39 Mahasiswa Indonesia dan Eropa Belajar Manajemen

advertisement
39 Mahasiswa Indonesia dan Eropa Belajar Manajemen
Logistik
Selasa, 07 Juli 2015 WIB, Oleh: Ika
Sebanyak 39 mahasiswa dan praktisi dari Indonesia dan Eropa mengikuti The 3rd Advanced
Summer School on the Humanitarian Supply Chain Management and Logistics. Kegiatan digelar
selama lima hari, 5-10 Juli 2015 di FISIPOL UGM.
Summer School ini diselenggarakan oleh Programme on Humanitarian Studies (PoHA) Institute of
International Studies (IIS) FISIPOL UGM bekerjasama dengan European Network on Humanitarian
Assistance (NOHA AISBL).
Direktur PoHA, Muhadi Sugiono, M.A., mengatakan alam kegiatan ini para peserta mengikuti
perkuliahan terkait berbagai hal tentang manajemen suplai dan logistik dalam aksi kemanusiaan.
Menghadirkan sejumlah narasumber dari UGM, NOHA, BNPB, University College Dublin, serta TNI.
Selain mengikuti seminar di kelas para peserta juga berkesempatan melakukan kunjungan lapangan
ke beberapa tempat pusat logistik. “Peserta juga akan diajak ke PMI dan BULOG untuk mengetahui
langsung bagaimana manajemen logistik yang dilakukan,” jelasnya, Senin (6/7) di sela-sela acara.
Lebih lanjut disebutkan Muhadi dari kegiatan ini nantinya para peserta diharapkan memiliki
pengetahuan yang lebih mendalam dan mempunyai pemahaman kritis terhadap konsep serta teori
yang berfokus pada manajemen suplai dan logistik dalam kegiatan kemanusiaan. Tak hanya itu
peserta juga mempunyai keahlian inovatif di bidang tersebut dengan pemahaman interdisipliner
dalam hal politik, hukum, antropologis, kesehatan masyarakat, serta di aspek manajemen. Selain itu
para peserta juga bisa memperoleh keterampilan khusus dalam mengkonseptualisasikan, membuat
interpretasi dan melakukan analisis kritis terhadap manajemen suplai dan logistik dalam kegiatan
kemanusiaan.
Muhadi menyampaikan bahwa persoalan manajemen suplai dan logistik dalam aksi kemanusiaan
merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Pasalnya selama ini saat melakukan aksi
kemanusiaan baru berbasis kesukarelaan. Sementara untuk kegiatan dalam skala yang lebih besar
perlu adanya perencanaan yang matang dan dilakukan secara profesional. “Cara membantu satu
orang dengan banyak orang akan berbeda sehingga butuh tindakan profesional dan melibatkan
bisnis. Misalnya melibatkan swalayan untuk menyiapkan barang-barang yang akan dikirim sebagai
bantuan, jadi pemerintah tidakperlu memikirkan tempat atau gudang untuk penyimpanan barang,”
urainya. (Humas UGM/Ika)
Berita Terkait
●
●
●
●
●
1.000 Perusahaan Uni Eropa di Indonesia
244 Mahasiswa Asing Belajar di UGM
Uni Eropa Alokasikan Bantuan 100 Juta Euro untuk Pendidikan
UGM-National University of Singapore Kerjasama Pengembangan Logistik Kemanusiaan
PUSMAN UGM Adakan Europe Day 2015
Download