BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Pengertian Tentang Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Kotler (2004) menyatakan bahwa ”Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya terdapat individu dan kelompok yang berusaha mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Kotler (2006) menyatakan bahwa proses-proses utama dalam pemasaran adalah mengidentifikasi peluang, mengembangkan produk baru, menarik pelanggan, mempertahankan pelanggan, membangun loyalitas dan memenuhi pesanan pelanggan. Kotler (2005) menyatakan bahwa tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok bagi pelanggan. Sedangkan manajemen pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan distribusi barang atau jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Manajemen penelitian ini adalah produk Telkomnet Instan pemasaran dalam untuk layanan akses Internet. Bagaimana analisis internal dan eksternal yang dilakukan TELKOM, bagaimana harga ditetapkan TELKOM, bagaimana promosi dan distribusi layanan dilakukan TELKOM sampai kepada pelanggan sehingga 7 Universitas Sumatera Utara layanan produk Telkomnet Instan dapat dipergunakan pelanggan untuk memenuhi kebutuhannya terhadap akses Internet. 2.2 Pengertian Pemasaran Jasa Payne (2000) menyatakan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketakberwujudan (intangibility) yang berhubungan dengannya, yang melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan properti dalam kepemilikannya, dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan kondisi mungkin saja terjadi dan produksi jasa bisa saja berhubungan atau bisa pula tidak berkaitan dengan produk fisik. Payne (2000) juga menyatakan bahwa jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang atau produkproduk manufaktur dimana empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam jasa yakni ketidakberwujudan (intangibility), keragaman (heterogentity), tidak dapat dipisahkan (inseperability), dan tidak tahan lama (perishability). Pemahaman mengenai tingkat karakteristik tertentu yang dimiliki oleh suatu jasa sangatlah penting karena akan berpengaruh pada perancangan program pemasaran. 2.3 Pengertian Persepsi Persepsi dapat digambarkan sebagaimana masing-masing individu melihat lingkungan di sekitarnya. Persepsi setiap orang berbeda dengan situasi yang sama, hal ini disebabkan karena setiap individu menerima sebuah obyek rangsangan melalui pengindraan, yaitu arus informasi itu masuk melalui kelima indra, penglihatan, pendengaran, pembauan, 8 Universitas Sumatera Utara perasaan dan perabaan. Namun tiap-tiap orang menanggapi, mengorganisasi dan menafsirkan informasi sensorik ini menurut masingmasing sebagai individu. Dua orang mengalami dorongan yang sama dalam situasi yang sama memungkinkan dalam menanggapi, menyeleksi dan mengorganisir rangsangan tersebut akan berbeda, karena tiap orang tidak sama dalam hal kebutuhan, nilai harapan dan kesukaan orang dapat muncul dengan persepsi yang berbeda terhadap obyek rangsangan. Persepsi seringkali berbicara lebih kuat daripada fakta, sehingga menimbulkan kesan bahwa persepsi konsumen terlihat lebih bermanfaat daripada menunjukkan fakta yang belum tentu dapat diterima oleh konsumen. Persepsi dapat juga diartikan sebagai suatu proses yang dilewati seseorang untuk menyeleksi, mengorganisasikan, dan mengintepretasikan informasi-informasi tertentu dalam rangka membentuk makna tertentu mengenai produk atau merek tertentu. Makna tersebut lebih sering dinamakan citra/kesan/image. Adapun pendapat ahli manajemen tentang persepsi, yaitu : menurut Kotler (2004) persepsi adalah :”proses seorang individu memilih, mengorganisasi, dan menafsirkan masukan-masukan informasi untuk menciptakan sebuah gambar yang bermakna tentang dunia”. Persepsi tidak hanya bergantung pada sifat-sifat rangsangan fisik, tetapi juga pada pengalaman dan sikap sekarang dari individu. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya di masa lampau, atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman yang berbeda-beda, 9 Universitas Sumatera Utara akan membentuk suatu pandangan yang berbeda sehingga menciptakan proses pengamatan dalam perilaku pembelian yang berbeda pula. Makin sedikit pengalaman dalam perilaku pembelian, makin terbatas pula luasan intepretasinya. Dan juga persepsi ini ada hubungannya antara rangsangan dengan medan yang mengelilingi kondisi dalam diri sesorang. 2.4 STP (Segmentation – Targetting – Positioning) Menurut Kotler (2005) : ”Market segmentation is the process of breaking a heterogeneous group of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer, that is with relatively similar buying characteristics or needs”. Segmentasi pasar merupakan suatu proses membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku maupun gaya hidup. Sedangkan segmentasi pasar untuk produk Telkomnet Instan terdiri dari : POTS User Speedy User Traveller User PDN/GPRS User Schools SOHO (Small Office, Home Office) Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan 10 Universitas Sumatera Utara segmen mana yang menjadi target pasar. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan serta tujuan dan sumber daya perusahaan. Target pasar untuk produk Telkomnet Instan difokuskan kepada pasar Personal Residensial dan pelanggan dalam perjalanan. Menurut Kotler (2005) : ”Positioning product is the place your product occupies in consumers’ minds relative to competing products. Think brand image, benefit promise, and competitive advantage. It’s how you plan to compete in the marketplace. It’s the reasons customers should buy your product, and not the competitors”. Positioning adalah bagaimana sebuah produk di mata konsumen yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk brand image, manfaat yang dijanjikan serta keunggulan kompetitif (competitive advantage). Inilah alasan mengapa konsumen memilih produk suatu perusahaan bukan produk pesaing. Positioning produk Telkomnet Instan adalah menekankan pada kemudahan akses Internet tanpa berlangganan dengan jangkauan yang luas.’ 2.5 Bauran Pemasaran Jasa Pada dasarnya bauran pemasaran jasa menunjukkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi pemasaran suatu perusahaan jasa, dimana titik awal untuk membuat segala keputusan tentang bauran pemasaran tergantung pada bagaimana jasa harus diposisikan dan segmen pasar yang harus dituju. 11 Universitas Sumatera Utara Zeithaml dan Bitner (2003) menyatakan, Traditional Marketing Mix, ”All elements within the control of the firm that communicate the firm’s capabilities and image to customers or that influence customer satisfaction with the firm’s product and services : product, price, place, promotion”. Expanded Mix for Services 7Ps : product, price, place, promotion, people, process, physical evidence. Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran (marketing mix). Elemen-elemen bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang bisa dikontrol perusahaan dan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga apabila salah satu elemen tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan. Elemen-elemen bauran pemasaran jasa terdiri atas produk (product), harga (price), saluran distribusi atau tempat (place), promosi (promotion), orang (people), proses (process), dan bukti fisik (physical evidence). Beberapa penulis memasukkan bukti fisik sebagai tambahan P elemen bauran pemasaran jasa, namun ada yang memasukkan ke dalam elemen produk bauran pemasaran mengembangkan setiap elemen jasa. bauran Konsep pemasaran dasar dalam jasa adalah menggunakannya untuk mendukung satu sama lain, untuk menguatkan positioning produk dan menyampaikan kualitas jasa yang sesuai untuk mencapai keunggulan kompetitif. 12 Universitas Sumatera Utara 2.5.1 Produk Payne (2000) menyatakan bahwa produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai yang kompleks. Orang membeli jasa untuk memecahkan masalah dan mereka meletakkan nilai dalam jasa-jasa dalam kaitannya dengan kemampuan jasa yang dipersepsikan untuk memecahkan masalah tersebut. Nilai diberikan para pembeli dalam hubungannya dengan manfaat yang mereka terima. Penambahan produk diharapkan mencerminkan cara menciptakan diferensiasi produk dan dengan demikian menambah nilai dari perspektif pelanggan. Produk yang dimaksud dalam geladikarya ini adalah berupa layanan atau jasa yang merupakan segala aktifitas atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud. Produk Telkomnet Instan menekankan pada kemudahan akses Internet tanpa berlangganan dengan jangkauan yang luas menggunakan satu saluran telepon. 2.5.2 Harga Payne (2000) menyatakan bahwa harga merupakan bagian yang sangat penting dalam bauran pemasaran jasa, karena penetapan harga memberikan penghasilan bagi bisnis. Harga memberikan persepsi mengenai kualitas jasa. Keputusan penetapan harga khususnya untuk jasa penting karena karakteristik ketidakberwujudan produk. Harga yang dikenakan pada suatu jasa memberikan sinyal mengenai jasa tersebut kepada pelanggan yang bakal menerimanya. 13 Universitas Sumatera Utara Harga adalah satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sementara semua elemen lainnya menimbulkan biaya. Harga adalah salah satu elemen yang paling fleksibel dari bauran pemasaran, harga dapat diubah dengan cepat. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan harga yaitu : a. Faktor internal yang meliputi sasaran pemasaran, biaya, dan pertimbangan organisasi. b. Faktor eksternal yang meliputi sifat penawaran dan permintaan, persaingan, regulasi, dan elemen lingkungan. 2.5.3 Tempat Payne (2000) menyatakan bahwa keputusan-keputusan tempat atau lokasi atau saluran meliputi pertimbangan cara menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana jasa harus ditempatkan karena jasa tidak dapat disimpan serta dikonsumsi pada saat yang sama. Tempat mempunyai arti penting karena menyangkut lingkungan dimana jasa disampaikan dan bagaimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan. Para pemasar jasa harus berupaya mengembangkan pendekatan-pendekatan penyampaian jasa yang sesuai sehingga menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Kotler (2005) menyatakan bahwa saluran distribusi merupakan perangkat organisasi yang saling tergantung dalam menyediakan satu produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau 14 Universitas Sumatera Utara pengguna bisnis. Fungsi saluran distribusi adalah untuk memindahkan produk dari produsen kepada konsumen, mengatasi kesenjangan utama dalam waktu, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari mereka yang akan menggunakannya. 2.5.4 Promosi Payne (2000) menyatakan bahwa promosi merupakan alat yang dapat digunakan organisasi jasa untuk berkomunikasi dengan pasar sasarannya. Program komunikasi pemasaran suatu perusahaan secara total yang disebut dengan bauran promosi (promotion mix) terdiri dari : a. Periklanan (advertising), yang merupakan segala bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai gagasan, barang, atau jasa yang dibayar oleh sponsor. b. Penjualan pribadi (personal selling), yang merupakan penyajian pribadi oleh tenaga penjual perusahaan dengan tujuan menjual dan membina hubungan dengan pelanggan. c. Promosi penjualan (sales promotion), yang merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa. d. Hubungan masyarakat (public relation) yakni dengan membina hubungan baik dengan berbagai kelompok masyarakat yang berhubungan dengan perusahaan melalui publisitas yang mendukung, membina citra perusahaan yang baik, dan 15 Universitas Sumatera Utara menangani atau menangkal hal-hal yang dapat merugikan perusahaan. Pelaksanaan promosi untuk produk Telkomnet Instan dikelompokkan menjadi tiga macam yakni yang bersifat: 1. Nasional (Above the Line) melalui media massa nasional baik cetak maupun elektronik yang menjadi tanggung jawab Public & Marketing Communication TELKOM. 2. Regional (Below the Line) melalui media radio lokal, koran lokal, brosur, leaflet dan spanduk. 3. Direct communication (personalized) untuk pelanggan pribadi maupun komunitas. 2.5.5 Orang Orang atau partisipan adalah semua pelaku yang berperan dalam penyajian jasa yang dapat mempengaruhi persepsi pelanggan. Seluruh tindakan dan penampilan karyawan dalam suatu perusahaan dapat mempengaruhi persepsi pelanggan. Kesuksesan pemasaran suatu jasa sangat bergantung kepada seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia. Pentingnya orang dalam pemasaran perusahaan jasa dalam mempertahankan mengarah menarik, kualitas kepada memotivasi, karyawan dengan upaya organisasi melatih, dan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. 16 Universitas Sumatera Utara Orang atau partisipan dalam layanan Telkomnet Instan adalah seluruh personil yang tergabung ke dalam unit PO (Product Owner), unit DC (Delivery Channel), dan unit Support, serta individu lintas unit yang juga berkontribusi dalam memasarkan layanan Telkomnet Instan kepada pelanggan. 2.5.6 Proses Proses dimana jasa diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan merupakan faktor penting di dalam bauran pemasaran jasa, karena para pelanggan akan mempersepsikan sistem penyampaian jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Proses-proses pembuatan keputusan perusahaan merupakan aspek yang relevan dalam menunjang dalam kesuksesan pemasaran jasa. Pemilihan proses bisa menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Proses merupakan gabungan semua aktifitas dalam melakukan koordinasi dan kerja sama yang baik antara petugas pemasaran dan petugas operasional. Penyajian jasa aktual akan menentukan tahapan pengalaman konsumen, bahkan aliran operasi jasa dapat dijadikan bukti yang bisa dinilai konsumen sehingga diperlukan koordinasi terus-menerus antara pemasaran dan operasi agar dapat berhasil dalam bisnis jasa. Proses dalam produk Telkomnet Instan adalah kemudahan pengguna produk untuk melakukan koneksi ke Internet dari Personal 17 Universitas Sumatera Utara Computer atau Notebook melalui modem dial up, tanpa perlu registrasi. 2.5.6 Layanan Pelanggan Kualitas layanan pelanggan merupakan faktor utama yang membedakan perusahaan jasa. Para pelanggan semakin kritis dalam memenuhi permintaannya dan menuntut standar layanan yang lebih tinggi. Seringkali layanan pelanggan dilihat sebagai bagian dari elemen bauran pemasaran place (tempat) dan dikaitkan dengan komponen distribusi. Menurut Payne (2000) terdapat beberapa argument yang menyatakan bahwa layanan pelanggan sebagai elemen bauran pemasaran yang lebih luas dan terpisah yakni : a. Harapan pelanggan yang berubah, dimana pelanggan menuntut standar layanan yang lebih tinggi. b. Semakin pentingnya layanan pelanggan, dimana para pesaing memandang layanan pelanggan sebagai senjata kompetitif dalam mendeferensiasikan penjualan mereka. c. Kebutuhan akan strategi hubungan pelanggan, sehingga perlu memberikan peran sentral pada layanan pelanggan. Perusahaan jasa harus fokus pada layanan pelanggan dan mempertahankan tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan kajian yang berkesinambungan, biasanya dengan membuat sistem keluhan atau komplain pelanggan yang memungkinkan pengambilan tindakan perusahaan secara korektif. Perusahaan jasa harus terus 18 Universitas Sumatera Utara beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan yang selalu berubah dalam pelayanan pelanggan. 2.6 Pengertian Pendapatan Tuanakotta (1984) mendefinisikan pendapatan sebagai ”nilai uang yang diperoleh perusahaan dalam rangka menyediakan barang atau jasa”. Pengeluaran atau beban didefinisikan sebagai ”biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan di dalam menjalankan operasinya”. Sedangkan laba yang diperoleh perusahaan adalah ”selisih antara pendapatan dikurangi pengeluaran atau beban”. Pendapatan Telkomnet Instan dalam penelitian ini adalah pendapatan yang diterima dari pelanggan atas pemakaian produk Telkomnet Instan setiap bulan tagihan, yang berbasis time based dengan satuan menit. 2.7 Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka mempunyai arti: peninjauan kembali pustakapustaka yang terkait (review of related literature). Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang berkaitan, tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi, tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan (collateral). Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang mendasar dalam penelitian, bahwa semakin banyak seorang peneliti mengetahui, mengenal dan memahami tentang 19 Universitas Sumatera Utara penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya (yang berkaitan erat dengan topik penelitiannya), semakin dapat dipertanggung jawabkan caranya meneliti permasalahan yang dihadapi. Beberapa penelitian yang menjadi tinjauan pustaka dalam penulisan gladikarya ini antara lain sebagai berikut : 1. Denny Prasetya (IT TELKOM, 2006) melakukan penelitian dengan judul Perumusan Strategi Pemasaran Telkomnet Instan Dengan Fasilitas Tambahan Internet Call Waiting Berdasarkan Riset Pasar di Kota Bandung. Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner yang disebar kepada pelanggan Telkomnet Instan dan nonpelanggan TelkomNet Instan. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling untuk pelanggan dan convenience sampling untuk non-pelanggan. Pengolahan data yang digunakan adalah analisa cluster untuk melakukan segmentasi, sedangkan uji asosiasi, tabulasi silang dan distribusi frekuensi digunakan untuk menentukan karakteristik dari tiap segmen yang telah terbentuk. Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan segmentasi pasar, pemilihan pasar sasaran (targetting), penentuan positioning statement untuk memposisikan layanan di benak pelanggan dan perumusan konsep layanan Telkomnet Instan dan Internet Call Waiting sesuai dengan yang diharapkan responden. 2. Alvinia Syafitri (IT TELKOM , 2006) melakukan penelitian berjudul Marketing Audit Telkomnet Instan dengan Pendekatan Competitive Audit dari Markplus&Co sebagai Dasar Perumusan Strategi 20 Universitas Sumatera Utara Pemasaran di Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui profil dan tipe perusahaan berdasarkan audit pemasaran TelkomNet Instan, matriks SWOT, serta menentukan strategi pemasaran yang tepat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga jenis kuesioner yaitu kuesioner pertama ditujukan pada target pasar TelkomNet Instan dengan menggunakan teknik simple random sampling, kuesioner audit internal kepada manajemen PT Telkom Tbk. dan kuesioner audit eksternal untuk kompetitor. Pengolahan data terhadap kuesioner audit internal dan kuesioner audit eksternal menggunakan metode competitive audit dari Markplus&Co akan menghasilkan suatu nilai kesenjangan (gap). Berdasarkan riset pasar dan analisis gap serta faktor internal dan eksternal perusahan maka akan dihasilkan suatu matriks SWOT. Kemudian dilakukan perumusan strategi pemasaran yang terdiri dari segmentasi, targeting dan positioning TelkomNet Instan. 3. Salman Paris Siregar (MM USU, 2010) melakukan penelitian berjudul Analisis Penurunan Pendapatan dari Bisnis Telepon Tetap dengan Kabel (Studi Kasus pada Telkom Kandatel Medan). Penelitian tersebut dilaksanakan pada pelanggan cluster IV Telkom Kandatel Medan. Dari hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa penggunaan lebih dari satu layanan telepon adalah sebagai penyebab utama menurunnya pendapatan bisnis telepon tetap. 21 Universitas Sumatera Utara