RINGKASAN EKSEKUTIF RIZAL EFFENDI, 2005, Analisis Kepuasan Pelayanan Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perkanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta. Dibawah bimbingan BUSTANUL ARIFIN dan SOERYO ADIWIBOWO. Perikanan merupakan salah satu sub sektor yang masih memiliki potensi Sumber Daya Ikan (SDI) yang memadai dan tidak rentan terhadap krisis ekonomi dan keuangan. Sektor ini diharapkan dapat ikut membantu memperkuat posisi ekonomi dan moneter melalui upaya peningkatan ekspor. Setiap hasil ikan yang akan diekspor wajib dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan (Health Certicicate) atau Sertifikat Mutu (Certificate of Quality) yang diterbitkan oleh Laboratorium dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPMHP), sehingga produk perikanan akan mempunyai jaminan aman untuk dikonsumsi. Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta dalam mengantisipasi dan melaksanakan salah satu fungsinya yaitu pengendalian atas usaha pencegahan danperlindungan terhadap organisme pengganggu ternak dan perikanan ditunjang oleh Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta (BPMPHPK). Untuk mendorong ekspor non migas Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan kelautan Propinsi DKI Jakarta terhadap pelayanan jasa laboratorium dan penerbitan sertifikat kesehatan harus dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada perusahaan eksportir sebagai pengguna jasa. Dengan demikian perlu ada upaya untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen agar dapat memuaskan konsumen sehingga dapat menciptakan layalitas dari para konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta dengan menggunakan metode Servqual (service quality) yang terdiri dari lima dimensi yaitu berwujud (tangible), keandalan (reliability), jaminan (assurance), ketanggapan (responsieveness) dan empati (emphaty) dan langkah-langkah yang perlu dilakukan perbaikan kinerja organisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan penelitian dalam bentu survei terhadap 55 perusahaan selaku pelanggan Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang kemudian digunakan sebagai data primer. Data pendukung diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan dan manajemen Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta. Data primer mengenai kepuasan pelanggan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis kesenjangan, analisis tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan, analisis tingkat kesesuaian (%), diagram kartesius harapan dan persepsi penilaian kinerja dan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenjangan antara harapan dan persepsi responden terhadap pelayanan Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta belum memenuhi harapan pelanggan. Kesenjangan (gap) hampir pada seluruh atribut pada tiap-tiap dimensi nilainya negatif sehingga perlu dilakukan perbaikan. Terdapat 3 atribut yang nilai negatifnya dirasakan perlu mendapat perhatian yaitu atribut kemampuan memberikan layanan sesuai dengan waktu yang dijanjikan (-0,98), atribut ketanggapan petugas terhadap layanan yang tidak tepat waktu (-0,98) dan atribut ketanggapan petugas terhadap kebutuhan khusus pelanggan (-1,04). Tingkat kesesuaian dari hasil penelitian adalah untuk yang terendah 75,64 persen yaitu untuk atribut ketanggapan petugas terhadap kebutuhan khusus pelanggan. Atribut ini harus menjadi prioritas utama untuk dilakukan pebaikan agar dapat memberikan kepuasan. Sedangkan atribut yang memperoleh tingkat kesesuaian tertinggi 102,42 persen yaitu atribut pengetahuan petugas yang memadai untuk menjawab pertanyaan pelanggan. Analisis Importance Performance Analysis menunjukkan bahwa atribut-atribut yang telah memuaskan pelanggan yaitu kelengkapan peralatan dan alat ukur (tangible) Penampilan fasilitas fisik dan sarana (tangible), kalibrasi instrumen dan peralatan (reliability), SDM yang handal (reliability), Akreditasi lab berdasarkan SNI dan standard internasional (assurance) dan Manajemen laboratorium yang tanggap (assurance). Sedangkan yang perlu mendapat perhatian untuk dilakukan perbaikan terdapat 7 (tujuh) atribut yaitu layanan sesuai dengan waktu yang dijanjikan, pelayanan secara cepat dan akurat, pelayanan yang cepat pada pelanggan, membantu kesulitan yang dihadapi pelanggan, ketanggapan petugas terhadap layanan, tanggap terhadap kebutuhan khusus pelanggan dan mengutamakan kepentingan pelanggan. Pengujian terakhir dilakukan melalui uji korelasi Rank Spearman yaitu memberi gambaran bahwa terdapat kesesuaian yang nyata/signifikan antara persepsi Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta dan harapan pelanggan dalam memberikan penilaian terhadap 22 atribut kualitas pelayanan yang dipertanyakan. Dari hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa manajemen Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta perlu melakukan upaya-upaya perbaikan dan memperkecil tingkat ketidak puasan pelanggan terhadap pelayanan. Penelitian ini menunjukkan bahwa harapan responden yang tertinggi adalah berkaitan dengan masalah mutu pelayanan yang langsung diberikan oleh para petugas di Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menjalankan bisnis yang bergerak dalam bidang jasa, kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang memegang peranan penting dan harus mendapat perhatian khusus dari pihak manajemen. Agar strategi kepuasan berhasil perlu adanya komitmen antara unsur manajemen puncak dengan pelaksana yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Satu hal lagi yang perlu mendapat perhatian yaitu perlu ditetapkan standar pelayanan kepada pelanggan dengan tujuan agar pelanggan mendapat kepuasan. Kata Kunci Olahan Perikanan, Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan, Manajemen Pemasaran, Kepuasan Konsumen, Servqual, Analisis Kesenjangan, Analisis Importance Performance Matrix, Uji Mann Whitney