85 AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIFUNGI

advertisement
Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 2, No. 3, Januari 2003
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN Allamanda
cathartica L. DAN Allamanda neriifolia HOOK
Asep Gana Suganda, Elin Yulinah Sukandar, dan Asep Abdul Rahman
Departemen Farmasi FMIPA-ITB
Abstract
Antibacterial and antifungi activities study of ethanol extract of Allamanda cathartica L. and
Allamanda neriifolia Hook leaves against 2 species of Gram-positive bacteria, 5 species of Gramnegative bacteria and 4 species of fungi had been carried out using agar diffusion method. The
Allamanda cathartica L. extract showed the antibacterial activity on Bacillus subtilis, Escherichia
coli, Shigella flexneri, Salmonella typhimurium, and the antifungi activity on Microsporum gypseum.
The A. neriifolia Hook extract showed the antibacterial activity on Bacillus subtilis, Escherichia coli,
Shigella flexneri, Salmonella typhimurium, Bordetella bronchiseptica, and the antifungi activity on
Candida albicans, Microsporum gypseum, Epidermophyton floccosum.
Keywords: Antibacterial, antifungi, and ethanol extract.
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi oleh bakteri dan fungi,
terutama di negara berkembang seperti Indonesia
masih merupakan permasalahan yang memerlukan
perhatian yang besar. Permasalahan kedua, telah
banyak dilaporkan adanya galur mikroorganisme
patogen sudah resisten terhadap obat yang ada, dan
oleh karena itu pencarian anti mikroba baru tentunya
merupakan salah satu pemecahan yang senantiasa
harus dilakukan. Di sisi lain, masyarakat Indonesia
secara tradisional sudah banyak menggunakan
berbagai tanaman untuk mengobati berbagai macam
penyakit termasuk penyakit infeksi, namun
penggunaan tradisional itu masih belum banyak
didukung oleh data hasil penelitian ilmiah.
Sejak sekitar lima belas tahun terakhir
Departemen Farmasi ITB telah melakukan program
penapisan aktivitas antimikroba berbagai jenis
tanaman dari berbagai macam suku, terutama yang
digunakan dalam pengobatan tradisional, yang
kegiatan ini merupakan salah satu usaha verifikasi
akan kebenaran aktivitas antimikroba tanaman yang
digunakan dalam pengobatan tradisional, dan juga
merupakan salah satu usaha mencari tanaman
potensial yang memiliki aktivitas antimikroba dan
beberapa hasil penapisan ini telah dikomunikasikan
dalam beberapa kegiatan ilmiah seperti
untuk
tanaman suku Leguminosae dan Compositae (1, 2).
Pada kesempatan ini akan dilaporkan hasil
uji aktivitas antibakteri dan antifungi ekstrak etanol
daun “lame areuy”, yang secara tradisional tanaman
ini digunakan sebagai obat borok dan infeksi kulit
lainnya, sebagai usaha verifikasi terhadap pemakaian
tradisional.
METODOLOGI
Bahan
Etanol 95 %, air suling, daun kering dua
jenis tumbuhan “lame areuy”, Nutrient Broth,
Sabouraud Dextrose Broth, Bacto Agar, kertas cakram,
antibiotik pembanding.
Alat
Timbangan, inkubator, otoklaf, cawan petri,
spektrofotometer spectronic 20 Bausch & Lomb,
pemanas listrik, kertas aluminium, kawat ose, kertas
pecandang dan alat gelas yang umum dipakai di
laboratorium.
Bakteri uji
Staphylococcus aureus (ATCC 6538), Bacillus
subtilis ATCC 23226, Bordetella bronchiseptica ATCC
14455, Escherichia coli ATCC 23226, Shigella flexneri,
Salmonella typhimurium dari PT Biofarma, Klebsiella
pneumoniae ATCC 4352.
Fungi uji
Candida albicans ATCC 14053, Aspergillus
flavus
ATCC
32611,
Microsporum
gypseum,
Epidermophyton floccosum
Pembuatan biakan bakteri
Bakteri dibiakan dalam medium Nutrient Broth.
Biakan yang digunakan dalam pengujian diencerkan
sedemikian rupa sehingga diperoleh transmitan 25 %
pada 580 nm yang diukur dengan spektrofotometer.
Pembuatan biakan fungi
Fungi dibiakan dalam medium Sabouraud
Dextrose Broth. Biakan yang digunakan dalam pengujian
diencerkan sedemikian rupa sehingga diperoleh
transmitan 25 % pada 530 nm yang diukur dengan
spektrofotometer.
Pembuatan ekstrak
Sepuluh gram daun kering tanaman yang akan
di uji yang sudah dibubuk, direfluks dengan 100 ml
etanol 95% selama satu jam. Ekstrak disaring dengan
kertas saring, dan volume filtrat digenapkan sampai 100
ml dengan etanol 95% (kadar akhir eqivalen dengan 100
ug daun kering per ul ekstrak).
Uji aktivitas antibakteri.
Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan
metode difusi agar menggunakan cakram kertas 6 mm
85
Aktivitas Anti Bakteri … (Asep Gana Suganda dkk.)
sebagai pecandang. Ke dalam cawan petri steril
dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 50 ul,
kemudian dimasukkan media agar yang masih cair
sebanyak 15 ml, dan media dibiarkan memadat pada
suhu kamar. Di atas medium agar diletakkan cakram
kertas steril dan diteteskan pada cakram tersebut
sebanyak 10 ul ekstrak. Setelah didiamkan selama 30
menit, cawan diinkubasi pada suhu 37 0C selama 1618 jam. Adanya daerah bening di sekeliling cakram
kertas menunjukkan adanya aktivitas antibakteri.
(Hasil uji aktivitas antibakteri dapat dilihat pada
Tabel 1)
Uji aktivitas antifungi
Uji aktivitas antifungi dilakukan dengan metode
difusi agar menggunakan cakram kertas 6 mm sebagai
pecandang. Ke dalam cawan petri steril dimasukkan
suspensi fungi sebanyak 1 ml, kemudian dimasukkan
media agar yang masih cair sebanyak 15 ml, dan media
dibiarkan memadat pada suhu kamar. Di atas medium
agar diletakkan cakram kertas steril dan diteteskan pada
cakram tersebut sebanyak 10 ul ekstrak dan setelah
dibiarkan 30 menit pada suhu kamar, cawan petri
diinkubasi pada suhu kamar selama 18-24 jam. Adanya
daerah bening di sekeliling cakram kertas menunjukkan
adanya aktivitas antifungi. (Hasil uji aktivitas antifungi
dapat dilihat pada Tabel 2).
Tabel 1 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Allamanda cathartica L. dan Allamanda neriifolia Hook.
Jenis bakteri
Staphylococcus aureus
Bacillus subtilis
Bordetella bronchiseptica
Escherichia coli
Shigella flexneri
Salmonella typhimurium
Klebsiella pneumonia
Etanol 95 %
-
Diameter hambatan (mm)
Ekstrak 1 *)
10,5
7,5
7,5
13,0
-
Ekstrak 2 *)
10,0
12,5
14,0
8,0
13,0
-
Keterangan:
*) Rata-rata dua kali pengukuran
Ekstrak 1 = Allamanda cathartica L.
Ekstrak 2 = Allamanda neriifolia Hook
= Tidak memberikan hambatan
Tabel 2. Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Daun
Allamanda cathartica L. dan Allamanda neriifolia Hook
Jenis Fungi
Candida albicans
Aspergillus flavus
Microsporum gypseum
Epidermophyton floccosum
Etanol 90 %
-
Diameter hambatan (mm)
Ekstrak 1 *)
11,5
-
Ekstrak 2 *)
14,5
16,0
13,0
Keterangan:
*) Rata-rata dua kali pengukuran
Ekstrak 1 = Allamanda cathartica L.
Ekstrak 2 = Allamanda neriifolia Hook
= Tidak memberikan hambatan
Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
Penentuan KHM dilakukan dengan cara
membuat suatu seri pengenceran ekstrak dengan
etanol 95 %, dan hasil pengenceran diuji aktivitasnya
terhadap bakteri dan fungi uji yang peka terhadap
ekstrak sesuai hasil uji aktivitas antibakteri dan
antifungi yang dilakukan sebelumnya seperti tertera
86
pada Tabel 1 dan Tabel 2. Konsentrasi terkecil
(ug/cakram) yang masih dapat menghambat pertumbuhan
bakteri atau fungi uji, merupakan konsentrasi hambat
minimum (KHM). Cara pengujian adalah sama seperti
untuk uji aktivitas antibakteri dan anti fungi (Hasil
penetapan KHM dapat dilihat pada Tabel 3).
Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 2, No. 3, Januari 2003
Tabel 3 Hasil Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Etanol Daun Allamanda
cathartica L. dan Allamanda neriifolia Hook
Mikroba Uji
Bacillus subtilis
Bordetella bronchiseptica
Escherichia coli
Shigella flexneri
Salmonella typhimurium
Candida albicans
Microsporum gypseum
Epidermophyton floccosum
KHM Ekstrak - 1 (ug/cakram)
3
6
50
1
0,5
-
KHM Ekstrak - 2 (ug/cakram)
8
0,08
0,07
8
1
1
0,2
0,4
Keterangan :
Ekstrak 1 = Allamanda cathartica L.
Ekstrak 2 = Allamanda neriifolia Hook.
- = dalam uji aktivitas tidak menunjukkan hambatan
Tabel 4. Hasil Penetapan Persamaan Garis Kurva Baku
Hambatan Antibiotik Pembanding
Antibiotik
Ampisilin
Tetrasiklin
Griseofulvin
Mikroba uji
Bordetella bronchiseptica
Shigella flexneri
Klebsiella pneumoniae
Escherichia coli
Bacillus subtilis
Salmonella typhimurium
Candida albicans
Microsporum gypseum
Epidermophyton floccosum
Persamaan garis
Y = 7,333X + 10,625
r = 0,964
Y = 6,210X + 12,022
r = 0,975
Y = 2,761X + 9,663
r = 0,970
Y = 4,056X + 9,001
r = 0,920
Y = 4,407X + 20,809
r = 0,963
Y = 4,573X + 19,719
r = 0,973
Y = 3,624X + 9,221
r = 0,964
Y = 3,105X + 10,137
r = 0,99
Y = 12,244X + 6,442
r = 0,967
Keterangan:
Y = diameter hambatan (mm)
X = log konsentrasi (µg)
Tabel 5. Kesetaraan 1000 µg Daun Kering Allamanda cathartica L. Dan Allamanda neriifolia Hook.
Terhadap Antibiotik Pembanding
Antibiotik
Ampisilin
Tetrasiklin
Griseofulvin
Mikroba Uji
Bordetella bronchiseptica
Shigella flexneri
Escherichia coli
Klebsiella pneumoniae
Bacillus subtilis
Salmonella typhimurium
Candida albicans
Epidermophyton floccosum
Microsporum gypseum
Kesetaraan
1000 µg Daun - 1
0,186 ug
0,247 ug
0,0035 ug
0,0319 ug
2,746 ug
Kesetaraan
1000 µg Daun – 2
1,798 ug
0,225 ug
17,077 ug
0,0045 ug
0,0339 ug
28,589 ug
3,432 ug
77,252 ug
Keterangan :
Daun – 1 = daun Allamanda cathartica L.
Daun – 2 = daun Allamanda neriifolia Hook.
= dalam uji aktivitas tidak menunjukkan hambatan
Penetapan Kesetaraan Aktivitas Terhadap
Antibiotik Pembanding
Penetapan kesetaraan aktivitas antibakteri
dan antifungi daun Allamanda terhadap aktivitas
antibiotik pembanding dilakukan dengan cara
membuat satu larutan seri konsentrasi antibiotik,
kemudian diuji aktivitasnya terhadap bakteri dan fungi
uji yang dikenal peka terhadap antibiotik tersebut. Hasil
pengujian
ini
dibuat
kurva
bakunya
yang
menggambarkan hubungan antara logaritma konsentrasi
87
Aktivitas Anti Bakteri … (Asep Gana Suganda dkk.)
antibiotik terhadap diameter hambatan yang terjadi,
dan kemudian dibuat persamaan garis dari kurvanya
tersebut. (Persamaan garis kurva baku yang diperoleh
dapat dilihat pada Tabel 4). Berdasarkan persamaan
garis kurva baku tersebut ditentukan kesetaraan
aktivitas bahan yang diuji terhadap antibiotik
pembanding dengan menggunakan data diameter
hambatan pada Tabel 1 dan Tabel 2. (Hasil penetapan
kesetaraan aktivitas bahan uji terhadap antibiotik
dapat dilihat pada Tabel 5).
PEMBAHASAN
Hasil uji aktivitas antibakteri dan antifungi
(Tabel 1 dan Tabel 2) menunjukkan ekstrak daun
Allamanda cathartica L. hanya menghambat
pertumbuhan empat jenis bakteri uji dan terhadap satu
jenis fungi uji, sementara ekstrak daun Allamanda
neriifolia Hook. menunjukkan spektrum yang lebih
besar yaitu dapat menghambat pertumbuhan 5 jenis
bakteri dan terhadap 3 jenis fungi. Di sisi lain kedua
ekstrak tumbuhan tersebut tidak satu pun yang
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus dan Klebsiella pneumonia dan pertumbuhan
fungi Aspergillus flavus. Yang cukup menarik adalah
bahwa ekstrak Allamanda neriifolia Hook
menunjukkan kemampuan menghambat pertumbuhan
fungi Candida albicans, yang berdasarkan
pengalaman selama ini jarang sekali ditemukan
ekstrak yang aktif terhadap fungi tersebut.
Hasil Penentuan Konsentrasi Hambat
Minimum (KHM) (Tabel 3) memperkuat informasi
bahwa Allamanda neriifolia Hook. memiliki potensi
yang lebih baik sebagai antimikroba dibandingkan
dengan saudaranya Allamanda cathartica L., namun
khusus terhadap Bacillus subtilis, ekstrak daun A.
88
cathartica L. menunjukkan aktivitas yang lebih poten.
Dari Tabel 5 dapat terlihat bahwa kesetaraan
daun kering allamanda dengan antibiotik pembanding
nilainya masih rendah sekali, misalnya 1000 ug daun
kering Allamanda neriifolia Hook. hanya sebanding
dengan 0,0045 ug Tetrasiklin untuk menghambat
Bacillus subtilis, artinya kalau dosis tetrasiklin adalah
500 mg, maka jika digunakan daun kering A. neriifolia
Hook. akan diperlukan jumlah yang banyak (sekitar 4 g).
KESIMPULAN DAN SARAN
Ada korelasi yang kuat antara pemakaian
tradisional daun allamanda (“lame areuy”) dengan hasil
pemeriksaan di laboratorium sebagai antibakteri dan anti
fungi. Daun Allamanda neriifolia Hook. menunjukkan
spektrum aktivitas yang lebih kuat dibandingkan dengan
daun Allamanda cathartica L.
Untuk mengetahui senyawa apa yang
menunjukkan aktivitas antimikroba dari kedua tanaman
yang diuji perlu dilakukan penelitian fitokimia lebih
lanjut, dengan harapan dapat ditemukan suatu senyawa
antimikroba baru yang punya potensi tinggi untuk
dikembangkan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
1. J.R. Wattimena, E.Y. Sukandar, A.G. Suganda, B.
Gumay, Penapisan Daya Anti Fungi Tanaman Suku
Leguminosae, Phyto Medica, 1(3), (1990).
2. Elin Yulinah, Asep Gana, Bevy Lydia, Uji Aktivitas
Antifungi Beberapa Tanaman Suku Compositae
Terhadap Dermophyta, Acta Pharm. Ind., 17 (1),
(1992).
3. Asep Gana Suganda, Elin Yulinah Sukandar, Lia
Amalia, Aktivitas antibakteri dan antifungi minyak
atsiri daun Piper betel L., Acta Pharm. Ind., 24 (4),
(1999)
Download