ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG STUDI KASUS PT. AGRICON PUTRA CITRA OPTIMA (TERMINIX CABANG BOGOR RESIDENTIAL), JAWA BARAT TINI SRI HARTINI H24104117 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013 i ABSTAK TINI SRI HARTINI. H24104117. Analisis Manajemen Piutang studi kasus pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential). Dibimbingan oleh ABDUL BASITH dan YUSRINA PERMANASARI. PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam jasa pembasmian hama untuk hunian yang aktivitas penjualannya dilakukan secara tunai maupun kredit. Dimana perusahaan bergerak dibidang jasa yang tidak memiliki agunan sebagai jaminannya. Dalam menganalisa manajemen pengelolaan piutang yangdigunakan perusahaan adalah analisis rasio keuangan yaitu rasio aktivitas, selain itu digunakan pula analisis standar kredit, analisis horizontal, analisis vertikal, cash convertion cycle dan analisis umur piutang. Manajemen piutang yang dijalankan perusahaan adalah melakukan perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian piutang.Selain itu Kebijakan pemberian kredit untuk pembayaran jasa yang diberikan kepada konsumen harus sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangani. Dari data rasio perputaran piutang disimpulkan bahwa cara atau standar yang dibuat oleh head office dalam hal mempercepat perputaran piutang belum bisa dilakukan dengan maksimal oleh Terminix Residential Cabang Bogor karena pada tiap tahunnya masih mengalami peningkatan perputaran piutang. Sedangkan berdasarkan data rasio penagihan rata-rata yang diperoleh dapat diketahui bahwa pembayaran piutang pelanggan sangat lambat, jika dibandingkan dengan batas waktu yang diberikan selam 90 hari, karena selama 4 tahun ini belum mencapai standar yang ditentukan Head Office. Kata kunci: manajemen, pest control, piutang, RTO, standar kredit, termite control ABSTRACT TINI SRI HARTINI. H24104117. Analysis of Receivables Management case study on PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Branch Residential Bogor). Supervised by ABDUL BASITH and YUSRINA PERMANASARI. PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Branch Residential Bogor) is one of the companies engaged in pest control services for residential sales activity carried out by cash or credit. Where firms engaged in services that do not have a mortgage as collateral. In the management of accounts receivable which is used to analyze the company is a financial ratio is the ratio of the activity, but it is also used as a standard credit analysis, horizontal analysis, vertical analysis, Cash Conversion cycle and aging analysis of receivables. Run receivable management company is doing the planning, organizing, and controlling receivables. Besides lending policy for payment of services provided to consumers must comply with the agreement that has been signed. Accounts receivable turnover ratio of the data concluded that the standard way or made by the head office in terms of accelerating receivables turnover can not be done with the maximum by Terminix Branch Residential Bogor due in each year is still increasing accounts receivable i ii turnover. Whilethe datais based onaverage collectionratio obtained is known that the customer receivables very slow, when compared with the deadline given 90 days diving, aslong as 4 years has not reached the prescribed Head Office standard. Keywords: management, pest control, accounts receivable, RTO, credit standards, termite control. ii RINGKASAN TINI SRI HARTINI. H24104117. Analisis Pengelolaan Piutang studi kasus pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential). Dibawah bimbingan ABDUL BASITH, dan YUSRINA PERMANASARI. PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam jasa pembasmian hama untuk hunian yang sebagian besar aktivitas penjualannya dilakukan secara tunai maupun kredit. Selain itu perusahaan bergerak dalam bidang jasa yang tidak memiliki agunan sebagai jaminan jika konsumen tidak mau melakukan pembayaran. Beda halnya dengan perusahaan leasing jika konsumen tidak melakukan pembayaran atau terlambat makan barang yang dileasingkan dapat ditarik atau dikenakan denda. Oleh karenas itu perusahaan perlu mengelola piutangnya dengan baik, agar dapat mengelola keuangannya dan terus beroperasi untuk memenuhi permintaan pasar serta menjaga loyalitas dan kepercayaan pelanggan. Sumber data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, dimana data tersebut bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak perusahaan, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai referensi berupa literature, dokumen perusahaan, instansi terkait serta penelitianpenelitian sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam penelitian. Analisis piutang ini dapat dilakukan dengan metode penelitian yang deskriptif kuantitatif. Untuk menganalisa pengelolaan piutang perusahaan digunakan adalah analisis rasio keuangan yaitu rasio aktivitas, selain itu digunakan pula analisis standar kredit, analisis horizontal, analisis vertikal dan analisis umur piutang. Pengelolaan manajemen piutang yang dijalankan pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) adalah melakukan perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian piutang. Selain itu Kebijakan pemberian kredit untuk pembayaran jasa yang diberikan kepada konsumen tentunya sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu antara konsumen dan perusahaan. Melakukan kajian mengenai manajemen piutang yang dijalankan PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) apabila dibandingkan dengan standar pengelolaan piutang adalah melakukan analisis pengelolaan piutang, perusahaan menggunakan analisis 5K, analisis rasio keuangan, analisis vertikal, analisis horizontal dan analisis umur piutang. Dari data rasio perputaran piutang disimpulkan bahwa cara atau standar yang dibuat oleh head office dalam hal mempercepat perputaran piutang belum bisa dilakukan dengan maksimal oleh Terminix Residential Cabang Bogor karena pada tiap tahunnya masih mengalami peningkatan perputaran piutang. Dari data rasio penagihan rata-rata yang diperoleh dapat diketahui bahwa pembayaran piutang pelanggan sangat lambat, jika dibandingkan dengan batas waktu yang diberikan selam 90 hari, karena selama 4 tahun ini belum mencapai standar yang ditentukan Head Office. iii RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Tini Sri Hartini, lahir di Bogor pada tanggal 07 Juni 1987, yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Jumhari dan Ny. Asiah.Penulis menyelesaikan jenjang Sekolah Dasar di MI Sirajul Athfal 1 Bogor. Pada Tahun 1999 Penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTPN 2 Ciawi Bogor dan melanjutkan pendidikan menengah umum pada Tahun 2002 di SMUN 1 Ciawi Bogor dan masuk program IPA. Pada tahun 2005, penulis diterima di Universitas Pakuan Bogor pada Program Diploma III Manajemen Perpajakan Fakultas Ekonomi dan lulus pada tahun 2008, kemudian penulis melanjutkan Starata 1 di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada tahun 2010. iii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ Analisis Pengelolaan Piutang Studi Kasus PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix CAbang Bogor Residential), Jawa Barat” ini tepat pada waktunya. Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Starata 1 Sarjana Ekonomi Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Dalam penyusunan penelitian ini penulis menyadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari Bapak/Ibu Dosen serta Rekan-rekan Mahasiswa untuk kebaikan dan kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh semua pihak. Bogor, Agustus 2013 Penulis iv UCAPAN TERIMA KASIH Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, terutama penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Ir. Abdul Basith, Ms. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan, serta dorongan moril kepada penulis agar dapat menyelesaikan penelitian ini. 2. Yusrina Permanasari S.Sos, ME.sebagai dosen pembimbing kedua yang selalu meluangkan waktunya untuk dapat memberikan bimbingan dan nasehat yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. 3. Farida Ratna Dewi S.E, M.M. sebagai Dosen penguji yang telah meluangkan waktunya dan memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis. 4. Pihak PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) yang telah memberikan izin untuk penelitian dan membantu dalam proses penyusunan penelitian. 5. Orang tua tercinta terutama Ibunda serta keluargaku yang telah memberi dukungan moril maupun materil. 6. Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan doa dan motivasinya. 7. Kepada sahabat-sahabatku yang banyak memberi dukungan, semangat, do’anya dan masukan dalam penyusunan penelitian ini. 8. Sekretariat Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen atas bantuan dan kerjasamanya. 9. Teman-teman mahasiswa Alih Jenis Manajemen Angkatan 8 atas kebersamaannya selama ini. Semoga amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dibalas oleh Allah SWT Amin. Bogor, Agustus 2013 Penulis v DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Keuangan ....................................................................... 5 2.2. Pengertian Piutang .......................................................................... 6 2.2.1. Penggolongan Piutang .......................................................... 7 2.2.2. Perputaran Piutang ............................................................... 8 2.3. Manajemen Piutang .......................................................................... 9 2.3.1. Ruang Lingkup Manajemen Piutang..................................... 9 2.3.2. Risiko Kerugian Piutang ...................................................... 11 2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang ............ 12 2.3.4. Penagihan Piutang ................................................................ 13 2.4. Analisis Pengelolaan ......................................................................... 15 2.5. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 17 vi III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................... 20 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 21 3.3. Metode Penelitian.............................................................................. 22 3.3.1. Pengumpulan Data ............................................................... 22 3.3.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................. 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan .......................................................... 25 4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan ...................................................... 27 4.1.2 Struktur Organisasi ............................................................... 27 4.2. Manajemen Piutang PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) ............................................................... 30 4.2.1. Proses Terjadinya Piutang pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) ..................... 32 4.2.2. Kebijakan Pemberian Piutang ............................................... 33 4.2.3. Kebijakan Penagihan Piutang ............................................... 34 4.2.4. Pemantauan Posisi Piutang Perusahaan ................................ 36 4.3. Pengelolaan Piutang yang dijalankan PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) Apabila dibandingkan dengan Standar Pengelolaan Piutang ......................... 36 4.3.1. Analisis Kinerja Kebijakan Pemberian Kredit ...................... 36 4.3.2. Analisis Kinerja Pemantauan Posisi Piutang ........................ 37 4.3.3. Analisis Kinerja Kebijakan Penagihan Piutang .................... 39 4.3.4. Keefektifan Pengeloalan Manajemen Piutang ...................... 46 4.4. Implikasi Manajerial ........................................................................ 47 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ...................................................................................... 48 2. Saran ................................................................................................ 49 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 50 LAMPIRAN .................................................................................................... 51 vii DAFTAR TABEL No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Halaman Data Pekerjaan Pest Control dan Termite Control Tahun 2009 sampai Tahun 2012 ........................................................................ Analisis Vertikal Laba Rugi Tahun 2009-2012 ...................................... Analisis Horizontal Laba Rugi Tahun 2009-2012 .................................. Rasio Perputaran Piutang Tahun 2009-2012 .......................................... Rasio Penagihan Rata-rata Tahun 2009-2012 ......................................... Analisis Cash Convertion Cycle ............................................................. viii 2 38 39 41 42 45 DAFTAR GAMBAR No. 1. 2. 3. 4. 5. Halaman Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................... Diagram Anak Perusahaan PT. Agricon ................................................ Struktur Organisasi Terminix Cabang Bogor Residential ...................... Rasio Perputaran Piutang Tahun 2009-2012 .......................................... Rasio Penagihan Rata-rata Tahun 2009-2012 ......................................... ix 21 26 28 42 43 DAFTAR LAMPIRAN No. 1. 2. 3. 4. 5. Halaman Form Database Tagihan ( Form Data Master) ....................................... Sales Agreement (Kesepakatan Pekerjaan) ............................................. Form Aging Report ................................................................................. Laporan Laba Rugi Tahun 2009 -2012 ................................................... Analisis Umur Piutang ............................................................................ x 52 54 56 57 64 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin dalam menjalankan usahanya, dalam mencapai tujuan tersebut perusahaan memerlukan kebijakan pada saat mengelola penjualan, baik transaksi secara tunai ataupun kredit. Pada perusahaan besar biasanya menjalankan transaksi usahanya secara kredit ataupun tunai, sedangkan untuk perusahaan kecil biasanya melakukan transaksinya secara tunai agar hasil usahanya segera diketahui dan dapat secara langsung dipergunakan untuk kelangsungan kegiatan perusahaan. Akan tetapi bila sebuah perusahaan hanya menerapkan transaksi penjualan secara tunai dan tidak menerapkan penjualan secara kredit, maka hal ini dapat menyebabkan jumlah pelanggan terbatas karena pelanggan diharuskan memiliki uang tunai sehingga omzet penjualan akan terbatas pula. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai transaksi secara tunai karena akan mempercepat perputaran uang lebih cepat. Tetapi karena semakin kompetitif tingkat persaingan antar perusahaan, sehingga agar perusahaan dapat bertahan maka transaksi penjualan secara kredit atau pembayaran secara bertahap dapat dijadikan pertimbangan atau kebijakan perusahaan dalam meningkatkan daya saingnya juga dapat meningkatkan jumlah penjualan serta merangsang pelanggan untuk membeli barang atau menggunakan jasa perusahaan sekaligus memperbesar pangsa pasar. Dalam melakukan aktivitas transaksi penjualan baik secara kredit tentunya tidak lepas dari risiko. Transaksi secara kredit berisiko dalam keterlambatan melunasi kewajiban pembayaran bahkan tidak dapat ditagih sama sekali. Selain itu apabila piutang tidak dikelola secara tepat akan mengakibatkan terganggunya arus kas perusahaan dan dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Piutang sangat penting bagi perusahaan oleh karena itu sangat perlu dikelola dengan semaksimal mungkin agar dapat meminimalisir risiko kerugian untuk perusahaan. Perputaran piutang merupakan posisi piutang dan transaksi waktu pengumpulannya dapat dilihat dengan menghitung perputaran piutang tersebut (turn over receivable). Yaitu dengan membagi total penjualan kredit (netto) 2 dengan piutang rata-rata (Munawir. 2004). PT.Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) merupakan perusahaan yang bergerak dalam jasa pengendalian hama (Pest Control) dan jasa pengendalian rayap (Termite Control)untuk hunian yang aktivitas penjualannya dilakukan secara tunai maupun kredit. Pada umumnya penjualan jasa pengendalian hama dilakukan secara tunai dan untuk penjualan jasa pengendalian rayap dilakukan secara kredit dalam pembayarannya. Perusahaan melakukan kegiatan penjualan berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu dengan kebijakan kredit atau pembayaran secara bertahap. Dalam tingkat perputaran piutangnya Terminix Bogor Residential mengalami peningkatan hari pengembalian yang artinya kurang baik bagi keadaan keuangan perusahaan. Selain itu perusahaan bergerak dalam bidang jasa yang tidak memiliki agunan sebagai jaminan jika konsumen tidak mau melakukan pembayaran. Beda halnya dengan perusahaan leasing jika konsumen tidak melakukan pembayaran atau terlambat maka barang yang dileasingkan dapat ditarik atau dikenakan denda. Oleh karena itu perusahaan perlu mengelola piutangnya dengan baik, agar dapat mengelola keuangannya dan terus beroperasi untuk memenuhi permintaan pasar serta menjaga loyalitas dan kepercayaan pelanggan pada perusahaan. Akibatnya dari kemacetan pembayaran piutang yang belum terbayar oleh pelanggan menyebabkan semakin meningkatnya jumlah piutang yang masih belum tertagih. Sehingga manajemen harus lebih memperhatikan hal-hal yang menyebabkan pengelolaan piutang tidak berjalan dengan baik. Adapun data piutang perusahaan tahun 2009 sampai tahun 2012 yang belum tertagih disajikan pada Tabel 1. berikut ini. Tabel 1. Data PiutangTahun 2009 Sampai Tahun 2012 Yang Belum Tertagih Keterangan Piutang Yang Belum Tertagih Tahun 2009 2010 2011 2012 11.69% 12.94% 14.70% 16.27% Sumber: PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential (2012) Dari Tabel 1. data piutang perusahaan tahun 2009 sampai tahun 2012 yang belum tertagihterjadi peningkatan piutang tiap tahunnya, pada tahun 2009 piutang 3 yang belum dapat tertagih sebesar 11.69 persen, tahun 2010 terjadi peningkatan piutang dari 11.69 persen menjadi 12.94 persen. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 14.70 persen dan untuk tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 1.58 persen menjadi 16.27 persen. Apabila dirata-ratakan persentase piutang yang belum tertagih tersebut adalah sebesar 13.90 persen tiap tahunnya.Oleh karena itu perlu manajemen piutang dengan maksimal agar piutang tidak terus meningkat.Salah satu hal yang menghambat dalam pengelolaan piutang yaitu kemacetan pembayaran piutang yang tertunggak.Sesuai dengan standarisasi yang telah ditetapkan perusahaan pusat, maka cabang harus mampu dapat melakukan pengelolaan terhadap perputaran piutang.Oleh karena itu perusahaan membutuhkan manajemen pengelolaan piutang yang tepat. Berkaitan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian tentang manajemen piutang. Fokus utama penelitian ini adalah pada manajemen piutang yang dilaksanakan perusahaan serta membandingkannya dengan standar yang ada. I.2. Perumusan Masalah PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) adalah perusahaan yang bergerak dalam Pest Control dan Termite Control yang berpengalaman dalam menjalankan bisnisnya, karena Terminix Cabang Bogor adalah cabang perusahaan yang pertama dibuka oleh kantor pusat. Akan tetapi perusahaan masih mengalami permasalahan pada perputaran piutang dalam pelaksanaan usahanya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1) Bagaimana manajemen piutang yang dijalankan pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential)? 2) Bagaimana manajemen piutang yang dijalankan PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) apabila dibandingkan dengan standar pengelolaan piutang yang baik? I.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Melakukan identifikasi manajemen piutang yang dijalankan pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential). 4 2) Melakukan kajian mengenai manajemen piutang yang dijalankan PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) apabila dibandingkan dengan standar pengelolaan piutang yang baik. I.4. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan informasi dalam sistem manajemen pengelolaan piutang yang baik untuk dijalankan pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential).Dan penelitian ini pun diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam membantu semua pihak yang membutuhkan informasi mengenai hal ini. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup manajemen pengelolaan piutang yang dijalankan pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan menggunakan data dari tahun 2009 sampai tahun 2012. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Keuangan Suatu organisasi memerlukan suatu perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dalam hal keuangan, oleh karena itu semakin baik manajemennya maka akan maksimal pula nilai perusahaan. Dalam manajemen keuangan harus memiliki pengawasan baik dalam hal biaya serta kebijakan penetapan harga agar dapat meramalkan profit pada masa mendatang. Menurut Kasmir (2010), aktivitas manajemen keuangan berkaitan erat dengan pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk lembaga yang berhubungan erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan serta instrument keuangan. Menurut Mardiyanto (2009), ruang lingkup manajemen keuangan meliputi tiga hal utama: (1) keputusan keuangan, (2) keputusan investasi, dan (3) kebijakan deviden. Menurut Horne dalam Kasmir (2010), manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Manajemen keuangan berkegiatan dalam hal perolehan aktiva yang dibutuhkan perusahaan agar kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan, kemudian dari aktiva yang telah ada digunakan untuk membiayai aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan kebutuhan dana dan biaya-biaya yang timbul akibat perolehan dana. Selanjutnya aktivitas yang dilakukan manajemen keuangan adalah mempertahankan sumber pembiayaan yang tepat dalam hal membiayai kebutuhan perusahaan yang biasanya berkaitan dengan struktur modal dan pendistribusian laba. Selain hal tersebut manajemen keuangan pun berhubungan dengan pembiayaan dalam bentuk dividen yang ditahan dalam bentuk laba ditahan, serta memperhatikan hal trade off diantara resiko yang didapat dari keuntungan untuk membantu dalam membuat keputusan keuangan. Dalam pembuatan keputusan keuangan perlu diperhatikan antara aktiva dan pasiva yang terdapat pada neraca agar dapat mencapai profit perusahaan dengan maksimal. 6 Aktiva atau harta merupakan sumberdaya yang dimiliki perusahaan agar dapat menjalankan kelangsungan usahanya yang dapat dibedakan kedalam harta lancer, harta tetap serta investasi. Harta lancer yaitu harta yang berupa uang kas, surat-surat berharga, wesel tagih, persediaan, beban dibayar dimuka serta piutang perusahaan. Untuk harta tetap berupa tanah, gedung, mesin, peralatan dan kendaraan yang dimiliki perusahaan. Aktiva tetap ini berfungsi sebagai pendukung dalam menjalankan kegiatan usahanya, diantaranya kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka memperoleh dana usaha sebagai informasi kepada kreditor bagaimana kondisi perusahaan. Sedangkan untuk investasi disini adalah investasi berupa saham, obligasi,atau surat berharga lainnya. Menurut Munawir (2004), aktiva adalah sarana atau sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang harga perolehannya atau nilai wajar harus diukur secara objektif. Pasiva atau kewajiban adalah pengorbanan perusahaan yang harus dilakukan yang terjadi karena adanya kegiatan usaha yang dibedakan menjadi utang lancer dan jangka panjang. 2.2. Pengertian Piutang Menurut Marcus (2012), salah satu aset lancer yang penting adalah piutang. Piutang timbul karena perusahaan biasanya tidak mengharapkan pelanggan membayar pembelian mereka dengan segera. Tagihan yang belum dibayar ini adalah aset berharga yang diharapkan perusahaan dapat diubah menjadi kas dalam waktu dekat. Piutang terdiri dari tagihan yang belum dibayar dari penjualan ke perusahaan lain dan disebut kredit dagang. Sisanya timbul dari penjualan barang ke konsumen akhir. Piutang ini disebut kredit konsumen. Menurut Jusup dalam Cahyono (2011), Untuk mengetahui pengertian piutang, kita dapat meninjau dari beberapa sumber berikut. Al. Haryono Jusup mendefinisikan piutang yang dapat disimpulkan bahwa piutang adalah menagih sejumlah uang penjual kepada pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi. Amir Abadi Jusuf mendefinisikan piutang yang dapat disimpulkan bahwa piutang adalah uang yang terhutang oleh pelanggan atas barang atau jasa yang telah dijual. Sementara itu, Zaki Baridwan mendefinisikan piutang yang dapat disimpulkan bahwa piutang dapat timbul karena adanya penjualan barang dan jasa yang 7 dihasilkan perusahaan. Berdasarkan beberapa sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah hak perusahaan untuk menagih sejumlah uang kepada para pelanggan atau konsumen. Sebuah perusahaan mengelola piutangnya tergantung pada apa yang dijual perusahaan secara kredit. Semakin banyak yang dijual secara kredit, semakin tinggi proporsi aktiva yang terkait dengan piutang. Akibatnya, ketika sedang membahas pengelolaan piutang, maka sebenarnya juga sedang membahas seperlima aktiva perusahaan. Selain itu, karena arus kas dari penjualan tidak bisa diinvestasikan sampai piutang itu dibayar, kontrol atas piutang itu menjadi bertambah penting. Adapun penagihan yang efisien menentukan profitabilitas dan likuiditas perusahaan. (Keown, 2010). Piutang usaha (account receivable) adalah tagihan kepada pelanggan yang timbul dari penjualan barang dagangan secara kredit. (Mardiyanto,2009) Menurut Kasmir (2010), arti penting piutang bagi perusahaan yang memberikan penjualan secara angsuran adalah: 1. Untuk meningkatkan penjualan; 2. Untuk meningkatkan jumlah penjualan; 3. Untuk memperoleh pelanggan baru; 4. Untuk mempertahankan loyalitas/kesetiaan pelanggan; 5. Untuk meningkatkan market share; dan 6. Untuk meningkatkan laba perusahaan; Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa piutang adalah suatu klaim penagihan atau tuntutan kewajiban pembayaran baik dari perusahaan atau perorangan dalam bentuk keuangan terhadap perusahaan yang memberikan penjualan secara kredit. Menurut warren (2005), istilah piutang (receivableI) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, organisasi lainnya. 2.2.1. Penggolongan Piutang Menurut Warren(2005) piutang diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu : 8 a. Piutang Usaha Piutang usaha timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa kepada pelanggan, transaksi paling umum yang menciptakan piutang usaha adalah penjualan barang atau jasa secara kredit.Piutang tersebut dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek. b. Wesel Tagih Wesel tagih merupakan jumlah yang terutang bagi pelanggan disaat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal, sepanjang wesel tagi diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari, wesel juga biasanya digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari transaksi penjualan, maka hal itu kadang-kadang disebut piutang dagang (Trade Receivable). c. Piutang Lain-lain Piutang lain-lain, Biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca jika piutang lain ini diharapakan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan di bawah judul investasi piutang lain-lain (Other Receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak dan piutang dari penjabat atau karyawan perusahaan. 2.2.2. Perputaran Piutang Munawir (2004), bahwa dalam menghitung tingkat perputaran piutang, yaitu dengan membagi total penjualan kredit (netto) dengan piutang rata-rata. Rata-rata piutang kalau memungkinkan dapat dihitung secara bulanan (saldo tiaptiap akhir bulan dibagi dua belas) atau tahunan yaitu saldo awal tahun ditambah saldo akhir tahun dibagi dua. Sedangkan menurut Warren (2005), menyatakan bahwa hubungan antara penjualan barang dan jasa secara kredit dan piutang usaha dapat dinyatakan 9 sebagai perputaran piutang, rasio tersebut dapat dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih dengan rata-rata piutang usaha bersih. 2.3. ManajemenPiutang Dengan manajemen piutang yang baik sebuah perusahaan dapat meminimalkan hal-hal yang mungkin terjadi diluar perhitungan, agar pengelolaan piutang dapat terarah dengan maksimal, maka dibutuhkan perencanaan dan manajemen, karena hal-hal tersebut merupakan alat untuk mancapai tujuan agar pelaksanaan pengelolaan piutang dapat meningkatkan profit perusahaan serta tingkat pengembalian uang secara tunai lebih cepat sesuai dengan standar yang telah ditentukan. 2.3.1. Ruang Lingkup Manajemen Piutang Menurut Mardiyanto (2009), Ruang Lingkup pada manajemen piutang terdiri dari: a. Kebijaksanaan kredit (credit policy) mencakup keputusan untuk menetapkan standar kredit, syarat kredit, dan kebijakan penagihan.Standar kredit/kualitas rekening yang diterima, jangka waktu/periode kredit yang diberikan, discount/potongan tunai yang diberikan untuk pembayaranyang lebih awal.Standar kredit adalah kriteria untuk menyeleksi permintaan kredit dari langganan. Kebijakan kredit yang optimal mensyaratkan bahwa marginal cost atas kredit sama dengan marginal profit penjualan kredit. Marginal cost yang berkaitan dengan penjualan kredit terdiri atas biaya atas piutang tak tertagih, biaya pengumpulan dan administrasi piutang, biaya yang tertanam dalam piutang. Setiap perubahan standar kredit akan mempengaruhi hal-hal berikut: 1) Volume Penjualan Pembeli atau calon langganan pada umumnya akan tertarik membeli barang dalam jumlah yang lebih banyak jika kepada mereka diberikan tenggang waktu pembayaran yang longgar, atau sebaliknya, tenggang waktu pembayaran yang pendek tidak mendorong mereka dalam jumlah yang banyak. 10 2) Investasi dalam piutang Investasi dalam barang jadi berkaitan erat dengan periode kredit yang ditetapkan, semakin longgar periode kredit, semakin besar pula dana yang tertanam dalam piutang 3) Biaya piutang ragu-ragu Tanpa penjualan kredit perusahaan tidak akan mengalami kerugian karena piutang ragu-ragu. Kerugian piutang ragu-ragu berupa ongkos yang harus diperhitungkan sebagai faktor yang mengurangi keuntungan 4) Harga Pokok Penjualan Yaitu biaya yang berhubungan dengan bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya tidak langsung. 5) Biaya administrasi Yaitu biaya yang berhubungan dengan transaksi penjualan, pencatatan penjualan, piutang dan urusan administrasi lainnya 6) Biaya penagihan Yaitu biaya yang berhubungan dengan upaya penagihan piutang 7) Biaya Diskon Yaitu biaya yang berhubungan dengan potongan tunai yang diberikan kepada pembeli yang membeli tunai 8) Biaya kesempatan Yaitu biaya yang berhubungan dengan peningkatan hasil yang disebabkan oleh tidak adanya piutang atau peningkatan biaya dengan adanya piutang. b. Pemantauan Piutang Usaha Pemantauan piutang usaha adalah proses evaluasi atas kebijakan kredit yang telah dijalankan khususnya pemantauan apabila perubahan pola pembayaran pada pelanggan. Misalnya, pelanggan yang semula tergolong patuh dalam membayar kini mulai terlambat membayar kewajibannya. c. Kebijaksanaanpengumpulan relevan.Keputusan kredit piutang, ini dan faktor-faktor menyangkut lain tradeoff yang antara keuntungan(marginal profit) dan biayatambahan (marginal cost) yang disebabkan oleh perubahan dalam salah satu ataukombinasi elemen-elemen tersebut. 11 Efektivitas kebijakan pengumpulan piutang atau penagihan akan mempengaruhi kredit macet yang meningkat yang pada dasarnya kredit ini menyangkut trade off anatara keuntungan dan biaya tambahan yang disebabkan oleh perubahan dalam salah satu atau kombinasi elemen-elemen tersebut. Dengan melonggarkan persyaratan pemberian kredit, penjualandiharapkan akan meningkat, yang berarti laba juga akan meningkat, tetapi disamping itu perusahaan menaggung tambahan biaya lain, piutang yang semakin besar karena jumlah penjualan yang besar ataupun pembayaran semakin lama. 2.3.2. Risiko Kerugian Piutang Menurut Muslich (2004), menyatakan risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam piutang yaitu: a. Risiko tidak dibayarkan seluruh tagihan piutang Risiko tidak dibayarkan seluruh tagihan piutang merupakan risiko yang terjadi apabila jumlah risiko kerugian piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam memilih langgannya yang tidak potensial dalam membayar tagihan juga dapat terjadi karena adanya stabilitas ekonomi dan kondisi Negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan. Untuk memperkecil risiko tersebut, biasanya perusahaan menekan piutang sekecil mungkin dengan cara melakukan penagihan secara langsung kepada pelanggan dan menarik semua asset milik perusahaan. b. Risiko keterlambatan dalam pelunasan piutang Risiko keterlambatan dalam pelunasan piutang merupakan risiko yang terjadi karena bagian penagihan kurang efektif dalam menagih piutang sehingga menyebabkan keterlambatan dalam penerimaan piutang.Hal ini juga menyebabkan timbulnya tambahan biaya penagihan.Oleh karena itu, untuk menanggulangi semua piutang yang macet maka manajemen perusahaan dapat memberikan sanksi atau denda kepada pelanggan sehingga dapat menekan risiko piutang yang macet. c. Risiko tidak diterimanya sebagai piutang Risiko tidak diterimanya sebagai piutang merupakan risiko yang dapat menyebabkan berkurangnya pendapatan perusahaan, bahkan bisa 12 menimbulkan kerugian jika jumlah piutangnya kurang dari yang seharusnya atau kurang dari harga pokok barang yang dijual secara kredit tentu saja perusahaan tidak akan mendapatkan laba dari hasil pendapatan yang berkurang. d. Risiko tertanamnya modal kerja dalam piutang Risiko tertanamnya modal kerja dalam piutang merupakan risiko yang terjadi karena rendahnya tingkat perputaran piutang, sehingga jumlah modal kerja yang ditanam dalam piutang terlalu besar dan mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif yang akan mengakibatkan kinerja perusahaan menjadi menurun. 2.3.3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang Menurut Keown (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang adalah sebagai berikut: a. Persentase Penjualan Kredit Semakin besar penjualan secara kredit maka semakin besar pula piutang yang akan diperoleh. Ketika perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan maka tingkat investasi dalam piutang juga akan ikut naik. b. Ketentuan Penjualan Ketentuan penjualan mengidentifikasi kemungkinan diskon untuk pembayaran yang lebih awal, periode diskon, dan periode kredit total. Pada umumnya ketentuan penjualan dinyatakan dalam bentuk a/b, net c, yang menunjukkan bahwa pelanggan dapat mengurangi a persen bila tagihan itu dibayar dalam b hari, bila tidak maka harus dibayar dalam c hari. c. Tipe Pelanggan Penentuan tipe pelanggan merupakan variabel yang menentukan dalam melihat kualifikasi pelanggan dalam mendapatkan kredit. Ketika perusahaan menerima pelanggan yang kurang layak kredit akan mengakibatkan biaya gagal bayar. d. Usaha Penagihan Kunci mempertahankan kontrol atas penagihan piutang adalah fakta bahwa probabilitas gagal bayar meningkat seiring dengan umur tagihan. Kontrol atas piutang terfokus pada kontrol dan eliminasi piutang yang sudah lewat jatuh 13 tempo. Kekuatan dan ketepatan waktu penagihan akan mempengaruhi periode tagihan yang sudah jatuh tempo tetapi masih lalai membayar. 2.3.4.Penagihan Piutang Penagihan piutang memang tidak mudah, karena hal ini berkaitan dengan masalah keuangan yang cukup sensitife.Tak banyak perusahaaan yang direpotkan dengan masalah ini, oleh karena itu perusahaan perlu merencanakan dengan sebaik mungkin dalam mpengelolaan piutang dalam penagihan agar pelanggan membayarkan kewajibannya. Menurut Cahyono (2011), bahwa penagihan piutang pada dasarnya dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain komunikasi secara langsung melalui telepon, surat teguran resmi, melalui bagian penagihan, dan jalur hukum. Sebelum melakukan penagihan piutang, perusahan perlu mempersiapkan segala keperluannya dimulai dari syarat pembayaran, penyusunan surat penagihan piutang, prosedur penagihan piutang, dan prosedur penghapusan piutang. Kita dapat mengetahuinya lebih lanjut dalam uraian berikut. a. Syarat Pembayaran Dalam penjualan secara kredit biasanya ditetapkan syarat pembayaran yang tercantum dalam faktur. Syarat pembayaran tersebut akan dianalisis oleh bagian piutang perusahaan untuk keperluan penentuan jatuh tempo pembayaran piutang. Dengan demikian perusahaan dapat mengetahui waktu penagihan piutang kepada pelanggan. b. Penyusunan Surat Penagihan Piutang Piutang memang dapat mendatangkan risiko pembayaran yang tidak tepat waktu, bahkan risiko tidak terbayarnya piutang. Agar terhindar dari berbagai risiko tersebut, perusahaan perlu membuat surat penagihan piutang. Surat penagihan tersebut selanjutnya dikirim kepada pelanggan yang bersangkutan. Penyusunan surat penagihan piutang dapat dibuat dalam beberapa bentuk sesuai dengan tujuannya. Hal ini biasanya bersangkutan dengan status piutang pelanggan apakah piutang yang sudah jatuh tempo atau piutang yang telah lewat jatuh tempo. 14 c. Prosedur Penagihan Piutang Langkah-langkah dalam penagihan piutang meliputi beberapa tahap. Berikut tahap dalam penagihan pitang beserta bagian perusahaan yang terlibat dalam pengihan piutang. 1) Bagian Piutang Bagian piutang merupakan bagian perusahaan yang paling menentukan dalam prosedur penagihan piutang. Bagian piutang merupakan awal dari kegiatan penagihan piutang. Jadi, apabila bagian piutang melakukan kesalahan pengelolaan, maka bagian-bagian lain juga akan mengalami kesalahan. 2) Bagian Keuangan Bagian keuangan merupakan bagian perusahaan yang mengendalikan dan mengontrol kegiatan penagihan piutang. 3) Bagian Penagihan Bagian penagihan merupakan bagian perusahaan yang menentukan tertagih atau tidak tertagihnya piutang. 4) Bagian Kasa Bagian kasa merupakan bagian perusahaan yang bertugas menerima uang hasil penagihan piutang. 5) Bagian Juranal dan Laporan Bagian jurnal dan laporan merupakan bagian perusahaan yang bertugas mencatat mutasi piutang kedlam jurnal dan buku besar yang nantinya sebagai dasar dalam membuat laporan keuangan. d. Prosedur Penghapusan Piutang Setiap perusahaan tentu menginginkan semua piutang dapat tertagih. Namun, ada kalanya pelanggan mengalami masalah sehinga tidak mampu melunasi utangnya kepada perusahaan dengan berbagai alas an, misalnya pelanggan lari dari tanggung jawab, meninggal, dan bangkrut. Piutang yang tidak mampu dilunasi oleh pelanggan menyebabkan adanya piutang tidak tertagih kepeda perusahaan. Apabila terjadi hal demikian, perusahaan perusahaan perlu melakukan prosedur penghapusan piutang. 15 2.4. Analisis Manajemen Piutang Metode analisis yang digunakan untuk pengujian piutang pada penelitian ini yaitu: a. Standar Kredit Standar kredit adalah standarisasi yang digunakan dalam mengukur kualitas minimum apakah permohonan kredit yang diajukan sudah layak atau tidak oleh sebuah perusahaan.Dalam mengukur penilaian kualitas kredit dapat dilakukan dengan penilaian karakter, kapasitas, kapital, kolateral, dan kondisi. Menurut Mardiyanto (2009), standar kredit berguna untuk mengungkapkan kemampuan keuangan minimum pelanggan sehingga dapat ditetapkan pelanggan yang tergolong layak memperoleh kredit. Dengan demikian perusahaan dapat meramalkan siapa pelanggan yang akan terlambat dalam membayar kewajibannya dan siapa pelanggan yang mungkin akan mengakibatkan kerugian piutang (piutang usaha yang tak tertagih). Lima aspek yang umum dijadikan dasar untuk menetapkan kelayakan kredit meliputi hal berikut: 1) Karakter Adalah sejauh mana reputasi pelanggan dapat dipercaya, yang dapat dinilai dari catatan masa lalu atau informasi dari berbagai pihak yang patut diperhatikan. 2) Kapasitas Adalah kemampuan pelanggan dalam membayar kewajibannya, yang dapat didasarkan pada kinerja laporan keuangan, khususnya yang berkaitan dengan aspek likuiditas dan solvabilitas (proporsi utang ataupun kemampuan membayar utang) 3) Kapital Adalah kekayaan bersih (ekuitas) yang dimiliki perusahaan.Rasio utang terhadap ekuitas dan rasio prifitabilitas sering digunakan mengukur aspek kapital ini. 4) Kolateral Adalah sejumlah aktiva yang dijadikan jaminan. Dalam konteks piutang usaha, aktiva yang dijaminkan adalah surat berharga. 16 5) Kondisi Adalah keadaan ekonomi makro yang mempengaruhi siklus bisnis pelanggan dan mempengaruhi pula kemampuan membayar pelanggan pada waktu mendatang. b. Analisis Vertikal Analisis Vertikal adalah analisis yang digunakan untuk menunjukan proporsi pos terhadap angka dasar tertentu dalam laporan keuangan yang sama. Dengan menggunakan analisis vertikal dapat dilihat bagaimana komposisi laporan keuangan perusahaan yang digunakan dalam menilai efisiensi kegiatan usaha. Angka dasar yang digunakan adalah total aktiva untuk pos aktiva, total pasiva untuk pos pasiva dan total penjualan bersih untuk pos laba rugi. Menurut Kasmir (2010), analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya 1 periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui. c. Analisis Horizontal Analisis Horizontal merupakan analisis presentase dengan cara membandingkan pos tertentu laporan keuangan dengan pos yang sama pada laporan keuangan sebelumnya. Selain itu analisis horizontal digunakan untuk mengetahui perubahan dari pos suatu laporan keuangan yang terjadi pada perusahaan. Menurut Kasmir (2010), analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat pekembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain. d. Rasio Aktivitas 1) Receivable Turn Over (RTO) Receivable Turn Over digunakan dalam mengukur perbandingan antara penjualan perusahaan dengan besarnya piutang yang belum ditagih oleh perusahaan serta dapat menggambarkan perusahaan dalam intensitas penagihan kepada pelanggan. 17 Menurut Kasmir (2010), Receivable Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Makin tinggi rasio menunjukan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang makin rendah (dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan makin baik. Sebaliknya jika rasio makin rendah, maka ada over investmen dalam piutang. 2) Average Collection Period (ACP) Average Collection Period dilakukan untuk mengukur rata-rata waktu penagihan atas penjualan serta pengelolaan piutang yang efektif bagi perusahaan. Menurut Marcus (2012), rata-rata periode penagihan (Average Collection Period) mengukur seberapa cepat pelanggan membayar tagihan mereka. Rata-rata periode penagihan mengekspresikan piutang dalam penjualan harian. 3) Rasio Penagihan Rasio penagihan bertujuan untuk mengetahui berapa besar piutang yang tertagih dari total piutang yang dimiliki perusahaan. 4) Analisis Umur Piutang Analisis umur piutang digunakan untuk mengetahui masalah seperti apa dalam penagihan piutang perusahaan. Dalam analisanya menggunakan jadwal yang berisi persentase terhadap total piutang yang masih belum dapat dibayarkan dalam satu periodenya. e. Analisis Cash Conversion Cycle Menurut Keown (2005), analisis cash conversion cycle merupakan suatu analisis yang menggunakan pendekatan bahwa tujuan perusahaan meminimalkan modal kerja dengan syarat modal kerja itu harus cukup untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan. 2.5. Penelitian Terdahulu Penelitian Wicaksana (2011) berjudul Analisis Pengaruh Pengendalian Piutang Terhadap Efektivitas Arus Kas (Studi Kasus Pada PT. Z). Hasil dari 18 penelitian ini bahwa PT. Z telah melakukan proses manajemen, pengelolaan, dan pengendalian piutang berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure) yang telah ditetapkan oleh perusahaan, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan SOP. Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah piutang seperti persentase penjualan kredit, ketentuan penjualan, tipe pelanggan, dan usaha penagihan, PT. Z memiliki jumlah piutang yang cukup besar pada laporan neraca terutama dipengaruhi oleh besarnya persentase penjualan kredit dan usaha penagihan yang dilakukan. Berdasarkan analisis kinerja keuangan pada laporan keuangan perusahaan periode 2005-2009, menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki kinerja keuangan yang cukup baik. Hal ini ditandai oleh angka rasio keuangan yang bernilai positif. Dan pengendalian piutang yang dilakukan oleh PT. Z belum berjalan efektif terhadap perolehan kas perusahaan. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis cash conversion cycle yang negatif dan memiliki arti bahwa jumlah piutang yang dimiliki belum cukup untuk di konversi menjadi kas akibat adanya faktor-faktor penghambat seperti penagihan dan tidak diterapkannya dengan baik analisa kredit (5K) kepada seluruh pelanggan. Penelitian Pebriani (2010) yang berjudul Analisis Efektifitas Manajemen Piutang pada Perusahaan X bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran mengenai praktek manajemen piutang, mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan tingkat efektifitas manajemen piutang, serta mengidentifikasi kinerja dan mengetahui keefektifan pengelolaan manajemen piutang. Alat analisis yang digunakan penelitian ini adalah analisis standar kredit, analisis investasi piutang, analisis rasio keuangan, analisis horizontal, analisis vertikal dan analisis umur piutang. Berdasarkan hasil analisis, pengelolaan manajemen piutang pada perusahaan adalah belum efektif. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa rasio yang nilainya terlalu tinggi (rasio likuiditas) dan menimbulkan interpretasi yang menyesatkan perusahaan. Penelitian Agustina (2009) yang berjudul Analisis Efektifitas Manajemen Piutang (Studi Kasus PT. Unitex Tbk, Bogor) bertujuan mengetahui gambaran mengenai praktek manajemen piutang khususnya pada PT. Unitex, menganalisis kinerja manajemen piutang PT. Unitex, mengetahui faktor-faktor yang 19 mempengaruhi besarnya piutang PT. Unitex dan mengetahui keefektifan pengelolaan manajemen piutang PT. Unitex. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis 5K, Analisis Rasio Keuangan, Analisis Horisontal dan Analisis Vertikal, Analisis Investasi Piutang yaitu untuk menganalisis kinerja piutang PT. Unitex Tbk Bogor, Analisis Deskripsi Faktor-Faktor yang mempengaruhi besarnya piutang, dan Analisis Umur Piutang setiap klien untuk keefektifan pengelolaan manajemen piutang.Hasil penelitian menyatakan pengelolaan piutang pada PT. Unitex kurang baik. Hal ini tergambarkan pada hasil analisis rasio keuangan: rasio likuiditas yang dihasilkan tidak likuid karena perusahaan belum mampu memenuhi kewajiban lancar. Sedangkan untuk rasio penagihan piutang selama 50-75 hari sudah baik jika diasumsi waktu pembayaran pelanggan selama 30-90 hari yang telah ditetapkan oleh perusahaan, analisis horizontal dan vertikal yang mengalami penurunan. III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa pembasmian hama dan rayap (Pest Control dan Termite Control) yang melayani daerah Bogor. Analisis manajemenpiutang pada awalnya berasal dari penjualan jasa pest control dan jasatermite controlyang pembayarannya secara bertahap atau secara tidak langsung dengan kredit yang kemudian hasil penjualan tersebut diproses dengan melakukan produksi pekerjaan yang dilakukan dirumah pelanggan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, setelah melakukan pekerjaan pelanggan akan membayar kewajibannya beberapa tahap. Untuk kewajiban yang belum dibayarkan oleh pelanggan, perusahaan harus melakukan manajemen piutang dengan baik sesuai dengan standar yang baik dan telah ditentukan oleh perusahaan pusat agar dapat mengurangi kemacetan piutang. Dalam pelaporan perusahaan kewajiban pelanggan ini akan dicatat sebagai piutang perusahaan oleh bagian keuangan sekaligus dilakukan penagihan. Analisis piutang ini dapat dilakukan dengan metode penelitian yang deskriptif kualitatif yang tidak hanya memberikan gambaran terhadap kejadian, tetapi juga menjelaskan hubungan serta membuat prediksi untuk mendapatkan makna dan implikasi dari masalah yang terjadi. Dimana penelitian berupa lisan atau kata tertulis dari subjek yang telah diamati dan memiliki karakteristik bahwa data yang diberikan merupakan data asli yang tidak diubah serta menggunakan cara yang sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menganalisis manajemen piutang perusahaan digunakan analisis rasio keuangan yaitu rasio aktivitas. Selain itu digunakan pula analisis standar kredit, analisis horizontal, analisis vertikal,analisis umur piutang dan analisis cash conversion cycle.Adapun kerangka penelitian yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. berikut ini. 21 PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) Penjualan Jasa Pest Control/Termite Control dengan pembayaran bertahap (Kredit) Manajemen Piutang (Account Receivable) Membandingkan Standar Pengelolaan Piutang: 1. Analisis Standar Kredit 2. Analisis Vertikal 3. Analisis Horizontal 4. Analisis Rasio Aktivitas: a. Receivable Turn Over b. Average Collection Period c. Rasio Penagihan d. Analisis Umur Piutang 5. Analisis Cash Conversion Cycle Rekomendasi Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Berdasarkan Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian bahwa PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) melakukan penjualan kredit yang kemudian penjualan tersebut dikelola dengan manajemen piutang yang telah ditentukan oleh kantor pusat standarisasinya. Dalam membandingkan dengan standar kantor pusat apakah sudah sesuai atau belum, maka dilakukan analisis manajemen piutang dengan mengkaji ruang lingkupnya yang kemudian hasilnya dapat direkomendasikan untuk perbaikan perusahan dalan manajemen piutang. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dikantor Cabang PT. Agricon Putra Citra Optima yaitu Terminix Cabang Bogor Residential yang berlokasi di Jl. Siliwangi No.68, 22 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secarasengajadan waktu pelaksanaan penelitiaan ini berlangsung dari Oktober 2012 sampai dengan Desember 2012. 3.3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan terdiri dari pengumpulan data dan metode pengolahan serta analisis datasebagai berikut: 3.3.1. Pengumpulan Data Sumber data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengamatanlangsung dengan pihak perusahaan.Pihak perusahaan yang diwawancarai adalah Branch Manager, Supervisor Sales, Supervisor Service dan bagian keuangan.Pemilihan narasumber dilakukan dengan anggapan dapat mewakili perusahaan dalam memberikan data mengenai penelitian serta kontribusi besar dalam penyusunan strategi perusahaan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai referensi berupa dokumen-dokumen perusahaan berupa data dan informasi pada periode terkait penelitian dan instansi terkait serta penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam penelitian.Selain itu, data sekunder diperoleh dari penelusuran kepustakaan melalui buku, literature, internet serta tulisan ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian. 3.3.2 Metode Pengolahan dan Analisis Data Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul, kemudian diolah dengan bantuan komputer.Pada awalnya data dan informasi dikelompokan terlebih dahulu kedalam komponen piutang dan manfaat yang disajikan dalam bentuk tabulasi agar dalam menganalisis data lebih mudah.Untuk analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif agar mempermudah dalam memperoleh gambaran dari pengelolaan dan pengendalian piutang perusahaan. Metode analisis yang digunakan untuk pengujian piutang pada penelitian ini yaitu: 23 a. Standar Kredit Standar kredit digunakan untuk mengukur kualitas minimum dari permohonan kredit dengan melakukan penilaian 5K yaitu dengan melihat karakter, kapasitas, kapital, kolateral, dan kondisi dari konsumen. b. Analisis Vertikal Analisis Vertikal dapat dirumuskan sebagai berikut: Ryi= 𝑃𝑦𝑖 𝑃𝑦𝑜 Ket: 𝑥 100% ………………...…………………(1) Ryi = Nilai % pos yang dibandingkan Pyi = Pos x dalam laporan keuangan tahun ke-i Pyo = pos dasar sebagai pembanding c. Analisis Horizontal Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung Analisis Horizontal yaitu: Rxt = 𝑃𝑥𝑡 𝑃𝑥𝑜 Ket: 𝑥 100% …………………………………(2) Rxt = Nilai % untuk tahun ke-t Pxt = Pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis Pxo = pos x dalam laporan keuangan sebagai dasar. d. Rasio Aktivitas 1) Receivable Turn Over (RTO) Adapun rasio RTO dapat dihitung dengan: Receivable Turn Over (RTO)= Credit Sales …..……………...…(3) Average Receivable 2) Average Collection Period (ACP) Adapun ACP dapat dihitung dengan: Average Collection Period (ACP) = 360 Hari ……...(4) 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 (RTO ) 3) Rasio Penagihan Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung Rasio penagihan adalah: Rasio penagihan = Jumlah piutang tertagih Total Piutang x 100%…………………..(5) 24 4) Analisis Umur Piutang Analisis umur piutang digunakan untuk mengetahui berapa lama piutang setiap pelanggan sejak transaksi penjualan dicatat sampai daftar umur piutang dibuat. e. Analisis Cash Conversion Cycle Analisis Cash Conversion Cycle dapat dihitung sebagai berikut : Cash Conversion Cycle = DSO + DSI – DPO ……………………...………(6) 1) Days Of Sales Outsanding (DSO) Days Of Sales Outsanding (DSO) bisa dihitung sebagai berikut : Days Of Sales Outstanding (DSO) = Piutang Dagang penjualan Harian ………………(7) 2) Days Of Sales in Inventory (DSI) DSI bisa dihitung sebagai berikut : Days Of Sales in Inventory (DSI)= Persediaan Harga Pokok Penjualan Harian …....(8) 3) Days of Payable Outsanding (DPO) DPO menunjukkan umur rata-rata (dalam jumlah hari) dari utang dagang yang dimiliki perusahaan. DPO dapat dihitung sebagai berikut : Days of Payable Outsanding (DPO)= Utang Dagang Harga Pokok Penjualan Harian ...(9) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Terminix berdiri sejak tahun 1927 oleh E.LBruce dengan mengembangkan metoda pengendalian rayap (Termite Control). Pada tahun1969, Terminix dibeli oleh Ned Cook dengan memperluas bisnis pelayanan keindustri pengendalian serangga (Pest Control). Tahun 1986 Terminix diakuisisi oleh Service Master Company, salah satu perusahaan jasa terbesar di Amerika Serikat. Sesuai dengan kebijakan Service Master untuk mengembangkan pangsa pasar, maka Service Master Company menawarkan lisensi waralaba (franchise) bagi perusahaan yang ingin mengembangkan bisnis Pest Control dengan brand name Terminix diluar Amerika Serikat. Saat ini brand name Terminix telah merambah pada lebih 38 Negara diseluruh dunia. Pada tanggal 27 Oktober 1995, PT. Agricon membeli waralaba (franchise) Terminix untuk wilayah hukum Republik Indonesia. Berawal dari 2 (dua) cabang di Bogor dan Jakarta hingga tahun 2005 PT. Agricon telah memiliki 13 (tiga belas) cabang di 12 (dua belas) kota di Indonesia dengan jumlah karyawan lebih dari 300 orang. PT. Agricon merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pestisida. PT Agricon berdiri sejak tahun 1969 dengan para pendiri (Founding Member) Bpk.Hj Mustafa Majidi, Bpk. Tatang Bengardi, Bpk Zainal Tandramihardja (Alm), Bpk Budiono (Alm) dan Bpk Warman Sadhana (Alm). Mengawali bisnis sebagai distributor dari ICI (Imperial Chemical Industries) Agrochemical Plc (UK) dan meningkatkan kerja sama dengan membentuk perusahaan kerjasama (joint venture) PT. ICI Pestisida. Saat ini PT. Agricon telah memisahkan diri dengan ICI Agrochemical Plc dan mendirikan pabrik formulasi pestisida di Wanaherang Jawa Barat, serta memiliki 6 kantor perwakilan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Dilain pihak untuk mengembangkan usaha, PT. Agricon membentuk anak perusahaan antara lain; a. PT.AgriconPutraCitraOptima(APCO)bergerakdalambidangPest Control b. PT.AgriconSentraAgribisnisIndonesia(ASABI)bergerakdalambidangpengemb angansistemcocoktanamdengancurahtetesberlokasidiSentul-JawaBarat. 26 c. PT. Asia Gala Kemindo bergerak dalam bidang pengembangan dan pembuatan Herbisida berlokasi di Bogor - JawaBarat. Ketiga anak perusahaan yang didirikan PT. Agricon ini berlokasi di Bogor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada digram anak perusahaan PT. Agricon yang ditunjukan denganGambar 2. berikut: Gambar 2. Diagram Anak Perusahaan PT. Agricon (2012) Dari Gambar2. Diagram Anak Perusahaan PT. Agricon menunjukan bahwa perusahaan terus mengalami pengembangan dengan bertambahnya anak perusahaan walau tentunya dalam perjalanan bisnisnya tentu ada hambatannya. Setelah mengalami pasang surut perekonomian, PT. Agricon Putra Citra Optima melakukan perbaikan dan pengembangan sistem manajemen perusahaan. Pada tahun 2000 PT. Agricon Putra Citra Optima melakukan ekspansi dan mencari peluang pasar Pest Control pada kota–kota besar di Indonesia dengan membuka cabang dikota Surabaya, Bandung, Denpasar, Lampung dan Medan. Berlanjut pada tahun 2001 dengan membuka cabang Jakarta Timur, tahun 2002 membuka cabang Makassar, tahun 2003 membuka cabang Tangerang dan Pekan baru, tahun 2005 membuka cabang Semarang dan Timika. Pada tanggal 16 Desember 2002, PT. Agricon Putra Citra Optima yang berawal dari satu divisi di PT. Agricon diberi kepercayaan oleh manajemen PT. Agricon untuk berkembang menjadi suatu badan hukum baru dan berkantor pusat di Jl. Siliwangi No. 68, Bogor 16134, telp (0251) 8313070 fax (0251) 8353508 email [email protected]. Saat ini PT.AgriconPutraCitraOptima dipimpin oleh Bpk. Harlan B. Bengardi sebagai direktur dan merangkap sebagai General Manager PT.AgriconPutraCitraOptima yang membawahi 4 (empat) departemen yang masing–masing dipimpin oleh seorang manager dan memiliki tugas dan 27 tanggung jawab untuk membantu General Manager dalam mengatur dan mengawasi operasional PT.AgriconPutraCitraOptima di seluruh Indonesia. Dalam usia yang relatife muda, eksistensi PT. Agricon Putra Citra Optima dalam dunia Pest Control telah diakui dan mendapat kepercayaan dari perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Hingga saat ini PT. Agricon Putra Citra Optima telah memiliki lebih dari 5000 customer yang tersebar diseluruh Indonesia, dengan karakteristik customer yang beragam dari hunian sampai dengan industri. 4.1.1. Visi dan Misi Perusahaan Visi PT. Agricon Putra Citra Optima adalah menjadi perusahaan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari tiap pelanggan pada tiap segmen pasar yang ada, dengan standard kualitas terbaik yang didukung oleh sumber daya terlatih dan terpercaya. Misi PT. Agricon Putra Citra Optima adalah memberikan kepada masyarakat jasa yang unggul, inovasi dan solusi yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan mutu, memberikan kepada karyawan pekerjaan yang berarti dan kesempatan untuk maju, memberikan kepada investor/pemegang saham tingkat pengembalian yang tinggi. Tujuan PT.AgriconPutraCitraOptima adalah menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan, meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar, mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.. 4.1.2. Struktur Organisasi Setiap cabang PT.AgriconPutraCitraOptima dipimpin oleh seorang Branch Manager yang bertanggung jawab atas segala kegiatan operasional cabang baik secara internal maupun eksternal untuk mencapai target penjualan, produksi dan pemasukan uang bagi perusahaan berdasarkan budget cabang. Dalam menjalankan tanggung jawab tersebut, Branch Manager membawahi tiga 28 departmentdiantaranyaservice department, sales department, dan finance departement yang memiliki ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya masingmasing, berikut Struktur Organisasi PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) pada Gambar 3. Regional Manager Residential Branch Manager Residential Sales Supervisor Sales Cust. Service Service Supervisor Service Technic ian Admin Supervisor Service Support AR Staff Finance Staff GA Staff Office Helper Collector Gambar 3. Struktur Organisasi Terminix Cabang Bogor Residential (2012) Berdasarkan Gambar 3. Struktur Organisasi Terminix Cabang Bogor Residential, bahwa masing-masing departementdipimpin oleh masing-masing Supervisordan membawahi staff yang memiliki tugas dan tanggung jawab. Untuk lebih jelasnya adalah berikut: a. Service Department Melaksanakan pekerjaan jasa Pest Control padasetiap customer PT.AgriconPutraCitraOptima sesuai dengan standar dan target perusahaan. Service department dipimpin oleh service supervisor dengan membawahi service technician dan service administrator. 29 Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, terdapat 10 (Sepuluh) tahapan standar kerja yang harus dilakukan oleh para teknisi setiap hari pada saat melakukan pekerjaannya, yaitu : 1) Persiapan Berangkat Sebelum keberangkatan ke tempat pelanggan, teknisi wajib melakukan power check-in terhadap kendaraan dan peralatan pekerjaan. Setelah itu memeriksa jadwal dan kelengkapan bahan yang diperlukan, kemudian berdoa. 2) Perjalanan Menuju SPBU Teknisi diwajibkan memilih SPBU yang ber print-out yang terdekat, mengisi bahan bakar kendaraan dan bahan pembantu, kemudian memeriksa print-out yang diterima dan mencatat Kilo Meter kendaraan. 3) Perjalanan Menuju Pelanggan Selama diperjalanan teknisi harus berkonsentrasi dan menjaga kerapihan diri dan seragam kerja yang dipakai. 4) Bertemu dengan Pelanggan Teknisi wajib memberi senyum dan mengucapkan salam kepada pelanggan, lalu memperkenalkan identitas diri teknisi dan menanyakan/menkonfirmasi kembali mengenai jadwal kunjungan kerja. Teknisi wajib menunjukan copy SKK/service agreement dan memperkenalkan alat dan prosedur kerja dengan singkat. Teknisi wajib mendengarkan instruksi, pesan dan keluhan pelanggan dan mencatatnya kedalam kolom layanan instruksi khusus pada service ticket. 5) Treatment Teknisi melakukan inspeksi setelah mendapat ijin dari pelanggan dan memastikan kondisi sudah aman untuk dilakukan treatment. Treatment harus sesuai dengan SOP yang berlaku. 6) Selesai Treatment Setelah treatment selesai dilakukan, teknisi melakukan pengisian service ticket sesuai dengan treatment. Hasil treatment dijelaskan kepada pelanggan sesuai dengan service ticket. Teknisi menanyakan kepada pelanggan bilamana ada yang tidak sesuai atau kurang puas terhadap treatment yang sudah dilakukan, bila ada harus dituntaskan. Kemudian berikan senyum dan ucapkan salam untuk berpamitan. 30 7) Perjalanan ke Pelanggan Selanjutnya Teknisi melakukan tahapan-tahapan nomor 3 sampai dengan 6 dan beristirahat pada waktunya. 8) Tiba di Kantor Peralatan disimpan di gudang yang sesuai dengan tempatnya dan diperiksa agar jangan sampai ada alat atau bahan yang tertinggal didalam kendaraan. Peralatan dan kendaraan dibersihkan seperti semula demi kenyamanan. Memeriksa kembali kerapihan diri dan seragam. 9) Masuk ke Ruangan Kantor Teknisi mengucapkan salam dan senyum ketika masuk kedalam ruangan, melaporkan kepada supervisor Technisi Daily Report (TDR), service ticket, permasalahan dan temuan di tempat pelanggan atau di perjalanan dan juga pengeluaran operasional. Melakuakan pengajuan operasional dan bahan kimia untuk treatment esok hari dan malam hari (bila ada). 10) Meninggalkan Kantor Mengucapkan salam dan pamitan kepada rekan-rekan kerja lain yang masih ada. b. Sales Department Melaksanakan penjualan atas jasa Pest Controlsesuai dengan standart dan target perusahaan. Sales department dipimpin oleh Branch Manager atau Sales Manager/Supervisor dengan membawahi Pest dan Termite Consultant. c. Finance Department sBertanggung jawab atas arus uang keluar dan masuk, termasuk penagihan dan administrasi laporan keuangan cabang sesuai standart perusahaan. Finance department dipimpin oleh Finance Administrator dengan membawahi Collector dan Office Boy. 4.2. ManajemenPiutang PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) Pengelolaan piutang yang dilakukan oleh PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) adalah melakukan perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian piutang yaitu dengan melakukan pencatatan seluruh pekerjaan yang telah dilakukan kedalam Form Database Penagihan yang 31 disebut data master. Dalam data master berisikan data dan syarat-syarat penagihan untuk mempermudah proses penagihan yaitu terdapat tanggal pekerjaan, nomor service ticket, nama konsumen, jumlah pekerjaan, tipe pekerjaan, nomor invoice, jumlah dan tanggal pembayaran (Lampiran 1). Penginputan pekerjaan ke dalam data master dilakukan setiap hari setelah adanya pekerjaan yang dilakukan oleh teknisi. Data pekerjaan yang diinput berasal dari form service ticket yaitu sebuah bukti pekerjaan dan pembayaran yang dilaksanakan apabila konsumen membayar secara tunai. Form service ticket terdiri dari 4 (empat) rangkap yaitu putih untuk perusahaan jika belum dilakukan pembayaran, merah untuk konsumen, biru untuk head office dan kuning untuk filling departement service (Lampiran 2). Pencatatan piutang kedalam data master tersebut mempermudah dalam hal perencanaan, yaitu dapat dilihat berapa besar jumlah piutang yang dapat ditagih serta yang telah dilakukan pembayaran. Selain mempermudah dalam perencanaan penagihan, data master dapat digunakan dalam melakukan pengorganisasian penagihan dengan mengelompokkan pelanggan kedalam kriteria penggunaan jasa yaitu pelanggan Pest Control dan Termite Control berdasarkan kebiasaan pembayaran secara tunai atau transfer. Dari data master pun dapat dilihat bagaimana pengendalian penagihan berdasarkan jangka waktu pembayaran yang ditetapkan sesuai kontrak dan pelaksanaan pembayaran apakah sudah sesuai atau belum. Dalam hal penilaian piutang, perusahaan menggunakan metode secara langsung dengan melakukan estimasi atas jumlah piutang yang dapat ditagih. Estimasi tersebut sesuai dengan jumlah kontrak pekerjaan yang telah dilakukan pengendalian oleh bagian service bukan berdasarkan pengakuan penjualan sebagai contoh walaupun untuk penjualan Pest Control dalam kontrak bernilai Rp. 2.400.000,- tetapi yang diakui dalam pencatatan piutang Pest Control sebesar Rp. 200.000,- karena pekerjaan dilakukan setiap bulan dalam masa kontrak 12 bulan. Oleh karena itu piutang perusahaan harus dilakukan penagihan secara berkala sesuai dengan kesepakatan yang mengacu pada kontrak. Apabila piutang tidak dapat ditagihkan atau piutang bermasalah dapat dilakukan alternative penghapusan piutang sesuai dengan pembudgetan pada awal tahun untuk dana 32 penghapusan piutang. Pembudgetan dana untuk penghapusan piutang oleh Branch Manager diajukan kepada Regional Manager pada rapat kerja awal tahun yang dialokasikan untuk penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih. Untuk pengajuan penghapusan piutang diperlukan syarat-syarat secara legal berupa kontrak kerja, bukti pekerjaan, riwayat pembayaran, dan pernyataan dari konsumen mengenai jumlah piutang yang diajukan ke Head Office untuk diproses oleh bagian keuangan. Akan tetapi untuk Terminix Residential Cabang Bogor belum pernah melakukan alternatife penghapusan piutang untuk mengurangi jumlah piutang yang tidak dapat ditagih karena dalam prosesnya membutuhkan waktu yang lama dan persyaratan kelegalan data lengkap yang dimiliki belum memenuhi syarat serta jumlah penghapusan piutang akan meningkatkan biaya perusahaan. 4.2.1. Proses Terjadinya Piutang pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) Pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) piutang terjadi karena adanya pemberian jasa baik Pest Control ataupun Termite Control terlebih dahulu, kemudian untuk pembayaran dari konsumen pada saat jatuh tempo yang dalam hal ini dilakukan beberapa tahap sesuai dengan kontrak pekerjaan (Lampiran 3). Tujuan perusahaan memberikan kredit pada konsumen adalah untuk mencari keuntungan, mempermudah penjualan, dan membantu atau memberikan benefit kepada pelanggan dalam hal kenyamanan hunian ataupun masalah pembayaran. Jasa yang diberikan kepada konsumen berasal dari lead yang diterima oleh sales yang kemudian dilakukan inspection atau survey kelapangan untuk mengetahui berapa penawaran harga yang akan diberikan dan mengidentifikasi jenis hama serta cara penanganan yang akan dilakukan agar efektif dan efisien. Setelah dilakukan inspection, sales memberikan proposal penawaran harga hingga terjadi kesepakatan penjualan berupa kontrak pekerjaan. Kemudian setelah ada kesepakatan kedua belah pihak antara konsumen dan perusahaan dilanjutkan dengan penjadwalan pekerjaan. Untuk pekerjaan Pest Control biasanya dilakukan pembayaran setelah dilakukan treatment maksimal 7 hari. Dan untuk pekerjaan Termite Control biasanya pembayaran dilakukan dalam 2 tahap sampai 4 tahap 33 pembayaran sesuai nilai kontrak. Pekerjaan yang telah dilakukan tersebut dibuat Invoice tagihan yang dikeluarkan kepada costumer atas pekerjaan yang sudah dilakukan pekerjaan.Invoice di buat sesuai jumlah tagihan yang formatnya sudah ada dalam sistem aplikasi Enterprise Resource Planning(ERP). Sebelum pembayaran diterima oleh perusahaan, maka transaksi tersebut dicatat dalam piutang. 4.2.2. Kebijakan Pemberian Piutang Bagi setiap perusahaan piutang usaha memiliki kontribusi dalam kemajuan perusahaan. Bagi PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) pemberian kredit untuk pembayaran jasa yang diberikan kepada konsumen tentunya sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu antara konsumen dan perusahaan. Pada Sales Agreement atau kontrak kesepakatan terdapat ketentuan-ketentuan selama masa kontrak, di mana ketentuan tersebut harus dipenuhi oleh masing-masing pihak. Ketentuan tersebut dibuat untuk meminimalisasi terjadinya resiko piutang tak tertagih oleh perusahaan. Pemberian piutang biasanya sesuai dengan kontrak yang disepakati yaitu nilai piutang yang diberikan kepada konsumen berasal dari nilai kontrak sesuai dengan luas bangunan hunian konsumen dan sesuai dengan teknis pekerjaan yang dilakukan. Untuk tempo pembayaran biasanya dilakukan sesuai dengan jenis jasa pengendalian yang dikerjakan dan kesepakatan konsumen dengan perusahaan. Jatuh tempo pembayaran Pest Control dilakukan per bulan setelah pekerjaan, yang biasanya diberikan jangka waktu pembayaran selama 3 sampai 7 hari. Sedangkan jatuh tempo pembayaran jasa pengendalian Termite Control biasanya dilakukan beberapa tahap. Ada beberapa tahap pembayaran, yaitu 50% tahap 1 setelah pekerjaan dan 50% tahap 2 pada bulan berikutnya dari nilai kontrak, dan ada pula 50% tahap 1 setelah pekerjaan, 25% tahap 2 bulan kedua, dan 25% tahap 3 pada bulan ketiga. Dalam penerapan termin pembayaran pada awalnya bisa sampai 6 tahap pembayaran dan hasilnya kurang efektif, karena piutang perusahaan semakin meningkat. Untuk meminimalisasi peningkatan piutang, termin pembayaran yang diterapkan saat ini lebih dominan pada pembayaran 2 tahap yang diharapkan dapat mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang. Namun 34 ada pula yang pada kesepakatannya pembayaran dilakukan setelah kontrak selesai, dan hal ini bisanya kontraknya pendek hanya 12 bulan. Untuk konsumen yang melakukan pembayaran secara tunai dan seluruhnya, baik sebelum pekerjaan maupun setelah pekerjaan biasanya diberikan potongan khusus sebesar 5% dari total kontrak jasa pengendalian ataupun pilihan lainnya berupa bonus 1 kali pekerjaan. Dengan demikian diharapkan agar cara tersebut dapat menarik konsumen agar membayar tepat waktu bahkan membayar seluruhnya. Perusahaan selalu menjalin hubungan baik dengan konsumen agar tercipta suasana kekeluargaan serta referral atau referensi pelanggan baru dari pelanggan lama untuk menambah konsumen. 4.2.3. Kebijakan Penagihan Piutang Penagihan piutang pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) dilakukan oleh Departement Finance yaitu Staff Finance Admin atau Accout Receivable Admin (AR) yang bertugas dan bertanggung jawab dalam penerbitan Invoice, penerbitan faktur pajak dan penagihan pembayaran yang disebut dengan Collection atau piutang dicabang. Penagihan yang dilakukan melalui telepon, sms, email, surat ataupun dengan mendatangani langsung ke tempat konsumen jika diperlukan. Hal yang harus dilakukan dalam melakukan penagihan atau pengendalian piutang adalah kesepakatan pada saat terjadinya penjualan. Pada saat penandatanganan kontrak, telah terjadi suatu kesepakatan antara kedua belah pihak termasuk termin pembayaran atas penyerahan barang atau jasa yang telah diberikan. Kesepakatan baku antara perusahaan dan pelanggan dalam hal termin pembayaran diberikan wewenangnya kepada Consultant, Consultant Coordianator dan Branch Manager. Untuk Consultant memiliki kewenangan tempo pembayaran selama 14 hari sejak diterbitkannya Invoice, Consultant Coordianator berwenang memberikan tempo pembayaran selama 30 hari sejak diterbitkannya Invoice dan untuk Branch Manager selama 45 hari sejak diterbitkannya Invoice. Dalam pemberian kredit, faktor resiko atau hal yang dapat mengakibatkan kerugian harus dipertimbangkan untuk memperkecil risiko atas kredit yang telah diberikan kepada konsumen. Untuk meminimalisasi hal tersebut perusahaan harus mempunyai batas kredit atau toleransi piutang. Batas waktu pemberian kredit atau 35 piutang harus terkendali dan akan menimbulkan permasalahan bila persentase piutang cukup besar dan dengan jangka waktu yang lama ataupun sampai tidak tertagih. Toleransi atau batas kredit adalah 3 kali jangka waktu berdasarkan kesepakatan, artinya jika pelanggan belum melakukan kewajibannya sebanyak 3 periode penagiahan dikategorikan sebagai piutang bermasalah sehingga Branch Manager diharuskan melakukan pemberhentian pekerjaan dan memberikan surat tertulis atas pemberhentian dimaksud sampai dengan konsumen merealisasikan pembayaran. Perusahaan tidak menggunakan jasa Debt Collector untuk penagihan piutang bermasalah tetapi diproses secara hukum sesuai dengan kesepakatan yang yang telah disetujui. Untuk piutang yang bermasalah secara periode tertentu dilakukan pengiriman surat pernyataan/konfirmasi piutang kepada pelanggan. Surat pernyataan ini merupakan pengendalian piutang secara internal sehingga dapat diketahui tanggapan dari konsumen. Setelah tempo waktu 7 (tujuh) hari kerja, apabila konsumen memberikan tanggapan atau tidak atas surat pernyataan yang telah dikirim, maka Finance Admin melakukan pengiriman surat penagihan 1 kepada konsumen tersebut dengan batas waktu 7 hari kerja untuk melakukan pembayaran dan dilanjutkan surat penagihan ke 2 jika pembayaran belum terealisasi. Jika surat penagihan 2 masih belum mendapat tanggapan untuk melakukan kewajiban pembayaran, maka dikirim kembali surat penagihan ke 3 dan sekaligus piutang bermasalah tersebut dialihkan ke Head Office. Oleh Head Office akan diberikan surat penagihan terakhir dan akan melewati jalur hukum jika konsumen masih tidak mau melakukan kewajibannya. Dan apabila konsumen memberikan tanggapan atas surat yang ditujukan, maka proses yang dilakukan adalah negosiasi dan kesepakatan antara perusahaan dengan konsumen. Metode pembayaran yang diprioritaskan perusahaan adalah dengan melakukan pembayaran secara transfer bank, karena metode ini memberikan kemudahan kepada konsumen untuk tidak menyiapkan dana secara tunai kepada teknisi. Selain dengan transfer bank, perusahaan meyediakan alternatife pembayaran yaitu melaui cek atau giro, Cash On Treatmentatau pembayaran secara tunai oleh konsumen kepada teknisi saat dilakukan pekerjaan, Cash By Sales Consultantyaitu pembayaran yang diterima oleh Sales Consultant yang 36 umumnya merupakan pembayaran uang muka dari pekerjaan yang dilakukan, Credit Card atau Debet Card adalah dengan menggunakan fasilitas perbankan, dan Virtual Account untuk mempermudah proses identifikasi pembayaran dari konsumen yang ditujukan ke nomor rekening CollectionPT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential). Pada perusahaan dilakukan penagihan secara aktif dengan mengharapkan piutang yang berada di luar dapat tertagih dan tidak menumpuk karena kurang tegasnya dalam sistem penagihan. 4.2.4. Pemantauan Posisi Piutang Perusahaan Pemantauan posisi piutang yang dilakukan perusahaan dengan cara melakukan pengendalian piutang secara berkesinambungan yaitu melakukan pengawasan sisa piutang pada saat tertentu untuk tiap konsumen dengan melihat aging AR report yang dibuat setiap periode tertentu untuk mengetahui konsumen yang telah jatuh tempo pembayaran beserta sisa kewajibannya (Lampiran 4). Setelah itu riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap konsumen perlu dikelola secara tepat beserta mutasi collection untuk meminimalisir terjadinya perbedaan pembayaran antara pencatatan perusahaan dengan konsumen. Selain dari kedua hal tersebut perusahaan melakukan pemantauan pada umur piutang untuk setiap konsumen pada saat tertentu. Dengan demikian, apabila pemantauan posisi piutang tidak dilakukan dengan baik maka dapat beresiko piutang yang menumpuk dan berakibat pada kerugian karena piutang yang tidak tertagih. 4.3. Pengelolaan Piutang yang dijalankan PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) Apabila dibandingkan dengan Standar Pengelolaan Piutang Untuk melakukan analisis pengelolaan piutang, perusahaan menggunakan analisis 5K, analisis rasio keuangan, analisis vertikal, analisis horizontal dan analisis umur piutang. Analisis kinerja keuangan dilakukan untuk melihat perkembangan piutang usaha yang diberikan kepada konsumen serta untuk mengetahui dan menilai kinerja dalam pengelolaan piutang. 4.3.1. Analisis Kinerja Kebijakan Pemberian Kredit Analisis kinerja untuk pemberian kredit pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) adalah dengan menggunakan 37 analisis 5K yaitu karakter, kapasitas, kapital,kolateral, dan kondisi. Akan tetapi dari ke 5 hal tersebut yang sangat diperhatikan perusahaan yaitu kapasitas atau kemampuan konsumen dalam membayar hutangnya. Konsumen diharapkan memiliki bonafiditas, kredibilitas, dan integritas yang baik. Untuk konsumen hunian pada dasarnya merupakan perorangan, serta konsumen mempunyai kemampuan keuangan yang diandalkan untuk membayar segala transaksi penjualan dengan perusahaan. Akan tetapi analisis 5K ini pada praktiknya perusahaan tidak menerapkan secara detail karena adanya keterbatasan untuk sumber daya manusia atau karyawan cabang yang berjumlah 16 orang, sehingga tidak ada tim yang khusus untuk mengolah pemberian kredit, untuk saat ini hal yang berkaitan dengan penjualan atau pemberian kredit dikelola oleh tim sales sehingga langsung dianalisis oleh consultant kelayakan konsumennya. Tetapi hal ini sangat penting karena kesepakatan yang disetujui kurang mengikat karena jasa pengendalian yang diberikan perusahaan sudah dilakukan dan tidak dapat dikembalikan seperti perusahaan pembiayaan apabila terjadi kredit macet dapat ditarik agunan atau barang yang dibiayakan. 4.3.2. Analisis Kinerja Pemantauan Posisi Piutang Analisis yang digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam hal pemantauan posis piutang adalah dengan menganalisis secara vertikal dan horizontal. a. Analisis Vertikal Analisis vertikal ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi pada setiap pos dalam laporan laba rugi terhadap pos dasar. Selain itu analisis vertikal digunakan untuk membandingkan masing-masing pos dalam periode berjalan dengan jumlah total pada laporan yang sama dapat bermanfaat untuk menyoroti hubungan yang signifikan dalam laporan keuangan. Analisis vertikal yang dibandingkan adalah laporan keuangna laba rugi tahun 2009 sampai tahun 2012 (Lampiran 5). Dalam analisis vertikal terhadap laba rugi masing-masing pos dinyatakan sebagai persen dari total pendapatan atau penghasilan perusahaan. Adapun analisis vertikal untuk laporan laba rugi disajikan pada Tabel 2. 38 Tabel 2. Analisis Vertikal Laba Rugi Tahun 2009-2012 Keterangan Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Usaha Beban Penyusutan Laba Setelah Penyusutan Biaya Umum dan Administratif Laba Bersih Usaha Tahun 2009 100.00% 36.30% 63.70% 2.11% 61.59% 25.97% 2010 100.00% 36.14% 63.86% 2.06% 61.79% 25.65% 2011 100.00% 39.67% 60.33% 2.37% 57.96% 29.35% 2012 100.00% 36.65% 63.35% 1.57% 61.79% 27.54% 35.62% 36.14% 28.61% 34.24% Ratarata 100.00% 37.19% 62.81% 2.03% 60.78% 27.13% 33.65% Sumber: Data PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential (2012) Dari Tabel 2. Dapat diketahui pos penjualan bersih perusahaan tidak terlalu mengalami perubahan yang fluktuatif. Harga pokok sebesar 36,30 persen pada tahun 2009 menyatakan bahwa 36,30 persen penjualan tahun 2009 yang terserap dalam harga pokok penjualan dan perlakuan yang sama untuk tahun 2010 sampai 2012. Selain itu dari laporan laba rugi perusahaan juga dapat diketahui pada tahun 2010 lebih banyak melakukan pekerjaan yang menyebabkan kenaikan pada laba bersih usaha sebesar 36.14 persen. Pada pos biaya pada tahun 2011 terjadi peningkatan persentase karena adanya pemutahiran aktiva yang dapat meningkatkan kebutuhan biaya yang tinggi. b. Analisis Horizontal Dengan menggunakan analisis horizontal perusahaan dapat mengetahui perubahan pos yang sama pada tahun sebelumnya apakah terjadi perubahan yang signifikan, analisis horizontal yang dibandingkan adalah laporan keuangna laba rugi tahun 2009 sampai tahun 2012 (Lampiran 5). Adapun analisis horizontal laba rugi perusahaan disajikan pada Tabel 3. berikut ini. 39 Tabel 3. Analisis Horizontal Laba Rugi Tahun 2009-2012 Keterangan Tahun Ratarata 2009 2010 2011 2012 Penjualan 100.00% 177.27% 24.20% 112.43% 103.47% Harga Pokok Penjualan 100.00% 176.52% 26.56% 103.87% 101.74% Laba Usaha 100.00% 177.69% 22.86% 118.05% 104.65% Beban Penyusutan 100.00% 172.85% 27.82% Laba Setelah Penyusutan 100.00% 177.86% 22.70% 119.84% 105.10% Biaya Umum dan Administratif Laba Bersih Usaha 100.00% 175.11% 27.68% 105.52% 102.08% 100.00% 179.86% 19.16% 134.54% 108.39% 74.26% 93.73% Sumber: Data PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential (2012) Dari tabel 3. diketahui pos penjualan dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan yang signifikan yaitu dari 177.27 persen menjadi 24.20 persen, hal ini terjadi karena adanya pembagian jenis pengendalian yang pada awalnya antara komersil dan hunian digabung menjadi terpisah agar lebih fokus dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, sehingga dalam hal perhitungannya penjualan 2010 lebih tinggi dibandingkan dengan 2011. Akan tetapi pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang sangat baik dari 24,20 persen menjadi 112,43 persen, karena pada tahun 2012 cabang bogor residential sudah stabil. Selain adanya perubahan jenis pengendalian komersil dan hunian, terjadi pula perubahan karyawan untuk tiap departmen, sehingga masa transisi ini berpengaruh untuk produktifitas cabang. Setelah masa perubahan tersebut pada tahun 2010 Laba bersih perusahaan mencapai puncaknya sebesar 179,86 persen dan untuk rata-rata laba bersih perusahaan dari tahun 2009 sampai tahun 2012 sebesar 108.39 persen. 4.3.3. Analisis Kinerja Kebijakan Penagihan Piutang Analisis yang dilakukan perusahaan dalam hal penagihan piutang untuk mengetahui kebijakan perusahaan dilakukan dengan rasio aktivitas. a. Rasio Perputaran piutang Analisis rasio aktivitas pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) adalah dengan menganalisis perputaran piutang 40 perusahaan. Dengan mengetahui rasio perputaran piutang, perusahaan dapat melihat efesiensinya dalam pengelolaan piutang. Perusahaan pusat atau Head Officememiliki cara tersendiri dalam mempercepat perputaran piutang agar dapat diterapkan di cabang, diantaranya: 1) Meningkatkan collection Untuk memperkecil perputaran piutang, secara otomatis nilai collection yang tertagih harus ditingkatkan dengan mempercepat penagihan. Karena setiap piutang memiliki jatuh tempo yang berbeda maka diperlukan penjadwalan penagihan yang konsisten sehingga tidak terjadi keterlambatan yang mempengaruhi saldo piutang yang tinggi. 2) Mempercepat proses invoicing Salah satu penyebab yang mempengaruhi tingginya perputaran piutang, pada sistem pencatatan perusahan adalah nilai unbill yang merupakan sejumlah pekerjaan atau penyerahan jasa pengendalian yang belum dilakukan invoicing maupun penagihan. Unbill yang sangat mempengaruhi khususnya adalah pekerjaan yang memiliki periode tertentu dalam invoicing, oleh karena itu setiap pekerjaan yang sudah dilakukan secepatnya langsung dilakukan invoice untuk dapat diproses kelangkah berikutnya yaitu penagihan collection. 3) Melakukan fungsi kredit Hal yang perlu dilakukan selain meningkatkan collection dan mempercepat invoicing adalah dengan melakukan fungsi kredit, yaitu dengan cara menginformasikan kepada branch manager bahwa konsumen tertentu sudah tidak layak lagi dikerjakan pengendalian hamanya, karena jika pekerjaan dilakukan terus-menerus tanpa diikuti dengan pembayaran akan memperbesar saldo piutang dan akibatnya akan memperpanjang umur piutang pada perusahaan. Dengan adanya cara tersendiri diharapkan perputaran piutang perusahaan dapat terkumpul secara cepat. Adapun hasil perhitungan analisis perputaran piutang yang disajikan pada Tabel 4. 41 Tabel 4. Rasio Perputaran Piutang Tahun 2009-2012 Rasio Aktivitas Tahun 2009 Rasio Perputaran Piutang 2.99 2010 2.73 2011 3.85 2012 3.35 Sumber: Data PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential (2012) Dari Tabel 4. Dapat diketahui bahwa angka rasio perputaran piutang PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 0,26 kali bila dibandingkan tahun 2009, sedangkan dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 1,12 kali yang artinya perputaran piutang perusahaan semakin lambat sebanyak 1,12 kali dari sebelumnya. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan rasio perputaran piutang yang cukup tinggi karena terjadi pengalihan konsumen Cabang Bogor yang berada diwilayah Cibubur ke Cabang Pulo Mas. Perubahan wilayah ini dilakukan untuk mempermudah pekerjaan pengendalian serta agar perusahaan lebih dekat dengan konsumen. Selain itu masih terdapat data konsumen Cibubur yang tercatat pada Cabang Bogor yang menimbulkan data untuk penjualan masih tinggi sedangkan data untuk piutang berkurang atau menurun dari sebelumnya. Pada tahun 2012 posisi perputaran piutang mengalami penurunan sebanyak 0,46 dari tahun sebelumnya. Apabila rasio piutang besar maka perusahaan mengalami kesulitan penagihan piutang. Rasio perputaran piutang yang paling kecil yaitu pada tahun 2010 dibandingkan tahun sebelum dan setelahnya, hal ini dapat menunjukan bahwa proses penagihan makin buruk jika angka rasio perputaran piutang semankin meningkat. Tetapi tahun 2012 sudah mulai menurun dibanding tahun 2011 yang artinya pada tahun 2012 mengalami perbaikan penagihan. Untuk lebih jelasnya dalam penggambaran rasio perputaran piutang dapat dilihat pada Gambar 4. 42 Rasio Perputaran Piutang 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 Rasio Perputaran Piutang 1.50 1.00 0.50 0.00 2009 2010 2011 2012 Gambar 4. Rasio Perputaran Piutang Tahun 2009-2012 Dari Gambar 4. Rasio Perputaran Piutang Tahun 2009-2012, data rasio perputaran piutang tersebut dapat disimpulkan bahwa cara atau standar yang dibuat oleh head office dalam hal mempercepat perputaran piutang belum bisa dilakukan dengan maksimal oleh Terminix Residential Cabang Bogor karena pada tiap tahunnya masih mengalami peningkatan perputaran piutang. b. Rasio Penagihan Selain dengan analisis rasio perputaran piutang rasio aktivitas dapat pula dilihat dari analisis periode penagihan rata-rata, dengan analisis ini perusahaan dapat mengetahui seberapa efisiensinya pengelolaan piutang dan menunjukan berapa lama secara rata-rata perusahaan membutuhkan waktu dalam proses penagihan piutangnnya. Adapun hasil perhitungan rasio penagihan rata-rata pada Tabel 5. berikut. Tabel 5. Rasio Penagihan Rata-rata Tahun 2009-2012 (Dalam Hari) Rasio Aktivitas Rasio Penagihan Rata-rata Tahun 2009 2010 2011 2012 120 132 94 107 Sumber: Data PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential (2012) Berdasarkan Tabel 5. Rasio Penagihan Rata-rata Tahun 2009-2012,angka rasio penagihan pada tahun 2009menunjukan bahwa perusahaan membutuhkan waktu sebanyak 120 hari, tahun 2010 angka rasio penagihan meningkat sebesar 12 43 hari dan artinya pada tahun 2010 perusahaan membutuhkan waktu lebih lama dalam mengumpulkan piutangnya. Pada tahun 2011 angka rasio kembali menurun sebanyak 38 hari dan untuk tahun 2012 angka rasio penagihan perusahan kembali meningkat sebesar 14 hari. Pada tahun 2011 terjadi penurunan hari pada rasio penagihan perusahaan, karena adanya pengalihan wilayah cibubur dari Cabang Bogor ke cabang Pulo Mas yang berdampak pada nilai piutang yang berkurang dan nilai penjualan yang masih tetap. Dalam angka rasio penagihan perusahaan memiliki kebijakan penagihan selama 90 hari setelah invoice diterima. Untuk lebih jelasnya dalam penggambaran rasio penagihan piutang dapat dilihat pada Gambar 5. Rasio Penagihan Rata-rata 140 120 100 80 Rasio Penagihan Rata-rata 60 40 20 0 2009 2010 2011 2012 Gambar 5.Rasio Penagihan Rata-rata Tahun 2009-2012 Dari Gambar 5. Rasio Penagihan Rata-rata Tahun 2009-2012 menunjukan bahwa data rasio penagihan rata-rata yang diperoleh dapat diketahui bahwa pembayaran piutang pelanggan sangat lambat, jika dibandingkan dengan batas waktu yang diberikan selam 90 hari, karena selama 4 tahun ini belum mencapai standar yang ditentukan Head Office. c. Analisis Umur Piutang Analisis umur piutang dapat dilakukan untuk melakukan pemantauan piutang yang menunjukan berapa lama sebuah piutang usaha beredar, selain itu untuk mengetahui jumlah piutang yang akan jatuh tempo dan sudah lewat jatuh tempo. Oleh karena itu dilakukan analisis untuk beberapa konsumen yang secara 44 regular melakukan transaksi dengan perusahaan yaitu berdasarkan jenis pengendalian yang digunakan dan konsumen tetap (Lampiran 6). Konsumen Pest ControlReguler salah satu konsumen tetap yang memiliki kontrak selama 1 tahun yang kemudian di renewal untuk tahun berikutnya. Dalam pekerjaan pengendalian selalu dilakukan dengan rutin pada tanggal tertentu dan pembayaran dilakukan secara tunai melalui teknisi setelah dilakukan pekerjaan. Sesuai dengan kesepakatan pekerjaan sebelumnya pembayaran dapat dilakukan pada bulan berjalan. Akan tetapi konsumen tersebut membayar kewajibannya sebelum waktu jatuh tempo. Biasanya walaupun tidak membayar secara tunai pada saat dilakukan pekerjaan, konsumen melakukan pembayaran dihari berikutnya melalui transfer bank. Hal ini terjadi karena konsumen atau pemilik rumah tidak sedang di tempat pada saat dilakukan pekerjaan yang diwakili oleh orang kepercayaan konsumen. Adapun konsumen pest control reguler yang melakukan pembayaran selama beberapa pekerjaan yang belum melakukan kewajiban pembayarannya. Dalam 1 kali transaksi perusahaan menginformasikan jumlah tagihan baik melalui telepon ataupun sms. Apabila masih belum melakukan kewajibannya perusahaan mengirim invoice dan surat tagihan. Pembayaran yang dilakukan konsumen tersebut biasanya selama 14 hari dari diterimanya invoice yang seharusnya dilakukan paling lambat 7 hari. Kemudian konsumen Pest Control yang melakukan pembayaran secara bertahap. Konsumen tersebut merupakan konsumen tetap yang biasanya melakukan pembayaran secara bertahap untuk beberapa bulan berikutnya. Pada saat kontrak disepakati pembayaran untuk pekerjaan selama 1 tahun dengan pembayaran 2 tahap yaitu 6 bulan sebelum pekerjaan. Untuk pembayaran dilakukan selama 30 hari paling lambat setelah pekerjaan pertama. Tetapi pembayaran yang dilakukan sudah sesuai dengan waktu jatuh tempo. Konsumen Termite Control merupakan konsumen yang melakukan kontrak dengan perusahaan selama beberapa tahun. Pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai dengan kontrak pembayaran, tahap 1 sebesar 50% dari total kontrak dan 50% pada bulan berikutnya. Konsumen pda pembayaran pertama dilakukan sesuai tanggal jatuh tempo tetapi untuk pembayaran berikutnya tidak 45 dilakukan pembayaran dengan alasan kurang puas atas pelayanan. Untuk penagihannya sudah dilakukan sesuai dengan prosedur perusahaan. Sesuai dengan kesepakatan antara konsumen dan perusahaan akan dilakukan monitoring atau pemantauan pekerjaan selama beberapa waktu tertentu yang biasanya dilakukan selama 6 (enam) bulan sekali. Padahal sesuai kontrak apabila ada masih ada indikasi hama konsumen diharuskan memberikan informasi kepihak perusahaan agar segera ditanggulangi dan lebih efektif dalam pekerjaan. Untuk masalah pembayaran pun sangat berhubungan dengan keefektifan dan kerjasama dengan konsumen. Jika terjadi hal seperti ini dapat menambah umur piutang apabila belum terselesaikan permasalahannya. d. Analisis Cash Conversion Cycle Dengan analisis cash conversion cycledapat mempercepat penagihan kas dari penjualan, meningkatkan perputaran persediaan, dan mengurangi pembelanjaan dengan kas sehingga dapat meminalisir modal kerja perusahaan. Tabel 6. Analisis Cash Conversion Cycle Tahun 2009-2012 Keterangan Tahun DSO (days of sales outsanding) DSI (Days of Sales in Inventory) DPO (Days of Payable Outsanding) Cash Conversion Cycle Ratarata 2009 2010 2011 2012 120.37 131.86 93.61 107.43 113.32 110.78 82.40 120.52 130.03 110.93 187.89 181.80 204.16 180.67 188.63 43.27 32.46 9.97 56.79 35.62 Sumber: Data PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor Residential (2012) Berdasarkan Tabel.6 Analisis Cash Conversion Cycle, menunjukan nilai rata-rata DSO, DSI, dan DPO dari tahun 2009 sampai tahun 2012 masing-masing sebesar 113.32; 110.93;188.63 serta didapat angka cash conversion cyclesebesar 35.62. untuk nilai rata-rata tiap tahunnya. Angka DSO sebesar 113.32 hari menunjukkan bahwa masih cukup lama dalam mengumpulkan piutang perusahaan. Yang seharusnya perusahaan sudah mengumpulkan piutang dalam waktu maksimal 90 hari. Pada dasarnya tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 93.61 hari tetapi di tahun 2012 angka DSO naik sebesar 13.82 hari yang 46 disebabkan karena adanya pergantian petugas piutang, sehingga proses penagihan menjadi tidak stabil. 4.3.4 Keefektifan Pengeloalan Manajemen Piutang Keefektifan pengelolaan manajemen piutang, dapat dinilai dari kebijakan pemberian kredit, kebijakan penagihan dan pemantauan piutang. a. Kebijakan Pemberian Kredit Dalam pemberian kredit perusahaan tidak menerapkan analisis 5K secara detail, dan hal ini membuat perusahaan kurang selektif dalam memutuskan penjualan yang dikhawatirkan membuat perusahaan tidak sadar apabila menerima konsumen yang tidak sanggup membayar dan membuat proses penagihan terhambat. Yang dapat meningkatkan jumlah piutang yang tidak dapat ditagih membengkak. Perusahaan memberikan toleransi batasan waktu kepada konsumen dalam melakukan pembayaran maksimal 90 hari, akan tetapi pada kenyataannya piutang baru terkumpul setelah beberapa bulan kemudian dari waktu jatuh tempo yang artinya dalam kebijakan pemberian kredit perusahaan adalah kurang baik. b. Kebijakan Penagihan Kebijakan penagihan piutang dapat dilihat dari nilai rasio aktivitas yang menunjukan bahwa penagihan yang dilakukan merupakan kegiatan yang cukup sulit, karena dari rasio aktivitas angka yang dihasilkan belum memenuhi standar yang diberikan perusahaan, sehingga piutang menjadi semakin menumpuk dan berakibat negatife untuk perusahaan dalam pencapaian profit.Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah tidak adanya sanksi dalam keterlambatan pembayaran atau syarat yang diberikan kepada konsumen kurang atau tidak mengikat.Dari hal tersebut dapat dilihat berarti kebijakan penagihan perusahaan kurang baik. c. Pemantauan Posisi Piutang Dalam pemantauan piutang perusahaan dapat dilihat dari analisis umur piutang yang masih terdapat konsumen yang belum melakukan pembayarannya dengan alasan tidak puas atas pelayanan.Selain itu waktu pembayaran ada yang melebihi jatuh tempo kontrak yang menunjukan bahwa perusahaan terlalu longgar dalam memberikan toleransi pembayaran, sehingga terkadang konsumen sengaja menunda pembayaran.Hal ini dapat menimbulkan kerugian bagi 47 perusahaan.Artinya perusahaan masih harus melakukan perbaikan dalam kegiatan pemantauan piutang. 4.4. Implikasi Manajerial Manajemen piutang yang baik sangat dibutuhkan dalam pencapaian profit perusahaan. Perencanaan strategis harus dibuat dalam lingkup perencanaan secara menyeluruh dan strategis dalam setiap kinerja. Perencanaan manajemen piutang yang baik mencakup kebijakan pemberian kredit, kebijakan penagihan, dan kebijakan pemantauan posisi piutang yang dapat membantu mencapai keuntungan perusahaan terutama PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential). Upaya yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kebijakan pemberian kredit adalah dengan secara selektif dalam pemberian kredit atau perlu penekanan kontrak kerja pada saat terjadinya kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal kebijakan penagihan diperlukan peraturan yang mengikat agar kedua belah pihak sadar akan hak dan kewajibannya. Sedangkan untuk pemantauan posisi piutang seharusnya dapat menggunakan program aplikasi yang efektif dan efisien agar secara administrasi dan target dapat tercapai. Selain itu untuk sumber daya manusia masih perlu ditambah untuk mempermudah pengadministrasian, penerimaan uang penagihan serta kunjungan kepada konsumen, yang dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu bagian lapangan dan administrasi penangihan.Untuk bagian lapangan perlu adanya Collector yang bertugas untuk penagihan ke rumah pelanggan sehingga pembagian pekerjaan dalam meningkatkan penagihan lebih fokus dan jelas apabila masih menggunakan sistem secara manual atau form database penagihan dengan Microsoft Exel. Dalam pengembangan karyawan tentunya bagian keuangan sangat diperlukan pelatihan yang konsisten dan berkesinambungan agar lebih efektif dan efisien dalam melakukan penagihan. Sehingga harapan pencapaian target dan laba perusahaan dapat maksimal. 48 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Pengelolaan manajemen piutang yang dijalankan pada PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) adalah: 1) Melakukan perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian piutang yaitu dengan melakukan pencatatan seluruh pekerjaan yang telah dilakukan kedalam Form Database Penagihan. 2) Dalam hal Kebijakan pemberian kredit untuk pembayaran jasa yang diberikan kepada konsumen tentunya sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu antara konsumen dan perusahaan. 3) Kebijakan penagihan yang dilakukan melalui telepon, sms, email, surat ataupun dengan mendatangani langsung ke tempat konsumen jika diperlukan. Kesepakatan baku antara perusahaan dan pelanggan dalam hal termin pembayaran diberikan wewenangnya kepada Consultant, Consultant Coordianator dan Branch Manager. Untuk Consultant memiliki kewenangan tempo pembayaran selama 14 hari sejak diterbitkannya Invoice, Consultant Coordianator berwenang memberikan tempo pembayaran selama 30 hari sejak diterbitkannya Invoice dan untuk Branch Manager selama 45 hari sejak diterbitkannya Invoice. 4) Pemantauan posisi piutang yang dilakukan perusahaan dengan cara melakukan pengendalian piutang secara berkesinambungan yaitu melakukan pengawasan sisa piutang pada saat tertentu untuk tiap konsumen dengan melihat aging AR report yang dibuat setiap periode tertentu. b. Melakukan kajian mengenai manajemen piutang yang dijalankan PT. Agricon Putra Citra Optima (Terminix Cabang Bogor Residential) apabila dibandingkan dengan standar pengelolaan piutang adalah sebagai berikut: 1) Dalam melakukan analisis pengelolaan piutang, perusahaan menggunakan analisis 5K, analisis rasio keuangan, analisis vertikal, 49 analisis horizontal dan analisis umur piutang. Analisis kinerja keuangan dilakukan untuk melihat perkembangan piutang usaha yang diberikan kepada konsumen serta untuk mengetahui dan menilai kinerja dalam pengelolaan piutang. 2) Dari data rasio perputaran piutang tersebut dapat disimpulkan bahwa cara atau standar yang dibuat oleh head office dalam hal mempercepat perputaran piutang belum bisa dilakukan dengan maksimal oleh Terminix Residential Cabang Bogor karena pada tiap tahunnya masih mengalami peningkatan perputaran piutang. 3) Dari data rasio penagihan rata-rata yang diperoleh dapat diketahui bahwa pembayaran piutang pelanggan sangat lambat, jika dibandingkan dengan batas waktu yang diberikan selam 90 hari, karena selama 4 tahun ini belum mencapai standar yang ditentukan Head Office. 2. Saran a. Perusahaan sebaiknya meningkatkan kebijakan pemberian kredit secara selektif atau perlu penekanan kontrak kerja pada saat terjadinya kesepakatan kedua belah pihak. b. Dalam hal kebijakan penagihan diperlukan peraturan yang mengikat agar kedua belah pihak sadar akan hak dan kewajibannya. c. Pemantauan posisi piutang seharusnya dapat menggunakan program aplikasi yang efektif dan efisien agar secara administrasi dan target dapat tercapai. d. Sumber daya manusia jika diperlukan ditambah untuk mempermudah pengadministrasian, penerimaan uang penagihan serta kunjungan kepada konsumen, yang dapat dibagi kedala dua bagian yaitu bagian lapangan dan administrasi penangihan apabila masih menggunakan sistem secara manual atau form database penagihan dengan Microsoft Exel. e. Adanya pelatihan yang berkesinambungan terutama untuk petugas keuangan. 50 DAFTAR PUSTAKA Cahyono. 2011. Mengelola Kartu Piutang. PT. Intan Sejati Kalten. Yogyakarta. Indrajit Wicaksana. Analisis Pengaruh Pengendalian Piutang Terhadap Efektivitas Arus Kas (Studi Kasus Pada PT. Z). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi 1, Kharisma Putra Utama. Jakarta. Keown, A.J. 2010. Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan, Edisi 10, Jilid 2. PT. Indeks. Jakarta. Marcus, C.S. 2012. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi 5, Jilid 5. PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta. Mardiyanto. 2009. Inti Sari Manajemen Keuangan Teori, Soal, dan Jawaban. PT. Grasindo, Anggota Ikapi. Jakarta. Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta. Nazir, 2009. Metode Penelitian, Cetakan Ketujuh. Ghalia Indonesia. Bogor. Neny Pebriani . 2010. Analisis Efektifitas Manajemen Piutang pada Perusahaan X Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Warren, C.S. 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Buku Satu, Salemba Empat. Jakarta. http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/08/18/perputaran-piutang-usaha/ 51 LAMPIRAN Lampiran 1. Form Database Tgihan (FormData Master) TERMINIX INTERNATIONAL INDONESIA - Bogor Rekap Bulan Service Tiket Dat Nomo e r Nomor Contract ERP Invoice Dat Nomo e r Custom er NPW P Type of Servic e 1 Valu e 2 VAT Out 3 Postag e 4 Adm fee 1 upto 4 Total PPh 23 PP N Postag e BMK T Financ e Charg e Other GA Received Dat Amou e nt Transfer ke Corporate Date Amount Res/ Co m 52 53 Lampiran 2. Sales Agreement (Kesepakatan Pekerjaan) 54 Lanjutan Lampiran 2. Sales Agreement (Kesepakatan Pekerjaan) 55 Lampiran 3. Form Aging Report 56 Lampiran 4. Laporan Laba Rugi Tahun 2009 -2010 PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor No. Perkiraan PosPos 40 PENGHASILAN 41.02 PENJUALAN BAHAN KIMIA 41.05 2009 2010 3,638,894,858 6,450,508,763 3,638,894,858 6,450,508,763 41.05.01 PENJUALAN JASA PENGENDALIAN HAMA PEST CONTROL 2,234,722,134 3,928,622,550 41.05.01.01 INITIAL SERVICE 53,042,559 93,890,286 41.05.01.02 REGULAR SERVICE 2,134,294,029 3,754,250,673 41.05.01.03 ONETIME 47,385,545 80,481,591 41.05.02 TERMITE CONTROL 1,204,421,907 2,157,030,507 41.05.02.01 CHEMICAL BARRIER SYSTEM 909,503,792 1,637,974,856 41.05.02.02 TERMITE BAITING SYSTEM 294,918,115 519,055,651 41.05.03 Jasa FUMIGASI 199,750,816 364,855,705 41.05.03 Jasa FUMIGASI 199,750,816 364,855,705 51 HARGA POKOK PENJUALAN 1,320,807,299 51.01 51.06.01.01 HARGA POKOK PENJUALAN PRODUK HARGA POKOK JASA PEMBASMI HAMA BIAYA BAHAN KIMIA JASA PEMBASMI HAMA Bahan Kimia PEST CONTROL 51.06.01.02 Bahan Kimia TERMITE 51.06.01.03 51.06.02 - 51.06 2,331,507,255 - 1,320,807,299 2,331,507,255 484,820,572 849,808,254 147,870,168 256,843,050 261,282,595 459,638,969 Bahan Kimia FUMIGASI 75,667,810 133,326,235 23,110,707 42,368,519 51.06.02.01 BIAYA BAHAN PEMBANTU JASA PEMBASMI HAMA BahanPembantu PEST CONTROL 8,139,537 15,161,849 51.06.02.02 BahanPembantu TERMITE 10,363,450 18,454,250 51.06.02.03 BahanPembantu FUMIGASI 4,607,720 8,752,420 51.06.03 BIAYA KARYAWAN 654,124,213 1,160,355,525 51.06.03.01 GAJI & UPAH 335,019,891 590,340,344 51.06.03.02 TUNJANGAN MAKAN 41,140,772 72,140,027 51.06.03.03 TUNJANGAN TRANSPORT 41,140,772 72,140,027 51.06.03.04 PENGEMBANGAN SDM 10,490,000 20,980,000 51.06.03.05 TUNJANGAN KHUSUS 26,600,000 46,500,000 51.06.03.06 TUNJANGAN LAIN 116,909,926 213,397,446 51.06.03.07 TUNJANGAN PPH 5,741,054 10,309,618 TUNJANGAN ASTEK 26,713,154 46,763,059 51.06.03.08 51.06.03.09 TUNJANGAN REGIONAL - - 51.06.03.10 OVERTIME 37,000,544 64,979,705 51.06.03.11 BIAYA KARYAWAN LAIN 13,368,100 22,805,300 51.06.04 138,140,707 243,180,757 51.06.04.01 BIAYA KENDARAAN SERVICE DEPT BBM 89,706,913 156,590,157 51.06.04.02 TOL, PARKIR & TRANSPORT 12,757,500 22,460,000 51.06.04.03 SERVICE, SPARE PARTS & BAN 22,927,662 39,214,684 51.06.04.04 STNK / MUTASI 4,671,500 9,123,000 51.06.04.05 SEWA KENDARAAN 6,175,000 12,200,000 51.06.04.06 BUNGA LEASING KENDARAAN 1,902,132 3,592,916 51.06.05 BIAYA LAIN – LAIN 20,611,100 35,794,200 51.06.05.01 SENTRICON FEE - - 51.06.05.02 BIAYA PERBAIKAN ALAT - ALAT SERVICE SERAGAM 4,772,600 7,804,700 51.06.01 51.06.05.03 PenjualanBersih 15,838,500 27,989,500 2,318,087,559 2,318,087,559 4,119,001,507 57 Lanjutan Lampiran 4. Laporan Laba Rugi Tahun 2009 -2010 No. Perkiraan PosPos 2009 2010 - 52 BIAYA PENJUALAN 202,704,983 357,532,327 52.01 DEPT. SALES & SERVICE 62,402,885 107,298,420 52.01.01 41,613,750 73,422,500 52.01.02 DISKON / POTONGAN PENJUALAN - BMKT BIAYA PERJALANAN DINAS 1,000,000 1,400,000 52.01.03 BIAYA ENTERTAIN 19,789,135 32,475,920 52.01.04 BIAYA PERALATAN SALES - - 52.02 - - - - 52.02.02 BIAYA PEMASARAN ( MARKETING ) BIAYA PERTEMUANS SALES & SERVICE BIAYA PERCOBAAN / DEMO - - 52.02.03 IKLAN & PROMOSI 20,218,568 37,367,118 52.02.03.01 YELLOW PAGES 3,616,800 6,329,400 52.02.03.02 PAMERAN - - 52.02.03.03 TELEPON BEBAS PULSA - - 52.02.03.04 MARKETING LAINNYA 16,601,768 31,037,718 52.02.03.05 BIAYA PREMI ASURANSI - - 52.03 BIAYA PENJUALAN LAIN 120,083,530 212,866,789 52.03.01 120,083,530 212,866,789 819,214,281 1,430,182,646 53.01 MANAGEMENT & KONSULTAN FEE ( SERVICE MASTER) BIAYA UMUM & ADMINISTRATIF BIAYA KARYAWAN 475,529,510 824,118,249 53.01.01 GAJI & UPAH 208,874,765 368,177,809 53.01.02 TUNJANGAN MAKAN 13,401,799 23,521,383 53.01.03 TUNJANGAN TRANSPORT 13,401,799 23,521,383 53.01.04 PENGEMBANGAN SDM - - 53.01.05 TUNJANGAN KHUSUS 60,550,000 107,450,000 53.01.06 TUNJANGAN LAIN 143,541,189 239,915,334 53.01.07 TUNJANGAN PPH 12,087,063 18,064,913 53.01.08 TUNJANGAN ASTEK 17,759,992 31,641,621 53.01.09 TUNJANGAN REGIONAL - - 53.01.10 OVERTIME - - 53.01.11 BIAYA KARYAWAN LAIN 5,912,903 11,825,806 53.02 BIAYA KANTOR 162,228,233 285,742,214 53.02.01 22,463,200 38,915,200 53.02.02 ALAT TULIS KANTOR & CETAKAN BENDA POS 10,813,500 18,832,000 53.02.03 TELEPON, HP, FAX & INTERNET 47,236,956 83,429,116 53.02.04 LISTRIK, AIR & GAS 12,543,862 22,002,901 53.02.05 SEWA KANTOR 3,708,333 6,458,333 53.02.06 844,935 1,689,870 53.02.07 PERJALANAN DINAS HO & MANAGER KEBUTUHAN RUMAH TANGGA 57,582,447 101,744,794 53.02.08 SUMBANGAN 7,035,000 12,670,000 53.02.09 BIAYA PEREKRUTAN - - 53.03 71,423,758 126,175,772 53.03.01 BIAYA KENDARAAN KARYAWAN BBM 20,549,861 36,411,686 53.03.02 TOL, PARKIR & TRANSPORT 3,249,050 5,680,600 53.03.03 SERVICE, SPARE PARTS & BAN 8,330,347 14,719,486 53.03.04 STNK / MUTASI 3,069,500 6,139,000 53.03.05 SEWA KENDARAAN 36,225,000 63,225,000 53.03.06 BUNGA LEASING KENDARAAN - - 52.02.01 53 58 Lanjutan Lampiran 4. Laporan Laba Rugi Tahun 2009 - 2010 No. Perkiraan PosPos 2009 2010 53.04 BIAYA PERBAIKAN 5,172,000 8,477,000 53.04.01 BIAYA PERBAIKAN GEDUNG 130,000 130,000 53.04.02 5,042,000 8,347,000 53.04.03 BIAYA PERBAIKAN INVENTARIS KANTOR BIAYA MAINTENANCE ERP - - 53.05 BIAYA PERIZINAN 3,250,000 5,900,000 53.05.01 PBB - - 53.05.02 IZIN - IZIN 3,250,000 5,900,000 53.05.03 IURAN & KEANGGOTAAN - - 53.06 BIAYA ASURANSI 9,482,560 17,172,272 53.06.01 ASURANSI GEDUNG 6,004,727 10,508,272 53.06.02 ASURANSI KENDARAAN 3,477,833 6,664,000 53.06.03 - - 53.07 ASURANSI KREDIT PINJAMAN BANK BIAYA TENAGA AHLI 3,500,000 7,000,000 53.07.01 BIAYA NOTARIS - - 53.07.02 BIAYA AUDIT - - 53.07.03 BIAYA PENGACARA - - 53.07.04 BIAYA TENAGA AHLI LAINNYA 3,500,000 7,000,000 53.08 BIAYA BANK 11,671,424 22,578,489 53.08.01 ADMINISTRASI BANK 11,671,424 22,578,489 53.08.02 PROVISI - - 53.08.03 BUNGA PINJAMAN - - 53.09 BIAYA PENYUSUTAN & AMORTISASI PENYUSUTAN AKTIVA TETAP 76,956,795 133,018,649 76,956,795 133,018,649 AMORTISASI AKTIVA LAIN LAIN PENGHAPUSAN PIUTANG - - - - CADANGAN PENYISIHAN PENSANGON AMORTISASI SOFTWARE ERP - - 53.09.01 53.09.02 53.09.03 53.09.04 53.09.05 - - JumlahBiaya Usaha 1,021,919,264 - LabaBersih Usaha 1,296,168,295 - 1,787,714,973 - 2,331,286,535 42 PENDAPATAN LAINNYA 359,637 42.01 JASA GIRO 112,405 42.02 BUNGA DEPOSITO & PINJAMAN - 42.03 SELISIH KURS - 42.04 SEWA RUANGAN - 42.05 PENDAPATAN LAINNYA 247,232 42.06 LABA PENJUALAN AKTIVA TETAP - 54 BIAYA LAIN - LAIN 1,100,807 54.01 BIAYA BUNGA 9,664 54.01.01 BUNGA BANK 9,664 54.02 BIAYA LAIN - LAIN 1,091,143 54.02.01 SELISIH KURS - 54.02.02 BIAYA LAINNYA 1,091,143 54.02.03 SKP & STP PAJAK - PAJAK - 54.02.04 RUGI PENJUALAN AKTIVA TETAP RUGI ANAK PERUSAHAAN - - 54.03 - 59 Lanjutan Lampiran 4. Laporan Laba Rugi Tahun 2009 - 2010 No. Perkiraan PosPos 2009 2010 55 BIAYA PAJAK - 55.01 BEBAN PAJAK - JumlahPendapatan&Biaya LainLain LabaBersih Usaha SebelumPajak 1,296,168,295 1,787,714,973 35.62% 27.71% 60 Lampiran 5. Laporan Laba Rugi Tahun 2011-2012 PT. Agricon Putra Citra Optima Terminix Cabang Bogor No. Perkiraan 4101 4101.01 4101.01.01 4101.01.02 4101.01.03 4101.02 4101.02.01 4101.02.02 4101.03 4101.03.01 5 5151 5151.01 5151.01.01 5151.01.02 5151.01.03 5151.02 5151.02.01 5151.02.02 5151.02.03 5201 5201.01.01 5201.02.01 5201.07.01 5201.99.01 5202 5202.01.01 5202.02.01 5202.03.01 5202.04.01 5202.05.01 5202.06.01 5202.07.01 5202.99.01 53 5303 5303.01.01 5303.02.01 5307 5307.01.01 PosPos PENJUALAN JASA PENGENDALIAN HAMA JASA PEST CONTROL PENJUALAN JASA PC -Onetime PENJUALAN JASA PC -Initial PENJUALAN JASA PC -Reguler JASA TERMITE CONTROL PENJUALAN JASA CBS PENJUALAN JASA TBS JASA FUMIGASI PENJUALAN JASA FUMIGASI HARGA POKOK PENJUALAN BIAYA PEMAKAIAN BAHAN BIAYA PEMAKAIAN BAHAN BAKU BIAYA PEMAKAIAN BAHAN BAKU PC BIAYA PEMAKAIAN BAHAN BAKU TC BIAYA PEMAKAIAN BAHAN BAKU FUMIGASI BIAYA PEMAKAIAN BAHAN PEMBANTU BIAYA PEMAKAIAN BAHAN PEMBANTU PC BIAYA PEMAKAIAN BAHAN PEMBANTU TC BIAYA PEMAKAIAN BAHAN PEMBANTU FUMIGASI BIAYA KARYAWAN BIAYA GAJI & UPAH BIAYA LEMBUR IURAN JAMINAN HARI TUA BIAYA KARYAWAN LAINNYA TUNJANGAN KARYAWAN TUNJANGAN MAKAN TUNJANGAN TRANSPORT TUNJANGAN KHUSUS TUNJANGAN REGIONAL TUNJANGAN PPH TUNJANGAN ASTEK TUNJANGAN KESEHATAN TUNJANGAN LAIN - LAIN BIAYA FOH BIAYA PENGEMBANGAN KARYAWAN BIAYA PENGEMBANGAN KARYAWAN BIAYA SERAGAM BIAYA PERJALANAN BIAYA PERJALANAN LUAR KOTA 2011 2012 1,560,843,677 570,012,253 60,396,000 54,637,273 454,978,980 990,831,425 887,536,303 103,295,122 232,307,766 1,754,780,591 601,232,434 44,550,000 47,960,000 508,722,434 1,153,548,157 1,034,022,858 119,525,299 - 619,145,824 498,116,318 643,099,323 532,465,115 183,220,676 40,689,224 21,265,682 191,618,542 161,954,995 - - 6,016,902 3,145,027 1,588,002 807,000 4,428,900 2,338,027 - - 150,038,921 141,051,718 5,372,203 3,615,000 109,752,729 20,941,472 9,479,040 3,279,302 10,595,746 1,693,300 63,763,869 6,063,100 197,929,253 191,403,236 3,371,017 3,155,000 148,170,159 28,624,826 13,144,390 4,931,270 14,464,059 22,440,117 64,565,497 121,029,506 110,634,207 5,839,075 - 66,300 6,063,100 - 5,772,775 - 61 Lanjutan Lampiran 5. Laporan Laba Rugi Tahun 2011-2012 No. Perkiraan 5310 5310.03.01 5312 5312.01.01 5312.02.01 5312.03.01 5312.04.01 5312.05.01 5312.06.01 5317 5317.01.01 5317.02.01 5317.03.01 5321 5321.01.01 6 61 6101 6101.01.01 6101.02.01 6101.07.01 6101.99.01 6102 6102.01.01 6102.02.01 6102.03.01 6102.04.01 6102.05.01 6102.06.01 6102.07.01 6102.99.01 6103 6103.01.01 6103.02.01 6105 6105.02.01 6105.04.01 6106 6106.01.01 6107 6107.01.01 6115 6115.01.01 6115.02.01 6115.03.01 6115.04.01 6115.05.01 6115.06.01 6115.08.01 6119 6119.01.01 PosPos BIAYA PERBAIKAN & PEMELIHARAAN BIAYA PERBAIKAN ALAT ALAT SERVICE BIAYA KENDARAAN BIAYA BAHAN BAKAR BIAYA PARKIR, TOL, & TRANSPORT BIAYA STNK BIAYA PERBAIKAN & PEMELIHARAAN KENDARAAN BIAYA SEWA KENDARAAN BIAYA LEASING KENDARAAN BIAYA PENYUSUTAN PERALATAN SERVICE BIAYA PENYUSUTAN PERALATAN PC BIAYA PENYUSUTAN PERALATAN TC BIAYA PENYUSUTAN PERALATAN FUMIGASI BIAYA SERVICE MASTER BIAYA SERVICE MASTER PENJUALAN BERSIH OPERATING EXPENSES BIAYA SALES & MARKETING BIAYA KARYAWAN BIAYA GAJI & UPAH BIAYA LEMBUR IURAN JAMINAN HARI TUA BIAYA KARYAWAN LAINNYA TUNJANGAN KARYAWAN TUNJANGAN MAKAN TUNJANGAN TRANSPORT TUNJANGAN KHUSUS TUNJANGAN REGIONAL TUNJANGAN PPH TUNJANGAN ASTEK TUNJANGAN KESEHATAN TUNJANGAN LAIN - LAIN BIAYA PENGEMBANGAN KARYAWAN BIAYA PENGEMBANGAN KARYAWAN BIAYA SERAGAM BIAYA REPRESENTASI & ENTERTAINMENT BIAYA ENTERTAINMENT DISKON PENJUALAN BIAYA KOMUNIKASI BIAYA TELEPON & FAX BIAYA PERJALANAN BIAYA PERJALANAN LUAR KOTA BIAYA IKLAN & PROMOSI BIAYA YELLOW PAGES BIAYA PAMERAN BIAYA TELEPON BEBAS PULSA BIAYA IKLAN DI MAJALAH, KORAN, RADIO, & TV BIAYA BROSUR & SELEBARAN BIAYA MARKETING LAINNYA BIAYA PREMI ASURANSI BIAYA PERLENGKAPAN BIAYA PERLENGKAPAN 2011 2012 13,756,310 1,786,500 13,756,310 1,786,500 39,374,624 24,167,617 2,320,500 33,057,315 18,749,792 745,500 486,000 6,838,800 4,056,900 4,942,700 5,561,707 10,327,631 4,562,423 12,043,558 10,327,631 12,043,558 - - - - 51,507,841 51,507,841 40,266,590 40,266,590 50,344,993 7,284,000 10,199,600 1,236,064 3,135,935 28,489,394 1,947,125 57,907,759 57,907,759 941,697,854 1,111,681,268 495,076,964 109,643,290 510,815,902 230,610,301 88,388,589 88,388,589 127,055,308 13,089,868 22,070,185 4,659,582 6,838,023 37,725,732 42,671,918 625,000 231,000 200,000 1,716,125 10,117,800 425,000 3,233,900 10,017,800 100,000 - 2,893,900 340,000 234,000 234,000 - 6,935,282 300,000 - 11,073,504 400,000 550,000 - 1,677,000 4,958,282 31,500 31,500 - 282,600 9,840,904 - 62 Lanjutan Lampiran 5. Laporan Laba Rugi Tahun 2011-2012 No. Perkiraan 62 6201 6201.01.01 6201.02.01 6201.07.01 6201.99.01 6202 6202.01.01 6202.02.01 6202.03.01 6202.04.01 6202.05.01 6202.06.01 6202.07.01 6202.99.01 6203 6203.01.01 6203.02.01 6204 6204.01.01 6204.02.01 6204.03.01 6204.04.01 6204.05.01 6204.06.01 6204.07.01 6205 6205.03.01 6206 6206.01.01 6206.02.01 6207 6207.01.01 6208 6208.01.01 6208.02.01 6208.03.01 6209 6209.01.01 6209.02.01 6209.03.01 6210 6210.01.01 6210.02.01 6210.04.01 6211 6211.01.01 6212 6212.01.01 6212.02.01 6212.03.01 6212.04.01 6212.05.01 6212.06.01 6213 6213.01.01 6213.02.01 6213.03.01 6213.99.01 PosPos BIAYA UMUM & ADMINISTRASI BIAYA KARYAWAN BIAYA GAJI & UPAH BIAYA LEMBUR IURAN JAMINAN HARI TUA BIAYA KARYAWAN LAINNYA TUNJANGAN KARYAWAN TUNJANGAN MAKAN TUNJANGAN TRANSPORT TUNJANGAN KHUSUS TUNJANGAN REGIONAL TUNJANGAN PPH TUNJANGAN ASTEK TUNJANGAN KESEHATAN TUNJANGAN LAIN - LAIN BIAYA PENGEMBANGAN KARYAWAN BIAYA PENGEMBANGAN KARYAWAN BIAYA SERAGAM BIAYA KANTOR BIAYA CETAKAN & PHOTO COPY BIAYA ALAT TULIS KANTOR BIAYA RUMAH TANGGA BIAYA LISTRIK BIAYA GAS & AIR BIAYA MAJALAH, KORAN, & BUKU BIAYA POS, PAKET, & MATERAI SUMBANGAN SUMBANGAN BIAYA KOMUNIKASI BIAYA TELEPON & FAX BIAYA INTERNET BIAYA PERJALANAN BIAYA PERJALANAN LUAR KOTA BIAYA ASURANSI BIAYA ASURANSI GEDUNG BIAYA ASURANSI KENDARAAN BIAYA ASURANSI JAMINAN KREDIT BANK BIAYA BANK BIAYA ADMINISTRASI BANK BIAYA PROVISI BIAYA BUNGA BIAYA PERBAIKAN & PEMELIHARAAN BIAYA PERBAIKAN & PEMELIHARAAN GEDUNG BIAYA PERBAIKAN & PEMELIHARAAN INVENTARIS KTR BIAYA MAINTENANCE ERP BIAYA SEWA BIAYA SEWA KANTOR BIAYA KENDARAAN BIAYA BAHAN BAKAR BIAYA PARKIR, TOL, & TRANSPORT BIAYA STNK BIAYA PERBAIKAN & PEMELIHARAAN KENDARAAN BIAYA SEWA KENDARAAN BIAYA LEASING KENDARAAN JASA TENAGA AHLI JASA NOTARIS JASA AUDIT JASA PENGACARA TENAGA AHLI LAINNYA 2011 - 2012 385,433,674 280,205,601 135,618,050 134,768,050 850,000 86,551,122 13,770,415 22,445,577 6,820,563 9,773,027 33,741,540 3,177,575 98,463,706 98,288,706 175,000 60,925,044 6,497,900 15,088,805 5,640,513 7,285,211 8,585,810 17,826,805 924,300 2,000,000 116,300 1,177,575 43,801,544 8,471,900 808,000 35,781,213 7,926,800 4,293,800 16,754,095 10,776,149 30,000 50,000 2,796,100 10,945,462 11,259,951 43,400 - 3,425,600 244,500 244,500 21,788,741 21,788,741 - 2,809,500 18,180,357 18,180,357 - - 672,750 672,750 - 1,158,633 1,158,633 22,782,400 659,525 659,525 2,200,500 10,720,000 - 12,062,400 2,200,500 43,034,275 6,939,275 1,582,000 46,963,755 7,860,880 1,975,000 1,473,000 160,000 1,127,875 32,880,000 600,000 500,000 100,000 36,000,000 - 63 Lanjutan Lampiran 5. Laporan Laba Rugi Tahun 2011-2012 No. Perkiraan s 6214.01.01 6214.02.01 6214.03.01 6216 6216.01.01 6216.03.01 6216.04.01 6216.05.01 6218 6218.05.01 6218.06.01 6220 6220.01.01 6220.02.01 6223 6223.01.01 7 71 7101 7101.01.01 7101.02.01 7101.03.01 7101.04.01 7101.99.01 72 7201 7201.01.01 7201.02.01 7201.03.01 7201.04.01 7201.05.01 7201.99.01 PosPos BIAYA IZIN & LISENSI BIAYA PBB BIAYA IZIN - IZIN BIAYA IURAN & KEANGGOTAAN BIAYA PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BIAYA PENYUSUTAN GEDUNG BIAYA PENYUSUTAN KENDARAAN BIAYA PENYUSUTAN ALAT KANTOR BIAYA PENYUSUTAN INVENTARIS KANTOR BIAYA AMORTISASI AMORTISASI AKTIVA LAIN LAIN AMORTISASI AKTIVA SOFTWARE ERP BIAYA HRD BIAYA REKRUT KARYAWAN BIAYA CADANGAN PENYISIHAN PESANGON BIAYA PENGHAPUSAN PIUTANG BIAYA PENGHAPUSAN PIUTANG JUMLAH BIAYA USAHA LABA BERSIH USAHA OTHER INCOME & EXPENSES PENDAPATAN LAIN PENDAPATAN LAIN JASA GIRO BUNGA DEPOSITO & PINJAMAN SELISIH KURS (LABA) LABA PENJUALAN AKTIVA TETAP PENDAPATAN LAIN BIAYA LAIN BIAYA LAIN BIAYA BUNGA SELISIH KURS (RUGI) BIAYA DENDA, STP & KETETAPAN PAJAK BEBAN PAJAK RUGI PENJUALAN AKTIVA TETAP BIAYA LAIN LABA BERSIH USAHA SEBELUM PAJAK 2011 2012 - - 26,676,833 15,434,450 21,358,333 9,394,000 5,318,500 6,040,450 - - - - - - - - - - - - 858,427 60,355 534,072 264,000 812,082 736 3,884 - 446,620,890 600,865,367 46,345 858,427 812,082 253,694 675,477 675,477 85,477 - 253,694 675,477 590,000 421,783 421,783 2,305 - - - 807,462 419,478 - 446,667,235 419,478 601,119,064 Lampiran 6.Analisis Umur Piutangs Service Ticket Date Invoice Nomor Customer Type of Service 1 2 Value VAT Out T otal 11-Jul-12 1211512234 11-Jul-12 P12/07/51/057 PEST CONTROL REGULER A PCI 400,000 40,000.00 07-Aug-12 1212512643 7-Aug-12 P12/08/51/090 PEST CONTROL REGULER A PCR 154,545 15,454.55 06-Sep-12 1212513208 6-Sep-12 P12/09/51/063 PEST CONTROL REGULER A PCR 154,545 15,454.55 04-Oct-12 1212513435 4-Oct-12 P12/10/51/045 PEST CONTROL REGULER A PCR 154,545 15,454.55 13-Nov-12 1212513983 13-Nov-12 P12/11/51/106 PEST CONTROL REGULER A PCR 154,545 15,454.55 11-Dec-12 1212514496 11-Dec-12 P12/12/51/080 PEST CONTROL REGULER A PCR 154,545 15,454.55 25-Nov-10 1001128301 01-Dec-10 P10/12/01/019 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 22-Dec-10 1001129165 22-Dec-10 P10/12/01/392 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 21-Jan-11 1112510168 21-Jan-11 P11/01/01/193 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 09-Mar-11 1112510956 09-Mar-11 P11/03/01/152 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 07-Apr-11 1112510542 07-Apr-11 P11/04/01/050 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 P11/05/51/043 PEST CONTROL REGULER B PEST CONTROL REGULER B 12-May-11 1112511330 12-May-11 PCR Pembayaran 1 upto4 168,181.82 16,818.18 09-Jun-11 1112511993 09-Jun-11 P11/06/51/039 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 20-Jul-11 1112512401 20-Jul-11 P11/07/51/050 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 11-Aug-11 1112512748 11-Aug-11 P11/08/51/124 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 15-Sep-11 1112513367 15-Sep-11 P11/09/51/032 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 4 40,000.00 1 70,000.00 1 70,000.00 1 70,000.00 1 70,000.00 1 70,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 D ate Amount 1 6-Jul-12 440,000.00 1 0-Jan-13 170,000.00 7 -Sep-12 170,000.00 1 0-Oct-12 170,000.00 1 9-Nov-12 170,000.00 1 0-Jan-13 170,000.00 1 4-Jan-11 185,000.00 2 6-Jan-11 185,000.00 1 1-Mar-11 185,000.00 1 3-Apr-11 185,000.00 1 8-May-11 185,000.00 1 6-Jun-11 185,000.00 5 -Aug-11 185,000.00 1 6-Aug-11 185,000.00 1 9-Sep-11 185,000.00 13-Oct-11 1112513327 14-Oct-11 P11/10/51/094 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 09-Nov-11 1112513544 09-Nov-11 P11/11/51/035 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 15-Dec-11 1112514406 21-Dec-11 P11/12/51/149 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 18-Jan-12 1212510078 24-Jan-12 P12/01/51/145 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 08-Feb-12 1212510507 14-Feb-12 P12/02/51/074 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 07-Mar-12 1212511727 07-Mar-12 P12/03/51/025 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 13-Apr-12 1212511078 30-Apr-12 P12/04/51/286 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 05-May-12 1212511376 31-May-12 P12/05/51/368 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 12-Jun-12 1212511829 12-Jun-12 P12/06/51/032 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 11-Jul-12 1212512244 16-Jul-12 P12/07/51/060 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 07-Aug-12 1212512624 07-Aug-12 P12/08/51/081 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 10-Sep-12 1212513019 10-Sep-12 P12/09/51/092 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 09-Oct-12 1212513521 09-Oct-12 P12/10/51/094 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 07-Nov-12 1212513788 07-Nov-12 P12/11/51/062 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 27-Dec-12 1212514740 27-Dec-12 P12/12/51/183 PEST CONTROL REGULER B PCR 168,181.82 16,818.18 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 85,000.00 1 9-Oct-11 185,000.00 1 1-Nov-11 185,000.00 2 1-Dec-11 185,000.00 2 5-Jan-12 185,000.00 1 4-Feb-12 185,000.00 7 -Mar-12 185,000.00 1 9-Apr-12 185,000.00 7 -May-12 185,000.00 1 3-Jun-12 185,000.00 1 6-Jul-12 185,000.00 8 -Aug-12 185,000.00 1 1-Sep-12 185,000.00 1 2-Oct-12 185,000.00 7 -Nov-12 185,000.00 2 8-Dec-12 185,000.00 Lanjutan Lampiran 6. AnalisisUmur Piutang Service Ticket Date 27-Jul-12 Invoice Nomor 1211512450 Customer 31-Aug-12 P12/08/51/263 31-Aug-12 P12/08/51/263 PEST CONTROL PEMBAYARAN BERTAHAP) PEST CONTROL PEMBAYARAN Type of Service 1 2 1upto4 Pembayaran Value VAT Out Total Date PCR 1,895,454.55 189,545.45 2,085,000.00 1-Aug-12 PCR 490,909.09 49,090.91 Amount 2,190,000.00 12-Sep-12 1212513055 31-Aug-12 P12/08/51/263 10-Oct-12 1212513537 31-Aug-12 P12/08/51/263 07-Nov-12 1212513791 31-Aug-12 P12/08/51/263 05-Dec-12 1212514411 31-Aug-12 P12/08/51/263 28-Jun-12 1222512072 07-Jul-12 11-Sep-12 15-Oct-12 18-Dec-12 1241512213 1241513050 1241513600 1241514624 06-Jul-12 06-Jul-12 06-Jul-12 06-Jul-12 06-Jul-12 06-Jul-12 27-Jul-12 28-Sep-12 09-Oct-12 P12/07/51/002 P12/07/51/002 P12/07/51/002 P12/07/51/002 P12/07/51/002 P12/07/51/002 P12/07/51/166 P12/09/51/249 P12/10/51/037 30-Apr-12 30-Apr-12 02-Apr-12 18-Jun-12 P12/04/51/270 P12/04/51/270 P12/04/51/001 P12/06/51/066 08-Feb-12 08-Feb-12 1222510523 1222510523 BERTAHAP) PEST CONTROL PEMBAYARAN BERTAHAP) PEST CONTROL PEMBAYARAN BERTAHAP) PEST CONTROL PEMBAYARAN BERTAHAP) PEST CONTROL PEMBAYARAN BERTAHAP) PCR 300,000.00 30,000.00 PCR 300,000.00 30,000.00 PCR 300,000.00 30,000.00 PCR 300,000.00 30,000.00 TERMITE CONTROL BERTAHAP A TERMITE CONTROL BERTAHAP A TERMITE CONTROL BERTAHAP A TERMITE CONTROL BERTAHAP A TERMITE CONTROL BERTAHAP A TERMITE CONTROL BERTAHAP A TERMITE CONTROL BERTAHAP A TERMITE CONTROL BERTAHAP A TERMITE CONTROL BERTAHAP A CBS CBS CBX CBX CBX CBX CBS CBS CBS 1,818,181.82 454,545.45 0.00 0.00 0.00 0.00 454,545.45 454,545.45 454,545.45 181,818.18 45,454.55 0.00 0.00 0.00 0.00 45,454.55 45,454.55 45,454.55 TERMITE CONTROL BERTAHAP B TERMITE CONTROL BERTAHAP B TERMITE CONTROL BERTAHAP B TERMITE CONTROL BERTAHAP B CBS CBS CBS CBS 4,363,636.36 2,181,818.18 1,090,909.09 1,090,909.09 436,363.64 218,181.82 109,090.91 109,090.91 500,000.00 11-Jul-12 500,000.00 500,000.00 500,000.00 500,000.00 7-Aug-12 5-Sep-12 12-Oct-12 500,000.00 500,000.00 500,000.00 2,400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00 30-Apr-12 28-May-12 23-Aug-12 2,400,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00