68 bab iv implementasi prinsip mudharabah muthlaqah dan wadi`ah

advertisement
BAB IV
IMPLEMENTASI PRINSIP MUDHARABAH MUTHLAQAH DAN
WADI’AH PADA TABUNGAN IB HASANAH DI BNI SYARIAH
CABANG PEKALONGAN
A. Implementasi prinsip mudharabah muthlaqah dan wadi’ah pada
Tabungan IB Hasanah di BNI Syariah Cabang Pekalongan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 pasal 1 tentang
Perbankan, yang dimaksud dengan tabungan adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Sedangkan yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah
tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah atau bagi hasil
yang ditentukan dalam nisbah tertentu diawal perjanjian. Dan tabungan
wadi’ah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadi’ah atau
titipan dan insentif bisa mendapatkan bonus yang tidak disyaratkan
dimuka merupakan kebijakan bank syariah semata yang bersifat sukarela.1
Tabungan IB Hasanah di BNI Syariah Cabang Pekalongan adalah
bentuk investasi dana yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan
akad mudharabah muthlaqah atau simpanan dana yang menggunakan
1
Adi Warman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2006), hlm.297-299
68
69
akad wadi’ah yang memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan bagi
nasabah dalam mata uang rupiah. Dengan setoran awal dan administrasi
yang ringan (bebas biaya khusus akad wadi’ah) nikmati kenyamanan dan
kemudahan bertransaksi bersama Tabungan IB Hasanah.
Mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal
(shahibul mal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh
keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati.
Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan penuh untuk
mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah.
Wadi’ah adalah transaksi penitipan dana dari nasabah pada bank,
dengan jaminan dana dapat ditarik sewaktu-waktu oleh nasabah,
berkesempatan mendapatkan bonus yang jumlahnya tidak diperjanjikan.2
Dengan hasil wawancara dengan ibu Siska Novita selaku
Consumer Sales Head di BNI Syariah Cabang Pekalongan menuturkan
ketika nasabah ingin membuka rekening tabungan IB Hasanah selaku
Customer Servicenya juga pasti akan menerangkan perbedaan antara
tabungan IB Hasanah dengan akad wadi’ah dan akad mudharabah. Jika
motifnya hanya menyimpan saja dan bebas biaya bulanan maka bisa
dipakai produk tabungan wadi’ah, sedangkan untuk memenuhi nasabah
yang bermotif investasi atau mencari keuntungan maka tabungan
mudharabah yang sesuai. Disini selaku Customer Service hanya
menjelaskan dan menyarankan saja apa yang harus sesuai dengan
2
Data diperoleh dari brosur Tabungan IB Hasanah BNI Syariah Cabang Pekalongan, pada
tanggal 10 Desember 2014
70
kebutuhan nasabah itu sendiri. Tetapi semua tergantung nasabah itu sendiri
menginginkan untuk membuka rekening tabungan IB Hasanah dengan
akad yang wadi’ah atau mudharabah.3
Adapun syarat-syarat dalam pembukaan rekening tabungan IB Hasanah,
antara lain:4
1. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening
2. Menunjukkan asli identitas (KTP/SIM/Paspor)
3. Menyerahkan foto copy bukti identitas diri
4. Melakukan setoran awal minimal Rp.100.000,Fasilitias Tabungan IB Hasanah:5
1. Tersedia pilihan dengan akad mudharabah atau wadi’ah
2. Bebas biaya administrasi bulanan untuk akad wadi’ah
3. Buku Tabungan
4. Kartu BNI Syariah Card Silver
5. E-banking (ATM, SMS Banking, Internet Banking dan
Phone
Banking)
6. Autodebet untuk pembayaran berbagai tagihan atau setoran
bulanan Tabungan IB Tapenas Hasanah dan Tabungan IB Haji
Hasanah
7. Dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)
3
Wawancara dengan ibu Siska Novita (Consumer Sales Head) pada tanggal 10 Desember
2014
4
Data diperoleh dari brosur Tabungan IB Hasanah BNI Syariah Cabang Pekalongan, pada
tanggal 10 Desember 2014
5
Ibid
71
8. Dapat dijadikan agunan pembiayaan
Keunggulan Tabungan IB Hasanah:6
1. Mendapatkan BNI Syariah Card Silver yang dapat dimanfaatkan
sebagai:
a. Kartu Debit untuk belanja di merchant berlogo Mastercard
di seluruh dunia.
b. Kartu ATM melalui jaringan ATM BNI, ATM Bersama, &
MasterCard di seluruh Indonesia serta jaringan ATM
Internasional Cirrus di seluruh dunia.
c. Penarikan tunai melalui ATM hingga Rp.5.000.000,-/hari.
2. Setiap pembukaan BNI Syariah Card, nasabah secara otomatis
berdonasi sebesar Rp.500,- yang akan disalurkan untuk kegiatan
sosial.
3. Mendapatkan
bagi
hasil
yang
kompetitif
(khusus
akad
Mudharabah).
4. Pembukaan rekening dan transaksi penarikan serta penyetoran
dapat dilakukan di lebih dari 787 kantor cabang BNI dan 58 kantor
cabang BNI Syariah.
5. Dapat dijadikan sebagai agunan pembiayaan.
6. Dana nasabah dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).
7. Layanan informasi 24 jam dan dapat bertransaksi melalui EBanking (ATM, Call center 5789 9999 dan 68888, internet banking
6
ibid
72
dan sms banking). Layanan E-Banking ini didukung oleh
infrastruktur teknologi PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Nisbah:7
Nisbah Tabungan iB Hasanah 22:78 (nasabah : bank)
Biaya:8
Tabel 4.1
Wadi’ah
Pengelolaan Rekening per
Mudharabah
Rp 0,-
Rp 5000,-
Tutup Rekening
Rp 20.000,-
Rp 10,000,-
Saldo Minimum
Rp 20.000,-
Rp 100.000,-
Rp 0,-
Rp 10.000,-
bulan
Biaya
Dibawah
Saldo
Minimum
Pembuatan Kartu ATM
Rp 5.000,-
Menabung merupakan tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena
dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan,
perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang
tidak diinginkan. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang menjelaskan bahwa
7
http://www.bnisyariah.co.id (diakses pada tanggal 19 Maret 2015)
Ibid
8
73
nasabah pada tabungan IB Hasanah telah mempersiapkan hari esok yang lebih
baik sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 266 :9
    
    











  
    








Artinya : “Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin
mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungaisungai; Dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan,
kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang Dia mempunyai
keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras
yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.”
Ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan
mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani (iman/takwa)
maupun
secara
ekonomi
harus
dipikirkan
langkah-langkah
perencanaannya. Salah satu langkah perencanaan adalah dengan
menabung.10
9
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta:Gema
Insani,2011), hlm.153
10
Ibid, hlm.154
74
Proses Administrasi Pembukaan Rekening Tabungan IB Hasanah:11
1. Memeriksa keabsahan kartu identitas (seperti alamat, tgl
berlaku, photo, tanda tangan nasabah dll) sebagai persyaratan
pembukaan rekening.
2. Mengarahkan pengisian formulir dengan cara :

CS
meminta
Nasabah
mengisi
seluruh
data
(perorangan) yang ada pada formulir pembukaan
rekening secara lengkap (sambil menunjukkan kolom
yang harus diisi secara keseluruhan pada kolom 1 (data
nasabah perorangan) dan 2 (produk dan fasilitas yang
diinginkan).

CS
meminta
kepada
Nasabah
untuk
membaca
Pernyataan dan Persetujuan Nasabah terutama pada
butir 7 (Disclaimer KYC).

CS
menjelaskan
dan
meminta
Nasabah
untuk
menandatangani formulir sebagai tanda bahwa nasabah
telah memahami dan menyetujui syarat serta ketentuan
pembukaan rekening.

CS
meminta
Ketentuan
kepada
Umum
Nasabah
dan
untuk
Persyaratan
membaca
Pembukaan
Rekening serta menandatanganinya.
3. Ketika nasabah sedang isi formulir :
11
Data diperoleh dari power point BNI Syariah Cabang Pekalongan, (pada tanggal10
Desember 2014)
75

CS melakukan interupsi untuk mempersiapkan buku
tabungan & registernya, mengambil PIN, Kartu ATM
dan registernya serta memfotocopy kartu identitas.

CS menanyakan apakah ada kesulitan pada pengisian
formulir dan membantu nasabah apabila ada yang
kurang jelas.

CS mulai melakukan penginputan data berdasarkan
kartu identitas dan wawancara.
4. Setelah
nasabah
menyerahkan
formulir pembukaan
rekening yang telah diisi maka CS memeriksa kelengkapan
data
dan meminta nasabah untuk mengisi formulir KYC
(Know Your Customer) atau
PMN (Prinsip Mengenal
Nasabah). Formulir KYC ini wajib diisi terutama untuk
penghasilan perbulan, tujuan
pembukaan rekening,
dan
sumber dana. Apabila belum terisi maka nasabah wajib
melengkapi & CS menyampaikan “sesuai ketentuan BI & ini
merupakan mandatory dalam proses pembukaan rekening”.
5. Mencetak buku tabungan, kemudian melakukan proses
penandatanganan buku tabungan, registernya, serta register
kartu ATM dan PIN nya oleh nasabah.
6. Meminta Pemimpin / Penyelia datang ke meja CS untuk
memberikan otorisasi lokal SMS Banking dan menandatangani
buku tabungan.
76
7. Menyampaikan informasi kepada nasabah ada biaya meterai
6000 dan biaya pembuatan kartu ATM.
Kegiatan atau praktik pada bank syariah tidak akan berjalan lancar
tanpa adanya rukun dan syarat pada akad yang digunakan dalam produk
dana maupun pembiayaan.Adapun rukun dan syarat pada akad
mudharabah,
baik
mudharabah
mutlaqah
maupun
mudharabah
muqayyadah.
Rukun akad mudharabah :
1. Shahibul mal (pemilik dana).
2. Mudharib (pengelola).
3. Sighat (ijab qabul).
4. Ra’sul maal (modal)
5. Al’aml (usaha)
Syarat-syarat Mudharabah :12
1. Untuk shahibul mal dan mudharib, syarat keduanya adalah
harus mampu bertindak selayaknya sebagai majikan dan wakil.
2. Sighat atau ijab dan qabul, harus diucapkan oleh kedua pihak
untuk menunujukkan kemauan mereka, dan terdapat kejelasan
tujuan mereka dalam melakukan kontrak.
12
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2008),
hlm. 226
77
3. Modal adalah sejumlah uang yang diberikan oleh shahibul mal
kepada
mudharib
untuk
tujuan
investasi
dalam
akad
mudharabah. Modal disyaratkan harus diketahui jumlah dan
jenisnya (mata uang) dan modal harus disetor tunai kepada
mudharib.
4. Keuntungan, syarat keuntungan yang harus terpenuhi adalah
keuntungan tidak boleh dihitung berdasarkan prosentase dari
jumlah
modal
yang
diinventasikan,
melainkan
hanya
keuntungan saja setelah dipotong besarnya modal. Keuntungan
untuk masing-masing pihak tidak ditentukan dalam jumlah
nominal, misalnya satu juta, dua juta dan seterusnya. Karena
jika ditentukan dengan nilai nominal berarti shahibul mal telah
mematok untung tertentu dari sebuah usaha yang belum jelas
untung dan ruginya. Ini akan membawa pada perbuatan riba.
5. Pekerjaan atau usaha adalah kontribusi mudharib dalam
kontrak mudharabah yang disediakan sebagai pengganti untuk
modal.
Dari ketentuan yang ada pada BNI Syariah Cabang Pekalongan produk
Tabungan iB Hasanah dalam pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan
yang ada dalam akad mudharabah mutlaqah dalam muamalah yaitu
dengan melihat rukun dan syarat akad mudharabah :
1. Adanya Pelaku
78
Dalam hal ini nasabah Tabungan iB Hasanah bertindak sebagai
shahibul
mal
atau
pemilik
dana,
dimana
nasabah
menginvestasikan dananya untuk perencaan masa yang akan
datang dan BNI Syariah Cabang Pekalongan bertindak sebagai
mudharib atau pengelola. Dimana BNI Syariah Cabang
Pekalongan mengelola dana nasabah untuk menghasilkan
keuntungan.
2. Adanya pemilik modal
Dalam hal ini modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam
bentuk uang tunai bukan piutang, pemilik modal adalah pihak
anggota Tabungan iB Hasanah.
3. Adanya laba atau keuntungan
Yaitu sebuah keuntungan yang diperoleh dari modal anggota
kemudian dikelola oleh pihak BNI Syariah Cabang Pekalongan
sehingga mendapatkan laba atau keuntungan.
4. Adanya kesepakatan (ijab dan qabul).
Kesepakatan disini adalah kesepakatan antara anggota atau
nasabah tabungan iB Hasanah dengan pihak BNI Syariah dan
melakukan bagi hasil. Sebelum membuka rekening Tabungan
iBHasanah, nasabah melakukan wawancara kepada custumer
service, agar custumer service menjelaskan tentang prosedur
pembukaan rekening Tabungan iB Hasanah,syarat-syarat yang
harus dipenuhi dan menjelaskan akad yang berlaku dalam
79
Tabungan iBHasanah, setelah nasabah memahami dan mulai
membuka akan terjadi persetujuan antara nasabah dengan pihak
BNI Syariah.
Menurut ibu Siska novita selaku Consumer Sales Head di BNI
Syariah Cabang Pekalongan, bahwa BNI Syariah Cabang Pekalongan
menerapkan prinsip mudharabah muthlaqah pada tabungan IB Hasanah
karena dengan menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah bank akan
memiliki kebebasan penuh dalam menginvestasikan dana nasabah dan
bebas untuk mengalokasikannya tanpa bertentangan dengan prinsip
syariah. Dalam prinsip mudharabah, nasabah bertindak sebagai shahibul
mal atau pemilik dana, sedangkan BNI Syariah bertindak sebagai
mudharib atau pengelola dana. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib,
BNI Syariah akan menggunakan dana nasabah (shahibul mal) tersebut
untuk melakukan berbagai usaha produktif disektor riil dan tidak
bertentangan dengan prinsip syariah, diantaranya digunakan untuk
memberikan
pembiayaan
yang
membutuhkan
modal
untuk
mengembangkan usahanya, seperti pembiayaan KPR, talangan haji,
wirausaha dll.13
Tabungan
IB
Hasanah memfasilitasi
nasabah
yang ingin
menginvestasikan dana agar tumbuh dan berkembang tetapi tidak
melanggar prinsip syariah. Nasabah bisa menyimpan dana dan bank akan
13
Wawancara dengan ibu Siska Novita (Consumer Sales Head) pada tanggal 10 Desember
2014
80
menggunakan dana nasabah untuk disalurkan ke pembiayaan. Dari hasil
pengelolaan dana, nasabah akan memperoleh imbalan berupa nisbah bagi
hasil ditetapkan pada awal pembukaan rekening dan disepakati oleh kedua
belah pihak. Bagi hasil yang diterima oleh nasabah diperjanjikan dalam
bentuk prosentase. Jika bank mendapatkan keuntungan besar, maka bagi
hasil yang diterima oleh nasabah juga besar, dan jika keuntungan yang
didapat bank rendah maka bagi hasil yang diterima oleh nasabah juga
rendah. Dengan prinsip mudharabah, maka bank dan nasabah akan
berbagi untung rugi, sehingga tercipta keadilan diantara keduanya.
Rukun dan syarat wadi’ah
Rukun wadi’ah ada 4 macam, yaitu:14
1. Barang yang dititipkan ( wadi’ah)
2. Pemilik barang/orang yang bertindak sebagai pihak yang
menitipkan(muwaddi’)
3. Pihak yang menyimpan/memberikan jasa custodian (mustawda’)
4. Ijab qabul (sighot)
Syarat-syarat wadi’ah adalah sebagai berikut :15
1. Barang titipan, syaratnya adalah barang titipan itu harus jelas
bisadipegang dan dikuasai. Maksudnya barang titipan itu bisa
diketahuijenisnya, identitasnya dan bisa dikuasai untuk dipelihara.
14
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, Cet.
Ke-1, 2003), hlm. 34
15
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah),
Edisi1,(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Cet.Ke-1,2003), hlm. 248-249
81
2. Pemilik barang, syaratnya adalah pemilik barang itu harus sudah
baligh,berakal dan cerdas (dapat bertindak secara hukum), tidak
sahpenitipan jika dilakukan oleh anak kecil walaupun dia sudah
baligh,hal itu disebabkan karena dalam akad wadi’ah banyak
mengandungresiko penipuan, selain itu orangyang melakukan
penitipan tersebutjuga harus dapat bertindak secara hukum.
3. Pihak yang menyimpan, syaratnya adalah bagi penerima titipan
harusmenjaga barang titipan tersebut dengan baik dan memelihara
barangtitipan tersebut di tempat yang aman sebagaimana kebiasaan
yanglazim berlaku pada orang banyak berupa pemeliharaan.
4. Ijab qabul akad ijab qabul di dalam wadi’ah yaitu ijabnya
diucapkandengan perkataan dan qabulnya dilakukan dengan
perbuatan. Akad ijabqobul antara penitip dengan penerima titipan
dapat dilakukan secarajelas atau tersirat asalkan bisa menunjukkan
kalau perbuatan tersebutakan mengakibatkan ijab qabul. Seperti
contoh “perkataan penitipkepada seseorang (penerima titipan)
“saya titipkan”, dan penerimatiitipan menerima maka sempurnalah
ijab qabul titipan secara jelas, atauseseorang datang dengan
membawa sebuah pakaian kepada seseorang penitip berkata “ini
titipan kepadamu”, dan penerima titipan diammaka sahlah ijab
qobul titipan secara tersirat”.
Dari ketentuan yang ada pada BNI Syariah Cabang Pekalongan
produk Tabungan iB Hasanah dalam pelaksanaannya sesuai dengan
82
ketentuan yang ada dalam akad wadi’ah dalam muamalah yaitu dengan
melihat rukun dan syarat akad wadi’ah :
1. Barang titipan, syaratnya adalah barang titipan itu harus jelas bisa
dipegang dan dikuasai. Dalam hal ini nasabah menitipkan atau
menabung sejumlah uangnya kepada pihak BNI syariah cabang
pekalongan yaitu melalui tabungan IB Hasanah.
2. Pemilik barang, dalam hal ini pemilik barang
yaitu nasabah
tabungan IB Hasanah yang sudah sesuai syarat dan ketentuan yang
berlaku.
3. Pihak yang menyimpan, dalam hal ini pihak yang menyimpan yaitu
BNI Syariah Cabang Pekalongan dengan syarat penerima titipan
harus menjaga dan memelihara tabungan IB Hasanah tersebut
dengan baik.
4. Ijab qabul akad ijab qabul di dalam wadi’ah yaitu kesepakatan
antara nasabah tabungan IB Hasanah dengan pihak BNI Syariah
yang sudah saling mempersetujui antara ketentuan dan syarat yang
berlaku dari masing-masing pihak agar bisa berjalan baik sesuai
muamalah yang ada dan tidak ada yang saling dirugikan. Disini
nasabah menitipkan uangnya berupa tabungan IB Hasanah dan
pihak bank menerimanya.
Dalam produk tabungan yang dikembangkan oleh BNI Syariah
Cabang Pekalongan salah satunya adalah tabungan IB Hasanah yang
menggunakanakad wadi’ah yad dhamanah. Pada tabungan IB Hasanah,
83
pihak penitip (nasabah) menitipkan dananya pada BNI Syariah dimana
dana atau barangnya boleh digunakan atau dimanfaatkan oleh pihak yang
dititipi (Bank). Sebagai konsekuensinya, bank bertanggung jawab terhadap
keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikannya kapan saja
pemiliknya menghendaki. Di sisi lain, bank juga berhak sepenuhnya atas
keuntungan dari hasil penggunaan atau pemanfaatan dana atau barang
tersebut. Mengingat wadi’ah yad dhamanah ini mempunyai implikasi
sama dengan qard, maka nasabah penitip dan bank tidak boleh saling
menjanjikan untuk membagihasilkan keuntungan harta tersebut. Namun
demikian, bank diperkenankan memberikan bonus kepada pemilik harta
titipan selama tidak disyaratkan di muka. Dengan kata lain, pemberian
bonus merupakan kebijakan bank syariah semata yang bersifat sukarela.16
Tentu saja dalam hal ini BNI Syariah mendapat hasil dari
pengggunaan hasil dana tersebut. Pihak BNI Syariah juga dapat
memberikan bonus kepada penitip yang tidak ada di awal perjanjian akad,
karena bonus tersebut bersifat sukarela. Oleh karena itu, dalam tabungan
IB Hasanah tidak ada pihak yang dirugikan, karena dana selalu berputar.
Karakteristik wadi’ah yad dhamanah adalah harta yang dititipkan boleh
dan dapat dimanfaatkan oleh yangmenerima titipan.17
Adapun prinsip akad wadi’ah yad dhamanah adalah sebagai berikut:
16
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada,Cet. Ke-7, 2010, hlm 345
17
Muhammad Syafi’i Antonio. Op. cit. hlm. 149
84
1. Pihak BNI Syariah dapat memanfaatkan dan menyalurkan dana
yang disimpan serta menjamin bahwa dana tersebut dapat
ditarik setiap saatoleh pemilik dana, namun demikian rekening
ini tidak bolehmengalami saldo negatif (overdraft).
2. Pihak BNI Syariah bertanggung jawab atas barang atau uang
yang dititipi,bila terjadi kerusakan atau kehilangan.
3. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak
milikatau ditanggung bank, sedangkan pemilik dana tidak
memperolehimbalan atau menanggung kerugian. Manfaat yang
diperoleh
pemilikdana
adalah
jaminan
keamanan
dari
simpanannya serta fasilitas tabungan lainnya. Bank dapat
memberikan bonus kepada pemilikdana namun tidak boleh
diperjanjikan di muka.
4. Nasabah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak BNI Syariah
untuk mengolah dana tersebut secara profesional dandi
salurkan kepada usaha-usaha yang menguntungkan dan sesuai
dengansyariah.
5. Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya
mencakupizin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan
lain yangdisepakati selama tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
Pada umumnya, dana titipan (wadi’ah) pihak ketiga berupa
tabungan, tujuan orang menitipkan dana pada bank adalah karena alasan
85
keamanan
dan
memperoleh
keleluasaan
untuk
menarik
kembali
dananyasewaktu-waktu.
Dalam praktiknya BNI Syariah Cabang Pekalongan menyesuaikan
atau menerapkan produk dana maupun pembiayaan pada Fatwa DSN.
Adapun Fatwa DSN untuk prinsip mudharabah dan wadi’ah yaitu :18
Fatwa DSN No. 02/DSN-MUI/IV/2000, yang berbunyi :
Pertama : Tabungan ada dua jenis :
1. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu tabungan
yang berdasarkan perhitungan bunga.
2. Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan
prinsip mudharabah dan wadi’ah.
Kedua : Ketentuan Umum Tabungan Berdasarkan Mudharabah :
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal
atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau
pengelola dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syari’ah
dan
mengembangkannya,
termasuk
didalamnya
mudharabah dengan pihak lain.
18
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia,(Yogyakarta:Gajah Mada
University Press,2007), hlm.90
86
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai
dan bukan piutang.
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah
dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan
dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi
haknya.
6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan
nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.
Ketiga: Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Wadi'ah:
1. Bersifat simpanan.
2. Simpanan
bisa
diambil
kapan
saja
(on
call)
atau
berdasarkankesepakatan.
3. Tidak
ada
imbalan
yang
disyaratkan,
kecuali
dalam
bentukpemberian ('athaya) yang bersifat sukarela dari pihak
bank.
87
Gambar 4.1
SISTEM PENGELOLAAN DANA BANK SYARIAH
B. Metode Perhitungan Bagi Hasil dan Penentuan Bonus Tabungan IB
Hasanah dengan Prinsip Mudharabah Muthlaqah dan Wadi’ah pada
Tabungan iB Hasanah di BNI Syariah Cabang Pekalongan.
Metode perhitungan bagi hasil yang digunakan di BNI Syariah
cabang Pekalongan dalam produk Tabungan Hasanah adalah Revenue
Sharing, sesuai dengan fatwa DSN No 02/DSN-MUI/IV/2000.Revenue
sharing adalah bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan
dana sebelum dikurangi biaya-biaya. Dengan menggunakan metode
revenue sharing dapat meningkatkan asset di BNI Syariah karena tingkat
bagi hasil yang diterima shahibul maal yang lebih besar dibandingkan
dengan tingkat suku bunga pada pasar yang berlaku.19
Tabungan iB Hasanah yang merupakan salah satu produk dana
yang dikelola BNI Syariah dengan harapan produk tersebut dapat
19
Data diperoleh dari power point BNI Syariah Cabang Pekalongan, (pada tanggal10
Desember 2014)
88
mendatangkan keuntungan yang besar baik untuk nasabah maupun pihak
Bank. Oleh karena itu, BNI Syariah harus mampu memberikan bagi hasil
kepada penyimpan dana minimal sama dengan atau lebih besar dari suku
bunga yang berlaku di Bank Konvensional dan mampu menarik bagi hasil
dari debitur lebih rendah dari pada bunga yang berlaku di Bank
Konvensional.
Jadi dapat dikatakan bahwa besarnya bagi hasil merupakan faktor
penting bagi BNI Syariah dalam
menarik masyarakat untuk memilih
tempat penyimpanan uangnya. Oleh karena itu BNI Syariah Cabang
Pekalongan menggunakan rumus perhitungan bagi hasil pada produk
Tabungan iB Hasanah sebagaiberikut :
Nominal Bagi Hasil = ( Saldo nasabah : Total DPK) x
Pendapatan kas x Nisbah
BNI Syariah Cabang Pekalongan menggunakan metode revenue
sharing, dengan alasan :20
1. Dana yang dilemparkan dalam bentuk pembiayaan oleh bank
adalah dana polling sehingga sulit untuk menelusuri satu
persatu sumber dana yang dilemparkan dalam pembiayaan.
2. Nasabah belum terbiasa/siap menerima kondisi berbagi hasil
dan berbagi resiko.
20
Ibid
89
3. Kemungkinan tingkat perhitungan bagi hasil yang diterima
pemilik dana akan lebih besar dibandingkan tingkat suku bunga
pasar yang berlaku
Prinsip Bagi hasil dalam BNI Syariah Cabang Pekalongan :21
1. Dana Mudharabah
a. Semua pendapatan dari pengelolaan dana mudharabah
yang dihimpun dibagikan kepada shahibul maal.
b. Apabila
PENGHIMPUNAN
>
PENYALURAN
(PEMBIAYAAN)
Pendapatan yang dibagikan adalah pendapatan dari
pembiayaan
ditambah
dengan
pendapatan
dari
penyaluran
lainnya
(sumber
dananya
dari
danamudharabah)
c.
Apabila
PENGHIMPUN
<
PENYALURAN
(PEMBIAYAAN)
Pendapatan yang dibagikan hanya sebesar porsi
danamudharabahyang dihimpun saja.
2. Dana Wadi’ah
Pendapatan atas pengelolaan dana wadi’ah sepenuhnya
menjadi hak bank. Bank dapat memberikan bonus (tidak
diperjanjikan sebelumnya).
21
Ibid
90
Perhitungan Bagi hasil dihitung secara harian dengan unsur-unsur sebagai
berikut :22
1. Pendapatan
a. Porsi
pendapatan
didistribusikan
pengelolaan
(sebagai
unsur
dana
yang
akan
pendapatan
pada
distribusi bagi hasil atau pendapatan).
b. Nisbah Nasabah (pemilik dana atau shahibul mal).
Angka pembagian untuk pemilik dana (shahibul mal)
yang telah disepakati dari awal.
2. Pendapatan pemilik dana (shahibul mal)
adalah porsi pendapatan penyimpanan dana dalam rupiah
(nominal) Perhitungan :
Pendapatan pemilik dana : Pendapatan x nisbah untuk shahibul
mal
3. Nisbah bank (mudharib)
Angka nisbah untuk pengelolaan dana atau bank (mudharib)
4. Pendapatan bank (mudharib)
adalah porsi pendapatan bank (mudharib) dalam rupiah
(nominal)
Perhitungan : Pendapatan bank = alokasi pendapatan x nisbah
bank.
22
Ibid
91
Adapun Contoh perhitungan Bagi hasil pada Tabungan iB Hasanah
di BNI Syariah Cabang Pekalongan :23
Saldo Nasabah
= Rp 2.000.000
Jenis Produk
= Tabungan iB Hasanah
Nisbah Bagi hasil
= 22% :78% (nasabah:bank)
Pendapatan Kas bulan berjalan
= Rp 5.000.000
Total DPK bulan berjalan
= Rp 1.000.000.000
Jumlah hari dalam bulan berjalan
= 30 hari
Nominal bagi hasil
= (Saldo nasabah:total DPK) x
pendapatan kas x nisbah
=(2.000.000:1.000.000.000) x
5.000.000 x 22 %
=0,002 x 5.000.000 x 22%
=2.200
Eq, Rate
=(2.200 :2.000.000 ) x (365/30)
=1,34% p.a
Jadi, bagi hasil dalam rata-rata perbulan yang diperoleh nasabah
adalah Rp 2.200,Tabungan iB Hasanah dalam menentukan bagi hasilnya sesuai
dengan fatwa DSN NO. 02/DSN-MUI/IV/2000, yaitu :
23
Ibid
92
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal
atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau
pengelola dana.Dalam hal ini nasabah Tabungan iB Hasanah
sebagai shahibul mal dimana nasabah mengiinvestasikan
dananya untuk perencanaan masa yang akan datang dan BNI
Syariah Cabang Pekalongan bertindak sebagai mudharib atau
pengelola yang bertugas mengelola dana nasabah untuk
menghasilkan keuntungan.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syari’ah dan mengembangkannya, termasuk didalamnya
mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk
tunai dan bukan piutang. dalam hal ini pemilik modalnya yaitu
nasabah Tabungan iB Hasanah. Modal disini dalam bentuk
setoran awal minimal Rp 100.000.
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah
dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Pembagian
Nisbah bagi hasil untuk Nasabah Tabungan iB Hasanah adalah
22% dan untuk BNI Syariah Cabang Pekalongan adalah 78%,
yang akan dijelaskan dan dinyatakan dalam akad yaitu akad
mudharabah mutlaqah dalam setiap pembukaan rekening
Tabungan iB Hasanah.
93
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan
dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi
haknya. Untuk penutupan biaya operasional BNI Syariah
menggunakan metode perhitungan Revenue Sharing, dimana
perhitungan bagi hasil berdasarkan pendapatan kas yang
diterima bank.
6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan
nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. Dalam hal ini
BNI
Syariah
tidak
diperbolehkan
mengurangi
nisbah
keuntungan nasabah karena ini sudah perjanjian dari awal yang
tidak boleh dilanggar kecuali dari persetujuan Nasabah
Tabungan iB Hasanah.
Bagi hasil dalam penghimpunan dana pada dasarnya hanya
terdapat dalam akad mudharabah sedangkan pada akad wadi’ah
tidakterdapat bagi hasil, hanya berupa bonus yang diberikan secara
sukarela olehbank tanpa diperjanjikan sebelumnya.
Berdasarkan wawancara dengan ibu Siska Novita selaku Consumer
Sales Head di BNI Syariah Cabang Pekalongan menuturkan bahwa dalam
Tabungan IB Hasanah dalam akad wadi’ah ini pihak Bank tidak
memberikan bonus yang ada hanya bebas biaya administrasi bulanan
untuk akad wadi’ah dan jaminan tidak ada potongan nominal, titipan akan
94
dikembalikan utuh sesuai jumlah nominal tabungan dan dapat ditarik
sewaktu-waktu oleh nasabah.24
Dalam ketentuan fikih kontemporer. Bahwa akad wadi’ah
memiliki ketentuan yang menyebutkan bahwa pemberian bonus itu atas
kesukarelaan dari pihak bank. Serta pemberian bonus pada akad wadi’ah
itu tidak diberikan diawal atau disebutkan diawal akad. Ini dikarenakan
konsep dasar wadiah merupakan titipan saja. Yang hanya dijaga oleh si
penerima titipan. Bonus tersebut diberikan dengan ketentuan prerogatif
atau kebijakan dari pihak bank tersebut.
Dalam fatwa DSN No.02/DSN-MUI/IV/2000 dinyatakan bahwa
tabungan berdasarkan wadi’ah. Fatwa tersebut juga menyebutkan bahwa
dalam ketentuan umum tabungan wadi’ah tidak ada imbalan yang
disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (‘athaya) yang bersifat
sukarela dari pihak bank. Ini jelas menunjukkan bahwa wadi’ah pada
dasarnya tidak ada bonus, bonus merupakan pemberian yang bersifat
sukarela dari pihak bank.
Ketentuan umum tabungan wadi’ah:25
1. Bersifat simpanan.
2. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan
kesepakatan.
24
Wawancara dengan ibu Siska Novita (Consumer Sales Head) pada tanggal 10 Desember
2014
25
Abdul Ghofur Anshori, Opcit, hlm.90
95
3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk
pemberian ('athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
Selain itu juga dalam literatur yang ada menyebutkan bonus tersebut
diberikan dengan ketentuan prerogatif atau kebijakan dari bank tersebut.
Bonus diberikan atas kebijakan bank syariah, dapat memberikan “bonus”
kepada penitip dengan syarat sebagai berikut:26
1. Bonus merupakan kebijakan hak prerogatif dari bank sebagai
penerima titipan.
2. Bonus tidak disyaratkan sebelumnya dan jumlah yang
diberikan, baik dalam prosentase maupun nominal (tidak
ditetapkan dimuka).
Adapun dalam ketentuan-ketentuan umum tabungan wadi’ah,
menunjukkan bahwa imbalan atau bonus tidak diisyaratkan serta tidak
disebutkan diawal akad. Dalam artian ketika melaksanakan akad, imbalan
atau bonus tidak disebutkan dan tidak dicantumkan dalam brosur.
Jelas dalam teori-teori yang melandasi akad wadiah, dari fatwa
DSN dan dari literatur yang ada. Ini menunjukkan benar adanya bahwa
bonus atau imbalan tidak disyaratkan dan tidak disebutkan diawal akad.
Produk tabungan IB Hasanah merupakan tabungan/simpanan yang
dijalankan berdasarkan akad wadiah yad dhamanah, yaitu titipan murni
26
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah
(Jakarta:PT.Grasindo,2005), hlm.20
96
yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak
pemiliknya atau berdasarkan kesepakatan diawal pembukaan. Bank diberi
izin oleh nasabah untuk memanfaatkan dana atau uang titipan untuk sektor
produktif yang sesuai dengan prinsip syariah. Bank juga berhak atas
keuntungan dari hasil pemanfaatan dana atau uang tersebut. Tetapi sebagai
konsekuensinya, bank bertanggungjawab terhadap keutuhan uang titipan
tersebut serta mengembalikannya kapan saja pemilik menghendaki atau
berdasarkan kesepakatan. Akad wadi’ah yang digunakan adalah akad
wadi’ah yad dhamanah, hal ini dikarenakan agar dana titipan dari nasabah
dapat digunakan untuk kegiatan operasional, sehingga bank dapat
menyalurkan dana titipan melalui pembiayaan kepada nasabah yang
membutuhkan. Keuntungan serta kerugian dari penyaluran dana tersebut
menjadi tanggungjawab penuh bank, jadi nasabah yang menitipkan dana
tidak perlu takut akan adanya kemungkinan kerugian yang akan terjadi.
Dalam operasional, produk tabungan IB Hasanah ini, bank tetap
memperhatikan aspek dan prinsip-prinsip syariah. Hal ini dilakukan agar
produk simpanan terhindar dari praktek yang mengandung unsur maisir
(perjudian), gharar (penipuan), jahalah (ketidakjelasan), dan riba yang
dilarang dalam islam. Selain terpenuhinya rukun dan syarat akad, bank
juga
memperhatikan
aspek
tanggungjawab,
keadilan,
sukarela,
kebersamaan dalam menjalankan tabungan ini, aspek inilah yang harus
sangat diperhatikan sehingga terhindar dari gharar, jahalah, maisir dan
riba.
97
Dan tabungan IB Hasanah di BNI Syariah Cabang Pekalongan
sudah sesuai implementasi akad wadiah dalam pasal 3 dan 5 PBI
No.7/46/PBI/2005 yaitu sebagai berikut:27
1. Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah
bertindak sebagai pemilik dana titipan.
2. Dana titipan disetor penuh kepada Bank dan dinyatakan dalam
jumlah nominal.
3. Dana titipan dapat diambil setiap saat.
4. Tidak diperbolehkan menjanjikan pemberian imbalan atau
bonus kepada nasabah.
5. Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah.
27
Abdul Ghofur Anshori, Opcit, hlm.91
Download