1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi ini, usaha pemerintah untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam dunia pendidikan agar mampu bersaing dengan tingkat sumber daya manusia negara lain adalah dengan melakukan perubahan kurikulum agar sesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan salah satu kurikulum yang digunakan mulai tahun 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK). KTSP merupakan kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan karakteristik sekolahnya. Dengan demikian, KTSP berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, serta kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Selain itu, implementasi KTSP harus relevan dengan kebutuhan kehidupan dan tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Salah satunya agar kurikulum relevan dengan perkembangan zaman saat ini maka KTSP memberlakukan muatan lokal bahasa Inggris. Penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional nyatanya perlu dikuasai peserta didik untuk menghadapi tantangan di era global. Di dalam kehidupan sehari-hari, bahasa merupakan alat komunikasi sedangkan bahasa yang paling banyak digunakan dalam berkomunikasi secara internasional adalah bahasa Inggris. Komunikasi dapat terjadi sempurna apabila pesan yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti orang lain, sehingga dalam berkomunikasi memerlukan penguasaan bahasa yang baik. Diharapkan dengan adanya pembelajaran bahasa dapat membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, serta menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. 1 2 Masa emas untuk mulai belajar bahasa Inggris adalah sejak dini, hal itu sesuai dengan pendapat Krashen, Long, dan Scarcella (Depdiknas, 2008: 1) bahwa belajar bahasa asing sewaktu masih muda akan mencapai kecakapan paling tinggi dibandingkan ketika sudah dewasa. Oleh karena itu, pemerintah memberikan perhatian secara khusus pada pembelajaran bahasa Inggris untuk SD. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, bahasa Inggris menjadi salah satu mata pelajaran dalam muatan lokal. Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar diarahkan untuk memberi kemampuan berkomunikasi dalam aktivitas interaksi siswa di lingkungan sekitar. Berdasarkan peraturan Mendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk mata pelajaran bahasa Inggris ada empat aspek yang dipelajari siswa yaitu listening (mendengarkan), speaking (mengucapkan), reading (membaca), dan writing (menulis) (Depdiknas, 2008: 17). Keempat keterampilan ini yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Namun untuk menguasai keempat keterampilan tersebut diperlukan pemahaman terhadap kosakata. Kenyataannya masih banyak siswa SD yang masih belum menguasai banyak kosakata sehingga sulit untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Berdasarkan pengamatan di SD Negeri 2 Sidomoro pada hari Sabtu, 14 November 2015 masih banyak siswa yang kurang tepat dalam membaca kata bahasa Inggris, siswa masih kesulitan untuk mengingat kosakata bahasa Inggris akibatnya penyerapan tentang materi yang diajarkan menjadi kurang sehingga hasil belajar yang diperoleh kurang maksimal. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai UTS mata pelajaran bahasa Inggris kelas V SD Negeri 2 Sidomoto tahun ajaran 2015/2016. Dari 20 siswa, diperoleh rata-rata nilai siswa kelas V sama dengan 64,5 dengan nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 29. Terdapat 10 siswa atau 50% yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 10 siswa atau 50% sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Inggris kelas V SD Negeri 2 Sidomoro sama dengan 69. Dari data di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 2 Sidomoro masih rendah (terdapat pada lampiran 1 halaman 128). 3 Setelah dilakukan wawancara kepada guru kelas V, banyak faktor yang menyebabkan nilai bahasa Inggris masih rendah antara lain: guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang menyebabkan siswa mudah bosan dalam mengikuti pelajaran, guru belum memaksimalkan media yang digunakan dan bahan ajar yang digunakan adalah LKS dan pengetahuan yang dimiliki guru, sehingga materi kurang berkembang. Menambahi pernyataan dari guru, siswa merasa pembelajaran bahasa Inggris sulit, sehingga mereka kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris. Masalah yang timbul dalam pembelajaran bahasa Inggris di SD Negeri 2 Sidomoro diduga karena kurang maksimalnya penggunaan media, pembelajaran masih didominasi oleh ceramah guru sehingga kurang menarik minat siswa untuk belajar, LKS sebagai bahan ajar utama sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa kurang berkembang, serta guru belum memaksimalkan model yang digunakan menyebabkan siswa kesulitan menyerap pembelajaran dan menghafal kosakata yang diajarkan dikarenakan pembelajaran tersebut kurang menarik dan membosankan. Dari masalah di atas perlu mendapatkan penyelesaian salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif sehingga siswa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Model pembelajaran yang inovatif akan efektif apabila dilengkapi dengan alat peraga atau media sehingga dengan bantuan media, siswa memahami materi yang diajarkan. Dari masalah di atas, peneliti memilih solusi untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris di kelas V SD Negeri 2 Sidomoro melalui penerapan model Think Talk Write dengan multimedia. Model Think Talk Write merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Di dalam mempelajari bahasa Inggris, hasil belajar yang diperoleh berupa meningkatnya penguasaan kosakata bahasa Inggris. Kosakata merupakan kunci utama untuk memahami suatu bahasa. Untuk belajar kosakata diperlukan model dan media yang menarik. Huda (2014: 218) menyatakan bahwa Think Talk Write merupakan model yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis 4 bahasa tersebut dengan lancar. Model Think Talk Write dapat menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi peserta didik, serta mendorong siswa untuk berpikir (think), berbicara (talk), dan menuliskan suatu topik (write). Model ini memiliki kelebihan antara lain: siswa dapat mengungkapkan dan menulis topik tertentu, siswa juga lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, lebih memahami materi, dan mampu melafalkan dengan benar. Untuk mengatasi kebosanan dan kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran, peneliti perlu menggunakan media, salah satunya adalah multimedia. Munir (2013: 4-5) menyatakan bahwa multimedia adalah gabungan dari berbagai media teks, gambar, video, dan animasi dalam satu program berbasis komputer. Dengan multimedia masalah yang lebih abstrak bisa menjadi lebih nyata serta penjelasan materi lebih terperinci dapat dijelaskan dengan multimedia sehingga siswa tidak mudah bosan. Diharapkan multimedia dan model Think Talk Write ini, kedepannya menjadikan siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris materi things in the school, health, shape, occupation, transportation, dan library dapat meningkat sekaligus membuat pembelajaran menjadi lebih aktif, menyenangkan dan siswa lebih memahami materi yang disampaikan sehingga memperoleh hasil belajar yang maksimal . Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agtin dan Hilmiyati (2014) yang berjudul “Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris dengan Menggunakan Media Gambar.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan media gambar pada proses pembelajaran bahasa Inggris dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas II semester ganjil SDN XII Cilegon tahun ajaran 2012/2013 dengan persentase hasil penguasaan kosakata pada siklus I mencapai 73,68% dan siklus II mencapai 97,37%. Bertolak dari pemaparan di atas, peneliti merasa perlu dan tertarik mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkolaborasi dengan guru kelas V SD, maka dari itu peneliti mengambil judul “Penerapan Model Think Talk Write dengan Multimedia dalam Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sidomoro Tahun Ajaran 2015/2016.” 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana langkah-langkah penerapan model Think Talk Write dengan multimedia dalam peningkatan hasil belajar tentang kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016? 2. Apakah penerapan model Think Talk Write dengan multimedia dapat meningkatan hasil belajar tentang kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016? 3. Apakah kendala dan solusi dalam penerapan model Think Talk Write dengan multimedia dalam peningkatan hasil belajar tentang kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 2 Sidomoro, sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model Think Talk Write dengan multimedia dalam peningkatan hasil belajar tentang kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016. 2. Meningkatkan hasil belajar tentang kosakata bahasa Inggris melalui penerapan model Think Talk Write dengan multimedia pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016. 3. Mendeskripsikan kendala dan solusi penerapan model Think Talk Write dengan multimedia dalam peningkatan hasil belajar tentang kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016. 6 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan: 1. Secara Teoretis a. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan, serta dapat memberikan sumbangan yang positif dalam peningkatan kualitas pembelajaran terutama mata pelajaran bahasa Inggris. b. Sebagai konstribusi terhadap pengembangan teori-teori yang berhubungan dengan model Think Talk Write dengan multimedia. c. Sebagai bahan rujukan untuk meningkatakan mutu pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar d. Menjadi acuan untuk dapat menerapkan model dan media yang efektif dalam pembelajaran bahasa Inggris 2. Secara Praktis Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk perbaikan kualitas pembelajaran dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas. Diharapkan penelitian ini, dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi Guru 1) Mengetahui pengaruh penerapan model Think Talk Write dengan multimedia dalam peningkatan hasil belajar bahasa Inggris. 2) Menambah pengalaman dalam rangka menerapkan model dan media pembelajaran yang tepat sesuai materi dan kebutuhan peserta didik. b. Bagi Siswa 1) Meningkatkan hasil belajar tentang kosakata bahasa Inggris. 2) Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir, berpendapat, dan menuliskan dari hasil pemikiran sehingga siswa aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. 3) Sebagai bekal agar dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional. c. Bagi Sekolah 1) Sekolah dapat menerapkan model Think Talk Write dengan multimedia pada pembelajaran lain. 7 2) Mengembangkan mutu pendidikan di SD Negeri 2 Sidomoro sehingga dapat meningkatkan kualitas output dari sekolah. d. Bagi Peneliti 1) Memberi pengalaman dan pengetahuan tentang penerapan think talk write dengan multimedia yang dapat memperkaya pengetahuan peneliti. 2) Meningkatkan kemampuan peneliti guna pembelajaran di masa mendatang. e. Bagi Peneliti yang lain 1) Sebagai sarana rujukan, informasi, dan perbandingan untuk penelitian lain yang akan menggunakan model think talk write dengan multimedia. 2) Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan model, metode, dan media pembelajaran yang tepat untuk peningkatan mutu pendidikan.