BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Laporan Keuangan merupakan suatu laporan yang mencakup seluruh
informasi keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi, ekuitas, arus kas serta
catatan atas laporan keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi
yang dapat digunakan untuk mengembangkan kinerja perusahaan tersebut. Ada
dua macam pengguna laporan keuangan, yaitu pengguna internal dan pengguna
eksternal. Pengguna internal adalah pemilik perusahaan dan manajemen
perusahaan tersebut, sedangkan pengguna eksternal merupakan orang-orang di
luar perusahaan yang memiliki kepentingan untuk mengetahui bagaimana posisi
atau keadaan keuangan suatu perusahaan. Bagi pihak internal, khususnya
manajemen perusahaan laporan keuangan berfungsi untuk mengetahui efisiensi
biaya dari berbagai aktivitas perusahaan, efektifitas masing-masing divisi,
pengukuran kinerja karyawan, dasar penentuan kebijakan serta suatu media untuk
memperkirakan besarnya suatu reward yang akan diterima dari pemilik
perusahaan.
Pada setiap perusahaan yang berorientasi pada laba, laporan keuangan
merupakan hal terpenting. Pendapatan perusahaan pada periode tertentu akan
1
2
menjadi isu terpenting bagi perusahaan, karena untuk memperoleh laba tinggi
perusahaan harus dapat memperkirakan pendapatan pada masa yang akan datang.
Salah satu cara memperoleh laba yang tinggi adalah dengan melakukan efisiensi
pada biaya. Ada berbagai macam biaya yang mempengaruhi suatu pendapatan
perusahaan, salaha satunya adalah biaya produksi atau biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk menghasilkan produk ataupun jasa yang akan ditawarkan
kepada konsumen. Biaya produksi merupakan salah satu biaya yang sangat
mempengaruhi besar kecilnya pendapatan perusahaan. Analisis biaya produksi
dalam suatu perusahaan hanya dapat dilakukan dengan efektif apabila metode
penentuan biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut dilakukan secara benar.
Ada dua macam metode pencatatan biaya yang terdiri dari metode
tradisional, dan metode departementalisasi yaitu pencatatan alokasi biaya pada
masing-masing departemen yang terlibat. Dalam hal pelaporan biaya terhadap
manajemen metode alokasi departementalisasi memiliki kelebihan dibandingkan
dengan metode tradisional, karena dalam metode alokasi departementalisasi
pencatatan alokasi biaya didasarkan pada setiap departemen yang terlibat dalam
memproduksi, menjalankan dan mendistribusikan atau menunjang produk yang
bersangkutan sehingga manajemen dapat mengetahui bagaimana biaya tersebut
terjadi, berapa besar yang dikonsumsi dari masing-masing aktivitasnya.
PT. PLN (persero) Pembangkitan PLTGU Cilegon adalah objek yang
dijadikan fokus dalam penelitian ini terletak di kabupaten Serang merupakan
3
pembangkitan yang memproduksi gas dan uap sehingga menghasilkan listrik
yang akan disalurkan kepada transmisi listrik.
Pembangkitan Cilegon merupakan salah satu perusahaan BUMN yang
bergerak dalam bisnis ketenagalistrikan. Sebagaimana kita ketahui bahwa
perusahaan listrik milik Negara ini merupakan perusahaan yang disubsidi oleh
pemerintah. Pembayaran subsidi pemerintah tersebut akan dilakukan setelah PLN
melaporkan berapa selisih antara Harga Pokok Penyediaan Listrik yang telah
dihasilkan dengan pendapatan yang diterima dari penjualan. Efisiensi biaya dalam
perusahaan akan sangat mempengaruhi berapa besar subsidi yang akan
dikeluarkan pemerintah.
Pada objek yang diteliti oleh penulis pencatatan biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan masih dilakukan dengan sistim tradisional, yaitu pencatatan
biaya terakumulasi, tidak ada pengalokasian biaya overhead pada tiap-tiap
departemen yang terlibat dalam proses produksi listrik. Penggunaan sistim
tradisional ini menampilkan biaya secara global. Dengan terlalu globalnya
perincian biaya yang dilaporkan akan mempersulit pihak manajemen untuk
melihat secara rinci biaya apa saja yang telah dikeluarkan oleh perusahaan.
Manajemen kesulitan untuk mengidentifikasi biaya yang tidak efisien dan efektif.
Selain itu dengan penggunaan sistim tradisional ini akan sangat mudah untuk
melakukan penggelembungan dana pada satu sisi tertentu karena tidak
teridentifikasinya biaya secara rinci.
4
Dari penjabaran permasalahan diatas penulis tertarik untuk melakukan
analisis terhadap alokasi biaya overhead pada Pembangkitan PLTGU Cilegon,
oleh karena itu penulis mengambil judul
“Evaluasi Alokasi Biaya Overhead terhadap Penentuan Harga Pokok
Penyediaan Listrik pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan PLTGU
CIlegon”
B. Perumusan Masalah
Dengan memaparkan apa saja yang menjadi latar belakang permasalahan
seperti di atas, maka dapat diambil suatu rumusan yaitu :
1. Bagaimana alokasi biaya overhead terhadap penetuan harga pokok
penyediaan listrik?
2. Apakah alokasi yang digunakan PT. PLN (Persero) Pembangkitan PLTGU
Cilegon telah sesuai dengan teori yang berlaku?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui alokasi biaya overhead dalam menentukan harga pokok
penyediaan listrik pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan PLTGU CIlegon
2. Untuk mengetahui alokasi yang digunakan telah sesuai atau tidak dengan
teori yang berlaku.
5
Penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat untuk :
1. Menambah ilmu dalam manajemen biaya
2. Pengambilan keputusan terhadap efisiensi biaya dapat lebih akurat dengan
adanya pengalokasian biaya yang lebih akurat
3. Dapat mengetahui biaya apa saja yang dapat dikurangi.
Download