perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas adalah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berasal dari berbagai lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam Komunitas manusia, individu individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Pada sebuah Komunitas terdapat anggota yang mana mereka melakukan komunikasi dan interaksi, komunikasi adalah suatu proses saling memberikan tafsiran kepada atau dari perilaku pihak lain. Melalui tafsiran pada perilaku pihak lain, seseorang mewujudkan perilaku sebagai reaksi terhadap maksud atau perasan yang ingin disampaikan oleh pihak lain itu (Basrowi, 2005). Dalam sebuah Komunitas tidak dapat dipungkiri juga bahwa terdapat persaingan, yaitu proses sosial dimana individu atau kelompok berjuang dan bersaing untuk mencari keuntungan pada bidang-bidang kehidupan tertentu. Manusia sebagai makhluk sosial diciptakan dengan fungsi dan peran tertentu, hal itu ditandai dengan adanya interaksi sosial antar manusia baik secara individu maupun secara kelompok. Interaksi tersebut terjadi di lingkup sekitar manusia itu sendiri seperti keluarga, lingkungan tetangga, lingkungan pendidikian dan lingkungan pekerjaan, dimana kesemuanya adalah beberapa tempat dimana manusia dapat berinteraksi dan menggunakan fungsi, serta perannya dalam berinteraksi. Dalam kehidupan, individu mengalami banyak perubahan dan perkembangan, hal ini sering dan mudah terjadi kepada setiap individu maupun kelompok masyarakat khususnya masyarakat yang sering melakukan interaksi seperti masyarakat perKotaan yang mulai terpengaruh berbagai aspek mengarah 4 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pada perubahan. Membicarakan Kota tidak akan terlepas dari berbagai dinamika yang ada. Budaya massa yang sering juga disebut sebagai Budaya Populer menciptakan masyarakat yang homogen, namun ketidaksadaran masyarakat menjadi peluang kaum kapitalis untuk terus melakukan intervensi terhadap identitas dasar masyarakat atau kelompok, khususnya bagi mereka yang berada di perKotaan. Setiap hari masyarakat disajikan dengan informasi dan hiburan yang serupa dengan kemasan yang beranekaragam. Dan pada akhirnya masyarakat menjadi pengikut setia kebudayaan baru yang dibangun berdasarkan ketidaksadaran mereka. Identitas masyarakat Kota pada akhirnya menjadi homogen karena adanya campur tangan pasar. Barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tidak lagi menjadi bagian dari fungsi sebagai pemenuhan kebutuhan melainkan sebagai pembentukan identitas masyarakat. Pola konsumsi masyarakat Kota pada akhirnya mengarah pada konsumsi simbolis sebagai pencitraan identitas masyarakat Kota. Kecenderungan ini pada akhirnya mengakibatkan dua hal yang terjadi pada masyarakat Kota. Kelompok-kelompok masyarakat yang menentang gaya hidup Kota yang sengaja dibentuk oleh pasar untuk masyarakat, pada akhirnya membentuk kantong-kantong kecil yang dinamakan dengan Komunitas. Dari Komunitas inilah sebagian masyarakat memperjuangkan identitas dirinya dengan kelompok untuk tidak mengikuti arus yang dibentuk oleh pasar pada masayarakat Kota. Dalam sebuah Komunitas, produk dan praktek sosial yang dilakukan sering menunjukkan perbedaan. Hal ini tidak lain sebagai bentuk dari perjuangan identitas mereka dalam struktur masyarakat Kota yang cenderung homogen karena pengaruh dari industrialisasi yang dibentuk oleh pasar pada masyarakat Kota. Kota merupakan sebuah tempat perwujudan kebudayaan modern suatu masyarakat. Kota sering ditandai dengan keberadaan masyarakat yang heterogen. Tidak mengherankan, mulai dari berbagai macam jenis pekerjaan hingga kebutuhan menjadi terspesialisasikan (Poerwanto, 2005). Heterogenitas masyarakat juga 5 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menumbuhkan beragam kebudayaan yang berkembang. Perkembangan kebudayaan di Kota tidak terlepas dari keberadaan media dan informasi yang ada di perKotaan. Melalui surat kabar, televisi, radio dan bahkan internet sebagai media yang sangat efektif dalam memberikan informasi kepada masyarakat luas sehingga memungkinkan adanya sebuah perubahan sebagai dampak lanjutannya. Tidak terkecuali bagi seluruh masyarakat yang ada di Kota, konsumsi terhadap segala macam informasi oleh masyarakat menjadi pemandangan umum setiap harinya yang memunculkan berbagai macam aktivitas dengan berbagai keanekaragaman. Seperti adanya beberapa Komunitas atau kelompok yang hadir di dalam Kota ini juga sering disebut sebagai salah satu bentuk organisasi. Munculnya Komunitas atau klub-klub organisasi tertentu dewasa ini tertangkap sebagai alat, ruang, bahkan media penghilang kejenuhan dalam kesibukan beraktifitas. Salah satunya yaitu klub otomotif berupa klub motor ataupun klub mobil. Saat ini klub otomotif banyak terlihat bermunculan di pusat Kota Surakarta dan sekitarnya, klub motor CB salah satunya, klub motor yang mempunyai anggota cukup banyak dan tersebar di seluruh wilayah Surakarta ini menunjukan eksistensi mereka kepada masyarakat umum dengan rutinitas berkumpul dan berkonvoi keliling Kota. Penampilan para anggotanya juga terbilang unik, mereka memilih mengendarai motor klasi berjenis CB disertai pakaian atau tampilan atribut tempo lama yang menarik perhatian. Mereka yang berasal dari Jawa biasa menyebut motor tersebut dengan sebutan montor tuo (motor kuno), atau motor klasik. Jika dilihat dari sejarahnya sendiri, motor berjenis Honda CB memang memiliki sejarang perkembangan menarik di Kota Surakarta. Kota Surakarta mempunyai banyak warisan bersejarah dari zaman dulu, salah satunya adalah sepeda motor. Sebagai alat transportasi serba guna yang menggunakan bahan bakar minyak, keberadaan warisan sejarah yang satu ini sudah semakin tergerus perkembangan zaman sehingga motor tua seperti Honda CB semakin terpinggirkan bahkan mulai hilang keberadaannya karena kalah dengan banyaknya merk motor yang kian berkembang model dan jenisnya di pasaran dan 6 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id jalan raya. Sekitar tahun 1970-an, di Kota Surakarta tidak jarang orang-orang sudah mengendarai kendaraan bermotor dalam beraktifitas. Pemandangan semacam itu, tampaknya semakin hari semakin terlihat jelas seiring dengan kian majunya roda transportasi yang digunakan. Lebih lanjut, dominasi kendaraan bermotor menjadi sangat luar biasa, yang secara tak langsung ikut andil dalam perkembangan zaman. Munculnya club motor juga tidak luput dari perkembanagan zaman atau modernisasi, yaitu salah satunya modernisasi di bidang industri kendaraan bermotor, dimana semakin banyaknya model motor baru yang keluar di pasaran untuk memenuhi kebutuhan manusia. Seiring kebergerakan teknologi, modernisasi sangat besar mempengaruhi industrialisasi, salah satu contoh adalah banyak munculnya kendaraan bermotor dengan model dan teknologi baru yang berdampak pada kemunduran eksistensi kendaraan bermotor lama. Kendaraan lama (kuno) menjadi tersingkirkan sehingga nampak terpinggirkan dan mulai jarang digunakan karena kehadiran sepeda motor baru yang lebih modern. Terlepas dari pada itu, Kota Surakarta sedang manghadapi masalah yang cukup rumit berkaitan dengan alat transportasi darat. Jumlah penduduk yang semakin bertambah, diesertai dengan meningkatnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor, memicu meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dengan merk terbaru. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor roda dua di Kota Surakarta kemudian telah menggantikan alat transportasi lain seperti bus. Secara umum dapat diuraikan bahwa permasalahan transportasi di Kota Surakarta dipengaruhi oleh tidak seimbangnya pertambahan jaringan jalan serta fasilitas lalulintas dan angkutan bila dibandingkan dengan pesatnya pertumbuhan kepemilikan kendaraan yang berakibat pada meningkatnya volume lalu lintas. Masalah lain juga karena meningkatnya mobilitas orang, barang, jasa dan pariwisata. Hal ini ditambah lagi dengan pengembangan Kota yang tidak diikuti dengan sturktur tata guna lahan yang serasi (tata ruang belum terpadu). Persaingan dalam masalah efisiensi dan efektifitas nampaknya dapat digunakan sebagai alasan untuk lebih memilih 7 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kendaraan bermotor keluaran terbaru. Secara garis besar, kurangnya kesadaran melestarikan motor tua di Indonesia khususnya di Kota Surakarta. Namun dari kondisi semacam itu, di tengah masyarakat Kota Surakarta masih terdapat sebagian orang yang tak dibatasi oleh usia untuk memilih menggunakan motor tua khususnya. Hal ini cukup unik mengingat Kota Surakarta yang sudah mulai tersentuh modernisasi, namun di dalamnya masih terdapat sebagian masyarakatnya yang tetap mempertahankan Honda CB sebagai alat transportasi sehari hari. Dengan kondisi minoritas inilah maka kemudian para penggemar motor motor tua mulai menginisiasi sebuah organisasi dengan bentuk klub motor sebagai ruang mereka dalam berinteraksi satu sama lain. Hingga pada akhirnya fenomena keberadaan Komunitas motor tua, salah satunya juga dapat dijumpai di Kota Surakarta. Di tengah-tengah beranekaragamnya Komunitas yang bermunculan dan berkembang di Kota Surakarta, Komunitas motor tua hadir menjadi bagian dari kehidupan di Kota Surakarta. Sebagian warga menganggap Komunitas CB sebagai bagian dari transformasi Kota Surakarta yang salah satunya adalah munculnya berbagai macam Komunitas yang lahir di Kota ini. Identitas Kota Surakarta tidak lagi seperti Kota Surakarta pada zaman dahulu. Berkembangnya informasi dan teknologi seperti yang telah diuraikan diatas menciptakan masyarakat Surakarta semakin mudah dalam mencari segala macam informasi terkait dengan kendaraan bermotor khususnya motor klasik yaitu Honda CB. Munculnya Komunitas Honda CB di Kota Surakarta sangat erat kaitannya dengan perkembangan informasi dan budaya Barat yang berada di Kota ini serta juga pengaruh dari beberapa Kota yang sebelumnya telah ada dan berkembang Komunitas Honda CB. Berbagai Komunitas motor khususnya Honda CB muncul di tengah-tengah masyarakat Surakarta. Eksistensi motor tua di Kota Surakarta semakin diperkuat dengan hadirnya Komunitas Solo CB Club (SSC). Disinilah para penggemar Honda CB saling berkomunikasi. Terbentuknya Komunitas ini dengan sebuah harapan agar Honda CB yang pernah menjadi alat transportasi jaman dulu tetap eksis. Komunitas motor 8 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tua menjadi salah satu garda terdepan untuk mensosialisasikan kembali pentingnya melestarikan dan menjaga kondisi motor tua seperti Honda CB agar tetap eksis di kalangan masyarakat. Gerakan ini juga dipandang sebagai gerakan untuk melawan arus modernisasi, hal ini dilakukan dengan membentuk suatu Komunitas yang mempunyai tujuan bersama. Selain itu, kegemaran masyarakat terhadap Honda CB tepat bersamaan dengan berkembangnya ancaman modernisasi dalam bidang industrialisasi, khususnya dunia otomotif atau transportasi darat yang mulai tidak bisa ditekan lagi perkembangannya. Berbagai usaha telah ditempuh untuk mewujudkan cita-cita melestarikan motor tua. Dalam hal ini SCC sebagai salah satu dari Komunitas motor tua yang ada di Surakarta melakukan beberapa hal untuk mencapai tujuannya yaitu melestarikan dan membudayakan kendaraan bermotor yang dinilai klasik dengan upaya mengumpulkan anggota penggemar serta penggiat motor klasik atau motor tua, saling bertukar informasi seputar motor tua, jual beli spare part, pameran motor klasik, touring di berbagai Kota dan sebagainya. Tapi bagaimanapun, tidak semua masyarakat memiliki kesadaran dan kesamaan untuk melestarikan hal semacam itu. Adakalanya sebagian dari mereka melakukan aktivitasnya dengan mengendarai sepeda motor jenis baru. Hal tersebut dapat saja terjadi karena beberapa sebab misalnya perawatan dan onderdil yang disediakan pabrikan motor baru lebih mudah didapat di pasaran, pengaruh budaya barat dari situasi yang timbul dapat mempengaruhi masyarakat untuk menuju arah modern dan meninggalkan hal yang bersifat teringgal atau tradisional. Terdapat banyak hal positif dalam sebuah klub otomotif, selain menambah pertemanan, pertukaran informasi seputaran motor CB, bengkel, sparepart dan juga tata tertib lalu lintas dalam berkendara dapat dirasa sebagai pengaruh positif keberadaan klub tersebut. Terlepas dari itu, ciri khas atau identitas dalam klub motor CB adalah tentunya semua kendaraan yang dipakai adalah Honda CB entah standar atau modifikasi. Klub motor Honda CB selalu lekat dengan rutinitas touring. Dalam setiap touring ke berbagai Kota di Indonesia mereka 9 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengumpulkan pin ataupun stiker yang biasa ditempelkan di helm atau motor mereka sebagai bukti perjalanan mereka di banyak Kota, jadi semakin banyak pin dan stiker yang mereka kumpulkan menandakan pula semakin banyak Kota dan event yang mereka kunjungi atau jelajahi. Touring adalah sebuah kegiatan yang selalu melekat di semua klub otomotif, touring sendiri berasal dari Bahasa Inggris yang berarti melakukan perjalanan. Bagi para bikers CB walau touring menghabiskan waktu, tenaga dan materi yang tidak sedikit, mereka tetap antusias dan senang melakukan perjalanan. Touring ke luar Kota untuk mengunjungi klub CB lain atau mengunjungi event klub CB di berbagai Kota terbukti memberikan kepuasan tersendiri, selain menjalin silaturahmi para penggemar motor Honda CB juga dapat mengukur kapasitas kekuatan motor CB mereka. Klub dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, diartikan sebagai perkumpulan yang kegiatannya mengadakan persekutuan untuk maksud tertentu dengan menggunakan gedung atau tempat pertemuan tertentu bagi suatu anggota perkumpulan yang bersangkutan (Tim, 2002). Klub juga diartikan sebagai suatu kelompok yang terorganisir untuk mencapai tujuan-tujuan atau kepentingankepentingan tertentu (Soekanto, 1993). Dalam The Contenporary EnglishIndonesian Dictionary with British and American Pronounciation and Spelling, Club (klub), berarti perkumpulan (Salim, 2006). Pada dasarnya suatu klub hadir dari habitat atau ketertarikan yang sama. Misalnya, satu merk motor dari satu pabrikan. Dari berbagai definisi tersebut, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa klub motor merupakan suatu kelompok atau perkumpulan tertentu (berkaitan dengan sepeda motor), yang memiliki tujuan dan maksud tertentu berkaitan dengan suatu pabrikan motor karena dalam hubungan-hubungan yang terjalin oleh anggotanya mengindikasikan tumbuh dan berkembangnya peran individu, kelompok atau masyarakat. Karena dalam Komunitas itu di dalam hubungan-hubungan yang terjalin oleh anggotanya mengindikasikan tumbuh dan berkembangnya peran serta tindakan sosial. Peran yang dilakukan oleh anggota klub motor melalui berbagai kegiatan kegiatan 10 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id cenderung menjadi potensi yang menghasilkan lahirnya tindakan. Bukan lagi menjadi rahasia umum jika seorang anggota klub motor memperoleh berbagai keuntungan yang sifatnya materiil maupun nonmateriil. Sebagai contoh, berkat peran sosial, misalnya anggota yang memiliki suatu usaha maka usahanya dapat berkembang lebih maju dan terjaga keberlangsungannya berkat bertambahnya konsumen baik dari anggota klub motor tersebut maupun orang lain yang diperkenalkan oleh anggota klub motor. Anggota Klub Motor Solo CB Club ( SCC ) dipilih menjadi subyek penelitian ini. Pemilihan anggota Klub Motor SCC bukan tanpa alasan. Pertama, karena klub ini tergolong sebagai klub motor Honda CB yang notabene tergolong berusia lama (16 tahun) dan telah memiliki jaringan yang cukup luas, terbukti dengan terbaginya klub ini dalam beberapa koordinator wilayah. Kedua, para anggota Klub Motor motor Solo CB Club (SCC) tergolong Komunitas yang anggota nya memiliki hobi mengkoleksi motor Honda CB yang notabenya tergolong motor klasik yang mulai hilang keberadaannya. Interaksi yang dilakukan oleh anggota klub motor melalui berbagai kegiatan-kegiatan cenderung menjadi potensi yang menghasilkan lahirnya peran sosial. Bukan lagi menjadi rahasia umum jika seorang anggota klub motor memperoleh berbagai keuntungan yang sifatnya materiil maupun nonmateriil. Dengan terbentuknya Komunitas motor tua seperti SCC, akan membantu melestarikan keberadaan motor tua yang hampir sulit ditemukan eksistensinya di tengah Kota Surakarta. Maka, penelitian ini berfokus pada peran SCC sebagai salah satu Komunitas / club motor Honda CB yang ada di Surakarta dalam melestarikan Honda CB di Kota Surakarta. Menyikapi penelitian ini dibandingkan dengan penelitian terdahulu yaitu komunitas Honda CB SCC adalah komunitas yang memaknai sebuah identitas dengan sebuah aksi komunitas melalui Honda CB agar mendapatkan tujuan yaitu respon masyarakat terhadap komunitas ini agar tetap diaku oleh masyarakat baik secara symbol, eksistensi maupun identitas secara visual yang diwujudkan melalui berkendara yaitu Honda CB. 11 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka untuk lebih dapat mengarahkan bahasan dalam penelitian ini agar lebih terfokus dan terarah, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana Peran Komunitas mempertahankan sebuah identitas pada kelompok anak muda penggemar motor klasik yang ada di Kota Surakarta khususnya pada Komunitas Solo CB Club? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan Peran Komunitas mempertahankan identitas pada kelompok anak muda penggemar motor klasik yang ada di Kota Surakarta khususnya pada Komunitas Solo CB Club. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan serta manfaat terutama bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan konsep penelitian tersebut. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai tambahan informasi dan pengembangan Ilmu Pengetahuan terutama kajian-kajian Sosiologi karena melibatkan konsep tindakan, Komunitas, dan peran dalam pembahasannya. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai tambahan informasi bagi Pemerintah Kota Surakarta dalam menyusun kebijakan unutuk menata dan mengatur keberadaan Komunitas otomotif yang ada di Surakarta, khususnya Komunitas SCC terkait aktivitas dan eksistensinya di Kota Surakarta. 12 commit to user