Docx - portal ejurnal stie dharmaputra semarang

advertisement
MEMBANGUN SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGE
MELALUI BUDAYA INOVASI
(Sebuah Kajian Keberhasilan Program Innov Astra)
SB. HANDAYANI & IDA MARTINI ALRIANI
ABSTRACT
Company oriented to the achievement of sustainable competitive advantage is always
to be creative in the ideas of renewal in his business. Businesses that commit to the achievement
of sustainable competitive advantage is always put innovation effort. This paper will convey the
opinions of marketing experts on the strategic importance of innovation in creating a sustainable
competitive advantage. Some of the results of empirical studies conducted by previous
researchers also supports this paper. While the success of innovations carried out projects of PT
Astra International Tbk, be an interesting thing to be revealed in this paper. PT Astra
International, Tbk. As one of the companies that are able to prove a culture of innovation as a
weapon to keep exis in any condition and sustainable. Astra successfully spur employees to
innovate through activities InnovAstra. InnovAstra competition program is placed within the
framework of the application of corporate culture has to be a program that is effective, efficient
and synergistic and sustainable. As the determination of PT Astra International Tbk to realize its
goal of being national pride (pride of the nation) in 2020.
Keyword : Sustainable Competitive Advantage, Innovasi dan InnovAstra.
ABSTRAKSI
Perusahaan yang berorientasi pada pencapaian sustainable competitive advantage
senantiasa harus kreatif dalam ide-ide pembaharuan dalam bisnisnya. Bisnis yang komit
terhadap pencapaian sustainable competitive advantage selalu mengedepankan inovasi usaha.
Tulisan ini akan menyampaikan pendapat para ahli marketing tentang pentingnya strategi
inovasi dalam menciptakan sustainable competitive advantage. Beberapa hasil studi empiris
yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya juga mendukung tulisan ini. Sementara itu
keberhasilan proyek –proyek inovasi yang dijalankan PT Astra Internasional Tbk , menjadi hal
yang menarik untuk diungkapkan dalam tulisan ini. PT Astra International, Tbk. Sebagai salah
satu perusahaan yang mampu membuktikan budaya inovasi sebagai senjata untuk tetap exis
dalam kondisi apapun dan berkelanjutan. Astra sukses memacu karyawannya melakukan
inovasi melalui kegiatan InnovAstra. Program kompetisi InnovAstra yang ditempatkan dalam
kerangka aplikasi corporate culture telah menjadi program yang efektif, efisien dan sinergis
serta berkelanjutan. Sebagaimana tekad PT Astra International Tbk untuk mewujudkan citacitanya menjadi kebanggaan bangsa (pride of the nation) di tahun 2020 mendatang.
Keyword : Sustainable Competitive Advantage, Innovasi dan InnovAstra.
1
oleh setiap perusahaan yang selalu ingin exis
di era yang semakin ketat dalam kompetinya.
Dalam memasuki pasar yang sangat
kompetitif, bisnis tidak bisa dijalankan dengan
apa adanya meskipun bisnis tersebut sudah
cukup
dewasa
dalam
kehidupannya.
Keunggulan bersaing perlu dibangun dan
diciptakan secara terus menerus dan
berkelanjutan
(Sustainable
Competitive
Advantage). Hal ini akan menjadi kekuatan
bagi keberhasilan bisnis dalam jangka pendek
maupun jangka panjangnya. Salah satu faktor
yang dapat digunakan sebagai basis dalam
membangun keunggulan bersaing yang
berkelanjutan sebagaimana dijelaskan oleh
Aaker (1989) dalam Augusty (2006), bahwa
dalam hubungannya dengan bagaimana cara
bersaing akan merujuk pada pemilihan
strategi,
keputusan
strategi
dan
implementasinya.
Arena
kompetisi
menunjukkan pemilihan produk, pasar dan
pesaing. Untuk itu perlu dilakukan
pengelolaan yang baik agar nantinya
menghasilkan pondasi yang kuat dalam
menciptakan
keunggulan bersaing yang
berkelanjutan
(Sustainable
Competitive
Advantage).
Day & Wensley (1988) menyatakan
bahwa keunggulan kompetitif berkelanjutan
merupakan bentuk-bentuk strategi untuk
membantu aktor ekonomi (pelaku ekonomi)
dalam
mempertahankan
kelangsungan
hidupnya. Pendapat tersebut didukung oleh
Ferdinand (2003) yang menyatakan bahwa
pada pasar yang kompetitif, kemampuan aktor
menghasilkan kinerja, terutama kinerja
keuangan, sangat bergantung pada derajad
keunggulan kompetitifnya. Aktor ekonomi
dikatakan memiliki keunggulan kompetitif
ketika aktor tersebut mempunyai sesuatu yang
tidak dimiliki pesaing, melakukan sesuatu
lebih baik dari aktor lain, atau mampu
melakukan sesuatu yang tidak mampu
dilakukan oleh aktor lain
PENDAHULUAN
Krisis ekonomi yang terjadi di awal tahun
1998 dan 2008, sangat berpengaruh pada
perubahan ekonomi di Indonesia. Banyak
perusahaan merasakan dampaknya dalam
setiap nadi bisnis mereka mulai perusahaan
kecil, menengah sampai perusahaan besar.
Banyak dari mereka tidak kuat menanggung
beban biaya usaha yang melonjak sementara
daya beli masyarakat berbanding terbalik.
Namun disisi lain kondisi ini justru membuat
sebagaian besar pengusaha untuk berpikir
kreatif dan berinovasi agar tetap bisa bertahan.
Kemampuan berinovasi menjadi sangat lah
penting
dalam
mengembangkan
dan
mempertahankan bisnis dimasa yang akan
datang sehingga perusahaan menjadi lebih
matang dan senantiasa selalu siap dalam
kondisi apapun.
Diera serba terbuka yang semakin
kompetitif seperti saat ini, inovasi menjadi
daya dorong bahkan menjadi sumber utama
pertumbuhan organisasi. Perusahaan dalam
menjalankan aktivitas operasional tidak cukup
dengan upaya yang biasa biasa saja tapi justru
setiap sisi bisnis harus lebih proaktif sehingga
setiap kebutuhan dan harapan stakeholders
dapat dikelola dengan optimal. Pengusaha
juga menyadari bahwa kedudukan customer
bukan lagi vertical yang menganggap
konsumen itu target melainkan sekarang
konsumen itu memilki kedudukan sejajar
(horizontal) sehingga menjadikan mereka
sebagai mitra bisnis (partner). Perusahaan
senantiasa harus memikirkan strategi bisnis
mereka dengan lebih kreatif dan inovatif serta
menyadari bahwa mereka berada pada
kompetisi yang berubah dengan sangat cepat
dibarengi dengan kemajuan tehnologi,
peraturan atau kebijakan perdagangan, adanya
perubahan sikap dan perilaku customer yang
mau tidak mau harus dihadapi. Untuk itu
inovasi sekecil apapun tidak boleh diabaikan
2
Di Indonesia salah satu perusahaan
yang sangat serius dalam menggelorakan
semangat
inovasi
adalah
PT
Astra
International Tbk. Keyakinan bahwa inovasi
merupakan kata kunci untuk survive dan terus
leading setiap hari sudah menjadi sarapan dan
setiap hari juga didengung dengungkan dari
level manajemen puncak hingga jajaran
karyawan dilapangan,di forum forum di head
office, di anak usaha sampai di cabangcabang. Bahkan dalam rangka meningkatkan
kepuasan pelanggan, pada tahun 2011 PT
Astra Intenational Tbk menginternalisasi
inovasi dalam kegiatan lomba InnovAstra
yang akan dilakukan setiap tahun. Kegiatan
positif ini terbuka bagi seluruh karyawan dan
perusahaan di seluruh Group Astra. Tujuan
dari InnovAstra adalah sebuah upaya untuk
mencapai prestasi terbaik karena mendorong
karyawan berinovasi. Adanya kegitan tersebut
senantiasa memberi kesempatan karyawan
berimprovisasi dan mengeluarkan kreativitas
terbaiknya melalui penciptaan inovasi inovasi
dibidang kerja masing-masing. Dan secara
korporat kegiatan Innov Astra bisa dilihat
sebagai bagian dari proyek improvement and
innovations.
Tulisan ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan wawasan para pelaku bisnis
sebagai
praktisi
pemasaran
yang
berkepentingan dengan kekuatan inovasi
sebagai strategi perusahaan dalam memasuki
persaingan bisnis. Seperti kita tahu bahwa
inovasi sering dimanfaatkan para pebisnis
untuk menghadapi pesaing dalam suatu pasar
yang semakin selektif dan persaingan yang
sangat kompetitif. Dengan inovasi perusahaan
akan memiliki peluang untuk meningkatkan
minat beli konsumen dan pelanggannya,
karena suatu produk baru dikatakan sukses
ketika produk tersebut hadir dan dapat
diterima oleh pasarnya. Dari hal tersebut maka
penulis akan memaparkan tentang pentingnya
strategi inovasi dalam memasuki persaingan
bisnis yang semakin kompetitif sebagai upaya
untuk menciptakan sustainable competitive
advantage
keunggulan
bersaing
yang
berkelanjutan. Juga akan memaparkan
implementasi budaya inovasi di PT Astra
Internasional Tbk. yang telah berhasil
dilaksanakan melalui program Innov Astra
yang
efektif,
efisien,
sinergis
dan
berkelanjutan sekaligus untuk menciptakan
sustainable competitive advantage.
PEMBAHASAN
A.
SUSTAINABLE ADVANTAGE
COMPETITIVE
Pengertian
keunggulan
bersaing
(competitive advantage) sendiri memiliki dua
arti yang berbeda tetapi saling berhubungan.
Pengertian pertama menekankan pada
keunggulan atau superior dalam hal sumber
daya
dan
keahlian
yang
dimiliki
perusahaan.Perusahaan
yang
memiliki
kompetensi dalam bidang pemasaran,
manufakturing,
dan
inovasi
dapat
menjadikannya sebagai sumber-sumber untuk
mencapai keunggulan bersaing. Melalui ketiga
bidang kompetensi tersebut, perusahaan dapat
mengembangkan strategi sehingga dapat
menghasilkan produk yang laku di
pasaran.Sedangkan
pengertian
kedua
menekankan
pada
keunggulan
dalam
pencapaian kinerja selama ini. Pengertian ini
terkait dengan posisi perusahaan dibandingkan
dengan para pesaingnya. Perusahaan yang
terus
memperhatikan
perkembangan
kinerjanya dan berupaya untuk meningkatkan
kinerja tersebut memiliki peluang mencapai
posisi persaingan yang lebih baik. Dengan
posisi persaingan yang baik maka sebenarnya
perusahaan telah memiliki modal yang kuat
untuk terus bersaing dengan perusahaan lain
(Droge dan Vickery, 1994, p. 669-670).
Bharadwaj et al (1993, p. 83-84) menjelaskan
bahwa keunggulan bersaing merupakan hasil
dari implementasi strategi yang memanfaatkan
berbagai sumber daya yang dimiliki
3
perusahaan. Keahlian dan asset yang unik
dipandang sebagai sumber dari keunggulan
bersaing.
Keahlian
unik
merupakan
kemampuan perusahaan untuk menjadikan
para karyawannya sebagai bagian penting
dalam mencapai keunggulan bersaing.
Kemampuan
perusahaan
dalam
mengembangkan keahlian para karyawannya
dengan baik akan menjadikan perusahaan
tersebut unggul dan penerapan strategi yang
berbasis sumber daya manusia akan sulit
untuk ditiru oleh para pesaingnya. Sedang
asset atau sumber daya unik merupakan
sumber daya nyata yang diperlukan
perusahaan guna menjalankan strategi
bersaingnya. Kedua sumber daya ini harus
diarahkan guna mendukung penciptaan kinerja
perusahaan yang berbiaya rendah dan
memiliki perbedaan (diferensiasi) dengan
perusahaan lain.Pendapat yang serupa juga
dikemukakan oleh Porter (1990, p.3) yang
menjelaskan bahwa keunggulan bersaing
(competitive advantage) adalah jantung
kinerja
pemasaran
untuk
menghadapi
persaingan. Keunggulan bersaing diartikan
sebagai strategi benefit dari perusahaan yang
melakukan kerjasama untuk menciptakan
keunggulan bersaing yang lebih efektif dalam
pasarnya. Strategi ini harus didesain untuk
mewujudkan keunggulan bersaing yang terus
menerus
sehingga
perusahaan
dapat
mendominasi baik di pasar lama maupun
pasar baru. Keunggulan bersaing pada
dasarnya tumbuh dari nilai-nilai atau manfaat
yang diciptakan oleh perusahaan bagi para
pembelinya. Pelanggan umumnya lebih
memilih membeli produk yang memiliki nilai
lebih
dari
yang
diinginkan
atau
diharapkannya. Namun demikian nilai tersebut
juga akan dibandingkan dengan harga yang
ditawarkan. Pembelian produk akan terjadi
jika pelanggan menganggap harga produk
sesuai dengan nilai yang ditawarkannya. Hal
ini didukung oleh pendapat Styagraha (1994,
p. 14) yang menyatakan bahwa keunggulan
bersaing adalah kemampuan suatu badan
usaha (perusahaan) untuk memberikan nilai
lebih terhadap produknya dibandingkan para
pesaingnya dan nilai tersebut memang
mendatangkan manfaat bagi pelanggan.
Beberapa indikator yang digunakan untuk
mengukur keunggulan bersaing adalah
keunikan produk, kualitas produk, dan harga
bersaing. Keunikan produk adalah keunikan
produk perusahaan yang memadukan nilai
seni dengan selera pelanggan. Kualitas produk
adalah kualitas desain dari produk perusahaan.
Sedangkan harga bersaing adalah kemampuan
perusahaan untuk menyesuaikan harga
produknya dengan harga umum di pasaran.
Sementara itu Varandarajan ,et al
mengemukakan sebagai berikut Competitive
strategy is generally defined as an integrated
set of actions taken by a firm that produce a
sustainable advantage over competitors,
(Varandarajan, et al, 1993). Ada beberapa
faktor yang dapat digunakan sebagai basis
dalam membangun keunggulan bersaing
sebagaimana dijelaskan oleh Aaker (1989)
dalam Augusty (1999) bahwa keunggulan
bersaing berkelanjutan adalah hasil dari
formulasi dan implementasi strategi yang
sesuai (Better Fit), yang mengakar pada tiga
dimensi praktek manajemen strategik yaitu :
Keberhasilan dalam membangun basis untuk
kompetisi, cara untuk kompetisi serta
pengelolaan arena kompetisi yang superior.
Sebagai basis kompetisi ia akan mengakar
pada
pemilihan
asset
yang
tepat,
pendayagunaan kompetensi dan kapabilitas
yang sesuai. Hubungannya dengan bagaimana
cara bersaing akan merujuk pada pemilihan
strategi strategi fungsional, keputusan strategi
serta implementasinya. Arena kompetisi
menunjukkan dimensi pemilihan produk,
pasar dan pesaing. Pengelolaan yang baik atas
proses proses tersebut akan menghasilkan
basis yang kuat untuk mendapatkan
keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
4
(radical innovation). Inovasi incremental
adalah sebagai bentuk eksploitasi dari bentuk
bentuk atau tehnologi yang telah ada
sebelumnya. Inovasi ini dapat dilakukan
dengan meningkatkan hal-hal yang telah ada
sebelumnya untuk melayani beberapa tujuan
yang
baru.Sedangkan
inovasi
radikal
merupakan bentuk penemuan dari barang
,proses, maupun gagasan yang belum pernah
ada sama sekali dari sebelumnya. Inovasi jenis
ini lebih bersifat evolusioner daripada
revolusioner. Sementara Solomon dan Stuart,,
(1997) membagi inovasi menjadi tiga yaitu :
(1)
Continous
Innovations
yanu
padamodifikasi pada mengacu pada produk
yang sudah ada,ini adalah jenis inovasi yang
paling sering hanya memunculkan perubahan
perubahan
kecil
untuk
kepentingan
positioning produk, perluasan lini atau
menghindari kebosanan pelanggan. (2)
Dynamically
Continuous
Innovations,
mengacu pada inovasi yang dapat membawa
perubahan pada perilaku dan cara seseorang
untuk melakukan sesuatu. (3) Dicontinuous
Innovations yang mengacu pada penemuanpenemuan besar yang baru pertama kali terjadi
dan membuka pasar yang benar-benar baru
serta mengubah cara hidup orang banyak.
Inovasi menjadi pendorong minat beli
konsumen, karena pengambilan keputusan
pembelian mereka sebenarnya didahului
dengan stimuli pemasaran dan stimuli lainnya
yang dapat mempengaruhi minat beli seorang
konsumen. Perbaikan kualitas produk, adalah
salah bentuk inovasi yang acapkali dilakukan
oleh perusahaan .
Inovasi akan memberikan kesempatan
perusahaan agar secara terus menerus
membuat perbaikan perbaikan atas kualitas
produk yang sudah ada. Inovasi pun
mendorong perusahaan untuk lebih kreatif
dalam menemukan ide-ide produk baru
sehingga perusahaan mampu menciptakan
pembaharuan atas produk yang berbeda dari
produk sebelumnya. Dengan upaya tersebut
B. INOVASI
Inovasi berasal dari bahasa latin yaitu
nova yang artinya adalah baru. Inovasi secara
umum diartikan sebagai pengenalan sebuah
hal maupun metode yang baru. Menurut
Roger, 1995. “An Innovation is an idea,
practice, or object that is perceived to as new
by an. individual or other unit of adoption.
The characteristic of an innovation, as
perceived by the member of social system,
determine its rate of adoption” (Rogers,
1995). Artinya, sebuah inovasi adalah sebuah
ide praktek, atau objek yang dipersepsikan
sebagai sesuatu yang baru oleh seseorang atau
unit adopsi lain dimana persepsi kebaruan
oleh anggota dari sistem sosial tersebut
mempengaruhi tingkat adopsi dari inovasi
tersebut.
Inovasi adalah pengenalan sebuah hal
maupun metode yang baru. Nemati et Al
(2010) mengemukakan bahwa inovasi
terangkum usaha penciptaan, pengembangan
dan implementasi dari produk, proses dan
layanan
baru
dengan
tujuan
untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas dan
keunggulan kompetitif. Solomon & Stuart
(1997) mengemukakan bahwa dalam konteks
pemasaran, inovasi tidak terbatas pada
penciptaan produk yang benar benar baru
pertama kali di dunia namun juga termasuk
didalamnya adalah setiap produk baru yang
diperkenalkan oleh perusahaan. Sebagai
contoh modifikasi produk yang sudah ada
sekedar perubahan perubahan kecil untuk
kepentingan positioning produk, perluasan lini
untuk menghindari kebosanan pelanggan.
Inovasi juga bisa dilakukan dengan mengacu
pada bagaimana merubah perilaku atau cara
seseorang melakukan sesuatu atau mengubah
cara hidup orang banyak dengan membuka
pasar baru.
Secara umum inovasi dapat dibagi
dalam dua jenis yaitu inovasi inkremental
(incremental innovation) dan inovasi radikal
5
maka
perusahaan
bisa
menciptakan
keunggulan-keunggulan
produk
yang
memiliki kemampuan mendapatkan perhatian
dari pasarnya dan meningkatkan market
sharenya. Hal ini dipertegas dengan hasil
penelitian Robinson dan Fornell dalam
Ferdinand (2000) yang menyimpulkan bahwa
perluasan lini produk merupakan salah satu
strategi yang digarap untuk meningkatkan
market share perusahaan. Mereka menemukan
bahwa elastisitas kebijakan lini produk sangat
signifikan menentukan berhasil tidaknya
perusahaan untuk mempertahankan dan
meningkatkan porsi
pasar. Sementara
Varadarajan dalam Ferdinand (2000) pada
studinya tentang produk diversity dan kinerja
perusahaan menemukan bahwa diversifikasi
produk diakui dan diadopsi secara sungguh
sungguh oleh kebanyakan perusahaan sebagai
basis strategi pemasaran untuk menghasilkan
kinerja pasar yang baik. Sebab pada dasarnya
konsumen yang puas atas suatu produk
cenderung akan melakukan pembelian produk
dari perusahaan yang sama.
dilanjutkan lahirnya Quality Control Circles
(QCC), Quality Control Project (QCP) dan
Business Performance Improvement (BPI).
Syarat
mendasar
untuk
ikut
Innov
Astra adalah proyek
inovasi
itu
harus sudah selesai
implementasinya dan
dikembangkan dalam satu tahun terakhir. Tiap
perusahaan di Astra diberi kesempatan
mengirimkan tim terbaiknya. Jumlah tim
setiap perusahaan ditentukan berdasarkan
jumlah kegiatan inovasinya. Yang pasti,
perusahaan yang jumlah kegiatan inovasinya
banyak akan
mendapat
kesempatan
mengirimkan tim dalam jumlah lebih banyak.
Selain telah diimplementasikan, kegiatan
inovasi tersebut juga harus memberi dampak
nyata pada kinerja perusahaan, unik dan
berkelanjutan, serta memanfaatkan sumber
daya yang ada. Dengan kriteria seperti itu,
sudah pasti, untuk bisa sampai di tingkat
InnovAstra, setiap proyek inovasi harus
melewati seleksi yang ketat di perusahaan
masing-masing. Proyek yang bisa masuk di
InnovAstra adalah para juara dari tingkat
perusahaan. Setiap inovasi itu kemudian
dinilai oleh tujuh juri dari internal Astra, anak
usaha dan holding. Tingkat keberhasilan
sebuah inovasi dikukur dari indikator
NQI. “Siapa yang berhasil berinovasi dengan
NQI tertinggi, dialah yang memenangi
lomba,” Dampak InnovAstra sungguh tak bisa
dianggap enteng. Ini terbaca dari sisi
hasil yang terkuantifikasi. Astra menggunakan
parameter Net Quality Income (NQI) untuk
mengukur InnovAstra. Secara umum NQI
adalah net benefit dari kegiatan inovasi setelah
dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
proyek
Menurut
presdir
Astra, Prijono
Sugiarto (2011), bahwa program inovasi yang
dihasilkan pada InnovAstra, berupa sistem,
proses, produk maupun jasa yang memberi
nilai tambah bagi Astra. Sebenarnya, bila
dilihat dari pedoman manajemen di Astra atau
yang oleh internal Astra sering disebut
D. INNOV ASTRA
Sebagai implementasi dari kajian
pustaka dan hasil penelitian sebagaimana
dipaparkan di bab sebelumnya maka
keberhasilan PT Astra International Tbk
dalam pelaksanaan program Innov Astra dapat
menjadi sumber inspirasi bagi para pemain
bisnis dalam menemukan keunggulan
kompetitif dan berkelanjutan di area
kompetisi. Untuk mengantar Astra ke tingkat
pencapaian organisasi yang lebih tinggi (next
level), inovasi menjadi sebuah syarat mutlak
yang merupakan sebuah daya dorong dan
sumber pertumbuhan organisasi yang utama.
PT Astra International Tbk telah
mengenal
manajemen
modern
dalam
mengelola bisnisnya sejak awal 1980an pada
masa itu bermunculan kegiatan kegiatan yang
berorientasi pada perbaikan kualitas produk
seperti Total Quality Control (TQC),
6
sebagai Astra Management System (AMS) —
mengatur perumusan, penjabaran, dan
eksekusi strategi perusahaan — InnovAstra
merupakan bagian dari upaya menjalankan
AMS tersebut. Di AMS, dalam menjalankan
strategi mencakup dua pekerjaan: kerja rutin
dan tidak rutin. Kerja tidak rutin biasanya
berupa
upaya-upaya
alternatif
untuk
meningkatkan produktivitas, kapasitas dan
kualitas, alias mengupayakan terobosan
(inovasi).
Hasil
inovasi
itulah
yangbiasanya diikutkan
dalam
konvensi
InnovAstra. Kegiatan tersebut memberikan
nilai tambah bagi kinerja perusahaan dan pada
akhirnya melahirkan produk dan jasa terbaik
bagi pelanggan.”
Keberhasilan program InnovAstra
sejak awal hingga kini telah menghasilkan
proyek dengan jumlah yang cukup banyak
dari setiap kategori, adapun perinciannya
adalah sebagai berikut:
1. Kategori Suggestion System (SS) atau
sistem saran adalah improvement dan
inovasi kategori individu, hingga saat
ini telah menghasilkan 5.174.489
proyek.
2. Kategori Quality Control Circle (QCC)
adalah improvement dan inovasi
kategori tim dalam satu departemen,
hingga saat ini telah menghasilkan
65.710 proyek.
3. Kategori Quality Control Project
(QCP) adalah improvement dan
inovasi kategori tim lintas departemen
dalam satu divisi, hingga saat ini telah
menghasilkan 6.274 proyek.
4. Kategori
Business
Performance
Improvement
(BPI)
adalah
improvement dan inovasi kategori tim
lintas divisi dalam satu perusahaan,
hingga saat ini telah menghasilkan 284
proyek.
5. Kategori Value Chain Innovation
(VCI) yang baru dimulai sejak tahun
2013 lalu, adalah improvement dan
inovasi kategori tim lintas perusahaan,
hingga saat ini telah menghasilkan 43
proyek.
Sementara di tahun 2014, jumlah
proyek–proyek inovasi yang didaftarkan di
InnovAstra secara rata–rata mengalami
peningkatan sebesar 43,78%, dengan
perincian sebagai berikut:
1. Kategori Suggestion System (SS) atau
sistem saran menghasilkan 637.027
proyek, naik sebesar 29,45% dari
tahun sebelumnya.
2. Kategori Quality Control Circle
menghasilkan 7.312 proyek, naik
sebesar 0,34% dari tahun sebelumnya.
Ada tiga sasaran yang ingin dituju dalam
inisiatif InnovAstra to the Next Level, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas inovasi, agar
memiliki dampak hasil yang lebih
signifikan dan strategis.
2. Memperluas bidang inovasi yang
digarap, mulai dari inovasi di bidang
proses, produk dan layanan, jaringan
distribusi, merek (brand) dan bahkan
bisnis model.
3. Memastikan
adanya
pengukuran
inovasi yang mampu mendorong
pertumbuhan
perusahaan
secara
berkelanjutan (sustainable).
Perjalanan InnovAstra ditahun ke-30an ini
telah menjadi bukti bahwa inovasi telah
menjadi budaya dalam kegiatan harian di
Astra.
Perjalanan
panjang
ini
juga
menunjukkan bahwa Astra dan manajemennya
memberikan komitmen dan dukungan yang
konsisten tehadap aktivitas improvement dan
innovation para karyawannya. Jajaran
organisasi juga percaya bahwa InnovAstra
telah memberikan nilai tambah yang nyata
bagi kinerja perusahaan, dan menjadikan insan
Astra sebagai manusia pembelajar yang mau
terus tumbuh dan berkembang demi masa
depan pribadi maupun organisasi yang lebih
cerah.
7
3. Kategori Quality Control Project
menghasilkan 1.138 proyek, naik
sebesar
20,55%
dari
tahun
sebelumnya.
4. Kategori
Business
Performance
Improvement (BPI) menghasilkan 130
proyek, naik sebesar 124,14% dari
tahun sebelumnya.
5. Kategori Value Chain Innovation
(VCI) menghasilkan 26 proyek, naik
sebesar 44,44% dari tahun sebelumnya
Berbagai proyek yang menggagas perbaikan
operasional dan inovasi yang diusung dalam
InnovAstra telah berhasil diterapkan dalam
kegiatan rutin operasional, sehingga semakin
mendorong
aktualisasi
pengembangan
karyawan, proses kerja dan kinerja untuk
meraih perbaikan berkelanjutan. PT Astra juga
memberikan penghargaan akan jerih payah
dan prestasi tim inovastra, penghargaan antara
lain adalah Astra Green Company dan Astra
Friendly Company (AGC dan AFC) kepada
perusahaan di Grup Astra. AGC memuat
kriteria di bidang Pengelolaan Lingkungan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3) yang
meliputi strategi bisnis perusahaan (green
strategy), proses bisnis yang aman, nyaman
dan bersih (green process), pengembangan
produk yang ramah lingkungan (green
product) dan pengembangan kompetensi
sumber daya manusia (green employee). AGC
bertujuan untuk mencapai operasi bisnis yang
ramah lingkungan dan keberlanjutan di
masing–masing bisnis dan operasi Grup Astra.
Sementara itu, Astra Friendly Company
merupakan
bentuk
kerangka
panduan
komprehensif Grup Astra mengenai penerapan
sistem manajemen, implementasi dan metode
pengukuran
program
pengembangan
berkesinambungan tanggung jawab sosial
perusahaan
atau
Corporate
Social
Responsibility (CSR).
Melalui
standar
AFC,
setiap
perusahaan dalam Grup Astra diharapkan
dapat mengintegrasikan aspek sosial dalam
setiap keputusan bisnisnya sehingga tercapai
peningkatan kualitas hubungan sosial yang
seimbang dan harmonis dengan para
pemangku kepentingan. Fokus implementasi
program AFC adalah pada program
pendidikan, kegiatan peningkatan pendapatan
masyarakat (Income Generating Activities),
kesehatan dan lingkungan.
Pada tahun 2014, Astra memberikan
The Distinguished Award of InnovAstra 30,
sebuah apresiasi yang khusus diberikan
kepada perusahaan yang selama ini dinilai
telah menunjukkan praktek inovasi yang
terukur, bermutu dan juga bekesinambungan.
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong
langkah insan Astra dan juga organisasi untuk
semakin terlibat aktif dalam gerakan inovasi
di Astra.
Berikut
ini
adalah
perjalanan
pencapaian penghargaan (award) atas inovasi
proyek Suggestion System di Astra
Grafik di atas menggambarkan dari
tahun ketahun (2012 s/d 2016) proyek inovasi
yang didaftarkan pada Innov Astra melalui
suggestion system mengalami peningkatan.
Hal ini memberikan gambaran bahwa budaya
inovasi melalui Suggestion System yang
dilakukan oleh Astra grup secara rutin dan
terus menerus ternyata mampu membawa
penghargaan dan capaian penghargaan
(award) yang meningkat dari tahun ke tahun.
8
PENUTUP
Dalam era globalisasi inovasi harus
dilakukan karena inovasi menjadi sumber
pertumbuhan organisasi yang utama, dengan
kata lain inovasi menjadi sebuah syarat yang
tidak terelakkan dan tidak boleh ditawar lagi.
Budaya inovasi di lingkungan perusahaan
melahirkan kreativitas kreativitas yang
menjadi daya dorong untuk menciptakan
keunggulan
bersaing
berkelanjutan
(Sustainable Competitive Advantage)
PT Astra International Tbk, sebagai
salah satu perusahaan nasional yang komit
mencapai Sustainable Competitive Advantage
membuktikan
kemampuannya
dalam
membangkitkan budaya inovasi melalui
program Innov Astra. Keberhasilan Astra
dalam program Innov Astra mengantarkan
proyek proyek inovasi melalui berbagai
criteria pekerjaan seperti : Suggestion Syestem
(SS), Quality Control Circle (QCC), Quatity
Control Project (CQP), Business Performence
Improvmement (BPI) dan Value Chain
Innovation (VCI) ke pencapaian penghargaan
(award)
Pencapaian
prestasi
tersebut
memberikan inspirasi para pelaku bisnis agar
berani menemukan ide ide yang kreatif dan
mampu mengekesekusi nya menjadi suatu
produk unik dan mempunyai kemampuan
untuk bersaing serta unggul dibandingkan
pesaingnya. Dengan demikian budaya inovasi
harus bersifat kontinyu dan berkelanjutan
sekaligus untuk menciptakan sustainable
competitive advantage.
Sementara inovasi melalui Business
Performance Improvement (BPI) pada grafik
diatas menggambarkan tiga tahun pertama
naik dalam memperoleh award pada kegiatan
Innov Astra ,namun pada tahun 2015 dan
2016 jumlah proyek yang menerima award
sedikit menurun. Demikian juga dengan
inovasi melalui Value Chain Innovations
(VCI) yang masuk dalam kegiatan inovastra
tiga tahun pertama award yang diterima naik
namun pada tahun 2016 sedikit menurun
Pencapaian peghargaan (award) pada proyek
Innov Astra, membuktikan bahwa PT Astra
Internasional, Tbk
selalu konsisten dan
komitment terhadap budaya inovasi dalam
perusahaannya. Inovasi dilakukan secara
terukur, bermutu dan juga bekesinambungan.
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong
langkah insan Astra dan juga organisasi untuk
semakin terlibat aktif dalam gerakan inovasi
di Astra. Sejalan dengan tekad PT Astra
International Tbk, untuk mewujudkan cita-cita
menjadi kebanggaan bangsa (pride of the
nation) di tahun 2020 mendatang.
and
Research
Propositions,
Journal of Marketing, Vol.57,
Oktober, p. 83-99
2. Day, George & Wensley, Robin. (April
1988). “Assessig Advantage: A
Framework
for
Dianostic
DAFTAR PUSTAKA
1. Bharadwaj, Sundar G, P.R. Varadarajan,
dan Jihn Fahy, 1993, Sustainable
Competitive Advantage in Service
Industries: A Conceptual Model
9
Competitive Superiority”, dalam
Journal of Marketing, Vol.52
3. Droge, Cornelia dan Shownee Vickery,
1994. “Source And Outcomes Of
Competitive Advantage : An
Explanatory Study In The
Furniture Industry”. Decision
Sciences, p. 669 – 689
4.Ferdinand, Augusty., 2000. Manajemen
Pemasaran : Sebuah Pendekatan
Strategy”. Research Paper Serie.
No. 01 Program Magister
Manajemen
Universitas
Diponegoro (Maret).
5. Ferdinand, Augusty. (2003.) Sustainable
Competitive Advantage: Sebuah
Eksplorasi Model Konseptual.
Semarang:
Universitas
Diponegoro
6.Ferdinand,
Augusty.
(1999) Strategic
Pathways Toward Sustainable
Competitive Advantage
7.
Nemati, et.al (2010). Impact of
Innovationon
Consumer
Satisfaction and Brand Loyalty,
A study of
Mobile Users in
Pakistan , European Journal of
Social Sciense. 16 (2)
8. Porter, Michael, E., 1990, “Competitif
Strategy”, The FreePress, New
York. P. 20.
9.Rogers, E,M , (1995). The Diffusion of
Innovation, New York : The Free
Press.
10.Solomon, M.R, Stuart WE (1997).
Marketing : Real People,Real
Choices International Edition,
New Jersey: Prentice Hall.
11.http://www.acc.co.id/corporate_news/read
/327/30_tahun_innovastra_buda
ya_inovasi_sebagai_kunci_presta
si#.WBwdmC196G4
10
Download