bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki milenium ketiga peradaban manusia menghadapi masalah
kelangkaan pangan, energi dan air (FEWS= food, energy and water scarcity) serta
masalah lingkungan terutama perubahan iklim akibat pemanasan global.
Kelangkaan pangan telah mengakibatkan 35 negara di dunia defisit pangan dan
memerlukan bantuan internasional untuk mengatasinya. Sementara itu di tingkat
global cadangan pangan juga semakin terbatas, sehingga harga pangan murah
tidak tersedia (Widodo, 2012). Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan
sumber daya alam di kawasan tropis, memiliki peluang besar untuk meningkatkan
produksi pangan dan mengisi pasar internasional. Namun potensi tersebut belum
sepenuhnya dapat dimanfaatkan optimal, bahkan Indonesia masih mengimpor
pangan.
Bahan pangan yang diimpor oleh Indonesia tidak hanya terigu dan
kedelai, tetapi juga beras, jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan
ubijalar serata bahan pangan lainnya. Total nilai impor tersebut mencapai ± Rp
360 trilyun (Widodo, 2012). Basis pangan masyarakat dunia sampai saat ini masih
mengandalkan biji-bijian dan polong-polongan (cereal and grain mentality) yang
mengantarkan pada krisis pangan serta kenaikan harga pangan internasional.
Meskipun statistik mengajarkan agar dalam mengambil keputusan tidak bias,
tetapi faktanya sumber pangan dari ubi-ubian masih belum dimanfaatkan secara
optimal. Ubi-ubian dan kacang-kacangan memiliki potensi besar untuk mengatasi
krisis pangan global, tanpa harus merusak kompleksitas lingkungan. Penataan
pola tanam yang sesuai dengan kondisi ekologis, memberikan peluang untuk
melakukan peningkatan peran ubi-ubian sebagai lumbung pangan (Widodo,
2012).
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman
pangan utama selain beras. Di bidang industri, kacang tanah digunakan sebagai
bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan
1
dari minyak dapat dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit/diambil
minyaknya) dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daun kacang
tanah, selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus juga digunakan sebagai
bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Kacang tanah sebagai bahan pangan dan
pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%),
protein (27%), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung
mineral antara lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan
Sulphur (Edi dan Mulyanti, 2003).
Produksi kacang tanah per hektar masih belum dapat optimal. Melihat
pentingnya komoditi tersebut, maka perlu diupayakan optimalisasi produksi
kacang tanah. Upaya optimalisasi produksi kacang tanah dipengaruhi ketersediaan
benih bermutu. Permintaan benih kacang tanah
yang tinggi, tidak dapat
diimbangi dengan kemampuan dalam memproduksi benih kacang tanah, sehingga
pengembangan usaha produksi benih kacang tanah masih cukup potensial untuk
dikembangkan. Harga benih kacang tanah yang relatif stabil merupakan salah satu
keunggulan dalam usaha produksi benih kacang tanah (Yudiwanti dkk., 2006).
Keragaman merupakan hal penting dalam pemuliaan karena dapat
ditemukan berbagai gen untuk perbaikan suatu sifat tanaman. Gen-gen tersebut
dapat ditransfer ke tanaman dengan cara konvensional maupun rekayasa genetik.
Salah satu teknik pemuliaan untuk perbaikan sifat adalah perakitan poliploidi.
Poliploidi adalah keadaan sel dengan penambahan satu atau lebih genom dari
genom normal (2n). Tanaman poliploid umumnya mempunyai ukuran bunga,
buah, dan biji yang lebih besar, ukuran daun yang lebih lebar dan tebal, warna
daun lebih hijau dan masa vegetatifnya lebih panjang dibandingkan dengan
tanaman diploid normal (Yudiwanti dkk., 1998).
Teknik poliploidisasi dapat dilakukan dengan pemberian kolkisin pada
benih tanaman normal. Menurut Eigsti dan Dustin (1957), kolkisin termasuk
senyawa alkaloid yang diperoleh dari ekstrak tumbuhan Colchicum autumnale
Linn. (Liliaceae) yang hanya tumbuh pada daerah subtropis. Kolkisin yang
dihasilkan oleh tanaman ini dapat menyebabkan sel mengalami poliploidisasi.
2
Melalui pengembangan teknik poliploidisasi terhadap tanaman kacang
tanah diharapkan dapat diperoleh tanaman yang secara kualitas dan kuantitas lebih
tinggi dibandingkan tanaman normal dengan waktu tanam yang sama.
B. Permasalahan
Senyawa kolkhisin terbukti dapat menginduksi terjadinya poliploidisasi
pada beberapa tanaman budidaya. Adanya pernyataan ini memunculkan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh kolkhisin terhadap poliploidisasi tanaman kacang
tanah?
2. Bagaimanakah morfologis dan sitologis tanaman hasil poliploidisasi?
C. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh kolkhisin terhadap poliploidisasi tanaman kacang
tanah (Arachis hypogaea L.).
2. Mengevaluasi
morfologis
dan
sitologis
tanaman
kacang
tanah
(Arachis hypogaea L.) hasil poliploidisasi.
D. Manfaat penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, manfaat penelitian ini adalah :
1. Memperoleh pengetahuan tentang efek aplikasi kolkhisin pada tanaman
pertanian
2. Memperoleh pengetahuan tentang perbedaan karakter tanaman hasil
poliploidi.
3. Meningkatkan kualitas tanaman kacang tanah varietas unggul melalui
poliploidisasi
4. Mengetahui cara peningkatan produksi tanaman
3
Download