BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan bentuk usaha akomodasi pariwisata dengan perkembangan yang cukup pesat di Indonesia. Jumlah hotel terus bertambah setiap tahunnya dan menyumbang devisa cukup besar bagi negara. Hal ini dapat dilihat pada data yang dilampirkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di halaman website mereka. Bisnis hotel adalah bisnis pelayanan/jasa yang beroperasi selama 24 jam dalam sehari. Operasional hotel sendiri sebagian besar memerlukan energi listrik, pada penelitian [1] disebut 74% operasional hotel bergantung kepada adanya suplai listrik. Sebagai usaha jasa yang bergerak 24 jam setiap harinya, ketersediaan energi listrik yang berkelanjutan sangat dibutuhkan oleh penelola hotel dan grid menjadi suplai utama energi listrik hotel di Indonesia. Namun, grid merupakan sebuah sistem yang pasti mengalami kerusakan, gangguan dan perawatan sehingga suplai listrik dari grid dapat terputus dan mengganggu operasional hotel tersebut. Pengelola hotel berusaha menjaga ketersediaan suplai energi listrik dengan menambahkan pembangkit cadangan saat suplai energi listrik dari grid terputus. Penambahan pembangkit cadangan berarti mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan suplai energi listrik yang berkelanjutan. Biaya yang dikeluarkan bisa sangat kecil namun bisa juga sangat besar, hal ini dipengaruhi oleh keandalan atau reliabilitas grid pada lokasi hotel beroperasi. Reliabilitas grid adalah kemampuan sistem untuk mempertahankan secara terus-menerus kemampuannya menyuplai energi listrik kepada beban listrik. Reliabilitas sistem yang tinggi menyebabkan biaya yang dikeluarkan hotel untuk pembangkit cadangan kecil dan sebaliknya, reliabilitas sistem yang rendah menyebabkan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Biaya yang dikeluarkan semakin besar jika pembangkit yang digunakan menggunakan bahan bakar dengan harga yang mahal. Generator diesel merupakan pembangkit yang umum digunakan sebagai pembangkit cadangan di hotel karena memiliki beberapa kelebihan yaitu, waktu 1 starting yang cepat, tidak memerlukan ruang yang khusus dan besar serta yang paling utama adalah biaya modalnya yang rendah [2]. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengawas kelistrikan hotel yang menjadi objek penelitian, jumlah generator diesel yang disediakan lebih dari 1 unit dengan tujuan untuk menghindari adanya generator yang rusak atau sedang dalam proses perawatan saat terjadi pemadaman sehingga tidak dapat digunakan. Biaya operasional generator diesel disebut paling besar diantara pembangkit jenis konvensional lainnya [3]. Biaya tersebut terdiri dari biaya bahan bakar serta biaya operasi dan perawatan terhadap generator yang rutin dilakukan. Harga bahan bakar diesel diketahui cenderung mengalami peningkatan setiap tahun [4]. Dampak dari peningkatan harga bahan bakar tersebut menyebabkan biaya pengoperasian generator diesel semakin mahal. Penelitian ini mengusulkan penggunaan pembangkit sistem hibrid sebagai pembangkit cadangan hotel, sehingga dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk penyediaan energi listrik. Pembangkit sistem hibrid dapat menjadi solusi yang tepat terutama untuk menjawab permasalahan biaya produksi energi sebagai pembangkit cadangan hotel. Pembangkit sistem hibrid diketahui mampu mengurangi pemakaian bahan bakar dan biaya perawatan. Beberapa penelitian terhadap implementasi pembangkit sistem hibrid untuk sektor building khususnya hotel dan museum telah dilakukan sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut menjadi dasar usulan pembangkit sistem hibrid tersebut sebagai pembangkit cadangan hotel [5-10]. Analisis teknis pembangkit sistem hibrid telah dilakukan pada penelitian [5,10] dan analisis biaya dilakukan pada penelitian [6-9], berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut diketahui bahwa pembangkit sistem hibrid layak secara teknis dan lebih ekonomis. Pembangkit sistem hibrid dirancang dengan memperhatikan beberapa faktor yang terdiri dari faktor teknologi, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pembangkit cadangan menggunakan sistem hibrid yang ekonomis di dapat jika ukuran komponennya optimal. Ukuran pembangkit hibrid dapat dioptimalkan dengan menggunakan beberapa metode seperti graphic construction methods (GCM), probabilistic methods (PM), analytical methods (AM), iterative methods (IM), artificial intelligence methods (AIM) dan hibrid methods (HM) [11]. Analisis 2 terhadap pembangkit sistem hibrid diketahui lebih komplek karena terdiri dari beberapa komponen pembangkit yang memiliki karakteristik berbeda. Terdapat beberapa perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mempermudah proses analisis yaitu HOMER, Hibrid2, RETScreen, iHOGA, Matlab dan lain sebagainya [12]. Variabel yang umum digunakan dalam penelitian sebagai kriteria penelitian yaitu, levelized cost of energy (LCOE), capital recovery factor (CRF), net presen cost (NPC), net present value (NPV), fuel consumption dan sebagainya [11]. Pembangkit sistem hibrid umumnya terdiri dari dua kategori yaitu pembangkit sistem hibrid murni energi terbarukan dan pembangkit hibrid dengan gabungan energi terbarukan dan tidak terbarukan seperti generator diesel [6,7]. Variasi energi terbarukan dan sistem penyimpan energi telah disebutkan pada [2]. Photovoltaic (PV) merupakan salah satu teknologi energi terbarukan yang dapat digunakan dimana saja baik daerah perkotaan maupun pedesaan, sehingga sering dijadikan salah satu pembangkit pada sistem hibrid. Sedangkan untuk sistem penyimpanan energi, teknologi baterai yang paling direkomendasikan. Penelitian terhadap pembangkit cadangan dengan sistem hibrid belum pernah dilakukan, sehingga menjadi hal yang baru untuk diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembangkit cadangan hotel dengan sistem hibrid lebih ekonomis dibanding hanya menggunakan generator diesel. Potensi keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan pembangkit hibrid adalah jumlah generator diesel yang digunakan berkurang dan hemat bahan bakar sehingga biaya yang diperlukan lebih kecil. Optimalisasi ukuran pembangkit sistem hibrid pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode particel swarm optimation (PSO). Metode PSO diketahui sangat efisien [13], memiliki algoritma yang sederhana dan efektif untuk mengoptimalkan berbagai fungsi [14] dengan waktu komputasi yang relatif cepat [15]. Pola pengoperasian turut menjadi bagian proses optimasi ukuran pembangkit karena diketahui mampu menghemat bahan bakar [6]. Komponen pembangkit direncanakan menggunakan PV, baterai, inverter dan sebuah generator diesel yang kemudian disebut sebagai pembangkit sistem hibrid PV-baterai-diesel. mengoptimalkan Optimalisasi ukuran dan pola pembangkit 3 pengoperasian khususnya PV dan dipakai baterai untuk serta meminimalkan konsumsi bahan bakar. Hasil optimal ditentukan berdasarkan fungsi biaya berupa life cycle cost (LCC) sistem dengan nilai yang paling minimum.. Variabel-variabel lain yang juga dianggap perlu untuk diketahui pada penelitian ini adalah fuel consumption (konsumsi bahan bakar), dan cost of energy (COE) sistem. Renewable fraction (RF) juga dihitung untuk mengetahui penyerapan sumber energi terbarukan oleh pembangkit cadangan. Analisis sensitifitas juga dilakukan pada penelitian ini. Analisis sensitifitas tersebut dilakukan untuk melihat pengaruh beberapa parameter yang nilainya berbeda untuk tiap lokasi di Indonesia terhadap fungsi biaya yaitu LCC dari pembangkit. Parameter-parameter yang dimaksud adalah harga bahan bakar dan reabilitas grid dalam bentuk energy index ratio (EIR) yang menyuplai hotel. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah sistem tetap ekonomis jika nilai dari kedua parameter tersebut berubah. Hal ini didasari oleh adanya perbedaan harga bahan bakar maupun reabilitas grid di seluruh wilayah Indonesia. Hasil analisis memberikan gambaran biaya sistem bagi hotel yang biaya bahan bakar dan EIR gridnya berada pada rentang nilai yang dianalisis pada penelitian ini. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka, rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah berapakah kapasitas pembangkit cadangan sistem hibrid PV-baterai-diesel (khususnya jumlah modul PV dan baterai) yang paling ekonomis hasil dari optimalisasi dan pola pengoperasian menggunakan metode PSO agar lebih ekonomis dibandingkan dengan pembangkit cadangan yang menggunakan generator diesel. Kriteria penilaian apa saja yang digunakan untuk menentukan bahwa pembangkit telah optimal dan ekonomis serta berapa lama sistem beroperasi. 1.3 Keaslian Penelitian Penelitian terhadap sistem pembangkit hibrid untuk elektrifikasi hotel telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya G.J Dalton et al yaitu analisis kelayakan energi terbarukan baik off-grid (terpisah dengan grid) maupun on grid 4 (terhubung dengan grid) dengan jaringan listrik sebagai pembangkit listrik hotel skala besar [6-7]. Pada penelitian pertama dan kedua, G.J Dalton et al. kriteria penilaian yang digunakan untuk menentukan kelayakan sistem adalah net present value (NPV), renewable factor (RF) dan payback time (PB). Pembangkit energi terbarukan terdiri dari photovoltaic (PV) dan wind turbin (WT) dikombinasikan dengan generator diesel yang dikenal dengan sistem hibrid di teliti. Skenario penelitian menggunakan 3 sistem pembangkit yaitu (i) sistem pertama yang terdiri dari generator diesel, (ii) sistem kedua menggunakan pembangkit hibrid dengan masing-masing sistem tidak terhubung grid. Pada penelitian kedua dibandingkan konfigurasi yang sama namun perbedaannya adalah sistem terhubung grid. Kedua penelitian Dalton, et al dilakukan secara simulasi menggunakan perangkat lunak hibrid optimisazion model for electric renewable (HOMER) dari New and Renewable Energy Laboratory (NREL) dan HIBRIDS dari Solaris Homes. Penelitian lain yang berkaitan dengan penggunaan pembangkit hibrid pada hotel di Indonesia dilakukan oleh I.A.D. Giriantari et al [9]. Lokasi tempat penelitian dilakukan adalah sebuah hotel yang terletak di Nusa Lembongan, Bali. Pada penelitian ini, energi terbarukan yang digunakan adalah PV dengan kapasitas 30% dari kebutuhan harian di sebuah hotel. Tujuan penelitian adalah untuk mereduksi (mengurangi) tagihan listrik dan meningkatkan keandalan listrik pada hotel tersebut dimana sering terjadi pemutusan aliran listrik dari grid yang mengganggu aktifitas hotel. Kriteria penilaian yang di pakai adalah life cycle cost (LCC), cost of electricity (COE), net present value (NPV), profitable index (PI) dan discount payback period (DPP). Metode penelitian yang menghitung secara manual seluruh kriteria penilaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas PV terpasang adalah 21.694,8Wp, dengan LCC Rp1.804.778.945dan COE Rp8.500/kWh. Sedangkan NPV, PI dan DPP menunjukkan nilai yang positif. Penelitian lain terhadap penggunaan sistem pembangkit hibrid pada industri hotel dilakukan oleh Farifar Fazelpour, dkk [10]. Konfigurasi pembangkit menjadi dengan biaya yang ekonomis menjadi tujuan yang ingin dicapai dan hotel skala menengah menjadi sasaran penelitian ini. Komponen pembangkit yang hendak digunakan adalah PV, WT, generator diesel dan baterai. 5 Penelitian ini difokuskan terhadap implementasi pembangkit sistem hibrid sebagai pembangkit cadangan hotel yang ekonomis dibanding pembangkit diesel dengan ketentuan bahwa kapasitas pembangkit telah optimal dan pola pengoperaiannya tepat. Optimalisasi kapasitas pembangkit cadangan sistem hibrid pada penelitian ini dilakukan menggunakan metode PSO. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan penelitian ini adalah memperoleh kapasitas pembangkit sistem hibrid PV-bateraidiesel yang optimal agar lebih ekonomis dibandingkan pembangkit cadangan yang menggunakan generator diesel berdasarkan optimalisasi dan pola pengoperasian menggunakan metode PSO. Kriteria penilaian yang digunakan untuk menentukan bahwa pembangkit telah optimal adalah fungsi biaya sistem yaitu life cycle cost LCC sistem. Perhitungan dengan asumsi bahwa sistem beroperasi selama 25 tahun. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini meliputi dua aspek yaitu, aspek tekno-ekonomi dan lingkungan. Aspek tekno-ekonomi berarti penggunaan teknologi energi terbarukan menjanjikan pembangkit cadangan yang lebih ekonomis sebagai pembangkit cadangan hotel sehingga hotel dapat menghemat biaya tambahan yang harus dikeluarkan. Sedangkan aspek lingkungan yaitu, dengan menggunakan pembangkit sistem hibrid yang sebagian energi listriknya berasal dari energi matahari maka pengoperasian generator diesel dapat berkurang khususnya dari sektor hotel. Berkurangnya pengoperasian generator diesel turut mengurangi produksi gas emisi ke lingkungan. 6