GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE BREAST CARE DALAM PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Disusun Oleh: BELLA ARUM NADYAWATI 0141719 PROGAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE BREAST CARE DALAM PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Bella Arum Nadyawati*) Ari Andayani, S.SiT, M.Kes**), Yulia Nur Khayati, S.SiT., MPH**) *) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Latar Belakang : Mengacu pada target renstra pada tahun 2015 cakupan pemberian ASI eksklusif yaitu sebesar 39%, Puskesmas Lerep yang berada di Kecamatan Ungaran Barat termasuk dalam cakupan ASI Eksklusif yang rendah yaitu sebanyak 27,1%. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI Eksklusif, salah satunya adalah faktor rangsangan berupa perawatan payudara. Apabila seorang ibu nifas diberi rangsangan berupa metode breast care secara rutin akan membantu meningkatkan produksi ASI sehingga ibu bisa menyusui secara eksklusif. Keberhasilan metode breast care dipengaruhi oleh pengetahuan ibu. Tujuan : untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang metode breast care dalam peningkatan produksi ASI di wilayah kerja Puskesmas Lerep kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Metode : desain deskriptif. Analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diberikan pada ibu nifas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Lerep kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada tanggal 21-29 juli yang berjumlah 36 responden. Teknik sampling menggunakan total sampling. Hasil : Hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden berpengetahuan kurang sejumlah 15 responden (41,7 %), pengetahuan cukup sejumlah 10 responden (27,8 %), pengetahuan baik sejumlah 11 responden (30,6 %). Kesimpulan : pengetahuan ibu nifas di wilayah kerja puskesmas lerep sebagian besar berpengetahuan kurang tentang metode breast care. Kata kunci : pengetahuan, Breast care, ASI Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Metode Breast Care Dalam Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang | 1 ABSTRACT Background : Referring to the strategic plan target in 2015, exclusive breastfeeding coverage was 39%, Puskesmas Lerep located in West Ungaran included in the coverage of low Exclusive breastfeeding as much as 27.1%. Many factors affect the low coverage of Exclusive breastfeeding, one of which is a stimulus factor of breast care. If a mother who have just given birth is given stimuli in the form of a method of breast care regularly it will help to increase the production of breastfeeding so the mother can breastfeed exclusively. The success of a method of breast care influenced by the mother knowledge. Objective : to know the description of postpartum knowledge about breast care method in increasing production of breast milk at Puskesmas Lerep working area West Ungaran Semarang Regency. Methods : Descriptive design. Data analysis used descriptive technique. Data collection used a questionnaire that given on the postpartum mother at Puskesmas Lerep West Ungaran Semarang on 21-29 July as many as 36 respondents. The sampling technique used total sampling. Results : The result of this research, respondents with low knowledge are 15 respondents (41,7%), sufficient knowledge are 10 respondents (27,8%), good knowledge are 11 respondents (30,6%). Conclusion : The knowledge of postpartum women at Puskesmas Lerep working area about breast care method are mostly in less knowledge. Keyword : Knowledge, Breast care, Breast milk PENDAHULUAN Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia tahun 2015 mengalami penurunan di bandingkan SDKI tahun 2012. Jika di tahun 2012 sebanyak 32 per 1,000 kelahiran hidup,di tahun 2015 sebesar 22,23 per 1,000 kelahiran hidup, yang artinya AKB tahun 2015 sudah mencapai target MDG’s yang sudah berakhir tahun 2015 sebesar 23 per 1,000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015). AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 10 per 1,000 KH, terjadi sedikit penurunan dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 10,08/1,000 KH. Sedangkan AKB di Kab. Semarang sebesar 11,18 per 1,000 KH (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2015). Tingginya AKB disebabkan karena banyak faktor, seperti prematur, berat bayi lahir rendah, asfiksia, respirasi disstres sindrom, kelainan kongenital, dehidrasi , diare, dll. Penyebab kematian bayi tersebut bisa dihindari apabila dilakukan pemberian ASI yang optimal. ASI eksklusif efektif untuk mencegah kematian balita hingga 13%15%. Sekitar 40% kematian bayi terjadi satu bulan pertama kehidupan, dengan pemberian ASI akan mengurangi 22% kematian bayi dibawah 28 hari kehidupan, dengan demikian kematian bayi dan balita dapat dicegah melalui pemberian ASI eksklusif secara dini dari sejak bayi dilahirkan di awal kehidupannya (Maryunani, 2012) Mengacu pada target renstra pada tahun 2015 yang sebesar 39%, cakupan pemberian ASI eksklusif secara nasional pada bayi usia kurang dari enam bulan sebesar 55,7% (Kemenkes RI, 2016). Cangkupan pemberian ASI Eksklusif di Profinsi Jawa Tengah sebesar 56,1% (profil kesehatan Indonesia, 2015). Cangkupan ASI Eksklusif di Kabupaten Semarang tahun 2015 sebesar 44,83% mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 yang sebesar 44,30%. (Dinkes kab. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Metode Breast Care Dalam Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang | 2 Semarang, 2015). Puskesmas Lerep yang berada di Kecamatan Ungaran Barat berada pada urutan ke dua paling rendah cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Semarang dengan cangkupan ASI Eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan yaitu sebanyak 27,1% (Dinkes Kab. Semarang, 2015). karena di Puskesmas Lerep belum terdapat program untuk perawatan payudara (Breast care) dan bidan di wilayah Puskesmas Lerep hanya memberikan penyuluhan tanpa mengajarkan kepada beberapa ibu nifas bagaimana cara perawatan payudara yang benar. Seorang ibu akan bahagia jika bisa memberikan ASI secara eksklusif selama enam bulan dan diteruskan sampai usia anak dua tahun. Namun tidak sedikit ibu yang kecewa keinginannya memberikan ASI eksklusif tidak berhasil karena mempunyai masalah dalam memberikan ASI. Masalah-masalah tersebut diantaranya puting ibu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis atau abses payudara, serta sindrom ASI kurang (Astutik,2014). Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada hari-hari pertama setelah melahirkan adalah ASI tidak keluar. Air susu ibu tidak atau susah untuk keluar dan terkadang ibu merasa bahwa ASI yang diproduksi kurang pada awal setelah persalinan, terutama bagi yang baru pertama melahirkan, sehingga menyebabkan ibu melakukan berbagai cara agar kebutuhan ASI bayinya terpenuhi misal dengan meminum jamu, memakan daun katup, memberikan susu formula bahkan memberikan makanan tambahan bagi bayinya (Anggraini,2010). Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI Eksklusif diantaranya pengetahuan, sosial budaya, psikologis, fisik ibu, perilaku /rangsangan dan tenaga kesehatan. Dari faktor psikologis ibu, akan berkaitan dengan produksi ASI, dimana apabila hati ibu senang, bahagia maka produksi ASI akan melimpah. Faktor rangsangan berupa perawatan payudara dengan metode breast care secara rutin juga akan membantu meningkatkan produksi ASI hingga ibu bisa menyusui secara eksklusif namun ketika pasien sudah pulang biasanya tidak lagi dilakukan karena kendala kurangnya pengetahuan dari keluarga ( Soetjiningsih, 2010). Breast care post partum adalah perawatan payudara pada ibu setelah melahirkan sedini mungkin. Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur unutk memelihara kesehatan payudara dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu masa nifas. Adapun pelaksanaan breast care post partum ini dilakukan pada hari ke 1-2 setelah melahirkan minimal dua kali dalam sehari. Manfaat breast care post partum antara lain melancarkan reflek pengeluaran ASI atau reflek let down, cara efektif meningkatkan volume ASI peras/perah, serta mencegah bendungan pada payudara/ payudara bengkak ( Roesli, 2008. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat terhadap 10 orang ibu nifas terdapat 6 orang mengetahui cara memperbanyak ASI dan 4 orang belum mengetahuinya. Untuk membantu ibu nifas dengan masalah pada hari pertama pengeluaran ASI mengingat keberhasilan pemberian ASI Eksklusif sangat ditentukan pada hari-hari pertama pengeluaran ASI, maka peneliti tertarik untuk mengambil penelitian yang berjudul “Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang metode breast care dalam peningkatan produksi ASI di wilayah kerja Puskesmas Lerep kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang”. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Metode Breast Care Dalam Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang | 3 METODE PENELITIAN Desain penelitian ini mengunakan metode deskriptif, jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah survey dimana hasil penelitian hanya menyajikan gambaran pengetahuan ibu nifas tentang metode breast care dalam peningkatan produksi ASI. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang metode breast care dalam peningkatan produksi ASI. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada tanggal 21-29 Juli 2017. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lerep pada tanggal 21-29 Juli 2017 sebanyak 36 ibu nifas. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lerep pada tanggal 21-29 Juli 2017 sebanyak 36 ibu nifas Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Data primer dalam penelitian ini yaitu data pengetahuan ibu yang diperoleh dari responden dengan cara menggunakan kuesioner pada ibu nifas. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Lerep yaitu jumlah ibu nifas pada bulan Juli 2017. pertanyaan dinyatakan valid jika r hitung > r tabel, sedangkan r tabel untuk n = 20 adalah 0,444. Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan didapatkan 5 soal dengan hasil r hitung < r table sehingga butir soal tersebut dinyatakan tidak valid. Soal tersebut terdapat pada soal nomer 2 dengan r hitung -0,227, 10 dengan r hitung -0,202, 19 dengan r hitung -0,022, 25 dengan r hitung 0,220, 30 dengan r hitung -0,041 sehingga pada soal-soal tersebut tidak diikutsertakan dalam penelitian karena 25 butir soal yang dinyatakan valid sudah dapat mewakili. Instrumen penelitian dinyatakan reliabel jika nilai alpha Cronbach > 0,60 (Arikunto, 2010. Instrumen penelitian dinyatakan reliabel jika nilai alpha Cronbach > 0,60 (Arikunto, 2010). Berdasarkan uji reliabilitas yang diolah menggunakan program SPSS 18 for windows didapatkan hasil dari Alpha Cronbach 0,937 yang berarti instrumen penelitian dinyatakan reliabel. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat. HASIL 1. Karakteristik Responden Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Nifas Umur Frekuensi Persentase (%) < 20 Tahun 1 2,8 20-35 32 88,9 Tahun 3 8,3 > 35 Tahun Jumlah 36 100,0 Tabel 1 diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu sejumlah 32 (88,9%), dan hanya 1 (2,8%) responden yang berumur < 20 tahun. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu Nifas Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SD 1 2,8 SMP 18 50,0 SMA 16 44,4 Perguruan 1 2,8 Tinggi Jumlah 36 100,0 Tabel 2 diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMP, yaitu sejumlah 18 orang (50,0%), dan hanya 1 (2,8%) berpendidikan SD serta Perguruan Tinggi. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu Nifas Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Metode Breast Care Dalam Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang | 4 Pekerjaan Freku ensi 18 12 1 5 Persenta se (%) 50,0 33,3 2,8 13,9 IRT Karyawan/Swast a PNS Pedangan / Wiraswasta Jumlah 36 100,0 Tabel 3 diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja), yaitu sejumlah 18 orang (50,0%), dan hanya 1 (2,8%) responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas pada Ibu Nifas Paritas Frekuensi Persentase (%) Primipara 15 41,7 Multipara 21 58,3 Jumlah 36 100,0 Tabel 4 diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden merupakan ibu multipara, yaitu sejumlah 21 orang (58,3%), dan sebagian kecil responden merupakan ibu primipara, yaitu sejumlah 15 orang (41,7%). 2. Analisis Univariat Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Breastcare Pengetahuan Kurang Cukup Baik Jumlah Frekuensi Persentase (%) 15 41,7 10 27,8 11 30,5 36 100,0 Tabel 5 diatas menunjukan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang breastcare dalam peningkatan produksi ASI sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 15 orang (41,7%), dan sebagian kecil berpengetahuan cukup, yaitu sejumlah 10 orang (27,8%). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang metode breast care dalam peningkatan produksi ASI sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sebanyak 15 (41,7%) responden, dan sebagian kecil responden berada dalam kategori cukup, yaitu sebanyak 10 (27,8%) responden, serta 11 ( 30,5%) responden berada dalam kategori baik. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan ibu nifas sebagian besar berada pada pendidikan dasar (SD dan SMP), yaitu sebanyak 19 responden. Pendidikan sangat berpengaruh pada pengetahuan seseorang semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuannya. Menurut Suhardi (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang salah satunya adalah pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah orang tersebut menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang didapatnya. Pengetahuan ibu nifas tentang metode breast care dalam peningkatan produksi ASI dalam kategori kurang ini juga dikarenakan umur Ibu yang terlalu muda (< 20 tahun), hal ini ditunjukan dari hasil penelitian bahwa didapatkan 1 responden (100,0%) berumur < 20 tahun memiliki pengetahuan kurang, dari 32 responden berumur 20-35 tahun didapatkan hasil 14 (43,6%) responden berpengetahuan kurang, 10 (31,3%) responden berpengetahuan cukup, 8 (25,0%) responden berpengetahuan baik, dari 3 responden yang berumur > 35 tahun dimana 3 (100,0%) responden berpengetahuan baik. Hal ini menunjukan bahwa faktor umur mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia semakin berkembangnya daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan dapat berkembang Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Metode Breast Care Dalam Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang | 5 dengan baik. Umur ibu yang lebih tua cenderung mempunyai pengalaman yang lebih banyak dalam hal yang berkaitan dengan pengetahuan dibandingkan dengan seseorang yang lebih muda umurnya (Notoatmodjo, 2010). Hal ini ditunjukan pada responden berumur > 35 tahun dimana 3 (100,0%) responden berpengetahuan baik. Selain itu sebagian besar ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga ( tidak bekerja) hal ini ditunjukan dari hasil penelitian bahwa ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga memiliki pengetahuan kurang tentang metode breast care, yaitu sejumlah 11 orang (61,1%), dan berbeda dengan ibu yang bekerja sebagai karyawan sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik, yaitu sejumlah 5 orang (41,7%), menurut nursalam dan pariani (2006) bahwa pekerjaan seseorang menggambarkan aktifitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang didapat, biasanya yang bekerja mempunyai cara pandang yang lebih baik dari pada yang tidak bekerja. Faktor paritas juga mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang metode breast care dalam peningkatan ASI, dari penelitian yang dilakukan terdapat ibu primipara sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang, yaitu sejumlah 9 orang (60,0%), dan ibu dengan multipara sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup, yaitu sejumlah 8 orang (38,1%). Responden multipara memiliki pengetahuan lebih baik dibanding dengan ibu yang primipara karena pengalaman yang dimiliki oleh responden sebelumnya mengenai metode breast care dalam peningkatan produksi ASI sedangkan untuk primipara belum memiliki pengalaman mengenai metode breast care, sehingga pengetahuan responden primipara lebih rendah dibanding dengan responden multipara. Menurut Notoadmodjo (2010), mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sabab itu, pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang metode breast care dalam kategori kurang baik, dikarenakan ibu kurang mengetahui manfaat serta cara melakukan breast care sehingga kebanyakan ibu melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya seperti pemberian susu formula hal ini yang mengakibatkan target ASI eksklusif nya turun. Breast care juga bermanfaat untuk mengurangi bendungan ASI serta memperlancar produksi ASI, menurut ninik (2010) perawatan payudara yang dilakukan tidak tepat dapat menghambat kelancaran sirkulasi darah, pengeluaran ASI melalui sinus laktiferus, sehingga dapat menyebabkan terjadinya masalah pada masa nifas seperti bendungan ASI dan masalah payudara lainya. Pengetahuan responden dipengaruhi juga oleh informasi yang diperoleh dari media cetak, elektronik, dan papan pengumuman. Menurut Soekanto (2008) faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain informasi. Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang luas. Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan dan pendidikan dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya adalah sumber informasi dan media informasi, baik media cetak, elektronik, human media antara lain bidan. Dari hasil Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Metode Breast Care Dalam Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang | 6 penelitian juga menunjukan bahwa sebagian ibu nifas pada hari pertama sebelum di ijinkan pulang bidan hanya memberikan informasi tentang cara perawatan payudara (Breast care) secara sekilas dan tidak mendetail. Hal ini yang menyebabkan pengetahuan responden menjadi kurang mengenai metode breast care untuk meningkatkan produksi ASI. Menurut Silvi (2009), yang menyatakan bahwa keberhasilan dan kegagalan menyusui tidak terlepas dari peran tenaga kesehatan dalam menyampaikan informasi dan mensosialisasikan kepada masyarakat, khususnya informasi cara perawatan payudara. KETERBATASAN Variabel ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil penelitian ini terbatas hanya pada pengetahuan saja. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah dan jawaban mereka belum bisa mengukur pengetahuan responden secara mendalam. KESIMPULAN Hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang yang dilakukan pada 36 responden diperoleh kesimpulan yaitu sebagian besar responden berpengetahuan kurang tentang metode breast care dalam peningkatan produksi ASI, yaitu sebanyak 15 responden (41,7%), dan sebagian kecil berpengetahuan cukup, yaitu sejumlah 10 orang (27,8%), serta ibu yang pengetahuan dalam kategori baik, yaitu sejumlah 11 responden (30,6%). SARAN 1. Bagi responden Responden diharapkan lebih menambah pengetahuan tentang cara meningkatkan produksi ASI terutama menggunakan metode breast care yaitu dengan cara meningkatkan rasa pengetahuan terhadap metode breast care (perawat payudara) terlebih dibidang kesehatan dengan menanyakan masalah kesehatan di tenaga kesehatan, mencari informasi di media massa, ataupun elektronik serta dapat menjadikan metode breast care sebagai salah satu tindakan untuk melancarkan dan meningkatkan Produksi ASI. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan mampu meningkatkan konseling serta mengajarkan kepada ibu nifas tentang metode breast care dalam peningkatan produksi ASI dipertemuan posyandu, kader, pertemuan dasa wisma sehingga pengetahuan ibu nifas lebih meningkat. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran untuk melakukan penelitian selanjutnya khususnya untuk lebih memperdalam metode breast care secara keseluruhan DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Eny Retna dan Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Nuha Medika. Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan kebidanan masa nifas. Yogyakarta: Pustaka rihama. Anggraini, Lia .2014. Asuhan kebidanan masa nifas. Bandung : Nuansa Cendikia. Arifin, Siregar. 2009. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor–faktor yang Mempengaruhinya. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Metode Breast Care Dalam Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang | 7 Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Astutik, Reni. 2014. Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika Eni. 2014. “Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cara Memperbanyak Produksi Asi Di Kelurahan Gondoriyo, Jambu”. Karya Tulis Ilmiah. Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo. Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika Kementrian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta Lia, Vivian Nanny dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika Marmy . 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mas’adah. 2015. “Teknik Meningkatkan Dan Memperlancar Produksi Asi Pada Ibu Post Sectio Caesaria”. Karya Tulis Ilmiah. Poltekkes Kemenkes Mataram. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta: PT. Rineka Cipta. Potter Perry (2006). Fundamental of Nursing Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015. Data Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang, 2015. Data Kesehatan Kabupaten Semarang tahun 2015. Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Nuha Medika. Roesli, Utami. 2008. Panduan Inisiasi Menyusu Dini Plus Asi Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Saryono dan Anggraeni. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Jogjakarta: Nuha Medika. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cetakan ke 8, Bandung: Albeta. Sujarweni, Wiratna V. 2014. Metode Penelitian Keperawatan. Jogjakarta: Gava Medika. Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET Surajio Drs. 2010. Filsafat Ilmu dan Pengembangan di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara Varney, Helen.(2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC. Vivian & Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Wawan dan Dewi. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Ilmu Perilaku. Yogjakarta : Nuha Medika Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Metode Breast Care Dalam Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang | 8