MEMBANGUN SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGE MELALUI BUDAYA INOVASI (Sebuah Kajian Keberhasilan Program Innov Astra) SB. HANDAYANI & IDA MARTINI ALRIANI ABSTRACT Company oriented to the achievement of sustainable competitive advantage is always to be creative in the ideas of renewal in his business. Businesses that commit to the achievement of sustainable competitive advantage is always put innovation effort. This paper will convey the opinions of marketing experts on the strategic importance of innovation in creating a sustainable competitive advantage. Some of the results of empirical studies conducted by previous researchers also supports this paper. While the success of innovations carried out projects of PT Astra International Tbk, be an interesting thing to be revealed in this paper. PT Astra International, Tbk. As one of the companies that are able to prove a culture of innovation as a weapon to keep exis in any condition and sustainable. Astra successfully spur employees to innovate through activities InnovAstra. InnovAstra competition program is placed within the framework of the application of corporate culture has to be a program that is effective, efficient and synergistic and sustainable. As the determination of PT Astra International Tbk to realize its goal of being national pride (pride of the nation) in 2020. Keyword : Sustainable Competitive Advantage, Innovasi dan InnovAstra. ABSTRAKSI Perusahaan yang berorientasi pada pencapaian sustainable competitive advantage senantiasa harus kreatif dalam ide-ide pembaharuan dalam bisnisnya. Bisnis yang komit terhadap pencapaian sustainable competitive advantage selalu mengedepankan inovasi usaha. Tulisan ini akan menyampaikan pendapat para ahli marketing tentang pentingnya strategi inovasi dalam menciptakan sustainable competitive advantage. Beberapa hasil studi empiris yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya juga mendukung tulisan ini. Sementara itu keberhasilan proyek –proyek inovasi yang dijalankan PT Astra Internasional Tbk , menjadi hal yang menarik untuk diungkapkan dalam tulisan ini. PT Astra International, Tbk. Sebagai salah satu perusahaan yang mampu membuktikan budaya inovasi sebagai senjata untuk tetap exis dalam kondisi apapun dan berkelanjutan. Astra sukses memacu karyawannya melakukan inovasi melalui kegiatan InnovAstra. Program kompetisi InnovAstra yang ditempatkan dalam kerangka aplikasi corporate culture telah menjadi program yang efektif, efisien dan sinergis serta berkelanjutan. Sebagaimana tekad PT Astra International Tbk untuk mewujudkan citacitanya menjadi kebanggaan bangsa (pride of the nation) di tahun 2020 mendatang. Keyword : Sustainable Competitive Advantage, Innovasi dan InnovAstra. 1 oleh setiap perusahaan yang selalu ingin exis di era yang semakin ketat dalam kompetinya. Dalam memasuki pasar yang sangat kompetitif, bisnis tidak bisa dijalankan dengan apa adanya meskipun bisnis tersebut sudah cukup dewasa dalam kehidupannya. Keunggulan bersaing perlu dibangun dan diciptakan secara terus menerus dan berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage). Hal ini akan menjadi kekuatan bagi keberhasilan bisnis dalam jangka pendek maupun jangka panjangnya. Salah satu faktor yang dapat digunakan sebagai basis dalam membangun keunggulan bersaing yang berkelanjutan sebagaimana dijelaskan oleh Aaker (1989) dalam Augusty (2006), bahwa dalam hubungannya dengan bagaimana cara bersaing akan merujuk pada pemilihan strategi, keputusan strategi dan implementasinya. Arena kompetisi menunjukkan pemilihan produk, pasar dan pesaing. Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan yang baik agar nantinya menghasilkan pondasi yang kuat dalam menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage). Day & Wensley (1988) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif berkelanjutan merupakan bentuk-bentuk strategi untuk membantu aktor ekonomi (pelaku ekonomi) dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pendapat tersebut didukung oleh Ferdinand (2003) yang menyatakan bahwa pada pasar yang kompetitif, kemampuan aktor menghasilkan kinerja, terutama kinerja keuangan, sangat bergantung pada derajad keunggulan kompetitifnya. Aktor ekonomi dikatakan memiliki keunggulan kompetitif ketika aktor tersebut mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari aktor lain, atau mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh aktor lain PENDAHULUAN Krisis ekonomi yang terjadi di awal tahun 1998 dan 2008, sangat berpengaruh pada perubahan ekonomi di Indonesia. Banyak perusahaan merasakan dampaknya dalam setiap nadi bisnis mereka mulai perusahaan kecil, menengah sampai perusahaan besar. Banyak dari mereka tidak kuat menanggung beban biaya usaha yang melonjak sementara daya beli masyarakat berbanding terbalik. Namun disisi lain kondisi ini justru membuat sebagaian besar pengusaha untuk berpikir kreatif dan berinovasi agar tetap bisa bertahan. Kemampuan berinovasi menjadi sangat lah penting dalam mengembangkan dan mempertahankan bisnis dimasa yang akan datang sehingga perusahaan menjadi lebih matang dan senantiasa selalu siap dalam kondisi apapun. Diera serba terbuka yang semakin kompetitif seperti saat ini, inovasi menjadi daya dorong bahkan menjadi sumber utama pertumbuhan organisasi. Perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional tidak cukup dengan upaya yang biasa biasa saja tapi justru setiap sisi bisnis harus lebih proaktif sehingga setiap kebutuhan dan harapan stakeholders dapat dikelola dengan optimal. Pengusaha juga menyadari bahwa kedudukan customer bukan lagi vertical yang menganggap konsumen itu target melainkan sekarang konsumen itu memilki kedudukan sejajar (horizontal) sehingga menjadikan mereka sebagai mitra bisnis (partner). Perusahaan senantiasa harus memikirkan strategi bisnis mereka dengan lebih kreatif dan inovatif serta menyadari bahwa mereka berada pada kompetisi yang berubah dengan sangat cepat dibarengi dengan kemajuan tehnologi, peraturan atau kebijakan perdagangan, adanya perubahan sikap dan perilaku customer yang mau tidak mau harus dihadapi. Untuk itu inovasi sekecil apapun tidak boleh diabaikan 2 Di Indonesia salah satu perusahaan yang sangat serius dalam menggelorakan semangat inovasi adalah PT Astra International Tbk. Keyakinan bahwa inovasi merupakan kata kunci untuk survive dan terus leading setiap hari sudah menjadi sarapan dan setiap hari juga didengung dengungkan dari level manajemen puncak hingga jajaran karyawan dilapangan,di forum forum di head office, di anak usaha sampai di cabangcabang. Bahkan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan, pada tahun 2011 PT Astra Intenational Tbk menginternalisasi inovasi dalam kegiatan lomba InnovAstra yang akan dilakukan setiap tahun. Kegiatan positif ini terbuka bagi seluruh karyawan dan perusahaan di seluruh Group Astra. Tujuan dari InnovAstra adalah sebuah upaya untuk mencapai prestasi terbaik karena mendorong karyawan berinovasi. Adanya kegitan tersebut senantiasa memberi kesempatan karyawan berimprovisasi dan mengeluarkan kreativitas terbaiknya melalui penciptaan inovasi inovasi dibidang kerja masing-masing. Dan secara korporat kegiatan Innov Astra bisa dilihat sebagai bagian dari proyek improvement and innovations. Tulisan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan wawasan para pelaku bisnis sebagai praktisi pemasaran yang berkepentingan dengan kekuatan inovasi sebagai strategi perusahaan dalam memasuki persaingan bisnis. Seperti kita tahu bahwa inovasi sering dimanfaatkan para pebisnis untuk menghadapi pesaing dalam suatu pasar yang semakin selektif dan persaingan yang sangat kompetitif. Dengan inovasi perusahaan akan memiliki peluang untuk meningkatkan minat beli konsumen dan pelanggannya, karena suatu produk baru dikatakan sukses ketika produk tersebut hadir dan dapat diterima oleh pasarnya. Dari hal tersebut maka penulis akan memaparkan tentang pentingnya strategi inovasi dalam memasuki persaingan bisnis yang semakin kompetitif sebagai upaya untuk menciptakan sustainable competitive advantage keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Juga akan memaparkan implementasi budaya inovasi di PT Astra Internasional Tbk. yang telah berhasil dilaksanakan melalui program Innov Astra yang efektif, efisien, sinergis dan berkelanjutan sekaligus untuk menciptakan sustainable competitive advantage. PEMBAHASAN A. SUSTAINABLE ADVANTAGE COMPETITIVE Pengertian keunggulan bersaing (competitive advantage) sendiri memiliki dua arti yang berbeda tetapi saling berhubungan. Pengertian pertama menekankan pada keunggulan atau superior dalam hal sumber daya dan keahlian yang dimiliki perusahaan.Perusahaan yang memiliki kompetensi dalam bidang pemasaran, manufakturing, dan inovasi dapat menjadikannya sebagai sumber-sumber untuk mencapai keunggulan bersaing. Melalui ketiga bidang kompetensi tersebut, perusahaan dapat mengembangkan strategi sehingga dapat menghasilkan produk yang laku di pasaran.Sedangkan pengertian kedua menekankan pada keunggulan dalam pencapaian kinerja selama ini. Pengertian ini terkait dengan posisi perusahaan dibandingkan dengan para pesaingnya. Perusahaan yang terus memperhatikan perkembangan kinerjanya dan berupaya untuk meningkatkan kinerja tersebut memiliki peluang mencapai posisi persaingan yang lebih baik. Dengan posisi persaingan yang baik maka sebenarnya perusahaan telah memiliki modal yang kuat untuk terus bersaing dengan perusahaan lain (Droge dan Vickery, 1994, p. 669-670). Bharadwaj et al (1993, p. 83-84) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing merupakan hasil dari implementasi strategi yang memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki 3 perusahaan. Keahlian dan asset yang unik dipandang sebagai sumber dari keunggulan bersaing. Keahlian unik merupakan kemampuan perusahaan untuk menjadikan para karyawannya sebagai bagian penting dalam mencapai keunggulan bersaing. Kemampuan perusahaan dalam mengembangkan keahlian para karyawannya dengan baik akan menjadikan perusahaan tersebut unggul dan penerapan strategi yang berbasis sumber daya manusia akan sulit untuk ditiru oleh para pesaingnya. Sedang asset atau sumber daya unik merupakan sumber daya nyata yang diperlukan perusahaan guna menjalankan strategi bersaingnya. Kedua sumber daya ini harus diarahkan guna mendukung penciptaan kinerja perusahaan yang berbiaya rendah dan memiliki perbedaan (diferensiasi) dengan perusahaan lain.Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Porter (1990, p.3) yang menjelaskan bahwa keunggulan bersaing (competitive advantage) adalah jantung kinerja pemasaran untuk menghadapi persaingan. Keunggulan bersaing diartikan sebagai strategi benefit dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk menciptakan keunggulan bersaing yang lebih efektif dalam pasarnya. Strategi ini harus didesain untuk mewujudkan keunggulan bersaing yang terus menerus sehingga perusahaan dapat mendominasi baik di pasar lama maupun pasar baru. Keunggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai-nilai atau manfaat yang diciptakan oleh perusahaan bagi para pembelinya. Pelanggan umumnya lebih memilih membeli produk yang memiliki nilai lebih dari yang diinginkan atau diharapkannya. Namun demikian nilai tersebut juga akan dibandingkan dengan harga yang ditawarkan. Pembelian produk akan terjadi jika pelanggan menganggap harga produk sesuai dengan nilai yang ditawarkannya. Hal ini didukung oleh pendapat Styagraha (1994, p. 14) yang menyatakan bahwa keunggulan bersaing adalah kemampuan suatu badan usaha (perusahaan) untuk memberikan nilai lebih terhadap produknya dibandingkan para pesaingnya dan nilai tersebut memang mendatangkan manfaat bagi pelanggan. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing adalah keunikan produk, kualitas produk, dan harga bersaing. Keunikan produk adalah keunikan produk perusahaan yang memadukan nilai seni dengan selera pelanggan. Kualitas produk adalah kualitas desain dari produk perusahaan. Sedangkan harga bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga produknya dengan harga umum di pasaran. Sementara itu Varandarajan ,et al mengemukakan sebagai berikut Competitive strategy is generally defined as an integrated set of actions taken by a firm that produce a sustainable advantage over competitors, (Varandarajan, et al, 1993). Ada beberapa faktor yang dapat digunakan sebagai basis dalam membangun keunggulan bersaing sebagaimana dijelaskan oleh Aaker (1989) dalam Augusty (1999) bahwa keunggulan bersaing berkelanjutan adalah hasil dari formulasi dan implementasi strategi yang sesuai (Better Fit), yang mengakar pada tiga dimensi praktek manajemen strategik yaitu : Keberhasilan dalam membangun basis untuk kompetisi, cara untuk kompetisi serta pengelolaan arena kompetisi yang superior. Sebagai basis kompetisi ia akan mengakar pada pemilihan asset yang tepat, pendayagunaan kompetensi dan kapabilitas yang sesuai. Hubungannya dengan bagaimana cara bersaing akan merujuk pada pemilihan strategi strategi fungsional, keputusan strategi serta implementasinya. Arena kompetisi menunjukkan dimensi pemilihan produk, pasar dan pesaing. Pengelolaan yang baik atas proses proses tersebut akan menghasilkan basis yang kuat untuk mendapatkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. 4 (radical innovation). Inovasi incremental adalah sebagai bentuk eksploitasi dari bentuk bentuk atau tehnologi yang telah ada sebelumnya. Inovasi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan hal-hal yang telah ada sebelumnya untuk melayani beberapa tujuan yang baru.Sedangkan inovasi radikal merupakan bentuk penemuan dari barang ,proses, maupun gagasan yang belum pernah ada sama sekali dari sebelumnya. Inovasi jenis ini lebih bersifat evolusioner daripada revolusioner. Sementara Solomon dan Stuart,, (1997) membagi inovasi menjadi tiga yaitu : (1) Continous Innovations yanu padamodifikasi pada mengacu pada produk yang sudah ada,ini adalah jenis inovasi yang paling sering hanya memunculkan perubahan perubahan kecil untuk kepentingan positioning produk, perluasan lini atau menghindari kebosanan pelanggan. (2) Dynamically Continuous Innovations, mengacu pada inovasi yang dapat membawa perubahan pada perilaku dan cara seseorang untuk melakukan sesuatu. (3) Dicontinuous Innovations yang mengacu pada penemuanpenemuan besar yang baru pertama kali terjadi dan membuka pasar yang benar-benar baru serta mengubah cara hidup orang banyak. Inovasi menjadi pendorong minat beli konsumen, karena pengambilan keputusan pembelian mereka sebenarnya didahului dengan stimuli pemasaran dan stimuli lainnya yang dapat mempengaruhi minat beli seorang konsumen. Perbaikan kualitas produk, adalah salah bentuk inovasi yang acapkali dilakukan oleh perusahaan . Inovasi akan memberikan kesempatan perusahaan agar secara terus menerus membuat perbaikan perbaikan atas kualitas produk yang sudah ada. Inovasi pun mendorong perusahaan untuk lebih kreatif dalam menemukan ide-ide produk baru sehingga perusahaan mampu menciptakan pembaharuan atas produk yang berbeda dari produk sebelumnya. Dengan upaya tersebut B. INOVASI Inovasi berasal dari bahasa latin yaitu nova yang artinya adalah baru. Inovasi secara umum diartikan sebagai pengenalan sebuah hal maupun metode yang baru. Menurut Roger, 1995. “An Innovation is an idea, practice, or object that is perceived to as new by an. individual or other unit of adoption. The characteristic of an innovation, as perceived by the member of social system, determine its rate of adoption” (Rogers, 1995). Artinya, sebuah inovasi adalah sebuah ide praktek, atau objek yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang baru oleh seseorang atau unit adopsi lain dimana persepsi kebaruan oleh anggota dari sistem sosial tersebut mempengaruhi tingkat adopsi dari inovasi tersebut. Inovasi adalah pengenalan sebuah hal maupun metode yang baru. Nemati et Al (2010) mengemukakan bahwa inovasi terangkum usaha penciptaan, pengembangan dan implementasi dari produk, proses dan layanan baru dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan keunggulan kompetitif. Solomon & Stuart (1997) mengemukakan bahwa dalam konteks pemasaran, inovasi tidak terbatas pada penciptaan produk yang benar benar baru pertama kali di dunia namun juga termasuk didalamnya adalah setiap produk baru yang diperkenalkan oleh perusahaan. Sebagai contoh modifikasi produk yang sudah ada sekedar perubahan perubahan kecil untuk kepentingan positioning produk, perluasan lini untuk menghindari kebosanan pelanggan. Inovasi juga bisa dilakukan dengan mengacu pada bagaimana merubah perilaku atau cara seseorang melakukan sesuatu atau mengubah cara hidup orang banyak dengan membuka pasar baru. Secara umum inovasi dapat dibagi dalam dua jenis yaitu inovasi inkremental (incremental innovation) dan inovasi radikal 5 maka perusahaan bisa menciptakan keunggulan-keunggulan produk yang memiliki kemampuan mendapatkan perhatian dari pasarnya dan meningkatkan market sharenya. Hal ini dipertegas dengan hasil penelitian Robinson dan Fornell dalam Ferdinand (2000) yang menyimpulkan bahwa perluasan lini produk merupakan salah satu strategi yang digarap untuk meningkatkan market share perusahaan. Mereka menemukan bahwa elastisitas kebijakan lini produk sangat signifikan menentukan berhasil tidaknya perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan porsi pasar. Sementara Varadarajan dalam Ferdinand (2000) pada studinya tentang produk diversity dan kinerja perusahaan menemukan bahwa diversifikasi produk diakui dan diadopsi secara sungguh sungguh oleh kebanyakan perusahaan sebagai basis strategi pemasaran untuk menghasilkan kinerja pasar yang baik. Sebab pada dasarnya konsumen yang puas atas suatu produk cenderung akan melakukan pembelian produk dari perusahaan yang sama. dilanjutkan lahirnya Quality Control Circles (QCC), Quality Control Project (QCP) dan Business Performance Improvement (BPI). Syarat mendasar untuk ikut Innov Astra adalah proyek inovasi itu harus sudah selesai implementasinya dan dikembangkan dalam satu tahun terakhir. Tiap perusahaan di Astra diberi kesempatan mengirimkan tim terbaiknya. Jumlah tim setiap perusahaan ditentukan berdasarkan jumlah kegiatan inovasinya. Yang pasti, perusahaan yang jumlah kegiatan inovasinya banyak akan mendapat kesempatan mengirimkan tim dalam jumlah lebih banyak. Selain telah diimplementasikan, kegiatan inovasi tersebut juga harus memberi dampak nyata pada kinerja perusahaan, unik dan berkelanjutan, serta memanfaatkan sumber daya yang ada. Dengan kriteria seperti itu, sudah pasti, untuk bisa sampai di tingkat InnovAstra, setiap proyek inovasi harus melewati seleksi yang ketat di perusahaan masing-masing. Proyek yang bisa masuk di InnovAstra adalah para juara dari tingkat perusahaan. Setiap inovasi itu kemudian dinilai oleh tujuh juri dari internal Astra, anak usaha dan holding. Tingkat keberhasilan sebuah inovasi dikukur dari indikator NQI. “Siapa yang berhasil berinovasi dengan NQI tertinggi, dialah yang memenangi lomba,” Dampak InnovAstra sungguh tak bisa dianggap enteng. Ini terbaca dari sisi hasil yang terkuantifikasi. Astra menggunakan parameter Net Quality Income (NQI) untuk mengukur InnovAstra. Secara umum NQI adalah net benefit dari kegiatan inovasi setelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proyek Menurut presdir Astra, Prijono Sugiarto (2011), bahwa program inovasi yang dihasilkan pada InnovAstra, berupa sistem, proses, produk maupun jasa yang memberi nilai tambah bagi Astra. Sebenarnya, bila dilihat dari pedoman manajemen di Astra atau yang oleh internal Astra sering disebut D. INNOV ASTRA Sebagai implementasi dari kajian pustaka dan hasil penelitian sebagaimana dipaparkan di bab sebelumnya maka keberhasilan PT Astra International Tbk dalam pelaksanaan program Innov Astra dapat menjadi sumber inspirasi bagi para pemain bisnis dalam menemukan keunggulan kompetitif dan berkelanjutan di area kompetisi. Untuk mengantar Astra ke tingkat pencapaian organisasi yang lebih tinggi (next level), inovasi menjadi sebuah syarat mutlak yang merupakan sebuah daya dorong dan sumber pertumbuhan organisasi yang utama. PT Astra International Tbk telah mengenal manajemen modern dalam mengelola bisnisnya sejak awal 1980an pada masa itu bermunculan kegiatan kegiatan yang berorientasi pada perbaikan kualitas produk seperti Total Quality Control (TQC), 6 sebagai Astra Management System (AMS) — mengatur perumusan, penjabaran, dan eksekusi strategi perusahaan — InnovAstra merupakan bagian dari upaya menjalankan AMS tersebut. Di AMS, dalam menjalankan strategi mencakup dua pekerjaan: kerja rutin dan tidak rutin. Kerja tidak rutin biasanya berupa upaya-upaya alternatif untuk meningkatkan produktivitas, kapasitas dan kualitas, alias mengupayakan terobosan (inovasi). Hasil inovasi itulah yangbiasanya diikutkan dalam konvensi InnovAstra. Kegiatan tersebut memberikan nilai tambah bagi kinerja perusahaan dan pada akhirnya melahirkan produk dan jasa terbaik bagi pelanggan.” Keberhasilan program InnovAstra sejak awal hingga kini telah menghasilkan proyek dengan jumlah yang cukup banyak dari setiap kategori, adapun perinciannya adalah sebagai berikut: 1. Kategori Suggestion System (SS) atau sistem saran adalah improvement dan inovasi kategori individu, hingga saat ini telah menghasilkan 5.174.489 proyek. 2. Kategori Quality Control Circle (QCC) adalah improvement dan inovasi kategori tim dalam satu departemen, hingga saat ini telah menghasilkan 65.710 proyek. 3. Kategori Quality Control Project (QCP) adalah improvement dan inovasi kategori tim lintas departemen dalam satu divisi, hingga saat ini telah menghasilkan 6.274 proyek. 4. Kategori Business Performance Improvement (BPI) adalah improvement dan inovasi kategori tim lintas divisi dalam satu perusahaan, hingga saat ini telah menghasilkan 284 proyek. 5. Kategori Value Chain Innovation (VCI) yang baru dimulai sejak tahun 2013 lalu, adalah improvement dan inovasi kategori tim lintas perusahaan, hingga saat ini telah menghasilkan 43 proyek. Sementara di tahun 2014, jumlah proyek–proyek inovasi yang didaftarkan di InnovAstra secara rata–rata mengalami peningkatan sebesar 43,78%, dengan perincian sebagai berikut: 1. Kategori Suggestion System (SS) atau sistem saran menghasilkan 637.027 proyek, naik sebesar 29,45% dari tahun sebelumnya. 2. Kategori Quality Control Circle menghasilkan 7.312 proyek, naik sebesar 0,34% dari tahun sebelumnya. Ada tiga sasaran yang ingin dituju dalam inisiatif InnovAstra to the Next Level, yaitu: 1. Meningkatkan kualitas inovasi, agar memiliki dampak hasil yang lebih signifikan dan strategis. 2. Memperluas bidang inovasi yang digarap, mulai dari inovasi di bidang proses, produk dan layanan, jaringan distribusi, merek (brand) dan bahkan bisnis model. 3. Memastikan adanya pengukuran inovasi yang mampu mendorong pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Perjalanan InnovAstra ditahun ke-30an ini telah menjadi bukti bahwa inovasi telah menjadi budaya dalam kegiatan harian di Astra. Perjalanan panjang ini juga menunjukkan bahwa Astra dan manajemennya memberikan komitmen dan dukungan yang konsisten tehadap aktivitas improvement dan innovation para karyawannya. Jajaran organisasi juga percaya bahwa InnovAstra telah memberikan nilai tambah yang nyata bagi kinerja perusahaan, dan menjadikan insan Astra sebagai manusia pembelajar yang mau terus tumbuh dan berkembang demi masa depan pribadi maupun organisasi yang lebih cerah. 7 3. Kategori Quality Control Project menghasilkan 1.138 proyek, naik sebesar 20,55% dari tahun sebelumnya. 4. Kategori Business Performance Improvement (BPI) menghasilkan 130 proyek, naik sebesar 124,14% dari tahun sebelumnya. 5. Kategori Value Chain Innovation (VCI) menghasilkan 26 proyek, naik sebesar 44,44% dari tahun sebelumnya Berbagai proyek yang menggagas perbaikan operasional dan inovasi yang diusung dalam InnovAstra telah berhasil diterapkan dalam kegiatan rutin operasional, sehingga semakin mendorong aktualisasi pengembangan karyawan, proses kerja dan kinerja untuk meraih perbaikan berkelanjutan. PT Astra juga memberikan penghargaan akan jerih payah dan prestasi tim inovastra, penghargaan antara lain adalah Astra Green Company dan Astra Friendly Company (AGC dan AFC) kepada perusahaan di Grup Astra. AGC memuat kriteria di bidang Pengelolaan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3) yang meliputi strategi bisnis perusahaan (green strategy), proses bisnis yang aman, nyaman dan bersih (green process), pengembangan produk yang ramah lingkungan (green product) dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia (green employee). AGC bertujuan untuk mencapai operasi bisnis yang ramah lingkungan dan keberlanjutan di masing–masing bisnis dan operasi Grup Astra. Sementara itu, Astra Friendly Company merupakan bentuk kerangka panduan komprehensif Grup Astra mengenai penerapan sistem manajemen, implementasi dan metode pengukuran program pengembangan berkesinambungan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Melalui standar AFC, setiap perusahaan dalam Grup Astra diharapkan dapat mengintegrasikan aspek sosial dalam setiap keputusan bisnisnya sehingga tercapai peningkatan kualitas hubungan sosial yang seimbang dan harmonis dengan para pemangku kepentingan. Fokus implementasi program AFC adalah pada program pendidikan, kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat (Income Generating Activities), kesehatan dan lingkungan. Pada tahun 2014, Astra memberikan The Distinguished Award of InnovAstra 30, sebuah apresiasi yang khusus diberikan kepada perusahaan yang selama ini dinilai telah menunjukkan praktek inovasi yang terukur, bermutu dan juga bekesinambungan. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong langkah insan Astra dan juga organisasi untuk semakin terlibat aktif dalam gerakan inovasi di Astra. Berikut ini adalah perjalanan pencapaian penghargaan (award) atas inovasi proyek Suggestion System di Astra Grafik di atas menggambarkan dari tahun ketahun (2012 s/d 2016) proyek inovasi yang didaftarkan pada Innov Astra melalui suggestion system mengalami peningkatan. Hal ini memberikan gambaran bahwa budaya inovasi melalui Suggestion System yang dilakukan oleh Astra grup secara rutin dan terus menerus ternyata mampu membawa penghargaan dan capaian penghargaan (award) yang meningkat dari tahun ke tahun. 8 PENUTUP Dalam era globalisasi inovasi harus dilakukan karena inovasi menjadi sumber pertumbuhan organisasi yang utama, dengan kata lain inovasi menjadi sebuah syarat yang tidak terelakkan dan tidak boleh ditawar lagi. Budaya inovasi di lingkungan perusahaan melahirkan kreativitas kreativitas yang menjadi daya dorong untuk menciptakan keunggulan bersaing berkelanjutan (Sustainable Competitive Advantage) PT Astra International Tbk, sebagai salah satu perusahaan nasional yang komit mencapai Sustainable Competitive Advantage membuktikan kemampuannya dalam membangkitkan budaya inovasi melalui program Innov Astra. Keberhasilan Astra dalam program Innov Astra mengantarkan proyek proyek inovasi melalui berbagai criteria pekerjaan seperti : Suggestion Syestem (SS), Quality Control Circle (QCC), Quatity Control Project (CQP), Business Performence Improvmement (BPI) dan Value Chain Innovation (VCI) ke pencapaian penghargaan (award) Pencapaian prestasi tersebut memberikan inspirasi para pelaku bisnis agar berani menemukan ide ide yang kreatif dan mampu mengekesekusi nya menjadi suatu produk unik dan mempunyai kemampuan untuk bersaing serta unggul dibandingkan pesaingnya. Dengan demikian budaya inovasi harus bersifat kontinyu dan berkelanjutan sekaligus untuk menciptakan sustainable competitive advantage. Sementara inovasi melalui Business Performance Improvement (BPI) pada grafik diatas menggambarkan tiga tahun pertama naik dalam memperoleh award pada kegiatan Innov Astra ,namun pada tahun 2015 dan 2016 jumlah proyek yang menerima award sedikit menurun. Demikian juga dengan inovasi melalui Value Chain Innovations (VCI) yang masuk dalam kegiatan inovastra tiga tahun pertama award yang diterima naik namun pada tahun 2016 sedikit menurun Pencapaian peghargaan (award) pada proyek Innov Astra, membuktikan bahwa PT Astra Internasional, Tbk selalu konsisten dan komitment terhadap budaya inovasi dalam perusahaannya. Inovasi dilakukan secara terukur, bermutu dan juga bekesinambungan. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong langkah insan Astra dan juga organisasi untuk semakin terlibat aktif dalam gerakan inovasi di Astra. Sejalan dengan tekad PT Astra International Tbk, untuk mewujudkan cita-cita menjadi kebanggaan bangsa (pride of the nation) di tahun 2020 mendatang. and Research Propositions, Journal of Marketing, Vol.57, Oktober, p. 83-99 2. Day, George & Wensley, Robin. (April 1988). “Assessig Advantage: A Framework for Dianostic DAFTAR PUSTAKA 1. Bharadwaj, Sundar G, P.R. Varadarajan, dan Jihn Fahy, 1993, Sustainable Competitive Advantage in Service Industries: A Conceptual Model 9 Competitive Superiority”, dalam Journal of Marketing, Vol.52 3. Droge, Cornelia dan Shownee Vickery, 1994. “Source And Outcomes Of Competitive Advantage : An Explanatory Study In The Furniture Industry”. Decision Sciences, p. 669 – 689 4.Ferdinand, Augusty., 2000. Manajemen Pemasaran : Sebuah Pendekatan Strategy”. Research Paper Serie. No. 01 Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro (Maret). 5. Ferdinand, Augusty. (2003.) Sustainable Competitive Advantage: Sebuah Eksplorasi Model Konseptual. Semarang: Universitas Diponegoro 6.Ferdinand, Augusty. (1999) Strategic Pathways Toward Sustainable Competitive Advantage 7. Nemati, et.al (2010). Impact of Innovationon Consumer Satisfaction and Brand Loyalty, A study of Mobile Users in Pakistan , European Journal of Social Sciense. 16 (2) 8. Porter, Michael, E., 1990, “Competitif Strategy”, The FreePress, New York. P. 20. 9.Rogers, E,M , (1995). The Diffusion of Innovation, New York : The Free Press. 10.Solomon, M.R, Stuart WE (1997). Marketing : Real People,Real Choices International Edition, New Jersey: Prentice Hall. 11.http://www.acc.co.id/corporate_news/read /327/30_tahun_innovastra_buda ya_inovasi_sebagai_kunci_presta si#.WBwdmC196G4 10