BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah diuraiakan dalam bab III, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan dua arah antara gaya kepemimpinan (X1) terhadap motivasi kerja karyawan di PT HTM Indonesia (Y) yaitu sebesar 0,424 dan signifikan pada 0,000. Arah hubungan yang positif dapat dikatakan bahwa semakin baik gaya kepemimpinan maka semakin tinggi pula motivasi kerja karyawan di PT HTM Indonesia. Hubungan yang dua arah adalah hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Gaya kepemimpinan mempengaruhi motivasi, begitu pula motivasi dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan. Dengan terpengaruhnya gaya kepemimpinan dengan motivasi karyawan maka gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin di PT HTM Indonesia dapat dikatakan baik di mata para karyawan. Selain melihat pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi, penelitian ini juga melihat bagaimana pengaruh komunikasi di PT HTM Indonesia terhadap motivasi kerja karyawan. Hasil dari penelitin ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan dua arah antara komunikasi (X2) terhadap motivasi kerja karyawan di PT HTM Indonesia (Y) sebesar 0,278 dan signifikan pada 0,005. Arah hubungan yang positif dapat dikatakan bahwa semakin tinggi komunikasi maka akan semakin tinggi motivasi kerja karyawan. Hubungan yang dua arah adalah hubungan yang saling mempengaruhi diantara kedua variabel. Komunikasi di PT HTM Indonesia mempengaruhi motivasi kerja karyawan, begitu pula motivasi kerja karyawan juga mempengaruhi komunikasi di PT HTM Indonesia. Dengan mempengaruhinya komunikasi yang dilakukan di PT HTM Indoensia terhadap motivasi dapat dikatakan bahwa komunikasi yang dijalankan antara pemimpin dan karyawan adalah baik di mata para karyawan. PT HTM Indonesia merupakan perusahaan yang memiliki pemimpin dengan warga negara Korea. Implementasi budaya Korea merupakan salah satu variabel yang diperhitungkan dalam penelitian ini dalam mempengaruhi motivasi kerja karyawan di PT HTM Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan dua arah antara implementasi budaya Korea (Z) terhadap motivasi kerja karyawan di PT HTM Indonesia (Y) yaitu sebesar 0,480 dan signifikan pada 0,000. Arah hubungan yang positif berarti semakin tinggi implementasi budaya Korea maka akan semakin tinggi motivasi kerja karyawan di PT HTM Indonesia. Yang dimaksud dengan hubungan yang dua arah adalah dua variabel yang saling mempengaruhi datu dengan yang lain. Selain implementasi budaya Korea mempengaruhi motivasi kerja karyawan, motivasi kerja karyawan juga mempengaruhi implementasi budaya Korea. Dengan mempengaruhinya implementasi budaya Korea maka dapat dikatakan bahwa nilai-nilai budaya baik di Korea dapat diterapkan di PT HTM Indonesia untuk dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan dan dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Analisis korelasi parsial yang dilakukan di penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara variabel X (sebagai variabel yang mempengaruhi) terhadap variabel Y (sebagai variabel yang dipengaruhi) ditambah dengan variabel Z (sebagai variabel kontrol). Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial, terdapat pengaruh yang positif dan dua arah antara gaya kepemimpinan (X1) terhadap motivasi kerja karyawan di PT HTM Indonesia (Y) yang dikontrol oleh implementasi budaya Korea (Z) sebesar 0,372 dan signifikan pada 0,000. Pengaruh yang positif adalah semakin baik gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin di PT HTM Indonesia maka semakin tinggi motivasi kerja karyawan yang dikontrol oleh implementasi budaya Korea. Budaya Korea menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan dalam analisis korelasi parsial. Yang dimaksud dengan hubungan yang dua arah adalah baik gaya kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan sama-sama saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dengan dikontrol oleh implementasi budaya Korea. Selain untuk menganalisis hubungan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan yang dikontrol oleh implementasi budaya Korea, juga untuk menganalisis komunikasi yang dilakukan di PT HTM Indonesia terhadap motivasi kerja karyawan yang dikontrol oleh implementasi budaya Korea. Hasil dari analisis korelasi parsial tersebut adalah terdapat pengaruh yang positif dan searah antara komunikasi (X2) terhadap motivasi kerja karyawan di PT HTM Indonesia (Y) yang dikontrol oleh implementasi budaya Korea (Z) sebesar 0,148 dan signifikan pada 0,143. Pengaruh yang positif adalah semakin tinggi komunikasi yang dilakukan maka akan semakin tinggi pula motivasi kerja karyawan di PT HTM Indonesua yang dikontrol oleh implementasi budaya Korea. Namun arah hubungan diantara kedua variabel tersebut searah. Dengan maksud hanya komunikasi yang dapat mempengaruhi motivasi kerja setelah dikontrol oleh implementasi budaya Korea, tidak sebaliknya. Penghitungan pengaruh antara gaya komunikasi dan komunikasi di perusahaan terhadap motivasi secara bersama-sama juga dilakukan dalam penelitian ini. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan (X1) dan komunikasi (X2) secara bersama-sama terdahap motivasi kerja karyawan (Y) yaitu sebesar 11,73. Hal ini sesuai dengan teori perilaku yang menjadi dasar penelitian ini bahwa perilaku pemimpin antara lain gaya kepemimpinan dan komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin mampu mempengaruhi motivasi kerja karyawan. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang sudah dijelaskan, maka dapat terlihat bahwa gaya kepemimpinan dan komunikasi memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan di PT HTM Indonesia yang dikontrol oleh implementasi budaya Korea. Semakin tinggi gaya kepemimpinan dan komunikasi yang diterapkan di perusahaan maka akan semakin tinggi motivasi kerja karyawan. Dengan adanya hal ini diharapkan agar pemimpin PT HTM Indonesia dapat semakin meningkatkan gaya kepemimpinan dan komunikasi yang diterapkan di perusahaan karena akan berdampak positif kepada motivasi kerja karyawan. Jika motivasi kerja karyawan meningkat diharapkan akan memiliki dampak positif bagi perusahaan. Diharapkan dengan tingginya motivasi kerja karyawan maka kinerja karyawan akan meningkat dan akan dapat tercapai tujuan perusahaan. Selain gaya kepemimpinan dan komunikasi ternyata faktor lain yaitu implementasi budaya Korea sebagai budaya yang dibawa oleh para pemimpin memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Diharapkan penanaman nilai-nilai budaya baik dapat semakin ditanamkan di PT HTM Indonesia agar dapat memotivasi para karyawan dalam bekerja. Dengan memiliki pemimpin yang memiliki budaya kerja yang baik maka para karyawan dapat mencontoh dan meniru pemimpin yang dilihatnya. Untuk melengkapi penelitian ini, dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Karena berdasarkan hasil penghitungan uji koefisien determinasi, masih terdapat 52,4% peluang untuk dapat lebih meningkatkan motivasi kerja karyawan selain gaya kepemimpinan dan komunikasi. Selain variabel implementasi budaya Korea sebagai variabel kontrol, masih terdapat variabel lain sebesar 78,9 % yang tidak diterangkan dalam penelitian ini dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan. Penelitian lanjutan juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif agar semakin memperdalam hasil penelitian mengenai budaya Korea yang menjadi budaya dari pemimpin di PT HTM Indonesia.