BAB II TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teknologi WLAN
Jaringan lokal tanpa kabel atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal tanpa
kabel dimana media transmisinya menggunakan frekuensi radio (RF) dan infrared
(IR), untuk memberi sebuah koneksi jaringan ke seluruh penggunadalam area
disekitarnya. Area jangkauannya dapat berjarak dari ruangan kelas ke seluruh
kampus atau dari kantor ke kantor yang lain dan berlainan gedung. Peranti yang
umumnya digunakan untuk jaringan WLAN termasuk di dalamnya adalah PC,
Laptop, PDA, telepon seluler, dan lain sebagainya. Teknologi WLAN ini
memiliki kegunaan yang sangat banyak. Contohnya, pengguna mobile bisa
menggunakan telepon seluler mereka untuk mengakses e-mail. Sementara itu para
pelancong dengan laptopnya bisa terhubung ke internet ketika mereka sedang di
bandara, kafe, kereta api dan tempat publik lainnya.
Setiap teknologi pasti ada kelebihan dan kelemahan yang ditawarkan kepada
pengguna, untuk teknoologi wireless mempunyai kelebihan dan kelemahan antara
lain :
Kelebihan yang ditawarkan wireless :
1. Mobilitas
•
Bisa digunakan kapan saja.
•
Kemampuan akses data pada jaringan wireless itu real time, selama masih
di area hotspot.
7
8
2. Kecepatan Instalasi
•
Proses pemasangan cepat.
•
Tidak perlu menggunakan kabel.
3. Fleksibilitas Tempat
•
Bisa menjangkau tempat yang tidak mungkin dijangkau kabel.
4. Jangkauan luas
5. Biaya pemeliharannya murah (hanya mencakup stasiun bukan seperti pada
jaringan kabel yang mencakup keseluruhan kabel).
6. infrastrukturnya berdimensi kecil.
7. mudah dikembangkan.
8. mudah & murah untuk direlokasi dan mendukung portabelitas.
Kelemahan teknologi wireless :
a. Transmit data kecil, sedangkan jika menggunakan kabel akan lebih cepat.
b. Alatnya cukup mahal.
c. Mudah terjadi gangguan antara pengguna yang lain ( Interferensi Gelombang )
d. Kapasitas jaringan terbatas.
e. Keamanan data kurang terjamin.
f. Intermittence ( sinyal putus-putus )
g. Mengalami gejala yang disebut multipath yaitu propagasi radio dari pengirim
ke penerima melalui banyak jalur yang LOS.
h. Mempunyai latency yang cukup besar dibandingkan dengan media transmisi
kabel.
9
2.1.1. Standarisasi Teknologi Wireless
Proyek 802, protocol yang dikenal di wireless local area network (WLAN)
adalah IEEE 802.XX. Arti dari 802.XX merupakan komite yang bergerak dalam
standarisasi Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) tersebut di
bentuk pada bulan Februari tahun 1980, sehingga satandarisasi diberi nama
802.XX.
Jaringan wireless yang popular saat ini adalah Bluetooth, wifi wimax yang
juga standarisasi wireless. Secara umum berlaku satandarisasi IEEE 802.15, IEEE
802.11 (a, b, g), 802.16 dan yang lainya. Perbedaan yang paling utama antara
802.15, 802.11 dan 802.16 merupakan kecepatan transfer data. Dengan
menggunakan standarisasi yang sama maka semua pernagkat dapat saling
berkomunikasi. Sebagai contoh adalah standarisasi wifi jadi semua perangkat
yang ada logonya wifi maka dapat saling berkomunikasi.
WiFi (Wireless Fidelity) WiFi memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar
yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11.
2.1.2. Jaringan Wireless Infrastructure
Jaringan server based / wireless infrastructure memerlukan sebuah komponen
khusus yang berfungsi sebagai access point. Masing-masing client akan
mengirimkan datanya ke access point. Access point merupakan sebuah alat yang
berbentuk seperti kotak kecil berantena yang biasanya dipasang di langit-langit
10
atau dinding. Pada saat access point menerima data, ia akan mengirimkan kembali
sinyal radio tersebut ke client yang berada di area cakupannya, atau dapat
mentransfer data melalui jaringan ethernet.
Pada tipe wireless infrastructure ini, untuk melakukan komunikasi
data,
antara client dan access point harus membangun sebuah hubungan yang disebut
dengan association. Proses ini meliputi 3 tahapan yaitu :
1. Unauthenticated dan unassociated
Pada tahapan ini, client akan melakukan identifikasi untuk mencari access
point yang ada. Client dan access point pada tahap ini belum melakukan
proses authentikasi maupun asosiasi
2. Authenticated dan unassociated
Pada tahap ini, client dan access point akan melakukan proses authentikasi
dan belum melakukan proses asosiasi
3. Authenticated dan associated
Pada tahap ini, client dan access point telah melakukan proses authentikasi
dan juga proses asosiasi. Client mengirimkan request frame dan access
point merespon dengan mengirim response frame.
2.1.3. Metode Penyebaran Spektrum Pada Wlan
Spesifikasi IEEE 802.11 mempunyai beberapa metode transmisi data. Metode
inframerah mempunyai perkembangan teknologi yang masih terbatas, di mana
11
teknologi ini hanya dapat mentransmisikan data pada jarak yang sangat pendek.
Teknologi yang sangat berkembang adalah teknologi gelombang radio atau radio
frequency (RF), yaitu Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), Frequency
Hopping Spread Spectrum (FHSS), dan Orthogonal Frequency Division
Multiplexing (OFDM). Wireless LAN mentransfer data melalui udara dengan
menggunakan gelombang elektromagnetik dengan teknologi yang dipakai adalah
Spread-Sprectum Technology (SST). Dengan teknologi ini memungkinkan
beberapa user menggunakan pita frekuensi yang sama secara bersamaan. SST ini
merupakan salah satu pengembangan teknologi Code Division Multiple Access
(CDMA). Dengan urutan kode (code sequence) yang unik data ditransfer ke udara
dan diterima oleh tujuan yang berhak dengan kode tersebut. Dengan teknologi
Time Division Multiple Access (TDMA) juga bisa diaplikasikan (data ditransfer
karena perbedaan urutan waktu/time sequence).
2.1.4.1.
Teknologi Spread Spectrum
Spread Spectrum merupakan sebuah bentuk peningkatan penting dari
encoding untuk komunikasi wireless. Teknik ini dapat digunakan untuk
mengirim baik data analog maupun digital, dengan menggunakan sinyal
analog. Teknik spread spectrum ini dikembangkan untuk keperluan militer dan
intelegent. Ide dasarnya adalah untuk menyebarkan sinyal informasi ke sebuah
bandwidth yang lebih lebar untuk membuat jamming dan interception lebih
susah. Tipe pertama dari spread spectrum yang dikembangkan dikenal dengan
frequency hopping. Tipe yang lebih baru dari spread spectrum adalah direct
sequence. Kedua teknik ini digunakan diberbagai standard komunikasi
wireless dan produk. (Stallings,2004)
12
2.1.4.2.
Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS)
Frequency
Hopping
Spread
Spectrum
menggunakan
carrier
narrowband yang mengubah frekuensi dalam sebuah pola yang diketahui oleh
kedua baik pengirim maupun penerima. Disinkronisasi secara tepat, efeknya
adalah untuk mempertahankan sebuah channel logikal tunggal untuk sebuah
penerima yang tidak diinginkan, FHSS merupakan sebuah impulse noise
berdurasi pendek.
Gambar 2.1 - FHSS
Pada FHSS, sinyal ditransfer secara bergantian dengan menggunakan 1MHz
atau lebih dalam rentang sebuah pita frekuensi tertentu yang tetap. Prinsip dari
metoda frequency hopping adalah menggunakan pita yang sempit yang
bergantian dalam memancarkan sinyal radio. Secara periodik antara 20 sampai
dengan 400ms (milidetik) sinyal berpindah dari kanal frekuensi satu ke kanal
frekuensi lainnya.
13
2.1.4.3.
Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)
Direct Sequence Spread Spectrum menghasilkan sebuah pola bit
rendundan untuk tiap bit yang akan ditransmisikan. Pola bit ini dinamakan
chip code. Semakin panjang chip code, semakin besar kemungkinan data asli
dapat di-recover. Walaupun jika satu atau lebih bit di dalam chip mengalami
kerusakan selama transmisi, teknik statikal yang tertanam pada radio dapat
me-recover data asli tanpa perlu untuk transmisi ulang. Untuk penerima yang
tidak diinginkan, DSSS tampil sebagai wideband noise berdaya rendah dan
ditolak oleh kebanyakan penerima narrowband.
Gambar 2.2 - DSSS
Pada DSSS, tiap bit yang dikirim oleh pengirim diganti oleh bit sequence yang
disebut chip code. Untuk menghindari buffering, waktu yang diperlukan untuk
mengirim 1 bit asli seharusnya sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk
mengirim 1 chip code. Ini berarti data rate untuk mengirim chip code
seharusnya N (jumlah bit untuk tiap chip code) dikalikan dengan data rate
stream bit asli, Pada saat sinyal dipancarkan setiap paket data diberi kode yang
unik dan berurut untuk sampai di tujuan, di perangkat tujuan semua sinyal
terpancar yang diterima diproses dan difilter sesuai dengan urutan kode yang
14
masuk. Kode yang tidak sesuai akan diabaikan dan kode yang sesuai akan
diproses lebih lanjut.
2.1.4.4.
Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)
OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah sebuah
teknik transmisi yang menggunakan beberapa buah frekuensi (multicarrier)
yang saling tegak lurus (orthogonal). Masing-masing sub-carrier tersebut
dimodulasikan dengan teknik modulasi konvensional pada rasio symbol yang
rendah.
Gambar 2.3 - OFDM
Pada OFDM, deretan data informasi yang akan dikirim dikonversikan
kedalam bentuk parallel, sehingga bila bit rate semula adalah R , maka bit rate
di tiap-tiap jalur parallel adalah R/M dimana M adalah jumlah jalur parallel
(sama dengan jumlah sub-carrier). Setelah itu, modulasi dilakukan pada tiaptiap
sub-carrier.
Kemudian
sinyal
yang
telah
termodulasi
tersebut
15
diaplikasikan ke dalam Inverse Discrete Fourier Transform (IDFT), untuk
pembuatan
simbol
OFDM.
Penggunaan
IDFT
ini
memungkinkan
pengalokasian frekuensi yang saling tegak lurus (orthogonal), mengenai hal
ini akan dijelaskan lebih lanjut. Setelah itu simbol-simbol OFDM
dikonversikan lagi kedalam bentuk serial, dan kemudian sinyal dikirim.
2.1.4. Antenna
Antena adalah alat yang digunakan untuk mentransmisikan dan/atau menerima
gelombang radio. Medan elektromagnetik yang dipancarkan oleh antena disebuat
beam atau lobe. Antena bekerja dengan mengubah gelombang terarah (guided
wave) menjadi gelombang freespace (freespace wave) dan sebaliknya, dengan
tujuan agar gelombang terarah dapat merambat pada freespace dan gelombang
freespace dapat ditangkap oleh antena. Karena fungsinya tersebut, maka antena
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam transmisi nirkabel.
Directivity adalah kemampuan antena untuk memfokuskan energi ke arah
tertentu dibandingkan pada arah yang lain. Pola radiasi antena digambarkan
sebagai kuat relatif dari medan elektromagentik yang dipancarkan oleh antena ke
segala arah pada jarak yang konstan. Bila dilihat dari pola radiasinya, maka antena
dibagi menjadi dua macam, yaitu antena omni-directional dan antena directional.
•
Antena Omni-directional
Antena omni-directional meradiasikan energi 360 derajat secara merata
berdasarkan porosnya. Antena omni-directional dikenal juga sebagai
16
antena dipole. Antena dipole meradiasikan energi dalam pola yang tampak
seperti kue donat.
Gambar 2.4 - Pola Radiasi Antena Omni-Directional
Antena omni-directional dengan gain yang besar memberikan converage
horizontal yang lebih jauh, sedangkan converage secara vertikal
berkurang.
•
Antena Directional
Antena directional digunakan untuk komunikasi point-to-point dengan
wireless bridge. Semakin besar gain yang dimiliki oleh antena directional,
semakin sempit pula beamwidth-nya.
Gambar 2.5 - Pola Radiasi Antena Directional
17
2.1.4.1.
Konsep Antena
1. Polarisasi
Gelombang radio merupakan gelombang elekromagnetik. Medan
listrik sejajar dengan antena, sedangkan medan magnet tegak lurus
terhadap antena. Polarisasi antena dilihat dari polarisasi medan listrik
terhadap bumi, sehingga jika peletakkan antena vertikal, maka
polarisasinya adalah vertikal.
2. Gain Antena
Gain antena diukur dalam satuan dBi (dB isotropic), besar desibel
yang diukur berdasarkan referensi dari radiator isotropis. Radiator
isotropis merupakan sebuah bola yang meradiasikan energi merata ke
seluruh arah pancarannya. Antena memiliki gain pasif, yang berarti
antena tidak meningkatkan energi yang diberikan, tetapi memfokuskan
radiasinya sehingga pancaran dapat lebih jauh.
3. Beamwidth
Beamwidth merupakan lebar fokus pemancaran gelombang radio
oleh antena.
18
Gambar 2.6 - Beamwidth
4. Free Space Path Loss
Gelombang radio yang merambat akan kehilangan energi seiring
dengan perambatannya melalui medium. Free space path loss
merupakan loss yang dialami oleh gelombang radio ketika merambat
melalui medium udara.
5. Power Over Ethernet (PoE)
Power Over Ethernet merupakan metode mengirimkan listrik DC
ke access point atau wireless bridge melalui kabel ethernet UTP cat 5.
Gambar 2.7 - Power Over Ethernet
19
2.1.4.2.
Site Survey
Access point memiliki jangkauan yang terbatas. Pada area yang sangat
luas; seperti gudang atau kampus perguruan tinggi; dibutuhkan pemasangan
beberapa access point untuk menjangkau seluruh wilayah tersebut.
Pemasangan access point ditentukan melalui suatu proses yang disebut site
survey. Tujuan dari site survey adalah menjangkau seluruh wilayah akses
sehingga client dapat melakukan koneksi secara mobile, tanpa harus terputus.
Berikut adalah perangkat yang digunakan dalam site survey :
1. Spectrum Analyzer
Spectrum analyzer adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya
transmit, sinyal input, keadaan sinyal RF di tempat yang bersangkutan
dan interferensi yang terjadi.
2. Strobe Light, Flashlight, Kaca, Binocular atau Telescope yang
bermanfaat untuk mengevaluasi Line of Sight dari tempat-tempat yang
akan dipasang
3. Meteran, minimal 10 meter
4. Peta Topografik 1:50.000 atau peta komputer
5. Hand-held GPS dengan fungsi kompas dan Altimeter.
6. Topi dan ban keselamatan
7. Tangga
20
2.1.5. Permasalahan Jaringan Nirkabel dan Solusinya
Adapun permasalahan jaringan nirkabel pada umumnya adalah sebagai berikut
ini :
2.1.5.1.
Multipath
Beamwidth sinyal radio yang dipancarkan oleh sebuah antena akan
semakin meluas seiring dengan semakin jauh jaraknya. Oleh karena itu, sinyal
radio yang dipancarkan pada suatu saat akan menemukan hambatan pada jalur
propagasinya dan mengalami pemantulan. Ketika sebuah gelombang radio
dipantulkan oleh sebuah objek; misalnya lempengan logam, air, atap logam;
dan bergerak menuju antena penerima, maka akan terjadi sebuah fenomena
yang disebut multipath. Antena penerima akan menerima sinyal radio hasil
komposisi dari sinyal yang diterima langsung dari antena pemancar dan sinyal
radio hasil pantulan. Sinyal hasil pantulan akan tiba di antena penerima lebih
lambat daripada sinyal langsung. Waktu tunda ini disebut sebagai delay
spread.
Gambar 2.8 - Multipath
21
Multipath dapat menyebabkan beberapa hal :
1. Downfade
Downfade terjadi ketika sinyal pantulan berbeda fase dengan sinyal
langsung sehingga komposisi kedua sinyal menyebabkan amplitudo
sinyal asli menurun.
2. Corruption
Corruption terjadi ketika sinyal pantulan mengakibatkan komposisi
akhir
sinyal
yang
diterima
antena
penerima
tidak
dapat
diidentifikasikan dan harus mentrasmisi ulang sinyal tersebut.
Corruption menyebabkan menurunnya throughput.
3. Nulling
Nulling terjadi ketika sinyal pantulan yang diterima antena
memiliki amplitudo yang sama dengan sinyal langsung dan perbedaan
fase 1800 dengan sinyal langsung, sehingga menyebabkan komposisi
kedua sinyal adalah nol.
4. Upfade
Upfade merupakan fenomena yang berlawanan dengan fenomena
downfade. Pada fenomena upfade, sinyal pantul memperkuat sinyal
akhir yang diterima oleh antena penerima.
Penggunaan antena diversity akan mengurangi efek multipath. Antena
diversity menggunakan beberapa antena untuk membawa sinyal input ke
22
sebuah penerima. Penerima akan mengambil sinyal dengan kualitas terbaik
dari semua sinyal input yang diberikan.
2.1.5.2.
Hidden Node
Jaringan nirkabel menggunakan protocol CSMA/CA dalam menggunakan
medium frekuensi secara bersama. Protocol CSMA/CA mengharuskan setiap
node mendengarkan saluran frekuensi sebelum melakukan transmisi untuk
menghindari terjadinya collision. Permasalah hidden node muncul ketika
sebuah node yang sedang terhubung ke access point tidak dapat melihat node
lain yang juga terhubung ke access point, sehingga kemungkinan terjadi
collision semakin besar. Efek dari fenomena hidden node adalah menurunnya
throughput sampai dengan 40%. Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah
hidden node, yaitu :
1. Menggunakan RTS/CTS
Request-to-Send/Clear-to-Send (RTS/CTS) tidak menghilangkan
masalah hidden node. Solusi ini hanya mengurangi efek negatif yang
diakibatkan oleh hidden node. Dengan protocol RTS/CTS, sebelum
pengirim diperbolehkan mengirim data, pengirim diharuskan untuk
mengirim paket kecil (RTS) ke penerima dan penerima diharuskan
untuk mengirim CTS.
23
2. Meningkatkan power node
Dengan meningkatkan power node, masalah hidden node dapat
dipecahkan karena dengan meningkatnya power yang digunakan, maka
kemungkinan hidden node untuk terdeteksi oleh node lain semakin
besar.
3. Menghilangkan halangan
Selain meningkatkan power node, terdapat alternatif lain untuk
mengatasi hidden node yaitu dengan menghilangkan halangan. Dengan
menghilangkan halangan, maka power node tidak perlu ditingkatkan.
4. Memindahkan node
Solusi lain untuk hidden node adalah dengan memindahkan node
yang tidak terdeteksi oleh node lain ke tempat lain, sehingga node
tersebut dapat saling mendengarkan.
2.1.5.3.
Near/far
Masalah near/far terjadi ketika ada node yang terletak sangat dekat dengan
access point memiliki power transmisi yang besar sedangkan ada node lain
yang lebih jauh dari access point tetapi memiliki power transmisi yang jauh
lebih kecil dibandingkan dengan node yang dekat dengan access point. Hal ini
menyebabkan node yang letaknya lebih jauh dari access point yang memiliki
power transmisi yang lebih kecil tidak terdengar oleh access point. Protokol
24
CSMA/CA telah mengatasi masalah near/far tanpa perlu campur tangan
administrator jaringan. Ketika sebuah node dapat mendengarkan node lain
sedang melakukan transmisi data, maka node tersebut akan menghentikan
transmisinya, sesuai dengan aturan CSMA/CA. Jika masalah near/far masih
muncul, maka dapat dilakukan beberapa alternatif berikut :
1. Meningkatkan power transmisi node yang lebih jauh.
2. Menurunkan power transmisi node yang dekat dengan access point.
3. Memindahkan node yang lebih jauh menjadi lebih dekat dengan access
point.
2.1.5.4.
Interferensi
Ada beberapa jenis interferensi radio yang dapat muncul selama
pemasangan
jaringan
nirkabel,
diantaranya
interferensi
narrowband,
interferensi all-band, interferensi akibat pemakaian channel yang sama atau
channel yang bersebelahan dan interferensi akibat cuaca.
1. Interferensi Narrowband
Interferensi narrowband dapat mengganggu transmisi sinyal radio
yang dipancarkan oleh peralatan spread spectrum. Interferensi
narrowband tergantung dari power transmisi, lebar pita frekuensi dan
tingkat konsistensinya. Sinyal narrowband mengganggu sebagian kecil
dari pita frekuensi yang digunakan oleh sinyal spread spectrum. Jika
25
sinyal narrowband berinterferensi dengan sinyal spread spectrum pada
channel 3, maka dengan memindahkan penggunaan channel spread
spectrum dapat menghilangkan interferensi yang terjadi. Untuk
mengidentifikasikan
ada
interferensi
narrowband,
maka
diperlukanspectrum analyzer.
2. Interferensi All-Band
Interferensi all-band adalah sinyal yang berinterferensi dengan
sinyal spread spectrum secara merata di seluruh pita frekuensi.
Teknologi seperti bluetooth atau sebuah microwave oven biasanya
menyebabkan interferensi all-band pada sinyal radio 802.11. Solusi
terbaik
untuk
masalah
interferensi
all-band
adalah
dengan
menggunakan teknologi yang penggunaan spektrum frekuensinya
berbeda dengan spektrum sumber interferensi. Jika penggunaan
teknologi 802.11b mengalami interferensi all-band, maka solusinya
adalah dengan menggunakan teknologi 802.11a. Pencarian sumber
interferensi all-band akan lebih sulit dibandingkan dengan interferensi
narrowband.
3. Interferensi Cuaca
Cuaca yang sangat buruk dapat mempengaruhi kinerja jaringan
nirkabel. Cuaca normal seperti hujan, salju, kabut, tidak memiliki
pengaruh besar terhadap kinerja jaringan nirkabel. Angin tidak
mempengaruhi sinyal radio, tetapi mempengaruhi posisi antena yang
dipasang di luar gedung. Perubahan antena dapat menyebabkan sinyal
26
yang dipancarkan tidak diterima oleh antena penerima. Petir dapat
mengganggu dalam dua cara. Pertama, petir dapat menyambar antena
atau objek di sekitarnya dan menyebabkan kerusakan. Kedua, petir
dapat mengganggu jalur yang dilewati oleh signal radio. Masalah
pertama dapat dicegah dengan menggunakan lightning arrestor.
4. Interferensi Co-Channel dan Adjacent Channel
Penggunaan channel yang sama (co-channel) maupun berdekatan
(adjacent channel) dapat menyebabkan interferensi, karena pita
frekuensi yang diguakan saling bertumpukan satu sama lain (overlap).
Setiap channel menggunakan lebar pita frekuensi 22 Mhz sedangkan
frekuensi utama setiap channel hanya terpisah 5 Mhz. Interferensi ini
akan menyebabkan throughput berkurang jauh. Hanya ada dua cara
yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah ini, yaitu dengan
menggunakan channel yang tidak overlap, atau dengan memindahkan
access point sampai sinyal radio keduanya tidak saling berinterferensi.
5. Jangkauan
Ketika mempertimbangkan peletakan peralatan jaringan nirkabel,
jangkauan komunikasi harus diperhitungkan. Ada tiga hal penting
yang akan mempengaruhi jangkauan komunikasi, yaitu power
transmisi, jenis dan lokasi antena dan lingkungan.
27
a. Power Transmisi
Power transmisi yang lebih besar akan memiliki jangkauan
komunikasi yang lebih jauh. Sebaliknya, dengan menurunkan
power transmisi, maka jangkauan komunikasi akan semakin
pendek.
b. Jenis dan Lokasi Antena
Penggunaan antena yang memiliki beamwidth lebih kecil (antena
directional) akan memperluas jangkauan sinyal radio, sedangkan
penggunaan
antena
omni-directional
akan
memperpendek
jangkauan sinyal radio.
c. Lingkungan
Lingkungan yang penuh dengan noise akan memperpendek
jangkauan sinyal radio. Selain itu, lingkungan yang penuh dengan
noise akan mempersulit jaringan nirkabel untuk membangun link
yang stabil.
2.1.5.5.
Keamanan Jaringan Nirkabel
Keamanan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam
perancangan dan implementasi suatu jaringan. Ada beberapa solusi yang
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan keamanan pada jaringan nirkabel,
yaitu :
28
1. LEAP
Lightweight Extensible Authentication Protocol (LEAP) adalah
jenis otentiaksi utama yang digunakan pada access point Cisco. LEAP
menggunakan metode WEP untuk melakukan proses enkripsi. Selain
itu, LEAP juga bisa digabungkan dengan metode otentikasi yang lain.
2. VPN
Virtual Private Network (VPN) adalah suatu proses di mana
jaringan umum (public network / Internet) diamankan untuk
memfungsikan sebagaimana private network. Otentiaksi dan enkripsi
merupakan dua teknik yang terdapat dalam VPN. Teknologi penting
lainnya yang biasa digunakan untuk menyesuaikan otentikasi dan
enkripsi adalah tunneling, yang merupakan suatu enkapsulasi satu
paket protokol di dalam paket protokol lain
3. WEP
Wired Equivalent Privacy (WEP) merupakan protokol keamanan,
yang dispesifikasikan dalam standar IEEE Wireless Fidelity (Wi-Fi),
802.11b yang dirancang untuk menyediakan jaringan nirkabel dengan
tingkat keamanan dan keleluasaan pribadi dibandingkan dengan yang
biasa digunakan dalam jaringan kabel. WEP menggunakan key yang
statis untuk melakukan proses otentikasi antara client dengan access
point. Permasalahan pada WEP adalah metode otentikasi ini sudah bisa
dipecahakan dengan menggunakan aplikasi tertentu. Selain itu,
29
penambahan key pada WEP membuat data semakin besar yang
mengakibatkan lambatnya pengiriman data.
4. WPA
Wi-Fi Protected Access (WPA) adalah pengenbangan lanjutan dari
WEP. Berbeda dengan WEP, WPA menggunakan key yang dihasilkan
secara dinamis sehingga semakin mempersulit client yang tidak berhak
untuk menggunakan fasilitas access point.
2.2. Sistem Informasi ERP
Secara umum ERP (Enterprise Resource Planning) diartikan sebagai: (1)
Sebuah sistem informasi yang mengkoordinasikan seluruh sumber daya, informasi
dan aktifitas perusahaan. (2) Lebih jauh, Enterprise Resource Planning (ERP)
adalah
sebuah
sistem
informasi
perusahaan
yang
dirancang
untuk
mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan
untuk proses bisnis lengkap. (3) ERP merupakan software yang mengintegrasikan
semua departemen dan fungsi perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang
dapat melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan,
HRD, produksi atau keuangan. (4) Sistem ERP adalah sistem yang terintegrasi.
Dimana Integrasi yang dimaksud adalah menggabungkan berbagai kebutuhan
pada satu software dalam satu logical database, sehingga memudahkan semua
departemen berbagi informasi dan berkomunikasi.
30
Sistem ERP didasarkan pada database pada umumnya dan rancangan
perangkat lunak modular. Database yang ada dapat mengijinkan setiap
departemen dalam perusahaan untuk menyimpan dan mengambil informasi secara
real-time. Informasi tersebut harus dapat dipercaya, dapat diakses dan mudah
disebarluaskan. Rancangan perangkat lunak modular harus berarti bahwa sebuah
bisnis dapat memilih modul-modul yang diperlukan, dikombinasikan dan
disesuaikan dari vendor yang berbeda, dan dapat menambahkan modul baru untuk
meningkatkan unjuk kerja bisnis. Pada tulisan kali ini, sistem ERP yang dibahas
adalah sistem proses bisnis pada perusahaan manufaktur.
2.2.1. Tujuan ERP
Tujuan sistem ERP adalah untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi secara
keseluruhan. ERP merupakan software yang ada dalam organisasi/perusahaan
yang digunakan untuk :
•
Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis. Baik proses bisnis
perusahaan manufaktur atau jasa.
•
Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise.
•
Menghasilkan informasi yang real-time.
•
Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan.
31
2.2.2. Sistem ERP
Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang diberikan kepada sistem
informasi yang mendukung transaksi atau operasi sehari-hari dalam pengelolaan
sumber daya perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi dana, manusia, mesin,
suku cadang, waktu, material dan kapasitas. Konsep dari sistem ERP dapat
diilustrasikan sebagai berikut :
Gambar 2.9 – Konsep ERP
Paket sistem ERP biasanya terdiri atas sekumpulan modul-modul yang dapat
mendukung berbagai fungsi dan proses pada perusahaan. Alur proses bisnis yang
terjadi dalam perusahaan komersial, baik yang menghasilkan produk barang jasa
secara umum merupakan satu siklus kontinu mulai dari permintaan konsumen,
pembuatan produk, penyerahan produk, penagihan, pembayaran dan layanan
purnajual.
32
2.3. VoIP (Voice over Internet Protocol)
Sistem Public Switched Telephone adalah sistem yang dipakai untuk
mengantarkan lalu lintas suara dengan sedikit lalu lintas data pada sistem tersebut.
Tetapi lalu lintas data terus berkembang dan pada tahun 1999, besarnya volume
lalu lintas data menjadi sama dengan besarnya lalu lintas suara. Pada tahun 2002,
volume dari lalu lintas daya menjadi lebih besar daripada volume dari lalu lintas
suara dan masih terus berkembang pesat, dengan lalu lintas suara cenderung datar.
Angka ini menyebabkan penyedia layanan jaringan packet-switching menjadi
tertarik untuk membawa lalu lintas sura pada jaringan data mereka. Besarnya
bandwidth tambahan yang dibutuhkan untuk sura ini sangat kecil semenjak
jaringan packet dapat dibagi-bagi untuk lalu lintas data. Bagaimanapun, rata-rata
tagihan telepon setiap orang mungkin saja lebih besar daripada tagihan
internetnya, jadi penyedia layanan jaringan data melihat Internet telephony
sebagai satu cara untuk mendapatkan tambahan uang yang besar tanpa harus
menaruh tambahan jalur fiber apapun. Karena itulah, akhirnya Internet telephony
lahir.
Keuntungan-keuntungan dari penggunaan VoIP jelas terlihat (Goncalves,
1999, p70). Pertimbangan yang menentukan keputusan untuk menerapkan VoIP
lebih berhubungan dengan masalah teknis dibandingkan dengan masalah
perhitungan dari keuntungan yang didapat. Tujuan dari pada saat menerapkan
VoIP adalah untuk mendapatkan sebuah teknologi yang mendukung komunikasi,
termasuk suara dan video pada beberapa infrastruktur termasuk jaringan berbasis
IP dan Internet.
33
Meskipun demikian, terdapat beberapa tantangan untuk menerapkan VoIP
(Goncalves, 1999, p216-217). Beberapa tantangan tersebut termasuk diantaranya
membuat perusahaan telekomunikasi untuk menerapkan VoIP dan menerapkan
standar. Sebagai contoh, pada tahun 1977, Qwest Communications, sebuah
perusahaan telekomunikasi di Denver, mulai menawarkan layanan komunikasi
jarak jauh dengan harga 7.5 cents per-menit. Hal yang paling mengejutkan adalah
bukan perusahaan tersebut menurunkan harga sebanyak 50 persen, tetapi
perusahaan tersebut menggunakan VoIP sebagai teknologinya. Beberapa
perusahaan telkomunikasi lainnya seperti AT&T, Sprint dan WorldCom
mengatakan bahwa VoIP belum siap untuk saat itu. Sampai pada tahun 1998,
belum banyak yang menggunakan VoIP. Tantangan lainnya adalah penggunaan
protocol untuk teknologi VoIP. Beberapa protocol ditawarkan untuk teknologi
VoIP. Untuk dapat berkomunikasi, kedua belah pihak harus menggunakan
protocol yang sama. Beberapa protocol untuk VoIP adalah H.323 yang adalah
rekomendasi dari ITU-T, H.100/H.110 dari ECTF (Enterprise Computer
Telephony Forum) dan SIP yang diusulkan oleh IETF (Internet Engineering Task
Force).
2.3.1. SIP (Session Initiation Protocol)
Menurut Douskalis (2000, p69) Session Initiation Protocol (SIP) adalah
sebuah signaling protocol berbasis text yang digunakan untuk membuat dan
mengendalikan sesi multimedia dengan dua atau lebih user yang
berpartisipasi. Secara singkatnya, SIP yang telah distandarisasikan pada RFC
34
3261 adalah sebuah protocol client-server yang dapat dikirimkan melalui TCP
ataupun UDP, tetapi pada umumnya pengimplementasian dari SIP
menggunakan UDP untuk kecepatan dan kesederhanaannya. Komunikasi pada
SIP terjadi pada client yang biasa disebut dengan user agent (UA) dan satu
atau lebih SIP server. Dengan SIP, sesi multimedia dapat dibuat dari berbagai
pihak selama adanya koneksi diantara mereka.
Berikut merupakan gambaran singkat dari lima aspek kunci SIP untuk
memfasilitasi pemanggilan dan pengendalian sesi :
•
Call Setup: SIP dapat menangani pemanggilan dari point-to-point
maupun multipoint.
•
User location services: user memiliki kemampuan untuk berpindah ke
lokasi yang berbeda dan mengakses fasilitas telepon mereka dari
tempat tersebut.
•
User Capabilities: Menentukan media dan parameter-parameter media
yang digunakan. SIP menggunakan SDP untuk menegosiasikan
parameter dari media.
•
User availibility: Menentukan keinginan atau ketersediaan dari pihak
yang dipanggil untuk melakukan komunikasi
•
Call
handling:
Termasuk
fitur
pemanggilan
dan
mengakhiri
pembicaraan. Fitur-fitur seperti ini penting bagi layanan telepon.
35
2.3.1.1.
SIP Signaling Method
SIP menggunakan 6 method dasar signaling untuk menangani pembuatan
dan pengendalian sesi multimedia. Enam method tersebut adalah :
Tabel 2.1 Metode Signaling Pada SIP
Method
Definisi
Invite
Ini adalah message pertama yang disampaikan oleh pihak pemanggil
pada proses pemanggilan. Pada message ini terdapat parameterparameter SDP.
Ack
Pihak pemanggil akan meresponse dengan ACK untuk request INVITE
yang telah diterima dengan code 200.
Options
Message ini dikirimkan untuk mengetahui kemampuan dari sebuah
agent SIP.
Bye
Client mengirimkan message ini untuk memutuskan sebuah panggilan.
Cancel
Method ini digunakan untuk menggagalkan sebuah panggilan yang
sedang dalam proses (belum direspon oleh pihak yang dipanggil).
Register
Client menggnakan method REGISTER untuk mendaftarkan alamat
lokasinya sekarang kepada sebuah server SIP.
36
2.3.1.2.
SIP Call Flow
Gambar 2.10 - Contoh SIP INVITE call flow
Pada contoh skenario diatas, Alice mencoba untuk melakukan panggilan
kepada Bob. Karena softphone dari Alice tidak mengetahui lokasi dari Bob,
maka softphone dari Alice mengririm request INVITE kepada SIP server pada
domain tempat ia melakukan REGISTER. Lokasi dari SIP server ini dapat
sudah dikonfigurasi pada softphone milik Alice atau didapat dari proses
DHCP. Pada contoh ini, SIP server pada domain Alice bertindak sebagai
proxy server, server ini melanjutkan panggilan kepada SIP server pada domain
lain dan mengembalikan respon 100 (Trying) kepada Alice. SIP server pada
domain Bob akan menerima request INVITE ini dan mengembalikan respon
100 kepada SIP server pada domain Alice sebagai tanda ia sudah menerima
37
request tersebut dan akan memprosesnya, lalu request tersebut dilanjutkan
kepada softphone Bob. softphone Bob akan menerima request ini dan
mengembalikan respon 180 (Ringing) dan menunggu respon dari Bob apakah
akan menerima panggilan atau menolak panggilan. Pada contoh diatas, Bob
menerima panggilan sehingga respone 200 (OK) dikembalikan kepada pihak
pemanggil yang adalah Alice. Akhirnya, softphone Alice mengirimkan ACK
kepada Bob sebagai konfirmasi dari respon 200 dan sesi komunikasi
multimedia diantara keduanya dapat dimulai. Pada contoh diatas, Bob
memutuskan sesi komunikasi sehingga softphone Bob mengirimkan BYE
kepada Alice. Sebagai konfirmasi bahwa Alice sudah menerima pesan BYE
tersebut dari Bob, softphone Alice mengirimkan pesan 200 kepada softphone
Bob.
2.3.1.3.
SIP Message Format
INVITE sip:[email protected] SIP/2.0
Via : SIP/2.0/TCPclient.atlanta.example.com:5060;
branch=z9hG4bK74bf9
Max-Forwards: 70
From: Alice <sip:[email protected]>;tag=9fxced76sl
To: Bob <sip:[email protected]>
Call-ID: [email protected]
CSeq: 1 INVITE
Contact: <sip:[email protected];transport=tcp>
Content-Type: application/sdp
Content-Length: 151
38
v=0
o=alice
2890844526
client.atlanta.example.com
2890844526
IN
IP4
s=c=IN IP4 192.0.2.101
t=0 0
m=audio 49172 RTP/AVP 0
a=rtpmap:0 PCMU/8000
Baris pertama dari message tersebut berisikan nama method (INVITE).
Baris-baris berikutnya berisikan header-header field. header-header field
tersebut secara singkat adalah :
•
Via berisikan alamat dimana pihak pemanggil akan berharap
respon dikirimkan ke alamat tersebut. Pada field ini terdapat juga
parameter branch sebagai penanda unik sebuah transaksi.
•
To berisikan sebuah display name dan sebuah alamat SIP atau
SIPS dimana request ditujukan.
•
From juga dapat berisikan sebuah display name dan alamat SIP
atau SIPS dari pengirim sebuah request. Field ini juga berisikan
sebuah parameter tag yang berisikan string acak dan akan
digunakan sebagai identifikasi unik dari sebuah sesi.
•
Call-ID berisikan pengidentifikasi unik untuk panggilan ini.
Kombinasi dari Call-ID, tag pada From, dan tag pada To field akan
menjadi identifikasi unik sebuah pembicaraan yang biasa disebut
dialog.
39
•
CSeq berisikan sebuah angka acak dan nama method. Angka pada
Cseq akan terus ditambahkan untuk setiap request baru pada
sebuah dialog.
•
Contact berisikan sebuah alamat SIP atau SIPS yang menandakan
alamat untuk menghubungi pihak pengirim request secara
langsung.
•
Max-Forwards berguna untuk membatasi banyaknya jumlah hop
darisebuah request sampai mencapai ke tujuan.
•
Content-Type berisikan deskripsi dari isi pesan.
•
Content-Length berisikan besar dari isi pesan dalam byte.
2.3.1.4.
SIP Response
SIP memiliki 6 tipe response atas request yang dilakukan. Beberapa kode
response tersebut adalah: (Douskalis, 2000, pp79-83)
1. Informasi (100-199). Response untuk informasi bahwa request akan
diproses lebih lanjut.
2. Sukses (200). Request telah diproses dengan sukses.
3. Redirection (300-399). Panggilan memerlukan proses lebih lanjut sebelum
dapat diselesaikan.
40
4. Kesalahan yang dikarenakan oleh sisi client (400-499). Server tidak dapat
memproses request lebih lanjut. Request harus diubah atau dikirim ulang
sebelum dapat dilanjutkan.
5. Kesalahan pada sisi server (500-599). Tidak ada masalah pada request dari
client, tetapi server tidak dapat memproses request yang dikirimkan.
6. Kesalahan global (600-699). Request client tidak dapat dilayani oleh
server manapun.
Tabel 2.2 - Beberapa jenis dan arti SIP response dari kode 100 sampai 199
Code
Arti
100
Trying – request dari client sedang dalam proses
180
Ringing – telephone (virtual ataupun real) sedang berderin
181
Call Forwarding – panggilan akan diteruskan
Queued for service – ini dapat digunakan untuk aplikasi
182
yang dapat menunda panggilan sampai panggilan
panggilan yang lebih dulu dalam antrian selesai diproses.
Tabel 2.3 - SIP response kode 200
Code
Arti
200 OK – request telah telah selesai diproses dengan sukses. Tabel 2.4 - Beberapa jenis dan arti SIP response dari kode 300 sampai 399
Code
Arti
300
Alamat dari pihak yang dipanggil terdapat lebih dari satu pilihan. Pilihanpilihan tersebut akan dikembalikan agar pihak pemanggil dapat memilih
alamat mana yang akan dipanggil selanjutnya.
301
Pihak yang dipanggil telah pindah secara permanen dan pihak pemanggil
dapat mencoba untuk menghubungi alamat yang baru yang disertakan
41
pada respon.
302
Pihak yang dipanggil telah pindah sementara, pihak pemanggil dapat
mencoba menghubungi pada alamt yang disertakan pada respon.
305
Pihak yang dipanggil tidak dapat dihubungi secara langsung, melainkan
harus melewati sebuah proxy.
380
Layanan yang diminta tidak dapat dilayani, tetapi beberapa layanan
alternatif lain dapat diajukan.
Tabel 2.5 - Beberapa jenis dan arti SIP response dari kode 400 sampai 499
Code
Arti
400 Kesalahan pada syntax request.
User harus melakukan autentikasi pada server seblum
401
melanjutkan request.
404 Server tidak mengenal pihak yang dipanggil
Pihak yang dipanggil tidak ada untuk sementara. Server
480 mengetahui pihak yang dipanggil, tetapi pada saat request
diminta server tidak tahu lokasi dari pihak yang dipanggil.
483 Hop telah melebihi jumlah maximum yang telah ditentukan
Tabel 2.6 - Beberapa jenis dan arti SIP response dari kode 500 sampai 599
Code
Arti
500
Kesalahan pada server. Kesalahan dapat berupa kesalahan
perangkat keras ataupun kesalahan perangkat lunak.
501
Server tidak dapat melayani request karena request tersebut
tidak diimplementasikan pada server.
502
Response yang tidak valid diterima oleh server (proxy) dari
server lain pada saat meneruskan request.
503
Layanan tidak tersedia untuk sementara. Dapat dikarenakan
oleh proses yang overload atau keterbatasan resource.
504
Server (proxy) tidak menerima response dalam kurun waktu
tertentu.
505
Versi SIP tidak disupport oleh server.
42
Tabel 2.7 - Beberapa jenis dan arti SIP response dari kode 600 sampai 699
Code
Arti
600
Pihak yang dipanggil sedang sibuk.
603
Pihak yang dipanggil menolak panggilan
604
Pihak yang dipanggil tidak ada dimanapun
606
Pihak yang dipanggil bersedia menerima panggilan, tetapi
terdapat ketidaksesuaian dalam media yang diminta atau
ketidaksesuaian lainnya.
2.3.2. SDP (Session Description Protocol)
Di dalam suatu komunikasi multimedia antar user, terdapat suatu
kebutuhan untuk menentukan beberapa parameter dalam satu sesi komunikasi
terhadap semua user yang berpartisipasi. Semua user yang berpartisipasi
dalam suatu sesi multimedia harus menyetujui parameter-parameter dalam sesi
tersebut sebelum memulai sesi. Parameter-parameter yang dibutuhkan dalam
suatu sesi adalah seperti alamat IP, port, format media, dan codec yang
digunakan dalam sesi tersebut. Session Description protocol yang telah
distandarisasi pada RFC 2327 menyediakan cara bagi para user untuk
menegosiasikan parameterparameter tersebut.
Di dalam penggunaannya bersamaan dengan SIP, message SDP dibawa
oleh message SIP dan terdapat dalam bagian isi dari message SIP. SDP adalah
protokol berbasis text. Deskripsi dari sesi di encode berdasarkan ASCII
menggunakan format singkatan seperti berikut: (Douskalis, 2000, pp33-34)
v=versi protocol
o=pemilik/pembuat dan id dari sesi
43
s=nama sesi
i=(optional) informasi tambahan dari sesi
u=(optional) URI dari deskripsi
e=(optional) alamat email
p=(optional) nomor telepon
c=(optional) informasi koneksi
b=(optional) informasi bandwidth
z=(optional) penyesuaian zona waktu
k=(optional) kunci enkripsi
a=(optional) nol atau lebih atrribute dari sesi
Deskripsi Waktu
t=waktu saat sesi aktif
r=(optional) nol atau lebih perulangan
Deskripsi Media
m=nama media dan alamat transport
i=(optional) judul media
c=(optional) informasi koneksi – optional jika disertakan pada level
sesi
b=(optional) informasi bandwidth
k=(optional) kunci enkripsi
a=(optional) nol atau lebih atrribute dari sesi
Sebagai contoh, sebuah deskripsi sesi dari SDP dapat bernilai seperti berikut:
v=0
c=IN IP4 128.96.41.1
m=audio 3456 RTP/AVP 0
44
Dari contoh diatas, deskripsi dari sesi menunjukkan bahwa protocol SDP yang
digunakan adalah 0, alamat endpoint IPv4 128.96.41.1, mode koneksi adalah
audio, menggunakan RTP pada port 3456 dan tipe payload RTP 0.
2.3.3. RTP (Real-time Transport Protocol)
Menurut Perea (2008, p206) RTP adalah sebuah protocol standard dari
IETF (International Engineering Task Force) yang memungkinkan pengiriman
data bersifat real-time, seperti suara maupun video, pada suatu komunikasi
endto- end. RTP biasanya berjalan di atas UDP. RTP mendefinisikan konsep
dari sesi RTP. Sebuah sesi RTP diidentifikasikan oleh sebuah alamat port dan
sebuah tipe media. Sebuah paket RTP terdiri dari sebuah header dan data
payload. Data payload berisi data suara ataupun video yang sebenarnya
sementara header berisikan informasi yang dibutuhkan untuk mengirimkan
media. RTP pertama kali distandarisasikan tahun 1996 pada RFC 1889 dan
kemudian digantikan di RFC 3550 pada tahun 2003.
RTP biasanya digunakan dalam sistem komunikasi dan hiburan yang
melibatkan streaming media, seperti sistem telepon, video conference dan
aplikasi berbasis web dengan fitur push to talk. RTP dikontrol oleh H.323,
MGCP, Megaco, SCCP atau SIP (Session Initiation Protocol). RTP biasa
dikonjugasikan dengan RTP Control Protocol (RTCP), ketika RTP membawa
streaming media seperti audio dan video, RTCP digunakan untuk memonitor
transmisi statistic dan informasi quality of services (QoS). Sebagai contoh,
RTCP dapat melaporkan jumlah dari paket yang hilang. Informasi semacam
45
ini disampaikan melalui tipe paket RTCP tertentu yang disebut SR (Sender
Report) dan RR (Receiver Report). Semua peserta dalam suatu sesi RTP
mengirimkan report RTCP. Bagi pengirim media, mengirimkan SR dan
penerima mengirimkan RR. Sebuah peserta yang mengirim dan menerima
media
mengirimkan
SR
dan
RR.
Ketika
kedua
protokol
bekerja
mentransmisikan data, RTP biasanya menggunakan port dengan nomor genap
sedangkan RTCP menggunakan nomor ganjil selanjutnya yang lebih besar.
Berikut ini merupakan RTP Packet Header berserta penjelasannya.
Gambar 2.11 - RTP Packet Header
•
Ver. : Menyatakan versi dari protokol (2 bits).
•
P (Padding) : Menyatakan muatan ekstra pada akhir dari paket RTP (1
bits).
•
X (Extension) : Header sambungan antara header standar dan payload
data (1 bit).
•
CC (CSRC Count) : Berisi nomor identifikasi CSRC (4 bits).
•
M (Marker) : Digunakan pada level aplikasi dan ditentukan oleh profil
(1 bit).
•
PT (Payload Type) : Menyatakan format payload (7 bits).
46
•
Sequence Number : Pendeteksi paket yang rusak dan tidak sampai
pada tujuan dan memperbaiki urutan rangkaian (16 bits).
•
Time Stamp : Digunakan untuk memungkinkan penerima memutar
paket yang diterima pada interval waktu yang sesuai (32 bits).
•
SSRC
:
Sinkronisasi
sumber
identifier
secara
unik
dan
mengidentifikasikan sumber streaming (32 bits).
•
CSRC : Mengkontribusi ID sumber.
•
Extension header : 32 bits pertama yang berisi profil identifier.
2.3.4. Codec
Codec atau disebut juga sebagai coder/decoder atau compress/decompress
merupakan unit proses sinyal digital yang mengambil inputan analog dan
mengkonversinya menjadi digital pada akhir pengiriman (Bezar, 1995, p341).
Codec terbagi atas audio codec dan video codec. Berikut adalah perbandingan
dari beberapa codec yang cukup sering digunakan (Black, 2000, p74)
Tabel 2.8 - Perbandingan dari beberapa audio codec yang sering digunakan
Jenis Codec Bitrate (kbit/s) Complexity Delay (ms)
G.711
64
1
0.125
G.726
32
10
0.125
G.728
16
50
0.625
47
GSM
13
5
20
G.729
8
30
15
US Dod
2.4
10
22.5
Bit rate mengacu pada banyak unit yang dikirimkan tiap detiknya.
Complexity merupakan kompleksitas proses codec yang berpengaruh pada
kecepatan komputer. Semakin kecil kompleksitas maka semakin kecil pula
resources komputer yang digunakan. Delay merupakan keterlambatan yang
dihadapi dari satu pengiriman paket ke paket yang selanjutnya.
1. G.711
Codec G.711 merupakan standard dari ITU-T yang menggunakan
encoding PCM Logarithmic untuk sample suara, dengan sample rate 8000
samples/detik dengan kuantisasi secara logaritma yang tidak seragam
dengan 8 bit digunakan untuk merepresentasikan setiap sample, sehingga
menghasilkan 64Kbit setiap detik.. ULAW biasa digunakan di North
America dan Jepang. ULAW biasa digunakan di Eropa dan dunia pada
umumnya (Perea, 2008,
p230). G.711 banyak digunakan pada
pembicaraan melalui telepon. Standar tentang G.711 ini dikeluarkan pada
tahun 1972. Nama formal dari G.711 adalah PCM (Pulse Code
Modulation). Standard ini banyak digunakan pada beberapa teknologi
termasuk pada VoIP.
48
2. H.263
Coding video standard yang beroperasi pada bitrate yang rendah. H.263
merupakan
perkembangan
dari
H.261
dan
cukup
memberkan
perkembangan yang baik untuk menggantikan H.261 (Perea, 2008, p231).
Semenjak penemuannya, H.263 banyak digunakan di dunia internet.
Beberapa content video Flash seperti Youtube, Google Video dan
MySpace pernah menggunakan codec Sorensen Spark yang adalah sebuah
implementasi dari H.263 namun tidak sepenuhnya, namun sekarang
beberapa situs telah menggunakan VP6 atau H.264. Versi awal dari codec
RealVideo didasarkan pada H.263 sampai pada versi RealVideo 8, hingga
akhirnya codec ini digunakan pada SIP untuk internet conferencing. H.263
dikembangkan sebagai sebuah perkembangan dari H.261, MPEG-1 dan
MPEG-2. Versi pertama dari H.263 diselesaikan pada tahun 1995 dan
telah memberikan sebuah hasil yang cukup baik untuk menggantikan
H.261.
Download