan konsumen potensial. Cara mengelola tenaga penjual adalah sebagi berikut :35 1. Merekrut dan menyeleksi tenaga penjual Kunci sukses wiraniaga adalah menyeleksi wiraniaga yang efektif. Syarat-syarat wiraniaga yang baik yaitu : - Bersifat terbuka - Agresif - Energik - Jujur Prosedur merekrut dan menyeleksi tenaga penjual : prosedur dan seleksi ini tergantung pada cara yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan, tetapi pada umumnya harus melalui tes formal maupun non-formal. 2. Melatih gugus tenaga penjual Membuat program latihan, yang mempunyai beberapa tujuan, diantaranya : 35 - wiraniaga perlu mengenal perusahaan dan merasa bersatu dengan perusahaan - Perlu mengenal produk-produk perusahaan - Perlu mengetahui ciri-ciri konsumen dan ciri-ciri pesaing - Perlu mengetahui bagaimana melaksanakan prestasi penjualan yang efektif Djaslim Saladin, op.cit., hal 144-145 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 - Perlu mengerti mengenai prosedur dan tanggung jawab lapangan 3. Metode latihan - Role playing (bermain peran) - Latihan sensitivitas - Kaset dan video tape - Belajar terprogram - Pertunjukan film mengenai kewiraniagaan dan produk perusahaan 4. Pengarahan pada tenaga penjual - Menetapkan target konsumen dan norma kunjungan - Menetapkan target prospek (calon pelanggan) dan norma kunjungan - Memanfaatkan waktu secara efisien, dengan : menyususn jadwal waktu kunjungan dan analisis waktu dan tugas. 5. Memotivasi tenaga penjual - Menjauhkan dari sifat cepat frustasi - Memberikan insentif khusus - Memperhatikan masalah pribadi seperlunya - Menciptakan iklim organisasi yang harmonis - Menetapkan kuota penjualan dan imbalan 6. Mengevaluasi tenaga penjual Manajemen perlu mendapat informasi dari tenaga penjual untuk mengevaluasi prestasi mereka, dengan cara : - Melalui program penjualan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 2.6 - Informasi melalui observasi pribadi - Surat-surat keluhan konsumen - Survei konsumen - Pembicaraan dengan tenaga penjual Pemasaran Business to Business Pemasaran business to business (B2B) adalah kegiatan yang memfasilitasi terjadinya pertukaran produk dengan pelanggan dalam pasar industri, mencakup semua perusahaan yang membeli barang dan jasa industri untuk digunakan dalam memproduksi barang dan jasa yang akan dijual.36 Pemasaran business to business berbeda dengan pemasaran konsumen, hal ini dapat dilihat dari karakteristik produk, hubungan antara penjual dan pembeli, perilaku pembelian, saluran distribusi, metode promosi dan harga yang digunakan. Biasanya pasar business to business lebih sedikit namun dapat membeli dengan modal dan jumlah yang besar serta tahapan yang lebih rumit dalam proses jual beli produk. Mengelola business to business sangat berbeda dengan business to consumer karena tingkat kompleksitas yang jauh lebih rumit disbanding langsung berhadapan dengan kostumer karena dari sisi pengambilan keputusan, banyak pihak yang ikut andil dan harus diyakinkan mulai dari wakil dari pembeli hingga pemegang keuptusan akhir. Oleh karena itu, penjual harus mampu mencari tahu apa yang paling dibutuhkan oleh pembeli, salah satunya dengan cara memperluas dan menjaga relasi 36 Budiarto Subroto.2011. Op.Cit., hal 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 yang baik dengan pembeli. Sales representative yang mewakili pemberi jasa biasanya berperan penting dalam proses pemasaran perusahaannya sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang terlatih dan menguasai bidang yang dijual. Bagaimana cara mereka menjual produk/jasa sebaik mungkin sehingga calon kostumer tetap merasa nyaman dan tidak berlebihan namun juga tidak sampai hilang komunikasi. Walaupun sebagian kostumer merasa bahwa harga sangat berpengaruh terhadap pembelian, namun sesungguhnya experience atau pengalaman mulai dari perkenalan, pengambilan keputusan, hingga proses bisnis itu selesai merupakan daya tarik dan poin penting untuk kostumer dalam memilih perusahaan yang memberikan produk/jasanya tersebut. 2.7 Karakteristik Penjualan Business to Business Ada beberapa karakteristik penjualan dari perusahaan business to business (B2B) yang tentunya membedakan antara perusahaan B2B dengan business to consumer (B2C) antara lain:37 - Repeated, Ongoing Relationship Interaksi antara penjual (seller) yang mewakili perusahaan penjual dan pembeli (buying center) disebut juga dyadic interaction. Penjual harus memanfaatkan relasinya dengan baik dan menghindari konflik dengan klien. Sebagai penjual, harus dapat meyakinkan calon pembeli dengan 37 Marris, Steve.2002. B2B Marketing: A Radically Different Approach for Business-to-Business, London, UK: Pearson Education Limited http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 pandai berkomunikasi dan menjaga relasi baik secara professional maupun personal. - Solution Oriented, Total System Effort Dalam industri business to business, costumer membeli solusi. Oleh karena itu perusahaan berusaha mempelajari lebih mengenai apa yang diinginkan oleh customer sehingga perusahaan dapat memberikan solusi yang tepat dan usaha yang maksimal. - Long Time Period before Selling Effort Pays Off Dalam situasi business to consumer, untuk jangka waktu yang pendek penjual akan mengetahui apakah calon pembeli akan membeli produknya. Sedangkan dalam industri business to business, terkadang butuh waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun untuk sampai dalam tahap calon pembeli membeli produk dan jasa mereka. Hal ini dikarenakan tahap pengambilan keputusan yang dilalui dalam situasi business to business lebih kompleks dibanding business to consumer. Biasanya umur proses jasa yang diberikan untuk business to business juga tidak dalam waktu yang singkat. - Continous Adjustment of Needs Penjual harus mampu berkolaborasi dan menerima perubahan dalam proses memberikan solusi kepada pembeli. Seiring berjalannya waktu, biasanya penjual semakin mengerti apa yang diinginkan oleh pembeli dan dapat memberikan solusi yang berbeda dari yang ditawarkan pada awalnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 - Creativity Demanded of Seller by Buyer Dalam industri business to business, pembeli mengingkan solusi inovatif fan kreatif dari penjual. Pembeli cenderung tidak ingin diberikan sesuatu yang sama dengan pembeli lainnya. Karakteristik Pelanggan Business to Business 2.8 Karakteristik pelanggan business to business pastinya berbeda dengan pelanggan business to consumer. Jika dalam pengambilan keputusan pembelian untuk produk konsumen adalah konsumen itu sendiri dan lingkungan yang mempengaruhinya, maka dalam keputusan pembelian untuk produk business to business melibatkan banyak pihak yang berkepentingan. Unit pengambil keputusan dalam suatu organisasi pembelian oleh Webster dan Wind lebih sering dinamakan dengan panitia pembelian atau pusat pembelian (buying centre), adalah semua orang dan kelompok yang ikut serta dalam proses pengambilan keputusan pembelian yang ikut bagian dalam pencapaian tujuan bersama dari keputusan yang diambil.38 Biasanya ada enam pelaku anggota komite pembelian yang berperan dalam proses untuk memutuskan pembelian, yaitu:39 - Pencetus (Inisiator), adalah mereka yang menyadari adanya suatu masalah atau kebutuhan yang dapat diselesaikan dengan membeli suatu produk. 38 39 Philip Kotler, Manajemen pemasaran ed kesebelas, 2005, hal 238 Krishna Havaldar, 2005, Industrial Maketing, 2nd edition, Singapore: McGraw-Hill http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 - Pembeli (buyers), adalah mereka yang berwenang dan yang diberi kepercayaan oleh perusahaan untuk melaksanakan proses pembelian produk yang telah diputuskan perusahaan. - Pemakai (users), adalah mereka yang akan menggunakan produk yang akan dibeli. - Pendorong (influencers), adalah mereka yang memengaruhi keputusan pembelian - Penentu (deciders), adalah mereka yang memiliki wewenang formal atau informal untuk menyetujui dan memutuskan pembelian . - Penjaga gerbang (gatekeepers), adalah mereka yang memegang kendali aliran informasi ke anggota komite pembelian. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dilihat bahwa keenam pelaku dalam pembelian produk industri tersebut merupakan anggota dari komite pembelian yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian. Oleh karena itu seorang pemasar industri harus mengetahui dan memperhatikan kontribusi dan peranan masing-masing dalam pengambilan keputusan pembelian. Dari sini kita dapat melihat bahwa alat komunikasi yang relative paling efektif adalah melalui personal selling karena personal selling bersifat dua arah dan bertatap langsung, serta pendekatannya lebih persuasive sehingga pemasar bisa mengetahui kebutuhan pelanggan secara langsung. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 http://digilib.mercubuana.ac.id/