BANYAK TANAH MILIK PEMERINTAH TAK

advertisement
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN: BANYAK TANAH MILIK PEMERINTAH
TAK BERSERTIFIKAT
http://www.beritasatu.com
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat berbagai permasalahan yang berulang
dan belum terselesaikan sampai dengan sekarang. Sehingga, berdasarkan UU Nomor 15
Tahun 2006, BPK layak memberikan pendapat untuk pertanggungjawaban keuangan negara
yang lebih baik.
BPK berharap pemerintah menggelar program nasional pembuatan sertifikat tanah,
sebab saat ini banyak tanah milik pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah yang tidak
bersertifikat. Ketua BPK, Harry Azhar Azis, mengatakan program pembuatan sertifikat tanah
harus disertai langkah-langkah implementasi riil, antara lain, penunjukkan penanggung jawab
program, penyelesaian tanah bermasalah, dan pembenahan database tanah. “Diperlukan juga
pembiayaan program dan target waktunya,” kata Harry Azhar Azis saat menyampaikan
Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat kepada Presiden Joko
Widodo (Jokowi) di Istana Bogor, Jawa Barat. Hadir pada kesempatan itu, Wakil Presiden
Jusuf Kalla, jajaran menteri Kabinet Kerja, dan pemimpin lembaga negara.
Ketua BPK Harry Azhar Azis menuturkan saat ini banyak tanah pemerintah pusat dan
daerah yang tidak bersertifikat. Harusnya ini menjadi program nasional untuk penyelesaian
tanah yang bermasalah, pembenahan database tanah, disertai pembiayaan program dan target
waktunya. "Saat ini banyak tanah pemerintah pusat dan daerah yang tidak bersertifikat, "
ungkap Harry Azhar Azis.
Tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan (idle) perlu diinventarisasi untuk
ditetapkan sebagai Barang Milik Negara (BMN) idle dan dikelola oleh pengelola barang.
“Aset-aset yang tidak dimanfaatkan seharusnya diatur secara harmonis di dalam peraturan
yang mengatur penyusunan rencana kerja anggaran dan perencanaan kebutuhan BMN oleh
kementerian negara/lembaga agar dapat dioptimalkan pemanfaatannya,” kata Harry Azhar
Azis.
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum
BPK juga menyoroti tindak lanjut recovery Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
dan pemanfaatan aset properti bekas Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Menurut
Harry Azhar Azis Pemerintah perlu segera menyusun kebijakan atas pengelolaan aset yang
tidak lengkap dokumennya serta meminta kepada Bank Indonesia untuk menyerahkan
dokumen kepemilikan 90 unit aset properti yang masih dikuasai kepada Pemerintah.
Pemerintah juga perlu memberikan bantuan teknis kepada pemerintah daerah untuk
pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, terutama penggunaan sistem
manajemen informasi objek, sumber daya manusia, dan dokumen pendukung.
Sumber berita:
1. http://finance.detik.com, BPK Banyak Tanah Negara Tak Bersertifikat, Jumat, 05 Juni
2015.
2. http://www.beritasatu.com, BPK Banyak Tanah Milik Pemerintah Tidak Bersertifikat,
Jumat, 05 Juni 2015
Catatan:
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, menyatakan:
1.
2.
BPK dapat memberikan pendapat kepada DPR, DPD, DPRD, Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah, Lembaga Negara Lain, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik
Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, Yayasan, dan lembaga
atau badan lain, yang diperlukan karena sifat pekerjaannya.
Pendapat yang diberikan BPK termasuk perbaikan di bidang pendapatan, pengeluaran,
pinjaman, privatisasi, likuidasi, merger, akuisisi, penyertaan modal pemerintah,
penjaminan pemerintah, dan bidang lain yang berkaitan dengan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara.
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum
Download