MATERI KULIAH KIMIA ORGANIK II SMT IV 3 SKS BAB I. STEREO KIMIA BAB II. SENYAWA BERGUGUS FUNGSI JAMAK BAB III. KARBOHIDRAT BAB IV. BAB V. BAB VI. ASAM AMINO, PEPTIDA, DAN PROTEIN LEMAK HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK 1. Buku Teks Kimia Organik II (Matsjeh, S., et.al., 1996, Kimia Organik II, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DIKTI) 2. Fessenden, R.J., and J S Fessenden, 1997, Kimia Organik, Alih Bahasa A.H Pudjaatmaja, Jilid 1, Edisi ketiga, Jakarta: Erlangga 3. Paul R Young, 2000, Organic Chemistry On Line, University Illinois Chicago 4. Solomons, 2000, Organic Chemistry, 6th edition, Wiley and Sons SOME ADVICE ON STUDYING FOR ORGANIC CHEMISTRY STRUCTURE OF KNOWLEDGE IN ORGANIC CHEMISTRY missing material Builds like a pyramid balanced on its point. If something is missing ….. The whole structure collapses !!! MATERIAL IN THIS COURSE IS CUMULATIVE STUDY TO UNDERSTAND THE MATERIAL The material keeps building on itself. ANYTHING THAT YOU DO NOT MASTER WILL COME BACK TO HAUNT YOU LATER You literally cannot forget anything in this course. WE WILL BUILD ON EARLIER TOPICS TO DEVELOP NEW ONES IF YOU DON’T UNDERSTAND SOMETHING ….. GET HELP AS SOON AS YOU CAN See me after class, during office hours, or make an appointment. DO AS MANY PROBLEMS AS YOU CAN FIND TIME FOR IN YOUR SCHEDULE Active learning is more effective than passive study. Doing problems really cements your understanding it requires you to apply what you learn. THE END-OF-CHAPTER PROBLEMS ARE THE MOST HELPFUL 6 LANGKAH PENTING UNTUK SUKSES KIMIA ORGANIK 1) berada di kelas; 2) bertanya di kelas (jika menemui kesulitan) 3) Take good notes = buat catatan yang baik persiapan dengan membaca materi sebelum masuk kelas, setelah kuliah: baca lagi, buat Ringkasan dan tulis kembali 4) Kerjakan PR pada waktunya 5) Practice, practice, practice! 6) Pelajari bagaimana ujian dengan baik STRANGE BUT TRUE We retain : 90% of what we say as we do a thing ACTIVE 70% of what we say as we talk 50% of what we see and hear 30% of what we see 20% of what we hear 10% of what we read PASSIVE ….. a psychological study STEREO KIMIA Studi mengenai molekul-molekul dalam ruang 3 dimensi Bagaimana atom-atom dalam suatu molekul ditata dalam ruangan satu relatif yang lain 1. ISOMER GEOMETRI Ketegaran (rigidity) dalam molekul dapat mengakibatkan isomer 2. KONFORMASI MOLEKUL bentuk molekul dan bagaimana bentuk ini bisa berubah 3. KIRALITAS MOLEKUL Bagaimana penataan kiri atau kanan atom-atom disekitar atom C dapat mengakibatkan isomer Pusat stereo; titik dalam suatu molekul yang menghasilkan stereoisomer jumlah stereoisomer yang mungkin adalah = 2n , n pusat stereo Pusat Khiral – ‘chirogenic centre’ = ‘pusat yang menghasilkan senyawa khiral • Pusat khiral = pusat asimetrik ; mengikat 4 atom/gugus berbeda H3CH2C * H3C C Br H A Pusat khiral Br * CH CH C 2 3 H3C H B A and B = enantiomers (‘optical isomers’)! – • Enantiomer adalah khiral! – • senyawa khiral tidak berimpit dengan bayangan cerminnya. Why is chirality important? Chiral species fits in chiral binding site (matched key and lock) Chiral species does not fit in binding site (mismatched key and lock) Loius Pasteur isomers adalah senyawa berbeda yang memiliki rumus molekul sama, contoh C4H8: Stereoisomer Alkena; Isomer Geometri, Ada perbedaan letak gugus-gugus/atom-atom 1. Dilihat prioritas substituen yang terikat langsung ke C ikatan rangkap; Nomor atom tertinggi memperoleh prioritas tertinggi Contoh; H– < C– < N– < O– < Cl–. (untuk isotop; prioritas sesuai dengan namor massa) 2. Jika atom yang terikat langsung ke ikatan rangkap sama; maka lihat atom berikutnya. Contoh; CH3– < C2H5– < ClCH2– < BrCH2 < CH3O– 3. Jika 2 gugus prioritas tertinggi terletak pada satu sisi = cis Jika 2 gugus prioritas tertinggi terletak pd sisi berlawanan = trans 4. bila ke empat gugus atau atom yang terikat ke atom C ikatan rangkap berbeda; maka dipakai penamaan E (= entgegen) & Z (=zusammen), Z equivalent ke cis dan E equivalent ke trans. Sistem E dan Z ISOMER GEOMETRI PADA SENYAWA SIKLIK H H H Di atas bidang; Gugus terikat pada ujung-atas garis vertikal H H CH3 H H H H OH H Di bawah bidang; Gugus terikat pada Ujung-bawah garis vertikal Contoh: Konformasi Senyawa Rantai Terbuka Gugus-gugus yang terikat oleh ikatan sigma dapat berotasi mengelilingi ikatan, Dapat memiliki tak terhingga banyak posisi didalam ruang relatif satu terhadap yang lain Menggunakan Proyeksi Newman Hanya ada 1 ikatan C-C, struktur rotasi (rotamer) yang ada: staggered dan eclipsed. Nama Konforme r Wedge-Hatched Bond Structure Sawhorse Structure Newman Projection Bond Repulsions in Ethane Profil Energi Potensial untuk Konformer Etana Dihedral Angle Profil Energi Potensial untuk Konformer Butana Aspek penting dari Stereoisomer Konformasi: 1.Interkonfersi konformasi dalam molekul sederhana terjadi cepat pada temperatur kamar, isolasi konformer murni biasanya tidak mungkin. 2. Konformer spesifik membutuhkan tatanama khusus, seperti staggered, eclipsed, gauche dan anti 3. Konformer spesifik tersusun dari sudut dihedral. 4. konformasi Staggered sekitar ikatan tunggal C-C lebih stabil (punya energi potensial terendah) dibandingkan konformasi eklips. 5. Konformer Gauche pada butana kurang stabil dari pada konformer anti sekitar 0,9 Kkal/mol. Nilai ini disebabkan rapatnya 2 gugus metil (steric hindrance) pada struktur Gauche 6. Konformer Butana B dan C memiliki struktur bayangan cermin yang tidak identik, sudut dihedral 2400 & 3000. Bentuk Senyawa Siklik 600 900 1080 Sudut ikatan menurut BAEYER 1200 Diagram proyeksi Menggambarkan struktur 3 dimensi ke 2 dimensi : Proyeksi Fischer Proyeksi Newman Proyeksi FISCHER Vertikal; menjauhi pembaca Horizontal; mendekati pembaca Proyeksi Fischer bisa berotasi dan dimanipulasi Rotasi 900 tidak dibolehkan; karena menghasilkan enantiomer awal. Rotasi 1800 menghasilkan konfigurasi identik, rotasi 2700 menghasilkan enantiomer Aturan Penataan ulang proyeksi Fischer : 1. merubah 2 gugus pd proyeksi Fischer; menghasilkan enantiomer dari senyawa awal 2. perubahan gugus 2 kali menghasilkan stereokimia awal Proyeksi Fischer dengan 2 C khiral Urutan penataan ke 4 gugus di sekitar atom khiral Tata nama R, S (R = Rektus = ke kanan ; S = Sinister = Kiri) (R)-alanine 1. Urutkan ke 4 gugus (berdasarkan prioritasnya) Berdasarkan no atom; dari yg terikat langsung pada C kiral b. Bila atom yang terikat langsung pada C khiral sama; maka prioritas ditentukan oleh atom berikutnya c. Ikatan rangkap 2 dianggap mengikat 2 atom yang sama d. Ikatan rangkap 3 dianggap mengikat 3 atom yang sama e. Atom yang mengikat 2 C yang riel punya prioritas lebih tinggi dari pada C dengan ikatan rangkap 2. Isotop dengan massa lebih besar memperoleh prioritas lebih tinggi 3. Proyeksikan molekul sehingga ggs prioritas terendah berada di belakang 4. Tarik suatu anak panah dari gugus prioritas tertinggi ke terendah Jika searah dengan putaran jarum jam = R Jika berlawanan dengan putaran jarum jam = S Urutan prioritas: Cl (tertinggi) > C-C > C-H > H. Sehingga (R)-2-khlorobutana H3CH2C * Br C H3C H Br * CH CH C 2 3 H3C H b H3CH2C a * d H C Br H3C c a Br b * C CH2CH3 dH H3C c H3CH2C b * dH C Br a (S)-2-bromoH3C c butane a Br * b C CH2CH3 dH H3C c (R)-2-bromo-butane CH3CH2O * Br C H H3C b CH3CH2O a * d H C Br H3C c H3C c a b * CH3CH2O C Br Hd H3Cc (R)-(1-bromoethyl) ethyl ether a H C* Br d CH3CH2Ob a OH c C* Hd b CH CH 2 3 H3C HO * H3CH2C C H H3C HO a b * C Hd H3CH2C H3C c (R)-2-butanol a OH C* b c H3C H CH2CH3 d Contoh • Gambarkan struktur dari (S)-1-kloro-2-butanol ! Posisi struktur : ClCH2C*H(OH)CH2CH3 Pusat khiral (C*) pada C2: gugus yang terikat ke C* : HO- , ClCH2-, CH3CH2-, H- . Perioritas : HO- = a, ClCH2- = b, CH3CH2- = c, H- = d a OH a OH 1 2 C* 3 4 1 2 C* 3 4 ClCH2 CH2CH3 C* H c ClCH2 b CH CH 2 3 b c H d d (S)- Berikan stereostruktur dari (R)-2-iodopentana ! (R)- 2-iodopentana: CH3C*H(I)CH2CH2CH3; Pusat khiral (C*) di C2 Gugus pada C* : I- , CH3-, CH3CH2CH2, H- . Prioritas: I- = a, CH3CH2CH2- = b, CH3- = c, H- = d Ia a C* c d b 1 2C* 3 4 5 H3C CH2CH2CH3 c H b d (R)- 2-iodopentana 2 Pusat Khiral H3C C H3C H *C *C H Br c1 (2R) H3C Br b H3C d H a *C Br 2 C Br H Senyawa C – dua pusat khiral….. H H3C Br b C 4 3C* (3S) H C Br 3 c dH a (2R,3S)-2,3-dibromobutane Tetapi…apa C senyawa khiral ? … is it non-superimposable upon its mirror image? -Bidang cermin atau bidang simetri Lihat C dan cerminnya D : 1 (2R) H3C (3S) H3C C 4 H C * 2 *C 3 H Br Br Br Br H 2 C* 3 C* 1 CH3 (2S) CH3 H 4 D Br (3R) (2R,3S)- or meso-2,3-dibromobutane Br H C * C* H 1 CH3 CH3 D C and D identical! Lanjutan …. Senyawa Meso: setiap pusat khiral dihubungkan dengan gugus yang sama dalam bidang cermin 1 H H 1 H3C Br HO COOH C2 (2R,3S)- or meso-2,3C * * 2 dihydroxybutanedioic acid 3 *C * C3 4 or H3C Br HO COOH meso-tartaric acid 4 H H (2R,3S)- or meso2,3-dibromobutane Br Br * * H H (1R,2S)-1,2-dibromocyclobutane m.p. 140 °C Bukan senyawa meso! 1 H3C H3C 4 H C * 2 *C 3 H Br Cl (2R,3S)-2-bromo-3-klorobutana Diastereoisomer Compounds C, E and F (2R) (3S) 1 H3C H3C C 4 H C * 2 *C 3 H Br Br H 1 1 H H3C Br Br CH3 (2R) C *C 2 2 * 3 3C* *C (3R) Br CH3 H3C Br H 4 E F 4 H (2S) (3S) • E,F not superimposable – both chiral- enantiomers! • Relationship between C and E or C and F: diastereoisomers! • Stereoisomers which are not enantiomers are diastereoisomers or diastereomers. HO m.p. 140 °C H 1 COOH * C2 * C3 4 HO COOH H (2R,3S)- or meso2,3-dihydroxybutanedioic acid or meso-tartaric acid HO HOOC H *C *C H COOH m.p. 170 °C OH (2R,3R )2,3-dihydroxybutanedioic acid or (2R,3R)- tartaric acid Properties of Enantiomers Identical m.p., b.p., differ in specific rotation: Solution irradiated with plane polarized light; = 589 nm (sodium ‘D’ emission line) in polarimeter. rotation ° ‘to the right’ – ‘dextrorotatory’ d- or (+); ‘to the left’ – ‘levorotatory’ l or (-). specific rotation []589 = .100/c.l c = conc. g./100mL l = length of sample tube (dm) • Optically active compound: displays optical rotation - pure enantiomer, or mixture of enantiomers containing more than 50% of one enantiomer. • Racemic mixture: mixture contains 50% of each enantiomer, = 0°. • Racemate or racemic ‘compound’ (rac): crystalline or pure liquid 1:1 mixture of enantiomers Properties of Enantiomers (cont.) Examples HO H 1 COOH * C2 * C3 4 HO COOH H []D = 0° m.p. 140 °C (2R,3S)- or meso-tartaric acid HO HOOC H *C *C H COOH HOOC OH HO *C *C OH COOH H []D = -12.4° m.p. 170 °C []D = +12.4° m.p. 170 °C (2R,3R)- (+)-tartaric acid rac- or (2RS,3RS)tartaric acid or (±)- tartaric acid H (2S,3S)-(-)tartaric acid Racemate []D = 0° m.p. 210 °C -crystals consist of 1:1 mixture of enantiomers