Forum Komunikasi Gizi dan Kesehatan (FKGK) [email protected] Seminar Setengah Hari Program CSR untuk Percepatan Pencapaian Program Gizi 3 Desember 2010, Gedung SEAMEO-TROPMED RCCN UI Salemba, Jakarta SEAMEO-TROPMED Regional Center for Community Nutrition, University of Indonesia RINGKASAN ACARA Latar belakang Corporate Social Responsibility banyak diartikan sebagai suatu bentuk tanggung jawab organisasi terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, masyarakat dan lingkungan nya. Pada perkembangannya, CSR dimaknai sebagai suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekenomi dan kesejahteraan masyarakat di lingkungan sekitar ataupun masyarakat luas. Kesejahteraan masyarakat dapat dinilai salah satunya melalui status gizi masyarakat tersebut. Anak balita merupakan kelompok masyarakat yang sangat responsif terhadap perubahan lingkungannya, oleh karena itu status gizi anak balita dapat dijadikan tolok ukur dinamika perubahan sosial ekonomi masyarakatnya. Mengacu pada data SUSENAS, Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2010, keadaan sosial ekonomi masyarakat di Indonesia masih belum baik, dengan ditunjukkannya tingginya masalah gizi di Indonesia. Gambaran masalah gizi di Indonesia menunjukkan bahwa masalah tersebut terjadi cukup awal dalam masa kehidupan (dimulai umur 6 bulan), bersifat kronis, masalah gizi Page 2 of 20 kurang yang tinggi – termasuk didalamnya kekurangan gizi mikro, dan masalah gizi lebih yang mulai tampak. Dikarenakan penyebab masalah gizi yang kompleks, penanganan masalah gizi hendaklah secara komprehensif dan holistik yang mengacu pada daur kehidupan. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dari banyak pihak untuk mencapai masyarakat yang sadar tentang pentingnya gizi bagi kelangsungan kehidupan yang lebih baik. Tujuan Seminar Setengah Hari tentang Program CSR untuk Percepatan Pencapaian Program Gizi ditujukan untuk berbagi pengalaman mengenai program CSR dalam program gizi di Indonesia. Waktu dan tempat Kegiatan diselenggarakan di Gedung SEAMEO‐TROPMED RCCN Universitas Indonesia, Jl.Salemba Raya no. 4 Jakarta 10430, pada hari Jumat tanggal 3 Desember 2010. Page 3 of 20 Agenda acara 08.00–09.00 Pendaftaran 09.00‐09.15 Pembukaan oleh COO SEAMEO TROPMED RCCN dr. Endang L. Achadi, MPH, Dr. PH 09.15‐09.45 Acuan prinsip program CSR: Toni Wahid (Manager Social Responsibility GAP Inc Asia Tenggara) 09.45‐10.15 Regulasi & etika dalam bermitra dengan Corporate dalam mengatasi masalah gizi di Indonesia: Lucia Veronika Pardede, Kasie Konsumsi Makanan KemenKes RI 10.15‐10.45 Berbagi pengalaman dari pelaksana program gizi di Indonesia: • Evie Woro Yulianti (Program Manager FRESH‐Save the Children) • Winarti Sukaesih (Direktur Eksekutif Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia) 10.45‐11.45 Tanya jawab & penyusunan framework Moderator: Ir. Siti Muslimatun, PhD 11.45‐12.00 Kesimpulan dan penutup 12.00‐13.00 Sholat Jumat & Makan siang Page 4 of 20 Peserta Peserta berjumlah 43 orang terdiri dari anggota mailing list Forum Komunikasi Gizi dan Kesehatan maupun peminat yang umumnya bekerja di institusi gizi dan kesehatan dan juga sebagai pengajar bidang gizi dan kesehatan serta peminat program‐program CSR. Keseluruhan komposisi peserta adalah berikut: 1. Pendidikan (SEAMEO‐TROPMED RCCN UI, FKM UI, Program Studi Gizi STIK St. Carolus, Universitas Bakrie) 2. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Kementrian Kesehatan RI 3. LSM (Yayasan Lembaga Konsumen, Yayasan Kakak, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, WVP, WVI, Plan Indonesia, Mercy Corps, Save the Children, ASA IM) 4. Organisasi jejaring (Company Community Partnership for Health in Indonesia/CCPHI, PNPM Mandiri 5. Industri/CSR Industri (Nokia Siemens Network, CSR Karawang International Industrial City (KIIC), Gap Inc, Unilever, Bintang Toejoeh, Danone Institute) 6. Mahasiswa S2 dan S3 SEAMEO TROPMED RCCN. Page 5 of 20 Doing at least some good Toni Wahid Manager Social Responsibility GAP Inc Asia Tenggara ‐ ‐ ‐ Gap menjadi Icon Pop culture di Amerika, sering menjadi target protes2 atas tuduhan exploitasi tenaga kerja. Proposal yang diterima GAP bervariasi, program yang sudah dilakukan kompetitor tidak akan didukung, sebagai etika kompetisi antar branch (misalnya tidak akan masuk ke wilayah yg sudah didukung Nike). Tiap pihak yg sudah memasukkan proposal dianggap sebagai partner. Dalam mempertimbangkan sebuah proposal, yang pertama dikaji populerkah program yg ditawarkan NGO bagi image perusahaan? Apakah akan menaikkan image di depan target market (misalnya perempuan usia 25 tahun ke atas, fun, percaya diri). Keberhasilan dalam menjalankan program perlu dicantumkan di proposal untuk membantu identifikasi proposal yg perlu didukung. Networking sangat membantu dalam memutuskan kerja sama suatu program (kadang justru Gap yg mencari partner yg dikenal utk mensupport program tertentu). ‐ ‐ ‐ ‐ Apakah program bisa mengakibatkan backfire pada perusahaan? Misalnya di Timur Tengah, tidak akan dukung program KB karena akan menyulitkan posisi perusahaan (diserang krn mendukung hal yg tdk popular). Program CSR bukan filantropi, bila mendapat proposal yg pertama dikaji apakah program yg ditawarkan mendukung perusahaan (garmen-GAP) o Program yg menyoroti kekurangan zat besi diantara buruh pabrik garmen o Menyoroti mengapa over the counter drugs yg paling diminati di pabrik adalah obat-obat painkiller. o Concern terbesar adalah penurunan daya tahan karyawan karena menurunkan produktivitas kerja serta banjir yang mengakibatkan delay pengiriman bahan. o Mengadakan evaluasi bagaimana pabrik2 memastikan hak pekerja dengan pengupahan standar UMR. o Apakah potensial memberikan efek multiplier: misalnya membuka wawasan karyawan dengan program bisnis di rumah (buka salon, warteg) Masalah kesehatan & pendidikan adalah masalah utama yg paling menguras keuangan. Karena itu program financial literacy bagi karyawan sangat didukung untuk memberdayakan karyawan dalam mengelola keuangan. Karyawan diajarkan tanggap terhadap resiko mengurangi penghasilan misalnya mengawasi suami karyawan yg merokok, serta mengajarkan agar tidak terjebak dalam hutang dari rentenir, kartu kredit dll. Gap Indonesia masih tercakup dalam Anti corruption Act USA dan menjungjung tinggi Code of conduct, tidak aka nada karyawan yg bisa menerima suap/menyogok. Page 7 of 20 Regulasi dan Etika dalam bermitra dengan corporate dalam mengatasi masalah gizi di Indonesia Lucia Veronika Pardede, MSc Kepala Seksi Konsumsi Makanan Kementerian Kesehatan RI ‐ ‐ ‐ ‐ Masalah gizi terkini di Indonesia adalah gizi kurang (18,4%), stunting (36,8%), Kurang Energi Kronik pada WUS, overweight, defisiensi Vitamin A dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium. Adanya disparitas masalah gizi antar propinsi di Indonesia makin menjadi perhatian. RISKESDAS 2010 menunjukkan hanya sedikit penurunan angka kurang gizi. Dari publikasi The Lancet’s Series on Maternal and Child Undernutrition, 2008 diketahui bahwa intervensi paling efektif menurunkan kematian: breastfeeding counseling, sedangkan yang paling efektif menurunkan anak pendek improvement of complementary feeding. Komitmen Global & Nasional dalam perbaikan gizi masyarakat tertuang dalam MDG indikator 1 serta sasaran RPJMN & RENSTRA Kemkes 2010-2014, dari 8 indikator, hanya dipilih dua indikator yang menjadi sasaran Inpres 3 tahun 2010. yaitu perbaikan prevalensi gizi kurang dan pendek. Ada empat strategi promosi ASI: Perundangan dan Kebijakan, 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui, meningkatkan komitmen stakeholder dalam meningkatkan, promosi dan melindungi pemberian ASI dan MPASI serta pemberdayaan ibu, keluarga dan masyarakat dalam pemberian ASI dan MPASI. Page 8 of 20 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ Draft RPP ASI Eksklusif menyoroti peran fasilitas dan tenaga kesehatan dalam keberhasilan promosi ASI dengan: o melarang produsen susu formula menyerupai tenaga kesehatan, o larangan penyelenggara fasilitas pelayanan menerima hadiah atau bantuan program pendidikan kesehatan kecuali untuk pelatihan, penelitian, pengembangan, pertemuan ilmiah sejenis yang tidak berhubungan dengan nutrisi bayi o kewajiban produsen susu formula untuk melaporkan pada jajaran Kementrian Kesehatan bila memberi bantuan Peran Corporate dalam mendukung program gizi sebagai mitra public-private-partnership, harus dibedakan antara CSR & sponsorship. Questions to be asked about CSR: 5 W 1 H o what is CSR o what activities performed o what target group o when (period) o where to be performed o how to perform & how much resources Pemberdayaan masyarakat (beri pancing bukan ikan) lebih penting Area to be covered: breastfeeding promotion, provision of nursing room, timely complementary feeding, increase community participation, provision of supplementary feeding for pregnant mothers. Page 9 of 20 Fresh Indonesia­ Future Resiliency and Stronger Household Evie Woro Yulianti Program Manager FRESH ‐ Save the Children ‐ ‐ ‐ Alur pendanaan program Save the Children melibatkan proses proposal submission dan grants approval pada global office di USA. Kemitraan selain dengan Kraft food juga pernah dengan Bulgary, Starbucks dan Green Mountain. Proposal dengan Kraft food di Jawa Barat berdasarkan RISKESDAS 2007. SC menaruh perhatian mengapa malnutrisi ada di Jabar walaupun sumber untuk makanan sangat banyak. Dari hasil formative study ditemukan penyebab masalah: o pola pemberian makanan bermasalah karena ibu-ibu malas menyediakan sendiri o anak-anak mudah sakit (imunisasi & ASI eksklusif rendah) Konsep program adalah perbaikan gizi dan optimalisasi tumbuh kembang dengan cara penguatan program gizi keluarga melalui posyandu yang dituangkan dalam delapan aktivitas: o Kegiatan interaktif pemberian makan dan menu sehat dengan metode positive deviance maupun promosi optimal breastfeeding. o Peningkatan kapasitas kader posyandu Page 10 of 20 ‐ ‐ o Layanan perkembangan anak usia dini o Memperbaiki materi kesehatan o Pemberian obat cacing o Pelatihan imunisasi sebagai capacity building nakes o Membentuk Parenting Support Group o Advokasi anggaran Beneficiary lebih dari 162 ribu orang dan 68 ribu diantaranya adalah penerima manfaat langsung sangat menarik minat donor. Penerima manfaat difokuskan di tiga kabupaten di Jawa Barat yaitu: Bekasi, Karawang, Bandung Barat. Hasil akhir adalah peningkatan akses nutrisi dan masyarakat (cakupan imunisasi, angka kedatangan posyandu, dan kesiapan masuk sekolah), keluarga lebih terampil membuat makanan sehat yang terjangkau (peningkatan pemberian ASI eksklusif enam bulan dan diteruskan sampai dua tahun, pemberian makanan pendamping tepat waktu dan pemberian makan selama sakit) serta adanya alokasi budget di tingkat propinsi dan kabupaten untuk replikasi kegiatan. Page 11 of 20 CSR dan YKAI Winarti Sukaesih Direktur Eksekutif Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia ‐ ‐ ‐ Program-program YKAI meliputi bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan hak anak dan partisipasi anak. Sejak 1988, 90% program YKAI merupakan kerjasama dengan corporate partners di bidang pertambangan, IT, perbankan, stasiun TV, advertising, makanan, basic needs dan lain-lain. Partnership YKAI banyak untuk jangka panjang, dengan banyak perusahaan dari bidang bisnis yang sama namun dilakukan pada term yg berbeda2 (tdk bersamaan) Program revitalisasi posyandu dengan biaya dari Johnson & Johnson Asia Pacific melalui program Give2Asia dan pendanaan dikelola oleh Johnson & Johnson Indonesia. Program dilakukan pada RW 07 Kalibaru di Cilincing (2007-2009) dengan jumlah balita dalam RW tersebut mencapai 1200 anak dan 250 ibu hamil. Strategi program meliputi revitalisasi posyandu, pelayanan kesehatan dasar dan pemberian makanan tambahan. Selain itu konselor-konselor hotline service YKAI juga turun ke lapangan untuk sosialisasi hak anak. ‐ ‐ Capaian kegiatan dalam bidang gizi adalah perbaikan status gizi melalui peningkatan jumlah balita yang dijangkau pelayanan posyandu, penurunan jumlah balita dengan status gizi kurang dan gizi buruk, serta penurunan jumlah ibu hamil dengan status gizi buruk. Program ini terlaksana dengan menerapkan prinsip pendampingan, pemberdayaan dan kesinambungan sehingga masih ada posyandu-posyandu yang tetap aktif berjalan secara mandiri. Page 13 of 20 Sesi Tanya Jawab & Penyusunan Framework Sesi Tanya Jawab Penanya Satya Gumilar KIIC Dadi H Maskar - ASA IM Pertanyaan/Sharing & Respon Narasumber PIC di lapangan tdk punya background pendidikan gizi, pengambil keputusan juga tdk berasal dari ahli gizi sehingga program2 selama ini dilakukan sesuai permintaan donor atau masyarakat. Setelah kerjasama dgn SEAMEO TROPMED RCCN yang diawali dengan survey gizi, masalah gizi baru diketahui sehingga baru bisa disusun perencanaan penanganan yg benar. CSR adalah kebutuhan untuk menjalin kerjasama yg baik dengan masyarakat. Respon: Diusulkan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, LSM lain serta mahasiswa gizi untuk mendukung program-program CSR yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. • Bagaimana SC meyakinkan Kraft utk support tanpa promosi produk. Pengalaman World Initiative Soybean for Human Health dalam mendukung program gizi termasuk terkendala dlm menggalang dukungan company tanpa mempromosikan berpromosi. • Maria Chatarina WFP • • Respon: SC meyakinkan donor bahwa makanan bukan satu-satunya solusi masalah gizi. Stakeholder juga telah mengingatkan bahwa LSM hendaknya tidak melakukan program yang menimbulkan independensi masyarakat dan kelak akan menjadi bumerang bagi pemerintah ketika program telah berakhir. Program PKK yang menggalakan promosi makanan lokal juga digandeng untuk meyakinkan donor untuk tidak membagi-bagi produk. Logo (tanpa tulisan Kraft) tetap dipasang pada pelatihan/kegiatan2 tertentu. Framework yang akan dihasilkan diharapkan dapat membantu World Initiative Soybean for Human Health dalam melakukan program gizi atau respon for disaster di Indonesia. Apakah CSR Gap juga mempromosikan kesadaran karyawan perempuan thd penularan HIV? Respon: - Berdasarkan assessment pada para buruh garmen, ada masalah yang lebih penting dan jauh lebih simple menyangkut hubungan seksual dibandingkan penularan HIV. Dari data yang dikumpulkan, pengetahuan seksual didapatkan dari teman, pendidikan seksual sangat minim. Apakah bila RPP ASI sudah berlaku, pemberian susu untuk ibu hamil diperbolehkan? Di program YKAI ada PMT, ibu hamil mendapatkan susu & roti, apakah hal ini nantinya diperbolehkan bila RPP sudah diberlakukan? Respon: Pemberian susu & snack ditujukan untuk mengantisipasi para ibu yang datang & mungkin belum sarapan, bukan sebagai bagian dari program, tidak disadari bahwa praktik ini mungkin bertentangan dengan kebijakan gizi. Page 15 of 20 • Rahmat Santosa (LKM Swadaya Masyarakat Cibubur) Tan Shot Yen (SEAMEO PhD Student) Apakah di posyandu SC sudah pakai KMS WHO yang terbaru yang membedakan laki-laki dan perempuan? Apakah melakukan deworming pada balita? Respon: KMS yang digunakan sudah yang membedakan laki-laki & perempuan, dibagikan pada tiap posyandu. Deworming pada balita belum dilakukan, tapi sedang studi prevalensi kecacingan balita karena program yang selama ini berjalan untuk anak sekolah. Program deworming balita kurang mendapat perhatian karena dianggap sebagai issue yang kurang seksi. Di Cibubur tetap ditemui masyarakat yg masih memerlukan peningkatan kualitas kesehatan & gizi. Ingin melaksanakan program-program di Posyandu setempat (untuk program ibu hamil & gizi balita) dengan menggandeng CSR. Respon: Diusulkan untuk mendekati NGO yang sudah pernah kerjasama dengan CSR (misalnya Gap dengan PKBI) agar proposal kegiatannya dapat didukung. • utk memprakarsai perhatian perusahaan ke program gizi bisa dimulai dengan menaikan kesadaran pimpinan terhadap gizi (gemuk, kolesterol tinggi dll). Jika kesadaran perusahaan thd makanan sehat maka tidak perlu klinik pengobatan, tapi klinik gizi yang memprakarsai makanan segar • penyediaan snack roti & susu walaupun tdk disengaja, tapi justru memberikan pesan yang keliru pada masyarakat tentang gizi yg baik (roti akan dibawa pulang utk keluarga) • soy bukan makanan yg baik sbg susu & snack bila tidak melalui fermentasi, karena justru menghalangi penyerapan protein & phytat Page 16 of 20 Penyusunan Framework Proses: • Semua peserta diminta menuliskan pada metaplane satu aktivitas yang dapat menjembatani CSR dan program gizi. • Semua masukan kemudian dipilah menjadi empat aspek berikut yang menjadi framework forum. Hasil sebagai berikut: 1) Aspek regulasi: CSR perlu mematuhi peraturan yang ada, baik dari tingkat pusat maupun daerah (remark: apakah ramburambu yang ada telah cukup mengatur? 2) Aspek kerjasama: 1. Terciptanya komunikasi yang baik antara pemerintah, swasta (perusahaan), masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan. 2. Peningkatan kegiatan yang mencakup kerjasama yang melibatkan banyak pemangku kepentingan (stakeholder). 3. Tersedianya alur koordinasi dan komunikasi mengenai kegiatan dan sumber dana dari CSR. 4. Membangun kepercayaan antar lembaga dan kelompok, misalnya LSM, masyarakat dan perusahaan. Page 17 of 20 3) Aspek materi program gizi: 1. Program gizi yang kreatif dan mempunyai daya sebar yang luas (multiplier effects) sehingga berkesinambungan. 2. Program CSR yang diusulkan: a. Gizi seimbang dan peningkatan konsumsi makanan segar sehat: kebun di kota besar, pasar segar, b. untuk kelompok rentan lainnya: lansia, anak sekolah c. Gizi anak dan ibu: Peningkatan praktek pemberian ASI dan MPASI yang tepat, fasilitasi nursery room di perusahaan, program untuk ibu hamil, pencegahan stunting. d. Kegiatan promosi dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran gizi pada masyarakat. 3. Program CSR bukan merupakan kegiatan promosi kegiatan. 4. Melibatkan mahasiswa dalam pelaksanaan program. 4) Aspek pertimbangan internal: 1. Identifikasi fokus perusahaan. 2. Sasaran kerja CSR juga menjangkau wilayah kota kecil, daerah tertinggal atau daerah Indonesia bagian timur. 3. Penyediaan gimmick yang edukatif. 4. Kegiatan CSR bukan merupakan kegiatan promosi. Page 18 of 20 Prepared by: Dian Nurcahyati Basuki Siti Muslimatun Page 19 of 20 Contact Address Consultancy and Community Service Unit SEAMEO-TROPMED RCCN-UI P.O. Box 3852 Jakarta 10038 INDONESIA Phone: +62-21-31930205; 31902739 Fax: +62-21-31902739 E-mail: [email protected] Website: http://www.seameo-rccn.org Visiting Address SEAMEO-TROPMED RCCN Building Campus of UI Salemba Jl. Salemba Raya No. 6 Central Jakarta INDONESIA Page 20 of 20