UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III MEDAN PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 16 ATAS AKTIVA TETAP PADA PT. BANK SUMUT PUSAT SKRIPSI MINOR OLEH : NAMA NIM JURUSAN : SIRMADANIAH : 052102126 : AKUNTANSI D-III GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III MEDAN TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI MINOR NAMA : SIRMADANIAH NIM : 052102126 PROGRAM STUDI : DIII AKUNTANSI JUDUL SKRIPSI MINOR : PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 16 ATAS AKTIVA TETAP PADA PT. BANK SUMUT PUSAT Tanggal : Mei 2008 Pembimbing / Penanggung Jawab ( Dra. Nurzaimah, MM, Ak ) NIP : 131 661 446 Tanggal : Mei 2008 Ketua Program Studi DIII Akuntansi ( Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak ) NIP : 131 568 370 Tanggal : Mei 2008 Dekan Fakultas Ekonomi ( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec ) NIP :131 285 985 Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Lembar Persembahan “Dengan menyebut nama yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya bagi , Tuhan semesta alam, Semoga rahmat dan kesejahteraan atas semulia-mulianya para Nabi dan para Rasul, serta atas keluarga dan para sahabatnya.” “Ya , Ampunilah kami atas dosa-dosa kami, ampunilah kedua orang tua kami dan sayangilah keduanya sebagaimana keduanya mendidik kami di waktu kecil. Ampunilah kakekkakek kami, nenek-nenek kami, guru-guru kami, orang-orang yang hadir pada kami dan orang-orang yang ghaib dari kami, dan seluruh orang mukmin laki-laki dan perempuan, orang muslim laki-laki dan perempuan, yang hidup dan yang mati dari mereka itu. Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” “Ya , Hidupkanlah kami dengan iman, Matikanlah kami dengan iman, Kumpulkanlah (setelah hidup dari mati) dengan iman, dan Masukkanlah kami ke surga dengan iman. Ya , Tegakkanlah kami bersama iman, Keluarkanlah kami dari dunia bersama iman, dan Layakanlah 9tundukkanlah) jin bagi kami bersama iman.” Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 “Ya , janganlah Engkau gelincirkan hati kami, setelah Engkau memberi hidayat kami, Karuniakan kami kasih sayangmu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” “Ya , berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.” AMIN,,,,,, Kupersembahkan Kepada : Orang Tuaku tercinta: Ayahanda (Alm.) Mustakim Sinuraya Ibunda Samrah Angkat S.Pd Kakak dan Abangku tersayang: Siti Rahmah S.Pd Zul AminBuyuti A.Md Serta kepada Paman dan Bibi ku: (Pun) Drs.H.Abdul Azis Angkat MSP (Nampun) Dra.Hj.Tiurnalis Siregar M.Pd Sirmadaniah Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat SWT , yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan satu karya kecil ini. Serta salawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Penulisan skripsi minor ini merupakan salah satu syarat akhir perkuliahan dalam bidang Akuntansi yang selama ini kami terima. Walaupun demikian, penulis menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan yang ada pada penulisan skripsi ini, karena tidak ada gading yang tak retak . Oleh karena itu, penulis menerima segala bentuk saran dan kritik yang bersifat membangun guna menyempurnakan skripsi ini di masa mendatang, Pembuatan serta penulisan skripsi minor ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku ketua Program Studi DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 3. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing Penulis, yang telah banyak meluangkan waktuya dalam membimbing dan memberikan masukanmasukan yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Muhammad Simba Sembiring, SE. Selaku Kasubbag Pendidikan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. 5. Bapak M. Yahya selaku Pimpinan devisi Sumber Daya Manusia pada PT. Bank Sumut Pusat yang telah memberikan ijin riset kepada penulis untuk melakukan penelitian di PT. Bank Sumut Pusat. 6. Teristimewa untuk kedua Orang Tuaku tercinta. Ayahanda (Alm) Mustakim Sinuraya dan Ibunda Samrah Angkat S.Pd yang telah menjadi sumber ispirasi dan motivasi bagi penulis. Khususnya Ibunda tersayang yang telah mengorbankan segalanya untuk kebahagian dan keberhasilan penulis yang tidak dapat dibalas penulis dengan apapun. Untuk Ayahanda tercinta, hanya doa yang dapat kuberikan padamu. Tak lupa pula untuk Kakakku Siti Rahmah S.Pd dan Abangku Zul Amin Buyuti A.Md yang telah memberi perhatian dan do’anya. 7. Keluarga penulis, (Pun) Drs. H. Abdul Azis Angkat MSP dan (Nampun) Dra. Hj. Tiurnalis Siregar M.Pd yang telah memberikan dorongan dan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikannya. Serta untuk para Abang dan Adik sepupu penulis (Anugraha Maulidin Angkat, Agung Arief Wibowo Angkat, Akbar Husaini Angkat, dan Sultan Mashur Angkat) yang telah memberi dukungannya. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 8. Khusus untuk Bang Fahri Abdi A.Md yang telah membantu dan memberikan perhatian serta do’anya kepada penulis (makasih ya bang untuk hari-hari yang indah dan semua pertengkaran serta kesalahpahamannya...) 9. Rekan sekaligus teman seperjuangan penulis Ade Irma (Thanx ya D,, atas segala perhatian dan pengertiannya!!), Desi Susanti (‘tuk berbuat kebaikan memang ga’ mudah ya Des...), Melva Handayani Pulungan (kalau kita sampai melewati moment kebersamaan diantara kita juga akan menjadi penyesalan diwaktu nanti Mel...), Ira Wati Br. Pinem (yakin ya Ra,, semua yang kita jalani ‘dah ditentukan Allah.. pasti ada jalan keluarnya), Rina Tarigan (jangan suka sibuk sendiri ya rin, pikirin juga orang di sekitarmu yang butuh kamu juga.), Suci Frikasari Nst (kapan aku dikenalin ma “dia” Ci??), Novita Hariati (makasih ya Nov atas curhatnya yang kemaren..), Yuni Silvia (‘ntar jangan lupa undangannya ya Yun..), Yuliana (jangan terlalu panik menghadapi masalah ya Yul..). Woi..... thank’s ya buat mua-muanya! Saran, kritikan (manis atau pedas), semangat, motivasi, inspirasi dan perhatian dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi minor ini. Thank’s uda mau jadi temanku, Pokoknya jangan pernah lupain aku la! Friendship never Die !!!!!!!!!!!!!!!!! 10. Teman-teman seperjuangan penulis selama di D3 Akuntansi FE USU yang telah mengisi hari-hari penulis. Khususnya untuk teman-teman di Group C ‘05 DeTak. Untuk Mael (kalo’ dah jadi dosen,, jangan lupain kami ya...), Tabah (kalo’ mau tamat,, serius dikit ya ma skripsinya..). Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca khususnya. Demikianlah pengantar yang penulis sampaikan. Akhir kata penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya. Medan, Mei 2008 Penulis (Sirmadaniah) Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1 A. . Latar Belakang Pemilihan Judul ............................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................. 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 3 D. Metode Penelitian ..................................................................... 4 E. Sistematika Pembahasan ........................................................... 6 BAB II PT. BANK SUMUT PUSAT................................................ 8 A. Gambaran Umum PT. Bank Sumut .......................................... 8 1. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan PT. Bank Sumut .................................................................. 8 2. Visi dan Misi, serta Fungsi PT. Bank Sumut ...................... 9 3. Modal serta Ikhtisar dan Kepemilikan Saham PT. Bank Sumut ...................................................... 10 4. Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank Sumut................. 11 5. Sumber Daya Manusia dan Gambaran Organisasi PT. Bank Sumut ................................................ 12 Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 B. Akuntansi Aktiva Tetap PT. Bank Sumut................................. 17 1. Pengertian Aktiva Tetap...................................................... 17 2. Penggolongan Aktiva Tetap................................................ 19 3. Perolehan Aktiva Tetap....................................................... 23 4. Penyusutan Aktiva Tetap .................................................... 33 5. Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsequent Expenditure) Aktiva Tetap ............................. 43 6. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Aktiva Tetap........................................................................ 48 7. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap ........................... 49 8. Pengungkapan Aktiva Tetap ............................................... 54 BAB III ANALISA DAN EVALUASI ............................................... 57 A. Penggolongan Aktiva Tetap...................................................... 57 B. Perolehan Aktiva Tetap............................................................. 57 C. Penyusutan Aktiva Tetap .......................................................... 58 D. Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsequent Expenditure) Aktiva Tetap ................................... 58 E. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Aktiva Tetap.............................................................................. 59 F. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap ................................. 60 G. Pengungkapan Aktiva Tetap ..................................................... 60 Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 61 A. Kesimpulan ............................................................................... 61 B. Saran.......................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Judul Bank Sumut adalah Bank yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Sumatera Utara. Bank ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber penerimaan asli daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, Bank ini juga diharapkan dapat memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Bank ini harus berusaha memenuhi tuntutan ini walaupun menghadapi persaingan yang sangat ketat yang ditunjukkan dari banyaknya bank yang beroperasi di Sumatera Utara. Dalam usaha melancarkan kegiatan operasionalnya dan untuk memenuhi tuntutan yang diberikan, Bank Sumut memiliki aktiva tetap yang berupa tanah, bangunan, peralatan, maupun kendaraan. Aktiva tetap merupakan harta yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasinya yang bersifat tangible yang tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan masa pemakaiannya mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Aktiva tetap memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Jumlah dana untuk perolehannya juga cukup besar, dan pembuatannya membutuhkan waktu yang relatif lama. Untuk itu, diperlukan suatu perencanaan dan pengawasan yang baik dari manajemen yang harus menentukan kebijakan yang tepat, seperti penentuan cara perolehan aktiva tetap, metode penyusutan, dan pengeluaran-pengeluaran pada saat pemakaian aktiva tetap tersebut. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Karena dana yang diinvestasikan pada aktiva tetap cukup besar, diperlukan suatu kebijakan akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Perolehan aktiva tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan membeli secara tunai, secara kredit atau angsuran, dengan pertukaran, penerbitan sekuritas, dibangun sendiri, sumbangan atau donasi. Cara perolehan aktiva tetap tersebut akan mempengaruhi catatan harga perolehan. Dengan berjalannya waktu, aktiva tetap selain tanah akan mengalami penyusutan yang disebabkan oleh faktor fisik yaitu terjadinya kerusakan dan keusangan. Hal ini menyebabkan harga perolehan aktiva tetap harus dipindahkan keperkiraan beban secara teratur selama umur ekonomis yang diharapkan. Untuk tetap beroperasi secara layak, aktiva tetap mempunyai batas waktu tertentu. Hal ini menyebabkan aktiva tetap membutuhkan perbaikan dan pemeliharaan yang menggunakan dana relatif besar. Untuk itu manajemen perlu menetapkan pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tersebut, baik yang merupakan pengeluaran modal (capital expenditure) maupun pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Diperlukan pengendalian intern yang baik agar suatu aktiva tetap dapat meningkatkan kinerja dan tidak mengganggu kelancaran operasi perusahaan yang bertujuan untuk menghindari terjadinya biaya yang terlalu besar atau terlalu kecil dalam satu periode akuntansi pada laporan keuangan. Mengingat besarnya dana yang dibutuhkan untuk mengelola aktiva tetap, untuk itu dibutuhkan sistem akuntansi yang konsisten yang meliputi bagaimana perolehan, pengeluaran, penilaian, penyusutan, dan pengungkapan aktiva tetap Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Dengan adanya sistem akuntansi yang konsisten ini, maka kelancaran operasional perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk membahas bagaimana pelaksanaan akuntansi aktiva tetap berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam praktek yang diterapkan oleh PT. Bank Sumut dengan memilihn judul : “PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO.16 ATAS AKTIVA TETAP PADA PT. BANK SUMUT PUSAT”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang pemilihan judul, maka penulis merumuskan permaslahan sebagai berikut : “Apakah akuntansi aktiva tetap pada PT. Bank Sumut Pusat telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 ?” C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah akuntansi aktiva tetap pada PT. Bank Sumut Pusat telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis Untuk mengetahui perbandingan antara penerapan/praktek yang dilakukan PT. Bank Sumut Pusat dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan aktiva tetap. b. Bagi PT. Bank Sumut Pusat Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam memperbaiki penerapan/praktek akuntansi aktiva tetap dan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengambilan keputusan di masa yang akan datang. c. Bagi Pembaca Sebagai bahan referensi bagi yang ingin melakukan penelitian dengan masalah yang sama. D. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi minor ini adalah : 1. Sumber Data Dalam penyelesaian paper ini, sumber data yang digunakan penulis adalah: a. Data Primer Data yang dikumpulkan khusus untuk riset yang sedang dilaksanakan kemudian diolah oleh penulis, dan data ini diperoleh langsung dari PT. Bank Sumut Pusat. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari dalam organisasi PT. Bank Sumut itu sendiri, misalnya : data sejarah berdirinya PT. Bank Sumut, dan struktur organisasi PT. Bank Sumut. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan dengan studi kasus. Adapun yang dimaksud dengan penelitian lapangan (field research) adalah jenis penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung dilapangan pada objek yang dipilih dan juga dengan mengadakan wawancara langsung dengan staf yang berwenang. 3. Metode Analisa Data Untuk menganalisa data, penulis hanya menggunakan metode deskriptif. Dimana yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah metode yang dilakukan dengan menentukan, mengumpulkan, dan menginterprestasikan sehingga memberikan gambaran yang objektif dari masalah yang dianalisa untuk menjelaskan keadaan objek. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam menyusun paper ini adalah : a. Mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian penulis di PT. Bank Sumut Pusat. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 b. Obsevasi (pengamatan), yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap bukti-bukti dan prosedur perusahaan ke lokasi penelitian sehingga penulis memperoleh data dan gambaran yang luas. E. Sistematika Pembahasan Agar pembahasan penyusunan paper ini dilaksanakan secara sistematis dan terarah, sesuai dengan kebutuhan skripsi minor ini dibagi 4 (empat) Bab dan beberapa Sub Bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan antara lain : alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta metode penelitian yang digunakan berikut sistematika pembahasan. BAB II : PT. BANK SUMUT PUSAT Dalam bab ini penulis menguraikan tentang gambaran umum PT. Bank Sumut, seperti sejarah pendirian dan perkembangan PT. Bank Sumut, visis dan misi, serta fungsi PT. Bank Sumut, modal serta ikhtisar dan kepemilikan saham PT. Bank Sumut, dewan komisaris dan direksi PT. Bank Sumut, sumber daya manusia dan gambaran organisasi PT. Bank Sumut. Serta kebijakan akuntansi aktiva tetap PT. Bank Sumut yang terdiri dari pengertian aktiva tetap, penggolongan aktiva tetap, perolehan, penyusutan, Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 pengeluaran setelah perolehan, pengukuran setelah pengakuan awal aktiva tetap, penghentian dan pelepasan, serta pengungkapan aktiva tetap. BAB III : ANALISA DAN EVALUASI Pada bab ini penulis akan memaparkan bagaimana menganalisa dan mengevaluasi penyusutan, mengenai pengeluaran penggolongan, setelah perolehan, perolehan, pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal aktiva tetap, dan pelepasan serta pengungkapan aktiva tetap. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab yang terakhir, penulis akan memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan penulis akan mencoba mengemukakan saran yang dapat digunakan PT. Bank Sumut Pusat di masa yang akan datang. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 BAB II PT. BANK SUMUT PUSAT A. Gambaran Umum PT. Bank Sumut 1. Sejarah Pendirian dan Perkembangan PT. Bank Sumut Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara merupakan nama awal dari PT. Bank Sumut. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk perseroan dengan call name BPDSU. Pada tahun 1962, berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, bentuk BPDSU dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) melalui Peraturan Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1965. Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 2 Tahun 1999, bentuk badan BPDSU dirubah kembali menjadi Perseroan Terbatas. Perubahan bentuk badan ini sekaligus merubah nama BPDSU menjadi PT. Bank Sumut. Perubahan tersebut dituangkan dalam Akte Pendirian Perseroan Terbatas No. 38 Tahun 1999 Notaris Alina Hanum Nasution SH, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia di bawah Nomor C-8224 HT.01.01 TH 99 tanggal 5 Mei 1999, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 6 Juli 1999 Tambahan No. 4042. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Sesuai dengan Perjanjian Rekapitulasi antara Pemerintah Republik Indonesia, Bank Indonesia, dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera Utara tanggal 5 Mei 1999, Bank Sumut diikutsertakan dalam program Rekapitalisasi. 2. Visi dan Misi, serta Fungsi PT. Bank Sumut Visi dari PT. Bank Sumut adalah menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah disegala bidang, serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat. Dalam menjalankan kegiatannya, PT. Bank Sumut telah berusaha untuk mewujudkan visinya dengan cara memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu berupa bantuan bea sisiwa kepada anak-anak yatim, bantuan kepada anak-anak yang berada di panti asuhan, bantuan kepada orang tua yang berada dipanti jompo, bantuan kepada fakir miskin/dhuafa, serta turut berpartisipasi dalam pembangunan rumah ibadah dan kegiatan akademis, ibadah dan kegiatan kemasyarakatan lainnya. Adapun yang menjadi misi PT. Bank Sumut adalah mengelola dana Pemerintah dan Masyarakat secara profesional yang didasarkan pada prinsipprinsip compliance. Sebagai alat kelengkapan Otonomi Daerah dibidang Perbankan, PT. Bank Sumut berfungsi sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah, bertindak sebagai Pemegang Kas Daerah yang melaksanakan penyimpanan uang Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 daerah serta sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah dengan melakukan kegiatan usaha sebagai Bank Umum seperti dimaksudkan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. 3. Modal serta Ikhtisar dan Kepemilikan Saham PT. Bank Sumut Modal Dasar PT. Bank Sumut ditetapkan sebesar Rp. 400.000.000.000. dan karena pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan bank, maka pada tanggal 15 Desember 1999 melalui akta notaris Alina Hanum Nasution, S.H., No. 31 modal ditingkatkan menjadi Rp. 500.000.000.000 yang terbagi atas 19.712.900 lembar saham seri A dengan nominal per saham Rp. 10.000 dan 30.287.100 lembar saham seri B, nominal per saham Rp. 10.000. Saham PT. Bank Sumut yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota se Sumatera Uatara sebesar Rp. 460.151.200.000 atau sebanyak 46.015.120 lembar dengan nilai nominal untuk setiap lembar saham sebesar Rp. 10.000. Penyetoran saham PT. Bank Sumut oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota se Sumatera Utara berasal dari APBD dan 5% (lima persen) hasil perolehan PBB, serta dari 50% (lima puluh persen) perolehan jasa giro rekening Pemerintah Provinsi Sumtera Utara serta seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota se Sumatera Utara. Komposisi kepemilikan saham pada PT. Bank Sumut tergambar pada tabel berikut ini : Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Tabel 2.1 Rincian Kepemilikan Saham PT. Bank Sumut (dalam jutaan rupiah) Pemegang Saham Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu Pemerintah Kabupaten Asahan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Pemerintah Kota Medan Pemerintah Kabupaten Simalungun Pemerintah Kabupaten Langkat Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan Pemerintah Kabupaten Nias Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara Pemerintah Kota Tebing Tinggi Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal Pemerintah Kota Binjai Pemerintah Kota Pematang Siantar Pemerintah Kota Tanjung Balai Pemerintah Kabupaten Dairi Pemerintah Kabupaten Karo Pemerintah Kabupaten Toba Samosir Pemerintah Kota Sibolga Pemerintah Kota Padang Sidempuan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat Pemerintah Kabupaten H. Hasundutan Pemerintah Kabupaten Nias Selatan Pemerintah Kabupaten Samosir Jumlah Modal disetor Persentase (%) 291.833 19.644 8.845 12.928 18.045 13.454 7.468 63,42 4,27 1,92 2,81 3,92 2,92 1,62 21.988 7.829 4,78 1,7 7.576 1,65 6.608 6.786 1,44 1,47 4.311 2.608 5.027 3.899 2.948 2.805 3.960 4.496 3.981 0,94 0,57 1,09 0.85 0,64 0,61 0,86 0,98 0.86 846 0,18 1.369 161 736 0,3 0,04 0,16 460.151 100 Sumber: PT. Bank Sumut 4. Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank Sumut Dalam menjalankan tugasnya, PT. Bank Sumut memiliki Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris pada PT. Bank Sumut berjumlah 3 (tiga) orang dengan masa kerja selama 4 (empat) tahun untuk satu periode. Dewan Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam mengawasi Kebijakan Direksi terhadap operasional Bank secara umum yang mengacu kepada rencana bisnis yang telah disetujui Dewan Komisaris dan Bank Indonesia serta memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan dan perundangan yang berlaku. Dewan Komisaris akan membentuk beberapa Komite, yakni Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komiti Remunerasi dan Nominasi yang tugasnya adalah melakukan pemantauan, evaluasi, dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. Direksi PT. Bank Sumut berjumlah 4 (empat) orang yang terdiri dari Direktur Utama, Direktur Pemasaran, Direktur Umum, dan Direktur Kepatuhan yang semuanya telah lulus fit & proper test, serta Sertfikasi Manajemen Risiko. Direksi bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengelolaan bank dan mematuhi peraturan, perundang-undangan, dan ketentuan yang berlaku. Dalam pembagian tugas Direksi, Direktur Kepatuhan membawahi Divisi Perencanaan, Pengembangan dan Pembinaan Cabang yang melaksanakan fungsi kepatuhan dalam rangka untuk memastikan proses pengambilan keputusan tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. 5. Sumber Daya Manusia dan Gambaran Organisasi PT. Bank Sumut Penerapan Standar Pelayanan PT. Bank Sumut merupakan hasil karya terbaik dari seluruh Sumber Daya Manusia yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang standar sehingga para nasabah dan mitra kerja merasakan layanan yang sama dimanapun mereka berinteraksi dengan PT. Bank Sumut. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Sejalan dengan penerapan Standar Pelayanan tersebut, kualitas Sumber Daya Manusia terus ditingkatkan dengan melaksanakan pendidikan dan pelatihan dengan biaya sebesar Rp. 9.565.000.000 atau 6,67 % dari biaya tenaga kerja. Dalam menjalankan tugas-tugasnya, PT. Bank Sumut memiliki 132 unit jaringan pelayanan dalam melayani masyarakat diseluruh Daerah Sumatera dan Jakarta, yang terdiri dari : • Kantor Pusat 1 unit • Cabang Utama 1 unit • Kantor Cabang Konvensional 19 unit • Kantor Cabang Syariah 3 unit • Kantor Cabang Pembantu 21 unit • Kantor Cabang Pembantu Syariah 1 unit • Kantor Kas 30 unit • ATM 39 unit • Kas Mobil 16 unit • Payment point 1 unit PT. Bank Sumut juga memiliki jaringan kerja yang mencakup seluruh wilayah Indonesia melalui kerja sama dengan seluruh Bank Pembangunan Daerah, terutama untuk melayani transaksi kiriman uang. Pada tahun 2007, PT. Bank Sumut telah mengembangkan unit operasionalnya. Sampai akhir tahun 2007, jumlah kantor, klasifikasi, dan lokasi PT. Bank sumut adalah sebagai berikut : Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Tabel 2.2 Lokasi dan Klasifikasi Kantor PT. Bank Sumut No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 Lokasi Medan Rantau Prapat Pematang Siantar Padang Sidempuan Balige Kabanjahe Kisaran Gunung Sitoli Sidikalang Sibolga Tebing Tinggi Binjai Tarutung Tanjung Balai Panyabungan Lubuk Pakam Stabat Sukaramai Medan Iskandar Muda Jakarta Medan Padang Sidempuan Tebing Tinggi Teluk Dalam Perbaungan Pangkalan Brandan Dolok Sanggul Pangururan Sei Rampah USU Salak Kampung Baru Pulo Brayan Petisah Tanjung Morawa Belawan Kampung Lalang Pusat Pasar Sei Sikambing Berastagi Tembung Perdagangan Aek Kanopan Panglima Polim (Jakarta) Stabat Tirtanadi Pirngadi Deli Tua Klasifikasi Kantor Cabang Utama Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Syariah Kantor Cabang Syariah Kantor Cabang Syariah Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Kantor Cabang Pembantu Syariah Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 Marelan Kantor Bupati Simalungun Kantor Gubsu Batang Toru Gunung Tua Indrapura Kota Pinang Siborong-borong Tanjung Pura Setia Budi Aksara Simpang Kwala Galang Prapat Saribudolok Pematang Raya Sipirok Sibuhuan Tanjung Balai Serbelawan Tarutung Pandan Kuala Asia Pancur Batu Kotanopan Marendal Kantor Samsat Medan Utara Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Kantor Kas Payment Point Sumber: PT. Bank Sumut Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 B. Akuntansi Aktiva Tetap PT. Bank Sumut 1. Pengertian Aktiva Tetap Sebelum membahas lebih lanjut mengenai aktiva tetap, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian aktiva, karena aktiva tetap merupakan bagian dari aktiva. Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 11) mendefinisikan aktiva sebagai berikut: “Aktiva adalah sumber dana yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa di masa lalu dimana manfaat ekonomi di masa depan akan diperoleh perusahaan”. Aktiva tetap memiliki nama-nama deskriptif lain yaitu aktiva pabrik (plant assets) atau properti pabrik, dan peralatan (property, plant, and equipment). Untuk perusahaan jasa biasanya memakai istilah yang lain, misalnya untuk bank memakai istilah “premises equipment”. Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 16.2) mendefinisikan aktiva tetap sebagai berikut: “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan untuk digunakan lebih dari satu periode”. Menurut C. Rollin Niswonger (2000: 400) definisi aktiva tetap adalah: “Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen yang merupakan aktiva berwujud (tangible assets) Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal perusahaan”. Sedangkan Somarso (2004: 20), mengungkapkan bahwa: “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud (tangible fixed assets) yang: (1) masa manfaatnya lebih dari satu tahun; (2) digunakan dalam kegiatan perusahaan; (3) dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta; (4) nilainya cukup besar”. Dan menurut PT. Bank Sumut (2008: 3) pengertian aktiva tetap adalah sebagai berikut: “Aktiva tetap adalah semua kekayaan milik PT. Bank Sumut dalam bentuk barang baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagianbagiannya ataupun merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang, kecuali uang”. Pada hakekatnya definisi di atas mempunyai pengertian yang sama, dimana suatu aktiva tetap dapat digolongkan aktiva yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. mempunyai wujud b. digunakan dalam operasi perusahaan c. tidak dimaksudkan untuk dijual d. mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Ke empat kiteria aktiva tetap tersebut saling berhubungan dan terkait satu sama lain. Dengan demikian, bila salah satu dari kriteria tidak dipenuhi, maka aktiva itu tidak dapat dikelompokkan ke dalam aktiva tetap. Tujuan PSAK atas aktiva tetap adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk aktiva tetap. Masalah utama dalam akuntansi aktiva tetap adalah saat pengakuan aktiva tetap, penentuan jumlah tercatat, dan perbedaan penyusutan, serta penentuan dan perlakuan akuntansi atas penurunan nilai tersebut (carrying value). Dari uraian di atas, terlihat jelas pengertian aktiva tetap berdasarkan SAK, dimana ciri-ciri aktiva tetap dapat digunakan sebagai ukuran untuk menggolongkan aktiva tetap. Dalam rangka mengakomodasi penambahan jenis aktiva tetap PT. Bank Sumut dan perubahan ketentuan yang terkait dengan pengelolaan aktiva tetap PT. Bank Sumut, maka akuntansi aktiva tetap PT. Bank Sumut telah diatur sesuai dengan Peraturan Dewan Direksi PT. Bank Sumut Nomor 034/DIR/BKUPB/SE/95 tentang perubahan atas Peraturan Dewan Direksi PT. Bank Sumut Nomor 050/DIR/BKU-PB/SE/88 tentang Penataan Administratif Aktiva Tetap. 2. Penggolongan Aktiva Tetap Setiap perusahaan memiliki jenis aktiva tetap yang berbeda karena kegiatan perasional yang dilakukan perusahaan juga berbeda-beda. Aktiva tetap dapat digolongkan berdasarkan berbagai sudut pandang, antara lain: Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 a. Dari sudut pandang substansinya, aktiva tetap terdiri dari: 1) Aktiva berwujud (tangible assets) seperti lahan, gedung, mesin, dan lainlain. 2) Aktiva tak berwujud (intangible assets), yaitu aktiva secara fisik tidak dapat dinyatakan, seperti hak cipta (copy right), hak merk (trade mark), good will, dan lain-lain. b. Dari sudut pandang penyusutan, aktiva tetap terdiri dari: 1) Depreciated plant assets (aktiva tetap yang disusutkan) yaitu aktiva yang umur atau masa penggunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva yang sejenis apabila masa penggunaannya telah berakhir. 2) Undepreciated plant assets (aktiva tetap yang tidak disusutkan) yaitu aktiva tetap yang umur atau masa penggunaannya tidak terbatas. Jenis-jenis aktiva tetap antara lain: a. Lahan Lahan adalah bidang tanah terhampar, baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri. Khusus bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya seperti jalan, maka dapat digabungkan dalam nilai lahan. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 b. Gedung Gedung adalah bangunan yang bardiri di atas bumi baik yang di atas lahan atau air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi itu. c. Mesin Mesin adalah aktiva perusahaan yang digunakan untuk menjalankan proses produksi atau untuk melancarkan kegiatan operasional perusahaan. d. Kendaraan Kendaraan yang dimaksud adalah kendaraan milik perusahaan yang digunakan sebagai alat pengangkut untuk melancarkan kegiatan operasional perusahaan. e. Perabot Perabot jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, dan perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan. f. Inventaris dan Peralatan Inventaris adalah peralatan yang dianggap merupkan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, inventaris gudang, dan lain-lain. Pada PT. Bank Sumut Pusat, aktiva tetap digolongkan berdasarkan jenis sebagai berikut: 1. Tanah a. Tanah untuk Kantor b. Tanah untuk Rumah Dinas c. Tanah untuk Lapangan Olah Raga d. Tanah untuk Lapangan Parkir e. Tanah Kosong yang Belum Digunakan Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 2. Bangunan a. Gedung Kantor b. Rumah Dinas c. Gudang d. Poll Kendaraan Barang Inventaris: 3. Inventaris Kendaraan a. Mobil sedan b. Minibus c. Sepeda motor 4. Inventaris Komputer a. Hardware • Personal Komputer • UPS • Printer • Passbook • Notebook • HUB • Modem b. Software 5. Inventaris Peralatan Komunikasi a. Faximile b. PABX c. Key Telepon 6. Inventaris Mesin a. Mesin Genset b. Mesin Hitung Uang Kertas c. Mesin Encorder d. Mesin Fotocopy e. Mesin Hitung Kalkulator 7. Inventaris AC a. AC Central b. AC Unit/Split Barang Inventaris Lainnya: 8. Inventaris Lainnya Gol. I a. Meja b. Lemari Kayu c. Rak Kayu Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 9. Inventaris Lainnya Gol. II a. Brankas b. Filling Cabinet c. Lemari Arsip d. Cash Box e. Camera/Tustel f. CCTV g. Dispenser h. Mini Compo i. Kipas Angin j. Kursi Kerja 3. Perolehan Aktiva Tetap Proses perolehan aktiva tetap dimulai sejak pembelian, pengangkutan, pemasangan sampai aktiva itu siap untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. Biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba di tempat dan siap digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aktiva yang bersangkutan. Dengan demikian harga perolehan suatu aktiva tetap tidak tebatas pada harga belinya saja, tetapi juga termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002: 25) ada beberapa cara perolehan aktiva tetap, antara lain: Pembelian tunai Pembelian secara kredit jangka panjang Pembelian dengan surat berharga Diterima dari sumbangan Dibangun sendiri Pertukaran Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut tentang cara perolehan aktiva tetap, yaitu: a. Pembelian tunai Apabila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian kontan, maka akan dicatat sebesar harga perolehannya, termasuk semua biaya yang dikeluarkan, seperti biaya angkut, asuransi, dan lain-lain. Misalnya, dibeli tanah seharga Rp. 48.000.000, bea balik nama sebesar Rp. 480.000, biaya notaris sebesar Rp. 960.000, dan komisi makelar Rp. 500.000, maka harga perolehan tanah tersebut adalah Rp. 49.940.000. Ayat jurnal yang perlu dibuat apabila perolehan dilakukan dengan tunai adalah: (D) Tanah (K) Kas Rp. 49.940.000 Rp. 49.940.000 Apabila beberapa aktiva tetap dibeli secara bersamaan dan tiap-tiap aktiva tidak disebutkan harganya, maka total harga yang dibebankan harus dialokasikan ke masing-masing aktiva yang bersangkutan. Misalnya dibeli gedung beserta tanah dimana gedung itu berdiri dengan harga Rp. 70.000.000, jumlah ini sudah termasuk biaya bea balik nama, biaya notaris, komisi, dan lain-lain. Berdasarkan taksiran harga pasar yang berlaku, tanah bernilai Rp. 20.000.000 dan gedung ditaksir Rp. 80.000.000. alokasi harga perolehan untuk tanah dan gedung adalah sebagai berikut: Harga Taksiran Tanah Gedung Rp. 20.000.000 Rp. 80.000.000 Rp. 100.000.000 Alokasi Harga Perolehan 20/100 x Rp.70.000.000 = Rp.14.000.000 80/100 x Rp.70.000.000 = Rp.56.000.000 Rp.70.000.000 Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Ayat jurnal yang perlu dibuat apabila pembelian dilakukan dengan tunai adalah: (D) Tanah (D) Gedung (K) Kas Rp. 14.000.000 Rp. 56.000.000 Rp. 70.000.000 b. Pembelian secara kredit jangka panjang Dalam pembelian aktiva tetap secara kredit jangka panjang, kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembayaran akan dilakukan dalam sekian kali angsuran dan terhadap saldo yang belum dibayar akan dikenakan bunga. Sebagai contoh, dibeli mobil dengan harga Rp. 75.000.000, jumlah ini akan dibayar dalam 25 kali angsuran bulanan dan terhadap saldo yang belum dibayar, perusahaan dibebani bunga sebesar 20% setahun. Ayat jurnal yang diperlukan perusahaan pada waktu pembelian dilakukan adalah: (D) Mobil (K) Utang Angsuran Rp. 75.000.000 Rp.75.000.000 Pada saat membayar angsuran pertama, jumlah yang harus dibayar adalah sebagai berikut: Angsuran bulanan = Rp.75.000.000 : 25 Bunga selama sebulan untuk saldo yang belum dibayar = 1/12 x 12% x Rp.75.000.000 Jumlah yang harus dibayar Rp.3.000.000 750.000 Rp.3.750.000 Ayat jurnal yang diperlukan perusahaan untuk mencatat pembayaran ini adalah: Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 (D) Utang angsuran (D) Beban bunga (K) Kas Rp.3.000.000 750.000 Rp.3.750.000 Angsuran kedua terdiri dari angsuran pokok bulanan sebesar Rp. 3.000.000 ditambah bunga selama satu bulan atas saldo utang yang belum dibayar. Utang yang belum dibayar saat ini sebesar Rp. 72.000.000, jumlah ini diperoleh dari saldo awal Rp. 75.000.000 dikurangi pembayaran pada angsuran pertama sebesar Rp. 3.000.000. bunga yang dibebankan selama bulan ini adalah 1/12 x 12% x Rp. 72.000.000 = Rp. 720.000. jumlah yang dibayar adalah Rp. 3.000.000 + Rp. 720.000 = Rp. 3.720.000. ayat jurnal yang perlu dibuat untuk pembayaran ini adalah: (D) Utang angsuran (D) Beban bunga (K) Kas Rp. 3.000.000 Rp. 720.000 Rp. 3.720.000 Proses perhitungan, pembayaran, dan pencatatan angsuran seperti ini akan berulang setiap bulan sampai semua utang angsuran telah dibayar. c. Pembelian dengan surat berharga Perolehan aktiva tetap dengan penerbitan surat berharga adalah pengeluaran obligasi atau saham milik perusahaan untuk ditukar dengan aktiva tetap. Aktiva tetap tersebut harus dicatat sebesar harga pasar obligasi atau saham pada saat pembelian. Jika harga pasar lebih besar dari nilai nominalnya, maka selisih dicatat sebagai agio. Dan jika harga pasar lebih kecil dari nominalnya, maka dicatat sebagai disagio. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Sebagai contoh, PT. X membeli tanah dengan mengeluarkan 10.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 8.000, harga kurs pada saat pembelian adalah sebesar 95 dan 110. ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: (1) Jika kurs adalah 95, saham akan bernilai: Rp. 8.000 x 10.000 lembar x 95/100 = Rp. 76.000.000 (D) Tanah (D) Disagio saham (K) Modal saham Rp. 76.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 80.000.000 (2) Jika kurs adalah 110, saham akan bernilai: Rp. 8.000 x 10.000 lembar x 110/100 = Rp. 88.000.000 (D) Tanah (K) Modal saham (K) Agio saham Rp. 88.000.000 Rp. 80.000.000 Rp. 8.000.000 d. Diterima dari sumbangan Aktiva tetap yang diterima dari sumbangan biasanya disebut donasi. Dalam hal ini, perusahaan mendebit aktiva pada nilai wajarnya dan mengkredit akun pendapatan. Misalnya, PT. X mendapatkan sumbangan dari pemerintah berupa tanah senilai Rp. 80.000.000. Ayat jurnal yang perlu dibuat adalah: (D) Tanah (K) Pendapatan dari tanah sumbangan Rp. 80.000.000 Rp.80.000.000 e. Dibangun sendiri Biaya untuk mendirikan bangunan terdiri dari biaya izin bangunan biaya arsitek, biaya yang digunakan untuk bahan mentah, buruh langsung, overhead pabrik, dan pembayaran untuk kontraktor. Seperti halnya aktiva yang dibeli, aktiva ini dicatat pada harga perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 terjadi untuk membuat aktiva dan mempersiapkan aktiva tersebut untuk digunakan sesuai dengan rencana. Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan biaya dari aktiva yang dibuat sendiri, yaitu: 1. Biaya Overhead yang Dapat Dibebankan ke Konstruksi Sendiri Semua biaya yang dapat dikaitkan dengan konstruksi sebaiknya dibebankan ke aktiva dalam penyekesaian tersebut. Overhead harus dibebankan ke konstruksi sama seperti pembebanan pada operasi normal. Hal ini berarti tidak hanya kenaikan overhead yang diakibatkan oleh aktivitas konstruksi, melainkan juga bagian pro rata dari overhead tetap perusahaan dimasukkan. 2. Penghematan atau Kerugian dari Aktiva yang Dibangun Sendiri Apabila biaya dari suatu aktiva yang dibangun atau dibuat sendiri lebih rendah dibandingkan dengan harga perolehan bila membeli atau memesan aktiva tersebut dari pihak luar, maka selisihnya dalam akuntansi tidak dianggap sebagai laba melainkan penghematan. Penghematan akan muncul sebagai penambahan dalam laba bersih selama umur aktiva yang bersangkutan ketika biaya penyusutan yang lebih rendah dibebankan ke pendapatan periodik. Tetapi, jika ada indikasi bahwa biaya suatu aktiva yang dibangun senndiri jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga perolehan bila membeli aktiva tersebut karena adanya inefisiensi atau kegagalan dalam konstruksi, maka kelebihan tersebut akan diakui sebagai kerugian. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 3. Bunga Selama Periode Konstruksi Pembangunan perusahaan yang mengikuti tender akan menimbulkan pembebanan bunga yang akan terjadi atas dana yang dipinjam untuk mendanai konstruksi. Biaya bunga tersebut akan dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari biaya konstruksi, sama halnya seperti bahan baku, tenaga kerja, serta biaya sewa peralatan. Dengan cara yang sama, ketika suatu perusahaan membangun suatu aktiva untuk digunakannya sendiri, praktik akuntansi yang telah alam berlaku adalah mengkapitalisasi biaya bunga yang terjadi untuk mendanai konstruksi. f. Pertukaran 1. Pertukaran Aktiva Tetap yang tidak Sejenis Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva nonmoneter lain yang ada. Aktiva yang baru harus dinilai pada nilai pasar wajarnya atau pada nilai pasar wajar dari aktiva yang diserahkan, mana yang dapat ditentukan dengan lebih jelas. Jika aktiva nonmoneter tersebut adalah peralatan yang sudah terpakai, maka nilai pasar wajar dari aktiva baru umumnya dapat dengan lebih mudah ditentukan, karena nilai tersebut digunakan untuk mencatat pertukaran tersebut. Jika aktiva nonmoneter yang diserahkan untuk memperoleh aktiva baru adalah properti atau peralatan, maka penjualan suatu properti terjadi bersamaan dengan perolehan tersebut. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Kadang kala pertukaran aktiva mengikutsertakan penyerahan kas karena aktiva nonmoneter dalam sebagian transaksi pertukaran tidak memiliki nilai pasar yang sama. Bagian kas dari transaksi tersebut menyesuaikan nilai pasar dari aktiva yang diterima dengan nilai dari aktiva yang diserahkan. 2. Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis a. Tanpa penyerahan kas Pada pertukaran ini, ada dua perusahaan melakukan pertukaran aktiva yang sejenis dalam penggunaannya dan memiliki nilai pasar yang sama. Dalam pembukuan pertukaran ini, tidak ada keuntungan yang diakui meskipun ada keuntungan yang diindikasikan karena nilai pasar aktiva yang diterima lebih tinggi dari nilai buku aktiva yang diberikan. Apabila dalam pertukaran ada kerugian yang diindikasikan karena nilai pasar aktiva yang ditukar lebih kecil daripada nilai bukunya, maka kerugian tersebut harus diakui dan pencatatannya dicatat menurut nilai pasarnya. b. Dengan penyerahan kas (i) Penyerahan kas kurang dari 25% nilai wajar pertukaran Misalkan PT. X ingin melakukan pertukaran mesin yang sejenis dengan mesin PT. Y. Nilai pasar mesin PT. X adalah Rp. 16.000.000 dan nilai pasar mesin PT. Y adalah Rp. 20.000.000. Untuk menyamakan pertukaran, PT. X bersedia untuk membayar PT. Y sebesar Rp. 4.000.000 tunai (20% dari nilai pertukaran). PT. X tidak mengakui laba yang diindikasikan karena nilai pasar aktiva yang diserahkan melebihi nilai buku. Kedua mesin tersebut sejenis Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 penggunaannya dan kedua pihak sama-sama bukan pedagang mesin. Dengan demikian laba yang diindikasikan ditangguhkan tidak diakui. Mesin baru dicatat sebesar nilai buku aktiva yang diserahkan dalam pertukaran. Apabila nilai buku mesin PT. Y kurang dari nilai pasarnya, yang mengindikasikan laba. Karena PT. Y menerima kas sebagai bagian dari transaksi, maka laba harus diakui karena telah direalisasi. Jumlah yamg diakui dihitung dengan rumus berikut: Keuntungan yang diakui = Kas yang diterima ⎛ Totalkeuntunganyang ⎞ ⎟⎟ x⎜⎜ ⎛ Kasyang ⎞ ⎛ Nilaipasardari ⎞ ⎝ diindikasikan ⎠ ⎜⎜ ⎟⎟ + ⎜⎜ ⎟⎟ diterima aktivayang diperoleh ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ (ii) Penyerahan kas lebih besar 25% dari nilai pertukaran Apabila dalam pertukaran melibatkan kas sebesar 25% atau lebih dari nilai transaksi dan transaksi dianggap sebagai transaksi tunai, semua keuntungan atau kerugian akan diakui dan aktiva dicatat menurut nilai pasarnya. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Tabel 2.3 Jurnal Pembukuan Transaksi Perolehan Aktiva Tetap PT. Bank Sumut Jenis Transaksi Jurnal I. Pengadaan Aktiva 1. Dibeli D : Aktiva tetap dalam penyelesaian K :Giro bank / Rekening kantor yang bersangkutan D : Aktiva dalam penyelesaian jaminan K : Rekening kantor yang bersangkutan a. Pada saat aktiva tetap diterima b.Pencatatan pemeliharaan nilai c.Pemindahan ke rekening aktiva D : Aktiva tetap K : Aktiva tetap dalam penyelesaian tetap 2. Dibangun Sendiri a.Pencatatan setiap pembayaran yang D : Aktiva tetap dalam penyelesaian K: Kas / Rekening kantor yang dilakukan per termin bersangkutan b.Pencatatan nilai jaminan D : Aktiva tetap dalam penyelesaian K : Rekening kantor yang bersangkutan pemeliharaan c.Pemindahan ke rekening aktiva D : Aktiva tetap K : Aktiva tetap dalam penyelesaian tetap D : Aktiva tetap 3. Menerima Donasi (Hibah) K: Modal donasi / penberimaan lainnya II. Pertukaran Aktiva Tetap 1. Aktiva Tetap Belum Disusutkan Seluruhnya (Ada Nilai Buku) a. Pelepasan aktiva tetap lama b. Pencatatan aktiva tetap baru D : Akumulasi penyusutan K : Aktiva tetap (lama) D : Aktiva tetap (baru) K : Aktiva tetap (lama) 2. Aktiva Tetap Sudah Disusutkan Seluruhnya (Nilai Buku Nihil) a. Pelepasan aktiva tetap lama b. Pencatatan aktiva tetap baru D : Akumulasi penyusutan (aktiva tetap lama) K : Aktiva tetap (lama) D : Aktiva tetap (baru) K : Kas / Aktiva (lainnya) Sumber : PT. Bank Sumut Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 4. Penyusutan Aktiva Tetap Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua jenis aktiva tetap, kecuali tanah, akan semakin berkurang kemampuannya dalam memberikan jasa. Beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah pemakaian, keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta, dan keterbelakangan teknologi. Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aktiva tetap yang bersangkutan. Hal ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva berwujud disebut penyusutan (depreciation). Penyusutan dapat dihitung tiap bulan atau ditunda sampai dengan akhir tahun. Apabila dibuat laporan keuangan intern secara bulanan, penyusutan yang dilakukan bulanan akan lebih dapat mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan dalam bulan yang bersangkutan. Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 16.2) mendefinisikan penyusutan sebagai berikut: “Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya”. Istilah penyusutan yang digunakan dalam akuntansi sering kali menyesatkan, karena istilah yang sama juga digunakan dalam bisnis untuk menjelaskan penurunan nilai pasar dari suatu aktiva. Namun, biaya aktiva tetap yang belum menjadi beban seperti yang dilaporan di neraca biasanya tidak sama dengan jumlah yang bisa dihasilkan dari penjualan akitva tetap tersebut. Aktiva tetap ditujukan untuk digunakan dalam bisnis, bukan untuk dijual. Perusahaan diasumsikan terus melangsungkan usahanya (going-concern). Jadi, keputusan Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 untuk melepas aktiva tetap sangat didasarkan pada pemanfaatan aktiva tersebut bagi perusahaan, bukan karena nilai pasarnya. Dasar penyusutan yang umum digunakan adalah harga perolehan, termasuk pengeluaran lain yang dikapitalisasikan ke perkiraan aktiva tetap; masa manfaat; dan nilai sisa (salvage value) aktiva tetap. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 16.2), masa manfaat adalah: i. suatu periode dimana aset diharapkan akan digunakan oleh entitas; atau ii. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset tersebut oleh entitas. Kebijakan manajemen suatu perusahaan mempengaruhi jumlah penyusutan aktiva setelah suatu waktu yang ditentukan atau setelah konsumsi dari propasi tertentu atas manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam aktiva. Oleh karena itu, masa manfaat suatu aktiva tetap dapat lebih pendek dari usia keekonomiannya. Jumlah yang dapat disusutkan dari aktiva tetap ditentukan setelah mengurangi nilai sisa aktiva. Nilai sisa adalah nilai kas yang diharapkan dari aktiva tetap pada akhir masa manfaatnya. Dalam penyusutan, nilai sisa tidak dimasukkan dalam nilai aktiva tetap yang disusutkan, karena nilai sisa tersebut diharapkan akan didapat oleh perusahaan melalui hasil penjualan aktiva tetap setelah masa manfaat akitva tetap tersebut. Beberapa istilah khusus di dalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aktiva terkait dengan pengalokasian biaya perolehan aktiva tetap, antara lain: Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 (a) Depresiasi Depresiasi adalah istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik dalam kegiatan operasional. (b) Deplesi Deplesi adalah istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam (wasting asset) yang dibebankan ke penghasilan periodik. (c) Amortisasi Amortisasi adalah istilah yang dipakai sebagai penyusutan aktiva tidak berwujud dan untuk beban yang ditangguhkan, misalnya hak paten, goodwill. Jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode secara sistematis. Metode penyusutan apapun yang dipilih oleh perusahaan, penggunaannya harus dilakukan secara konsistensi, tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lainnya. Menurut Earl K. Stice (2005: 107) penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut: (a) Berdasarkan faktor waktu: (iii)metode garis lurus (straight line method) (iv) metode yang dipercepat: 1. metode jumlah angka tahun 2. metode saldo menurun Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 (b) Berdasarkan faktor penggunaan: (i) metode jam jasa (service hours method) (ii) metode jumlah unit produksi (productive-output method) (c) Berdasarkan kelompok dan gabungan Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut masing-masing metode penyusutan aktiva tetap, yaitu: (a) Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Waktu (i) Metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation) Pada metode ini, perusahaan akan mencatat beban penyusutan yang sama jumlahnya untuk setiap periode. Beban penyusutan setiap periode didapat dengan membagi harga perolehan yang disusutkan dengan masa manfaat dari aktiva tetap tersebut. Beban penyusutan dihitung dengan rumus: Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa Tarif penyusutan dalam metode ini dapat dengan mudah dihitung sebagai 100% dibagi dengan estimasi masa manfaat. Sebagai contoh: asumsikan harga perolehan sebuah mobil yang dibeli pada tanggal 2 Januari adalah Rp. 200.000.000, nilai sisa diperkirakan Rp. 40.000.000, estimasi masa manfaat 4 tahun. Tarif Penyusutan = 100% : 4 = 25% Beban Penyusutan = 25% x (Rp. 200.000.000 – Rp. 40.000.000) = Rp. 40.000.000 Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan setiap tahun adalah: (D) Beban Penyusutan Rp. 40.000.000 (K) Akumulasi Penyusutan Rp. 40.000.000 Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Tabel 2.4 Penyusutan Berdasarkan Metode Garis Lurus (Dalam Rupiah) Tahun 1 2 3 4 Harga Perolehan 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 Beban Penyusutan 40.000.000 40.000.000 40.000.000 40.000.000 Akumulasi Penyusutan 40.000.000 80.000.000 120.000.000 160.000.000 Nilai Buku 160.000.000 120.000.000 80.000.000 40.000.000 (ii) Metode yang dipercepat 1. Metode penyusutan jumlah-angka-tahun (sum-of-the-years-digit depreciation) Dalam metode ini, beban penyusutan akan semakin menurun dari tahun ke tahun. Beban penyusutan dapat dihitung dengan rumus: Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa Tarif penyusutan dalam metode ini adalah suatu bilangan pecahan yang semakin lama semakin kecil. Pembilang dalam pecahan adalah angka-angka tahun yang ada selama masa manfaat aktiva tetap. Jadi, dari contoh sebelumnya, apabila suatu aktiva tetap ditaksir berumur empat tahun, maka angka-angka tahun yang ada adalah 1, 2, 3, dan 4. Pembilang untuk tahun yang pertama adalah tahun yang terakhir, yaitu 4. Pembilang untuk tahun ke dua adalah 3, demikian seterusnya sehingga pembilang pada tahun ke empat adalah angka tahun pertama, yaitu 1. Sebagai penyebut dalam pecahan adalah jumlah angka-angka tahun yang ada, yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Dengan asumsi contoh di atas, maka beban penyusutan pada akhir tahun pertama adalah: Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x (Harga Perolehan–Nilai Sisa) = 4/10 x (Rp.200.000.000 – Rp. 40.000.0000) = Rp. 64.000.000 Beban penyusutan untuk tahun kedua adalah: Beban Penyusutan = 3/10 x (Rp. 200.000.000 – Rp. 40.000.000) = Rp. 48.000.000 Tabel 2.5 Penyusutan Berdasarkan Metode Jumlah Angka Tahun (Dalam Rupiah) Tahun 1 2 3 4 Harga Perolehan 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 Beban Penyusutan 64.000.000 48.000.000 32.000.000 16.000.000 Akumulasi Penyusutan 64.000.000 112.000.000 144.000.000 160.000.000 Nilai Buku 136.000.000 88.000.000 56.000.000 40.000.000 Dalam menghitung jumlah angka tahun, sebagai jalan pintas, dapat digunakan rumus: [n (n + 1)] 2 dimana: n = perkiraan masa manfaat dalam satuan tahun, jam kerja, atau jumlah hasil produksi 2. Metode penyusutan saldo menurun (declining-balance depreciation) Sama seperti dalam metode jumlah angka tahun, dimana biaya penyusutan menurut metode ini juga semakin lama akan semakin menurun. Pembebanan yang semakin menurun, didasarkan pada anggapan bahwa semakin tua, kapasitas aktiva tetap dalam memberikan jasanya juga Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 akan menurun. Dalam metode saldo menurun, beban penyusutan dihitung dengan rumus: Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Dasar Penyusutan = Nilai Buku Awal Periode Dalam metode ini, tarif penyusutan yang digunakan adalah dua kali tarif metode garis lurus, yang disebut dengan penyusutan saldo menurun ganda. Misalnya, sesuai dengan contoh sebelumnya, mobil ditaksir mempunyai masa manfaat empat tahun, maka tarif penyusutannya adalah 50%, yaitu dua kali tarif metode garis lurus sebesar 25%. Dengan asumsi contoh di atas, maka beban penyusutan pada tahun pertama akan dihitung sebagai berikut: Beban Penyusutan = 50% x (Rp 200.000.000–0) = Rp100.000.000 Penyusutan tahun pertama dicatat sebagai berikut : (D) Beban penyusutan Rp 100.000.000 (K) Akumulasi penyusutan Rp 100.000.000 Nilai buku pada awal tahun pertama adalah sama dengan harga perolehannya, yaitu Rp 200.000.000. Pada akhir tahu ke dua, beban penyusutannya dihitung sebagai berikut: Beban Penyusutan = 50% x (Rp 200.000.000 – Rp 100.000.000) = Rp 50.000.000 Nilai buku pada awal tahun kedua sama dengan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan, yaitu Rp 100.000.000. Penyusutan tahun kedua ini dicatat sebagai berikut: (D) Beban penyusutan Rp 50.000.000 (K) Akumulasi penyusutan Rp 50.000.000 Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Tabel 2.6 Penyusutan Berdasarkan Metode Saldo Menurun (Dalam Rupiah) Tahun 1 2 3 4 Harga Perolehan 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 Beban Penyusutan 100.000.000 50.000.000 25.000.000 12.500.000 Akumulasi Penyusutan 100.000.000 150.000.000 175.000.000 187.500.000 Nilai Buku 100.000.000 50.000.000 25.000.000 12.500.000 (b) Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Penggunaan (i) Metode penyusutan jam jasa Dalam metode ini, besarnya biaya penyusutan untuk setiap periode tergantung pada jumlah jam-jasa (jumlah waktu penggunaan) aktiva tetap dalam kegiatan operasional perusahaan, sehingga biaya penyusutan untuk setiap periode berbeda. Besarnya beban penyusutan menurut metode ini adalah mengalikan jam-jasa aktiva tetap dengan akumulasi penyusutan per jam. Perhitungan besarnya beban penyusutan per jam adalah dengan rumus: Penyusutan = Harga perolehan – Nilai sisa Jumlah jam kerja Sebagai contoh, dibeli mesin seharga Rp 20.000.000, dengan nilai sisa sebesar Rp 1.500.000. Jumlah jam kerja mesin tersebut diestimasi sebesar 250.000 jam. Maka beban penyusutan mesin per jam adalah: Beban Penyusutan = Rp 20.000.000 – Rp 1.500.000 = Rp 74 per jam 250.000 jam Jika dalam tahun pertama mesin tersebut telah bekerja selama 50.000 jam, maka beban penyusutan untuk tahun tesebut adalah 50.000 jam x Rp 74 per jam = Rp 3.700.000. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Tabel 2.7 Penyusutan Berdasarkan Metode Jam-Jasa (Dalam Rupiah) Tahun 1 2 3 4 Jam Kerja 50.000 75.000 65.000 60.000 250.000 Beban Penyusutan 50.000 x 74 = Rp 3.700.000 75.000 x 74 = Rp 5.550.000 65.000 x 74 = Rp 4.810.000 60.000 x 74 = Rp 4.440.000 Akumulasi Penyusutan 3.700.000 9.250.000 14.060.000 18.500.000 Nilai Buku 16.300.000 10.750.000 5.940.000 1.500.000 (ii) Metode penyusutan jumlah unit produksi (productive output depreciation) Perhitungan masa manfaat menurut metode ini dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Kapasitas produksi dapat dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pamakaian, atau unit-unit kegiatan yang lain. Beban penyusutan dihitung dengan rumus: Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Tarif Penyusutan = Produksi Aktual : Kapasitas Produksi Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa Sebagai sontoh, pada tanggal 2 Januari 2006, PT. X membeli mesin seharga Rp 5.500.000, nilai sisa sebesar Rp 500.000. Mesin tersebut diperkirakan dapat menghasilkan 1.000.000 barang. Dalam tahun 2006 diproduksi 250.000 unit. Beban penyusutan tahun 2006 dihitung sebagai berikut: Tarif Penyusutan = 250.000 : 1.000.000 = 0,25 = 25% Beban Penyusutan = 25% x (Rp 5.500.000 – Rp 500.000) = Rp 1.250.000 Maka, tarif dan beban penyusutan akan bervariasi dari tahun ke tahun, tergantung pada produksi aktual yang dicapai setiap tahun. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 (c) Metode Penyusutan Berdasarkan Kelompok dan Gabungan Dalam metode ini aktiva tetap yang sejenis dikelompokkan sebagai suatu kelompok dan mempunyai masa manfaat yang sama, hal ini disebut dengan penyusutan kelompok. Dan jika aktiva-aktiva dalam kelompok tersebut berbedabeda, disebut dengan penyusutan gabungan. Prosedur penyusutan kelompok memperlakukan sekumpulan aktiva sebagai satu kelompok tunggal. Penyusutan diakumulasikan dalam satu akun, dan tarif penyusutan didasarkan pada masa manfaat rata-rata dari aktiva-aktiva dalam kelompok tersebut. Penyusutan kelompok biasanya dihitung sebagai adaptasi dari metode garis lurus. Tarif penyusutan kelompok ditentukan dengan menganalisis berbagai aktiva atau kelompok aktiva yang digunakan dan menghitung penyusutan sebagai rata-rata dari penyusutan garis lurus tahunan. Jika terjadi penarikan salah satu aktiva yang dikelompokkan, maka dijurnal dengan mendebet akun akumulasi penyusutan sebesar perbedaan harga pokok dengan nilai sisa dan mengkredit akun aktiva tersebut, laba atau rugi pada saat penarikan suatu aktiva tidak dicatat. Contohnya sebagai berikut: Tabel 2.9 Metode Penyusutan Berdasarkan Kelompok (Dalam Rupiah) Jenis Aktiva O P Q R Nilai Sisa Harga Perolehan yang Disusutkan Masa Manfaat (tahun) 4.000.000 7.000.000 10.000.000 8.000.000 800.000 1.200.000 2.000.000 1.800.000 3.200.000 5.800.000 8.000.000 6.200.000 5 5 5 10 29.000.000 5.800.000 23.200.000 Harga Perolehan Beban Penyusutan Tahunan (Garis Lurus) 640.000 1.160.000 1.600.000 620.000 4.020.000 Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Umur rata-rata aktiva tetap = total biaya penyusutan : total harga perolehan = 23.2000.000 : 4.020.000 = 5,8 tahun Tarif penyusutan = penyusutan per tahun : harga perolehan = 4.020.000 : 29.000.000 = 13,86% Karena akun akumulasi penyusutan pada prosedur kelompok diterapkan atas seluruh aktiva dalam kelompok tersebut, maka kaun itu tidak mengacu pada aktiva tertentu. Dengan demikian, tidak ada nilai buku yang dapat dihitung untuk suatu aktiva tertentu, dan tidak ada aktiva yang disusutkan secara penuh. Pada PT. Bank Sumut Pusat, aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda, kecuali untuk bangunan dengan menggunakan metode garis lurus sesuai dengan taksiran masa manfaatnya. Masa manfaat aktiva tetap pada PT. Bank Sumut ditetapkan dengan pedoman: a. Gedung dan bangunan mempunyai masa manfaat 20 tahun. b. Aktiva tetap lainnya mempunyai masa manfaat antara 4-8 tahun. Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan adalah sebagai berikut: (D) Biaya penyusutan aktiva tetap (K) Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxx xxx 5. Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsquent Expenditure) Aktiva Tetap Selama aktiva tetap dioperasikan, perusahaan tidak dapat menghindari pengeluaran-pengeluaran yang disebabkan oleh kerusakan yang terjadi terhadap aktiva tersebut seperti biaya untuk pemeliharaan, biaya untuk perbaikan, dan biaya untuk penambahan dan penyempurnaan lainnya. Hal ini dilakukan agar Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 aktiva tetap tersebut dapat memberikan manfaat, sehingga aktiva tetap tersebut dapat bertahan selama masa pemakaiannya. Ada dua perlakuan untuk pengeluaran selama masa penggunaan aktiva tetap,yaitu: a. Pengeluaran modal (capital expenditure) Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaranpengeluaran seperti itu dicatat dalam rekening aktiva (dikapitalisasikan). Contoh dari pengeluaran yang akan memperpanjang masa manfaat atau meningkatkan kapasitas produksi adalah pengeluaran untuk perbaikan besarbesaran (betterments and improvements). Pengeluaran-pengeluaran modal dapat dicatat sebagai debit pada akun: (a) aktiva atau; (b) akumulasi penyusutan. Pengeluaran-pengeluaran untuk penambahan dan penggantian, pada umumnya, dicatat dalam akun aktiva. Pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran yang akan memperpanjang umur aktiva dicatat sebagai debit pada akun akumulasi penyusutan. Sebagai contoh, pada tanggal 1 Januari 2001 dibeli mobil dengan harga perolehan Rp 100.000.000, setelah dipakai selama 4,5 tahun telah dilakukan turun mesin dengan biaya Rp 15.000.000. Dengan adanya turun mesin ini, masa manfaat mesin ini dapat diperpanjang, dari semula 5 tahun menjadi 8 tahun. Ayat jurnal yang perlu dibuat adalah: (D) Akumulasi penyusutan (K) Kas Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Untuk menggambarkan pencatatan pengeluaran modal dalam akun aktiva, anggaplah bahwa penambahan teras terhadap gedung perusahaan menghabiskan biaya sebesar Rp 32.000.000. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk penambahan ini adalah: (D) Gedung (K) Kas Rp 32.000.000 Rp 32.000.000 Penambahan tersebut akan disusutkan selama sisa masa manfaat dari bangunan yang bersangkutan. b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Pengeluaran ini hanya digunakan untuk mempertahankan kondisi aktiva tetap agar tetap dapat digunakan dalam operasi perusahaan. Pengeluaran ini disebut dengan pengeluaran pendapatan karena pengeluaran ini dipadukan dengan pendapatan. Contoh dari pengeluaran ini adalah pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan rutin. Beban pemeliharaan terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam kondisi baik, seperti pengecatan gedung, penggantian oli, dan lain-lain. Beban perbaikan adalah beban-beban untuk mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan baik. Pengeluaran pendapatan ini akan dicatat sebagai beban perusahan pada periode yang bersangkutan. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 16.4) mengungkapkan bahwa: “Agar aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakukan inspeksi teratur terlepas apakah ada komponen yang diganti. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi yang terdahulu, jika ada (yang dibedakan dari komponen fisiknya), dihentikan pengakuannya. Hal ini terjadi terlepas apakah biaya inspeksi terdahulu teridentifikasi dalam transaksi perolehan atau konstruksi aset tetap tersebut. Jika diperlukan, estimasi biaya inspeksi sejenis yang akan dilakukan dimasa depan dapat digunakan sebagai indikasi biaya inspeksi saat aset tersebut diperoleh atau dibangun”. Pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut diakui sebagai penambahan nilai buku aktiva tetap adalah pengeluaran yang memperpanjang umur ekonomis aktiva tetap atau yang meningkatkan kapasitas. Pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap dilakukan melalui kegiatan pemeliharaan/perawatan. Adapun yang dimaksud pemeliharaan/perawatan oleh PT. Bank Sumut adalah kegiatan untuk melakukan pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturan agar semua aktiva tetap dan barang inventaris selalu dalam keadaan baik dan siap untuk dipakai secara berdaya guna dan berhasil guna. Pemeliharaan dilakukan terhadap aktiva tetap dan barang inventaris khusunya barang inventaris yang sedang dalam pemakaian dan mengakibatkan pembebanan pada anggaran Bank tanpa merubah, menambah atau mengurangi bentuk maupun konstruksi asli, sehingga dapat dicapai pendayagunaan barang yang memenuhi persyaratan baik dari segi pemakaian maupun dari segi keindahan. Penyelenggaraan pemeliharaan/perawatan aktiva tetap dan barang inventaris pada PT. Bank Sumut berupa: Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 a. Pemeliharaan/perawatan yang bersifat pencegahan dan dilakukan sehari-hari oleh pemakai/pengurus barang; b. Pemeliharaan/perawatan ringan yang dilakukan secara berkala meliputi perbaikan, penyetelan, dan penggantian suku cadang; c. Pemeliharaan/perawatan berat yang dilakukan secara insindentil yang bersifat perbaikan berat. Khusus untuk barang yang bersifat elektronik atau berkaitan dengan mesin, cara perawatan dapat dibedakan/diklasifikasikan dalam beberapa tibgkatan sebagai berikut: a. Perawatan Tingkat I Perawatan tingkat I bersifat perawatan pencegahan (Preventive) b. Perawatan Tingkat II Perawatan tingkat II berupa pengecekan (chek up) c. Perawatan Tingkat III Perawatan tingkat III bersifat perbaikan/penggantian (repair/replacement) d. Perawatan Tingkat IV Perwatan tingkat IV bersifat revisi/perbaikan berat (revised) e. Perawatan Tingkat V Perawatan tingkat V bersifat bongkar pasang secara menyeluruh Penyelenggaraan pemeliharaan/perawatan dapat juga berupa pencegahan terhadap bahaya kerusakan oleh berbagai sebab, yakni: a. Biologis; b. Cuaca, suhu, dan sinar; Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 c. Air dan kelembaban; d. Fisik yang meliputi proses penuaan, pengotoran debu, sifat barang yang bersangkutan dan sifat barang lain, benturan, getaran dan tekanan; e. Lain-lainnya yang dapat mengakibatkan perubahan kualitas dan sifat-sifat lainnya yang mengurangi kegunaan barang. 6. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Aktiva Tetap Ikatan Akuntan Indonesia (2207: 16.6) mengungkapkan: “Setelah diakui sebagi aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca”. Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aktiva tetap yang direvaluasi. Jika nilai wajar dari suatu aktiva yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa akitva tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian, aktiva tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari revaluasi aktiva tetap dicatat dalam rekening Hasil Revaluasi Aktiva Tetap sebesar selisih antara nilai buku dengan nilai wajarnya. Ayat jurnalnya sebagai berikut: Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 D/K : Aktiva tetap K/D : Hasil Revaluasi aktiva tetap Dalam hal nilai buku altiva tetap tertentu lebih besar secara signifikan dibandingkan nilai wajarnya, maka dilakukan penurunan nilai buku menjadi sebesar nilai wajar. Penurunan nilai tersebut dibebankan sebagai pengeluaran tahun berjalan. Ayat jurnal untuk mencatat penurunan nilai aktiva tetap adalah: (D) Pengeluaran (K) Aktiva tetap xxx xxx PT. Bank Sumut melakukan revaluasi aktiva tetap di tahun 1999 dan telah memperoleh persetujuan dari Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktoret Jenderal Pajak dengan surat No. KEP-732/WPJ.01/KP.0505/1999. Kenaikan bersih dari revaluasi ini sebesar Rp 104.331.218.622 yang telah dikredit dan disajikan dalam laporan keuangan sebagai cadangan revaluasi aktiva tetap, di bawah akun modal saham dan tambahan modal disetor. Pada tahun 2004, PT. Bank Sumut memindahkan sebagian nilai selisih revaluasi aktiva tetap ke akun laba ditahan sebesar Rp 62.307.640.586 yang merupakan akumulasi penyusutan atas aktiva yang sudah habis masa manfaatnya dan selisih akumulasi penyusutan setelah revaluasi dengan akumulasi penyusutan sebelum revaluasi atas aktiva yang masih mempunyai masa manfaat. 7. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap Bila suatu aktiva tetap sudah tidak digunakan lagi, maka perusahaan dapat melakukan pelepasan aktiva tetap tersebut. Namun bila perusahaan tersebut karena alasan-alasan tertentu masih menggunakan aktiva tetap tersebut, maka nilai Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 aktiva tetap tersebut bersama dengan akumulasi penyusutannya tetap berada pada akun di buku besar perusahaan, walaupun aktiva tetap tersebut tidak disusutkan lagi oleh perusahaan. Jika nilai buku aktiva dihapuskan dari buku besar, tidak akan ada lagi bukti mengenai keberadaan aktiva. Selain itu, data biaya dan akumulasi penyusutan aktiva biasanya dibutuhkan untuk pelaporan pajak properti dan pajak penghasilan. Aktiva tidak lagi digunakan bisa dibuang, dijual, atau ditukar tambah dengan aktiva tetap lainnya. Untuk mencatat pelepasan aktiva tetap, nilai buku harus dihapus dari akun, yang dilakukan dengan mendebit akun akumulasi penyusutan aktiva sebesar saldonya pada tanggal pelepasan dan mengkredit akun aktiva sebesar biaya atau harga perolehannya. a. Pembuangan aktiva tetap Apabila suatu aktiva tetap tidak bermanfaat lagi bagi perusahaan, serta tidak memiliki nilai sisa atau nilai pasar, maka aktiva tersebut akan dibuang. Sebagai contoh, asumsikan suatu jenis peralatan yang diperoleh seharga Rp 250.000 telah disusutkan secara penuh pada tanggal 31 Desember, akhir tahun fiskal sebelumnya. Pada tanggal 1 Maret, peralatan tersebut dibuang. Ayat jurnal untuk mencatat pembuangan aktiva tetap ini adalah: (D) Akumulasi penyusutan-peralatan (K) Peralatan Rp 250.000 Rp 250.000 Apabila suatu aktiva yang akan dibuang belum disusutkan sepenuhnya, maka penyusutan harus terlebih dahulu dicatat sebelum aktiva dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi. Sebagai contoh, suatu peralatan seharga Rp 600.000 telah disusutkan dengan tarif garis lurus sebesar 10% per tahun. Pada Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 tanggal 31 Desember tahun fiskal sebelumnya, saldo akumulasi penyusutan adalah Rp 475.000. Peralatan tersebut dikeluarkan dari pemakaian pada tanggal 26 Maret tahun berjalan. Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan untuk tiga bulan dalam periode berjalan sebelum dikeluarkannya peralatan dari pemakaian adalah: (D) Beban penyusutan-peralatan Rp 15.000 (K) Akumulasi penyusutan-peralatan Rp 15.000 Ayat jurnal untuk mencatat pembuangan peralatan adalah: (D) Akumulasi penyusutan-peralatan (D) Kerugian atas pelepasan aktiva tetap (K) Peralatan Rp 490.000 Rp 110.000 Rp 600.000 Kerugian sebesar Rp 110.000 dicatat karena saldo akun akumulasi penyusutan (Rp 490.000) lebih kecil daripada saldo akun peralatan (Rp 600.000). Kerugian dari pembuangan aktiva tetap merupakan pos non operasi dan biasanya dilaporkan dalam bagian beban lainnya pada laporan laba rugi. b. Penjualan aktiva tetap Apabila suatu aktiva tetap dijual, niali bukunya dihitung sampai dengan tanggal penjualan. Nilai buku ini, kemudian dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima. Selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan aktiva tetap. Sebagai contoh, mobil dinas yang dibeli pada tanggal 2 Januari 2003, dijual pada tanggal 1 Juli 2006 dengan harga Rp 40.000.000. Harga perolehan mobil adalah Rp 100.000.000. Penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus atas dasar masa manfaat lima tahun. Nilai sisa dianggap sama dengan nol. Nilai buku pada saat penjualan dihitung sebagai berikut: Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Harga perolehan Akumulasi penyusutan: Penyusutan tahun 2003 Penyusutan tahun 2004 Penyusutan tahun 2005 Penyusutan tahun 2006 Nilai buku 1 Juli 2006 Rp 100.000.000 Rp 20.000.000 20.000.000 20.000.000 10.000.000 (70.000.000) Rp 30.000.000 Mobil yang nilai bukunya Rp 30.000.000 dijual dengan harga Rp 40.000.000. Ini berarti terdapat keuntungan sebesar Rp 10.000.000. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah: (D) Kas Rp 40.000.000 (D) Akumulasi penyusutan Rp 70.000.000 (K) Mobil Rp 100.000.000 (K) Keuntungan penjualan aktiva tetap Rp 10.000.000 Ada kemungkinan harga jual sama dengan nilai bukunya, sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian karena penjualan aktiva tetap. Keuntungan atau kerugian yang berasal dari penjualan aktiva tetap, desajikan sebagai suatu pendapatan atau beban lain-lain dalam laporan laba rugi. Barikut ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai pelepasan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut. a. Dijual Dijual secara lelang Pelepasan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut yang dijual, dilakukan dengan cara penjualan secara lelang dengan pertimbangan untuk memperoleh harga yang menguntungkan PT. Bank Sumut. Dijual secara lelang dilakukan kepada pihak lain (termasuk pegawai) yang berminat sesuai dengan harga pasar. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 b. Tukar menukar (ruiltslag) Untuk pelepasan tanah atau bangunan yang dilakukan dengan cara tukarmenukar (ruiltslag), diperlukan surat perjanjian tukar-menukar antara Direksi PT. Bank Sumut dengan pihak ketiga bersangkutan yang mengatur materi tukar-menukar maupun ketentuan pelaksanaanya antara lain: - identitas ke dua belah pihak; - hak dan kewajiban ke dua belah pihak - besarnya nilai tukar tanah dan atau bangunan dari masing-masing pihak; - sanksi-sanksi yang dipandang perlu; - ketentuan bahwa surat perjanjian hanya berlaku dan mengikat ke dua belah pihak; - lain-lain yang dipandang perlu. Surat perjanjian untuk pelepasan tanah dan atau bangunan dengan cara tukar-menukar harus dibuat di depan PPAT. c. Hibah Hibah dilakukan dengan pertimbangan agar barang dimaksud dapat dimanfaatkan secara ekonomis atau untuk kepentingan sosial, pendidikan, keagamaan, dan kegiatan penyelenggaraan tugas pemerintahan yang terkait dengan PT. Bank Sumut. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Tabel 2.11 Jurnal Pembukuan Transaksi Pelepasan Aktiva Tetap PT. Bank Sumut Jenis Transaksi 1. Dijual A. Dijual seharga nilai buku Jurnal a) Pada saat aktiva tetap D : Tagihan / Giro Bank K : Aktiva tetap diserahkan D : Akumulasi penyusutan aktiva tetap K : Aktiva tetap D : Giro Bank b)Pelunasan/pembayaran K : Uang muka / panjar dari pembeli B. Dijual di bawah atau di atas nilai buku a) Pada saat aktiva tetap D : Tagihan / Giro Bank K : Aktiva tetap diserahkan D : Akumulasi penyusutan aktiva tetap K : Aktiva tetap D/K : Rugi / laba pelepasan atau penjualan b) Pengakuan atas kerugian aktiva tetap K/D : Aktiva tetap D : Giro Bank c)Pelunasan/pembayaran K : Uang muka / panjar dari pembeli 2. Dihibahkan, Rusak, Ditarik dari Pemakaian A. Aktiva tetap belum D : Akumulasi penyusutan aktiva tetap disusutkan seluruhnya K : Aktiva tetap D : Kerugian pelepasan aktiva tetap (ada nilai buku) K : Aktiva tetap B. Aktiva tetap sudah D : Akumulasi penyusutan aktiva tetap disusutkan seluruhnya K : Aktiva tetap (nilai buku nihil) Sumber : PT. Bank Sumut 8. Pengungkapan Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 16.12) laporan keuangan mengungkapkan untuk setiap kelompok aktiva tetap: (a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto; (b) metode penyusutan yang digunakan; (c) unsur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; (d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 (e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: (i) penambahan; (ii) aset yang diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual atau pelepasan lainnya; (v) akuisisi melalui penggabungan usaha; (vi) peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik secara langsung pada ekuitas; (vii) rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi; (viii) rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laporan laba rugi; (ix) penyusutan; (x) selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor; dan (xi) perubahan lain. Dalam laporan keuangan, aktiva tetap dirinci menurut jenisnya, seperti mesin-mesin, gedung, kendaraan, peralatan, dan lain-lain. Akumulasi penyusutan disajikan sebagai pengurang terhadap aktiva tetap, baik menurut jenisnya atau secara keseluruhan. Apabila di neraca akumulasi penyusutan dikurangkan secara keseluruhan, maka dalam catatan atas laporan keuangan perlu dibuatkan rincian harga perolehan dan akumulasi penyusutan masing-masing jenis aktiva tetap. Contoh penyajian kelompok aktiva tetap di neraca apabila akumulasi penyusutan dikurangkan secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Aktiva tetap: Gedung Tanah Kendaraan Akumulasi penyusutan Total aktiva tetap, neto Rp xxx xxx xxx Rp xxx (xxx) Rp xxx Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Alternatif lain untuk penyajian aktiva tetap di neraca adalah sebagai berikut: Aktiva tetap: Gedung Akumulasi penyusutan gedung Tanah Kendaraan Akumulasi penyusutan kendaraan Total aktiva tetap, neto Rp xxx (xxx) Rp xxx (xxx) Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Akun aktiva tetap di buku besar perlu dibuatkan rinciannya dalam buku aktiva tetap (fixed assets subsidiary ledger). Buku tambahan ini merinci aktiva tetap di buku besar menurut jenisnya. Aktiva tetap yang dimiliki PT. Bank Sumut diungkapkan di dalam laporan keuangan tahunan PT. Bank Sumut. Dalam laporan keuangan PT. Bank Sumut, aktiva tetap dirinci menurut jenisnya, seperti tanah, bangunan, kendaraan, dan lain-lain. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 BAB III ANALISA DAN EVALUASI Pada bab ini penulis mencoba untuk melakukan analisa dan evaluasi terhadap akuntansi aktiva tetap PT. Bank Sumut, dengan cara membandingkan antara praktek yang ada dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16. A. Penggolongan Aktiva Tetap Dalam hal penggolongan aktiva tetap, PT. Bank Sumut mengelompokkan aktiva tetap berdasarkan jenis. PT. Bank Sumut memiliki 9 jenis aktiva tetap yaitu tanah, bangunan, inventaris kendaraan, inventaris computer, inventaris peralatan komunikasi, inventaris mesin, inventaris AC, inventaris Lainnya Gol. I, dan inventaris Lainnya Gol. II. PT. Bank Sumut juga memberikan kode nomor perkiraan atau kartu pada setiap aktiva tetapnya, yang bertujuan untuk pencatatan yang sistematis terhadap aktiva tetap. Menurut penulis, penggolongan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut sudah baik, dengan kata lain tidak menyimpang dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16. B. Perolehan Aktiva Tetap PT. Bank Sumut memperoleh aktiva tetap melalui 4 cara yaitu dibeli, dibangun sendiri, menerima donasi (hibah), dan pertukaran. Semua cara perolehan Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 aktiva tetap tersebut dicatat sebesar harga perolehannya, kecuali aktiva tetap yang berasal dari donasi (hibah) dicatat sebesar nilai taksiran yang wajar. Dalam hal ini nilai wajar aktiva tetap yang diterima tidak material, maka diakui sebagai penerimaan lainnya. Menurut penulis, semua cara perolehan aktiva tetap yang dilakukan PT. Bank Sumut telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16. C. Penyusutan Aktiva Tetap Kecuali pada tanah yang tidak mengalami penyusutan, PT. Bank Sumut menggunakan metode garis lurus untuk aktiva tetap bangunan, dan menggunakan metode saldo menurun ganda untuk aktiva tetap lainnya. Menurut penulis, hal ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16. Metode penyusutan aktiva tetap dipilih berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut dan harus diterapkan secara konsistensi dari periode ke periode kecuali ada perubahan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut. D. Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsequent Expenditure) Aktiva Tetap Suatu aktiva tetap membutuhkan pemeliharaan agar dapat beroperasi sesuai dengan umur ekonomis yang ditentukan. Dalam hal ini ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh PT. Bank Sumut, agar aktiva tetap yang dimiliki berada dalam kondisi baik. Pemeliharaan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 dilakukan dengan perawatan yang mengakibatkan pembebanan pada anggaran PT. Bank Sumut. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan langsung ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Renovasi yang menambah umur aktiva atau kapasitas dalam jumlah material dikapitalisasi. Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa tidak ada penyimpangan mengenai pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut karena telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16. E. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Aktiva Tetap Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16, setelah diakui sebagai aktiva, suatu aktiva tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada revaluasian. Frekuensi revaluasi tergantung pada perubahan nilai wajar dari suatu aktiva tetap yang direvaluasi. Revaluasi tahunan tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian, aktiva tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali. PT. Bank Sumut telah melakukan revaluasi aktiva tetap pada tahun 1999 dan 2004. Dengan demikian frekuensi revaluasi aktiva tetap yang dilakukan PT. Bank Sumut adalah lima tahun. Menurut penulis, hal ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 F. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap PT. Bank Sumut dihapuskan dari neraca apabila aktiva tetap tersebut telah dihentikan dan dilepaskan pemakaiannya. Cara yang dilakukan PT. Bank Sumut dalam penghentian dan pelepasan aktiva tetap adalah dengan cara dijual secara lelang, tukar-menukar (ruiltslag), dan dihibahkan. Keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat penghentian dan pelepasan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut dimasukkan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Menurut penulis, kebijakan penghentian dan pelepasan aktiva tetap PT. Bank Sumut relevan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16. G. Pengungkapan Aktiva Tetap PT. Bank Sumut mengungkapkan posisi aktiva tetap di neraca berdasarkan jenis aktiva tetap yang dimilikinya, sedangkan akumulasi penyusutan dikurangkan secara keseluruhan. Menurut penulis, hal ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah mengadakan pembahasan teori mengenai aktiva tetap, serta melakukan analisa dan evaluasi mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 pada PT. Bank Sumut Pusat, maka pada bab ini penulis akan menarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. PT. Bank Sumut Pusat mempunyai kebijakan akuntansi aktiva tetap yang pada prinsipnya tidak menyimpang dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16. 2. PT. Bank Sumut Pusat menggolongkan aktiva tetap yang dimiliki berdasarkan jenis, yaitu tanah, bangunan, inventaris kendaraan, inventaris computer, inventaris peralatan komunukasi, inventaris mesin, inventari AC, inventaris Lainnya Gol. I, dan inventaris Lainnya Gol. II. Hal ini tidak menyimpang dari ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16. 3. PT. Bank Sumut Pusat memperoleh aktiva tetap melalui 4 cara yaitu dibeli, disbangun sendiri, menerima donasi (hibah), dan pertukaran. Pada prinsipnya cara perolehan aktiva tetap yang dilakukan PT. Bank Sumut tidak menyimpang dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16. 4. PT. Bank Sumut Pusat menggunakan metode penyusutan garis lurus untuk aktiva tetap bangunan, dan menggunakan metode penyusutan saldo menurun ganda untuk seluruh aktiva tetap lainnya, kecuali tanah. Metode penyusutan Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 yang digunakan PT. Bank Sumut telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16. 5. Untuk biaya perawatan aktiva tetap, PT. Bank Sumut Pusat mencatat biaya pemeliharaan dan perbaikan yang dibebankan langsung ke laporan laba rugi pada saat terjadinya, dan renovasi yang menambah umur aktiva atau kapasitas dalam jumlah material dikapitalisasi. Hal ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16. 6. PT. Bank Sumut Pusat melakukan revaluasi pada aktiva tetap yang nilai wajarnya dapat diukur pada frekuensi waktu lima tahun. Revaluasi yang dilakukan PT. Bank Sumut tidak menyimpang dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16. 7. PT. Bank Sumut Pusat melakukan penghentian dan pelepasan aktiva tetap dengan cara dijual secara lelang, tukar-menukar (ruiltslag), dan dihibahkan. Dalam hal ini tidak terdapat penyimpangan dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16. 8. Pengungkapan aktiva tetap milik PT. Bank Sumut Pusat dan penyajiannya di neraca telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 B. Saran Pada bagian ini penulis mencoba memberikan saran kepada PT. Bank Sumut Pusat, yaitu sebagai berikut: Secara keseluruhan kebijakan akuntansi aktiva tetap PT. Bank Sumut Pusat telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 dan hendaknya PT. Bank Sumut Pusat tetap mempertahankannya, serta selalu mengikuti perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 DAFTAR PUSTAKA Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Pertama, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hongren, Charles T, Harrison, Jr. Walter T., Robinson, Michael E., & Secokusumo, Thomas H., 1997, Akuntansi di Indonesia, Edisi Ketiga, Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta . Kieso, Donald E., Weigandt, Jerry J., Warfield, Terry D., 2002, Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Jilid Dua, Alih Bahasa: Gina Gania dan Ichsan Setiyo Budi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Niswonger, Rollin C., Warren, Carl S., Reeve, James M., & Fess, Philip E., 1999, Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi Kesembilan Belas, Buku Satu, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. PT. Bank Sumut, 2008, Buku Pedoman Perusahaan tentang Pengelolaan Aktiva Tetap dan Barang Inventaris PT. Bank Sumut, Medan Sekaran, Uma, 2006, Research Methods for Bussiness, Edisi Keempat, Buku Satu, Alih Bahasa: Kwan Men Yon, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Stice, Earl K., Stice, James D., Skousen, K. Fred, 2005, Intermediate Accounting, Edisi Kesembilan Belas, Buku Dua, Alih Bahasa: Safrida Rumondang Parulian dan Ahmad Maulana, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Sumarso S. R., 2003, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Buku Dua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. .. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009