UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

advertisement
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III
MEDAN
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN (PSAK) NO. 16 ATAS AKTIVA TETAP PADA PT.
BANK SUMUT PUSAT
SKRIPSI MINOR
OLEH :
NAMA
NIM
JURUSAN
: SIRMADANIAH
: 052102126
: AKUNTANSI D-III
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN
PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III
MEDAN
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI MINOR
NAMA
:
SIRMADANIAH
NIM
:
052102126
PROGRAM STUDI
:
DIII AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI MINOR
:
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 16
ATAS AKTIVA TETAP PADA PT. BANK
SUMUT PUSAT
Tanggal :
Mei 2008
Pembimbing / Penanggung Jawab
( Dra. Nurzaimah, MM, Ak )
NIP : 131 661 446
Tanggal :
Mei 2008
Ketua Program Studi DIII Akuntansi
( Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak )
NIP : 131 568 370
Tanggal :
Mei 2008
Dekan
Fakultas Ekonomi
( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec )
NIP :131 285 985
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Lembar Persembahan
“Dengan menyebut nama
yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Segala puji hanya bagi , Tuhan
semesta alam, Semoga rahmat dan kesejahteraan atas
semulia-mulianya para Nabi dan para Rasul, serta atas
keluarga dan para sahabatnya.”
“Ya
, Ampunilah kami atas dosa-dosa kami, ampunilah
kedua orang tua kami dan sayangilah keduanya sebagaimana
keduanya mendidik kami di waktu kecil. Ampunilah kakekkakek kami, nenek-nenek kami, guru-guru kami, orang-orang
yang hadir pada kami dan orang-orang yang ghaib dari kami,
dan seluruh orang mukmin laki-laki dan perempuan, orang
muslim laki-laki dan perempuan, yang hidup dan yang mati
dari mereka itu.
Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
“Ya
, Hidupkanlah kami dengan iman, Matikanlah kami
dengan iman, Kumpulkanlah (setelah hidup dari mati)
dengan iman, dan Masukkanlah kami ke surga dengan iman.
Ya
, Tegakkanlah kami bersama iman, Keluarkanlah
kami dari dunia bersama iman, dan Layakanlah
9tundukkanlah) jin bagi kami bersama iman.”
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
“Ya
, janganlah Engkau gelincirkan hati kami, setelah
Engkau memberi hidayat kami, Karuniakan kami kasih
sayangmu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”
“Ya
, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.”
AMIN,,,,,,
Kupersembahkan Kepada :
Orang Tuaku tercinta:
Ayahanda (Alm.) Mustakim Sinuraya
Ibunda Samrah Angkat S.Pd
Kakak dan Abangku tersayang:
Siti Rahmah S.Pd
Zul AminBuyuti A.Md
Serta kepada Paman dan Bibi ku:
(Pun) Drs.H.Abdul Azis Angkat MSP
(Nampun) Dra.Hj.Tiurnalis Siregar M.Pd
Sirmadaniah
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat
SWT , yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan satu
karya kecil ini. Serta salawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Penulisan skripsi minor ini merupakan salah satu syarat akhir perkuliahan
dalam bidang Akuntansi yang selama ini kami terima. Walaupun demikian,
penulis menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan yang ada pada
penulisan skripsi ini, karena tidak ada gading yang tak retak . Oleh karena itu,
penulis menerima segala bentuk saran dan kritik yang bersifat membangun guna
menyempurnakan skripsi ini di masa mendatang,
Pembuatan serta penulisan skripsi minor ini tidak akan terlaksana dengan
baik tanpa adanya bantuan dan dukungan baik material maupun spiritual dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku ketua Program Studi DIII
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
3. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing Penulis, yang telah
banyak meluangkan waktuya dalam membimbing dan memberikan masukanmasukan yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Muhammad Simba Sembiring, SE. Selaku Kasubbag Pendidikan
Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
5. Bapak M. Yahya selaku Pimpinan devisi Sumber Daya Manusia pada PT.
Bank Sumut Pusat yang telah memberikan ijin riset kepada penulis untuk
melakukan penelitian di PT. Bank Sumut Pusat.
6. Teristimewa untuk kedua Orang Tuaku tercinta. Ayahanda (Alm) Mustakim
Sinuraya dan Ibunda Samrah Angkat S.Pd yang telah menjadi sumber ispirasi
dan motivasi bagi penulis. Khususnya Ibunda tersayang yang telah
mengorbankan segalanya untuk kebahagian dan keberhasilan penulis yang
tidak dapat dibalas penulis dengan apapun. Untuk Ayahanda tercinta, hanya
doa yang dapat kuberikan padamu. Tak lupa pula untuk Kakakku Siti Rahmah
S.Pd dan Abangku Zul Amin Buyuti A.Md yang telah memberi perhatian dan
do’anya.
7. Keluarga penulis, (Pun) Drs. H. Abdul Azis Angkat MSP dan (Nampun) Dra.
Hj. Tiurnalis Siregar M.Pd yang telah memberikan dorongan dan bantuan baik
moril maupun materil kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikannya. Serta untuk para Abang dan Adik sepupu penulis (Anugraha
Maulidin Angkat, Agung Arief Wibowo Angkat, Akbar Husaini Angkat, dan
Sultan Mashur Angkat) yang telah memberi dukungannya.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
8. Khusus untuk Bang Fahri Abdi A.Md yang telah membantu dan memberikan
perhatian serta do’anya kepada penulis (makasih ya bang untuk hari-hari yang
indah dan semua pertengkaran serta kesalahpahamannya...)
9. Rekan sekaligus teman seperjuangan penulis Ade Irma (Thanx ya D,, atas
segala perhatian dan pengertiannya!!), Desi Susanti (‘tuk berbuat kebaikan
memang ga’ mudah ya Des...), Melva Handayani Pulungan (kalau kita sampai
melewati moment kebersamaan diantara kita juga akan menjadi penyesalan
diwaktu nanti Mel...), Ira Wati Br. Pinem (yakin ya Ra,, semua yang kita
jalani ‘dah ditentukan Allah.. pasti ada jalan keluarnya), Rina Tarigan (jangan
suka sibuk sendiri ya rin, pikirin juga orang di sekitarmu yang butuh kamu
juga.), Suci Frikasari Nst (kapan aku dikenalin ma “dia” Ci??), Novita Hariati
(makasih ya Nov atas curhatnya yang kemaren..), Yuni Silvia (‘ntar jangan
lupa undangannya ya Yun..), Yuliana (jangan terlalu panik menghadapi
masalah ya Yul..). Woi..... thank’s ya buat mua-muanya! Saran, kritikan
(manis atau pedas), semangat, motivasi, inspirasi dan perhatian dalam
membantu penulis menyelesaikan skripsi minor ini. Thank’s uda mau jadi
temanku, Pokoknya jangan pernah lupain aku la! Friendship never Die
!!!!!!!!!!!!!!!!!
10. Teman-teman seperjuangan penulis selama di D3 Akuntansi FE USU yang
telah mengisi hari-hari penulis. Khususnya untuk teman-teman di Group C ‘05
DeTak. Untuk Mael (kalo’ dah jadi dosen,, jangan lupain kami ya...), Tabah
(kalo’ mau tamat,, serius dikit ya ma skripsinya..).
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala
kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca khususnya.
Demikianlah
pengantar
yang
penulis
sampaikan.
Akhir
kata
penulis
mengharapkan agar laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya.
Medan,
Mei 2008
Penulis
(Sirmadaniah)
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. . Latar Belakang Pemilihan Judul ............................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 3
D. Metode Penelitian ..................................................................... 4
E. Sistematika Pembahasan ........................................................... 6
BAB II
PT. BANK SUMUT PUSAT................................................ 8
A. Gambaran Umum PT. Bank Sumut .......................................... 8
1. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan
PT. Bank Sumut .................................................................. 8
2. Visi dan Misi, serta Fungsi PT. Bank Sumut ...................... 9
3. Modal serta Ikhtisar dan Kepemilikan
Saham PT. Bank Sumut ...................................................... 10
4. Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank Sumut................. 11
5. Sumber Daya Manusia dan Gambaran
Organisasi PT. Bank Sumut ................................................ 12
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
B. Akuntansi Aktiva Tetap PT. Bank Sumut................................. 17
1. Pengertian Aktiva Tetap...................................................... 17
2. Penggolongan Aktiva Tetap................................................ 19
3. Perolehan Aktiva Tetap....................................................... 23
4. Penyusutan Aktiva Tetap .................................................... 33
5. Pengeluaran Setelah Perolehan
(Subsequent Expenditure) Aktiva Tetap ............................. 43
6. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Aktiva Tetap........................................................................ 48
7. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap ........................... 49
8. Pengungkapan Aktiva Tetap ............................................... 54
BAB III
ANALISA DAN EVALUASI ............................................... 57
A. Penggolongan Aktiva Tetap...................................................... 57
B. Perolehan Aktiva Tetap............................................................. 57
C. Penyusutan Aktiva Tetap .......................................................... 58
D. Pengeluaran Setelah Perolehan
(Subsequent Expenditure) Aktiva Tetap ................................... 58
E. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Aktiva Tetap.............................................................................. 59
F. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap ................................. 60
G. Pengungkapan Aktiva Tetap ..................................................... 60
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 61
A. Kesimpulan ............................................................................... 61
B. Saran.......................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemilihan Judul
Bank Sumut adalah Bank yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Sumatera
Utara. Bank ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber penerimaan asli
daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, Bank ini juga diharapkan dapat
memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Bank ini
harus berusaha memenuhi tuntutan ini walaupun menghadapi persaingan yang
sangat ketat yang ditunjukkan dari banyaknya bank yang beroperasi di Sumatera
Utara.
Dalam usaha melancarkan kegiatan operasionalnya dan untuk memenuhi
tuntutan yang diberikan, Bank Sumut memiliki aktiva tetap yang berupa tanah,
bangunan, peralatan, maupun kendaraan. Aktiva tetap merupakan harta yang
dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasinya yang bersifat tangible yang
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
masa pemakaiannya mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun.
Aktiva tetap memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap perusahaan.
Jumlah dana untuk perolehannya juga cukup besar, dan pembuatannya
membutuhkan waktu yang relatif lama. Untuk itu, diperlukan suatu perencanaan
dan pengawasan yang baik dari manajemen yang harus menentukan kebijakan
yang tepat, seperti penentuan cara perolehan aktiva tetap, metode penyusutan, dan
pengeluaran-pengeluaran pada saat pemakaian aktiva tetap tersebut.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Karena dana yang diinvestasikan pada aktiva tetap cukup besar, diperlukan
suatu kebijakan akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Perolehan aktiva tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan
membeli secara tunai, secara kredit atau angsuran, dengan pertukaran, penerbitan
sekuritas, dibangun sendiri, sumbangan atau donasi. Cara perolehan aktiva tetap
tersebut akan mempengaruhi catatan harga perolehan.
Dengan berjalannya waktu, aktiva tetap selain tanah akan mengalami
penyusutan yang disebabkan oleh faktor fisik yaitu terjadinya kerusakan dan
keusangan. Hal ini menyebabkan harga perolehan aktiva tetap harus dipindahkan
keperkiraan beban secara teratur selama umur ekonomis yang diharapkan.
Untuk tetap beroperasi secara layak, aktiva tetap mempunyai batas waktu
tertentu. Hal ini menyebabkan aktiva tetap membutuhkan perbaikan dan
pemeliharaan yang menggunakan dana relatif besar. Untuk itu manajemen perlu
menetapkan pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tersebut,
baik yang merupakan pengeluaran modal (capital expenditure) maupun
pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).
Diperlukan pengendalian intern yang baik agar suatu aktiva tetap dapat
meningkatkan kinerja dan tidak mengganggu kelancaran operasi perusahaan yang
bertujuan untuk menghindari terjadinya biaya yang terlalu besar atau terlalu kecil
dalam satu periode akuntansi pada laporan keuangan.
Mengingat besarnya dana yang dibutuhkan untuk mengelola aktiva tetap,
untuk itu dibutuhkan sistem akuntansi yang konsisten yang meliputi bagaimana
perolehan, pengeluaran, penilaian, penyusutan, dan pengungkapan aktiva tetap
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Dengan adanya sistem
akuntansi yang konsisten ini, maka kelancaran operasional perusahaan dapat
tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk membahas
bagaimana pelaksanaan akuntansi aktiva tetap berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) dalam praktek yang diterapkan oleh PT. Bank Sumut dengan
memilihn judul : “PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN (PSAK) NO.16 ATAS AKTIVA TETAP PADA PT. BANK
SUMUT PUSAT”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang pemilihan
judul, maka penulis merumuskan permaslahan sebagai berikut : “Apakah
akuntansi aktiva tetap pada PT. Bank Sumut Pusat telah sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 ?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah akuntansi aktiva tetap pada PT. Bank Sumut Pusat telah
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Untuk mengetahui perbandingan antara penerapan/praktek yang dilakukan
PT. Bank Sumut Pusat dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan aktiva tetap.
b. Bagi PT. Bank Sumut Pusat
Dapat
digunakan
sebagai
bahan
masukan
dalam
memperbaiki
penerapan/praktek akuntansi aktiva tetap dan sebagai pertimbangan dalam
menentukan kebijakan pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
c. Bagi Pembaca
Sebagai bahan referensi bagi yang ingin melakukan penelitian dengan
masalah yang sama.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi minor
ini adalah :
1. Sumber Data
Dalam penyelesaian paper ini, sumber data yang digunakan penulis adalah:
a. Data Primer
Data yang dikumpulkan khusus untuk riset yang sedang dilaksanakan
kemudian diolah oleh penulis, dan data ini diperoleh langsung dari PT.
Bank Sumut Pusat.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari dalam organisasi PT. Bank Sumut itu sendiri,
misalnya : data sejarah berdirinya PT. Bank Sumut, dan struktur organisasi
PT. Bank Sumut.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang
dilakukan dengan studi kasus. Adapun yang dimaksud dengan penelitian
lapangan (field research) adalah jenis penelitian yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan langsung dilapangan pada objek yang
dipilih dan juga dengan mengadakan wawancara langsung dengan staf
yang berwenang.
3. Metode Analisa Data
Untuk menganalisa data, penulis hanya menggunakan metode deskriptif.
Dimana yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah metode yang
dilakukan dengan menentukan, mengumpulkan, dan menginterprestasikan
sehingga memberikan gambaran yang objektif dari masalah yang dianalisa
untuk menjelaskan keadaan objek.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam menyusun paper ini
adalah :
a. Mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan
dengan penelitian penulis di PT. Bank Sumut Pusat.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
b. Obsevasi (pengamatan), yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan
langsung terhadap bukti-bukti dan prosedur perusahaan ke lokasi
penelitian sehingga penulis memperoleh data dan gambaran yang luas.
E. Sistematika Pembahasan
Agar pembahasan penyusunan paper ini dilaksanakan secara sistematis
dan terarah, sesuai dengan kebutuhan skripsi minor ini dibagi 4 (empat) Bab dan
beberapa Sub Bab, yaitu :
BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini berisikan antara lain : alasan pemilihan judul, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta metode penelitian
yang digunakan berikut sistematika pembahasan.
BAB II
: PT. BANK SUMUT PUSAT
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang gambaran umum PT.
Bank Sumut, seperti sejarah pendirian dan perkembangan PT.
Bank Sumut, visis dan misi, serta fungsi PT. Bank Sumut, modal
serta ikhtisar dan kepemilikan saham PT. Bank Sumut, dewan
komisaris dan direksi PT. Bank Sumut, sumber daya manusia dan
gambaran organisasi PT. Bank Sumut. Serta kebijakan akuntansi
aktiva tetap PT. Bank Sumut yang terdiri dari pengertian aktiva
tetap, penggolongan aktiva tetap, perolehan, penyusutan,
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
pengeluaran setelah perolehan, pengukuran setelah pengakuan
awal
aktiva
tetap,
penghentian
dan
pelepasan,
serta
pengungkapan aktiva tetap.
BAB III
: ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan memaparkan bagaimana menganalisa
dan
mengevaluasi
penyusutan,
mengenai
pengeluaran
penggolongan,
setelah
perolehan,
perolehan,
pengukuran
berikutnya terhadap pengakuan awal aktiva tetap, dan pelepasan
serta pengungkapan aktiva tetap.
BAB IV
: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab yang terakhir, penulis akan memberikan kesimpulan
berdasarkan uraian terdahulu dan penulis akan mencoba
mengemukakan saran yang dapat digunakan PT. Bank Sumut
Pusat di masa yang akan datang.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
BAB II
PT. BANK SUMUT PUSAT
A. Gambaran Umum PT. Bank Sumut
1. Sejarah Pendirian dan Perkembangan PT. Bank Sumut
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara merupakan nama awal
dari PT. Bank Sumut. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan
pada tanggal 4 November 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam
bentuk perseroan dengan call name BPDSU. Pada tahun 1962, berdasarkan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank
Pembangunan Daerah, bentuk BPDSU dirubah menjadi Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) melalui Peraturan Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 Tahun
1965.
Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I
Sumatera Utara No. 2 Tahun 1999, bentuk badan BPDSU dirubah kembali
menjadi Perseroan Terbatas. Perubahan bentuk badan ini sekaligus merubah
nama BPDSU menjadi PT. Bank Sumut. Perubahan tersebut dituangkan dalam
Akte Pendirian Perseroan Terbatas No. 38 Tahun 1999 Notaris Alina Hanum
Nasution SH, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia di bawah Nomor C-8224 HT.01.01 TH 99 tanggal 5 Mei
1999, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54
tanggal 6 Juli 1999 Tambahan No. 4042.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Sesuai dengan Perjanjian Rekapitulasi antara Pemerintah Republik
Indonesia, Bank Indonesia, dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera
Utara tanggal 5 Mei 1999, Bank Sumut diikutsertakan dalam program
Rekapitalisasi.
2. Visi dan Misi, serta Fungsi PT. Bank Sumut
Visi dari PT. Bank Sumut adalah menjadi bank andalan untuk membantu
dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah disegala
bidang, serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka
peningkatan taraf hidup rakyat.
Dalam menjalankan kegiatannya, PT. Bank Sumut telah berusaha untuk
mewujudkan visinya dengan cara memberikan bantuan kepada masyarakat yang
kurang mampu berupa bantuan bea sisiwa kepada anak-anak yatim, bantuan
kepada anak-anak yang berada di panti asuhan, bantuan kepada orang tua yang
berada dipanti jompo, bantuan kepada fakir miskin/dhuafa, serta turut
berpartisipasi dalam pembangunan rumah ibadah dan kegiatan akademis, ibadah
dan kegiatan kemasyarakatan lainnya.
Adapun yang menjadi misi PT. Bank Sumut adalah mengelola dana
Pemerintah dan Masyarakat secara profesional yang didasarkan pada prinsipprinsip compliance.
Sebagai alat kelengkapan Otonomi Daerah dibidang Perbankan, PT. Bank
Sumut berfungsi sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah,
bertindak sebagai Pemegang Kas Daerah yang melaksanakan penyimpanan uang
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
daerah serta sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah dengan
melakukan kegiatan usaha sebagai Bank Umum seperti dimaksudkan pada
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
3. Modal serta Ikhtisar dan Kepemilikan Saham PT. Bank Sumut
Modal Dasar PT. Bank Sumut ditetapkan sebesar Rp. 400.000.000.000.
dan karena pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan bank, maka pada
tanggal 15 Desember 1999 melalui akta notaris Alina Hanum Nasution, S.H., No.
31 modal ditingkatkan menjadi Rp. 500.000.000.000 yang terbagi atas 19.712.900
lembar saham seri A dengan nominal per saham Rp. 10.000 dan 30.287.100
lembar saham seri B, nominal per saham Rp. 10.000.
Saham PT. Bank Sumut yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara serta seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota se Sumatera Uatara sebesar
Rp. 460.151.200.000 atau sebanyak 46.015.120 lembar dengan nilai nominal
untuk setiap lembar saham sebesar Rp. 10.000.
Penyetoran saham PT. Bank Sumut oleh Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara serta seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota se Sumatera Utara berasal
dari APBD dan 5% (lima persen) hasil perolehan PBB, serta dari 50% (lima puluh
persen) perolehan jasa giro rekening Pemerintah Provinsi Sumtera Utara serta
seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota se Sumatera Utara.
Komposisi kepemilikan saham pada PT. Bank Sumut tergambar pada tabel
berikut ini :
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Tabel 2.1 Rincian Kepemilikan Saham PT. Bank Sumut
(dalam jutaan rupiah)
Pemegang Saham
Pemerintah Pusat
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu
Pemerintah Kabupaten Asahan
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang
Pemerintah Kota Medan
Pemerintah Kabupaten Simalungun
Pemerintah Kabupaten Langkat
Pemerintah
Kabupaten
Tapanuli
Selatan
Pemerintah Kabupaten Nias
Pemerintah
Kabupaten
Tapanuli
Tengah
Pemerintah
Kabupaten
Tapanuli
Utara
Pemerintah Kota Tebing Tinggi
Pemerintah Kabupaten Mandailing
Natal
Pemerintah Kota Binjai
Pemerintah Kota Pematang Siantar
Pemerintah Kota Tanjung Balai
Pemerintah Kabupaten Dairi
Pemerintah Kabupaten Karo
Pemerintah Kabupaten Toba Samosir
Pemerintah Kota Sibolga
Pemerintah Kota Padang Sidempuan
Pemerintah
Kabupaten
Pakpak
Bharat
Pemerintah
Kabupaten
H.
Hasundutan
Pemerintah Kabupaten Nias Selatan
Pemerintah Kabupaten Samosir
Jumlah
Modal disetor
Persentase (%)
291.833
19.644
8.845
12.928
18.045
13.454
7.468
63,42
4,27
1,92
2,81
3,92
2,92
1,62
21.988
7.829
4,78
1,7
7.576
1,65
6.608
6.786
1,44
1,47
4.311
2.608
5.027
3.899
2.948
2.805
3.960
4.496
3.981
0,94
0,57
1,09
0.85
0,64
0,61
0,86
0,98
0.86
846
0,18
1.369
161
736
0,3
0,04
0,16
460.151
100
Sumber: PT. Bank Sumut
4. Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank Sumut
Dalam menjalankan tugasnya, PT. Bank Sumut memiliki Dewan
Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris pada PT. Bank Sumut berjumlah 3
(tiga) orang dengan masa kerja selama 4 (empat) tahun untuk satu periode. Dewan
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam mengawasi
Kebijakan Direksi terhadap operasional Bank secara umum yang mengacu kepada
rencana bisnis yang telah disetujui Dewan Komisaris dan Bank Indonesia serta
memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan dan perundangan yang berlaku.
Dewan Komisaris akan membentuk beberapa Komite, yakni Komite Audit,
Komite Pemantau Risiko, Komiti Remunerasi dan Nominasi yang tugasnya
adalah melakukan pemantauan, evaluasi, dan memberikan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris.
Direksi PT. Bank Sumut berjumlah 4 (empat) orang yang terdiri dari
Direktur Utama, Direktur Pemasaran, Direktur Umum, dan Direktur Kepatuhan
yang semuanya telah lulus fit & proper test, serta Sertfikasi Manajemen Risiko.
Direksi bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengelolaan bank dan mematuhi
peraturan, perundang-undangan, dan ketentuan yang berlaku.
Dalam pembagian tugas Direksi, Direktur Kepatuhan membawahi Divisi
Perencanaan, Pengembangan dan Pembinaan Cabang yang melaksanakan fungsi
kepatuhan dalam rangka untuk memastikan proses pengambilan keputusan tidak
bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
5. Sumber Daya Manusia dan Gambaran Organisasi PT. Bank Sumut
Penerapan Standar Pelayanan PT. Bank Sumut merupakan hasil karya
terbaik dari seluruh Sumber Daya Manusia yang bertujuan untuk memberikan
pelayanan yang standar sehingga para nasabah dan mitra kerja merasakan layanan
yang sama dimanapun mereka berinteraksi dengan PT. Bank Sumut.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Sejalan dengan penerapan Standar Pelayanan tersebut, kualitas Sumber
Daya Manusia terus ditingkatkan dengan melaksanakan pendidikan dan pelatihan
dengan biaya sebesar Rp. 9.565.000.000 atau 6,67 % dari biaya tenaga kerja.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, PT. Bank Sumut memiliki 132 unit
jaringan pelayanan dalam melayani masyarakat diseluruh Daerah Sumatera dan
Jakarta, yang terdiri dari :
•
Kantor Pusat 1 unit
•
Cabang Utama 1 unit
•
Kantor Cabang Konvensional 19 unit
•
Kantor Cabang Syariah 3 unit
•
Kantor Cabang Pembantu 21 unit
•
Kantor Cabang Pembantu Syariah 1 unit
•
Kantor Kas 30 unit
•
ATM 39 unit
•
Kas Mobil 16 unit
•
Payment point 1 unit
PT. Bank Sumut juga memiliki jaringan kerja yang mencakup seluruh
wilayah Indonesia melalui kerja sama dengan seluruh Bank Pembangunan
Daerah, terutama untuk melayani transaksi kiriman uang.
Pada tahun 2007, PT. Bank Sumut telah mengembangkan unit
operasionalnya. Sampai akhir tahun 2007, jumlah kantor, klasifikasi, dan lokasi
PT. Bank sumut adalah sebagai berikut :
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Tabel 2.2 Lokasi dan Klasifikasi Kantor PT. Bank Sumut
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Lokasi
Medan
Rantau Prapat
Pematang Siantar
Padang Sidempuan
Balige
Kabanjahe
Kisaran
Gunung Sitoli
Sidikalang
Sibolga
Tebing Tinggi
Binjai
Tarutung
Tanjung Balai
Panyabungan
Lubuk Pakam
Stabat
Sukaramai
Medan Iskandar Muda
Jakarta
Medan
Padang Sidempuan
Tebing Tinggi
Teluk Dalam
Perbaungan
Pangkalan Brandan
Dolok Sanggul
Pangururan
Sei Rampah
USU
Salak
Kampung Baru
Pulo Brayan
Petisah
Tanjung Morawa
Belawan
Kampung Lalang
Pusat Pasar
Sei Sikambing
Berastagi
Tembung
Perdagangan
Aek Kanopan
Panglima Polim (Jakarta)
Stabat
Tirtanadi
Pirngadi
Deli Tua
Klasifikasi
Kantor Cabang Utama
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang Syariah
Kantor Cabang Syariah
Kantor Cabang Syariah
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Cabang Pembantu Syariah
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
Marelan
Kantor Bupati Simalungun
Kantor Gubsu
Batang Toru
Gunung Tua
Indrapura
Kota Pinang
Siborong-borong
Tanjung Pura
Setia Budi
Aksara
Simpang Kwala
Galang
Prapat
Saribudolok
Pematang Raya
Sipirok
Sibuhuan
Tanjung Balai
Serbelawan
Tarutung
Pandan
Kuala
Asia
Pancur Batu
Kotanopan
Marendal
Kantor Samsat Medan Utara
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Payment Point
Sumber: PT. Bank Sumut
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
B. Akuntansi Aktiva Tetap PT. Bank Sumut
1. Pengertian Aktiva Tetap
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai aktiva tetap, terlebih
dahulu perlu dijelaskan pengertian aktiva, karena aktiva tetap merupakan
bagian dari aktiva. Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 11) mendefinisikan aktiva
sebagai berikut:
“Aktiva adalah sumber dana yang dikuasai oleh perusahaan sebagai
akibat dari peristiwa di masa lalu dimana manfaat ekonomi di masa
depan akan diperoleh perusahaan”.
Aktiva tetap memiliki nama-nama deskriptif lain yaitu aktiva
pabrik (plant assets) atau properti pabrik, dan peralatan (property, plant,
and equipment). Untuk perusahaan jasa biasanya memakai istilah yang lain,
misalnya untuk bank memakai istilah “premises equipment”.
Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 16.2) mendefinisikan aktiva tetap
sebagai berikut:
“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan
untuk digunakan lebih dari satu periode”.
Menurut C. Rollin Niswonger (2000: 400) definisi aktiva tetap
adalah:
“Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang
relatif permanen yang merupakan aktiva berwujud (tangible assets)
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak
dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal
perusahaan”.
Sedangkan Somarso (2004: 20), mengungkapkan bahwa:
“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud (tangible fixed assets) yang: (1)
masa manfaatnya lebih dari satu tahun; (2) digunakan dalam kegiatan
perusahaan; (3) dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal
perusahaan serta; (4) nilainya cukup besar”.
Dan menurut PT. Bank Sumut (2008: 3) pengertian aktiva tetap adalah sebagai
berikut:
“Aktiva tetap adalah semua kekayaan milik PT. Bank Sumut dalam bentuk
barang baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagianbagiannya ataupun merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung,
diukur atau ditimbang, kecuali uang”.
Pada hakekatnya definisi di atas mempunyai pengertian yang sama,
dimana suatu aktiva tetap dapat digolongkan aktiva yang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
a. mempunyai wujud
b. digunakan dalam operasi perusahaan
c. tidak dimaksudkan untuk dijual
d. mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Ke empat kiteria aktiva tetap tersebut saling berhubungan dan terkait satu
sama lain. Dengan demikian, bila salah satu dari kriteria tidak dipenuhi, maka
aktiva itu tidak dapat dikelompokkan ke dalam aktiva tetap.
Tujuan PSAK atas aktiva tetap adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk
aktiva tetap. Masalah utama dalam akuntansi aktiva tetap adalah saat pengakuan
aktiva tetap, penentuan jumlah tercatat, dan perbedaan penyusutan, serta
penentuan dan perlakuan akuntansi atas penurunan nilai tersebut (carrying value).
Dari uraian di atas, terlihat jelas pengertian aktiva tetap berdasarkan SAK,
dimana
ciri-ciri
aktiva
tetap
dapat
digunakan
sebagai
ukuran
untuk
menggolongkan aktiva tetap.
Dalam rangka mengakomodasi penambahan jenis aktiva tetap PT. Bank
Sumut dan perubahan ketentuan yang terkait dengan pengelolaan aktiva tetap PT.
Bank Sumut, maka akuntansi aktiva tetap PT. Bank Sumut telah diatur sesuai
dengan Peraturan Dewan Direksi PT. Bank Sumut Nomor 034/DIR/BKUPB/SE/95 tentang perubahan atas Peraturan Dewan Direksi PT. Bank Sumut
Nomor 050/DIR/BKU-PB/SE/88 tentang Penataan Administratif Aktiva Tetap.
2. Penggolongan Aktiva Tetap
Setiap perusahaan memiliki jenis aktiva tetap yang berbeda karena
kegiatan perasional yang dilakukan perusahaan juga berbeda-beda.
Aktiva tetap dapat digolongkan berdasarkan berbagai sudut pandang,
antara lain:
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
a. Dari sudut pandang substansinya, aktiva tetap terdiri dari:
1) Aktiva berwujud (tangible assets) seperti lahan, gedung, mesin, dan lainlain.
2) Aktiva tak berwujud (intangible assets), yaitu aktiva secara fisik tidak
dapat dinyatakan, seperti hak cipta (copy right), hak merk (trade mark),
good will, dan lain-lain.
b. Dari sudut pandang penyusutan, aktiva tetap terdiri dari:
1) Depreciated plant assets (aktiva tetap yang disusutkan) yaitu aktiva yang
umur atau masa penggunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva
yang sejenis apabila masa penggunaannya telah berakhir.
2) Undepreciated plant assets (aktiva tetap yang tidak disusutkan) yaitu
aktiva tetap yang umur atau masa penggunaannya tidak terbatas.
Jenis-jenis aktiva tetap antara lain:
a. Lahan
Lahan adalah bidang tanah terhampar, baik yang merupakan tempat
bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang
didirikan bangunan di atasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu
sendiri. Khusus bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau
yang dapat meningkatkan nilai gunanya seperti jalan, maka dapat digabungkan
dalam nilai lahan.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
b. Gedung
Gedung adalah bangunan yang bardiri di atas bumi baik yang di atas lahan
atau air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi itu.
c. Mesin
Mesin adalah aktiva perusahaan yang digunakan untuk menjalankan
proses produksi atau untuk melancarkan kegiatan operasional perusahaan.
d. Kendaraan
Kendaraan yang dimaksud adalah kendaraan milik perusahaan yang
digunakan sebagai alat pengangkut untuk melancarkan kegiatan operasional
perusahaan.
e. Perabot
Perabot jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, dan
perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan.
f. Inventaris dan Peralatan
Inventaris adalah peralatan yang dianggap merupkan alat-alat besar yang
digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik,
inventaris laboratorium, inventaris gudang, dan lain-lain.
Pada PT. Bank Sumut Pusat, aktiva tetap digolongkan berdasarkan jenis
sebagai berikut:
1. Tanah
a. Tanah untuk Kantor
b. Tanah untuk Rumah Dinas
c. Tanah untuk Lapangan Olah Raga
d. Tanah untuk Lapangan Parkir
e. Tanah Kosong yang Belum Digunakan
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
2. Bangunan
a. Gedung Kantor
b. Rumah Dinas
c. Gudang
d. Poll Kendaraan
Barang Inventaris:
3. Inventaris Kendaraan
a. Mobil sedan
b. Minibus
c. Sepeda motor
4. Inventaris Komputer
a. Hardware
• Personal Komputer
• UPS
• Printer
• Passbook
• Notebook
• HUB
• Modem
b. Software
5. Inventaris Peralatan Komunikasi
a. Faximile
b. PABX
c. Key Telepon
6. Inventaris Mesin
a. Mesin Genset
b. Mesin Hitung Uang Kertas
c. Mesin Encorder
d. Mesin Fotocopy
e. Mesin Hitung Kalkulator
7. Inventaris AC
a. AC Central
b. AC Unit/Split
Barang Inventaris Lainnya:
8. Inventaris Lainnya Gol. I
a. Meja
b. Lemari Kayu
c. Rak Kayu
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
9. Inventaris Lainnya Gol. II
a. Brankas
b. Filling Cabinet
c. Lemari Arsip
d. Cash Box
e. Camera/Tustel
f. CCTV
g. Dispenser
h. Mini Compo
i. Kipas Angin
j. Kursi Kerja
3. Perolehan Aktiva Tetap
Proses perolehan aktiva tetap dimulai sejak pembelian, pengangkutan,
pemasangan sampai aktiva itu siap untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan.
Biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba di
tempat dan siap digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan
(cost) aktiva yang bersangkutan. Dengan demikian harga perolehan suatu aktiva
tetap tidak tebatas pada harga belinya saja, tetapi juga termasuk bea impor dan
PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat
didistribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang
membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002: 25) ada beberapa cara perolehan
aktiva tetap, antara lain:
Pembelian tunai
Pembelian secara kredit jangka panjang
Pembelian dengan surat berharga
Diterima dari sumbangan
Dibangun sendiri
Pertukaran
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut tentang cara perolehan aktiva tetap,
yaitu:
a. Pembelian tunai
Apabila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian kontan, maka akan
dicatat sebesar harga perolehannya, termasuk semua biaya yang dikeluarkan,
seperti biaya angkut, asuransi, dan lain-lain. Misalnya, dibeli tanah seharga Rp.
48.000.000, bea balik nama sebesar Rp. 480.000, biaya notaris sebesar Rp.
960.000, dan komisi makelar Rp. 500.000, maka harga perolehan tanah tersebut
adalah Rp. 49.940.000.
Ayat jurnal yang perlu dibuat apabila perolehan dilakukan dengan tunai
adalah:
(D) Tanah
(K)
Kas
Rp. 49.940.000
Rp. 49.940.000
Apabila beberapa aktiva tetap dibeli secara bersamaan dan tiap-tiap aktiva
tidak disebutkan harganya, maka total harga yang dibebankan harus dialokasikan
ke masing-masing aktiva yang bersangkutan. Misalnya dibeli gedung beserta
tanah dimana gedung itu berdiri dengan harga Rp. 70.000.000, jumlah ini sudah
termasuk biaya bea balik nama, biaya notaris, komisi, dan lain-lain. Berdasarkan
taksiran harga pasar yang berlaku, tanah bernilai Rp. 20.000.000 dan gedung
ditaksir Rp. 80.000.000. alokasi harga perolehan untuk tanah dan gedung adalah
sebagai berikut:
Harga Taksiran
Tanah
Gedung
Rp. 20.000.000
Rp. 80.000.000
Rp. 100.000.000
Alokasi Harga Perolehan
20/100 x Rp.70.000.000 = Rp.14.000.000
80/100 x Rp.70.000.000 = Rp.56.000.000
Rp.70.000.000
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Ayat jurnal yang perlu dibuat apabila pembelian dilakukan dengan tunai
adalah:
(D) Tanah
(D) Gedung
(K)
Kas
Rp. 14.000.000
Rp. 56.000.000
Rp. 70.000.000
b. Pembelian secara kredit jangka panjang
Dalam pembelian aktiva tetap secara kredit jangka panjang, kontrak
pembelian dapat menyebutkan bahwa pembayaran akan dilakukan dalam sekian
kali angsuran dan terhadap saldo yang belum dibayar akan dikenakan bunga.
Sebagai contoh, dibeli mobil dengan harga Rp. 75.000.000, jumlah ini akan
dibayar dalam 25 kali angsuran bulanan dan terhadap saldo yang belum dibayar,
perusahaan dibebani bunga sebesar 20% setahun.
Ayat jurnal yang diperlukan perusahaan pada waktu pembelian dilakukan
adalah:
(D) Mobil
(K)
Utang Angsuran
Rp. 75.000.000
Rp.75.000.000
Pada saat membayar angsuran pertama, jumlah yang harus dibayar adalah
sebagai berikut:
Angsuran bulanan = Rp.75.000.000 : 25
Bunga selama sebulan untuk saldo yang belum
dibayar = 1/12 x 12% x Rp.75.000.000
Jumlah yang harus dibayar
Rp.3.000.000
750.000
Rp.3.750.000
Ayat jurnal yang diperlukan perusahaan untuk mencatat pembayaran ini
adalah:
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
(D) Utang angsuran
(D) Beban bunga
(K)
Kas
Rp.3.000.000
750.000
Rp.3.750.000
Angsuran kedua terdiri dari angsuran pokok bulanan sebesar Rp.
3.000.000 ditambah bunga selama satu bulan atas saldo utang yang belum
dibayar. Utang yang belum dibayar saat ini sebesar Rp. 72.000.000, jumlah ini
diperoleh dari saldo awal Rp. 75.000.000 dikurangi pembayaran pada angsuran
pertama sebesar Rp. 3.000.000. bunga yang dibebankan selama bulan ini adalah
1/12 x 12% x Rp. 72.000.000 = Rp. 720.000. jumlah yang dibayar adalah Rp.
3.000.000 + Rp. 720.000 = Rp. 3.720.000. ayat jurnal yang perlu dibuat untuk
pembayaran ini adalah:
(D) Utang angsuran
(D) Beban bunga
(K)
Kas
Rp. 3.000.000
Rp. 720.000
Rp. 3.720.000
Proses perhitungan, pembayaran, dan pencatatan angsuran seperti ini akan
berulang setiap bulan sampai semua utang angsuran telah dibayar.
c. Pembelian dengan surat berharga
Perolehan aktiva tetap dengan penerbitan surat berharga adalah
pengeluaran obligasi atau saham milik perusahaan untuk ditukar dengan aktiva
tetap. Aktiva tetap tersebut harus dicatat sebesar harga pasar obligasi atau saham
pada saat pembelian. Jika harga pasar lebih besar dari nilai nominalnya, maka
selisih dicatat sebagai agio. Dan jika harga pasar lebih kecil dari nominalnya,
maka dicatat sebagai disagio.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Sebagai contoh, PT. X membeli tanah dengan mengeluarkan 10.000
lembar saham dengan nilai nominal Rp. 8.000, harga kurs pada saat pembelian
adalah sebesar 95 dan 110. ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
(1) Jika kurs adalah 95, saham akan bernilai: Rp. 8.000 x 10.000 lembar x 95/100
= Rp. 76.000.000
(D) Tanah
(D) Disagio saham
(K)
Modal saham
Rp. 76.000.000
Rp. 4.000.000
Rp. 80.000.000
(2) Jika kurs adalah 110, saham akan bernilai: Rp. 8.000 x 10.000 lembar x
110/100 = Rp. 88.000.000
(D) Tanah
(K)
Modal saham
(K)
Agio saham
Rp. 88.000.000
Rp. 80.000.000
Rp. 8.000.000
d. Diterima dari sumbangan
Aktiva tetap yang diterima dari sumbangan biasanya disebut donasi.
Dalam hal ini, perusahaan mendebit aktiva pada nilai wajarnya dan mengkredit
akun pendapatan. Misalnya, PT. X mendapatkan sumbangan dari pemerintah
berupa tanah senilai Rp. 80.000.000. Ayat jurnal yang perlu dibuat adalah:
(D) Tanah
(K) Pendapatan dari tanah sumbangan
Rp. 80.000.000
Rp.80.000.000
e. Dibangun sendiri
Biaya untuk mendirikan bangunan terdiri dari biaya izin bangunan biaya
arsitek, biaya yang digunakan untuk bahan mentah, buruh langsung, overhead
pabrik, dan pembayaran untuk kontraktor. Seperti halnya aktiva yang dibeli,
aktiva ini dicatat pada harga perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
terjadi untuk membuat aktiva dan mempersiapkan aktiva tersebut untuk digunakan
sesuai dengan rencana. Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan biaya dari
aktiva yang dibuat sendiri, yaitu:
1. Biaya Overhead yang Dapat Dibebankan ke Konstruksi Sendiri
Semua biaya yang dapat dikaitkan dengan konstruksi sebaiknya
dibebankan ke aktiva dalam penyekesaian tersebut. Overhead harus
dibebankan ke konstruksi sama seperti pembebanan pada operasi normal. Hal
ini berarti tidak hanya kenaikan overhead yang diakibatkan oleh aktivitas
konstruksi, melainkan juga bagian pro rata dari overhead tetap perusahaan
dimasukkan.
2. Penghematan atau Kerugian dari Aktiva yang Dibangun Sendiri
Apabila biaya dari suatu aktiva yang dibangun atau dibuat sendiri lebih
rendah dibandingkan dengan harga perolehan bila membeli atau memesan
aktiva tersebut dari pihak luar, maka selisihnya dalam akuntansi tidak
dianggap sebagai laba melainkan penghematan. Penghematan akan muncul
sebagai penambahan dalam laba bersih selama umur aktiva yang bersangkutan
ketika biaya penyusutan yang lebih rendah dibebankan ke pendapatan
periodik. Tetapi, jika ada indikasi bahwa biaya suatu aktiva yang dibangun
senndiri jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga perolehan bila membeli
aktiva tersebut karena adanya inefisiensi atau kegagalan dalam konstruksi,
maka kelebihan tersebut akan diakui sebagai kerugian.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
3. Bunga Selama Periode Konstruksi
Pembangunan perusahaan yang mengikuti tender akan menimbulkan
pembebanan bunga yang akan terjadi atas dana yang dipinjam untuk mendanai
konstruksi. Biaya bunga tersebut akan dianggap sebagai bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari biaya konstruksi, sama halnya seperti bahan baku,
tenaga kerja, serta biaya sewa peralatan. Dengan cara yang sama, ketika suatu
perusahaan membangun suatu aktiva untuk digunakannya sendiri, praktik
akuntansi yang telah alam berlaku adalah mengkapitalisasi biaya bunga yang
terjadi untuk mendanai konstruksi.
f. Pertukaran
1. Pertukaran Aktiva Tetap yang tidak Sejenis
Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva
nonmoneter lain yang ada. Aktiva yang baru harus dinilai pada nilai pasar
wajarnya atau pada nilai pasar wajar dari aktiva yang diserahkan, mana yang
dapat ditentukan dengan lebih jelas. Jika aktiva nonmoneter tersebut adalah
peralatan yang sudah terpakai, maka nilai pasar wajar dari aktiva baru
umumnya dapat dengan lebih mudah ditentukan, karena nilai tersebut
digunakan untuk mencatat pertukaran tersebut. Jika aktiva nonmoneter yang
diserahkan untuk memperoleh aktiva baru adalah properti atau peralatan,
maka penjualan suatu properti terjadi bersamaan dengan perolehan tersebut.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Kadang kala pertukaran aktiva mengikutsertakan penyerahan kas
karena aktiva nonmoneter dalam sebagian transaksi pertukaran tidak memiliki
nilai pasar yang sama. Bagian kas dari transaksi tersebut menyesuaikan nilai
pasar dari aktiva yang diterima dengan nilai dari aktiva yang diserahkan.
2. Pertukaran Aktiva Tetap yang Sejenis
a. Tanpa penyerahan kas
Pada pertukaran ini, ada dua perusahaan melakukan pertukaran aktiva
yang sejenis dalam penggunaannya dan memiliki nilai pasar yang sama.
Dalam pembukuan pertukaran ini, tidak ada keuntungan yang diakui
meskipun ada keuntungan yang diindikasikan karena nilai pasar aktiva
yang diterima lebih tinggi dari nilai buku aktiva yang diberikan. Apabila
dalam pertukaran ada kerugian yang diindikasikan karena nilai pasar
aktiva yang ditukar lebih kecil daripada nilai bukunya, maka kerugian
tersebut harus diakui dan pencatatannya dicatat menurut nilai pasarnya.
b. Dengan penyerahan kas
(i) Penyerahan kas kurang dari 25% nilai wajar pertukaran
Misalkan PT. X ingin melakukan pertukaran mesin yang sejenis
dengan mesin PT. Y. Nilai pasar mesin PT. X adalah Rp.
16.000.000 dan nilai pasar mesin PT. Y adalah Rp. 20.000.000.
Untuk menyamakan pertukaran, PT. X bersedia untuk membayar
PT. Y sebesar Rp. 4.000.000 tunai (20% dari nilai pertukaran). PT.
X tidak mengakui laba yang diindikasikan karena nilai pasar aktiva
yang diserahkan melebihi nilai buku. Kedua mesin tersebut sejenis
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
penggunaannya dan kedua pihak sama-sama bukan pedagang
mesin. Dengan demikian laba yang diindikasikan ditangguhkan
tidak diakui. Mesin baru dicatat sebesar nilai buku aktiva yang
diserahkan dalam pertukaran.
Apabila nilai buku mesin PT. Y kurang dari nilai pasarnya, yang
mengindikasikan laba. Karena PT. Y menerima kas sebagai bagian
dari transaksi, maka laba harus diakui karena telah direalisasi.
Jumlah yamg diakui dihitung dengan rumus berikut:
Keuntungan yang diakui =
Kas
yang diterima
⎛ Totalkeuntunganyang ⎞
⎟⎟
x⎜⎜
⎛ Kasyang ⎞ ⎛ Nilaipasardari
⎞ ⎝ diindikasikan
⎠
⎜⎜
⎟⎟ + ⎜⎜
⎟⎟
diterima
aktivayang
diperoleh
⎝
⎠ ⎝
⎠
(ii) Penyerahan kas lebih besar 25% dari nilai pertukaran
Apabila dalam pertukaran melibatkan kas sebesar 25% atau lebih
dari nilai transaksi dan transaksi dianggap sebagai transaksi tunai,
semua keuntungan atau kerugian akan diakui dan aktiva dicatat
menurut nilai pasarnya.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Tabel 2.3 Jurnal Pembukuan Transaksi Perolehan Aktiva Tetap PT. Bank
Sumut
Jenis Transaksi
Jurnal
I. Pengadaan Aktiva
1. Dibeli
D : Aktiva tetap dalam penyelesaian
K :Giro bank / Rekening kantor yang
bersangkutan
D
:
Aktiva dalam penyelesaian
jaminan
K : Rekening kantor yang bersangkutan
a. Pada saat aktiva tetap diterima
b.Pencatatan
pemeliharaan
nilai
c.Pemindahan ke rekening aktiva D : Aktiva tetap
K : Aktiva tetap dalam penyelesaian
tetap
2. Dibangun Sendiri
a.Pencatatan setiap pembayaran yang D : Aktiva tetap dalam penyelesaian
K: Kas / Rekening kantor yang
dilakukan per termin
bersangkutan
b.Pencatatan
nilai
jaminan D : Aktiva tetap dalam penyelesaian
K : Rekening kantor yang bersangkutan
pemeliharaan
c.Pemindahan ke rekening aktiva D : Aktiva tetap
K : Aktiva tetap dalam penyelesaian
tetap
D : Aktiva tetap
3. Menerima Donasi (Hibah)
K: Modal donasi / penberimaan lainnya
II. Pertukaran Aktiva Tetap
1. Aktiva Tetap Belum Disusutkan
Seluruhnya (Ada Nilai Buku)
a. Pelepasan aktiva tetap lama
b. Pencatatan aktiva tetap baru
D : Akumulasi penyusutan
K : Aktiva tetap (lama)
D : Aktiva tetap (baru)
K : Aktiva tetap (lama)
2. Aktiva Tetap Sudah Disusutkan
Seluruhnya (Nilai Buku Nihil)
a. Pelepasan aktiva tetap lama
b. Pencatatan aktiva tetap baru
D : Akumulasi penyusutan (aktiva tetap
lama)
K : Aktiva tetap (lama)
D : Aktiva tetap (baru)
K : Kas / Aktiva (lainnya)
Sumber : PT. Bank Sumut
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
4. Penyusutan Aktiva Tetap
Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua jenis aktiva tetap, kecuali
tanah, akan semakin berkurang kemampuannya dalam memberikan jasa. Beberapa
faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah pemakaian,
keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta, dan
keterbelakangan teknologi. Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai
aktiva tetap yang bersangkutan. Hal ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan
adanya penurunan nilai aktiva berwujud disebut penyusutan (depreciation).
Penyusutan dapat dihitung tiap bulan atau ditunda sampai dengan akhir tahun.
Apabila dibuat laporan keuangan intern secara bulanan, penyusutan yang
dilakukan bulanan akan lebih dapat mencerminkan posisi keuangan dan hasil
usaha perusahaan dalam bulan yang bersangkutan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 16.2) mendefinisikan penyusutan sebagai
berikut:
“Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu aset selama umur manfaatnya”.
Istilah penyusutan yang digunakan dalam akuntansi sering kali
menyesatkan, karena istilah yang sama juga digunakan dalam bisnis untuk
menjelaskan penurunan nilai pasar dari suatu aktiva. Namun, biaya aktiva tetap
yang belum menjadi beban seperti yang dilaporan di neraca biasanya tidak sama
dengan jumlah yang bisa dihasilkan dari penjualan akitva tetap tersebut. Aktiva
tetap ditujukan untuk digunakan dalam bisnis, bukan untuk dijual. Perusahaan
diasumsikan terus melangsungkan usahanya (going-concern). Jadi, keputusan
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
untuk melepas aktiva tetap sangat didasarkan pada pemanfaatan aktiva tersebut
bagi perusahaan, bukan karena nilai pasarnya.
Dasar penyusutan yang umum digunakan adalah harga perolehan,
termasuk pengeluaran lain yang dikapitalisasikan ke perkiraan aktiva tetap; masa
manfaat; dan nilai sisa (salvage value) aktiva tetap.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 16.2), masa manfaat adalah:
i. suatu periode dimana aset diharapkan akan digunakan oleh entitas;
atau
ii. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari
aset tersebut oleh entitas.
Kebijakan
manajemen
suatu
perusahaan
mempengaruhi
jumlah
penyusutan aktiva setelah suatu waktu yang ditentukan atau setelah konsumsi dari
propasi tertentu atas manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam aktiva. Oleh
karena itu, masa manfaat suatu aktiva tetap dapat lebih pendek dari usia
keekonomiannya.
Jumlah yang dapat disusutkan dari aktiva tetap ditentukan setelah
mengurangi nilai sisa aktiva. Nilai sisa adalah nilai kas yang diharapkan dari
aktiva tetap pada akhir masa manfaatnya. Dalam penyusutan, nilai sisa tidak
dimasukkan dalam nilai aktiva tetap yang disusutkan, karena nilai sisa tersebut
diharapkan akan didapat oleh perusahaan melalui hasil penjualan aktiva tetap
setelah masa manfaat akitva tetap tersebut.
Beberapa istilah khusus di dalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian
aktiva terkait dengan pengalokasian biaya perolehan aktiva tetap, antara lain:
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
(a) Depresiasi
Depresiasi adalah istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan
untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik
dalam kegiatan operasional.
(b) Deplesi
Deplesi adalah istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan
(penyusutan) untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam (wasting asset)
yang dibebankan ke penghasilan periodik.
(c) Amortisasi
Amortisasi adalah istilah yang dipakai sebagai penyusutan aktiva tidak
berwujud dan untuk beban yang ditangguhkan, misalnya hak paten, goodwill.
Jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi
selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode secara sistematis. Metode
penyusutan apapun yang dipilih oleh perusahaan, penggunaannya harus dilakukan
secara konsistensi, tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan
pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi
perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lainnya.
Menurut Earl K. Stice (2005: 107) penyusutan dapat dilakukan dengan
berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut:
(a) Berdasarkan faktor waktu:
(iii)metode garis lurus (straight line method)
(iv) metode yang dipercepat:
1. metode jumlah angka tahun
2. metode saldo menurun
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
(b) Berdasarkan faktor penggunaan:
(i) metode jam jasa (service hours method)
(ii) metode jumlah unit produksi (productive-output method)
(c) Berdasarkan kelompok dan gabungan
Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut masing-masing metode penyusutan
aktiva tetap, yaitu:
(a) Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Waktu
(i) Metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation)
Pada metode ini, perusahaan akan mencatat beban penyusutan yang
sama jumlahnya untuk setiap periode. Beban penyusutan setiap periode
didapat dengan membagi harga perolehan yang disusutkan dengan masa
manfaat dari aktiva tetap tersebut. Beban penyusutan dihitung dengan rumus:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Tarif penyusutan dalam metode ini dapat dengan mudah dihitung
sebagai 100% dibagi dengan estimasi masa manfaat. Sebagai contoh:
asumsikan harga perolehan sebuah mobil yang dibeli pada tanggal 2 Januari
adalah Rp. 200.000.000, nilai sisa diperkirakan Rp. 40.000.000, estimasi masa
manfaat 4 tahun.
Tarif Penyusutan = 100% : 4 = 25%
Beban Penyusutan = 25% x (Rp. 200.000.000 – Rp. 40.000.000)
= Rp. 40.000.000
Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan setiap tahun adalah:
(D) Beban Penyusutan
Rp. 40.000.000
(K)
Akumulasi Penyusutan
Rp. 40.000.000
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Tabel 2.4 Penyusutan Berdasarkan Metode Garis Lurus (Dalam Rupiah)
Tahun
1
2
3
4
Harga
Perolehan
200.000.000
200.000.000
200.000.000
200.000.000
Beban
Penyusutan
40.000.000
40.000.000
40.000.000
40.000.000
Akumulasi
Penyusutan
40.000.000
80.000.000
120.000.000
160.000.000
Nilai Buku
160.000.000
120.000.000
80.000.000
40.000.000
(ii) Metode yang dipercepat
1. Metode penyusutan jumlah-angka-tahun (sum-of-the-years-digit
depreciation)
Dalam metode ini, beban penyusutan akan semakin menurun dari
tahun ke tahun. Beban penyusutan dapat dihitung dengan rumus:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Tarif penyusutan dalam metode ini adalah suatu bilangan pecahan
yang semakin lama semakin kecil. Pembilang dalam pecahan adalah
angka-angka tahun yang ada selama masa manfaat aktiva tetap. Jadi, dari
contoh sebelumnya, apabila suatu aktiva tetap ditaksir berumur empat
tahun, maka angka-angka tahun yang ada adalah 1, 2, 3, dan 4. Pembilang
untuk tahun yang pertama adalah tahun yang terakhir, yaitu 4. Pembilang
untuk tahun ke dua adalah 3, demikian seterusnya sehingga pembilang
pada tahun ke empat adalah angka tahun pertama, yaitu 1. Sebagai
penyebut dalam pecahan adalah jumlah angka-angka tahun yang ada, yaitu
1 + 2 + 3 + 4 = 10. Dengan asumsi contoh di atas, maka beban penyusutan
pada akhir tahun pertama adalah:
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x (Harga Perolehan–Nilai Sisa)
= 4/10 x (Rp.200.000.000 – Rp. 40.000.0000)
= Rp. 64.000.000
Beban penyusutan untuk tahun kedua adalah:
Beban Penyusutan = 3/10 x (Rp. 200.000.000 – Rp. 40.000.000)
= Rp. 48.000.000
Tabel 2.5 Penyusutan Berdasarkan Metode Jumlah Angka Tahun
(Dalam Rupiah)
Tahun
1
2
3
4
Harga
Perolehan
200.000.000
200.000.000
200.000.000
200.000.000
Beban
Penyusutan
64.000.000
48.000.000
32.000.000
16.000.000
Akumulasi
Penyusutan
64.000.000
112.000.000
144.000.000
160.000.000
Nilai Buku
136.000.000
88.000.000
56.000.000
40.000.000
Dalam menghitung jumlah angka tahun, sebagai jalan pintas, dapat
digunakan rumus:
[n (n + 1)]
2
dimana: n = perkiraan masa manfaat dalam satuan tahun, jam kerja,
atau jumlah hasil produksi
2. Metode penyusutan saldo menurun (declining-balance depreciation)
Sama seperti dalam metode jumlah angka tahun, dimana biaya
penyusutan menurut metode ini juga semakin lama akan semakin
menurun. Pembebanan yang semakin menurun, didasarkan pada anggapan
bahwa semakin tua, kapasitas aktiva tetap dalam memberikan jasanya juga
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
akan menurun. Dalam metode saldo menurun, beban penyusutan dihitung
dengan rumus:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
Dasar Penyusutan = Nilai Buku Awal Periode
Dalam metode ini, tarif penyusutan yang digunakan adalah dua kali
tarif metode garis lurus, yang disebut dengan penyusutan saldo menurun
ganda. Misalnya, sesuai dengan contoh sebelumnya, mobil ditaksir
mempunyai masa manfaat empat tahun, maka tarif penyusutannya adalah
50%, yaitu dua kali tarif metode garis lurus sebesar 25%. Dengan asumsi
contoh di atas, maka beban penyusutan pada tahun pertama akan dihitung
sebagai berikut:
Beban Penyusutan = 50% x (Rp 200.000.000–0) = Rp100.000.000
Penyusutan tahun pertama dicatat sebagai berikut :
(D) Beban penyusutan
Rp 100.000.000
(K)
Akumulasi penyusutan
Rp 100.000.000
Nilai buku pada awal tahun pertama adalah sama dengan harga
perolehannya, yaitu Rp 200.000.000. Pada akhir tahu ke dua, beban
penyusutannya dihitung sebagai berikut:
Beban Penyusutan = 50% x (Rp 200.000.000 – Rp 100.000.000)
= Rp 50.000.000
Nilai buku pada awal tahun kedua sama dengan harga perolehan dikurangi
dengan akumulasi penyusutan, yaitu Rp 100.000.000. Penyusutan tahun
kedua ini dicatat sebagai berikut:
(D) Beban penyusutan
Rp 50.000.000
(K)
Akumulasi penyusutan
Rp 50.000.000
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Tabel 2.6 Penyusutan Berdasarkan Metode Saldo Menurun (Dalam Rupiah)
Tahun
1
2
3
4
Harga
Perolehan
200.000.000
200.000.000
200.000.000
200.000.000
Beban
Penyusutan
100.000.000
50.000.000
25.000.000
12.500.000
Akumulasi
Penyusutan
100.000.000
150.000.000
175.000.000
187.500.000
Nilai Buku
100.000.000
50.000.000
25.000.000
12.500.000
(b) Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Penggunaan
(i) Metode penyusutan jam jasa
Dalam metode ini, besarnya biaya penyusutan untuk setiap periode
tergantung pada jumlah jam-jasa (jumlah waktu penggunaan) aktiva tetap
dalam kegiatan operasional perusahaan, sehingga biaya penyusutan untuk
setiap periode berbeda. Besarnya beban penyusutan menurut metode ini
adalah mengalikan jam-jasa aktiva tetap dengan akumulasi penyusutan per
jam. Perhitungan besarnya beban penyusutan per jam adalah dengan rumus:
Penyusutan = Harga perolehan – Nilai sisa
Jumlah jam kerja
Sebagai contoh, dibeli mesin seharga Rp 20.000.000, dengan nilai
sisa sebesar Rp 1.500.000. Jumlah jam kerja mesin tersebut diestimasi sebesar
250.000 jam. Maka beban penyusutan mesin per jam adalah:
Beban Penyusutan = Rp 20.000.000 – Rp 1.500.000 = Rp 74 per jam
250.000 jam
Jika dalam tahun pertama mesin tersebut telah bekerja selama 50.000 jam,
maka beban penyusutan untuk tahun tesebut adalah 50.000 jam x Rp 74 per
jam = Rp 3.700.000.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Tabel 2.7 Penyusutan Berdasarkan Metode Jam-Jasa (Dalam Rupiah)
Tahun
1
2
3
4
Jam
Kerja
50.000
75.000
65.000
60.000
250.000
Beban Penyusutan
50.000 x 74 = Rp 3.700.000
75.000 x 74 = Rp 5.550.000
65.000 x 74 = Rp 4.810.000
60.000 x 74 = Rp 4.440.000
Akumulasi
Penyusutan
3.700.000
9.250.000
14.060.000
18.500.000
Nilai Buku
16.300.000
10.750.000
5.940.000
1.500.000
(ii) Metode penyusutan jumlah unit produksi (productive output
depreciation)
Perhitungan masa manfaat menurut metode ini dinyatakan dalam
kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Kapasitas produksi dapat
dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pamakaian,
atau unit-unit kegiatan yang lain. Beban penyusutan dihitung dengan rumus:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
Tarif Penyusutan = Produksi Aktual : Kapasitas Produksi
Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Sebagai sontoh, pada tanggal 2 Januari 2006, PT. X membeli mesin
seharga Rp 5.500.000, nilai sisa sebesar Rp 500.000. Mesin tersebut
diperkirakan dapat menghasilkan 1.000.000 barang. Dalam tahun 2006
diproduksi 250.000 unit. Beban penyusutan tahun 2006 dihitung sebagai
berikut:
Tarif Penyusutan = 250.000 : 1.000.000 = 0,25 = 25%
Beban Penyusutan = 25% x (Rp 5.500.000 – Rp 500.000)
= Rp 1.250.000
Maka, tarif dan beban penyusutan akan bervariasi dari tahun ke
tahun, tergantung pada produksi aktual yang dicapai setiap tahun.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
(c) Metode Penyusutan Berdasarkan Kelompok dan Gabungan
Dalam metode ini aktiva tetap yang sejenis dikelompokkan sebagai suatu
kelompok dan mempunyai masa manfaat yang sama, hal ini disebut dengan
penyusutan kelompok. Dan jika aktiva-aktiva dalam kelompok tersebut berbedabeda, disebut dengan penyusutan gabungan. Prosedur penyusutan kelompok
memperlakukan sekumpulan aktiva sebagai satu kelompok tunggal. Penyusutan
diakumulasikan dalam satu akun, dan tarif penyusutan didasarkan pada masa
manfaat rata-rata dari aktiva-aktiva dalam kelompok tersebut. Penyusutan
kelompok biasanya dihitung sebagai adaptasi dari metode garis lurus. Tarif
penyusutan kelompok ditentukan dengan menganalisis berbagai aktiva atau
kelompok aktiva yang digunakan dan menghitung penyusutan sebagai rata-rata
dari penyusutan garis lurus tahunan.
Jika terjadi penarikan salah satu aktiva yang dikelompokkan, maka
dijurnal dengan mendebet akun akumulasi penyusutan sebesar perbedaan harga
pokok dengan nilai sisa dan mengkredit akun aktiva tersebut, laba atau rugi pada
saat penarikan suatu aktiva tidak dicatat. Contohnya sebagai berikut:
Tabel 2.9 Metode Penyusutan Berdasarkan Kelompok (Dalam Rupiah)
Jenis
Aktiva
O
P
Q
R
Nilai Sisa
Harga Perolehan
yang Disusutkan
Masa
Manfaat
(tahun)
4.000.000
7.000.000
10.000.000
8.000.000
800.000
1.200.000
2.000.000
1.800.000
3.200.000
5.800.000
8.000.000
6.200.000
5
5
5
10
29.000.000
5.800.000
23.200.000
Harga
Perolehan
Beban
Penyusutan
Tahunan
(Garis Lurus)
640.000
1.160.000
1.600.000
620.000
4.020.000
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Umur rata-rata aktiva tetap = total biaya penyusutan : total harga perolehan
= 23.2000.000 : 4.020.000 = 5,8 tahun
Tarif penyusutan = penyusutan per tahun : harga perolehan
= 4.020.000 : 29.000.000 = 13,86%
Karena akun akumulasi penyusutan pada prosedur kelompok diterapkan
atas seluruh aktiva dalam kelompok tersebut, maka kaun itu tidak mengacu pada
aktiva tertentu. Dengan demikian, tidak ada nilai buku yang dapat dihitung untuk
suatu aktiva tertentu, dan tidak ada aktiva yang disusutkan secara penuh.
Pada PT. Bank Sumut Pusat, aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan
metode saldo menurun ganda, kecuali untuk bangunan dengan menggunakan
metode garis lurus sesuai dengan taksiran masa manfaatnya. Masa manfaat aktiva
tetap pada PT. Bank Sumut ditetapkan dengan pedoman:
a. Gedung dan bangunan mempunyai masa manfaat 20 tahun.
b. Aktiva tetap lainnya mempunyai masa manfaat antara 4-8 tahun.
Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan adalah sebagai berikut:
(D) Biaya penyusutan aktiva tetap
(K)
Akumulasi penyusutan aktiva tetap
xxx
xxx
5. Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsquent Expenditure) Aktiva Tetap
Selama aktiva tetap dioperasikan, perusahaan tidak dapat menghindari
pengeluaran-pengeluaran yang disebabkan oleh kerusakan yang terjadi terhadap
aktiva tersebut seperti biaya untuk pemeliharaan, biaya untuk perbaikan, dan
biaya untuk penambahan dan penyempurnaan lainnya. Hal ini dilakukan agar
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
aktiva tetap tersebut dapat memberikan manfaat, sehingga aktiva tetap tersebut
dapat bertahan selama masa pemakaiannya.
Ada dua perlakuan untuk pengeluaran selama masa penggunaan aktiva
tetap,yaitu:
a. Pengeluaran modal (capital expenditure)
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh
suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaranpengeluaran seperti itu dicatat dalam rekening aktiva (dikapitalisasikan).
Contoh dari pengeluaran yang akan memperpanjang masa manfaat atau
meningkatkan kapasitas produksi adalah pengeluaran untuk perbaikan besarbesaran (betterments and improvements). Pengeluaran-pengeluaran modal dapat
dicatat sebagai debit pada akun: (a) aktiva atau; (b) akumulasi penyusutan.
Pengeluaran-pengeluaran untuk penambahan dan penggantian, pada umumnya,
dicatat dalam akun aktiva. Pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran yang akan
memperpanjang umur aktiva dicatat sebagai debit pada akun akumulasi
penyusutan.
Sebagai contoh, pada tanggal 1 Januari 2001 dibeli mobil dengan harga
perolehan Rp 100.000.000, setelah dipakai selama 4,5 tahun telah dilakukan turun
mesin dengan biaya Rp 15.000.000. Dengan adanya turun mesin ini, masa
manfaat mesin ini dapat diperpanjang, dari semula 5 tahun menjadi 8 tahun. Ayat
jurnal yang perlu dibuat adalah:
(D) Akumulasi penyusutan
(K)
Kas
Rp 15.000.000
Rp 15.000.000
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Untuk menggambarkan pencatatan pengeluaran modal dalam akun aktiva,
anggaplah bahwa penambahan teras terhadap gedung perusahaan menghabiskan
biaya sebesar Rp 32.000.000. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk penambahan ini
adalah:
(D) Gedung
(K)
Kas
Rp 32.000.000
Rp 32.000.000
Penambahan tersebut akan disusutkan selama sisa masa manfaat dari bangunan
yang bersangkutan.
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
Pengeluaran
pendapatan
adalah
pengeluaran-pengeluaran
untuk
memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang
bersangkutan. Pengeluaran ini hanya digunakan untuk mempertahankan kondisi
aktiva tetap agar tetap dapat digunakan dalam operasi perusahaan. Pengeluaran ini
disebut dengan pengeluaran pendapatan karena pengeluaran ini dipadukan dengan
pendapatan.
Contoh dari pengeluaran ini adalah pengeluaran untuk pemeliharaan dan
perbaikan rutin. Beban pemeliharaan terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam
kondisi baik, seperti pengecatan gedung, penggantian oli, dan lain-lain. Beban
perbaikan adalah beban-beban untuk mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan
baik. Pengeluaran pendapatan ini akan dicatat sebagai beban perusahan pada
periode yang bersangkutan.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 16.4) mengungkapkan bahwa:
“Agar aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakukan
inspeksi teratur terlepas apakah ada komponen yang diganti. Dalam setiap
inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset
tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan.
Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi yang terdahulu, jika ada (yang
dibedakan dari komponen fisiknya), dihentikan pengakuannya. Hal ini
terjadi terlepas apakah biaya inspeksi terdahulu teridentifikasi dalam
transaksi perolehan atau konstruksi aset tetap tersebut. Jika diperlukan,
estimasi biaya inspeksi sejenis yang akan dilakukan dimasa depan dapat
digunakan sebagai indikasi biaya inspeksi saat aset tersebut diperoleh atau
dibangun”.
Pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut diakui
sebagai penambahan nilai buku aktiva tetap adalah pengeluaran yang
memperpanjang umur ekonomis aktiva tetap atau yang meningkatkan kapasitas.
Pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap dilakukan melalui kegiatan
pemeliharaan/perawatan.
Adapun yang dimaksud pemeliharaan/perawatan oleh PT. Bank Sumut
adalah kegiatan untuk melakukan pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturan
agar semua aktiva tetap dan barang inventaris selalu dalam keadaan baik dan siap
untuk dipakai secara berdaya guna dan berhasil guna. Pemeliharaan dilakukan
terhadap aktiva tetap dan barang inventaris khusunya barang inventaris yang
sedang dalam pemakaian dan mengakibatkan pembebanan pada anggaran Bank
tanpa merubah, menambah atau mengurangi bentuk maupun konstruksi asli,
sehingga dapat dicapai pendayagunaan barang yang memenuhi persyaratan baik
dari segi pemakaian maupun dari segi keindahan.
Penyelenggaraan pemeliharaan/perawatan aktiva tetap dan barang
inventaris pada PT. Bank Sumut berupa:
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
a. Pemeliharaan/perawatan yang bersifat pencegahan dan dilakukan sehari-hari
oleh pemakai/pengurus barang;
b. Pemeliharaan/perawatan ringan yang dilakukan secara berkala meliputi
perbaikan, penyetelan, dan penggantian suku cadang;
c. Pemeliharaan/perawatan berat yang dilakukan secara insindentil yang bersifat
perbaikan berat.
Khusus untuk barang yang bersifat elektronik atau berkaitan dengan
mesin, cara perawatan dapat dibedakan/diklasifikasikan dalam beberapa tibgkatan
sebagai berikut:
a. Perawatan Tingkat I
Perawatan tingkat I bersifat perawatan pencegahan (Preventive)
b. Perawatan Tingkat II
Perawatan tingkat II berupa pengecekan (chek up)
c. Perawatan Tingkat III
Perawatan tingkat III bersifat perbaikan/penggantian (repair/replacement)
d. Perawatan Tingkat IV
Perwatan tingkat IV bersifat revisi/perbaikan berat (revised)
e. Perawatan Tingkat V
Perawatan tingkat V bersifat bongkar pasang secara menyeluruh
Penyelenggaraan pemeliharaan/perawatan dapat juga berupa pencegahan
terhadap bahaya kerusakan oleh berbagai sebab, yakni:
a. Biologis;
b. Cuaca, suhu, dan sinar;
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
c. Air dan kelembaban;
d. Fisik yang meliputi proses penuaan, pengotoran debu, sifat barang yang
bersangkutan dan sifat barang lain, benturan, getaran dan tekanan;
e. Lain-lainnya yang dapat mengakibatkan perubahan kualitas dan sifat-sifat
lainnya yang mengurangi kegunaan barang.
6. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Aktiva Tetap
Ikatan Akuntan Indonesia (2207: 16.6) mengungkapkan:
“Setelah diakui sebagi aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat
diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar
pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi
rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus
dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan
bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang
ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca”.
Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aktiva
tetap yang direvaluasi. Jika nilai wajar dari suatu aktiva yang direvaluasi berbeda
secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan.
Beberapa akitva tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan
fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan seperti itu
tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun
demikian, aktiva tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun
sekali.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari revaluasi aktiva tetap dicatat
dalam rekening Hasil Revaluasi Aktiva Tetap sebesar selisih antara nilai buku
dengan nilai wajarnya. Ayat jurnalnya sebagai berikut:
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
D/K : Aktiva tetap
K/D : Hasil Revaluasi aktiva tetap
Dalam hal nilai buku altiva tetap tertentu lebih besar secara signifikan
dibandingkan nilai wajarnya, maka dilakukan penurunan nilai buku menjadi
sebesar nilai wajar. Penurunan nilai tersebut dibebankan sebagai pengeluaran
tahun berjalan. Ayat jurnal untuk mencatat penurunan nilai aktiva tetap adalah:
(D) Pengeluaran
(K)
Aktiva tetap
xxx
xxx
PT. Bank Sumut melakukan revaluasi aktiva tetap di tahun 1999 dan telah
memperoleh persetujuan dari Departemen Keuangan Republik Indonesia
Direktoret Jenderal Pajak dengan surat No. KEP-732/WPJ.01/KP.0505/1999.
Kenaikan bersih dari revaluasi ini sebesar Rp 104.331.218.622 yang telah dikredit
dan disajikan dalam laporan keuangan sebagai cadangan revaluasi aktiva tetap, di
bawah akun modal saham dan tambahan modal disetor.
Pada tahun 2004, PT. Bank Sumut memindahkan sebagian nilai selisih
revaluasi aktiva tetap ke akun laba ditahan sebesar Rp 62.307.640.586 yang
merupakan akumulasi penyusutan atas aktiva yang sudah habis masa manfaatnya
dan selisih akumulasi penyusutan setelah revaluasi dengan akumulasi penyusutan
sebelum revaluasi atas aktiva yang masih mempunyai masa manfaat.
7. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap
Bila suatu aktiva tetap sudah tidak digunakan lagi, maka perusahaan dapat
melakukan pelepasan aktiva tetap tersebut. Namun bila perusahaan tersebut
karena alasan-alasan tertentu masih menggunakan aktiva tetap tersebut, maka nilai
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
aktiva tetap tersebut bersama dengan akumulasi penyusutannya tetap berada pada
akun di buku besar perusahaan, walaupun aktiva tetap tersebut tidak disusutkan
lagi oleh perusahaan. Jika nilai buku aktiva dihapuskan dari buku besar, tidak
akan ada lagi bukti mengenai keberadaan aktiva. Selain itu, data biaya dan
akumulasi penyusutan aktiva biasanya dibutuhkan untuk pelaporan pajak properti
dan pajak penghasilan.
Aktiva tidak lagi digunakan bisa dibuang, dijual, atau ditukar tambah
dengan aktiva tetap lainnya. Untuk mencatat pelepasan aktiva tetap, nilai buku
harus dihapus dari akun, yang dilakukan dengan mendebit akun akumulasi
penyusutan aktiva sebesar saldonya pada tanggal pelepasan dan mengkredit akun
aktiva sebesar biaya atau harga perolehannya.
a. Pembuangan aktiva tetap
Apabila suatu aktiva tetap tidak bermanfaat lagi bagi perusahaan, serta
tidak memiliki nilai sisa atau nilai pasar, maka aktiva tersebut akan dibuang.
Sebagai contoh, asumsikan suatu jenis peralatan yang diperoleh seharga Rp
250.000 telah disusutkan secara penuh pada tanggal 31 Desember, akhir tahun
fiskal sebelumnya. Pada tanggal 1 Maret, peralatan tersebut dibuang. Ayat jurnal
untuk mencatat pembuangan aktiva tetap ini adalah:
(D) Akumulasi penyusutan-peralatan
(K)
Peralatan
Rp 250.000
Rp 250.000
Apabila suatu aktiva yang akan dibuang belum disusutkan sepenuhnya,
maka penyusutan harus terlebih dahulu dicatat sebelum aktiva dibuang dan
dihapus dari catatan akuntansi. Sebagai contoh, suatu peralatan seharga Rp
600.000 telah disusutkan dengan tarif garis lurus sebesar 10% per tahun. Pada
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
tanggal 31 Desember tahun fiskal sebelumnya, saldo akumulasi penyusutan
adalah Rp 475.000. Peralatan tersebut dikeluarkan dari pemakaian pada tanggal
26 Maret tahun berjalan.
Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan untuk tiga bulan dalam periode
berjalan sebelum dikeluarkannya peralatan dari pemakaian adalah:
(D) Beban penyusutan-peralatan
Rp 15.000
(K)
Akumulasi penyusutan-peralatan
Rp 15.000
Ayat jurnal untuk mencatat pembuangan peralatan adalah:
(D) Akumulasi penyusutan-peralatan
(D) Kerugian atas pelepasan aktiva tetap
(K)
Peralatan
Rp 490.000
Rp 110.000
Rp 600.000
Kerugian sebesar Rp 110.000 dicatat karena saldo akun akumulasi
penyusutan (Rp 490.000) lebih kecil daripada saldo akun peralatan (Rp 600.000).
Kerugian dari pembuangan aktiva tetap merupakan pos non operasi dan biasanya
dilaporkan dalam bagian beban lainnya pada laporan laba rugi.
b. Penjualan aktiva tetap
Apabila suatu aktiva tetap dijual, niali bukunya dihitung sampai dengan
tanggal penjualan. Nilai buku ini, kemudian dibandingkan dengan hasil penjualan
yang diterima. Selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian
karena penjualan aktiva tetap. Sebagai contoh, mobil dinas yang dibeli pada
tanggal 2 Januari 2003, dijual pada tanggal 1 Juli 2006 dengan harga Rp
40.000.000. Harga perolehan mobil adalah Rp 100.000.000. Penyusutan dilakukan
dengan metode garis lurus atas dasar masa manfaat lima tahun. Nilai sisa
dianggap sama dengan nol. Nilai buku pada saat penjualan dihitung sebagai
berikut:
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Harga perolehan
Akumulasi penyusutan:
Penyusutan tahun 2003
Penyusutan tahun 2004
Penyusutan tahun 2005
Penyusutan tahun 2006
Nilai buku 1 Juli 2006
Rp 100.000.000
Rp 20.000.000
20.000.000
20.000.000
10.000.000
(70.000.000)
Rp 30.000.000
Mobil yang nilai bukunya Rp 30.000.000 dijual dengan harga Rp
40.000.000. Ini berarti terdapat keuntungan sebesar Rp 10.000.000. Ayat jurnal
yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
(D) Kas
Rp 40.000.000
(D) Akumulasi penyusutan
Rp 70.000.000
(K)
Mobil
Rp 100.000.000
(K)
Keuntungan penjualan aktiva tetap
Rp 10.000.000
Ada kemungkinan harga jual sama dengan nilai bukunya, sehingga tidak
terdapat keuntungan ataupun kerugian karena penjualan aktiva tetap. Keuntungan
atau kerugian yang berasal dari penjualan aktiva tetap, desajikan sebagai suatu
pendapatan atau beban lain-lain dalam laporan laba rugi.
Barikut ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai pelepasan aktiva tetap
pada PT. Bank Sumut.
a. Dijual
Dijual secara lelang
Pelepasan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut yang dijual, dilakukan
dengan cara penjualan secara lelang dengan pertimbangan untuk memperoleh
harga yang menguntungkan PT. Bank Sumut. Dijual secara lelang dilakukan
kepada pihak lain (termasuk pegawai) yang berminat sesuai dengan harga
pasar.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
b. Tukar menukar (ruiltslag)
Untuk pelepasan tanah atau bangunan yang dilakukan dengan cara tukarmenukar (ruiltslag), diperlukan surat perjanjian tukar-menukar antara Direksi
PT. Bank Sumut dengan pihak ketiga bersangkutan yang mengatur materi
tukar-menukar maupun ketentuan pelaksanaanya antara lain:
- identitas ke dua belah pihak;
- hak dan kewajiban ke dua belah pihak
- besarnya nilai tukar tanah dan atau bangunan dari masing-masing pihak;
- sanksi-sanksi yang dipandang perlu;
- ketentuan bahwa surat perjanjian hanya berlaku dan mengikat ke dua belah
pihak;
- lain-lain yang dipandang perlu.
Surat perjanjian untuk pelepasan tanah dan atau bangunan dengan cara
tukar-menukar harus dibuat di depan PPAT.
c. Hibah
Hibah dilakukan dengan pertimbangan agar barang dimaksud dapat
dimanfaatkan secara ekonomis atau untuk kepentingan sosial, pendidikan,
keagamaan, dan kegiatan penyelenggaraan tugas pemerintahan yang terkait
dengan PT. Bank Sumut.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Tabel 2.11 Jurnal Pembukuan Transaksi Pelepasan Aktiva Tetap PT. Bank Sumut
Jenis Transaksi
1. Dijual
A. Dijual seharga nilai buku
Jurnal
a) Pada saat aktiva tetap D : Tagihan / Giro Bank
K : Aktiva tetap
diserahkan
D : Akumulasi penyusutan aktiva tetap
K : Aktiva tetap
D : Giro Bank
b)Pelunasan/pembayaran
K : Uang muka / panjar
dari pembeli
B. Dijual di bawah atau di
atas nilai buku
a) Pada saat aktiva tetap D : Tagihan / Giro Bank
K : Aktiva tetap
diserahkan
D : Akumulasi penyusutan aktiva tetap
K : Aktiva tetap
D/K : Rugi / laba pelepasan atau penjualan
b) Pengakuan atas kerugian
aktiva tetap
K/D : Aktiva tetap
D : Giro Bank
c)Pelunasan/pembayaran
K : Uang muka / panjar
dari pembeli
2. Dihibahkan, Rusak, Ditarik
dari Pemakaian
A. Aktiva tetap belum D : Akumulasi penyusutan aktiva tetap
disusutkan seluruhnya K : Aktiva tetap
D : Kerugian pelepasan aktiva tetap
(ada nilai buku)
K : Aktiva tetap
B.
Aktiva tetap sudah D : Akumulasi penyusutan aktiva tetap
disusutkan seluruhnya K : Aktiva tetap
(nilai buku nihil)
Sumber : PT. Bank Sumut
8. Pengungkapan Aktiva Tetap
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 16.12) laporan keuangan
mengungkapkan untuk setiap kelompok aktiva tetap:
(a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat
bruto;
(b) metode penyusutan yang digunakan;
(c) unsur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan
akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
(e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan:
(i) penambahan;
(ii) aset yang diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk
dalam kelompok yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai
tersedia untuk dijual atau pelepasan lainnya;
(v) akuisisi melalui penggabungan usaha;
(vi) peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi serta dari rugi
penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik secara langsung pada
ekuitas;
(vii) rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi;
(viii) rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laporan laba rugi;
(ix) penyusutan;
(x) selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan
keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan
yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri
menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor; dan
(xi) perubahan lain.
Dalam laporan keuangan, aktiva tetap dirinci menurut jenisnya, seperti
mesin-mesin, gedung, kendaraan, peralatan, dan lain-lain. Akumulasi penyusutan
disajikan sebagai pengurang terhadap aktiva tetap, baik menurut jenisnya atau
secara keseluruhan. Apabila di neraca akumulasi penyusutan dikurangkan secara
keseluruhan, maka dalam catatan atas laporan keuangan perlu dibuatkan rincian
harga perolehan dan akumulasi penyusutan masing-masing jenis aktiva tetap.
Contoh penyajian kelompok aktiva tetap di neraca apabila akumulasi
penyusutan dikurangkan secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
Aktiva tetap:
Gedung
Tanah
Kendaraan
Akumulasi penyusutan
Total aktiva tetap, neto
Rp xxx
xxx
xxx
Rp xxx
(xxx)
Rp xxx
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Alternatif lain untuk penyajian aktiva tetap di neraca adalah sebagai berikut:
Aktiva tetap:
Gedung
Akumulasi penyusutan gedung
Tanah
Kendaraan
Akumulasi penyusutan kendaraan
Total aktiva tetap, neto
Rp xxx
(xxx)
Rp xxx
(xxx)
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Akun aktiva tetap di buku besar perlu dibuatkan rinciannya dalam buku aktiva
tetap (fixed assets subsidiary ledger). Buku tambahan ini merinci aktiva tetap di
buku besar menurut jenisnya.
Aktiva tetap yang dimiliki PT. Bank Sumut diungkapkan di dalam laporan
keuangan tahunan PT. Bank Sumut. Dalam laporan keuangan PT. Bank Sumut,
aktiva tetap dirinci menurut jenisnya, seperti tanah, bangunan, kendaraan, dan
lain-lain.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
BAB III
ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis mencoba untuk melakukan analisa dan evaluasi
terhadap akuntansi aktiva tetap PT. Bank Sumut, dengan cara membandingkan
antara praktek yang ada dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 16.
A. Penggolongan Aktiva Tetap
Dalam hal penggolongan aktiva tetap, PT. Bank Sumut mengelompokkan
aktiva tetap berdasarkan jenis. PT. Bank Sumut memiliki 9 jenis aktiva tetap yaitu
tanah, bangunan, inventaris kendaraan, inventaris computer, inventaris peralatan
komunikasi, inventaris mesin, inventaris AC, inventaris Lainnya Gol. I, dan
inventaris Lainnya Gol. II. PT. Bank Sumut juga memberikan kode nomor
perkiraan atau kartu pada setiap aktiva tetapnya, yang bertujuan untuk pencatatan
yang sistematis terhadap aktiva tetap.
Menurut penulis, penggolongan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut sudah
baik, dengan kata lain tidak menyimpang dari Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 16.
B. Perolehan Aktiva Tetap
PT. Bank Sumut memperoleh aktiva tetap melalui 4 cara yaitu dibeli,
dibangun sendiri, menerima donasi (hibah), dan pertukaran. Semua cara perolehan
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
aktiva tetap tersebut dicatat sebesar harga perolehannya, kecuali aktiva tetap yang
berasal dari donasi (hibah) dicatat sebesar nilai taksiran yang wajar. Dalam hal ini
nilai wajar aktiva tetap yang diterima tidak material, maka diakui sebagai
penerimaan lainnya.
Menurut penulis, semua cara perolehan aktiva tetap yang dilakukan PT.
Bank Sumut telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 16.
C. Penyusutan Aktiva Tetap
Kecuali pada tanah yang tidak mengalami penyusutan, PT. Bank Sumut
menggunakan metode garis lurus untuk aktiva tetap bangunan, dan menggunakan
metode saldo menurun ganda untuk aktiva tetap lainnya. Menurut penulis, hal ini
telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16.
Metode penyusutan aktiva tetap dipilih berdasarkan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut dan harus diterapkan
secara konsistensi dari periode ke periode kecuali ada perubahan dalam ekspektasi
pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut.
D. Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsequent Expenditure) Aktiva Tetap
Suatu aktiva tetap membutuhkan pemeliharaan agar dapat beroperasi
sesuai dengan umur ekonomis yang ditentukan. Dalam hal ini ada biaya-biaya
yang harus dikeluarkan oleh PT. Bank Sumut, agar aktiva tetap yang dimiliki
berada dalam kondisi baik. Pemeliharaan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
dilakukan dengan perawatan yang mengakibatkan pembebanan pada anggaran PT.
Bank Sumut. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan langsung ke laporan
laba rugi pada saat terjadinya. Renovasi yang menambah umur aktiva atau
kapasitas dalam jumlah material dikapitalisasi.
Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa tidak ada penyimpangan
mengenai pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut karena
telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16.
E. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Aktiva Tetap
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16, setelah
diakui sebagai aktiva, suatu aktiva tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara
andal harus dicatat pada revaluasian.
Frekuensi revaluasi tergantung pada perubahan nilai wajar dari suatu
aktiva tetap yang direvaluasi. Revaluasi tahunan tidak perlu dilakukan apabila
perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian, aktiva tersebut mungkin
perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
PT. Bank Sumut telah melakukan revaluasi aktiva tetap pada tahun 1999
dan 2004. Dengan demikian frekuensi revaluasi aktiva tetap yang dilakukan PT.
Bank Sumut adalah lima tahun. Menurut penulis, hal ini telah sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
F.
Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap
Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap PT. Bank Sumut
dihapuskan dari neraca apabila aktiva tetap tersebut telah dihentikan dan
dilepaskan pemakaiannya. Cara yang dilakukan PT. Bank Sumut dalam
penghentian dan pelepasan aktiva tetap adalah dengan cara dijual secara lelang,
tukar-menukar (ruiltslag), dan dihibahkan.
Keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat penghentian dan pelepasan
aktiva tetap pada PT. Bank Sumut dimasukkan dalam laporan laba rugi tahun
yang bersangkutan. Menurut penulis, kebijakan penghentian dan pelepasan aktiva
tetap PT. Bank Sumut relevan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 16.
G. Pengungkapan Aktiva Tetap
PT. Bank Sumut mengungkapkan posisi aktiva tetap di neraca berdasarkan
jenis aktiva tetap yang dimilikinya, sedangkan akumulasi penyusutan dikurangkan
secara keseluruhan. Menurut penulis, hal ini telah sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan pembahasan teori mengenai aktiva tetap, serta
melakukan analisa dan evaluasi mengenai penerapan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 pada PT. Bank Sumut Pusat, maka pada bab
ini penulis akan menarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. PT. Bank Sumut Pusat mempunyai kebijakan akuntansi aktiva tetap yang pada
prinsipnya tidak menyimpang dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 16.
2. PT. Bank Sumut Pusat menggolongkan aktiva tetap yang dimiliki berdasarkan
jenis, yaitu tanah, bangunan, inventaris kendaraan, inventaris computer,
inventaris peralatan komunukasi, inventaris mesin, inventari AC, inventaris
Lainnya Gol. I, dan inventaris Lainnya Gol. II. Hal ini tidak menyimpang dari
ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16.
3. PT. Bank Sumut Pusat memperoleh aktiva tetap melalui 4 cara yaitu dibeli,
disbangun sendiri, menerima donasi (hibah), dan pertukaran. Pada prinsipnya
cara perolehan aktiva tetap yang dilakukan PT. Bank Sumut tidak
menyimpang dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16.
4. PT. Bank Sumut Pusat menggunakan metode penyusutan garis lurus untuk
aktiva tetap bangunan, dan menggunakan metode penyusutan saldo menurun
ganda untuk seluruh aktiva tetap lainnya, kecuali tanah. Metode penyusutan
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
yang digunakan PT. Bank Sumut telah sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 16.
5. Untuk biaya perawatan aktiva tetap, PT. Bank Sumut Pusat mencatat biaya
pemeliharaan dan perbaikan yang dibebankan langsung ke laporan laba rugi
pada saat terjadinya, dan renovasi yang menambah umur aktiva atau kapasitas
dalam jumlah material dikapitalisasi. Hal ini telah sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 16.
6. PT. Bank Sumut Pusat melakukan revaluasi pada aktiva tetap yang nilai
wajarnya dapat diukur pada frekuensi waktu lima tahun. Revaluasi yang
dilakukan PT. Bank Sumut tidak menyimpang dari Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 16.
7. PT. Bank Sumut Pusat melakukan penghentian dan pelepasan aktiva tetap
dengan cara dijual secara lelang, tukar-menukar (ruiltslag), dan dihibahkan.
Dalam hal ini tidak terdapat penyimpangan dari Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 16.
8. Pengungkapan aktiva tetap milik PT. Bank Sumut Pusat dan penyajiannya di
neraca telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
B. Saran
Pada bagian ini penulis mencoba memberikan saran kepada PT. Bank
Sumut Pusat, yaitu sebagai berikut:
Secara keseluruhan kebijakan akuntansi aktiva tetap PT. Bank Sumut
Pusat telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 16 dan hendaknya PT. Bank Sumut Pusat tetap
mempertahankannya, serta selalu mengikuti perkembangan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Pertama, Penerbit
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hongren, Charles T, Harrison, Jr. Walter T., Robinson, Michael E., &
Secokusumo, Thomas H., 1997, Akuntansi di Indonesia, Edisi Ketiga,
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
.
Kieso, Donald E., Weigandt, Jerry J., Warfield, Terry D., 2002, Akuntansi
Intermediate, Edisi Kesepuluh, Jilid Dua, Alih Bahasa: Gina Gania dan
Ichsan Setiyo Budi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Niswonger, Rollin C., Warren, Carl S., Reeve, James M., & Fess, Philip E., 1999,
Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi Kesembilan Belas, Buku Satu, Alih
Bahasa: Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
PT. Bank Sumut, 2008, Buku Pedoman Perusahaan tentang Pengelolaan Aktiva
Tetap dan Barang Inventaris PT. Bank Sumut, Medan
Sekaran, Uma, 2006, Research Methods for Bussiness, Edisi Keempat, Buku
Satu, Alih Bahasa: Kwan Men Yon, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Stice, Earl K., Stice, James D., Skousen, K. Fred, 2005, Intermediate
Accounting, Edisi Kesembilan Belas, Buku Dua, Alih Bahasa: Safrida
Rumondang Parulian dan Ahmad Maulana, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Sumarso S. R., 2003, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Buku Dua,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
..
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008
USU Repository © 2009
Download