analisis manajemen piutang studi kasus pt. agricon

advertisement
ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG
STUDI KASUS PT. AGRICON PUTRA CITRA OPTIMA
(TERMINIX CABANG BOGOR RESIDENTIAL), JAWA BARAT
TINI SRI HARTINI
H24104117
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
i
ABSTAK
TINI SRI HARTINI. H24104117. Analisis Manajemen Piutang studi kasus pada
PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential).
Dibimbingan oleh ABDUL BASITH dan YUSRINA PERMANASARI.
PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential)
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam jasa pembasmian hama
untuk hunian yang aktivitas penjualannya dilakukan secara tunai maupun kredit.
Dimana perusahaan bergerak dibidang jasa yang tidak memiliki agunan sebagai
jaminannya. Dalam menganalisa manajemen pengelolaan piutang yangdigunakan
perusahaan adalah analisis rasio keuangan yaitu rasio aktivitas, selain itu
digunakan pula analisis standar kredit, analisis horizontal, analisis vertikal, cash
convertion cycle dan analisis umur piutang. Manajemen piutang yang dijalankan
perusahaan adalah melakukan perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian
piutang.Selain itu Kebijakan pemberian kredit untuk pembayaran jasa yang
diberikan kepada konsumen harus sesuai dengan kesepakatan yang telah
ditandatangani. Dari data rasio perputaran piutang disimpulkan bahwa cara atau
standar yang dibuat oleh head office dalam hal mempercepat perputaran piutang
belum bisa dilakukan dengan maksimal oleh Terminix Residential Cabang Bogor
karena pada tiap tahunnya masih mengalami peningkatan perputaran piutang.
Sedangkan berdasarkan data rasio penagihan rata-rata yang diperoleh dapat
diketahui bahwa pembayaran piutang pelanggan sangat lambat, jika dibandingkan
dengan batas waktu yang diberikan selam 90 hari, karena selama 4 tahun ini
belum mencapai standar yang ditentukan Head Office.
Kata kunci: manajemen, pest control, piutang, RTO, standar kredit, termite
control
ABSTRACT
TINI SRI HARTINI. H24104117. Analysis of Receivables Management case
study on PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Branch Residential Bogor).
Supervised by ABDUL BASITH and YUSRINA PERMANASARI.
PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Branch Residential Bogor) is
one of the companies engaged in pest control services for residential sales activity
carried out by cash or credit. Where firms engaged in services that do not have a
mortgage as collateral. In the management of accounts receivable which is used to
analyze the company is a financial ratio is the ratio of the activity, but it is also
used as a standard credit analysis, horizontal analysis, vertical analysis, Cash
Conversion cycle and aging analysis of receivables. Run receivable management
company is doing the planning, organizing, and controlling receivables. Besides
lending policy for payment of services provided to consumers must comply with
the agreement that has been signed. Accounts receivable turnover ratio of the data
concluded that the standard way or made by the head office in terms of
accelerating receivables turnover can not be done with the maximum by Terminix
Branch Residential Bogor due in each year is still increasing accounts receivable
i
ii
turnover. Whilethe datais based onaverage collectionratio obtained is known that
the customer receivables very slow, when compared with the deadline given 90
days diving, aslong as 4 years has not reached the prescribed Head Office
standard.
Keywords: management, pest control, accounts receivable, RTO, credit
standards, termite control.
ii
RINGKASAN
TINI SRI HARTINI. H24104117. Analisis Pengelolaan Piutang studi kasus pada
PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential). Dibawah
bimbingan ABDUL BASITH, dan YUSRINA PERMANASARI.
PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential)
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam jasa pembasmian hama
untuk hunian yang sebagian besar aktivitas penjualannya dilakukan secara tunai
maupun kredit. Selain itu perusahaan bergerak dalam bidang jasa yang tidak
memiliki agunan sebagai jaminan jika konsumen tidak mau melakukan
pembayaran. Beda halnya dengan perusahaan leasing jika konsumen tidak
melakukan pembayaran atau terlambat makan barang yang dileasingkan dapat
ditarik atau dikenakan denda. Oleh karenas itu perusahaan perlu mengelola
piutangnya dengan baik, agar dapat mengelola keuangannya dan terus beroperasi
untuk memenuhi permintaan pasar serta menjaga loyalitas dan kepercayaan
pelanggan.
Sumber data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian ini
menggunakan data primer dan data sekunder, dimana data tersebut bersifat
kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung
dengan pihak perusahaan, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai
referensi berupa literature, dokumen perusahaan, instansi terkait serta penelitianpenelitian sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam
penelitian. Analisis piutang ini dapat dilakukan dengan metode penelitian yang
deskriptif kuantitatif. Untuk menganalisa pengelolaan piutang perusahaan
digunakan adalah analisis rasio keuangan yaitu rasio aktivitas, selain itu
digunakan pula analisis standar kredit, analisis horizontal, analisis vertikal dan
analisis umur piutang.
Pengelolaan manajemen piutang yang dijalankan pada PT. Agricon Putra
Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) adalah melakukan
perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian piutang. Selain itu Kebijakan
pemberian kredit untuk pembayaran jasa yang diberikan kepada konsumen
tentunya sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangani oleh kedua belah
pihak yaitu antara konsumen dan perusahaan.
Melakukan kajian mengenai manajemen piutang yang dijalankan PT.
Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) apabila
dibandingkan dengan standar pengelolaan piutang adalah melakukan analisis
pengelolaan piutang, perusahaan menggunakan analisis 5K, analisis rasio
keuangan, analisis vertikal, analisis horizontal dan analisis umur piutang. Dari
data rasio perputaran piutang disimpulkan bahwa cara atau standar yang dibuat
oleh head office dalam hal mempercepat perputaran piutang belum bisa dilakukan
dengan maksimal oleh Terminix Residential Cabang Bogor karena pada tiap
tahunnya masih mengalami peningkatan perputaran piutang. Dari data rasio
penagihan rata-rata yang diperoleh dapat diketahui bahwa pembayaran piutang
pelanggan sangat lambat, jika dibandingkan dengan batas waktu yang diberikan
selam 90 hari, karena selama 4 tahun ini belum mencapai standar yang ditentukan
Head Office.
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Tini Sri Hartini, lahir di Bogor pada tanggal 07 Juni
1987, yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Jumhari dan
Ny. Asiah.Penulis menyelesaikan jenjang Sekolah Dasar di MI Sirajul Athfal 1
Bogor. Pada Tahun 1999 Penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di
SLTPN 2 Ciawi Bogor dan melanjutkan pendidikan menengah umum pada Tahun
2002 di SMUN 1 Ciawi Bogor dan masuk program IPA. Pada tahun 2005, penulis
diterima di Universitas Pakuan Bogor pada Program Diploma III Manajemen
Perpajakan Fakultas Ekonomi dan lulus pada tahun 2008, kemudian penulis
melanjutkan Starata 1 di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Alih Jenis
Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada
tahun 2010.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul “ Analisis Pengelolaan Piutang Studi Kasus PT. Agricon Putra Citra
Optima (Terminix CAbang Bogor Residential), Jawa Barat” ini tepat pada
waktunya.
Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai
gelar Starata 1 Sarjana Ekonomi Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor.
Dalam penyusunan penelitian ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari Bapak/Ibu Dosen serta Rekan-rekan Mahasiswa untuk kebaikan
dan kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya oleh semua pihak.
Bogor, Agustus 2013
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini, terutama penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Ir. Abdul Basith, Ms. sebagai dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan, serta dorongan
moril kepada penulis agar dapat menyelesaikan penelitian ini.
2. Yusrina Permanasari S.Sos, ME.sebagai dosen pembimbing kedua yang selalu
meluangkan waktunya untuk dapat memberikan bimbingan dan nasehat yang
bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
3. Farida Ratna Dewi S.E, M.M. sebagai Dosen penguji yang telah meluangkan
waktunya dan memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis.
4. Pihak PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential)
yang telah memberikan izin untuk penelitian dan membantu dalam proses
penyusunan penelitian.
5. Orang tua tercinta terutama Ibunda serta keluargaku yang telah memberi
dukungan moril maupun materil.
6. Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan doa dan motivasinya.
7. Kepada sahabat-sahabatku yang banyak memberi dukungan, semangat,
do’anya dan masukan dalam penyusunan penelitian ini.
8. Sekretariat Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen
atas bantuan dan kerjasamanya.
9. Teman-teman
mahasiswa
Alih
Jenis
Manajemen
Angkatan
8
atas
kebersamaannya selama ini.
Semoga amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dibalas oleh
Allah SWT Amin.
Bogor, Agustus 2013
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
x
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian .................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ..........................................................................
3
1.3. Tujuan Penelitian ..............................................................................
3
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................
4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Keuangan .......................................................................
5
2.2. Pengertian Piutang ..........................................................................
6
2.2.1. Penggolongan Piutang ..........................................................
7
2.2.2. Perputaran Piutang ...............................................................
8
2.3. Manajemen Piutang ..........................................................................
9
2.3.1. Ruang Lingkup Manajemen Piutang.....................................
9
2.3.2. Risiko Kerugian Piutang ......................................................
11
2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang ............
12
2.3.4. Penagihan Piutang ................................................................
13
2.4. Analisis Pengelolaan .........................................................................
15
2.5. Penelitian Terdahulu .........................................................................
17
vi
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian .........................................................
20
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................
21
3.3. Metode Penelitian..............................................................................
22
3.3.1. Pengumpulan Data ...............................................................
22
3.3.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ..........................................................
25
4.1.1
Visi dan Misi Perusahaan ......................................................
27
4.1.2
Struktur Organisasi ...............................................................
27
4.2. Manajemen Piutang PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix
Cabang Bogor Residential) ...............................................................
30
4.2.1. Proses Terjadinya Piutang pada PT. Agricon Putra Citra
Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) .....................
32
4.2.2. Kebijakan Pemberian Piutang ...............................................
33
4.2.3. Kebijakan Penagihan Piutang ...............................................
34
4.2.4. Pemantauan Posisi Piutang Perusahaan ................................
36
4.3. Pengelolaan Piutang yang dijalankan PT. Agricon Putra Citra
Optima
(Terminix
Cabang
Bogor
Residential)
Apabila
dibandingkan dengan Standar Pengelolaan Piutang .........................
36
4.3.1. Analisis Kinerja Kebijakan Pemberian Kredit ......................
36
4.3.2. Analisis Kinerja Pemantauan Posisi Piutang ........................
37
4.3.3. Analisis Kinerja Kebijakan Penagihan Piutang ....................
39
4.3.4. Keefektifan Pengeloalan Manajemen Piutang ......................
46
4.4. Implikasi Manajerial ........................................................................
47
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan ......................................................................................
48
2.
Saran ................................................................................................
49
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
50
LAMPIRAN ....................................................................................................
51
vii
DAFTAR TABEL
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Halaman
Data Pekerjaan Pest Control dan Termite Control Tahun
2009 sampai Tahun 2012 ........................................................................
Analisis Vertikal Laba Rugi Tahun 2009-2012 ......................................
Analisis Horizontal Laba Rugi Tahun 2009-2012 ..................................
Rasio Perputaran Piutang Tahun 2009-2012 ..........................................
Rasio Penagihan Rata-rata Tahun 2009-2012 .........................................
Analisis Cash Convertion Cycle .............................................................
viii
2
38
39
41
42
45
DAFTAR GAMBAR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Halaman
Kerangka Pemikiran Penelitian ...............................................................
Diagram Anak Perusahaan PT. Agricon ................................................
Struktur Organisasi Terminix Cabang Bogor Residential ......................
Rasio Perputaran Piutang Tahun 2009-2012 ..........................................
Rasio Penagihan Rata-rata Tahun 2009-2012 .........................................
ix
21
26
28
42
43
DAFTAR LAMPIRAN
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Halaman
Form Database Tagihan ( Form Data Master) .......................................
Sales Agreement (Kesepakatan Pekerjaan) .............................................
Form Aging Report .................................................................................
Laporan Laba Rugi Tahun 2009 -2012 ...................................................
Analisis Umur Piutang ............................................................................
x
52
54
56
57
64
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebuah perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba semaksimal
mungkin dalam menjalankan usahanya, dalam mencapai tujuan tersebut
perusahaan memerlukan kebijakan pada saat mengelola penjualan, baik transaksi
secara tunai ataupun kredit. Pada perusahaan besar biasanya menjalankan
transaksi usahanya secara kredit ataupun tunai, sedangkan untuk perusahaan kecil
biasanya melakukan transaksinya secara tunai agar hasil usahanya segera
diketahui dan dapat secara langsung dipergunakan untuk kelangsungan kegiatan
perusahaan. Akan tetapi bila sebuah perusahaan hanya menerapkan transaksi
penjualan secara tunai dan tidak menerapkan penjualan secara kredit, maka hal ini
dapat menyebabkan jumlah pelanggan terbatas karena pelanggan diharuskan
memiliki uang tunai sehingga omzet penjualan akan terbatas pula.
Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai transaksi secara tunai karena
akan mempercepat perputaran uang lebih cepat. Tetapi karena semakin kompetitif
tingkat persaingan antar perusahaan, sehingga agar perusahaan dapat bertahan
maka transaksi penjualan secara kredit atau pembayaran secara bertahap dapat
dijadikan pertimbangan atau kebijakan perusahaan dalam meningkatkan daya
saingnya juga dapat meningkatkan jumlah penjualan serta merangsang pelanggan
untuk membeli barang atau menggunakan jasa perusahaan sekaligus memperbesar
pangsa pasar.
Dalam melakukan aktivitas transaksi penjualan baik secara kredit tentunya
tidak lepas dari risiko. Transaksi secara kredit berisiko dalam keterlambatan
melunasi kewajiban pembayaran bahkan tidak dapat ditagih sama sekali. Selain
itu apabila piutang tidak dikelola secara tepat akan mengakibatkan terganggunya
arus kas perusahaan dan dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Piutang
sangat penting bagi perusahaan oleh karena itu sangat perlu dikelola dengan
semaksimal mungkin agar dapat meminimalisir risiko kerugian untuk perusahaan.
Perputaran piutang merupakan posisi piutang dan transaksi waktu
pengumpulannya dapat dilihat dengan menghitung perputaran piutang tersebut
(turn over receivable). Yaitu dengan membagi total penjualan kredit (netto)
2
dengan piutang rata-rata (Munawir. 2004). PT.Agricon Putra Citra Optima
(Terminix Cabang Bogor Residential) merupakan perusahaan yang bergerak
dalam jasa pengendalian hama (Pest Control) dan jasa pengendalian rayap
(Termite Control)untuk hunian yang aktivitas penjualannya dilakukan secara tunai
maupun kredit. Pada umumnya penjualan jasa pengendalian hama dilakukan
secara tunai dan untuk penjualan jasa pengendalian rayap dilakukan secara kredit
dalam pembayarannya. Perusahaan melakukan kegiatan penjualan berdasarkan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu dengan kebijakan kredit
atau pembayaran secara bertahap.
Dalam tingkat perputaran piutangnya Terminix Bogor Residential
mengalami peningkatan hari pengembalian yang artinya kurang baik bagi keadaan
keuangan perusahaan. Selain itu perusahaan bergerak dalam bidang jasa yang
tidak memiliki agunan sebagai jaminan jika konsumen tidak mau melakukan
pembayaran. Beda halnya dengan perusahaan leasing jika konsumen tidak
melakukan pembayaran atau terlambat maka barang yang dileasingkan dapat
ditarik atau dikenakan denda. Oleh karena itu perusahaan perlu mengelola
piutangnya dengan baik, agar dapat mengelola keuangannya dan terus beroperasi
untuk memenuhi permintaan pasar serta menjaga loyalitas dan kepercayaan
pelanggan pada perusahaan. Akibatnya dari kemacetan pembayaran piutang yang
belum terbayar oleh pelanggan menyebabkan semakin meningkatnya jumlah
piutang yang masih belum tertagih. Sehingga manajemen harus lebih
memperhatikan hal-hal yang menyebabkan pengelolaan piutang tidak berjalan
dengan baik. Adapun data piutang perusahaan tahun 2009 sampai tahun 2012
yang belum tertagih disajikan pada Tabel 1. berikut ini.
Tabel 1. Data PiutangTahun 2009 Sampai Tahun 2012 Yang Belum Tertagih
Keterangan
Piutang Yang
Belum
Tertagih
Tahun
2009
2010
2011
2012
11.69%
12.94%
14.70%
16.27%
Sumber: PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential (2012)
Dari Tabel 1. data piutang perusahaan tahun 2009 sampai tahun 2012 yang
belum tertagihterjadi peningkatan piutang tiap tahunnya, pada tahun 2009 piutang
3
yang belum dapat tertagih sebesar 11.69 persen, tahun 2010 terjadi peningkatan
piutang dari 11.69 persen menjadi 12.94 persen. Pada tahun 2011 mengalami
peningkatan menjadi 14.70 persen dan untuk tahun 2012 mengalami kenaikan
sebesar 1.58 persen menjadi 16.27 persen. Apabila dirata-ratakan persentase
piutang yang belum tertagih tersebut adalah sebesar 13.90 persen tiap
tahunnya.Oleh karena itu perlu manajemen piutang dengan maksimal agar piutang
tidak terus meningkat.Salah satu hal yang menghambat dalam pengelolaan
piutang yaitu kemacetan pembayaran piutang yang tertunggak.Sesuai dengan
standarisasi yang telah ditetapkan perusahaan pusat, maka cabang harus mampu
dapat melakukan pengelolaan terhadap perputaran piutang.Oleh karena itu
perusahaan membutuhkan manajemen pengelolaan piutang yang tepat. Berkaitan
dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian tentang manajemen piutang. Fokus
utama penelitian ini adalah pada manajemen piutang yang dilaksanakan
perusahaan serta membandingkannya dengan standar yang ada.
I.2. Perumusan Masalah
PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential)
adalah perusahaan yang bergerak dalam Pest Control dan Termite Control yang
berpengalaman dalam menjalankan bisnisnya, karena Terminix Cabang Bogor
adalah cabang perusahaan yang pertama dibuka oleh kantor pusat. Akan tetapi
perusahaan masih mengalami permasalahan pada perputaran piutang dalam
pelaksanaan usahanya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1) Bagaimana manajemen piutang yang dijalankan pada PT. Agricon Putra Citra
Optima (Terminix Cabang Bogor Residential)?
2) Bagaimana manajemen piutang yang dijalankan PT. Agricon Putra Citra
Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) apabila dibandingkan dengan
standar pengelolaan piutang yang baik?
I.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari dilaksanakannya
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Melakukan identifikasi manajemen piutang yang dijalankan pada PT. Agricon
Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential).
4
2) Melakukan kajian mengenai manajemen piutang yang dijalankan PT. Agricon
Putra
Citra
Optima
(Terminix
Cabang
Bogor
Residential)
apabila
dibandingkan dengan standar pengelolaan piutang yang baik.
I.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat dan
memberikan informasi dalam sistem manajemen pengelolaan piutang yang baik
untuk dijalankan pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor
Residential).Dan penelitian ini pun diharapkan dapat menjadi bahan masukan
dalam membantu semua pihak yang membutuhkan informasi mengenai hal ini.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memiliki ruang lingkup manajemen pengelolaan piutang
yang dijalankan pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor
Residential) yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan menggunakan data
dari tahun 2009 sampai tahun 2012.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Keuangan
Suatu
organisasi
memerlukan
suatu
perencanaan,
penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dalam hal
keuangan, oleh karena itu semakin baik manajemennya maka akan maksimal pula
nilai perusahaan. Dalam manajemen keuangan harus memiliki pengawasan baik
dalam hal biaya serta kebijakan penetapan harga agar dapat meramalkan profit
pada masa mendatang.
Menurut Kasmir (2010), aktivitas manajemen keuangan berkaitan erat
dengan pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk lembaga yang berhubungan
erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan serta
instrument keuangan.
Menurut Mardiyanto (2009), ruang lingkup manajemen keuangan meliputi
tiga hal utama: (1) keputusan keuangan, (2) keputusan investasi, dan (3) kebijakan
deviden.
Menurut Horne dalam Kasmir (2010), manajemen keuangan adalah segala
aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva
dengan beberapa tujuan menyeluruh.
Manajemen keuangan berkegiatan dalam hal perolehan aktiva yang
dibutuhkan perusahaan agar kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan,
kemudian dari aktiva yang telah ada digunakan untuk membiayai aktivitas yang
berhubungan dengan penyediaan kebutuhan dana dan biaya-biaya yang timbul
akibat perolehan dana. Selanjutnya aktivitas yang dilakukan manajemen keuangan
adalah mempertahankan sumber pembiayaan yang tepat dalam hal membiayai
kebutuhan perusahaan yang biasanya berkaitan dengan struktur modal dan
pendistribusian laba. Selain hal tersebut manajemen keuangan pun berhubungan
dengan pembiayaan dalam bentuk dividen yang ditahan dalam bentuk laba
ditahan, serta memperhatikan hal trade off diantara resiko yang didapat dari
keuntungan untuk membantu dalam
membuat keputusan keuangan. Dalam
pembuatan keputusan keuangan perlu diperhatikan antara aktiva dan pasiva yang
terdapat pada neraca agar dapat mencapai profit perusahaan dengan maksimal.
6
Aktiva atau harta merupakan sumberdaya yang dimiliki perusahaan agar
dapat menjalankan kelangsungan usahanya yang dapat dibedakan kedalam harta
lancer, harta tetap serta investasi. Harta lancer yaitu harta yang berupa uang kas,
surat-surat berharga, wesel tagih, persediaan, beban dibayar dimuka serta piutang
perusahaan. Untuk harta tetap berupa tanah, gedung, mesin, peralatan dan
kendaraan yang dimiliki perusahaan. Aktiva tetap ini berfungsi sebagai
pendukung dalam menjalankan kegiatan usahanya, diantaranya kegiatan yang
dilakukan perusahaan dalam rangka memperoleh dana usaha sebagai informasi
kepada kreditor bagaimana kondisi perusahaan. Sedangkan untuk investasi disini
adalah investasi berupa saham, obligasi,atau surat berharga lainnya.
Menurut Munawir (2004), aktiva adalah sarana atau sumber daya ekonomi
yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang harga perolehannya
atau nilai wajar harus diukur secara objektif.
Pasiva atau kewajiban adalah pengorbanan perusahaan yang harus
dilakukan yang terjadi karena adanya kegiatan usaha yang dibedakan menjadi
utang lancer dan jangka panjang.
2.2. Pengertian Piutang
Menurut Marcus (2012), salah satu aset lancer yang penting adalah
piutang. Piutang timbul karena perusahaan biasanya tidak mengharapkan
pelanggan membayar pembelian mereka dengan segera. Tagihan yang belum
dibayar ini adalah aset berharga yang diharapkan perusahaan dapat diubah
menjadi kas dalam waktu dekat. Piutang terdiri dari tagihan yang belum dibayar
dari penjualan ke perusahaan lain dan disebut kredit dagang. Sisanya timbul dari
penjualan barang ke konsumen akhir. Piutang ini disebut kredit konsumen.
Menurut Jusup dalam Cahyono (2011), Untuk mengetahui pengertian
piutang, kita dapat meninjau dari beberapa sumber berikut. Al. Haryono Jusup
mendefinisikan piutang yang dapat disimpulkan bahwa piutang adalah menagih
sejumlah uang penjual kepada pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.
Amir Abadi Jusuf mendefinisikan piutang yang dapat disimpulkan bahwa piutang
adalah uang yang terhutang oleh pelanggan atas barang atau jasa yang telah dijual.
Sementara itu, Zaki Baridwan mendefinisikan piutang yang dapat disimpulkan
bahwa piutang dapat timbul karena adanya penjualan barang dan jasa yang
7
dihasilkan perusahaan. Berdasarkan beberapa sumber tersebut dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah hak perusahaan untuk menagih
sejumlah uang kepada para pelanggan atau konsumen.
Sebuah perusahaan mengelola piutangnya tergantung pada apa yang dijual
perusahaan secara kredit. Semakin banyak yang dijual secara kredit, semakin
tinggi proporsi aktiva yang terkait dengan piutang. Akibatnya, ketika sedang
membahas pengelolaan piutang, maka sebenarnya juga sedang membahas
seperlima aktiva perusahaan. Selain itu, karena arus kas dari penjualan tidak bisa
diinvestasikan sampai piutang itu dibayar, kontrol atas piutang itu menjadi
bertambah penting. Adapun penagihan yang efisien menentukan profitabilitas dan
likuiditas perusahaan. (Keown, 2010).
Piutang usaha (account receivable) adalah tagihan kepada pelanggan yang
timbul dari penjualan barang dagangan secara kredit. (Mardiyanto,2009)
Menurut Kasmir (2010), arti penting piutang bagi perusahaan yang
memberikan penjualan secara angsuran adalah:
1. Untuk meningkatkan penjualan;
2. Untuk meningkatkan jumlah penjualan;
3. Untuk memperoleh pelanggan baru;
4. Untuk mempertahankan loyalitas/kesetiaan pelanggan;
5. Untuk meningkatkan market share; dan
6. Untuk meningkatkan laba perusahaan;
Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan
bahwa piutang adalah suatu klaim penagihan atau tuntutan kewajiban pembayaran
baik dari perusahaan atau perorangan dalam bentuk keuangan terhadap
perusahaan yang memberikan penjualan secara kredit.
Menurut warren (2005), istilah piutang (receivableI) meliputi semua klaim
dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan,
organisasi lainnya.
2.2.1. Penggolongan Piutang
Menurut Warren(2005) piutang diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu :
8
a. Piutang Usaha
Piutang usaha timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit agar dapat
menjual lebih banyak produk atau jasa kepada pelanggan, transaksi paling
umum yang menciptakan piutang usaha adalah penjualan barang atau jasa
secara kredit.Piutang tersebut dicatat dengan mendebit akun piutang usaha.
Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam
periode waktu yang relatif pendek.
b. Wesel Tagih
Wesel tagih merupakan jumlah yang terutang bagi pelanggan disaat
perusahaan telah menerbitkan surat utang formal, sepanjang wesel tagi
diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka biasanya diklasifikasikan
dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya digunakan untuk periode
kredit lebih dari 60 hari, wesel juga biasanya digunakan untuk menyelesaikan
piutang usaha pelanggan bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari
transaksi penjualan, maka hal itu kadang-kadang disebut piutang dagang
(Trade Receivable).
c. Piutang Lain-lain
Piutang lain-lain, Biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca jika piutang
lain ini diharapakan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun,
maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan di
bawah judul investasi piutang lain-lain (Other Receivable) meliputi piutang
bunga, piutang pajak dan piutang dari penjabat atau karyawan perusahaan.
2.2.2. Perputaran Piutang
Munawir (2004), bahwa dalam menghitung tingkat perputaran piutang,
yaitu dengan membagi total penjualan kredit (netto) dengan piutang rata-rata.
Rata-rata piutang kalau memungkinkan dapat dihitung secara bulanan (saldo tiaptiap akhir bulan dibagi dua belas) atau tahunan yaitu saldo awal tahun ditambah
saldo akhir tahun dibagi dua.
Sedangkan menurut Warren (2005), menyatakan bahwa hubungan antara
penjualan barang dan jasa secara kredit dan piutang usaha dapat dinyatakan
9
sebagai perputaran piutang, rasio tersebut dapat dihitung dengan membagi
penjualan kredit bersih dengan rata-rata piutang usaha bersih.
2.3. ManajemenPiutang
Dengan manajemen piutang yang baik sebuah perusahaan dapat
meminimalkan hal-hal yang mungkin terjadi diluar perhitungan, agar pengelolaan
piutang dapat terarah dengan maksimal, maka dibutuhkan perencanaan dan
manajemen, karena hal-hal tersebut merupakan alat untuk mancapai tujuan agar
pelaksanaan pengelolaan piutang dapat meningkatkan profit perusahaan serta
tingkat pengembalian uang secara tunai lebih cepat sesuai dengan standar yang
telah ditentukan.
2.3.1. Ruang Lingkup Manajemen Piutang
Menurut Mardiyanto (2009), Ruang Lingkup pada manajemen piutang
terdiri dari:
a. Kebijaksanaan kredit (credit policy) mencakup keputusan untuk menetapkan
standar kredit, syarat kredit, dan kebijakan penagihan.Standar kredit/kualitas
rekening yang diterima, jangka waktu/periode kredit yang diberikan,
discount/potongan tunai yang diberikan untuk pembayaranyang lebih
awal.Standar kredit adalah kriteria untuk menyeleksi permintaan kredit dari
langganan. Kebijakan kredit yang optimal mensyaratkan bahwa marginal cost
atas kredit sama dengan marginal profit penjualan kredit. Marginal cost yang
berkaitan dengan penjualan kredit terdiri atas biaya atas piutang tak tertagih,
biaya pengumpulan dan administrasi piutang, biaya yang tertanam dalam
piutang. Setiap perubahan standar kredit akan mempengaruhi hal-hal berikut:
1) Volume Penjualan
Pembeli atau calon langganan pada umumnya akan tertarik membeli
barang dalam jumlah yang lebih banyak jika kepada mereka diberikan
tenggang waktu pembayaran yang longgar, atau sebaliknya, tenggang
waktu pembayaran yang pendek tidak mendorong mereka dalam jumlah
yang banyak.
10
2) Investasi dalam piutang
Investasi dalam barang jadi berkaitan erat dengan periode kredit yang
ditetapkan, semakin longgar periode kredit, semakin besar pula dana yang
tertanam dalam piutang
3) Biaya piutang ragu-ragu
Tanpa penjualan kredit perusahaan tidak akan mengalami kerugian karena
piutang ragu-ragu. Kerugian piutang ragu-ragu berupa ongkos yang harus
diperhitungkan sebagai faktor yang mengurangi keuntungan
4) Harga Pokok Penjualan
Yaitu biaya yang berhubungan dengan bahan baku, biaya tenaga kerja dan
biaya tidak langsung.
5) Biaya administrasi
Yaitu biaya yang berhubungan dengan transaksi penjualan, pencatatan
penjualan, piutang dan urusan administrasi lainnya
6) Biaya penagihan
Yaitu biaya yang berhubungan dengan upaya penagihan piutang
7) Biaya Diskon
Yaitu biaya yang berhubungan dengan potongan tunai yang diberikan
kepada pembeli yang membeli tunai
8) Biaya kesempatan
Yaitu biaya yang berhubungan dengan peningkatan hasil yang disebabkan
oleh tidak adanya piutang atau peningkatan biaya dengan adanya piutang.
b. Pemantauan Piutang Usaha
Pemantauan piutang usaha adalah proses evaluasi atas kebijakan kredit yang
telah dijalankan khususnya pemantauan apabila perubahan pola pembayaran
pada pelanggan. Misalnya, pelanggan yang semula tergolong patuh dalam
membayar kini mulai terlambat membayar kewajibannya.
c. Kebijaksanaanpengumpulan
relevan.Keputusan
kredit
piutang,
ini
dan
faktor-faktor
menyangkut
lain
tradeoff
yang
antara
keuntungan(marginal profit) dan biayatambahan (marginal cost) yang
disebabkan oleh perubahan dalam salah satu ataukombinasi elemen-elemen
tersebut.
11
Efektivitas kebijakan pengumpulan piutang atau penagihan akan
mempengaruhi kredit macet yang meningkat yang pada dasarnya kredit ini
menyangkut trade off anatara keuntungan dan biaya tambahan yang disebabkan
oleh perubahan dalam salah satu atau kombinasi elemen-elemen tersebut. Dengan
melonggarkan
persyaratan
pemberian
kredit,
penjualandiharapkan
akan
meningkat, yang berarti laba juga akan meningkat, tetapi disamping itu
perusahaan menaggung tambahan biaya lain, piutang yang semakin besar karena
jumlah penjualan yang besar ataupun pembayaran semakin lama.
2.3.2. Risiko Kerugian Piutang
Menurut Muslich (2004), menyatakan risiko-risiko yang mungkin terjadi
dalam piutang yaitu:
a. Risiko tidak dibayarkan seluruh tagihan piutang
Risiko tidak dibayarkan seluruh tagihan piutang merupakan risiko yang terjadi
apabila jumlah risiko kerugian piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali.
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena seleksi yang
kurang baik dalam memilih langgannya yang tidak potensial dalam membayar
tagihan juga dapat terjadi karena adanya stabilitas ekonomi dan kondisi
Negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan. Untuk
memperkecil risiko tersebut, biasanya perusahaan menekan piutang sekecil
mungkin dengan cara melakukan penagihan secara langsung kepada
pelanggan dan menarik semua asset milik perusahaan.
b. Risiko keterlambatan dalam pelunasan piutang
Risiko keterlambatan dalam pelunasan piutang merupakan risiko yang terjadi
karena bagian penagihan kurang efektif dalam menagih piutang sehingga
menyebabkan keterlambatan dalam penerimaan piutang.Hal ini juga
menyebabkan timbulnya tambahan biaya penagihan.Oleh karena itu, untuk
menanggulangi semua piutang yang macet maka manajemen perusahaan dapat
memberikan sanksi atau denda kepada pelanggan sehingga dapat menekan
risiko piutang yang macet.
c. Risiko tidak diterimanya sebagai piutang
Risiko tidak diterimanya sebagai piutang merupakan risiko yang dapat
menyebabkan
berkurangnya
pendapatan
perusahaan,
bahkan
bisa
12
menimbulkan kerugian jika jumlah piutangnya kurang dari yang seharusnya
atau kurang dari harga pokok barang yang dijual secara kredit tentu saja
perusahaan tidak akan mendapatkan laba dari hasil pendapatan yang
berkurang.
d. Risiko tertanamnya modal kerja dalam piutang
Risiko tertanamnya modal kerja dalam piutang merupakan risiko yang terjadi
karena rendahnya tingkat perputaran piutang, sehingga jumlah modal kerja
yang ditanam dalam piutang terlalu besar dan mengakibatkan adanya modal
kerja yang tidak produktif yang akan mengakibatkan kinerja perusahaan
menjadi menurun.
2.3.3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang
Menurut Keown (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
investasi dalam piutang adalah sebagai berikut:
a. Persentase Penjualan Kredit
Semakin besar penjualan secara kredit maka semakin besar pula piutang yang
akan diperoleh. Ketika perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan maka
tingkat investasi dalam piutang juga akan ikut naik.
b. Ketentuan Penjualan
Ketentuan penjualan mengidentifikasi kemungkinan diskon untuk pembayaran
yang lebih awal, periode diskon, dan periode kredit total. Pada umumnya
ketentuan penjualan dinyatakan dalam bentuk a/b, net c, yang menunjukkan
bahwa pelanggan dapat mengurangi a persen bila tagihan itu dibayar dalam b
hari, bila tidak maka harus dibayar dalam c hari.
c. Tipe Pelanggan
Penentuan tipe pelanggan merupakan variabel yang menentukan dalam
melihat kualifikasi pelanggan dalam mendapatkan kredit. Ketika perusahaan
menerima pelanggan yang kurang layak kredit akan mengakibatkan biaya
gagal bayar.
d. Usaha Penagihan
Kunci mempertahankan kontrol atas penagihan piutang adalah fakta bahwa
probabilitas gagal bayar meningkat seiring dengan umur tagihan. Kontrol atas
piutang terfokus pada kontrol dan eliminasi piutang yang sudah lewat jatuh
13
tempo. Kekuatan dan ketepatan waktu penagihan akan mempengaruhi periode
tagihan yang sudah jatuh tempo tetapi masih lalai membayar.
2.3.4.Penagihan Piutang
Penagihan piutang memang tidak mudah, karena hal ini berkaitan dengan
masalah keuangan yang cukup sensitife.Tak banyak perusahaaan yang direpotkan
dengan masalah ini, oleh karena itu perusahaan perlu merencanakan dengan
sebaik mungkin dalam mpengelolaan piutang dalam penagihan agar pelanggan
membayarkan kewajibannya.
Menurut Cahyono (2011), bahwa penagihan piutang pada dasarnya dapat
dilakukan melalui beberapa cara, antara lain komunikasi secara langsung melalui
telepon, surat teguran resmi, melalui bagian penagihan, dan jalur hukum. Sebelum
melakukan
penagihan
piutang,
perusahan
perlu
mempersiapkan
segala
keperluannya dimulai dari syarat pembayaran, penyusunan surat penagihan
piutang, prosedur penagihan piutang, dan prosedur penghapusan piutang. Kita
dapat mengetahuinya lebih lanjut dalam uraian berikut.
a. Syarat Pembayaran
Dalam penjualan secara kredit biasanya ditetapkan syarat pembayaran yang
tercantum dalam faktur. Syarat pembayaran tersebut akan dianalisis oleh
bagian piutang perusahaan untuk keperluan penentuan jatuh tempo
pembayaran piutang. Dengan demikian perusahaan dapat mengetahui waktu
penagihan piutang kepada pelanggan.
b. Penyusunan Surat Penagihan Piutang
Piutang memang dapat mendatangkan risiko pembayaran yang tidak tepat
waktu, bahkan risiko tidak terbayarnya piutang. Agar terhindar dari berbagai
risiko tersebut, perusahaan perlu membuat surat penagihan piutang. Surat
penagihan tersebut selanjutnya dikirim kepada pelanggan yang bersangkutan.
Penyusunan surat penagihan piutang dapat dibuat dalam beberapa bentuk
sesuai dengan tujuannya. Hal ini biasanya bersangkutan dengan status piutang
pelanggan apakah piutang yang sudah jatuh tempo atau piutang yang telah
lewat jatuh tempo.
14
c. Prosedur Penagihan Piutang
Langkah-langkah dalam penagihan piutang meliputi beberapa tahap. Berikut
tahap dalam penagihan pitang beserta bagian perusahaan yang terlibat dalam
pengihan piutang.
1) Bagian Piutang
Bagian piutang merupakan bagian perusahaan yang paling menentukan
dalam prosedur penagihan piutang. Bagian piutang merupakan awal dari
kegiatan penagihan piutang. Jadi, apabila bagian piutang melakukan
kesalahan pengelolaan, maka bagian-bagian lain juga akan mengalami
kesalahan.
2) Bagian Keuangan
Bagian keuangan merupakan bagian perusahaan yang mengendalikan dan
mengontrol kegiatan penagihan piutang.
3) Bagian Penagihan
Bagian penagihan merupakan bagian perusahaan yang menentukan
tertagih atau tidak tertagihnya piutang.
4) Bagian Kasa
Bagian kasa merupakan bagian perusahaan yang bertugas menerima uang
hasil penagihan piutang.
5) Bagian Juranal dan Laporan
Bagian jurnal dan laporan merupakan bagian perusahaan yang bertugas
mencatat mutasi piutang kedlam jurnal dan buku besar yang nantinya
sebagai dasar dalam membuat laporan keuangan.
d. Prosedur Penghapusan Piutang
Setiap perusahaan tentu menginginkan semua piutang dapat tertagih.
Namun, ada kalanya pelanggan mengalami masalah sehinga tidak mampu
melunasi utangnya kepada perusahaan dengan berbagai alas an, misalnya
pelanggan lari dari tanggung jawab, meninggal, dan bangkrut. Piutang yang tidak
mampu dilunasi oleh pelanggan menyebabkan adanya piutang tidak tertagih
kepeda perusahaan. Apabila terjadi hal demikian, perusahaan perusahaan perlu
melakukan prosedur penghapusan piutang.
15
2.4. Analisis Manajemen Piutang
Metode analisis yang digunakan untuk pengujian piutang pada penelitian
ini yaitu:
a. Standar Kredit
Standar kredit adalah standarisasi yang digunakan dalam mengukur
kualitas minimum apakah permohonan kredit yang diajukan sudah layak atau
tidak oleh sebuah perusahaan.Dalam mengukur penilaian kualitas kredit dapat
dilakukan dengan penilaian karakter, kapasitas, kapital, kolateral, dan kondisi.
Menurut
Mardiyanto
(2009),
standar
kredit
berguna
untuk
mengungkapkan kemampuan keuangan minimum pelanggan sehingga dapat
ditetapkan pelanggan yang tergolong layak memperoleh kredit. Dengan demikian
perusahaan dapat meramalkan siapa pelanggan yang akan terlambat dalam
membayar kewajibannya dan siapa pelanggan yang mungkin akan mengakibatkan
kerugian piutang (piutang usaha yang tak tertagih). Lima aspek yang umum
dijadikan dasar untuk menetapkan kelayakan kredit meliputi hal berikut:
1) Karakter
Adalah sejauh mana reputasi pelanggan dapat dipercaya, yang dapat dinilai
dari catatan masa lalu atau informasi dari berbagai pihak yang patut
diperhatikan.
2) Kapasitas
Adalah kemampuan pelanggan dalam membayar kewajibannya, yang dapat
didasarkan pada kinerja laporan keuangan, khususnya yang berkaitan dengan
aspek likuiditas dan solvabilitas (proporsi utang ataupun kemampuan
membayar utang)
3) Kapital
Adalah kekayaan bersih (ekuitas) yang dimiliki perusahaan.Rasio utang
terhadap ekuitas dan rasio prifitabilitas sering digunakan mengukur aspek
kapital ini.
4) Kolateral
Adalah sejumlah aktiva yang dijadikan jaminan. Dalam konteks piutang
usaha, aktiva yang dijaminkan adalah surat berharga.
16
5) Kondisi
Adalah keadaan ekonomi makro yang mempengaruhi siklus bisnis pelanggan
dan mempengaruhi pula kemampuan membayar pelanggan pada waktu
mendatang.
b. Analisis Vertikal
Analisis Vertikal adalah analisis yang digunakan untuk menunjukan
proporsi pos terhadap angka dasar tertentu dalam laporan keuangan yang sama.
Dengan menggunakan analisis vertikal dapat dilihat bagaimana komposisi laporan
keuangan perusahaan yang digunakan dalam menilai efisiensi kegiatan usaha.
Angka dasar yang digunakan adalah total aktiva untuk pos aktiva, total pasiva
untuk pos pasiva dan total penjualan bersih untuk pos laba rugi.
Menurut Kasmir (2010), analisis vertikal merupakan analisis yang
dilakukan terhadap hanya 1 periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan
antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya
untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode
tidak diketahui.
c. Analisis Horizontal
Analisis
Horizontal
merupakan
analisis
presentase
dengan
cara
membandingkan pos tertentu laporan keuangan dengan pos yang sama pada
laporan keuangan sebelumnya. Selain itu analisis horizontal digunakan untuk
mengetahui perubahan dari pos suatu laporan keuangan yang terjadi pada
perusahaan.
Menurut Kasmir (2010), analisis horizontal merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode.
Dari hasil analisis ini akan terlihat pekembangan perusahaan dari periode yang
satu ke periode yang lain.
d. Rasio Aktivitas
1) Receivable Turn Over (RTO)
Receivable Turn Over digunakan dalam mengukur perbandingan antara
penjualan perusahaan dengan besarnya piutang yang belum ditagih oleh
perusahaan serta dapat menggambarkan perusahaan dalam intensitas
penagihan kepada pelanggan.
17
Menurut Kasmir (2010), Receivable Turn Over merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu
periode. Atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar
dalam satu periode. Makin tinggi rasio menunjukan bahwa modal kerja
yang ditanamkan dalam piutang makin rendah (dibandingkan dengan rasio
tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan makin baik.
Sebaliknya jika rasio makin rendah, maka ada over investmen dalam
piutang.
2) Average Collection Period (ACP)
Average Collection Period dilakukan untuk mengukur rata-rata waktu
penagihan atas penjualan serta pengelolaan piutang yang efektif bagi
perusahaan.
Menurut Marcus (2012), rata-rata periode penagihan (Average Collection
Period) mengukur seberapa cepat pelanggan membayar tagihan mereka.
Rata-rata periode penagihan mengekspresikan piutang dalam penjualan
harian.
3) Rasio Penagihan
Rasio penagihan bertujuan untuk mengetahui berapa besar piutang yang
tertagih dari total piutang yang dimiliki perusahaan.
4) Analisis Umur Piutang
Analisis umur piutang digunakan untuk mengetahui masalah seperti apa
dalam penagihan piutang perusahaan. Dalam analisanya menggunakan
jadwal yang berisi persentase terhadap total piutang yang masih belum
dapat dibayarkan dalam satu periodenya.
e. Analisis Cash Conversion Cycle
Menurut Keown (2005), analisis cash conversion cycle merupakan suatu
analisis yang menggunakan pendekatan bahwa tujuan perusahaan meminimalkan
modal kerja dengan syarat modal kerja itu harus cukup untuk membiayai kegiatan
operasi perusahaan.
2.5.
Penelitian Terdahulu
Penelitian Wicaksana (2011) berjudul Analisis Pengaruh Pengendalian
Piutang Terhadap Efektivitas Arus Kas (Studi Kasus Pada PT. Z). Hasil dari
18
penelitian ini bahwa PT. Z telah melakukan proses manajemen, pengelolaan, dan
pengendalian piutang berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure) yang
telah ditetapkan oleh perusahaan, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat
beberapa hal yang tidak sesuai dengan SOP. Untuk faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya jumlah piutang seperti persentase penjualan kredit,
ketentuan penjualan, tipe pelanggan, dan usaha penagihan, PT. Z memiliki jumlah
piutang yang cukup besar pada laporan neraca terutama dipengaruhi oleh besarnya
persentase penjualan kredit dan usaha penagihan yang dilakukan. Berdasarkan
analisis kinerja keuangan pada laporan keuangan perusahaan periode 2005-2009,
menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki kinerja keuangan yang cukup
baik. Hal ini ditandai oleh angka rasio keuangan yang bernilai positif. Dan
pengendalian piutang yang dilakukan oleh PT. Z belum berjalan efektif terhadap
perolehan kas perusahaan. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis cash conversion
cycle yang negatif dan memiliki arti bahwa jumlah piutang yang dimiliki belum
cukup untuk di konversi menjadi kas akibat adanya faktor-faktor penghambat
seperti penagihan dan tidak diterapkannya dengan baik analisa kredit (5K) kepada
seluruh pelanggan.
Penelitian Pebriani (2010) yang berjudul Analisis Efektifitas Manajemen
Piutang pada Perusahaan X bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran mengenai
praktek manajemen piutang, mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan
tingkat efektifitas manajemen piutang, serta mengidentifikasi kinerja dan
mengetahui keefektifan pengelolaan manajemen piutang. Alat analisis yang
digunakan penelitian ini adalah analisis standar kredit, analisis investasi piutang,
analisis rasio keuangan, analisis horizontal, analisis vertikal dan analisis umur
piutang. Berdasarkan hasil analisis, pengelolaan manajemen piutang pada
perusahaan adalah belum efektif. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa
rasio yang nilainya terlalu tinggi (rasio likuiditas) dan menimbulkan interpretasi
yang menyesatkan perusahaan.
Penelitian Agustina (2009) yang berjudul Analisis Efektifitas Manajemen
Piutang (Studi Kasus PT. Unitex Tbk, Bogor) bertujuan mengetahui gambaran
mengenai praktek manajemen piutang khususnya pada PT. Unitex, menganalisis
kinerja manajemen piutang PT. Unitex, mengetahui faktor-faktor yang
19
mempengaruhi besarnya piutang PT. Unitex dan mengetahui keefektifan
pengelolaan manajemen piutang PT. Unitex. Alat analisis yang digunakan adalah
Analisis 5K, Analisis Rasio Keuangan, Analisis Horisontal dan Analisis Vertikal,
Analisis Investasi Piutang yaitu untuk menganalisis kinerja piutang PT. Unitex
Tbk Bogor, Analisis Deskripsi Faktor-Faktor yang mempengaruhi besarnya
piutang, dan Analisis Umur Piutang setiap klien untuk keefektifan pengelolaan
manajemen piutang.Hasil penelitian menyatakan pengelolaan piutang pada PT.
Unitex kurang baik. Hal ini tergambarkan pada hasil analisis rasio keuangan: rasio
likuiditas yang dihasilkan tidak likuid karena perusahaan belum mampu
memenuhi kewajiban lancar. Sedangkan untuk rasio penagihan piutang selama
50-75 hari sudah baik jika diasumsi waktu pembayaran pelanggan selama 30-90
hari yang telah ditetapkan oleh perusahaan, analisis horizontal dan vertikal yang
mengalami penurunan.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential)
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa pembasmian hama
dan rayap (Pest Control dan Termite Control) yang melayani daerah Bogor.
Analisis manajemenpiutang pada awalnya berasal dari penjualan jasa pest control
dan jasatermite controlyang pembayarannya secara bertahap atau secara tidak
langsung dengan kredit yang kemudian hasil penjualan tersebut diproses dengan
melakukan produksi pekerjaan yang dilakukan dirumah pelanggan sesuai dengan
kontrak yang telah disepakati, setelah melakukan pekerjaan pelanggan akan
membayar kewajibannya beberapa tahap. Untuk kewajiban yang belum
dibayarkan oleh pelanggan, perusahaan harus melakukan manajemen piutang
dengan baik sesuai dengan standar yang baik dan telah ditentukan oleh perusahaan
pusat agar dapat mengurangi kemacetan piutang. Dalam pelaporan perusahaan
kewajiban pelanggan ini akan dicatat sebagai piutang perusahaan oleh bagian
keuangan sekaligus dilakukan penagihan.
Analisis piutang ini dapat dilakukan dengan metode penelitian yang
deskriptif kualitatif yang tidak hanya memberikan gambaran terhadap kejadian,
tetapi juga menjelaskan hubungan serta membuat prediksi untuk mendapatkan
makna dan implikasi dari masalah yang terjadi. Dimana penelitian berupa lisan atau
kata tertulis dari subjek yang telah diamati dan memiliki karakteristik bahwa data
yang diberikan merupakan data asli yang tidak diubah serta menggunakan cara yang
sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menganalisis manajemen
piutang perusahaan digunakan analisis rasio keuangan yaitu rasio aktivitas. Selain
itu digunakan pula analisis standar kredit, analisis horizontal, analisis
vertikal,analisis umur piutang dan analisis cash conversion cycle.Adapun
kerangka penelitian yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar
1. berikut ini.
21
PT. Agricon Putra Citra Optima
(Terminix Cabang Bogor Residential)
Penjualan Jasa Pest Control/Termite Control
dengan pembayaran bertahap (Kredit)
Manajemen Piutang (Account Receivable)
Membandingkan Standar Pengelolaan
Piutang:
1. Analisis Standar Kredit
2. Analisis Vertikal
3. Analisis Horizontal
4. Analisis Rasio Aktivitas:
a. Receivable Turn Over
b. Average Collection Period
c. Rasio Penagihan
d. Analisis Umur Piutang
5. Analisis Cash Conversion Cycle
Rekomendasi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Berdasarkan Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian bahwa PT.
Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) melakukan
penjualan kredit yang kemudian penjualan tersebut dikelola dengan manajemen
piutang yang telah ditentukan oleh kantor pusat standarisasinya. Dalam
membandingkan dengan standar kantor pusat apakah sudah sesuai atau belum,
maka dilakukan analisis manajemen piutang dengan mengkaji ruang lingkupnya
yang kemudian hasilnya dapat direkomendasikan untuk perbaikan perusahan
dalan manajemen piutang.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dikantor Cabang PT. Agricon Putra Citra Optima
yaitu Terminix Cabang Bogor Residential yang berlokasi di Jl. Siliwangi No.68,
22
Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secarasengajadan waktu pelaksanaan
penelitiaan ini berlangsung dari Oktober 2012 sampai dengan Desember 2012.
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan terdiri dari pengumpulan data dan
metode pengolahan serta analisis datasebagai berikut:
3.3.1. Pengumpulan Data
Sumber
data
yang
diperoleh
dalam
pelaksanaan
penelitian
ini
menggunakan data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh melalui
wawancara dan pengamatanlangsung dengan pihak perusahaan.Pihak perusahaan
yang diwawancarai adalah Branch Manager, Supervisor Sales, Supervisor Service
dan bagian keuangan.Pemilihan narasumber dilakukan dengan anggapan dapat
mewakili perusahaan dalam memberikan data mengenai penelitian serta
kontribusi besar dalam penyusunan strategi perusahaan.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai referensi berupa
dokumen-dokumen perusahaan berupa data dan informasi pada periode terkait
penelitian dan instansi terkait serta penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat
dijadikan sebagai bahan rujukan dalam penelitian.Selain itu, data sekunder
diperoleh dari penelusuran kepustakaan melalui buku, literature, internet serta
tulisan ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian.
3.3.2
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul, kemudian diolah
dengan bantuan komputer.Pada awalnya data dan informasi dikelompokan
terlebih dahulu kedalam komponen piutang dan manfaat yang disajikan dalam
bentuk tabulasi agar dalam menganalisis data lebih mudah.Untuk analisis data
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif agar mempermudah dalam memperoleh
gambaran dari pengelolaan dan pengendalian piutang perusahaan.
Metode analisis yang digunakan untuk pengujian piutang pada penelitian
ini yaitu:
23
a. Standar Kredit
Standar kredit digunakan untuk mengukur kualitas minimum dari
permohonan kredit dengan melakukan penilaian 5K yaitu dengan melihat
karakter, kapasitas, kapital, kolateral, dan kondisi dari konsumen.
b. Analisis Vertikal
Analisis Vertikal dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ryi=
𝑃𝑦𝑖
𝑃𝑦𝑜
Ket:
𝑥 100%
………………...…………………(1)
Ryi = Nilai % pos yang dibandingkan
Pyi = Pos x dalam laporan keuangan tahun ke-i
Pyo = pos dasar sebagai pembanding
c. Analisis Horizontal
Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung Analisis Horizontal
yaitu:
Rxt =
𝑃𝑥𝑡
𝑃𝑥𝑜
Ket:
𝑥 100%
…………………………………(2)
Rxt = Nilai % untuk tahun ke-t
Pxt = Pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis
Pxo = pos x dalam laporan keuangan sebagai dasar.
d. Rasio Aktivitas
1) Receivable Turn Over (RTO)
Adapun rasio RTO dapat dihitung dengan:
Receivable Turn Over (RTO)=
Credit Sales
…..……………...…(3)
Average Receivable
2) Average Collection Period (ACP)
Adapun ACP dapat dihitung dengan:
Average Collection Period (ACP) =
360 Hari
……...(4)
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 (RTO )
3) Rasio Penagihan
Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung Rasio penagihan
adalah:
Rasio penagihan =
Jumlah piutang tertagih
Total Piutang
x 100%…………………..(5)
24
4) Analisis Umur Piutang
Analisis umur piutang digunakan untuk mengetahui berapa lama
piutang setiap pelanggan sejak transaksi penjualan dicatat sampai daftar
umur piutang dibuat.
e. Analisis Cash Conversion Cycle
Analisis Cash Conversion Cycle dapat dihitung sebagai berikut :
Cash Conversion Cycle = DSO + DSI – DPO ……………………...………(6)
1) Days Of Sales Outsanding (DSO)
Days Of Sales Outsanding (DSO) bisa dihitung sebagai berikut :
Days Of Sales Outstanding (DSO) =
Piutang Dagang
penjualan Harian
………………(7)
2) Days Of Sales in Inventory (DSI)
DSI bisa dihitung sebagai berikut :
Days Of Sales in Inventory (DSI)=
Persediaan
Harga Pokok Penjualan Harian
…....(8)
3) Days of Payable Outsanding (DPO)
DPO menunjukkan umur rata-rata (dalam jumlah hari) dari utang dagang
yang dimiliki perusahaan. DPO dapat dihitung sebagai berikut :
Days of Payable Outsanding (DPO)=
Utang Dagang
Harga Pokok Penjualan Harian
...(9)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
Terminix berdiri sejak tahun 1927 oleh E.LBruce dengan mengembangkan
metoda pengendalian rayap (Termite Control). Pada tahun1969, Terminix dibeli
oleh Ned Cook dengan memperluas bisnis pelayanan keindustri pengendalian
serangga (Pest Control). Tahun 1986 Terminix diakuisisi oleh Service Master
Company, salah satu perusahaan jasa terbesar di Amerika Serikat. Sesuai dengan
kebijakan Service Master untuk mengembangkan pangsa pasar, maka Service
Master Company menawarkan lisensi waralaba (franchise) bagi perusahaan yang
ingin mengembangkan bisnis Pest Control dengan brand name Terminix diluar
Amerika Serikat. Saat ini brand name Terminix telah merambah pada lebih 38
Negara diseluruh dunia.
Pada tanggal 27 Oktober 1995, PT. Agricon membeli waralaba (franchise)
Terminix untuk wilayah hukum Republik Indonesia. Berawal dari 2 (dua) cabang
di Bogor dan Jakarta hingga tahun 2005 PT. Agricon telah memiliki 13 (tiga
belas) cabang di 12 (dua belas) kota di Indonesia dengan jumlah karyawan lebih
dari 300 orang.
PT. Agricon merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang pestisida. PT Agricon berdiri sejak tahun 1969 dengan para pendiri
(Founding Member) Bpk.Hj Mustafa Majidi, Bpk. Tatang Bengardi, Bpk Zainal
Tandramihardja (Alm), Bpk Budiono (Alm) dan Bpk Warman Sadhana (Alm).
Mengawali bisnis sebagai distributor dari ICI (Imperial Chemical Industries)
Agrochemical Plc (UK) dan meningkatkan kerja sama dengan membentuk
perusahaan kerjasama (joint venture) PT. ICI Pestisida. Saat ini PT. Agricon telah
memisahkan diri dengan ICI Agrochemical Plc dan mendirikan pabrik formulasi
pestisida di Wanaherang Jawa Barat, serta memiliki 6 kantor perwakilan yang
tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Dilain pihak untuk mengembangkan usaha,
PT. Agricon membentuk anak perusahaan antara lain;
a. PT.AgriconPutraCitraOptima(APCO)bergerakdalambidangPest Control
b. PT.AgriconSentraAgribisnisIndonesia(ASABI)bergerakdalambidangpengemb
angansistemcocoktanamdengancurahtetesberlokasidiSentul-JawaBarat.
26
c. PT. Asia Gala Kemindo bergerak dalam bidang pengembangan dan
pembuatan Herbisida berlokasi di Bogor - JawaBarat.
Ketiga anak perusahaan yang didirikan PT. Agricon ini berlokasi di Bogor.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada digram anak perusahaan PT. Agricon yang
ditunjukan denganGambar 2. berikut:
Gambar 2. Diagram Anak Perusahaan PT. Agricon (2012)
Dari Gambar2. Diagram Anak Perusahaan PT. Agricon menunjukan
bahwa perusahaan terus mengalami pengembangan dengan bertambahnya anak
perusahaan walau tentunya dalam perjalanan bisnisnya tentu ada hambatannya.
Setelah mengalami pasang surut perekonomian, PT. Agricon Putra Citra Optima
melakukan perbaikan dan pengembangan sistem manajemen perusahaan. Pada
tahun 2000 PT. Agricon Putra Citra Optima melakukan ekspansi dan mencari
peluang pasar Pest Control pada kota–kota besar di Indonesia dengan membuka
cabang dikota Surabaya, Bandung, Denpasar, Lampung dan Medan. Berlanjut
pada tahun 2001 dengan membuka cabang Jakarta Timur, tahun 2002 membuka
cabang Makassar, tahun 2003 membuka cabang Tangerang dan Pekan baru, tahun
2005 membuka cabang Semarang dan Timika.
Pada tanggal 16 Desember 2002, PT. Agricon Putra Citra Optima yang
berawal dari satu divisi di PT. Agricon diberi kepercayaan oleh manajemen PT.
Agricon untuk berkembang menjadi suatu badan hukum baru dan berkantor pusat
di Jl. Siliwangi No. 68, Bogor 16134, telp (0251) 8313070 fax (0251) 8353508
email [email protected]. Saat ini PT.AgriconPutraCitraOptima dipimpin
oleh Bpk. Harlan B. Bengardi sebagai direktur dan merangkap sebagai General
Manager PT.AgriconPutraCitraOptima yang membawahi 4 (empat) departemen
yang masing–masing dipimpin oleh seorang manager dan memiliki tugas dan
27
tanggung jawab untuk membantu General Manager dalam mengatur dan
mengawasi operasional PT.AgriconPutraCitraOptima di seluruh Indonesia.
Dalam usia yang relatife muda, eksistensi PT. Agricon Putra Citra Optima
dalam dunia Pest Control telah diakui dan mendapat kepercayaan dari
perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Hingga saat ini PT. Agricon Putra
Citra Optima telah memiliki lebih dari 5000 customer yang tersebar diseluruh
Indonesia, dengan karakteristik customer yang beragam dari hunian sampai
dengan industri.
4.1.1. Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Agricon Putra Citra Optima adalah menjadi perusahaan jasa yang
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari tiap pelanggan pada tiap segmen
pasar yang ada, dengan standard kualitas terbaik yang didukung oleh sumber daya
terlatih dan terpercaya.
Misi PT. Agricon Putra Citra Optima adalah memberikan kepada
masyarakat jasa yang unggul, inovasi dan solusi yang memenuhi kebutuhan
pelanggan dan meningkatkan mutu, memberikan kepada karyawan pekerjaan yang
berarti dan kesempatan untuk maju, memberikan kepada investor/pemegang
saham tingkat pengembalian yang tinggi.
Tujuan PT.AgriconPutraCitraOptima adalah menciptakan mekanisme
peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam penggunaan sumber daya
perusahaan, meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
dengan bertumpu pada usaha dan sarana penunjang yang berorientasi pada
permintaan pasar, mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling
menghargai antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus kekokohan
integritas pribadi dan profesionalisme..
4.1.2. Struktur Organisasi
Setiap cabang PT.AgriconPutraCitraOptima dipimpin oleh seorang Branch
Manager yang bertanggung jawab atas segala kegiatan operasional cabang baik
secara internal maupun eksternal untuk mencapai target penjualan, produksi dan
pemasukan uang bagi perusahaan berdasarkan budget cabang. Dalam menjalankan
tanggung
jawab
tersebut,
Branch
Manager
membawahi
tiga
28
departmentdiantaranyaservice
department,
sales
department,
dan
finance
departement yang memiliki ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya masingmasing, berikut Struktur Organisasi PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix
Cabang Bogor Residential) pada Gambar 3.
Regional
Manager
Residential
Branch
Manager
Residential
Sales
Supervisor
Sales
Cust.
Service
Service
Supervisor
Service
Technic
ian
Admin
Supervisor
Service
Support
AR
Staff
Finance
Staff
GA
Staff
Office
Helper
Collector
Gambar 3. Struktur Organisasi Terminix Cabang Bogor Residential (2012)
Berdasarkan Gambar 3. Struktur Organisasi Terminix Cabang Bogor Residential,
bahwa masing-masing departementdipimpin oleh masing-masing Supervisordan
membawahi staff yang memiliki tugas dan tanggung jawab. Untuk lebih jelasnya
adalah berikut:
a. Service Department
Melaksanakan
pekerjaan
jasa
Pest
Control
padasetiap
customer
PT.AgriconPutraCitraOptima sesuai dengan standar dan target perusahaan.
Service department dipimpin oleh service supervisor dengan membawahi service
technician dan service administrator.
29
Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, terdapat 10 (Sepuluh)
tahapan standar kerja yang harus dilakukan oleh para teknisi setiap hari pada saat
melakukan pekerjaannya, yaitu :
1) Persiapan Berangkat
Sebelum keberangkatan ke tempat pelanggan, teknisi wajib melakukan power
check-in terhadap kendaraan dan peralatan pekerjaan. Setelah itu memeriksa
jadwal dan kelengkapan bahan yang diperlukan, kemudian berdoa.
2) Perjalanan Menuju SPBU
Teknisi diwajibkan memilih SPBU yang ber print-out yang terdekat, mengisi
bahan bakar kendaraan dan bahan pembantu, kemudian memeriksa print-out
yang diterima dan mencatat Kilo Meter kendaraan.
3) Perjalanan Menuju Pelanggan
Selama diperjalanan teknisi harus berkonsentrasi dan menjaga kerapihan diri
dan seragam kerja yang dipakai.
4) Bertemu dengan Pelanggan
Teknisi wajib memberi senyum dan mengucapkan salam kepada pelanggan,
lalu memperkenalkan identitas diri teknisi dan menanyakan/menkonfirmasi
kembali mengenai jadwal kunjungan kerja. Teknisi wajib menunjukan copy
SKK/service agreement dan memperkenalkan alat dan prosedur kerja dengan
singkat. Teknisi wajib mendengarkan instruksi, pesan dan keluhan pelanggan
dan mencatatnya kedalam kolom layanan instruksi khusus pada service ticket.
5) Treatment
Teknisi melakukan inspeksi setelah mendapat ijin dari pelanggan dan
memastikan kondisi sudah aman untuk dilakukan treatment. Treatment harus
sesuai dengan SOP yang berlaku.
6) Selesai Treatment
Setelah treatment selesai dilakukan, teknisi melakukan pengisian service ticket
sesuai dengan treatment. Hasil treatment dijelaskan kepada pelanggan sesuai
dengan service ticket. Teknisi menanyakan kepada pelanggan bilamana ada
yang tidak sesuai atau kurang puas terhadap treatment yang sudah dilakukan,
bila ada harus dituntaskan. Kemudian berikan senyum dan ucapkan salam
untuk berpamitan.
30
7) Perjalanan ke Pelanggan Selanjutnya
Teknisi melakukan tahapan-tahapan nomor 3 sampai dengan 6 dan beristirahat
pada waktunya.
8) Tiba di Kantor
Peralatan disimpan di gudang yang sesuai dengan tempatnya dan diperiksa agar
jangan sampai ada alat atau bahan yang tertinggal didalam kendaraan.
Peralatan dan kendaraan dibersihkan seperti semula demi kenyamanan.
Memeriksa kembali kerapihan diri dan seragam.
9) Masuk ke Ruangan Kantor
Teknisi mengucapkan salam dan senyum ketika masuk kedalam ruangan,
melaporkan kepada supervisor Technisi Daily Report (TDR), service ticket,
permasalahan dan temuan di tempat pelanggan atau di perjalanan dan juga
pengeluaran operasional. Melakuakan pengajuan operasional dan bahan kimia
untuk treatment esok hari dan malam hari (bila ada).
10)
Meninggalkan Kantor
Mengucapkan salam dan pamitan kepada rekan-rekan kerja lain yang masih
ada.
b. Sales Department
Melaksanakan penjualan atas jasa Pest Controlsesuai dengan standart dan
target perusahaan. Sales department dipimpin oleh Branch Manager atau Sales
Manager/Supervisor dengan membawahi Pest dan Termite Consultant.
c. Finance Department
sBertanggung jawab atas arus uang keluar dan masuk, termasuk penagihan
dan administrasi laporan keuangan cabang sesuai standart perusahaan. Finance
department dipimpin oleh Finance Administrator dengan membawahi Collector
dan Office Boy.
4.2. ManajemenPiutang PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang
Bogor Residential)
Pengelolaan piutang yang dilakukan oleh PT. Agricon Putra Citra Optima
(Terminix
Cabang
Bogor
Residential)
adalah
melakukan
perencanaan,
pengorganisasian, serta pengendalian piutang yaitu dengan melakukan pencatatan
seluruh pekerjaan yang telah dilakukan kedalam Form Database Penagihan yang
31
disebut data master. Dalam data master berisikan data dan syarat-syarat penagihan
untuk mempermudah proses penagihan yaitu terdapat tanggal pekerjaan, nomor
service ticket, nama konsumen, jumlah pekerjaan, tipe pekerjaan, nomor invoice,
jumlah dan tanggal pembayaran (Lampiran 1).
Penginputan pekerjaan ke dalam data master dilakukan setiap hari setelah
adanya pekerjaan yang dilakukan oleh teknisi. Data pekerjaan yang diinput
berasal dari form service ticket yaitu sebuah bukti pekerjaan dan pembayaran yang
dilaksanakan apabila konsumen membayar secara tunai. Form service ticket
terdiri dari 4 (empat) rangkap yaitu putih untuk perusahaan jika belum dilakukan
pembayaran, merah untuk konsumen, biru untuk head office dan kuning untuk
filling departement service (Lampiran 2).
Pencatatan piutang kedalam data master tersebut mempermudah dalam hal
perencanaan, yaitu dapat dilihat berapa besar jumlah piutang yang dapat ditagih
serta yang telah dilakukan pembayaran. Selain mempermudah dalam perencanaan
penagihan, data master dapat digunakan dalam melakukan pengorganisasian
penagihan dengan mengelompokkan pelanggan kedalam kriteria penggunaan jasa
yaitu pelanggan Pest Control dan Termite Control berdasarkan kebiasaan
pembayaran secara tunai atau transfer. Dari data master pun dapat dilihat
bagaimana pengendalian penagihan berdasarkan jangka waktu pembayaran yang
ditetapkan sesuai kontrak dan pelaksanaan pembayaran apakah sudah sesuai atau
belum.
Dalam hal penilaian piutang, perusahaan menggunakan metode secara
langsung dengan melakukan estimasi atas jumlah piutang yang dapat ditagih.
Estimasi tersebut sesuai dengan jumlah kontrak pekerjaan yang telah dilakukan
pengendalian oleh bagian service bukan berdasarkan pengakuan penjualan sebagai
contoh walaupun untuk penjualan Pest Control dalam kontrak bernilai Rp.
2.400.000,- tetapi yang diakui dalam pencatatan piutang Pest Control sebesar Rp.
200.000,- karena pekerjaan dilakukan setiap bulan dalam masa kontrak 12 bulan.
Oleh karena itu piutang perusahaan harus dilakukan penagihan secara berkala
sesuai dengan kesepakatan yang mengacu pada kontrak. Apabila piutang tidak
dapat
ditagihkan
atau
piutang
bermasalah
dapat
dilakukan
alternative
penghapusan piutang sesuai dengan pembudgetan pada awal tahun untuk dana
32
penghapusan piutang. Pembudgetan dana untuk penghapusan piutang oleh
Branch Manager diajukan kepada Regional Manager pada rapat kerja awal tahun
yang dialokasikan untuk penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih. Untuk
pengajuan penghapusan piutang diperlukan syarat-syarat secara legal berupa
kontrak kerja, bukti pekerjaan, riwayat pembayaran, dan pernyataan dari
konsumen mengenai jumlah piutang yang diajukan ke Head Office untuk diproses
oleh bagian keuangan. Akan tetapi untuk Terminix Residential Cabang Bogor
belum pernah melakukan alternatife penghapusan piutang untuk mengurangi
jumlah piutang yang tidak dapat ditagih karena dalam prosesnya membutuhkan
waktu yang lama dan persyaratan kelegalan data lengkap yang dimiliki belum
memenuhi syarat serta jumlah penghapusan piutang akan meningkatkan biaya
perusahaan.
4.2.1. Proses Terjadinya Piutang pada PT. Agricon Putra Citra Optima
(Terminix Cabang Bogor Residential)
Pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor
Residential) piutang terjadi karena adanya pemberian jasa baik Pest Control
ataupun Termite Control terlebih dahulu, kemudian untuk pembayaran dari
konsumen pada saat jatuh tempo yang dalam hal ini dilakukan beberapa tahap
sesuai dengan kontrak pekerjaan (Lampiran 3). Tujuan perusahaan memberikan
kredit pada konsumen adalah untuk mencari keuntungan, mempermudah
penjualan, dan membantu atau memberikan benefit kepada pelanggan dalam hal
kenyamanan hunian ataupun masalah pembayaran.
Jasa yang diberikan kepada konsumen berasal dari lead yang diterima
oleh sales yang kemudian dilakukan inspection atau survey kelapangan untuk
mengetahui berapa penawaran harga yang akan diberikan dan mengidentifikasi
jenis hama serta cara penanganan yang akan dilakukan agar efektif dan efisien.
Setelah dilakukan inspection, sales memberikan proposal penawaran harga hingga
terjadi kesepakatan penjualan berupa kontrak pekerjaan. Kemudian setelah ada
kesepakatan kedua belah pihak antara konsumen dan perusahaan dilanjutkan
dengan penjadwalan pekerjaan. Untuk pekerjaan Pest Control biasanya dilakukan
pembayaran setelah dilakukan treatment maksimal 7 hari. Dan untuk pekerjaan
Termite Control biasanya pembayaran dilakukan dalam 2 tahap sampai 4 tahap
33
pembayaran sesuai nilai kontrak. Pekerjaan yang telah dilakukan tersebut dibuat
Invoice tagihan yang dikeluarkan kepada costumer atas pekerjaan yang sudah
dilakukan pekerjaan.Invoice di buat sesuai jumlah tagihan yang formatnya sudah
ada dalam sistem aplikasi Enterprise Resource Planning(ERP). Sebelum
pembayaran diterima oleh perusahaan, maka transaksi tersebut dicatat dalam
piutang.
4.2.2. Kebijakan Pemberian Piutang
Bagi setiap perusahaan piutang usaha memiliki kontribusi dalam kemajuan
perusahaan. Bagi
PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor
Residential) pemberian kredit untuk pembayaran jasa yang diberikan kepada
konsumen tentunya sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangani oleh
kedua belah pihak yaitu antara konsumen dan perusahaan. Pada Sales Agreement
atau kontrak kesepakatan terdapat ketentuan-ketentuan selama masa kontrak, di
mana ketentuan tersebut harus dipenuhi oleh masing-masing pihak. Ketentuan
tersebut dibuat untuk meminimalisasi terjadinya resiko piutang tak tertagih oleh
perusahaan.
Pemberian piutang biasanya sesuai dengan kontrak yang disepakati yaitu
nilai piutang yang diberikan kepada konsumen berasal dari nilai kontrak sesuai
dengan luas bangunan hunian konsumen dan sesuai dengan teknis pekerjaan yang
dilakukan. Untuk tempo pembayaran biasanya dilakukan sesuai dengan jenis jasa
pengendalian yang dikerjakan dan kesepakatan konsumen dengan perusahaan.
Jatuh tempo pembayaran Pest Control dilakukan per bulan setelah pekerjaan,
yang biasanya diberikan jangka waktu pembayaran selama 3 sampai 7 hari.
Sedangkan jatuh tempo pembayaran jasa pengendalian Termite Control biasanya
dilakukan beberapa tahap. Ada beberapa tahap pembayaran, yaitu 50% tahap 1
setelah pekerjaan dan 50% tahap 2 pada bulan berikutnya dari nilai kontrak, dan
ada pula 50% tahap 1 setelah pekerjaan, 25% tahap 2 bulan kedua, dan 25% tahap
3 pada bulan ketiga. Dalam penerapan termin pembayaran pada awalnya bisa
sampai 6 tahap pembayaran dan hasilnya kurang efektif, karena piutang
perusahaan semakin meningkat. Untuk meminimalisasi peningkatan piutang,
termin pembayaran yang diterapkan saat ini lebih dominan pada pembayaran 2
tahap yang diharapkan dapat mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang. Namun
34
ada pula yang pada kesepakatannya pembayaran dilakukan setelah kontrak
selesai, dan hal ini bisanya kontraknya pendek hanya 12 bulan.
Untuk konsumen yang melakukan pembayaran secara tunai dan
seluruhnya, baik sebelum pekerjaan maupun setelah pekerjaan biasanya diberikan
potongan khusus sebesar 5% dari total kontrak jasa pengendalian ataupun pilihan
lainnya berupa bonus 1 kali pekerjaan. Dengan demikian diharapkan agar cara
tersebut dapat menarik konsumen agar membayar tepat waktu bahkan membayar
seluruhnya. Perusahaan selalu menjalin hubungan baik dengan konsumen agar
tercipta suasana kekeluargaan serta referral atau referensi pelanggan baru dari
pelanggan lama untuk menambah konsumen.
4.2.3. Kebijakan Penagihan Piutang
Penagihan piutang pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix
Cabang Bogor Residential) dilakukan oleh Departement Finance yaitu Staff
Finance Admin atau Accout Receivable Admin (AR) yang bertugas dan
bertanggung jawab dalam penerbitan Invoice, penerbitan faktur pajak dan
penagihan pembayaran yang disebut dengan Collection atau piutang dicabang.
Penagihan yang dilakukan melalui telepon, sms, email, surat ataupun dengan
mendatangani langsung ke tempat konsumen jika diperlukan. Hal yang harus
dilakukan dalam melakukan penagihan atau pengendalian piutang adalah
kesepakatan pada saat terjadinya penjualan. Pada saat penandatanganan kontrak,
telah terjadi suatu kesepakatan antara kedua belah pihak termasuk termin
pembayaran atas penyerahan barang atau jasa yang telah diberikan. Kesepakatan
baku antara perusahaan dan pelanggan dalam hal termin pembayaran diberikan
wewenangnya kepada Consultant, Consultant Coordianator dan Branch
Manager. Untuk Consultant memiliki kewenangan tempo pembayaran selama 14
hari
sejak
diterbitkannya
Invoice,
Consultant
Coordianator
berwenang
memberikan tempo pembayaran selama 30 hari sejak diterbitkannya Invoice dan
untuk Branch Manager selama 45 hari sejak diterbitkannya Invoice.
Dalam pemberian kredit, faktor resiko atau hal yang dapat mengakibatkan
kerugian harus dipertimbangkan untuk memperkecil risiko atas kredit yang telah
diberikan kepada konsumen. Untuk meminimalisasi hal tersebut perusahaan harus
mempunyai batas kredit atau toleransi piutang. Batas waktu pemberian kredit atau
35
piutang harus terkendali dan akan menimbulkan permasalahan bila persentase
piutang cukup besar dan dengan jangka waktu yang lama ataupun sampai tidak
tertagih. Toleransi atau batas kredit adalah 3 kali jangka waktu berdasarkan
kesepakatan, artinya jika pelanggan belum melakukan kewajibannya sebanyak 3
periode penagiahan dikategorikan sebagai piutang bermasalah sehingga Branch
Manager diharuskan melakukan pemberhentian pekerjaan dan memberikan surat
tertulis atas pemberhentian dimaksud sampai dengan konsumen merealisasikan
pembayaran.
Perusahaan tidak menggunakan jasa Debt Collector untuk penagihan
piutang bermasalah tetapi diproses secara hukum sesuai dengan kesepakatan yang
yang telah disetujui. Untuk piutang yang bermasalah secara periode tertentu
dilakukan pengiriman surat pernyataan/konfirmasi piutang kepada pelanggan.
Surat pernyataan ini merupakan pengendalian piutang secara internal sehingga
dapat diketahui tanggapan dari konsumen. Setelah tempo waktu 7 (tujuh) hari
kerja, apabila konsumen memberikan tanggapan atau tidak atas surat pernyataan
yang telah dikirim, maka Finance Admin melakukan pengiriman surat penagihan
1 kepada konsumen tersebut dengan batas waktu 7 hari kerja untuk melakukan
pembayaran dan dilanjutkan surat penagihan ke 2 jika pembayaran belum
terealisasi. Jika surat penagihan 2 masih belum mendapat tanggapan untuk
melakukan kewajiban pembayaran, maka dikirim kembali surat penagihan ke 3
dan sekaligus piutang bermasalah tersebut dialihkan ke Head Office. Oleh Head
Office akan diberikan surat penagihan terakhir dan akan melewati jalur hukum
jika konsumen masih tidak mau melakukan kewajibannya. Dan apabila konsumen
memberikan tanggapan atas surat yang ditujukan, maka proses yang dilakukan
adalah negosiasi dan kesepakatan antara perusahaan dengan konsumen.
Metode pembayaran yang diprioritaskan perusahaan adalah dengan
melakukan pembayaran secara transfer bank, karena metode ini memberikan
kemudahan kepada konsumen untuk tidak menyiapkan dana secara tunai kepada
teknisi. Selain dengan transfer bank, perusahaan meyediakan alternatife
pembayaran yaitu melaui cek atau giro, Cash On Treatmentatau pembayaran
secara tunai oleh konsumen kepada teknisi saat dilakukan pekerjaan, Cash By
Sales Consultantyaitu pembayaran yang diterima oleh Sales Consultant yang
36
umumnya merupakan pembayaran uang muka dari pekerjaan yang dilakukan,
Credit Card atau Debet Card adalah dengan menggunakan fasilitas perbankan,
dan Virtual Account untuk mempermudah proses identifikasi pembayaran dari
konsumen yang ditujukan ke nomor rekening CollectionPT. Agricon Putra Citra
Optima (Terminix Cabang Bogor Residential). Pada perusahaan dilakukan
penagihan secara aktif dengan mengharapkan piutang yang berada di luar dapat
tertagih dan tidak menumpuk karena kurang tegasnya dalam sistem penagihan.
4.2.4. Pemantauan Posisi Piutang Perusahaan
Pemantauan posisi piutang yang dilakukan perusahaan dengan cara
melakukan pengendalian piutang secara berkesinambungan yaitu melakukan
pengawasan sisa piutang pada saat tertentu untuk tiap konsumen dengan melihat
aging AR report yang dibuat setiap periode tertentu untuk mengetahui konsumen
yang telah jatuh tempo pembayaran beserta sisa kewajibannya (Lampiran 4).
Setelah itu riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap konsumen perlu
dikelola secara tepat beserta mutasi collection untuk meminimalisir terjadinya
perbedaan pembayaran antara pencatatan perusahaan dengan konsumen. Selain
dari kedua hal tersebut perusahaan melakukan pemantauan pada umur piutang
untuk setiap konsumen pada saat tertentu. Dengan demikian, apabila pemantauan
posisi piutang tidak dilakukan dengan baik maka dapat beresiko piutang yang
menumpuk dan berakibat pada kerugian karena piutang yang tidak tertagih.
4.3. Pengelolaan Piutang yang dijalankan PT. Agricon Putra Citra Optima
(Terminix Cabang Bogor Residential) Apabila dibandingkan dengan
Standar Pengelolaan Piutang
Untuk melakukan analisis pengelolaan piutang, perusahaan menggunakan
analisis 5K, analisis rasio keuangan, analisis vertikal, analisis horizontal dan
analisis umur piutang. Analisis kinerja keuangan dilakukan untuk melihat
perkembangan piutang usaha yang diberikan kepada konsumen serta untuk
mengetahui dan menilai kinerja dalam pengelolaan piutang.
4.3.1. Analisis Kinerja Kebijakan Pemberian Kredit
Analisis kinerja untuk pemberian kredit pada PT. Agricon Putra Citra
Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) adalah dengan menggunakan
37
analisis 5K yaitu karakter, kapasitas, kapital,kolateral, dan kondisi. Akan tetapi dari
ke 5 hal tersebut yang sangat diperhatikan perusahaan yaitu kapasitas atau
kemampuan konsumen dalam membayar hutangnya. Konsumen diharapkan memiliki
bonafiditas, kredibilitas, dan integritas yang baik. Untuk konsumen hunian pada
dasarnya merupakan perorangan, serta konsumen mempunyai kemampuan keuangan
yang diandalkan untuk membayar segala transaksi penjualan dengan perusahaan.
Akan tetapi analisis 5K ini pada praktiknya perusahaan tidak menerapkan
secara detail karena adanya keterbatasan untuk sumber daya manusia atau karyawan
cabang yang berjumlah 16 orang, sehingga tidak ada tim yang khusus untuk
mengolah pemberian kredit, untuk saat ini hal yang berkaitan dengan penjualan atau
pemberian kredit dikelola oleh tim sales sehingga langsung dianalisis oleh
consultant kelayakan konsumennya.
Tetapi hal ini sangat penting karena kesepakatan yang disetujui kurang
mengikat karena jasa pengendalian yang diberikan perusahaan sudah dilakukan
dan tidak dapat dikembalikan seperti perusahaan pembiayaan apabila terjadi kredit
macet dapat ditarik agunan atau barang yang dibiayakan.
4.3.2. Analisis Kinerja Pemantauan Posisi Piutang
Analisis yang digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam hal
pemantauan posis piutang adalah dengan menganalisis secara vertikal dan
horizontal.
a. Analisis Vertikal
Analisis vertikal ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi pada setiap
pos dalam laporan laba rugi terhadap pos dasar. Selain itu analisis vertikal
digunakan untuk membandingkan masing-masing pos dalam periode berjalan
dengan jumlah total pada laporan yang sama dapat bermanfaat untuk menyoroti
hubungan yang signifikan dalam laporan keuangan. Analisis vertikal yang
dibandingkan adalah laporan keuangna laba rugi tahun 2009 sampai tahun 2012
(Lampiran 5). Dalam analisis vertikal terhadap laba rugi masing-masing pos
dinyatakan sebagai persen dari total pendapatan atau penghasilan perusahaan.
Adapun analisis vertikal untuk laporan laba rugi disajikan pada Tabel 2.
38
Tabel 2. Analisis Vertikal Laba Rugi Tahun 2009-2012
Keterangan
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Usaha
Beban Penyusutan
Laba Setelah Penyusutan
Biaya Umum dan
Administratif
Laba Bersih Usaha
Tahun
2009
100.00%
36.30%
63.70%
2.11%
61.59%
25.97%
2010
100.00%
36.14%
63.86%
2.06%
61.79%
25.65%
2011
100.00%
39.67%
60.33%
2.37%
57.96%
29.35%
2012
100.00%
36.65%
63.35%
1.57%
61.79%
27.54%
35.62%
36.14%
28.61%
34.24%
Ratarata
100.00%
37.19%
62.81%
2.03%
60.78%
27.13%
33.65%
Sumber: Data PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential (2012)
Dari Tabel 2. Dapat diketahui pos penjualan bersih perusahaan tidak
terlalu mengalami perubahan yang fluktuatif. Harga pokok sebesar 36,30 persen
pada tahun 2009 menyatakan bahwa 36,30 persen penjualan tahun 2009 yang
terserap dalam harga pokok penjualan dan perlakuan yang sama untuk tahun 2010
sampai 2012. Selain itu dari laporan laba rugi perusahaan juga dapat diketahui
pada tahun 2010 lebih banyak melakukan pekerjaan yang menyebabkan kenaikan
pada laba bersih usaha sebesar 36.14 persen. Pada pos biaya pada tahun 2011
terjadi peningkatan persentase karena adanya pemutahiran aktiva yang dapat
meningkatkan kebutuhan biaya yang tinggi.
b. Analisis Horizontal
Dengan menggunakan analisis horizontal perusahaan dapat mengetahui
perubahan pos yang sama pada tahun sebelumnya apakah terjadi perubahan yang
signifikan, analisis horizontal yang dibandingkan adalah laporan keuangna laba
rugi tahun 2009 sampai tahun 2012 (Lampiran 5). Adapun analisis horizontal laba
rugi perusahaan disajikan pada Tabel 3. berikut ini.
39
Tabel 3. Analisis Horizontal Laba Rugi Tahun 2009-2012
Keterangan
Tahun
Ratarata
2009
2010
2011
2012
Penjualan
100.00%
177.27%
24.20%
112.43% 103.47%
Harga Pokok Penjualan
100.00%
176.52%
26.56%
103.87% 101.74%
Laba Usaha
100.00%
177.69%
22.86%
118.05% 104.65%
Beban Penyusutan
100.00%
172.85%
27.82%
Laba Setelah Penyusutan
100.00%
177.86%
22.70%
119.84% 105.10%
Biaya Umum dan
Administratif
Laba Bersih Usaha
100.00%
175.11%
27.68%
105.52% 102.08%
100.00%
179.86%
19.16%
134.54% 108.39%
74.26%
93.73%
Sumber: Data PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential (2012)
Dari tabel 3. diketahui pos penjualan dari tahun 2010 ke tahun 2011
mengalami penurunan yang signifikan yaitu dari 177.27 persen menjadi 24.20
persen, hal ini terjadi karena adanya pembagian jenis pengendalian yang pada
awalnya antara komersil dan hunian digabung menjadi terpisah agar lebih fokus
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
konsumen,
sehingga
dalam
hal
perhitungannya penjualan 2010 lebih tinggi dibandingkan dengan 2011. Akan
tetapi pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang sangat baik dari 24,20 persen
menjadi 112,43 persen, karena pada tahun 2012 cabang bogor residential sudah
stabil. Selain adanya perubahan jenis pengendalian komersil dan hunian, terjadi
pula perubahan karyawan untuk tiap departmen, sehingga masa transisi ini
berpengaruh untuk produktifitas cabang. Setelah masa perubahan tersebut pada
tahun 2010 Laba bersih perusahaan mencapai puncaknya sebesar 179,86 persen
dan untuk rata-rata laba bersih perusahaan dari tahun 2009 sampai tahun 2012
sebesar 108.39 persen.
4.3.3. Analisis Kinerja Kebijakan Penagihan Piutang
Analisis yang dilakukan perusahaan dalam hal penagihan piutang untuk
mengetahui kebijakan perusahaan dilakukan dengan rasio aktivitas.
a. Rasio Perputaran piutang
Analisis rasio aktivitas pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix
Cabang Bogor Residential) adalah dengan menganalisis perputaran piutang
40
perusahaan. Dengan mengetahui rasio perputaran piutang, perusahaan dapat
melihat efesiensinya dalam pengelolaan piutang. Perusahaan pusat atau Head
Officememiliki cara tersendiri dalam mempercepat perputaran piutang agar dapat
diterapkan di cabang, diantaranya:
1) Meningkatkan collection
Untuk memperkecil perputaran piutang, secara otomatis nilai collection yang
tertagih harus ditingkatkan dengan mempercepat penagihan. Karena setiap
piutang memiliki jatuh tempo yang berbeda maka diperlukan penjadwalan
penagihan yang konsisten sehingga tidak terjadi keterlambatan yang
mempengaruhi saldo piutang yang tinggi.
2) Mempercepat proses invoicing
Salah satu penyebab yang mempengaruhi tingginya perputaran piutang, pada
sistem pencatatan perusahan adalah nilai unbill yang merupakan sejumlah
pekerjaan atau penyerahan jasa pengendalian yang belum dilakukan invoicing
maupun penagihan. Unbill yang sangat mempengaruhi khususnya adalah
pekerjaan yang memiliki periode tertentu dalam invoicing, oleh karena itu
setiap pekerjaan yang sudah dilakukan secepatnya langsung dilakukan invoice
untuk dapat diproses kelangkah berikutnya yaitu penagihan collection.
3) Melakukan fungsi kredit
Hal yang perlu dilakukan selain meningkatkan collection dan mempercepat
invoicing adalah dengan melakukan fungsi kredit, yaitu dengan cara
menginformasikan kepada branch manager bahwa konsumen tertentu sudah
tidak layak lagi dikerjakan pengendalian hamanya, karena jika pekerjaan
dilakukan terus-menerus tanpa diikuti dengan pembayaran akan memperbesar
saldo piutang dan akibatnya akan memperpanjang umur piutang pada
perusahaan.
Dengan adanya cara tersendiri diharapkan perputaran piutang perusahaan
dapat terkumpul secara cepat. Adapun hasil perhitungan analisis perputaran
piutang yang disajikan pada Tabel 4.
41
Tabel 4. Rasio Perputaran Piutang Tahun 2009-2012
Rasio Aktivitas
Tahun
2009
Rasio Perputaran Piutang
2.99
2010
2.73
2011
3.85
2012
3.35
Sumber: Data PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential (2012)
Dari Tabel 4. Dapat diketahui bahwa angka rasio perputaran piutang PT.
Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) pada tahun
2010 mengalami penurunan sebesar 0,26 kali bila dibandingkan tahun 2009,
sedangkan dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 1,12
kali yang artinya perputaran piutang perusahaan semakin lambat sebanyak 1,12
kali dari sebelumnya. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan rasio perputaran
piutang yang cukup tinggi karena terjadi pengalihan konsumen Cabang Bogor
yang berada diwilayah Cibubur ke Cabang Pulo Mas. Perubahan wilayah ini
dilakukan untuk mempermudah pekerjaan pengendalian serta agar perusahaan
lebih dekat dengan konsumen. Selain itu masih terdapat data konsumen Cibubur
yang tercatat pada Cabang Bogor yang menimbulkan data untuk penjualan masih
tinggi sedangkan data untuk piutang berkurang atau menurun dari sebelumnya.
Pada tahun 2012 posisi perputaran piutang mengalami penurunan sebanyak 0,46
dari tahun sebelumnya. Apabila rasio piutang besar maka perusahaan mengalami
kesulitan penagihan piutang. Rasio perputaran piutang yang paling kecil yaitu
pada tahun 2010 dibandingkan tahun sebelum dan setelahnya, hal ini dapat
menunjukan bahwa proses penagihan makin buruk jika angka rasio perputaran
piutang semankin meningkat. Tetapi tahun 2012 sudah mulai menurun dibanding
tahun 2011 yang artinya pada tahun 2012 mengalami perbaikan penagihan. Untuk
lebih jelasnya dalam penggambaran rasio perputaran piutang dapat dilihat pada
Gambar 4.
42
Rasio Perputaran Piutang
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
Rasio Perputaran Piutang
1.50
1.00
0.50
0.00
2009
2010
2011
2012
Gambar 4. Rasio Perputaran Piutang Tahun 2009-2012
Dari Gambar 4. Rasio Perputaran Piutang Tahun 2009-2012, data rasio
perputaran piutang tersebut dapat disimpulkan bahwa cara atau standar yang
dibuat oleh head office dalam hal mempercepat perputaran piutang belum bisa
dilakukan dengan maksimal oleh Terminix Residential Cabang Bogor karena pada
tiap tahunnya masih mengalami peningkatan perputaran piutang.
b. Rasio Penagihan
Selain dengan analisis rasio perputaran piutang rasio aktivitas dapat pula
dilihat dari analisis periode penagihan rata-rata, dengan analisis ini perusahaan
dapat mengetahui seberapa efisiensinya pengelolaan piutang dan menunjukan
berapa lama secara rata-rata perusahaan membutuhkan waktu dalam proses
penagihan piutangnnya. Adapun hasil perhitungan rasio penagihan rata-rata pada
Tabel 5. berikut.
Tabel 5. Rasio Penagihan Rata-rata Tahun 2009-2012 (Dalam Hari)
Rasio Aktivitas
Rasio Penagihan Rata-rata
Tahun
2009
2010
2011
2012
120
132
94
107
Sumber: Data PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential (2012)
Berdasarkan Tabel 5. Rasio Penagihan Rata-rata Tahun 2009-2012,angka
rasio penagihan pada tahun 2009menunjukan bahwa perusahaan membutuhkan
waktu sebanyak 120 hari, tahun 2010 angka rasio penagihan meningkat sebesar 12
43
hari dan artinya pada tahun 2010 perusahaan membutuhkan waktu lebih lama
dalam mengumpulkan piutangnya. Pada tahun 2011 angka rasio kembali menurun
sebanyak 38 hari dan untuk tahun 2012 angka rasio penagihan perusahan kembali
meningkat sebesar 14 hari. Pada tahun 2011 terjadi penurunan hari pada rasio
penagihan perusahaan, karena adanya pengalihan wilayah cibubur dari Cabang
Bogor ke cabang Pulo Mas yang berdampak pada nilai piutang yang berkurang
dan nilai penjualan yang masih tetap. Dalam angka rasio penagihan perusahaan
memiliki kebijakan penagihan selama 90 hari setelah invoice diterima. Untuk
lebih jelasnya dalam penggambaran rasio penagihan piutang dapat dilihat pada
Gambar 5.
Rasio Penagihan Rata-rata
140
120
100
80
Rasio Penagihan Rata-rata
60
40
20
0
2009
2010
2011
2012
Gambar 5.Rasio Penagihan Rata-rata Tahun 2009-2012
Dari Gambar 5. Rasio Penagihan Rata-rata Tahun 2009-2012 menunjukan
bahwa data rasio penagihan rata-rata yang diperoleh dapat diketahui bahwa
pembayaran piutang pelanggan sangat lambat, jika dibandingkan dengan batas
waktu yang diberikan selam 90 hari, karena selama 4 tahun ini belum mencapai
standar yang ditentukan Head Office.
c. Analisis Umur Piutang
Analisis umur piutang dapat dilakukan untuk melakukan pemantauan
piutang yang menunjukan berapa lama sebuah piutang usaha beredar, selain itu
untuk mengetahui jumlah piutang yang akan jatuh tempo dan sudah lewat jatuh
tempo. Oleh karena itu dilakukan analisis untuk beberapa konsumen yang secara
44
regular melakukan transaksi dengan perusahaan yaitu berdasarkan jenis
pengendalian yang digunakan dan konsumen tetap (Lampiran 6).
Konsumen Pest ControlReguler salah satu konsumen tetap yang memiliki
kontrak selama 1 tahun yang kemudian di renewal untuk tahun berikutnya. Dalam
pekerjaan pengendalian selalu dilakukan dengan rutin pada tanggal tertentu dan
pembayaran dilakukan secara tunai melalui teknisi setelah dilakukan pekerjaan.
Sesuai dengan kesepakatan pekerjaan sebelumnya pembayaran dapat
dilakukan pada bulan berjalan. Akan tetapi konsumen tersebut membayar
kewajibannya sebelum waktu jatuh tempo. Biasanya walaupun tidak membayar
secara tunai pada saat dilakukan pekerjaan, konsumen melakukan pembayaran
dihari berikutnya melalui transfer bank. Hal ini terjadi karena konsumen atau
pemilik rumah tidak sedang di tempat pada saat dilakukan pekerjaan yang
diwakili oleh orang kepercayaan konsumen.
Adapun konsumen pest control reguler yang melakukan pembayaran
selama beberapa pekerjaan yang belum melakukan kewajiban pembayarannya.
Dalam 1 kali transaksi perusahaan menginformasikan jumlah tagihan baik melalui
telepon ataupun sms. Apabila masih belum melakukan kewajibannya perusahaan
mengirim invoice dan surat tagihan. Pembayaran yang dilakukan konsumen
tersebut biasanya selama 14 hari dari diterimanya invoice yang seharusnya
dilakukan paling lambat 7 hari.
Kemudian konsumen Pest Control yang melakukan pembayaran secara
bertahap. Konsumen tersebut merupakan konsumen tetap yang biasanya
melakukan pembayaran secara bertahap untuk beberapa bulan berikutnya. Pada
saat kontrak disepakati pembayaran untuk pekerjaan selama 1 tahun dengan
pembayaran 2 tahap yaitu 6 bulan sebelum pekerjaan. Untuk pembayaran
dilakukan selama 30 hari paling lambat setelah pekerjaan pertama. Tetapi
pembayaran yang dilakukan sudah sesuai dengan waktu jatuh tempo.
Konsumen Termite Control merupakan konsumen yang melakukan
kontrak dengan perusahaan selama beberapa tahun. Pembayaran dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kontrak pembayaran, tahap 1 sebesar 50% dari total
kontrak dan 50% pada bulan berikutnya. Konsumen pda pembayaran pertama
dilakukan sesuai tanggal jatuh tempo tetapi untuk pembayaran berikutnya tidak
45
dilakukan pembayaran dengan alasan kurang puas atas pelayanan. Untuk
penagihannya sudah dilakukan sesuai dengan prosedur perusahaan. Sesuai dengan
kesepakatan antara konsumen dan perusahaan akan dilakukan monitoring atau
pemantauan pekerjaan selama beberapa waktu tertentu yang biasanya dilakukan
selama 6 (enam) bulan sekali. Padahal sesuai kontrak apabila ada masih ada
indikasi hama konsumen diharuskan memberikan informasi kepihak perusahaan
agar segera ditanggulangi dan lebih efektif dalam pekerjaan. Untuk masalah
pembayaran pun sangat berhubungan dengan keefektifan dan kerjasama dengan
konsumen. Jika terjadi hal seperti ini dapat menambah umur piutang apabila
belum terselesaikan permasalahannya.
d.
Analisis Cash Conversion Cycle
Dengan analisis cash conversion cycledapat mempercepat penagihan kas
dari
penjualan,
meningkatkan
perputaran
persediaan,
dan
mengurangi
pembelanjaan dengan kas sehingga dapat meminalisir modal kerja perusahaan.
Tabel 6. Analisis Cash Conversion Cycle Tahun 2009-2012
Keterangan
Tahun
DSO (days of sales
outsanding)
DSI (Days of Sales in
Inventory)
DPO (Days of
Payable Outsanding)
Cash Conversion
Cycle
Ratarata
2009
2010
2011
2012
120.37
131.86
93.61
107.43
113.32
110.78
82.40
120.52
130.03
110.93
187.89
181.80
204.16
180.67
188.63
43.27
32.46
9.97
56.79
35.62
Sumber: Data PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential (2012)
Berdasarkan Tabel.6 Analisis Cash Conversion Cycle, menunjukan nilai
rata-rata DSO, DSI, dan DPO dari tahun 2009 sampai tahun 2012 masing-masing
sebesar 113.32; 110.93;188.63 serta didapat angka cash conversion cyclesebesar
35.62. untuk nilai rata-rata tiap tahunnya. Angka DSO sebesar 113.32 hari
menunjukkan
bahwa
masih cukup lama dalam mengumpulkan piutang
perusahaan. Yang seharusnya perusahaan sudah mengumpulkan piutang dalam
waktu maksimal 90 hari. Pada dasarnya tahun 2011 mengalami penurunan
menjadi 93.61 hari tetapi di tahun 2012 angka DSO naik sebesar 13.82 hari yang
46
disebabkan karena adanya pergantian petugas piutang, sehingga proses penagihan
menjadi tidak stabil.
4.3.4
Keefektifan Pengeloalan Manajemen Piutang
Keefektifan pengelolaan manajemen piutang, dapat dinilai dari kebijakan
pemberian kredit, kebijakan penagihan dan pemantauan piutang.
a. Kebijakan Pemberian Kredit
Dalam pemberian kredit perusahaan tidak menerapkan analisis 5K secara
detail, dan hal ini membuat perusahaan kurang selektif dalam memutuskan
penjualan yang dikhawatirkan membuat perusahaan tidak sadar apabila menerima
konsumen yang tidak sanggup membayar dan membuat proses penagihan
terhambat. Yang dapat meningkatkan jumlah piutang yang tidak dapat ditagih
membengkak. Perusahaan memberikan toleransi batasan waktu kepada konsumen
dalam melakukan pembayaran maksimal 90 hari, akan tetapi pada kenyataannya
piutang baru terkumpul setelah beberapa bulan kemudian dari waktu jatuh tempo
yang artinya dalam kebijakan pemberian kredit perusahaan adalah kurang baik.
b. Kebijakan Penagihan
Kebijakan penagihan piutang dapat dilihat dari nilai rasio aktivitas yang
menunjukan bahwa penagihan yang dilakukan merupakan kegiatan yang cukup
sulit, karena dari rasio aktivitas angka yang dihasilkan belum memenuhi standar
yang diberikan perusahaan, sehingga piutang menjadi semakin menumpuk dan
berakibat negatife untuk perusahaan dalam pencapaian profit.Salah satu penyebab
terjadinya hal tersebut adalah tidak adanya sanksi dalam keterlambatan
pembayaran atau syarat yang diberikan kepada konsumen kurang atau tidak
mengikat.Dari hal tersebut dapat dilihat berarti kebijakan penagihan perusahaan
kurang baik.
c. Pemantauan Posisi Piutang
Dalam pemantauan piutang perusahaan dapat dilihat dari analisis umur
piutang yang masih terdapat konsumen yang belum melakukan pembayarannya
dengan alasan tidak puas atas pelayanan.Selain itu waktu pembayaran ada yang
melebihi jatuh tempo kontrak yang menunjukan bahwa perusahaan terlalu longgar
dalam memberikan toleransi pembayaran, sehingga terkadang konsumen sengaja
menunda
pembayaran.Hal
ini
dapat
menimbulkan
kerugian
bagi
47
perusahaan.Artinya perusahaan masih harus melakukan perbaikan dalam kegiatan
pemantauan piutang.
4.4. Implikasi Manajerial
Manajemen piutang yang baik sangat dibutuhkan dalam pencapaian
profit perusahaan. Perencanaan strategis harus dibuat dalam lingkup perencanaan
secara menyeluruh dan strategis dalam setiap kinerja. Perencanaan manajemen
piutang yang baik mencakup kebijakan pemberian kredit, kebijakan penagihan,
dan kebijakan pemantauan posisi piutang yang dapat membantu mencapai
keuntungan perusahaan terutama PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix
Cabang Bogor Residential).
Upaya yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kebijakan pemberian
kredit adalah dengan secara selektif dalam pemberian kredit atau perlu penekanan
kontrak kerja pada saat terjadinya kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal
kebijakan penagihan diperlukan peraturan yang mengikat agar kedua belah pihak
sadar akan hak dan kewajibannya. Sedangkan untuk pemantauan posisi piutang
seharusnya dapat menggunakan program aplikasi yang efektif dan efisien agar
secara administrasi dan target dapat tercapai. Selain itu untuk sumber daya
manusia masih perlu ditambah untuk mempermudah pengadministrasian,
penerimaan uang penagihan serta kunjungan kepada konsumen, yang dapat dibagi
kedalam dua bagian yaitu bagian lapangan dan administrasi penangihan.Untuk
bagian lapangan perlu adanya Collector yang bertugas untuk penagihan ke rumah
pelanggan sehingga pembagian pekerjaan dalam meningkatkan penagihan lebih
fokus dan jelas apabila masih menggunakan sistem secara manual atau form
database penagihan dengan Microsoft Exel.
Dalam pengembangan karyawan tentunya bagian keuangan sangat
diperlukan pelatihan yang konsisten dan berkesinambungan agar lebih efektif dan
efisien dalam melakukan penagihan. Sehingga harapan pencapaian target dan laba
perusahaan dapat maksimal.
48
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Pengelolaan manajemen piutang yang dijalankan pada PT. Agricon Putra
Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) adalah:
1) Melakukan perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian piutang
yaitu dengan melakukan pencatatan seluruh pekerjaan yang telah
dilakukan kedalam Form Database Penagihan.
2) Dalam hal Kebijakan pemberian kredit untuk pembayaran jasa yang
diberikan kepada konsumen tentunya sesuai dengan kesepakatan yang
telah ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu antara konsumen dan
perusahaan.
3) Kebijakan penagihan yang dilakukan melalui telepon, sms, email, surat
ataupun dengan mendatangani langsung ke tempat konsumen jika
diperlukan. Kesepakatan baku antara perusahaan dan pelanggan dalam
hal termin pembayaran diberikan wewenangnya kepada Consultant,
Consultant Coordianator dan Branch Manager. Untuk Consultant
memiliki kewenangan tempo pembayaran selama 14 hari sejak
diterbitkannya
Invoice,
Consultant
Coordianator
berwenang
memberikan tempo pembayaran selama 30 hari sejak diterbitkannya
Invoice dan untuk Branch Manager selama 45 hari sejak
diterbitkannya Invoice.
4) Pemantauan posisi piutang yang dilakukan perusahaan dengan cara
melakukan pengendalian piutang secara berkesinambungan yaitu
melakukan pengawasan sisa piutang pada saat tertentu untuk tiap
konsumen dengan melihat aging AR report yang dibuat setiap periode
tertentu.
b. Melakukan kajian mengenai manajemen piutang yang dijalankan PT.
Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) apabila
dibandingkan dengan standar pengelolaan piutang adalah sebagai berikut:
1) Dalam
melakukan
analisis
pengelolaan
piutang,
perusahaan
menggunakan analisis 5K, analisis rasio keuangan, analisis vertikal,
49
analisis horizontal dan analisis umur piutang. Analisis kinerja
keuangan dilakukan untuk melihat perkembangan piutang usaha yang
diberikan kepada konsumen serta untuk mengetahui dan menilai
kinerja dalam pengelolaan piutang.
2) Dari data rasio perputaran piutang tersebut dapat disimpulkan bahwa
cara atau standar yang dibuat oleh head office dalam hal mempercepat
perputaran piutang belum bisa dilakukan dengan maksimal oleh
Terminix Residential Cabang Bogor karena pada tiap tahunnya masih
mengalami peningkatan perputaran piutang.
3) Dari data rasio penagihan rata-rata yang diperoleh dapat diketahui
bahwa
pembayaran
piutang
pelanggan
sangat
lambat,
jika
dibandingkan dengan batas waktu yang diberikan selam 90 hari,
karena selama 4 tahun ini belum mencapai standar yang ditentukan
Head Office.
2. Saran
a. Perusahaan sebaiknya meningkatkan kebijakan pemberian kredit secara
selektif atau perlu penekanan kontrak kerja pada saat terjadinya
kesepakatan kedua belah pihak.
b. Dalam hal kebijakan penagihan diperlukan peraturan yang mengikat agar
kedua belah pihak sadar akan hak dan kewajibannya.
c. Pemantauan posisi piutang seharusnya dapat menggunakan program
aplikasi yang efektif dan efisien agar secara administrasi dan target dapat
tercapai.
d. Sumber daya manusia jika diperlukan ditambah untuk mempermudah
pengadministrasian, penerimaan uang penagihan serta kunjungan kepada
konsumen, yang dapat dibagi kedala dua bagian yaitu bagian lapangan dan
administrasi penangihan
apabila masih menggunakan sistem secara
manual atau form database penagihan dengan Microsoft Exel.
e. Adanya pelatihan yang berkesinambungan terutama untuk petugas
keuangan.
50
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono. 2011. Mengelola Kartu Piutang. PT. Intan Sejati Kalten. Yogyakarta.
Indrajit Wicaksana. Analisis Pengaruh Pengendalian Piutang Terhadap Efektivitas
Arus Kas (Studi Kasus Pada PT. Z). Skripsi pada Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi 1, Kharisma Putra Utama.
Jakarta.
Keown, A.J. 2010. Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan, Edisi 10, Jilid
2. PT. Indeks. Jakarta.
Marcus, C.S. 2012. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi 5, Jilid
5. PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Mardiyanto. 2009. Inti Sari Manajemen Keuangan Teori, Soal, dan Jawaban. PT.
Grasindo, Anggota Ikapi. Jakarta.
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.
Nazir, 2009. Metode Penelitian, Cetakan Ketujuh. Ghalia Indonesia. Bogor.
Neny Pebriani . 2010. Analisis Efektifitas Manajemen Piutang pada Perusahaan X
Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Institut Pertanian Bogor.
Warren, C.S. 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Buku Satu, Salemba Empat.
Jakarta.
http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/08/18/perputaran-piutang-usaha/
51
LAMPIRAN
Lampiran 1. Form Database Tgihan (FormData Master)
TERMINIX INTERNATIONAL INDONESIA - Bogor
Rekap
Bulan
Service Tiket
Dat
Nomo
e
r
Nomor
Contract
ERP
Invoice
Dat
Nomo
e
r
Custom
er
NPW
P
Type
of
Servic
e
1
Valu
e
2
VAT
Out
3
Postag
e
4
Adm
fee
1 upto
4
Total
PPh 23
PP
N
Postag
e
BMK
T
Financ
e
Charg
e
Other
GA
Received
Dat
Amou
e
nt
Transfer ke
Corporate
Date
Amount
Res/
Co
m
52
53
Lampiran 2. Sales Agreement (Kesepakatan Pekerjaan)
54
Lanjutan Lampiran 2. Sales Agreement (Kesepakatan Pekerjaan)
55
Lampiran 3. Form Aging Report
56
Lampiran 4. Laporan Laba Rugi Tahun 2009 -2010
PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor
No.
Perkiraan
PosPos
40
PENGHASILAN
41.02
PENJUALAN BAHAN KIMIA
41.05
2009
2010
3,638,894,858
6,450,508,763
3,638,894,858
6,450,508,763
41.05.01
PENJUALAN JASA
PENGENDALIAN HAMA
PEST CONTROL
2,234,722,134
3,928,622,550
41.05.01.01
INITIAL SERVICE
53,042,559
93,890,286
41.05.01.02
REGULAR SERVICE
2,134,294,029
3,754,250,673
41.05.01.03
ONETIME
47,385,545
80,481,591
41.05.02
TERMITE CONTROL
1,204,421,907
2,157,030,507
41.05.02.01
CHEMICAL BARRIER SYSTEM
909,503,792
1,637,974,856
41.05.02.02
TERMITE BAITING SYSTEM
294,918,115
519,055,651
41.05.03
Jasa FUMIGASI
199,750,816
364,855,705
41.05.03
Jasa FUMIGASI
199,750,816
364,855,705
51
HARGA POKOK PENJUALAN
1,320,807,299
51.01
51.06.01.01
HARGA POKOK PENJUALAN
PRODUK
HARGA POKOK JASA
PEMBASMI HAMA
BIAYA BAHAN KIMIA JASA
PEMBASMI HAMA
Bahan Kimia PEST CONTROL
51.06.01.02
Bahan Kimia TERMITE
51.06.01.03
51.06.02
-
51.06
2,331,507,255
-
1,320,807,299
2,331,507,255
484,820,572
849,808,254
147,870,168
256,843,050
261,282,595
459,638,969
Bahan Kimia FUMIGASI
75,667,810
133,326,235
23,110,707
42,368,519
51.06.02.01
BIAYA BAHAN PEMBANTU JASA
PEMBASMI HAMA
BahanPembantu PEST CONTROL
8,139,537
15,161,849
51.06.02.02
BahanPembantu TERMITE
10,363,450
18,454,250
51.06.02.03
BahanPembantu FUMIGASI
4,607,720
8,752,420
51.06.03
BIAYA KARYAWAN
654,124,213
1,160,355,525
51.06.03.01
GAJI & UPAH
335,019,891
590,340,344
51.06.03.02
TUNJANGAN MAKAN
41,140,772
72,140,027
51.06.03.03
TUNJANGAN TRANSPORT
41,140,772
72,140,027
51.06.03.04
PENGEMBANGAN SDM
10,490,000
20,980,000
51.06.03.05
TUNJANGAN KHUSUS
26,600,000
46,500,000
51.06.03.06
TUNJANGAN LAIN
116,909,926
213,397,446
51.06.03.07
TUNJANGAN PPH
5,741,054
10,309,618
TUNJANGAN ASTEK
26,713,154
46,763,059
51.06.03.08
51.06.03.09
TUNJANGAN REGIONAL
-
-
51.06.03.10
OVERTIME
37,000,544
64,979,705
51.06.03.11
BIAYA KARYAWAN LAIN
13,368,100
22,805,300
51.06.04
138,140,707
243,180,757
51.06.04.01
BIAYA KENDARAAN SERVICE
DEPT
BBM
89,706,913
156,590,157
51.06.04.02
TOL, PARKIR & TRANSPORT
12,757,500
22,460,000
51.06.04.03
SERVICE, SPARE PARTS & BAN
22,927,662
39,214,684
51.06.04.04
STNK / MUTASI
4,671,500
9,123,000
51.06.04.05
SEWA KENDARAAN
6,175,000
12,200,000
51.06.04.06
BUNGA LEASING KENDARAAN
1,902,132
3,592,916
51.06.05
BIAYA LAIN – LAIN
20,611,100
35,794,200
51.06.05.01
SENTRICON FEE
-
-
51.06.05.02
BIAYA PERBAIKAN ALAT - ALAT
SERVICE
SERAGAM
4,772,600
7,804,700
51.06.01
51.06.05.03
PenjualanBersih
15,838,500
27,989,500
2,318,087,559
2,318,087,559
4,119,001,507
57
Lanjutan Lampiran 4. Laporan Laba Rugi Tahun 2009 -2010
No.
Perkiraan
PosPos
2009
2010
-
52
BIAYA PENJUALAN
202,704,983
357,532,327
52.01
DEPT. SALES & SERVICE
62,402,885
107,298,420
52.01.01
41,613,750
73,422,500
52.01.02
DISKON / POTONGAN PENJUALAN
- BMKT
BIAYA PERJALANAN DINAS
1,000,000
1,400,000
52.01.03
BIAYA ENTERTAIN
19,789,135
32,475,920
52.01.04
BIAYA PERALATAN SALES
-
-
52.02
-
-
-
-
52.02.02
BIAYA PEMASARAN (
MARKETING )
BIAYA PERTEMUANS SALES &
SERVICE
BIAYA PERCOBAAN / DEMO
-
-
52.02.03
IKLAN & PROMOSI
20,218,568
37,367,118
52.02.03.01
YELLOW PAGES
3,616,800
6,329,400
52.02.03.02
PAMERAN
-
-
52.02.03.03
TELEPON BEBAS PULSA
-
-
52.02.03.04
MARKETING LAINNYA
16,601,768
31,037,718
52.02.03.05
BIAYA PREMI ASURANSI
-
-
52.03
BIAYA PENJUALAN LAIN
120,083,530
212,866,789
52.03.01
120,083,530
212,866,789
819,214,281
1,430,182,646
53.01
MANAGEMENT & KONSULTAN
FEE ( SERVICE MASTER)
BIAYA UMUM &
ADMINISTRATIF
BIAYA KARYAWAN
475,529,510
824,118,249
53.01.01
GAJI & UPAH
208,874,765
368,177,809
53.01.02
TUNJANGAN MAKAN
13,401,799
23,521,383
53.01.03
TUNJANGAN TRANSPORT
13,401,799
23,521,383
53.01.04
PENGEMBANGAN SDM
-
-
53.01.05
TUNJANGAN KHUSUS
60,550,000
107,450,000
53.01.06
TUNJANGAN LAIN
143,541,189
239,915,334
53.01.07
TUNJANGAN PPH
12,087,063
18,064,913
53.01.08
TUNJANGAN ASTEK
17,759,992
31,641,621
53.01.09
TUNJANGAN REGIONAL
-
-
53.01.10
OVERTIME
-
-
53.01.11
BIAYA KARYAWAN LAIN
5,912,903
11,825,806
53.02
BIAYA KANTOR
162,228,233
285,742,214
53.02.01
22,463,200
38,915,200
53.02.02
ALAT TULIS KANTOR &
CETAKAN
BENDA POS
10,813,500
18,832,000
53.02.03
TELEPON, HP, FAX & INTERNET
47,236,956
83,429,116
53.02.04
LISTRIK, AIR & GAS
12,543,862
22,002,901
53.02.05
SEWA KANTOR
3,708,333
6,458,333
53.02.06
844,935
1,689,870
53.02.07
PERJALANAN DINAS HO &
MANAGER
KEBUTUHAN RUMAH TANGGA
57,582,447
101,744,794
53.02.08
SUMBANGAN
7,035,000
12,670,000
53.02.09
BIAYA PEREKRUTAN
-
-
53.03
71,423,758
126,175,772
53.03.01
BIAYA KENDARAAN
KARYAWAN
BBM
20,549,861
36,411,686
53.03.02
TOL, PARKIR & TRANSPORT
3,249,050
5,680,600
53.03.03
SERVICE, SPARE PARTS & BAN
8,330,347
14,719,486
53.03.04
STNK / MUTASI
3,069,500
6,139,000
53.03.05
SEWA KENDARAAN
36,225,000
63,225,000
53.03.06
BUNGA LEASING KENDARAAN
-
-
52.02.01
53
58
Lanjutan Lampiran 4. Laporan Laba Rugi Tahun 2009 - 2010
No.
Perkiraan
PosPos
2009
2010
53.04
BIAYA PERBAIKAN
5,172,000
8,477,000
53.04.01
BIAYA PERBAIKAN GEDUNG
130,000
130,000
53.04.02
5,042,000
8,347,000
53.04.03
BIAYA PERBAIKAN INVENTARIS
KANTOR
BIAYA MAINTENANCE ERP
-
-
53.05
BIAYA PERIZINAN
3,250,000
5,900,000
53.05.01
PBB
-
-
53.05.02
IZIN - IZIN
3,250,000
5,900,000
53.05.03
IURAN & KEANGGOTAAN
-
-
53.06
BIAYA ASURANSI
9,482,560
17,172,272
53.06.01
ASURANSI GEDUNG
6,004,727
10,508,272
53.06.02
ASURANSI KENDARAAN
3,477,833
6,664,000
53.06.03
-
-
53.07
ASURANSI KREDIT PINJAMAN
BANK
BIAYA TENAGA AHLI
3,500,000
7,000,000
53.07.01
BIAYA NOTARIS
-
-
53.07.02
BIAYA AUDIT
-
-
53.07.03
BIAYA PENGACARA
-
-
53.07.04
BIAYA TENAGA AHLI LAINNYA
3,500,000
7,000,000
53.08
BIAYA BANK
11,671,424
22,578,489
53.08.01
ADMINISTRASI BANK
11,671,424
22,578,489
53.08.02
PROVISI
-
-
53.08.03
BUNGA PINJAMAN
-
-
53.09
BIAYA PENYUSUTAN &
AMORTISASI
PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
76,956,795
133,018,649
76,956,795
133,018,649
AMORTISASI AKTIVA LAIN LAIN
PENGHAPUSAN PIUTANG
-
-
-
-
CADANGAN PENYISIHAN
PENSANGON
AMORTISASI SOFTWARE ERP
-
-
53.09.01
53.09.02
53.09.03
53.09.04
53.09.05
-
-
JumlahBiaya Usaha
1,021,919,264
-
LabaBersih Usaha
1,296,168,295
-
1,787,714,973
-
2,331,286,535
42
PENDAPATAN LAINNYA
359,637
42.01
JASA GIRO
112,405
42.02
BUNGA DEPOSITO & PINJAMAN
-
42.03
SELISIH KURS
-
42.04
SEWA RUANGAN
-
42.05
PENDAPATAN LAINNYA
247,232
42.06
LABA PENJUALAN AKTIVA
TETAP
-
54
BIAYA LAIN - LAIN
1,100,807
54.01
BIAYA BUNGA
9,664
54.01.01
BUNGA BANK
9,664
54.02
BIAYA LAIN - LAIN
1,091,143
54.02.01
SELISIH KURS
-
54.02.02
BIAYA LAINNYA
1,091,143
54.02.03
SKP & STP PAJAK - PAJAK
-
54.02.04
RUGI PENJUALAN AKTIVA
TETAP
RUGI ANAK PERUSAHAAN
-
-
54.03
-
59
Lanjutan Lampiran 4. Laporan Laba Rugi Tahun 2009 - 2010
No.
Perkiraan
PosPos
2009
2010
55
BIAYA PAJAK
-
55.01
BEBAN PAJAK
-
JumlahPendapatan&Biaya LainLain
LabaBersih Usaha SebelumPajak
1,296,168,295
1,787,714,973
35.62%
27.71%
60
Lampiran 5. Laporan Laba Rugi Tahun 2011-2012
PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor
No.
Perkiraan
4101
4101.01
4101.01.01
4101.01.02
4101.01.03
4101.02
4101.02.01
4101.02.02
4101.03
4101.03.01
5
5151
5151.01
5151.01.01
5151.01.02
5151.01.03
5151.02
5151.02.01
5151.02.02
5151.02.03
5201
5201.01.01
5201.02.01
5201.07.01
5201.99.01
5202
5202.01.01
5202.02.01
5202.03.01
5202.04.01
5202.05.01
5202.06.01
5202.07.01
5202.99.01
53
5303
5303.01.01
5303.02.01
5307
5307.01.01
PosPos
PENJUALAN JASA
PENGENDALIAN HAMA
JASA PEST CONTROL
PENJUALAN JASA PC -Onetime
PENJUALAN JASA PC -Initial
PENJUALAN JASA PC -Reguler
JASA TERMITE CONTROL
PENJUALAN JASA CBS
PENJUALAN JASA TBS
JASA FUMIGASI
PENJUALAN JASA FUMIGASI
HARGA POKOK PENJUALAN
BIAYA PEMAKAIAN BAHAN
BIAYA PEMAKAIAN BAHAN
BAKU
BIAYA PEMAKAIAN BAHAN
BAKU PC
BIAYA PEMAKAIAN BAHAN
BAKU TC
BIAYA PEMAKAIAN BAHAN
BAKU FUMIGASI
BIAYA PEMAKAIAN BAHAN
PEMBANTU
BIAYA PEMAKAIAN BAHAN
PEMBANTU PC
BIAYA PEMAKAIAN BAHAN
PEMBANTU TC
BIAYA PEMAKAIAN BAHAN
PEMBANTU FUMIGASI
BIAYA KARYAWAN
BIAYA GAJI & UPAH
BIAYA LEMBUR
IURAN JAMINAN HARI TUA
BIAYA KARYAWAN LAINNYA
TUNJANGAN KARYAWAN
TUNJANGAN MAKAN
TUNJANGAN TRANSPORT
TUNJANGAN KHUSUS
TUNJANGAN REGIONAL
TUNJANGAN PPH
TUNJANGAN ASTEK
TUNJANGAN KESEHATAN
TUNJANGAN LAIN - LAIN
BIAYA FOH
BIAYA PENGEMBANGAN
KARYAWAN
BIAYA PENGEMBANGAN
KARYAWAN
BIAYA SERAGAM
BIAYA PERJALANAN
BIAYA PERJALANAN LUAR
KOTA
2011
2012
1,560,843,677
570,012,253
60,396,000
54,637,273
454,978,980
990,831,425
887,536,303
103,295,122
232,307,766
1,754,780,591
601,232,434
44,550,000
47,960,000
508,722,434
1,153,548,157
1,034,022,858
119,525,299
-
619,145,824
498,116,318
643,099,323
532,465,115
183,220,676
40,689,224
21,265,682
191,618,542
161,954,995
-
-
6,016,902
3,145,027
1,588,002
807,000
4,428,900
2,338,027
-
-
150,038,921
141,051,718
5,372,203
3,615,000
109,752,729
20,941,472
9,479,040
3,279,302
10,595,746
1,693,300
63,763,869
6,063,100
197,929,253
191,403,236
3,371,017
3,155,000
148,170,159
28,624,826
13,144,390
4,931,270
14,464,059
22,440,117
64,565,497
121,029,506
110,634,207
5,839,075
-
66,300
6,063,100
-
5,772,775
-
61
Lanjutan Lampiran 5. Laporan Laba Rugi Tahun 2011-2012
No.
Perkiraan
5310
5310.03.01
5312
5312.01.01
5312.02.01
5312.03.01
5312.04.01
5312.05.01
5312.06.01
5317
5317.01.01
5317.02.01
5317.03.01
5321
5321.01.01
6
61
6101
6101.01.01
6101.02.01
6101.07.01
6101.99.01
6102
6102.01.01
6102.02.01
6102.03.01
6102.04.01
6102.05.01
6102.06.01
6102.07.01
6102.99.01
6103
6103.01.01
6103.02.01
6105
6105.02.01
6105.04.01
6106
6106.01.01
6107
6107.01.01
6115
6115.01.01
6115.02.01
6115.03.01
6115.04.01
6115.05.01
6115.06.01
6115.08.01
6119
6119.01.01
PosPos
BIAYA PERBAIKAN &
PEMELIHARAAN
BIAYA PERBAIKAN ALAT ALAT SERVICE
BIAYA KENDARAAN
BIAYA BAHAN BAKAR
BIAYA PARKIR, TOL, &
TRANSPORT
BIAYA STNK
BIAYA PERBAIKAN &
PEMELIHARAAN KENDARAAN
BIAYA SEWA KENDARAAN
BIAYA LEASING KENDARAAN
BIAYA PENYUSUTAN
PERALATAN SERVICE
BIAYA PENYUSUTAN
PERALATAN PC
BIAYA PENYUSUTAN
PERALATAN TC
BIAYA PENYUSUTAN
PERALATAN FUMIGASI
BIAYA SERVICE MASTER
BIAYA SERVICE MASTER
PENJUALAN BERSIH
OPERATING EXPENSES
BIAYA SALES & MARKETING
BIAYA KARYAWAN
BIAYA GAJI & UPAH
BIAYA LEMBUR
IURAN JAMINAN HARI TUA
BIAYA KARYAWAN LAINNYA
TUNJANGAN KARYAWAN
TUNJANGAN MAKAN
TUNJANGAN TRANSPORT
TUNJANGAN KHUSUS
TUNJANGAN REGIONAL
TUNJANGAN PPH
TUNJANGAN ASTEK
TUNJANGAN KESEHATAN
TUNJANGAN LAIN - LAIN
BIAYA PENGEMBANGAN
KARYAWAN
BIAYA PENGEMBANGAN
KARYAWAN
BIAYA SERAGAM
BIAYA REPRESENTASI &
ENTERTAINMENT
BIAYA ENTERTAINMENT
DISKON PENJUALAN
BIAYA KOMUNIKASI
BIAYA TELEPON & FAX
BIAYA PERJALANAN
BIAYA PERJALANAN LUAR
KOTA
BIAYA IKLAN & PROMOSI
BIAYA YELLOW PAGES
BIAYA PAMERAN
BIAYA TELEPON BEBAS PULSA
BIAYA IKLAN DI MAJALAH,
KORAN, RADIO, & TV
BIAYA BROSUR & SELEBARAN
BIAYA MARKETING LAINNYA
BIAYA PREMI ASURANSI
BIAYA PERLENGKAPAN
BIAYA PERLENGKAPAN
2011
2012
13,756,310
1,786,500
13,756,310
1,786,500
39,374,624
24,167,617
2,320,500
33,057,315
18,749,792
745,500
486,000
6,838,800
4,056,900
4,942,700
5,561,707
10,327,631
4,562,423
12,043,558
10,327,631
12,043,558
-
-
-
-
51,507,841
51,507,841
40,266,590
40,266,590
50,344,993
7,284,000
10,199,600
1,236,064
3,135,935
28,489,394
1,947,125
57,907,759
57,907,759
941,697,854
1,111,681,268
495,076,964
109,643,290
510,815,902
230,610,301
88,388,589
88,388,589
127,055,308
13,089,868
22,070,185
4,659,582
6,838,023
37,725,732
42,671,918
625,000
231,000
200,000
1,716,125
10,117,800
425,000
3,233,900
10,017,800
100,000
-
2,893,900
340,000
234,000
234,000
-
6,935,282
300,000
-
11,073,504
400,000
550,000
-
1,677,000
4,958,282
31,500
31,500
-
282,600
9,840,904
-
62
Lanjutan Lampiran 5. Laporan Laba Rugi Tahun 2011-2012
No.
Perkiraan
62
6201
6201.01.01
6201.02.01
6201.07.01
6201.99.01
6202
6202.01.01
6202.02.01
6202.03.01
6202.04.01
6202.05.01
6202.06.01
6202.07.01
6202.99.01
6203
6203.01.01
6203.02.01
6204
6204.01.01
6204.02.01
6204.03.01
6204.04.01
6204.05.01
6204.06.01
6204.07.01
6205
6205.03.01
6206
6206.01.01
6206.02.01
6207
6207.01.01
6208
6208.01.01
6208.02.01
6208.03.01
6209
6209.01.01
6209.02.01
6209.03.01
6210
6210.01.01
6210.02.01
6210.04.01
6211
6211.01.01
6212
6212.01.01
6212.02.01
6212.03.01
6212.04.01
6212.05.01
6212.06.01
6213
6213.01.01
6213.02.01
6213.03.01
6213.99.01
PosPos
BIAYA UMUM &
ADMINISTRASI
BIAYA KARYAWAN
BIAYA GAJI & UPAH
BIAYA LEMBUR
IURAN JAMINAN HARI TUA
BIAYA KARYAWAN LAINNYA
TUNJANGAN KARYAWAN
TUNJANGAN MAKAN
TUNJANGAN TRANSPORT
TUNJANGAN KHUSUS
TUNJANGAN REGIONAL
TUNJANGAN PPH
TUNJANGAN ASTEK
TUNJANGAN KESEHATAN
TUNJANGAN LAIN - LAIN
BIAYA PENGEMBANGAN
KARYAWAN
BIAYA PENGEMBANGAN
KARYAWAN
BIAYA SERAGAM
BIAYA KANTOR
BIAYA CETAKAN & PHOTO
COPY
BIAYA ALAT TULIS KANTOR
BIAYA RUMAH TANGGA
BIAYA LISTRIK
BIAYA GAS & AIR
BIAYA MAJALAH, KORAN, &
BUKU
BIAYA POS, PAKET, & MATERAI
SUMBANGAN
SUMBANGAN
BIAYA KOMUNIKASI
BIAYA TELEPON & FAX
BIAYA INTERNET
BIAYA PERJALANAN
BIAYA PERJALANAN LUAR
KOTA
BIAYA ASURANSI
BIAYA ASURANSI GEDUNG
BIAYA ASURANSI KENDARAAN
BIAYA ASURANSI JAMINAN
KREDIT BANK
BIAYA BANK
BIAYA ADMINISTRASI BANK
BIAYA PROVISI
BIAYA BUNGA
BIAYA PERBAIKAN &
PEMELIHARAAN
BIAYA PERBAIKAN &
PEMELIHARAAN GEDUNG
BIAYA PERBAIKAN &
PEMELIHARAAN INVENTARIS
KTR
BIAYA MAINTENANCE ERP
BIAYA SEWA
BIAYA SEWA KANTOR
BIAYA KENDARAAN
BIAYA BAHAN BAKAR
BIAYA PARKIR, TOL, &
TRANSPORT
BIAYA STNK
BIAYA PERBAIKAN &
PEMELIHARAAN KENDARAAN
BIAYA SEWA KENDARAAN
BIAYA LEASING KENDARAAN
JASA TENAGA AHLI
JASA NOTARIS
JASA AUDIT
JASA PENGACARA
TENAGA AHLI LAINNYA
2011
-
2012
385,433,674
280,205,601
135,618,050
134,768,050
850,000
86,551,122
13,770,415
22,445,577
6,820,563
9,773,027
33,741,540
3,177,575
98,463,706
98,288,706
175,000
60,925,044
6,497,900
15,088,805
5,640,513
7,285,211
8,585,810
17,826,805
924,300
2,000,000
116,300
1,177,575
43,801,544
8,471,900
808,000
35,781,213
7,926,800
4,293,800
16,754,095
10,776,149
30,000
50,000
2,796,100
10,945,462
11,259,951
43,400
-
3,425,600
244,500
244,500
21,788,741
21,788,741
-
2,809,500
18,180,357
18,180,357
-
-
672,750
672,750
-
1,158,633
1,158,633
22,782,400
659,525
659,525
2,200,500
10,720,000
-
12,062,400
2,200,500
43,034,275
6,939,275
1,582,000
46,963,755
7,860,880
1,975,000
1,473,000
160,000
1,127,875
32,880,000
600,000
500,000
100,000
36,000,000
-
63
Lanjutan Lampiran 5. Laporan Laba Rugi Tahun 2011-2012
No.
Perkiraan
s
6214.01.01
6214.02.01
6214.03.01
6216
6216.01.01
6216.03.01
6216.04.01
6216.05.01
6218
6218.05.01
6218.06.01
6220
6220.01.01
6220.02.01
6223
6223.01.01
7
71
7101
7101.01.01
7101.02.01
7101.03.01
7101.04.01
7101.99.01
72
7201
7201.01.01
7201.02.01
7201.03.01
7201.04.01
7201.05.01
7201.99.01
PosPos
BIAYA IZIN & LISENSI
BIAYA PBB
BIAYA IZIN - IZIN
BIAYA IURAN &
KEANGGOTAAN
BIAYA PENYUSUTAN AKTIVA
TETAP
BIAYA PENYUSUTAN GEDUNG
BIAYA PENYUSUTAN
KENDARAAN
BIAYA PENYUSUTAN ALAT
KANTOR
BIAYA PENYUSUTAN
INVENTARIS KANTOR
BIAYA AMORTISASI
AMORTISASI AKTIVA LAIN LAIN
AMORTISASI AKTIVA
SOFTWARE ERP
BIAYA HRD
BIAYA REKRUT KARYAWAN
BIAYA CADANGAN
PENYISIHAN PESANGON
BIAYA PENGHAPUSAN
PIUTANG
BIAYA PENGHAPUSAN
PIUTANG
JUMLAH BIAYA USAHA
LABA BERSIH USAHA
OTHER INCOME & EXPENSES
PENDAPATAN LAIN
PENDAPATAN LAIN
JASA GIRO
BUNGA DEPOSITO & PINJAMAN
SELISIH KURS (LABA)
LABA PENJUALAN AKTIVA
TETAP
PENDAPATAN LAIN
BIAYA LAIN
BIAYA LAIN
BIAYA BUNGA
SELISIH KURS (RUGI)
BIAYA DENDA, STP &
KETETAPAN PAJAK
BEBAN PAJAK
RUGI PENJUALAN AKTIVA
TETAP
BIAYA LAIN
LABA BERSIH USAHA
SEBELUM PAJAK
2011
2012
-
-
26,676,833
15,434,450
21,358,333
9,394,000
5,318,500
6,040,450
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
858,427
60,355
534,072
264,000
812,082
736
3,884
-
446,620,890
600,865,367
46,345
858,427
812,082
253,694
675,477
675,477
85,477
-
253,694
675,477
590,000
421,783
421,783
2,305
-
-
-
807,462
419,478
-
446,667,235
419,478
601,119,064
Lampiran 6.Analisis Umur Piutangs
Service Ticket
Date
Invoice
Nomor
Customer
Type
of
Service
1
2
Value
VAT Out
T
otal
11-Jul-12
1211512234
11-Jul-12
P12/07/51/057
PEST CONTROL REGULER A
PCI
400,000
40,000.00
07-Aug-12
1212512643
7-Aug-12
P12/08/51/090
PEST CONTROL REGULER A
PCR
154,545
15,454.55
06-Sep-12
1212513208
6-Sep-12
P12/09/51/063
PEST CONTROL REGULER A
PCR
154,545
15,454.55
04-Oct-12
1212513435
4-Oct-12
P12/10/51/045
PEST CONTROL REGULER A
PCR
154,545
15,454.55
13-Nov-12
1212513983
13-Nov-12
P12/11/51/106
PEST CONTROL REGULER A
PCR
154,545
15,454.55
11-Dec-12
1212514496
11-Dec-12
P12/12/51/080
PEST CONTROL REGULER A
PCR
154,545
15,454.55
25-Nov-10
1001128301
01-Dec-10
P10/12/01/019
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
22-Dec-10
1001129165
22-Dec-10
P10/12/01/392
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
21-Jan-11
1112510168
21-Jan-11
P11/01/01/193
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
09-Mar-11
1112510956
09-Mar-11
P11/03/01/152
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
07-Apr-11
1112510542
07-Apr-11
P11/04/01/050
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
P11/05/51/043
PEST CONTROL REGULER B
PEST CONTROL REGULER B
12-May-11
1112511330
12-May-11
PCR
Pembayaran
1
upto4
168,181.82
16,818.18
09-Jun-11
1112511993
09-Jun-11
P11/06/51/039
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
20-Jul-11
1112512401
20-Jul-11
P11/07/51/050
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
11-Aug-11
1112512748
11-Aug-11
P11/08/51/124
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
15-Sep-11
1112513367
15-Sep-11
P11/09/51/032
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
4
40,000.00
1
70,000.00
1
70,000.00
1
70,000.00
1
70,000.00
1
70,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
D
ate
Amount
1
6-Jul-12
440,000.00
1
0-Jan-13
170,000.00
7
-Sep-12
170,000.00
1
0-Oct-12
170,000.00
1
9-Nov-12
170,000.00
1
0-Jan-13
170,000.00
1
4-Jan-11
185,000.00
2
6-Jan-11
185,000.00
1
1-Mar-11
185,000.00
1
3-Apr-11
185,000.00
1
8-May-11
185,000.00
1
6-Jun-11
185,000.00
5
-Aug-11
185,000.00
1
6-Aug-11
185,000.00
1
9-Sep-11
185,000.00
13-Oct-11
1112513327
14-Oct-11
P11/10/51/094
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
09-Nov-11
1112513544
09-Nov-11
P11/11/51/035
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
15-Dec-11
1112514406
21-Dec-11
P11/12/51/149
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
18-Jan-12
1212510078
24-Jan-12
P12/01/51/145
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
08-Feb-12
1212510507
14-Feb-12
P12/02/51/074
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
07-Mar-12
1212511727
07-Mar-12
P12/03/51/025
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
13-Apr-12
1212511078
30-Apr-12
P12/04/51/286
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
05-May-12
1212511376
31-May-12
P12/05/51/368
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
12-Jun-12
1212511829
12-Jun-12
P12/06/51/032
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
11-Jul-12
1212512244
16-Jul-12
P12/07/51/060
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
07-Aug-12
1212512624
07-Aug-12
P12/08/51/081
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
10-Sep-12
1212513019
10-Sep-12
P12/09/51/092
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
09-Oct-12
1212513521
09-Oct-12
P12/10/51/094
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
07-Nov-12
1212513788
07-Nov-12
P12/11/51/062
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
27-Dec-12
1212514740
27-Dec-12
P12/12/51/183
PEST CONTROL REGULER B
PCR
168,181.82
16,818.18
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
85,000.00
1
9-Oct-11
185,000.00
1
1-Nov-11
185,000.00
2
1-Dec-11
185,000.00
2
5-Jan-12
185,000.00
1
4-Feb-12
185,000.00
7
-Mar-12
185,000.00
1
9-Apr-12
185,000.00
7
-May-12
185,000.00
1
3-Jun-12
185,000.00
1
6-Jul-12
185,000.00
8
-Aug-12
185,000.00
1
1-Sep-12
185,000.00
1
2-Oct-12
185,000.00
7
-Nov-12
185,000.00
2
8-Dec-12
185,000.00
Lanjutan Lampiran 6. AnalisisUmur Piutang
Service Ticket
Date
27-Jul-12
Invoice
Nomor
1211512450
Customer
31-Aug-12
P12/08/51/263
31-Aug-12
P12/08/51/263
PEST CONTROL PEMBAYARAN
BERTAHAP)
PEST CONTROL PEMBAYARAN
Type
of
Service
1
2
1upto4
Pembayaran
Value
VAT Out
Total
Date
PCR
1,895,454.55
189,545.45
2,085,000.00
1-Aug-12
PCR
490,909.09
49,090.91
Amount
2,190,000.00
12-Sep-12
1212513055
31-Aug-12
P12/08/51/263
10-Oct-12
1212513537
31-Aug-12
P12/08/51/263
07-Nov-12
1212513791
31-Aug-12
P12/08/51/263
05-Dec-12
1212514411
31-Aug-12
P12/08/51/263
28-Jun-12
1222512072
07-Jul-12
11-Sep-12
15-Oct-12
18-Dec-12
1241512213
1241513050
1241513600
1241514624
06-Jul-12
06-Jul-12
06-Jul-12
06-Jul-12
06-Jul-12
06-Jul-12
27-Jul-12
28-Sep-12
09-Oct-12
P12/07/51/002
P12/07/51/002
P12/07/51/002
P12/07/51/002
P12/07/51/002
P12/07/51/002
P12/07/51/166
P12/09/51/249
P12/10/51/037
30-Apr-12
30-Apr-12
02-Apr-12
18-Jun-12
P12/04/51/270
P12/04/51/270
P12/04/51/001
P12/06/51/066
08-Feb-12
08-Feb-12
1222510523
1222510523
BERTAHAP)
PEST CONTROL PEMBAYARAN
BERTAHAP)
PEST CONTROL PEMBAYARAN
BERTAHAP)
PEST CONTROL PEMBAYARAN
BERTAHAP)
PEST CONTROL PEMBAYARAN
BERTAHAP)
PCR
300,000.00
30,000.00
PCR
300,000.00
30,000.00
PCR
300,000.00
30,000.00
PCR
300,000.00
30,000.00
TERMITE CONTROL BERTAHAP A
TERMITE CONTROL BERTAHAP A
TERMITE CONTROL BERTAHAP A
TERMITE CONTROL BERTAHAP A
TERMITE CONTROL BERTAHAP A
TERMITE CONTROL BERTAHAP A
TERMITE CONTROL BERTAHAP A
TERMITE CONTROL BERTAHAP A
TERMITE CONTROL BERTAHAP A
CBS
CBS
CBX
CBX
CBX
CBX
CBS
CBS
CBS
1,818,181.82
454,545.45
0.00
0.00
0.00
0.00
454,545.45
454,545.45
454,545.45
181,818.18
45,454.55
0.00
0.00
0.00
0.00
45,454.55
45,454.55
45,454.55
TERMITE CONTROL BERTAHAP B
TERMITE CONTROL BERTAHAP B
TERMITE CONTROL BERTAHAP B
TERMITE CONTROL BERTAHAP B
CBS
CBS
CBS
CBS
4,363,636.36
2,181,818.18
1,090,909.09
1,090,909.09
436,363.64
218,181.82
109,090.91
109,090.91
500,000.00
11-Jul-12
500,000.00
500,000.00
500,000.00
500,000.00
7-Aug-12
5-Sep-12
12-Oct-12
500,000.00
500,000.00
500,000.00
2,400,000.00
1,200,000.00
1,200,000.00
30-Apr-12
28-May-12
23-Aug-12
2,400,000.00
1,200,000.00
1,200,000.00
Download