bab i pendahuluan - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Keputusan investor dalam melakukan investasi atas dana yang dimiliki
merupakan masalah penting yang harus dipertimbangkan oleh para investor.
Investor dapat melakukan investasi baik dalam sektor rill maupun sektor
keuangan. Tujuan utama dari kegiatan investasi yang dilakukan pada umumnya
adalah untuk memperoleh keuntungan atau dengan alasan untuk mendapatkan
tingkat pengembalian optimal.
Investor memiliki alternatif dalam sektor keuangan untuk menginvestasikan
dananya pada lembaga keuangan yang disukainya. Pasar modal merupakan salah
satu lembaga keuangan yang dapat digunakan sebagai sarana investasi. Pasar
modal dapat didefenisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau
sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang
maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,
maupun perusahaan swasta ( Husnan, 2001:3).
Investor yang melakukan investasi di pasar modal sangat membutuhkan
setiap informasi yang dapat mempengaruhi naik turunya harga sekuritas yang
diperjualbelikan. Suatu informasi memiliki makna apabila informasi tersebut
menyebabkan investor melakukan transaksi yang akan tercermin dalam indikator
atau karateristik pasar modal yaitu harga saham perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Harga saham semakin tinggi, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan
demikian pula sebaliknya, semakin rendah harga saham maka semakin rendah
pula nilai perusahaan tersebut bagi investor. Harga saham juga mempengaruhi
tingkat penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut. Harga saham yang
terlalu rendah sering kali diartikan dengan kinerja perusahaan yang kurang baik.
Harga saham yang terlalu tinggi di sisi lain akan mengurangi likuiditas saham
karena investor kurang mampu membeli saham tersebut sehingga akibatnya akan
sulit bagi perusahaan untuk meningkatkan harga sahamnya lagi.
Perusahaan mengantisipasi hal tersebut kemudian mengambil langkah untuk
mempertahankan agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang
optimal. Langkah yang kemudian diambil oleh perusahaan adalah dengan cara
melakukan pemecahan terhadap sahamnya yang dikenal dengan istilah stock split.
Stock split adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang go-public
untuk menaikkan jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai nominal
saham. Harga pasar dengan demikian tidak akan berubah sesudah split. Tindakan
stock split berbeda dengan corporate action lainya karena tidak terkait sama
sekali dengan arus kas (cash flow) perusahaan, sehingga praktis tidak akan
mengubah kekayaan perusahaan atau tidak mempunyai nilai ekonomis. Stock split
adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham, harga per lembar
saham baru setelah stock split
adalah 1/n dari harga saham sebelumnya
(Jogiyanto, 2003:415).
Teori utama yang mendominasi literatur pemecahan saham ada dua yaitu
signaling theory dan trading range theory. Signaling theory menyatakan bahwa
pemecahan saham akan memberikan informasi kepada investor tentang prospek
Universitas Sumatera Utara
peningkatan return masa depan yang substansial. Return yang meningkat tersebut
diprediksi dan merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang
sehingga informasi ini menimbulkan adanya abnormal return.
Trading range theory menyatakan bahwa manajemen melakukan stock
split didorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa
dengan melakukan stock split dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal
sehingga akan meningkatkan likuiditas perdaganganya. Hal ini dikarenakan
adanya kecenderungan investor untuk lebih menyukai memiliki saham dengan
jumlah yang lebih banyak dengan jumlah dana yang dimilikinya. Investor akan
mendapatkan jumlah saham yang lebih banyak dengan membeli saham yang lebih
murah, sehingga akhirnya mereka akan meninggalkan saham yang mahal.
Akibatnya, saham yang mahal tersebut akan menjadi tidak likuid dan akan
stagnan atau harganya bisa juga turun.
Likuiditas jumlah volume perdagangan dan jumlah return saham 26
perusahaan yang melakukan stock split periode 2005-2007 ditunjukkan dalam
tabel berikut (lima hari sebelum dan lima hari sesudah stock split):
Tabel 1.1
Jumlah Volume Perdagangan dan Jumlah Return Saham Perusahaan
Jumlah Volume Perdagangan
Hari
Jumlah Return Saham
Saham (Lembar)
H-5
71.881.500
0,0706
H-4
89.233.000
0,4224
H-3
92.860.000
0,2854
H-2
101.570.000
0,2284
H-1
110.536.000
-0,0514
H+1
229.826.000
-0,3540
H+2
216.509.000
-0,1139
H+3
322.533.500
-0,2006
H+4
236.285.500
-0,1728
H+5
281.643.000
0,1580
Sumber : www.duniainvestasi.com, diolah (2009)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat jumlah volume perdagangan saham
sebelum stock split lebih sedikit dibandingkan dengan volume perdagangan
sesudah stock split. Peningkatan jumlah volume perdagangan secara terus
menerus terjasi mulai dari lima hari sebelum sampai lima hari sesudah
pengumuman stock split, namun return saham berbanding terbalik yaitu return
saham tertinggi terjadi sebelum stock split. Jumlah volume perdagangan saham
yang semakin meningkat menunjukkan investor semakin tertarik untuk memiliki
saham yang berarti bahwa ada harapan untuk memperoleh return atau keuntungan
dari kepemilikan saham
tersebut, namun return saham yang terus-menerus
menurun menunjukkan bahwa harapan investor untuk memperoleh return yang
semakin meningkat ketika perusahaan melakukan stock split tidak terwujud.
Reaksi investor atas pengumuman stock split bisa sangat beragam. Semakin
cepat investor melakukan reaksi, maka pasar semakin efisien. Suatu pasar
dikatakan efisien apabila tidak seorangpun mampu memperoleh abnormal return
(Gumanti, 2002:56). Average abnormal return dapat dijadikan sebagai indikator
atas reaksi pasar dan perilaku investor dalam pengambilan keputusan investasinya
karena abnormal return merupakan return yang diperoleh atas suatu sekuritas
diluar dari return yang diharapkan para investor pada tingkat risiko tertentu
(Firmansyah, 2007:251). Abnormal return akan bernilai negatif apabila tingkat
pengembalian yang diharapkan lebih besar dari return yang sesungguhnya dan
abnormal return akan bernilai positif apabila tingkat pengembalian yang
diharapkan lebih kecil dari return yang sesungguhnya. Jika tingkat pengembalian
yang diharapkan sama dengan return sesunggguhnya maka tidak terdapat
abnormal return.
Universitas Sumatera Utara
Studi tentang stock split yang juga merupakan studi peristiwa (event study)
telah dilakukan oleh Fama, Fisher, Jensen dan Roll (dalam Jogiyanto, 2003 : 416).
Studi tersebut menyatakan bahwa pada waktu stock split diumumkan, abnormal
return tidak terjadi pada hari pengumuman dan hari-hari setelah pengumuman.
Charest (dalam Jogiyanto, 2003:418) mengembangkan studi yang dilakukan
oleh Fama, Fisher, Jensen dan Roll yang tidak hanya mengamati pada waktu stock
split diumumkan, tetapi juga pada hari stock split diusulkan oleh manajemen dan
pada hari waktu stock split disetujui oleh pemegang saham. Dia menemukan
abnormal return hanya terjadi pada hari setelah stock split diusulkan, tetapi secara
umum pasar tampaknya efisien terhadap stock split.
Grinblatt, Masulis dan Titman (dalam Jogiyanto : 2003 : 418) menggunakan
data harian untuk melihat pengaruh dari pengumuman stock split. Sebanyak 125
peristiwa stock split yang bebas dari pengumuman lainya selama tiga hari
sekeliling tanggal pengumuman. Mereka menemukan reaksi yang signifikan dari
pengumuman stock split. Mereka menginterpretasikan bahwa pengumuman stock
split merupakan sinyal yang positif terhadap aliran kas masa depan perusahaan.
Peristiwa stock split di pasar modal memberikan indikasi bahwa pemecahan
saham merupakan alat yang penting dalam praktik pasar modal meskipun secara
teoritis stock split tidak memiliki nilai ekonomis. Stock split telah menjadi salah
satu alat yang digunakan oleh manajemen sebagai salah satu alat untuk
membentuk harga pasar saham perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka
perlu dilakukan penelitian dengan judul “ Analisis Perbedaan Average
Abnormal Return Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Stock Split Pada
Perusahaan Yang Go-Public Di Bursa Efek Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara
B.
Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, perumusan
masalah pada penelitian ini adalah : “ Apakah terdapat perbedaan average
abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada perusahaan
yang go-public di Bursa Efek Indonesia”.
C.
Kerangka Konseptual
Tingkat harga saham merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran saham. Bila saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar,
maka jumlah permintaanya akan berkurang. Sebaliknya, jika pasar menilai bahwa
harga saham tersebut terlalu rendah maka jumlah permintaanya akan meningkat.
Harga saham yang terlalu tinggi akan mengurangi kemampuan para investor
untuk membeli saham tersebut. Hukum permintaan dan penawaran kembali akan
berlaku, dan sebagai konsekuensinya, harga saham yang tinggi tersebut akan
menurun sampai tercipta posisi keseimbangan yang baru. Peristiwa stock split di
pasar modal dilakukan oleh para manajer perusahaan untuk menata kembali harga
pasar saham. Hal ini mengindikasikan bahwa stock split merupakan alat yang
penting dalam praktik pasar modal (Irfana, 2008:1).
Informasi mengenai stock split dan motivasi perusahaan melakukan stock
split menjadi suatu hal yang perlu dipertimbangkan oleh para investor dan calon
investor dalam mengambil keputusan untuk membeli dan melepas saham yang
dimiliki berdasarkan analisis mereka mengenai informasi apa yang terkandung
dalam stock split ketika mereka mencoba mengetahui alasan manajer melakukan
stock split (Irfana, 2008:3).
Universitas Sumatera Utara
Keputusan investasi yang dilakukan oleh investor merupakan reaksi atas
informasi yang mereka terima. Informasi yang mereka terima dari pihak
manajemen akan ditangkap oleh pasar sebagai sinyal. Pengujian kandungan
informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu kebijakan
perusahaan. Ketika kebijakan stock split memberikan informasi, pasar diharapkan
akan bereaksi pada waktu informasi tersebut diterima. Reaksi pasar sebelum dan
sesudah stock split akan diukur dengan menggunak
rata-rata tingkat
pengembalian abnormal (Average Abnormal Return (AAR)) (Samsul, 2006:279).
Pasar menganggap informasi baru tersebut merupakan berita baik (good news)
jika abnormal return yang dihasilkan bernilai positif, sedangkan jika abnormal
return yang terjadi bernilai negatif, maka pasar menganggap bahwa informasi
baru tersebut merupakan berita buruk (bad news) (Firmansyah, 2007:253).
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan
sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang digunakan adalah :
Average Abnormal
Return
(AAR) Sebelum
Stock Split
Gambar 1.1 :
Sumber
:
D.
Average Abnormal
Return
(AAR) Sesudah
Stock Split
Kerangka konseptual
Samsul (2006), Firmansyah (2007), Irfana (2008)
(diolah)
Hipotesis
Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan
adalah : “Terdapat perbedaan average abnormal return sebelum dan sesudah
pengumuman stock split pada perusahaan yang go-public di Bursa Efek
Indonesia”
Universitas Sumatera Utara
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan average
abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada
perusahaan yang go-public di Bursa Efek Indonesia.
2.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a.
Bagi Perusahaan (Emiten)
Penelitian ini dapat memberikan tambahan pertimbangan bagi
perusahaan
go-public
kebijaksanaan
yang
pemecahan
tertarik
saham
untuk
dalam
menerapkan
mencapai
tujuan
perusahaan.
b.
Bagi Investor
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
c.
Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
dan menambah wawasan dan pola pikir peneliti.
d.
Bagi Pihak Lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan
referensi dalam melakukan penelitian dengan objek ataupun
masalah yang sama di masa yang akan datang, atau untuk
penelitian lanjutan.
Universitas Sumatera Utara
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
a) Perusahaan emiten yang menjadi obyek penelitian adalah perusahaan
yang melakukan stock split dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta
merupakan saham aktif diperdagangkan di perusahaan pada periode
penelitian tahun 2005, 2006, dan 2007.
b) Emiten tidak mengeluarkan publikasi informasi corporate action
lainya
bersamaan
dengan
pengumuman
stock
split
seperti
pengumuman merger dan akuisisi, right issue, pengumuman dividen,
warran, serta bonus share.
c) Periode pengamatan adalah selama 10 hari, yaitu lima hari sebelum
stock split dan lima hari sesudah stock split.
d) Harga saham yang digunakan adalah harga saham harian pada saat
penutupan (closing price).
2. Definisi Operasional
Berdasarkan masalah dan hipotesis yang akan diuji, parameter yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a)
Stock split adalah pemecahan sejumlah lembar saham menjadi
jumlah lembar saham yang lebih banyak dengan mengunakan
nominal yang lebih rendah per lembarnya secara proporsional
(Halim, 2005:97).
Universitas Sumatera Utara
b) Abnormal Return ( AR )
Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang terjadi
terhadap return normal atau selisih antara actual return dengan
expected return pada masing-masing saham (Tandelilin, 2001:127).
Airt = Rit – E(Rit)
Dimana : Airt
Rit
= Abnormal return sekuritas ke-i pada periode t.
= Actual return sekuritas ke-i pada periode t.
E(Rit) = Ecpected return sekuritas ke-i pada periode t.
Average abnormal return merupakan rata-rata abnormal return
(Airt) dari setiap jenis saham yang dianalisis (Samsul, 2006 :276) :
AARt =
Dimana : AARt = Rata-rata abnormal return pada waktu t.
c)
Arit
= Abnormal return sekuritas i pada waktu t.
N
= Jumlah periode jendela
Cumulative average abnormal return (CAAR) merupakan kumulatif
AARt
seluruh perusahaan sampel (Samsul, 2006 : 277), dengan
menggunakan rumus :
CAARt =
t
Dimana : CAARt = Cumulative Average Abnormal Return hari t.
AARt
= Average Abnormal Return pada hari t.
d) Actual return dari saham perusahaan yang telah terpilih sebagai
objek
pengamatan
dihitung
dengan
menggunakan
rumus
(Fakhruddin, 2001:31) :
Universitas Sumatera Utara
Rit =
Keterangan :
Rit = Return atau actual return perusahaan i pada waktu t
Pit = Harga saham perusahaan i pada waktu t
Pit-1 = Harga saham perusahaan i sebelum waktu t.
e)
Expected return (E(R)) adalah return yang diharapkan akan diperoleh
oleh investor di masa mendatang. Return ekspektasi dapat dihitung
dengan menggunakan CAPM, dengan rumus (Samsul, 2006 : 276) :
E(Rit) = rf + [rm - rf] βi
Keterangan :
E(ri) = Expected return sekuritas i
f)
rf
= Tingkat return bebas risiko
βi
= Beta saham individual
rm
= Return pasar
Data yang digunakan untuk menghitung expected return adalah data
satu tahun sebelum pengumuman stock split atau data historis dan
data harga saham selama periode jendela untuk menghitung actual
return. Apabila menggunakan data historis dan data selama periode
jendela disebut pasar efisien bentuk semi kuat (semi-strong market).
.
Universitas Sumatera Utara
3. Populasi Sasaran
Populasi
sasaran
merupakan
keseluruhan
individu
dalam
area/wilayah/lokasi/kurun waktu yang sesuai dengan tujuan penelitian
(Dergibson dan Sugiarto, 2000:9). Dalam menentukan populasi sasaran
digunakan beberapa kriteria yang akan mendukung terlaksananya penelitian.
Kriteria yang digunakan untuk pemilihan populasi sasaran adalah :
a) Perusahaan yang telah go-public, terdaftar sebagai perusahaan di Bursa
Efek Indonesia periode 2005 - 2007.
b) Perusahaan yang hanya melakukan stock split dimana perusahaan tersebut
tidak melakukan corporate action lainya selama periode pengamatan.
c) Saham dari perusahaan tersebut aktif diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia.
d) Perusahaan mempublikasikan data yang lengkap berkaitan dengan data
yang dibutuhkan selama periode pengamatan.
Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah populasi sasaran dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini :
Tabel 1.2
Data Hasil Pemilihan Populasi Sasaran
Tahun
2005
2006
2007
Populasi (Perusahaan)
336
344
383
(331)
(333)
(371)
4
10
13
(0)
(0)
(1)
Perusahaan yang tidak melakukan
stock split
Perusahaan yang melakukan stock
split.
Perusahaan yang melakukan corporate
action lainya
Total populasi sasaran
26
Sumber : www.idx.co.id, diolah (2009)
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah nama-nama perusahaan yang menjadi populasi sasaran
dalam penelitian ini :
Tabel 1.3
Populasi Sasaran Penelitian
No
Kode
Nama Perusahaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
CTRS
HEXA
PRAS
HITS
TMAS
DPNS
PJAA
LPKR
JRPT
TSPC
BBLD
EKAD
APOL
PLIN
BMTR
DAVO
ANTM
AKRA
SMGR
SOBI
HADE
HITS
PWON
CPIN
JPRS
LPKR
Ciputra Surya Tbk.
Hexindo Adiperkasa Tbk.
Prima Alloy Stell Tbk.
Humpu Intermoda Transportasi Tbk.
Pelayaran Tempuran Emas Tbk.
Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Lippo Karawaci Tbk.
Jaya Real Property Tbk.
Tempo Scan Pacific Tbk.
Buana Finance Tbk.
Ekadharma International Tbk.
Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.
Plaza Indonesia Realty Tbk.
Global Mediacom Tbk.
Davomas Abadi Tbk.
Aneka Tambang Tbk.
AKR Corporindo Tbk.
Semen Gresik Tbk.
Sorini Agro Asia Corporation Tbk.
Hortus Danavest Tbk.
Humpus Intermoda Transportasi Tbk.
Pakuwon Jati Tbk.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
Jaya Pari Steel Tbk.
Lippo Karawaci Tbk.
Tanggal
Pengumuman
25 Juli 2005
1 September 2005
20 September 2005
15 Desember 2005
17 Maret 2006
8 Juni 2006
10 Juli 2006
28 Juli 2006
14 Agustus 2006
14 September 2006
2 Oktober 2006
19 Oktober 2006
24 November 2006
6 Desember 2006
24 April 2007
28 Mei 2007
12 Juli 2007
27 Juli 2007
7 Agustus 2007
22 Agustus 2007
10 September 2007
11 September 2007
19 September 2007
1 November 2007
12 Desember 2007
26 Desember 2007
Sumber : www.idx.co.id, diolah (2009)
4. Sumber Data dan Waktu Penelitian
a) Sumber Data
Data perusahaan yang melakukan stock split diperoleh melalui situs
www.idx.co.id dan data harga saham harian dan bulanan perusahaan
diperoleh melalui situs www.duniainvestasi.com.
Universitas Sumatera Utara
b) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai April 2009 sampai dengan Juni 2009.
5. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan jenis data yang diperoleh secara tidak langsung yang
merupakan hasil publikasi melalui situs www.idx.co.id, buku-buku, jurnal
referensi, dan literatur ilmiah lainya yang berkaitan dengan topik
penelitian yang dipublikasikan melalui media internet.
6. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui studi pustaka yaitu dengan mengumpulakan
data pendukung berupa literatur jurnal penelitian-penelitian, serta laporanlaporan yang dipublikasikan untuk mendapatkan masalah yang diteliti.
Juga dikumpulkan data-data sekunder yang diperlukan
yaitu laporan-
laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Metode penelitian deskriptif.
Metode penelitian deskriptif merupakan penelititan yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang
ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan (Arikunto, 2000 : 3009). Analisis deskriptif berguna untuk
menunjang analisis kuantitatif dengan melihat gambaran pergerakan
abnormal return selama periode jendela.
Universitas Sumatera Utara
b) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengukur tingkat signifikansi
abnormal return yang terjadi. Pengujian tingkat signifikansi dilakukan
dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Penetapan t-hitung
dilakukan dengan menggunakan SPSS 15 (Firmansyah, 2007:255).
Hipotesis yang digunakan dalam penelititan ini adalah :
Ho : µ setelah pengumuman = µ sebelum pengumuman artinya
AAR setelah tanggal pengumuman stock split tidak
berbeda secara signifikan dengan AAR sebelum tanggal
pengumuman.
Hi : µ setelah pengumuman≠ µ sebelum pengumuman artinya
AAR setelah tanggal pengumuman stock split berbeda
secara
signifikan
dengan
AAR
sebelum
tanggal
pengumuman.
Menurut Cooper (2004 : 77-78), kriteria penerimaan hipotesis dengan
t-Test : Paired Two Sample for Means dengan derajat signifikansi (α)
5
adalah :
H0 diterima jika : -t tabel < t hitung < t tabel
H1 diterima jika : t hitng > t tabel atau t hitung < -t tabel
.
Universitas Sumatera Utara
Download