BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain

advertisement
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian terkait dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam tabel di
bawah ini terlihat desain penelitian yang akan di lakukan untuk masing-masing tujuan
penelitian. Berdasarkan tujuan yang akan diteliti pada penulisan skripsi ini, maka jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, dimana penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui nilai suatu variabel mandiri dari strategi bisnis, tanpa harus
membuat suatu perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain, dengan
analisis data yang digunakan bersifat menjelaskan secara mendalam hasil penelitian
melalui pendekatan bukan angka atau nonstatistik. unit analisis berupa perusahaan (unit
business/corporate), dimana time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah
cross sectional, yang berarti penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu satu kali dan
mencerminkan suatu keadaan pada kurun waktu tertentu.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Jenis Penelitian
Unit Analisis
Time Horizon
T1
Deskriptif
Individual
Cross Sectional
T2
Deskriptif
Perusahaan
Cross Sectional
T3
Deskriptif
Perusahaan
Cross Sectional
Keterangan :
T-1 :
Mengetahui dan menganalisis brand equity dari merek PUTERI pada PT. Mustika
Ratu Tbk
T-2 :
Mengetahui dan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada
PT. Mustika Ratu Tbk.
55
66
T-3 :
Mengetahui dan menganalisis strategi bisnis yang tepat untuk meningkatkan brand
equity dari produk PT. Mustika Ratu Tbk yang bermerek PUTERI.
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu brand equity (ekuitas merek) untuk
mengetahui dan menganalisis brand equity dari merek PUTERI dan independent (strategi
bisnis) sebagai instrumen penelitian untuk menganalisis lingkungan ekstenal dan
lingkungan internal perusahaan. Maka untuk itu diperlukan matrik pengembangan
instrumen dalam memudahkan penyusunan instrumen untuk mengukur secara
mendalam mengenai variabel yang akan diteliti, dimana instrumen tersebut sudah
tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
Bentuk instrumen yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah quetionnaires (daftar
pertanyaan), dimana instrumen ini menggunakan daftar yang memuat bahan wawancara
secara tertulis yang dipegang dan diisi oleh responden (perusahaan PT. Mustika Ratu
Tbk), tetapi dilaksanakan dalam bentuk wawancara. Sedangkan skala pengukuran yang
digunakan untuk brand equity adalah skala likert dan penelitian bisnis menggunakan
skala Guttman/Dikotomi yang memberikan jawaban yang tegas berupa "ya" atau "tidak"
67
Tabel 3.2 Matrik Pengembangan Instrumen Brand Equity
Variabel
Dimensi
Indikator
1. Top of Mind
Brand Equity
Brand Awareness
(Ekuitas Merek)
(Kesadaran Merek)
2. Brand Recall
3. Brand Recognition
1. Kosmetik remaja yang dapat dipercaya
2. Kosmetik remaja yang terkenal
3. Iklan bagus / menarik
Brand Association
(Asosiasi Merek)
4. Diproduksi oleh perusahaan lokal
5. Diproduksi oleh perusahaan yang inovatif
6. Kualitas yang diperoleh sudah sesuai
dengan harga
7. Kosmetik remaja yang aman / tidak ada
efek samping
1. Mudah didapat
2. Kemasan bagus
3. Kualitas produknya aman
4. Kualitas produknya tahan lama
Perceived Quality
(Persepsi Kualitas)
5. Tidak ada efek samping
6. Peningkatan popularitas cepat
7. Inovasi produk cepat
68
8. Produknya sangat laku
9. Produknya “Up To Date”
10. Teknologi produknya modern
1. Switcher
2. Habitual Buyer
Brand Loyalty
(Loyalitas Merek)
3. Satisfied Buyer
4. Liking The Brand
5. Commited Buyer
Sumber : Darmadi Durianto 2004, p5
Tabel 3.3 Matrik Pengembangan Instrumen Eksternal dan Internal
Variabel
Manajemen
Indikator
1
Konsep manajemen strategis
2
Sasaran dan tujuan perusahaan
3
Pendelegasian wewenang
4
Struktur organisasi
5
Uraian dan spesifikasi pekerjaan
6
Moral karyawan
7
Tingkat keluar masuk - karyawan dan absensi
69
Pemasaran
Keuangan
Produksi
Teknologi
1
Segmentasi pasar
2
Pangsa pasar perusahaan
3
Saluran distribusi
4
Riset Pasar
5
Mutu produk
6
Penetapan Harga Produk Perusahaan
7
Strategi promosi, periklanan, dan publisitas
8
Perencanaan dan penganggaran pemasaran
1
Kekuatan dan kelemahan keuangan
2
Modal jangka pendek
3
Modal jangka panjang
4
Modal kerja
5
Prosedur penganggaran modal
6
Hubungan baik dengan investor
7
Pihak keuangan mayarakat
1
Fasilitas, peralatan, mesin dan kantor
2
Kebijakan pengendalian persediaan dan prosedur
3
Kebijakan pengendalian mutu dan prosedur
4
Lokasi fasilitas, sumber daya, dan pasar
1
Perkembangan teknologi
2
Penggunaan teknologi
70
Ekonomi
3
Penerapan teknologi
4
Kemudahan mendapatkan teknologi
5
Prosedur penggunaan teknologi
6
Pemeliharaan dan penggunaan teknologi
7
Penggunaan teknologi informasi
8
Kemudahan memperoleh teknologi
1
Pertumbuhan Pasar (jumlah penduduk, ekonomi dan GNP)
2
Kebijakan fiskal dan moneter ; kecenderungan / stabilitas
nilai mata uang, suku bunga, uang beredar
Sosial, Budaya,
3
Kecenderungan inflasi / deflasi
4
Tingkat produktivitas pekerja
1
Pendapatan per kapita
2
Gaya hidup konsumen
3
Tingkat upah dan gaji
4
Tingkat pengangguran
5
Sikap pelayanan kepada pelanggan
6
Pengendalikan polusi
7
Tanggung jawab sosial
8
Pemanfaatan barang-barang bekas
9
Perubahan citra rasa dan selera konsumen
Demografi, dan
Lingkungan
71
Politik,
10
Bencana alam
1
Peraturan-peraturan pemerintah
2
Sistem perpajakan
3
Kondisi politik luar negeri
4
Efektivitas dan tegaknya hukum
5
Aksi demonstrasi
1
Kekuatan dari pesaing
2
Strategi yang dilakukan oleh perusahaan
3
Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh para pesaing
4
Identitas image perusahaan
5
Diferensiasi
6
Produk subsitusi
Pemerintah, dan
Hukum
Persaingan
7
Produk subsitusi terhadap perusahaan
8
Kepekaan terhadap kualitas dibandingkan harga
9
Jumlah pemasok
10
Tugas pemasok
Sumber : David 2004, p106-122 dan p170-171
72
3.3 Jenis Dan Sumber Data Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka metode penelitian yang
akan digunakan dalam penyelesaikan skripsi adalah dengan metode kualitatif deskriptif .
Dimana unit analisis pada perusahaan yaitu perusahaan. Data-data yang digunakan
berupa data primer dan data sekunder. Pada data primer berupa informasi yang didapat
karena melakukan penelitian secara langsung dan bukan merupakan data dari hasil
pekerjaan orang lain, data ini di dapatkan dari wawancara, kuesioner dan observasi
langsung ke perusahaan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk penelitian
ini.
Data sekunder merupakan data yang sudah ada baik dalam bentuk laporan dan hasil
penelitian orang lain. Data di dapatkan dari informasi dan data perusahaan mengenai
kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Sedangkan sumber data di bagi menjadi dua, yaitu data internal dan data
eksternal. Data internal yaitu data yang di dapat dari dalam perusahaan yaitu berupa
laporan keuangan dan informasi strategi perusahaan yang telah di jalankan sebelumnya,
sedangkan data eksternal adalah data yang di dapat penulis dari informasi di luar
perusahaan seperti hasil penelitian sebelumnya yang pernah di teliti oleh pihak lain.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk brand awareness digunakan tabulasi data perhitungan jumlah presentase
pemilih suatu produk oleh responden sehingga akan menghasilkan produk kosmetik
remaja apa yang menempati posisi top of mind, brand recall, brand recognition.
Untuk mengukur brand association digunakan uji cohcran dengan rumus sebagai
berikut :
73
Q=
Dimana :
C (c - i) ∑ c 2 j - (c - 1) N 2
CN - ∑ Ri 2
C
= Banyaknya jumlah variabel (asosiasi)
Ri
= Jumlah total respon pada i pengamat (baris)
Cj
= Jumlah respon pada j variabel (kolom)
N
= Total Besar
Misalnya hipotesis pengujian sebagai berikut :
HA : Kemungkinan jawaban adalah sama untuk semua variabel asosiasi.
HB : Kemungkinan jawaban adalah berbeda untuk semua variabel asosiasi.
Jika Q > x2(∝,v) dimana V = C – 1 maka tolak HA
Terapan uji cohcran untuk mengetahui signifikasi setiap asosiasi yang ada dalam
suatu merek dimulai dengan menguji semua asosiasi. Atas dasar hasil analisis dilakukan
perbandingan antara nilai Q dengan x2
(∝,v).
jika Q < x2(∝,v), maka HA diterima yang
berarti semua asosiasi yang diuji saling berhubungan membentuk brand image dari suatu
merek. Jika diperoleh Q > x2(∝,v) dapat disimpulkan belum cukup bukti untuk menerima
H 0.
Dengan demikian tidak semua asosiasi adalah sama dan pengujian dilanjutkan
ketahap kedua untuk mengetahui asosiasi mana yang tidak sama dan dapat dikeluarkan
dari asosiasi-asosiasi penyusun brand image suatu merek. Setelah itu, akan dilihat dari
puteri betapa banyak atribut asosiasi yang mewakilinya. Jika pengujiannya lebih banyak
dari atribut maka hipotesis HA akan diterima sebaliknya HA ditolak.
74
Dalam penyusunan skripsi ini, teknik yang digunakan untuk melakukan penelitian
ini menggunakan 2 (dua) macam cara pengumpulan data, yaitu :
1. Riset Kepustakaan (Library Research)
Perolehan data yang bersifat teoritis dengan cara pengumpulan data dengan
cara mempelajari buku bacaan yang diperoleh dari :
a.
Buku Wajib (text book) yang berkaitan dengan penulisan skripsi,
seperti buku manajemen strategis karangan Fred R. David dan buku
Metode Penelitian Bisnis karangan Sugiyono (2003).
b.
Buku pelengkap (reference book) manajemen strategis karangan
Fred R. David , manajemen pemasaran karangan Philip Kotler.
Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek
Karangan Darmadi Durianto.
2. Riset Lapangan (Field Research)
Pengumpulan Data dengan cara melakukan penelitian secara langsung
dengan mengunjungi perusahaan PT. Mustika Ratu Tbk yang menjadi objek
penelitian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penulisan
skripsi. Adapun pengumpulan dengan cara ini, penulis melakukan penelitian
dengan cara sebagai berikut :
a. Metode Wawancara (Interview)
Melakukan
wawancara
perusahaan
PT.
Mustika
langsung
Ratu
yang
Tbk
berstruktur
mengenai
hal-hal
kepada
yang
berhubungan dengan tujuan penelitian yang akan di analisis dalam
penulisan skripsi ini.
b. Metode pengamatan (Observasi)
75
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
cara
mengadakan
observasi
langsung ke perusahaan PT. Mustika Ratu Tbk di Jalan Raya Bogor
Km 26, 4 Ciracas, Pasar Rebo Jakarta Timur 13740, untuk
menganalisis tentang kondisi bisnis perusahaan baik dari sisi
internal, eksternal, dan kegiatan operasional yang dilakukan oleh
perusahaan.
c. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)
Dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan secara tertulis
kepada konsumen mengenai brand equity untuk mengukur tingkat
ekuitas suatu merek. Dimana pada kuesioner ini skala penilaiannya
menggunakan skala Likert.
Sedangkan pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada
perusahaan PT. Mustika Ratu Tbk mengenai kondisi lingkungan yang
terjadi
pada
perusahaan,
untuk
mengetahui
faktor
internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan
ancaman) yang dimiliki oleh perusahaan saat ini dan dimasa yang
akan
datang.
Skala
penilaian
pada
pengisian
kuesioner
ini
menggunakan skala Guttman atau Dikotomi, dimana jawaban
menggunakan dua macam pilihan, yaitu “ya” atau “tidak”.
3.5 Metode Analisis
Dalam model brand equity, pengukuran-pengukuran dikelompokkan dalam empat
kategori. Empat Kategori yang mewakili persepsi konsumen tentang suatu merek melalui
empat dimensi ekuitas merek, yaitu : kesadaran Merek, assosiasi Merek, persepsi
kualitas, dan loyalitas merek.
76
Teknik analisis yang digunakan untuk melakukan penelitian mengenai strategi bisnis
pada perusahaan PT. Mustika Ratu Tbk adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah
analisis yang mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman dari lingkungannya. Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan,
strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic
planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
Tabel 3.4 Metode Analisis
Tujuan
Metode
Metode Analisis
T1
Deskriptif Survei
Brand Equity
T2
Deskriptif Survei
Matriks IFE dan EFE
T3
Deskriptif Survei
Matriks TOWS, SPACE, BCG, IE dan Grand
Penelitian
Strategy
Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja
pembuatan keputusan yang terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap input, tahap pencocokan,
dan tahap keputusan.
77
3.6 Kerangka Kerja Pengukuran Brand Equity / Penentuan Brand Equity
1.
Membuat daftar pertanyaan-pertanyaan (kuesioner) untuk setiap variabel-variabel
brand equity.
2.
Menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan (kuesioner) untuk setiap variabelvariabel brand equity kepada 140 responden.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1)
Variabel Demografi (Profil Responden)
Variabel Demografi menggambarkan pengelompokan responden dalam
beberapa kategori seperti jenis kelamin, usia. Informasi yang diperoleh dari
Variabel Demografi akan berguna untuk evaluasi kebijakan segmentasi pasar
untuk yang telah dijalankan.
2)
Variabel Brand Awareness
Variabel ini memberikan informasi tingkat kesadaran responden dalam
mengenal dan mengingat nama merek. Variabel ini dibagi menjadi sub-sub
variable yang urutannya sebagai berikut :
a.Tof of Mind (Puncak Pikiran)
b. Brand Recall (Pengingatan Kembali)
c. Brand Recognition (Pengenalan Merek)
d. Unware of Brand (tidak menyadari keberadaan merek)
e. Unware of Brand (tidak menyadari keberadaan merek)
3)
Variabel Brand Association
Variabel ini berkaitan dengan persepsi yang terbentuk dalam benak
responden mengenal karakteristik atau atribut-atribut produk yang dimiliki
oleh suatu merek.
78
4)
Variabel Perceived Quality
Variabel ini untuk mengetahui informasi mengenal ada atau letaknya
kesenjangan antara persepsi konsumen terhadap kualitas produk dan tingkat
kepentingan kualitas produk.
5)
Variabel Brand Loyalty
Variabel ini dibuat menjadi beberapa sub-sub variable terbagi atas tingkatan
loyalitas yang paling tinggi sampul yang paling rendah, urutannya adalah
sebagai berikut :
a. Comitted Buyer (Pembeli Komit)
b. Liking The Brand (Pembeli yang menyukai merek)
c. Satisfied Buyer (Pembeli yang puas)
d. Habitual Buyer (Pembeli yang bersifat kebiasaan)
e. Switcher (Pembeli berpindah-pindah)
79
3.7 Kerangka Kerja Analitikal Perumusan Strategi
TAHAP 1: TAHAP INPUT ( Input Stage )
Matriks
Evaluasi Faktor
Eksternal (EFE)
Matriks
Profil
Persaingan
Matriks
Evaluasi Faktor
Internal (EFI)
TAHAP 2: TAHAP PENCOCOKAN ( Matching Stage )
Matriks
Threat-Opportunities
Weakness-Strengths
(TOWS)
Matriks
Strategic Position and
Action Evaluation
(SPACE)
Matriks
Boston Consulting
Group (BCG)
Matriks
Internal-Eksternal
(IE)
Matriks
Grand Strategy
TAHAP 3: TAHAP KEPUTUSAN ( Decision Stage )
Quantitative Strategy Planning Matriks
(QSPM)
Gambar 3.5 Kerangka Kerja Analitis Perumusan Strategi
Sumber: David, R. Fred (2006), Manajemen Strategis (Konsep), Versi Bahasa Indonesia,
Edisi sepuluh. Jakarta : PT Prenhallindo, p 283.
3.7.1 Tahap Input
Langkah 1 dari kerangka kerja perumusan terdiri dari Matriks EFE, Matriks EFI, dan
Matriks Profil Persaingan. Tahap 1 (Tahap Input) meringkas informasi input dasar
yang diperlukan untuk merumuskan strategi.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
80
Matriks EFE meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya,
demografi,
lingkungan,
politik,
pemerintah,
hukum,
teknologi,
dan
persaingan. Langkah-langkah membentuk suatu Matriks Evaluasi Faktor
Eksternal (EFE) adalah sebagai berikut:
1. Membuat daftar faktor-faktor eksternal yang diidentifikasi dalam
proses audit eksternal. Termasuk peluang dan ancaman yang
mempengaruhi perusahaan dan industrinya.
2. Memberi bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0
(amat penting). Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor
diatas harus sama dengan 1,0.
3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis
untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat
menjawab
faktor
ini,
dengan
catatan
4=jawaban
superior,
3=jawaban diatas rata-rata, 1=jawaban jelek. Peringkat didasarkan
pada efektivitas strategi perusahaan. Peringkat didasarkan pada
keadaan perusahaan, sedangkan bobot dalam langkah 2 didasarkan
pada industri.
4. Mengalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan
nilai yang dibobot.
5. Jumlahkan
nilai
yang
dibobot
untuk
setiap
variabel
untuk
menentukan nilai yang dibobot total bagi organiasasi.
Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI)
Matriks EFI meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama
dalam berbagai bidang fungsional dari suatu usaha, dan matriks ini juga
81
memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan di antara
bidang-bidang ini. Langkah-langkah membentuk suatu Matriks Evaluasi
Faktor Internal (EFI) adalah sebagai berikut:
1. Menuliskan faktor-faktor sukses kritis seperti yang dikenali dalam
proses audit internal. Termasuk kekuatan maupun kelemahan.
2. Memberikan bobot dengan kisaran dari 0,0 (tidak penting) sampai
1,0 (terpenting) pada setiap faktor. Bobot yang diberikan pada suatu
faktor menunjukkan kepentingan relatif dari faktor itu untuk sukses
dalam industri yang ditekuni perusahaan. Jumlah dari semua bobot
harus sama dengan 1,0.
3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk
menunjukkan
apakah
faktor
itu
mewakili
kelemahan
utama
(peringkat=1), kelemahan kecil (peringkat=2), kekuatan kecil
(peringkat=3), atau kekuatan utama (peringkat=4). Peringkat
diberikan berdasarkan keadaan perusahaan, sedangkan bobot dalam
lengkah 2 didasarkan keadaan industri.
4. Mengalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan
nilai yang dibobot untuk setiap variabel.
5. Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk
menentukan total nilai yang dibobot untuk organisasi.
Matriks Profil Persaingan
Matriks
Profil
mengidentifikasi
Persaingan
pesaing
(CPM
utama
atau
Competitive
perusahaan
serta
Profile
Matrix)
kekuatan
dan
kelemahannya dalam kaitan dengan contoh posisi strategis perusahaan.
82
Bobot dan total nilai yang dibobotkan dalam CPM dan EFE mempunyai arti
yang sama. Akan tetapi, faktor-faktor dalam CPM termasuk isu internal dan
eksternal;
penilaian
merujuk
pada
kekuatan
dan
kelemahan.
Cara
membuatnya yaitu dengan cara membandingkan perusahaan pesaingnya.
3.7.2 Tahap Pencocokan
Langkah 2 disebut Tahap Pencocokan, memfokuskan pada menghasilkan strategi
yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal. Teknik Tahap 2
termasuk
Matriks
Threats-Opportunities-Weaknesses-Strengths
(TOWS
atau
Ancaman-Peluang-Kelemahan-Kekuatan), Matriks Strategic Position and Action
Evaluation (SPACE), Matriks BCG (Boston Consulting Group), Matriks InternalEksternal (IE), dan Matriks Grand Strategy.
Matriks Threats-Opportunities-Weakness-Strengths (TOWS)
Matriks TOWS ini merupakan alat pencocokan yang penting yang membantu
dalam mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO, Strategi WO,
Strategi ST, dan Strategi WT. Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan
internal kunci merupakan bagian sulit terbesar untuk mengembangkan
Matriks TOWS dan memerlukan penilaian yang baik dan tidak ada satu pun
kecocokan terbaik.
83
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
IFAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
PELUANG – O
Daftar Peluang
ANCAMAN – T
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
KEKUATAN - S
Daftar Kekuatan
STRATEGI SO
Gunakan kekekuatan untuk
memanfaatkan peluang
STRATEGI ST
Gunakan kekuatan untuk
menghindari ancaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
KELEMAHAN - W
Daftar Kelemahan
STRATEGI WO
Atasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang
STRATEGI WT
Meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
Gambar 3.6 Matriks TOWS
Sumber: David, R. Fred (2006), Manajemen Strategis (Konsep), Versi Bahasa Indonesia,
Edisi sepuluh. Jakarta : PT Prenhallindo, p 287
ƒ
Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Semua perusahaan
menginginkan berada dalam posisi kekuatan internal dapat dipakai untuk
memanfaatkan kecendrungan dan peristiwa eksternal. Bila mempunyai
kelemahan utama, perusahaan akan berusaha keras untuk mengatasinya
84
dan membuatnya menjadi kekuatan, sedangkan bila menghadapi ancaman
besar, perusahaan akan berusaha menghindarinya agar dapat memusatkan
perhatian pada peluang.
ƒ
Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang
peluang eksternal kunci ada, tetapi sebuah perusahaan mempunyai
kelemahan internal yang menghambatnya menggunakan peluang itu.
ƒ
Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan
perusahaan
untuk
menghindari
atau
mengurangi
dampak
ancaman
eksternal.
ƒ
Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik defensif
yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari
ancaman lingkungan. Sebuah organisasi dihadapkan pada berbagai ancaman
eksternal dan kelemahan internal mungkin bahkan dalam posisi penuh
resiko. Faktanya, perusahaan seperti itu mungkin harus berjuang agar dapat
bertahan, merjer, penghematan, menyatakan bangkrut, atau memilih
likuidasi.
Langkah-langkah yang digunakan untuk menyusun Matriks TOWS:
1. Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan.
2. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan.
3. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan.
4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan.
5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan
mencatat resultan Strategi SO dalam sel yang tepat.
85
6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan
mencatat resultan Strategi WO.
7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan
mencatat resultan Strategi ST.
8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan
mencatat resultan Strategi WT.
Matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)
Matriks Strategic Position and Action Evaluataion (SPACE) terdiri dari
kerangka kerja empat kuadran yang menunjukkan apakah strategi agresif,
konservatif, defensif, atau bersaing paling cocok untuk sebuah organisasi.
Sumbu Matriks SPACE menggambarkan dua dimensi internal (kekuatan
keuangan [FS, financial strength], dan keunggulan bersaing [CA, competitive
advantage]) dan dua dimensi eksternal (stabilitas lingkungan [ES,
environmental stability] dan kekuatan industri [IS, industry strength]).
Keempat faktor ini penentu paling penting dari posisi strategis organisasi
secara keseluruhan. Tergantung pada tipe organisasi, berbagai variabel
dapat menyusun setiap dimensi yang digambarkan pada sumbu Matriks
SPACE. Faktor-faktor yang masuk dalam Matriks EFE dan EFI harus
dipertimbangkan ketika mengembangkan Matriks SPACE. Seperti Matriks
TOWS, Matriks SPACE harus disesuaikan dengan organisasi tertentu yang
sedang dipelajari dan didasarkan pada informasi nyata sebanyak mungkin.
86
Konservatif
Agresif
FS
+6
+5
+4
+3
+2
+1
0
CA
-6
-5
-4
-3
-
-2
-1
IS
0
1
-1
2
3
4
5
6
-2
-3
-4
-5
-6
Defensif
ES
Bersaing
Gambar 3.7 Matriks SPACE
Sumber: David, R. Fred (2006), Manajemen Strategis (Konsep), Versi Bahasa Indonesia,
Edisi sepuluh. Jakarta : PT Prenhallindo, p 293.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk mengembangkan Matriks SPACE
adalah sebagai berikut:
1. Pilih kumpulan variabel untuk menetapkan kekuatan keuangan (FS),
keunggulan bersaing (CA), stabilitas lingkungan (ES), dan kekuatan
industri (IS).
2. Beri nilai angka mulai dari +1 (terburuk) samapi +6 (terbaik) dari
masing-masing variabel yang menyusun dimensi FS dan IS. Beri nilai
87
angka mulai dari -1 (terbaik) sampai -6 (terburuk) dari masingmasing variabel yang menyusun dimensi ES dan CA.
3. Menghitung nilai rata-rata dari FS, CA, IS, dan ES dengan
menjumlah nilai-nilai yang diberikan pada variabel dari masingmasing dimensi dan membagi dengan jumlah variabel yang
disertakan dalam setiap dimensi.
4. Menggambarkan titik nilai rata-rata FS, IS, ES, dan CA pada sumbu
yang tepat dalam Matriks SPACE.
5. Tambahkan dua nilai pada sumbu x dan gambarkan titik resultan
pada X. Tambahkan dua nilai pada sumbu y dan gambarkan titik
resultan pada Y. Gambarkan perpotongan titik xy yang baru.
6. Gambarkan vektor penunjuk arah dari Matriks SPACE semula lewat
titik perpotongan yang baru. Vektor ini mengungkapkan tipe strategi
yang direkomendasikan untuk organiasasi agresif, bersaing, defensif,
atau konservatif.
Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Matriks Boston Consulting Group (BCG) terdiri dari empat kuadran, yaitu:
ƒ
Tanda Tanya: Pada kuadran I ini posisi pangsa pasar relatif rendah,
tetapi bersaing dalam industri dengan pertumbuhan tinggi. Pada
umumnya kebutuhan uang tunai perusahaan ini tinggi dan hasilnya
rendah. Bisnis ini disebut Tanda Tanya karena organisasi harus
memutuskan apakah memperkuat devisi itu dengan menjalankan
strategi insentif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau
pengembangan produk) atau menjualnya.
88
ƒ
Bintang: Pada kuadran II ini mewakili peluang jangka panjang
terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas. Divisi dengan pangsa
pasar relatif tinggi dan tingkat pertumbuhan industri tinggi harus
menerima investasi cukup besar untuk mempertahankan atau
memperkuat posisi dominannya. Intergrasi ke depan, ke belakang,
dan
horisonal;
penetrasi
pasar;
pengembangan
pasar;
pengembangan produk; dan usaha patungan merupakan strategi
yang tepat untuk dipertimbangkan bagi divisi ini.
ƒ
Sapi Perah: Dalam kuadran III ini mempunyai posisi pangsa pasar
relatif tinggi tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhan
lambat. Disebut Sapi Perah karena menghasilkan uang tunai
melebihi
yang
diperlukannya,
sering
dipakai
untuk
subsidi.
Pengembangan produk atau diversifikasi konsentrik mungkin strategi
yang menarik untuk Sapi Perah yang kuat, akan tetapi kalau divisi
Sapi Perah menjadi lemah, penghematan atau divestasi mungkin
lebih tepat.
ƒ
Lapuk: Dalam kuadran IV ini mempunyai posisi pangsa pasar relatif
rendah dan bersaing dalam industri dengan pertumbuhan rendah
atau tanpa pertumbuhan; posisi ini disebut Anjing dalam portofolio
perusahaan. Karena posisinya yang lemah baik internal maupun
eksternal, bisnis ini sering dilikuidasi, didivestasi, atau dipangkas
lewat penghematan.
89
POSISI PANGSA PASAR RELATIF
Tinggi
1,0
Tinggi
+20
KECEPATAN
PERTUMBUHAN
PENJUALAN
INDUSTRI
(persentase)
Sedang
0
Sedang
0,5
Rendah
0,0
Bintang
II
Tanda Tanya
I
Sapi Perah
III
Anjing
IV
Rendah
-20
Gambar 3.8 Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Sumber: David, R. Fred (2006), Manajemen Strategis (Konsep), Versi Bahasa Indonesia,
Edisi sepuluh. Jakarta : PT Prenhallindo, p 299.
Langkah-langkah penggunaan Matriks BCG:
1. Mengidentifikasi unit analisis:
Produk dapat berupa individual product, untuk segmen pasar
tertentu, serta dapat digunakan untuk menganalisis strategi unit
bisnis, korporat maupun nasional.
2. Mengumpulkan data statistik yang diperlukan untuk analisis:
ƒ
Data penjualan tahunan tiap produk.
ƒ
Data penjualan tahunan kompetitor (untuk produk yang
sama).
ƒ
Tingkat pertumbuhan tahunan tiap produk.
90
3.
Menghitung pangsa pasar relatif:
Dengan cara membagi penjualan tahunan produk terhadap total
penjualan kompetitor, dengan asumsi sebagai berikut :
ƒ
Apabila pangsa pasar = 1, perusahaan ini memiliki pangsa pasar
sama dengan kompetitor utama.
ƒ
Apabila pangsa pasar < 1, perusahaan ini memiliki pangsa pasar
lebih kecil dari kompetitor utama.
ƒ
Apabila pangsa pasar > 1, perusahaan ini memiliki pangsa pasar
lebih besar dari kompetitor utama.
4. Membuat plot pangsa pasar pada diagram matriks BCG:
b. Masing-masing perusahaan dibuatkan plot sesuai dengan
market growth rate (persentase pertumbuhan penjualan)
dan posisi relatif dengan pesaing (market share). Persentase
pertumbuhan penjualan adalah proyeksi tingkat penjualan
untuk pasar yang akan dilayani. Biasanya diukur dengan
peningkatan persentase dalam nilai/volume penjualan dua
tahun terakhir.
c.
Persentase pertumbuhan penjualan merupakan indikator
relative attractivenes dari pangsa pasar dibagi dengan
pangsa pasar dari pesaing yang paling dominan.
d. Posisi relative competition merupakan perbandingan dasar
dari relative strength dari berbagai bisnis yang berbeda
91
dalam portofolio bisnis, dalam kaitannya dengan kekuatan
masing-masing posisi di business’s respective market.
5. Rumusan setiap kuadran:
Tingkat pertumbuhan pasar pada umumnya dibedakan berdasarkan
klasifikasi tinggi dan rendah. Sedangkan posisi relatif kompetitor
dibedakan pangsa pasar antara 0,0 dan 1,0, sehingga posis
tergolong tinggi disebut pemimpin. Selajutnya setelah bisnis unit
tersebut dibuatkan plotnya dalam Matriks BCG, pengaruhnya dapat
dilihat dalam strategi di tingkat korporat secara keseluruhan.
Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks Internal-Eksternal (IE) menempatkan divisi dari suatu organisasi
dalam sembilan sel. Matriks IE serupa dengan Matriks BCG dalam arti
keduanya menempatkan berbagai divisi dari organiasasi dalam diagram
skematis, sehingga keduanya disebut matriks portofolio.
92
TOTAL NILAI IFE YANG DIBERI
BOBOT
TOTAL NILAI EFE YANG
DIBERI BOBOT
Tumbuh dan bina
Kuat
3,0 – 4,0
Rata-rata
2,0 – 2,99
Lemah
1,0 – 1,99
I
II
III
3,0
IV
V
VI
2,0
VII
VIII
IX
4,0
Tinggi
3,0 – 4,0
Sedang`
2,0 – 2,99
Rendah
1,0 – 1,99
1,0
Pertahankan
dan pelihara
Panen dan
divestasi
Gambar 3.9 Matriks Internal-Eksternal (IE)
Sumber: David R. Fred (2006), Manajemen Strategis (Konsep), Versi Bahasa Indonesia,
Edisi sepuluh. Jakarta : PT Prenhallindo, p 301.
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci: total nilai EFI yang diberi
bobot pada sumbu x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu y.
Dari total nilai yang diberi bobot setiap divisi Matriks IE ditingkat korporasi
dapat disusun, pada sumbu x Matriks IE, total nilai EFI yang diberi bobot dari
1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah; nilai dari 2,0
sampai 2,99 dianggap sedang; dan nilai 3,0 sampai 4,0 kuat. Demikian pula
dengan sumbu y, total nilai EFE yang diberi bobot 1,0 sampai 1,99 dianggap
rendah; nilai 2,0 sampai 2,99 sedang; dan 3,0 sampai 4,0 tinggi.
93
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak
strategi berbeda. Pertama divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat
disebut tumbuh dan bina, strategi insentif (penetrasi pasar, pengembangan
pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi
kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal) mungkin paling
tetap untuk semua divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau
VII terbaik dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara; pentrasi
pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang terbanyak
dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini. Ketiga, divisi yang umum masuk dalam sel
VI, VIII, atau IX adalah panen atau divestasi.
Matriks Grand Strategy
Matriks Grand Strategy mempunyai alat populer untuk merumuskan strategi
alternatif. Semua organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat
kuadran strategi dari Matriks Grand Strategy.
94
PERTUMBUHAN PASAR CEPAT
Kuadran II
POSISI
BERSAING
LEMAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pengembangan pasar
Penetrasi pasar
Pengembangan produk
Integrasi horizontal
Divestasi
Likuidasi
Kuadran I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pengembangan pasar
Penetrasi pasar
Pengembangan produk
integrasi ke depan
Integrasi ke belakang
Integrasi horizontal
Diversifikasi konsentrik
Kuadran IV
Kuadran III
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penghematan
Diversifikasi konsentrik
Diversifikasi horizontal
Diversifikasi konglomerat
Divestasi
Likuidasi
1.
2.
3.
4.
POSISI
BERSAING
KUAT
Diversifikasi konsentrik
Diversifikasi horizontal
Diversifikasi konglomerat
Usaha patungan
PERTUMBUHAN PASAR LAMBAT
Gambar 3.10 Matriks Grand Strategy
Sumber: David, R. Fred (2006), Manajemen Strategis (Konsep), Versi Bahasa Indonesia,
Edisi sepuluh. Jakarta : PT Prenhallindo, p 307.
Penentuan Matriks Grand Strategy didapatkan dari hasil CPM (Competitive
Profile Matrix) dengan melihat pertumbuhan pasar untuk industri tersebut
dan posisi bersaing dari perusahaan, sehingga hasilnya dapat dilihat dalam
kuadran I, II, III, dan IV.
Perusahaan yang berada di Kuadran I dari Matriks Grand Strategy berada
dalam posisi strategis yang baik sekali. Untuk semua perusahaan ini,
konsentrasi
terus
menerus
pada
pasar
ini
(penetrasi
pasar
dan
pengembangan pasar) dan produk (pengembangan produk) merupakan
strategi yang tepat. Bukan merupakan tindakan bijaksana untuk perusahaan
95
di Kuadran I untuk bergeser dari keunggulan bersaing yang sudah terbentuk.
Kalau organisasi Kuadran I mempunyai kelebihan sumber daya, maka
integrasi ke belakang, ke depan, atau horizontal dapat merupakan strategi
yang efektif. Kalau sebuah perusahaan Kuadran I terlalu besar komitmennya
pada produk tunggal, maka diversifikasi konsentrik dapat mengurangi resiko
yang berkaitan dengan lini produk yang sempit.
Perusahaan yang berada dalam Kuadran II perlu mengevaluasi pendekatan
ke pasar yang dipakai saat ini secara serius. Walaupun industri sedang
tumbuh, mereka tidak mampu bersaing secara efektif, dan mereka harus
menentukan mengapa pendekatan perusahaan saat ini tidak efektif dan
bagaimana perubahan terbaik bagi perusahaan untuk memperbaiki daya
saingnya. Karena perusahaan dalam Kuadran II berada dalam posisi
pertumbuhan pasar yang cepat, strategi yang intensif biasanya merupakan
pilihan pertama yang harus dipertimbangkan. Akan tetapi, bila perusahaan
tidak mempunyai kompetensi khas atau keunggulan bersaing, maka integrasi
horizontal harus dipertimbangkan.
Organisasi di Kuadran III bersaing dalam industri dengan pertumbuhan
lambat dan mempunyai posisi bersaing yang lemah. Perusahaan ini harus
membuat perubahan drastis dengan cepat untuk menghindari kematian dan
kemungkinan likuidasi. Biaya ekstensif dan pengurangan aset harus dikejar
terlebih dahulu. Strategi alternatif adalah untuk menggeser sumber daya dari
bisnis saat ini menjadi bidang berbeda. Bila semua yang lain gagal, pilihan
terakhir untuk bisnis Kuadran III adalah divestasi atau likuidasi. Bisnis
96
Kuadran IV mempunyai posisi bersaing yang kuat tetapi berada dalam
industri dengan pertumbuhan lambat. Berbagai perusahaan ini mempunyai
kekuatan untuk meluncurkan program diversifikasi ke bidang pertumbuhan
yang menjanjikan. Perusahaan Kuadran IV mempunyai karakteristik tingkat
arus kas tinggi dan keperluan pertumbuhan internal terbatas dan sering
dapat melakukan diversifikasi konsentrik, horizontal, atau
konglomerat
dengan sukses. Perusahaan pada Kuadran IV juga dapat melakukan usaha
patungan.
3.8 Tahap Pengambilan Keputusan
Langkah 3 disebut Tahap Keputusan, menggunakan satu macam teknik, Quantitative
Strategy Planning Matriks (QSPM). QSPM menggunakan informasi input dari Tahap 1
untuk secara sasaran mengevaluasi strategi alternatif layak yang diidentifikasi dalam
Tahap 2. QSPM mengungkapkan daya tarik relatif dari strategi alternatif dan oleh karena
itu menjadi dasar sasaran untuk memilih strategi spesifik.
Analisis dan intuisi menyediakan dasar untuk membuat keputusan perumusan strategi.
Teknik mencocokkan pada tahap 2 mengungkapkan strategi alternatif yang layak.
Banyak diantara strategi kemungkinan diusulkan oleh manajer dan karyawan yang
berpartisipasi dalam analisis strategi dan aktivitas pemilihan.
Matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM)
QSPM adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi
strategi alternatif secara objektif, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk
sukses eksternal dan internal yang dikenal sebelumnya. Secara konsep,
97
QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan pada
sejauh mana faktor-faktor sukses kritis eksternal dan internal dimanfaatkan
atau diperbaiki.
Daya tarik relatif dari setiap strategi dalam satu set alternatif dihitung
dengan menetapkan dampak kumulatif dari setiap faktor sukses kritis
eksternal dan internal. Berapa pun jumlah set strategi alternatif dapat
dimasukkan dalam QSPM, dan dalam berapa pun jumlah strategi dapat
menyusun suatu set, tetapi hanya strategi dalam set tertentu dievaluasi
realtif terhadap yang lain.
Sifat positif dari QSPM adalah bahwa set strategi dapat diperiksa secara
berurutan atau bersamaan, selain itu QSPM adalah alat ini mengharuskan
ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang
terkait ke dalam proses keputusan. Walaupun mengembangkan QSPM
memerlukan sejumlah keputusan subyektif, membuat beberapa keputusan
kecil sepanjang proses akan meningkatkan kemungkinan keputusan strategis
akhir akan yang terbaik untuk organisasi. QSPM bukan tanpa beberapa
keterbatasan: proses ini selalu memerlukan penilaian intuitif dan asumsi
yang diperhitungkan, dan konsep ini hanya dapat sebaik informasi yang
diperlukan dan analisis penjodohan yang menjadi landasannya.
98
Tabel 3.11 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
ALTERNATIF STRATEGI
Faktor-faktor Kunci
Bobot
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Faktor-faktor Kunci Eksternal
Ekonomi
Politik/legal/pemerintah
Teknologi
Persaingan
Faktor-faktor Kunci Internal
Manajemen
Pemasaran
Keuangan/Akunting
Produksi/Operasi
Sumber Daya Manusia
Sumber: David, R. Fred (2006), Manajemen Strategis (Konsep), Versi Bahasa Indonesia,
Edisi sepuluh. Jakarta : PT Prenhallindo, p 309.
Langkah-langkah dalam mengembangkan QSPM adalah sebagi berikut:
1. Mendaftar
peluang/ancaman
kunci
eksternal
dan
kekuatan/kelemahan internal dari perusahaan dalam kolom
kiri dari QSPM. Informasi ini harus diambil langsung dari Matriks
EFE dan Matriks EFI. Minimal 10 faktor sukses kritis eksternal dan 10
faktor sukses kritis internal harus dimasukkan dalam QSPM.
2. Memberikan
bobot
untuk
setiap
faktor
sukses
kritis
eksternal dan internal. Bobot ini identik dengan yang dipakai
dalam Matriks EFE dan Matriks EFI. Bobot dituliskan dalam kolom di
sebelah kanan faktor sukses kritis eksternal dan internal.
99
3. Memeriksa
tahap
mengidentifikasikan
dipertimbangkan
2
(pencocokan)
strategi
perusahaan
alternatif
untuk
matriks
yang
dan
harus
diimplementasikan.
Catat semua strategi ini di baris teratas dari QSPM. Kelompokkan
strategi menjadi set yang saling eksklusif bila mungkin.
4. Menetapkan Nilai Daya Tarik (AS), tentukan nilai numerik yang
menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif
set tertentu. Nilai Daya Tarik ditetapkan dengan memeriksa setiap
faktor sukses kritis eksternal dan internal, satu per satu, dan
mengajukan pertanyaan, ”Apakah faktor ini mempengaruhi strategi
pilihan yang akan dibuat ?” Bila jawaban atas pertanyaan ini ya,
maka strategi itu harus dibandingkan relatif pada faktor kunci.
Secara spesifik, Nilai Daya Tarik harus diberikan pada setiap strategi
untuk menunjukkan daya tarik realtif dari satu strategi atas strategi
yang lain, mempertimbangkan faktor tertentu. Nilai Daya Tarik itu
adalah 1=tidak menarik, 2=agak menarik, 3=cukup menarik, dan 4=
amat menarik. Bila jawaban atas pertanyaan di atas tidak,
menunjukkan bahwa faktor sukses kritis yang bersangkutan tidak
mempunyai pengaruh pada pilihan spesifik yang akan dibuat, anda
tidak perlu memberikan Nilai Daya Tarik pada strategi dalam set
tersebut.
5. Menghitung Total Nilai Daya Tarik. Total Nilai Daya Tarik
ditetapkan sebagai hasil perkalian bobot (langkah 2) dengan Nilai
Daya Tarik (langkah 4) dalam setiap baris. Total Nilai Daya Tarik
menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi alternatif, hanya
100
mempertimbangkan dampak dari faktor sukses kritis eksternal atau
internal di baris tersebut. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik,
semakin menarik alternatif strategi itu.
6. Menghitung Jumlah Total Nilai Daya Tarik. Menjumlahkan Total
Nilai Daya Tarik dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah Total
Nilai Daya Tarik mengungkapkan strategi mana yang paling menarik
dalam setiap set strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi
itu semakin menarik, mempertimbangkan semua faktor sukses kritis
eksternal dan internal relevan yang dapat mempengaruhi keputusan
strategis. Besarnya perbedaan antara Jumlah Total Nilai Daya Tarik
dalam suatu set alternatif strategi tertentu menunjukkan seberapa
besar sebuah strategi lebih diinginkan relatif terhadap yang lain.
3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Rancangan implikasi untuk penelitian adalah bahwa dilakukannya tahapan analisis dari
pengumpulan data-data perusahaan sampai pada pengambilan keputusan strategi yang
tidak terlepas dari kebijakan dan tujuan perusahaan. Alat analisis yang digunakan akan
mengintegrasikan faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan menjadi sebuah
strategi yang dapat meningkatkan brand image perusahaan dimata konsumen dan
mendukung perusahaan dalam kondisi persaingan yang dihadapi saat ini. Sehingga hasil
implikasi dari penerapan strategi bisnis baru perusahaan dapat memberikan hasil yang
memuaskan bagi pihak perusahaan karena dengan semakin dikenalnya brand image
perusahaan maka perusahaan pun akan dapat meningkatkan tingkat penjualannya
sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh akan maksimal.
Download