NILAI-NILAI EDUKASI DALAM NOVEL AKAR KARYA DEWI LESTARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTA DI SMA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah DAVID ARDIANTO NIM A310 090 163 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 NILAI-NILAI EDUKASI DALAM NOVEL AKAR KARYA DEWI LESTARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTSINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA David Ardianto, A310090163, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur pembangun dan nilai edukasi yang terdapat dalam novel Akar karya Dewi Lestari dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik pustaka dan selanjutnya menggunakan teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode dialektik . Hasil yang diperoleh pada penelitian ini ada dua. (1) Unsur pembangun novel Akar yang meliputi: a) Tema yang digambarkan adalah perjuangan dan semangat dalam menemukan kesejatian diri, b) Tokoh utama yaitu Bodhi serta tokoh tambahan, yaitu Guru Liong, Tristan, Kell, dan Bong, c) Alur yang digunakan adalah alur sorot balik/mundur (flash back), dan d) Latar yang ditampilkan terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. (2) Nilai edukasi yang terkandung dalam novel Akar meliputi: a) nilai penghargaan digambarkan dengan memberikan sesuatu sebagai rasa hormat kepada seseorang, b) nilai cinta yang ditunjukkan melalui cinta dan kasih sayang terhadap sesama, c) nilai toleransi digambarkan dengan menghargai perbedaan individu, d) nilai kerja sama ditunjukkan dengan bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, dan e) nilai kebebasan digambarkan dengan terbebasnya pikiran negatif seseorang. Hasil penelitian ini dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sastra di SMA sesuai SK membaca yaitu memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan dan KD menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Kata kunci: nilai edukasi, novel akar, sosiologi sastra A. PENDAHULUAN Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yaitu sebuah karya fiksi atau cerita rekaan yang disajikan dalam bentuk tulisan. Novel yang baik tidak hanya berfungsi sebagai hiburan yang menyenangkan, tetapi 1 memberikan pesan positif bagi para pembacanya. Sebuah karya sastra yang baik tidak hanya dipandang sebagai rangkaian kata tetapi juga ditentukan oleh makna yang terkandung di dalamnya dan memberikan pesan positif bagi pembacanya (Endraswara, 2003: 160). Sebagai salah satu bentuk karya sastra, saat ini novel berperan penting untuk memberikan pengetahuan dalam menyikapi persoalan hidup. Hal ini disebabkan oleh persoalan yang disajikan dalam novel adalah manusia dan masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Selain itu, novel diharapkan mampu memunculkan nilai didik yang positif bagi pembacanya sehingga mereka terdorong untuk berperilaku yang lebih baik dan juga peka terhadap persoalan atau masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial dalam masyarakat. Penyajian cerita yang menarik oleh pengarang dalam sebuah novel akan menambah banyaknya minat baca masyarakat terhadap novel tersebut. Salah satu novel yang menyajikan cerita menarik adalah novel Akar karya Dewi Lestari. Hal tersebut melatarbelakangi peneliti untuk mengkaji “Nilai-Nilai Edukasi dalam Novel Akar Karya Dewi Lestari: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA”. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah (1) bagaimana unsur pembangun novel Akar karya Dewi Lestari? dan (2) bagaimana nilai edukasi dalam novel Akar karya Dewi Lestari tinjauan sosiologi sastra? serta (3) bagaimana implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA? Tujuan penlitian ini adalah (1) mendeskripsikan unsur pembangun novel Akar karya Dewi Lestari dan (2) mendeskripsikan nilai edukasi yang terkandung dalam novel Akar dengan menggunakan tinjauan sosiologi sastra serta (3) bagaimana implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan strategi studi kasus terpancang. Penelitian kualitatif deskriptif 2 digunakan dalam kajian sastra ini karena penulis mengungkapkan data-data yang berupa kata, ungkapan, kalimat, atau wacana yang ada dalam novel Akar karya Dewi Lestari. Suatu penelitian dapat dikatakan berbentuk studi kasus terpancang karena peneliti di dalam kajiannya sudah memilih dan menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan studinya (Sutopo, 2002: 112). Objek penelitian ini adalah nilai-nilai edukasi dalam novel Akar karya Dewi Lestari. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kata, frasa atau ungkapan, kalimat, dan wacana serta peristiwa yang terdapat dalam novel Akar karya Dewi Lestari. Sumber data diperoleh dari novel Akar karya Dewi Lestari dan artikel-artikel di situs internet yang berkaitan dengan objek penelitian.. Peneliti menggunakan teknik kepustakaan dan teknik catat dalam pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan trianggulasi teori untuk mengkaji permasalahan yang akan diteliti. Teknik tersebut digunakan karena di dalam penelitian ini digunakan lebih dari satu teori, seperti teori struktural dan teori sosiologi sastra yang mengarah pada nilai edukasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode dialektik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data secara dialektika adalah (1) menganalisis novel Akar karya Dewi Lestari dengan menggunakan analisis struktural, dan (2) menganalisis novel tersebut dengan menggunakan tinjauan sosiologi sastra dengan cara membaca dan memahami data yang diperoleh kemudian mengelompokkan teks yang mengandung nilai edukasi yang terdapat dalam novel tersebut. C. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Struktural Novel Akar Analisis struktural novel Akar karya Dewi Lestari yaitu tema, tokoh, alur, dan latar. Tema dalam novel itu adalah pencarian kesejatian diri. Tokoh yang dianalisis yaitu Bodhi, Guru Liong, Tristan, Kell, dan Bong. Alur yang digambarkan novel Akar adalah alur sorot balik atau 3 mundur (flash back). Latar yang terdapat dalam novel itu meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. 2. Nilai Edukasi dalam Novel Akar a. Penghargaan Penghargaan pada novel Akar adalah sebagai berikut. Sesudahnya, Bong berkata sambil menatapku tepat di bola mata. “Anarki yang sejati ada di dalam sini.” Ia menunjuk dadaku. “Lo itu guru gue, Bodhi. Punk in the heart.” Ia lantas mengambil cutter, memotong satu “tanduk” rambutnya dan menyimpankannya dalam genggamanku.... (Akar: 28) Kutipan di atas merupakan sebuah penghargaan yang digambarkan oleh tokoh Bong dan Bodhi. Bong memberikan Bodhi sepotong “tanduk” rambut di kepalanya sebagai rasa hormat karena ia menganggap Bodhi seorang guru baginya. Tindakan seperti itu baik dalam sebuah persahabatan. b. Cinta Salah satu bentuk cinta adalah kasih sayang terhadap sesama yang ditunjukkan dengan berbuat baik terhadap sesama. Pada novel Akar, cinta dan kasih sayang tampak pada kutipan berikut. “.... Ditakdirkan untuk memelihara wihara seperti ibu membesarkan anak. Seperti itu juga dia memelihara saya.” Guru Liong menemukanku di halaman depan wihara, terbungkus sarung, dalam kotak kardus rokok bekas yang diletakkan di bawah pohon. Subuh-subuh. Dua puluh tiga tahun yang lalu.... (Akar: 38) Dari kutipan di atas dapat di ambil dari sikap Guru Liong yang mengasuh dan mebesarkan Bodhi. Guru Liong menemukan Bodhi ketika masih bayi. Ia kemudian mengasuh dan membesarkan Bodhi seperti seorang ibu yang membesarkan anaknya. Sikap 4 tersebut menggambarkan kepedeluian terhadap sesama makhluk hidup yang ditunjukkan oleh Guru Liong kepada Bodhi. c. Toleransi Toleransi pada novel Akar adalah sebagai berikut. “U2!” Gun berteriak. .... U2 sebenarnya tidak masuk kategori radio kami.... Namun, demi mengapresiasi orang-orang seperti ia, terpaksa kubuat program khusus berjudul POP SUCKS, ajang untuk menumpangkan lagulagu yang ditoleransi kuping orang banyak supaya kenclengan lancar mengalir. Contohnya, ya, si Gun ini.... (Akar: 20) Dari kutipan di atas dapat diambil nilai edukasi berupa nilai toleransi yang digambarkan oleh tokoh Bodhi. Ia sebagai penyiar radio khusus punk membuat program khusus berjudul POP SUCKS untuk memutar lagu-lagu pop. Hal itu dibuat untuk menghargai Gun sebagai penikmat lagu-lagu U2 yang beraliran pop. d. Kerja Sama Pada novel Akar, kerja sama dapat dilihat pada kutipan berikut. Aku terbahak. “Kamu itu juga sama parahnya. Apaapaan ikut ke sini, coba? Kalau mereka, kan, semuanya ahli, punya tugas jelas di CMAC. Tapi, kamu? Shame on you! Neang Ry’s right, memangnya kamu tahu apa tentang ranjau?” “I don’t!” balas Kell bersemangat. “Tapi, bukan cuma ahli peledak saja yang dibutuhkan di sini, bego. Mereka juga butuh orang yang bisa bicara bahasa lokal, cukup kenal medan, dan nekat. Semua persyaratan yang bisa kupenuhi. (Akar: 203) Kutipan di atas menggambarkan dialog antara Bodhi dengan Kell. Dari dialog tersebut dapat diambil nilai edukasi berupa nilai kerja sama. Kell bergabung bersama para penjinak ranjau walaupun 5 ia bukan orang yang mengetahui tentang ranjau. Karena kelompok penjinak ranjau tersebut membutuhkan orang yang mampu berbahasa lokal, Kell memenuhi persyaratan untuk bergabung bersama kelompok tersebut. Hal tersebut merupakan gambaran tentang nilai kerja sama dengan membagi keuntungan yang ditunjukkan oleh tokoh Kell kepada kelompok penjinak ranjau. e. Kebebasan Kebebasan adalah bebas dari kebimbangan dan kerumitan dalam pikiran, intelek, dan hati yang timbul dari negativitas. Kebebasan pada novel Akar adalah sebagai berikut. Untuk kali pertama aku menikmati Kamboja tanpa rasa tegang. Tak perlu lagi kuacungkan scarf dari Dieth agar dianggap manusia. Semua orang lokal, baik yang kerja untuk CMAC maupun para penduduk yang membantu kamp ini, sangat manis dan ramah.... (Akar: 206) Dari kutipan di atas dapat diambil nilai kebebasan yang digambarkan oleh Bodhi yang menikmati Kamboja tanpa rasa tegang. Bodhi bersama dengan para penjinak ranjau dan penduduk yang ramah membuat ia merasa tenang sehingga tidak ada lagi kerumitan dipikirannya. 3. Implementasi dalam Pembelajaran Sastra di SMA Pelajaran sastra Indonesia merupakan salah satu materi pembelajaran bagi peserta didik. Pembelajaran sastra dapat memberikan contoh-contoh perilaku dalam sastra yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Pembelajaran tersebut dapat membentuk keperibadian yang baik dan dapat menanamkan moral dalam peserta didik. Salah satu pembelajaran sastra bagi peserta didik adalah pembacaan karya sastra berupa pembacaan novel. Novel Akar memiliki nilai didik positif 6 sehingga dapat memberikan masukan kepada pembaca dan penikmat sastra. Novel Akar karya Dewi Lestari kurang cocok dibaca oleh anak usia SMP karena di dalam cerita tersebut dibumbui dengan kisah percumbuan tokoh cerita. Dengan demikian, novel ini lebih tepat dibaca oleh anak SMA hingga usia dewasa. Novel ini relevan dengan materi pembelajaran di SMA dan dapat diterapkan di kelas XI. Materi pembelajaran disusun berdasarkan standar isi yang berupa standar kompetensi dan kompetensi dasar difokuskan pada kelas XI semester I (ganjil) sebagai berikut. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : XI Semester : I (ganjil) Standar Kompetensi : Membaca 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel terjemahan. Kompetensi Dasar : 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan peneliti, novel Akar karya Dewi Lestari ditemukan nilai edukasi yang dominan, yaitu nilai penghargaan, nilai cinta, nilai toleransi, nilai kerja sama, dan nilai kebebasan. Nilai edukasi dalam novel tersebut dapat digunakan untuk membentuk keperibadian dan sikap baik peserta didik. Dengan membaca dan memahami novel tersebut, peserta didik diharapkan mampu meneladani nilai edukasi yang terkandung di dalamnya sehingga membentuk pribadi yang lebih baik. Contoh keteladan sikap tokoh yang terdapat dalam novel Akar dapat diberikan pada peserta didik. Salah satu contoh sikap untuk penerapan nilai edukasi dalam hal ini adalah toleransi. Sikap yang dapat diteladani tersebut adalah sikap Bodhi yang 7 hanya menyaksikan Tristan yang sedang melaksanakan disiplin getsul ajaran Buddha tanpa mengganggu. Selain itu, petugas juga mempersilakan Tristan membawa buku-buku tentang ajaran Buddha. Orang-orang di sekitar Tristan juga mengizinkannya untuk membawa lampu teplok agar ia bisa membaca buku-buku tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut. Hiburanku yang lain˗˗˗atau malah siksa˗˗˗adalah menontoni Tristan menjalankan disiplin getsul-nya. Ia meminta ke petugas agar bisa memboyong bukubuku pribadinya ke barak. Buku petuah hidup Dalai Lama, buku-buku Chogyam Trungpa, kumpulan sutra, kitab Dharma, dan tak ketinggalan kamus Inggris-Pali. Hampir setiap malam ia minta izin ke yang lain untuk membawa lampu teplok dari depan supaya bisa terus membaca.... (Akar: 149) Sikap yang digambarkan di atas dapat diteladani peserta didik agar mereka menghargai perbedaan seseorang. Kita harus memberi kesempatan pada seseorang yang ingin menjalankan kewajibannya walaupun kewajibannya berbeda dengan kita. Hal itu dilakukan sebagai wujud toleransi dengan menghargai individu dan perbedaannya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa novel Akar relevan untuk dijadikan sebagai materi pembelajaran di SMA. Nilai-nilai edukasi dalam novel tersebut diharapkan mampu membentuk kepribadian peserta didik ke arah yang lebih baik. D. SIMPULAN Berdasarkan kajian teori, hasil analisis, dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti mengenai nilai edukasi dalam novel Akar karya Dewi Lestari dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Berdasarkan analisis struktural, unsur-unsur pembangun karya sastra seperti tema, tokoh, alur/plot, dan latar dalam novel Akar karya Dewi Lestari 8 memiliki keterpaduan antara unsur satu dengan yang lain. Tema dalam novel Akar karya Dewi Lestari adalah perjuangan dan semangat dalam menemukan kesejatian diri. Tokoh (penokohan) digambarkan melalui sifat dan karakter tokoh. Tokoh utama dalam novel ini adalah Bodhi. Adapun tokoh-tokoh tambahan yang dianalisis yaitu Guru Liong, Tristan, Kell, dan Bong. Alur yang digunakan dalam novel Akar adalah alur sorot balik (flash back). Latar yang terdapat dalam novel Akar terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur pembangun novel Akar karya Dewi Lestari yaitu tema, tokoh, alur, dan latar saling berhubungan dan memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya sehingga membentuk kepaduan cerita yang bulat. Nilai-nilai edukasi yang dominan dalam novel Akar karya Dewi Lestari adalah nilai penghargaan, nilai cinta, nilai toleransi, nilai kerja sama, dan nilai kebebasan. Hasil penelitian ini dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sastra di SMA sesuai dengan SK membaca yaitu memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan dan KD menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Nilai-nilai edukasi dalam novel tersebut diharapkan mampu membentuk kepribadian peserta didik ke arah yang lebih baik. E. DAFTAR PUSTAKA Endraswara, Suwandi. 2003. Pustaka Widyatama. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Lestari, Dewi. 2012. Supernova: Akar. Yogyakarta: Bentang Pusataka. Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan terapannya dalam penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. 9