ISBN : 978-602-73060-1-1 ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA RIMPANG, BATANG, DAN DAUN LENGKUAS PUTIH (Alpinia galanga L.Willd) Irma Erika Herawati1 Nyi Mekar Saptarini2, Fifin Hanifah1 *1 Jurusan Farmasi, Universitas Al-Ghifari Fakultas Farmasi , Universitas Padjadjaran *2 Corresponding author email: [email protected] ABSTRAK Lengkuas putih (Alpinia galanga L.Willd) dapat dimanfaatkan sebagai obat. Secara tradisional, lengkuas sering digunakan sebagai obat sakit perut, karminatif, antijamur, antigatal, antiradang, antialergi, dan antihipoglikemik. Analisis kadar flavonoid total ditentukakan melalui pengukuran absorbansi kompleks flavonoid – AlCl3 menggunakan spektrofotometer visibel. Pelarut yang digunakan adalah etanol 96% dan variasi asam ( HCl, H2SO4, HNO3, CH3COOH). Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar flavonoid total pada daun ada pada rentang 0,2 – 0,9%, pada batang ada rentang 0,2 – 1%, dan pada rimpang ada pada rentang 0,2 – 0,7%. Kadar flavonoid total tertinggi pada daun ada dalam pelarut campuran pelarut etanol 96% : HCl sebesar 0,875%, pada batang ada dalam pelarut etanol 96% sebesar 1,004%, dan pada rimpang ada dalam campuran pelarut etanol 96% : HCl sebesar 0,622%. Penambahan asam pada proses ekstraksi mempengaruhi kadar flavonoid total pada daun dan rimpang, pada HCl dan H2SO4 meningkat kadar flavonoid total sedangkan pada batang asam tidak mempengaruhi kadar flavonoid total. Kata kunci : Flavonoid total , lengkuas, AlCl3, variasi asam , spektrofotometer visibel. PENDAHULUAN Lengkuas (Alpinia galanga L. Willd) merupakan salah satu tanaman dari famili Zingiberaceae yang rimpangnya dapat dimanfaatkan sebagai obat. Secara tradisional, lengkuas sering digunakan sebagai obat sakit perut, karminatif, anti jamur, anti gatal, bengkak, anti alergi, dan anti hipoglikemik (Hernani., dkk). Lengkuas mengandung flavonoid jenis galangin, kaemferol dan kuersetin, dimana ketiga senyawa flavonoid ini memiliki efek antioksidan yang sangat baik (Wathoni, 2009) Flavonoid yang umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan (Widya, dkk., 2013). Flavanoid terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar kayu, kulit tepung sari, nektar, bunga, buah dan biji. Manfaat flavonoid antara lain untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, antiinflamasi, mencegah osteoporosis dan sebagai antibiotik (Neldawati, dkk., 2013). Analisis kualitatif flavonoid dapat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Spektrum serapan ultra violet dan sinar tampak merupakan cara tunggal yang paling bermanfaat untuk mengidentifikasi struktur flavonoid. Flavonoid mengandung sistem aromatis yang terkonjugasi dan dapat menunjukkan pita serapan kuat pada daerah UV-Vis. Metode tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan uji secara kuantitatif untuk menentukan jumlah flavonoid yang terdapat dalam ekstrak metanol juga dilakukan dengan spetrofotometer UV-Vis yaitu dengan mengukur nilai absorbansinya (Neldawati, dkk., 2013). Ekstraksi senyawa golongan flavonoid dianjurkan dilakukan pada suasana asam, karena asam berfungsi mendenaturasi membran sel tanaman, kemudian melarutkan pigmen antosianin sehingga dapat keluar dari Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 252 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 sel, serta dapat mencegah oksidasi flavonoid (Tersiska, dkk., 2006). METODE Pengumpulan Tanaman Tanaman lengkuas (Alpinia galanga L. Willd) yang diperoleh di Desa Pasir Wangi, Kecamatan Pasir Wangi, Kabupaten Garut. Tanaman yang digunakan adalah rimpang, batang, dan daun lengkuas (Alpinia galanga L.Willd), yang berusia 8 bulan Identifikasi Flavonoid Masing-masing sebanyak 200 mg sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan dengan etanol kemudian dipanaskan dan disaring. Metode identifikasi flavonoid yang dilakukan (Ahuja,dkk.,2011) : a. Tes Shinoda b. Tes FeCl3 c. Tes Asetat d. TesNaOH Susut Pengeringan Susut pengeringan simplisia dihitung untuk mengetahui persentase senyawa yang hilang selama proses pemanasan. Sebanyak masing-masing 5 g simplisia segar daun, batang, dan rimpang dimasukkan ke dalam cawan yang sudah ditara. Dikeringkan pada suhu 105° C selama 5 jam dan timbang. Pengeringan dilanjutkan dan di timbang pada jarak 1 jam sampai berat menunjukkan angka konstan (Depkes RI, 1995). Pembuatan Sediaan Ekstrak Rimpang, Batang, dan Daun Lengkuas Sebanyak 500 mg bagian tanaman lengkuas (Daun, Batang, Rimpang) masingmasing dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan pelarut 5mL etanol 96% tanpa penambahan variasi asam sebagai pembanding . Dan 5mL campuran etanol 96% dan Variasi asam (HCl, H2SO4, HNO3, CH3COOH) hingga mencapai pH 1. Panaskan sampai medidih di penanas air (suhu 78oC), hitung 1 menit setelah mendidih, angkat dan saring. Residu di ekstraksi kembali dengan 5 mL pelarut yang sama. Hasil ekstraksi dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL digenapkan hingga tanda batas dengan pelarut yang sama. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Flavonoid Sebanyak 1mL ekstrak dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL + dengan aquadest hingga tanda batas. Diambil 1 mL + 2 mL AlCl3 5% dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dikocok. Diinkubasi selama 15 menit. Blanko menggunakan 1 mL ekstrak + 2 mL aquadest. Absorbansi di \ukur dengan spektofotometer pada panjang gelombang maksimum 292-438 nm. Penentuan Kadar Flavonoid Total Sebanyak 1 mL dari ekstrak rimpang, batang, dan daun ditambahkan 2 mL larutan AlCl3 5%. Absorbansi ukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum. Hasil pengukuran absorbansi di gunakan untuk mengukur kadar flavonoid total dengan menggunakan rumus (Fernandes, dkk., 2012). KFT =A x DF A x DF 𝐴𝐴1% 1𝑐𝑐𝑐𝑐 x (w – Id) Keterangan : KFT : Kadar Flavanoid Total A : Absorbansi sampel DF : Faktor Pengenceran 1% :Absorbansi spesifik untuk 𝐴𝐴1𝑐𝑐𝑐𝑐 Rutin AlCl3 (259,4) w : Berat sampel yang dipakai Id : Susut pengeringan Kadar flavanoid total dinyatakan sebagai % (mg/g). Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 253 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Susut Pengeringan Tabel 1. Hasil Susut Pengeringan Bobot (g) Rimpang 5 0,395 Susut Pengeri ngan (%) 94,28 Batang 5 0,248 95,04 Bahan Bobot awal Bobot Akhir Daun 5 0,286 92,1 Susut pengeringan simplisia dihitung untuk mengetahui persentase senyawa yang hilang selama proses pemanasan, dapat dilihat pada tabel 1. pada batang dan daun lengkuas menghasilkan reaksi yang positif, hal ini ditandai dengan adanya perubahan warna kuning setelah penambahan NaOH. Uji NaOH dimaksudkan untuk identifikasi adanya senyawa fenol dalam ekstraksi tersebut. Hal ini juga terjadi karena adanya reaksi antara flavonoid dengan pereaksi NaOH yang membentuk garam dan membentuk struktur kinoid pada cincin B yang akan membuat ikatan rangkap terkonjugasi menjadi lebih panjang sehingga akan meningkatkan intensitas warnanya (Robinson,1995). Hasil Pengukuran Panjang Maksimal Sampel Hasil Identifikasi Flavonoid Tabel 2. Hasil Identifikasi Flavonoid Identifikasi Flavonoid Sampel Tes Tes Tes Tes Shinoda FeCl3 Asetat NaOH Estrak + + Rimpang Ekstrak + + Batang Ekstrak + + Daun Ket : ( + ) sampel mengandung senyawa flavonoid Perubahan warna pada identifikasi flavonoid dengan tes shinoda tersebut disebabkan oleh terjadinya hidrolisis flavonoid glikosida menjadi aglikon flavonoid dengan penambahan asam kuat yaitu HCl yang selanjutnya akan membentuk kompleks dengan serbuk magnesium dan menghasilkan perubahan warna menjadi merah atau jingga. Rimpang dengan tes shinoda menghasilkan reaksi yang positif sehingga diduga rimpang mengandung flavonoid golongan flavan -3,4 diol, flavanon atau isoflavon ( Tanaya dkk., 2015). Tes FeCl3 menunjukkan hasil positif jika terjadi perubahan warna hijau kehitaman, daun, dan batang dengan tes FeCl3 menghasilkan warna hijau kehitaman. Tes FeCl3 merupakan uji awal untuk melihat keberadaan senyawa fenol sehingga dapat diidentifikasi gugus fenolnya, pereaksi FeCl3 bereaksi dengan ion fenolat membentuk ion kompleks (Landiyyun., 2008).. Uji NaOH Tabel 3. Hasil Absorbansi Sampel Bagian Ax Tanaman (rata-rata) Etanol 96% 0,198 Rimpang Batang Daun HCl 0,462 H2SO4 0,333 HNO3 0,224 CH3COOH 0,369 Etanol 96% 0, 646 HCl 0,506 H2SO4 0,194 HNO3 0,157 CH3COOH 0,15 Etanol 96% 0,709 HCl 0,897 H2SO4 0,896 HNO3 0,206 CH3COOH 0,605 Kadar flavonoid total ditentukan berdasarkan penetapan spektrofotometer dari kompleks aglikon flavonoid – AlCl3. Penentuan panjang gelombang maksimum dari 290- 440 nm dilakukan untuk mengetahui panjang gelombang yang dapat dihasilkan absorbansi paling besar. Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 254 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 Hasil Pengukuran Kadar Flavonoid Total etanol 96% dan HCl merupakan kadar flavonoid total tertinggi dari semua bagian tanaman lengkuas. Tabel 4. Kadar Flavonoid Total Pelarut Etanol 96% Kadar Flavonoid Total (%) (mg/g) Daun Batang Rimpang 0,058% 0,052% UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Fifin Hanifah atas bantuan teknisnya pada penelitian ini. 0,017% DAFTAR PUSTAKA Etanol 96% + HCl 0,073% 0,041% 0,039% Etanol 96 % +H2SO4 0,073% 0,016% 0,028% Etanol 96% + HNO3 0,017% 0,013% 0,019% Etanol 96% + CH3COOH 0,049% 0,012% 0,031% Nilai kadar flavonoid total dari rimpang, batang, daun lengkuas dalam pelarut etanol 96%, pelarut etanol 96% serta campuran variasi asam (HCl, H2SO4, HNO3, CH3COOH). Pada bagian daun, kadar flavonoid total tertinggi dihasilkan dalam pelarut etanol 96% dan HCl yaitu sebesar 0,073% (mg/g). pada bagian Batang, kadar flavonoid total tertinggi dihasilkan dalam pelarut etanol 96% yaitu sebesar 0,052% (mg/g). Sedangkan pada bagian Rimpang kadar flavonoid total tertinggi dihasilkan dalam pelarut etanol 96% dan HCl yaitu sebesar 0,039% (mg/g). Pada bagian daun dalam pelarut etanol 96% dan HCl merupakan kadar flavonoid total tertinggi dari semua bagian tanaman lengkuas. KESIMPULAN Pada bagian daun, kadar flavonoid total tertinggi dihasilkan dalam pelarut etanol 96% dan HCl yaitu 0,073% (mg/g). Pada bagian batang kadar flavonoid total tertinggi dihasilkan dalam pelarut etanol 96% yaitu 0,052% (mg/g). Sedangkan pada bagian rimpang kadar flavonoid total tertinggi dalam pelarut etanol 96% dan HCl yaitu 0,039% (mg/g). Pada bagian daun dalam pelarut Ahuja, J., Suresh, J., Deep, A., Madhuri, Pratyusha dan Ravi., 2011., Phytochemical Screening of Aerial Parts of Artemisia parvifloraRoxb.: A medicinal plant., Der pharmaciaLettre., 119-120. Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1995., Farmakope Indonesia Edisi IV., DepartemenKesehatan., Jakarta., Hal 1036 dan 1043. Fernandes, J.B., Ferreira, M.R.A., Randoau, K.P., Souza and Soares.,2012., Total flavanoids content in the raw material and Aquaeous Extractives from Bauhinia monandraKurz (Caesalpiniaceae)., The Scientific World Journal Vol.2012., Article ID 923462. Humadi, Suhad S dan Istudor, Viorica., 2008., Quantitative Analysis Of Bio Active Compound In Hibiscus Sabdariffa L. Extract. Note I Quantitative Analysis Of Flavonoid., FARMACIA Vol. LVI, 6., Hal 699707. Neldawati., Ratnawulan., Gusnedi., 2013., Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat., Jurnal Pillar Physics Vol. 2, 79-83. Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 255 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 Tersiska., E.S., Natalia, N., 2006., Ekstraksi Pewarna Alami dari Buah Arben (Rubusidaeus (Linn.)) dan Aplikasinya pada Sistem Pangan., jurnal Ilmiah, hal 23-24. galanga L, Willd) dengan Menggunakan Basis Aquapec 505 HV. Farmaka, 7 : 15-27. . Wathoni, N., Rusdiana, T., Hutagaol, RY., 2009., Formulasi Gel Antioksidan Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 256 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia