perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB II

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kehamilan Normal
a. Definisi
Kehamilan merupakan penyatuan dari sel mani (spermatozoa) dan sel
telur (ovum) di dalam ampulla tuba yang dilanjutkan dengan nidasi
(penempelan) pada dinding rahim, kemudian mengalami perkembangan
dan pertumbuhan janin dalam waktu 40 minggu (Winkjosastro, 2009).
b. Tanda - tanda kehamilan
1) Tanda tidak pasti kehamilan
Tanda tidak pasti menurut Pantikawati (2010) adalah sebagai berikut :
a) Amenorea (tidak dapat haid)
b) Mual dan muntah
c) Quickening
d) Miksi sering
e) Konstipasi
f) Perubahan temperatur basal
g) Perubahan warna kulit
h) Perubahan payudara
i) Perubahan pada uterus
j) Tanda piskacek’s
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
k) Perubahan pada serviks
l) Pemeriksaan tes biologis kehamilan
2) Tanda pasti kehamilan
Menurut Sulistyawati (2009) tanda pasti kehamilan adalah sebagai
berikut :
a) Terdengar denyut jantung janin (DJJ).
b) Terasa gerak janin.
c) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada
gambaran embrio.
d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16
minggu).
c. Tanda – Tanda Bahaya Selama Periode Antenatal
Terdapat enam tanda bahaya selama periode antenatal Sulistyawati
(2012) antara lain :
1) Perdarahan pervaginam.
2) Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang.
3) Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja).
4) Nyeri abdomen yang hebat.
5) Bengkak pada muka atau tangan.
6) Bayi kurang bergerak seperti biasa.
Pemeriksaan dan pengawasan terhadap kehamilan perlu dilakukan
secara teratur. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi dini adanya tanda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
bahaya maupun komplikasi yang dialami oleh ibu hamil sehingga hal
tersebut dapat dicegah ataupun diobati (Marmi, 2011).
2. Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 20% penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu penyebab tertinggi mortalitas dan mordibitas ibu
bersalin. Hipertensi sendiri merupakan tekanan darah sistolik dan diastolik ≥
140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2
kali (Edwin, 2013; Saifuddin, 2009).
Terdapat lima jenis penyakit hipertensi menurut Wiknjosastro (2009)
yang menjadi penyulit kehamilan, antara lain :
a. Hipertensi Kronik.
b.Pre-eklampsia – Eklampsia.
c. Hipertensi Kronik dengan Superimposed pre-eklampsi.
d.Hipertensi Gestasional.
3. Hipertensi Gestasional
a. Pengertian
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang didapatkan pada kehamilan.
Maka hipertensi gestasional didefinisikan apabila didapatkan tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg tanpa
disertai proteinuria. Disebut pula sebagai hipertensi sementara jika tidak
terjadi preeklampsia dan tekanan darah kembali normal dalam 12 minggu
pascapartum (Subekti, 2011 ; Winkjosastro, 2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
b. Etiologi
Hipertensi gestasional belum di ketahui sebabnya, namun diduga
dipengaruhi beberapa faktor :
1) Pengaruh genetik dan imunologi
2) Mulai awal kehamilan dan berhubungan dengan gangguan pada
plasenta yang sedang berkembang
3) Terpapar vili korialis untuk pertama kalinya
4) Terpapar vili korialis yang terdapat jumlah banyak, seperti pada
kehamilan kembar atau mola hidatidosa
5) Mempunyai riwayat penyakit vaskuler
(Marmi, 2011 ; Praptiani, 2011)
c. Patofisiologi
Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam
kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap mutlak
benar. Teori yang banyak dianut menurut Saifuddin (2009) adalah:
1) Teori kelainan vaskularisasi plasenta
2) Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel
3) Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
4) Teori adaptasi kardiovaskularori genetik
5) Teori defisiensi gizi
6) Teori inflamasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
Teori-teori yang dapat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan
tersebut dapat dijelaskan dalam bagan sebagai berikut:
Kegagalan migrasi trophoblas interstisial sel dan
endotetial trofoblast ke dalam arteriol myometrium
Penyakit maternal
1.Hipertensi
2.Kardiovaskular
3.Penyakit ginjal
Faktor
immunologi
kebutuhan darah, nutrisi,
dan O2 tidak terpenuhi
setelah 20 minggu.
Faktor trofoblast
berlebihan
1.Hamil ganda
2.Mola
hidatidosa
3.Hamil + DM
Iskemia regio uteroplasenta
Perubahan terjadi:
1.Bahan toksik
2.Aktivitas endothelium meningkat
Hipertensi Gestasional
Gambar 2.1 Patofisiologi hipertensi gestasional (Manuaba, 2007)
d. Faktor Resiko
Terjadinya hipertensi dalam kehamilan, dapat di kelompokkan dalam
faktor resiko menurut Winkjosastro (2009) sebagai berikut :
1) Primigravida , primipaternitas
2) Hiperplasentosis, misalnya mola hidatidosa, diabetes mellitus,
kehamilan multipel, hidrops fetalis, bayi besar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
3) Umur yang ekstrim dengan usia dibawah 20 tahun dan semua ibu
dengan usia diatas 35 tahun dianggap lebih rentan.
4) Riwayat keluarga pernah preeklamsia / eklamsia
5) Penyakit – penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
6) Obesitas
e. Keluhan Subjektif
Ibu hamil yang mengalami hipertensi karena kehamilan terkadang gejala
subyektif kurang di rasakan. Keluhan yang biasanya di rasakan oleh ibu
hamil yang menderita hipertensi adalah nyeri kepala, nyeri epigastrum,
penglihatan kabur (Marmi, 2011; Subekti, 2011).
f. Prognosis
1) Pada penderita hipertensi ringan atau sedang, outcome kehamilan baik
dengan perinatal survival sekitar 95 – 97 %.
2) Prognosis dapat semakin memburuk apabila :
a) Hipertensi makin ganas.
b) Gangguan fungsi ginjal dan liver.
c) Komplikasi maternal dan perinatal makin berat.
d) Sering terjadi pada multipara, umur diatas 30 tahun dan tekanan
darah diatas 190/120 mmHg.
e) Menimbulkan gangguan lebih berat terhadap :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
(1) Insufisiensi plasenta
IUGR (Intrauterine Growth Retardation) atau BBLR (Berat Bayi
Lahir Rendah), prematuritas sampai IUFD (intrauterine fetal
distress).
(2) Terhadap sistem nerves sentral seperti oedema, perdarahan,
nekrosis otak dan kegagalan kardiovaskular.
(Manuaba, 2007)
g. Tanda gejala klinis
1) Tanda Klinis
a) Hipertensi yang terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu
, selama persalinan dan atau dalam 48 jam pascapersalinan.
b) Kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg
dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai
110 mmHg.
(Saifuddin, 2009)
2) Tanda Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan hematokrit, jumlah sel
darah putih, urinalisis, protein urine, protein serum, asam urat dan
kreatinin. Pemeriksaan khusus berupa ultrasonografi (Robson, 2009).
h. Penatalaksanaan dan Pengobatan
1) Kehamilan sampai viable time dengan cara :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
a) Pengaturan pola hidup
Diet rendah garam, pengaturan berat badan, berhenti merokok,
mengurangi konsumsi alkohol dan kafein yang berlebih.
b) Lebih banyak istirahat tirah baring.
c) Menghindari stress.
d) Memberikan
obat
untuk
mempertahankan
kehamilan
(Glukokortikoid) bila umur kehamilan preterm.
2) Terminasi kehamilan pada Hipertensi apabila :
a) Maternal
(1) Kegagalan fungsi organ vital :
(a) Sistem nervus sentral
(b) Kegagalan fungsi ginjal
(c) Kegagalan fungsi liver
(2) Pengobatan konservatif gagal dengan semakin meningkatnya
tekanan darah dan terjadi perubahan yang memberatkan.
(3) Terjadi superimposed preeklamsi.
b) Fetal
(1) Pergerakan janin makin menurun.
(2) Pertumbuhan janin terhambat.
(3) Keberhasilan janin hidup sulit dijamin karena faktor
prematuritas.
(Manuaba, 2007)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
B. Teori Manajemen Kebidanan
Proses manajemen kebidanan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
1. Langkah I: Pengumpulan data dasar secara lengkap.
a. Data Subjektif
Data subjektif yang perlu dikumpulkan adalah :
1) Biodata atau identitas
Identitas yang perlu dikaji meliputi nama, umur, suku/ bangsa, agama,
pendidikan, alamat, dan pekerjaan pasien beserta suami guna
mengetahui
kondisi
sosial
ekonomi,
status
pernikahan,
serta
pengaruhnya terhadap kondisi pasien saat ini (Yulifah, 2013).
2) Alasan Pasien Datang
Keluhan utama ditujukan pada data utama yang mengarah pada gejala
yang berhubungan dengan kehamilan hipertensi gestasional yaitu
pasien nyeri kepala, penglihatan kabur, nyeri epigastrium (Subekti,
2011).
3) Data Kebidanan
a) Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui ibu pernah hamil dan bersalin berapa kali,
dan pernahkah ibu mengalami keguguran. Menanyakan berapa
umur kehamilan pada kelahiran yang dulu, jenis, tempat
persalinan, siapa penolong persalinan, ada tidaknya komplikasi,
untuk mengetahui keadaan anak dan keadaan nifas (Varney, 2007)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
Kasus hipertensi gestasional, pada kehamilan sebelumnya tidak
memiliki riwayat hipertensi, IUFD, IUGR, maupun aborsi (Edwin,
2013).
b) Riwayat Kehamilan Sekarang
Menanyakan untuk mengetahui hari pertama haid terakhir
kehamilan ini (tanggal, bulan dan tahun), untuk menentukan kapan
hari perkiraan lahir dan untuk mengetahui berapa umur kehamilan
ibu. Ditanyakan juga dimana biasanya ibu memeriksa kehamilan,
berapa kali periksa, rutin atau tidak, apakah ibu ada keluhan dalam
kehamilan saat ini, bagaimana gerakan janin, aktif atau tidak dan
untuk mengetahui apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi TT
(Tetanus Toxoid) atau belum sewaktu hamil (Sulistyawati, 2009 ;
Yulifah, 2013).
c) Riwayat Keluarga Berencana
Apakah
ibu
pernah
menggunakan
alat
kontrasepsi,
jenis
kontrasepsi apa yang digunakan, apakah ibu pernah merasakan
efek samping, alasan berhenti menggunakan kontrasepsi, dan lama
penggunaan alat kontrasepsi (Varney, 2007).
4) Riwayat kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Menanyakan apa keluhan yang dirasakan ibu saat ini. Pada kasus
ini biasanya ibu mengeluh pusing, penglihatan kabur, nyeri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
epigastrium, sakit kepala, sulit tidur, dan sesak nafas (Subekti,
2011).
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit kronis
atau tidak seperti jantung, hipertensi, ginjal, dan hati (Edwin,
2013).
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Menanyakan apakah dalam keluarga ibu ada yang menderita
penyakit menular dan menurun atau tidak seperti jantung,
hipertensi, ginjal, dan hati (Yulifah, 2013).
5) Data Kebiasaan Sehari-hari
Menanyakan perbandingan antara pola kebiasan sehari – hari
sebelum hamil dengan selama hamil apakah ada perbedaan. Mulai dari
nutrisi, eliminasi, istirahat dan personal hygiene ibu (Sulistyawati,
2009).
Kasus hamil dengan hipertensi gestasional ini biasanya ibu
memiliki pola nutrisi yang berlemak dan tinggi garam (Manuaba,
2007).
6) Data Psikososial dan Agama
Menanyakan keadaan sosial untuk mengetahui anggota keluarga yang
tinggal satu rumah dengan ibu, siapa yang berhak mengambil
keputusan bila ada suatu masalah, dan bagaimana hubungan ibu
dengan anggota keluarga lain. Sedangkan keadaan psikologis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
ditanyakan untuk mengetahui apakah kehamilan ibu diharapkan atau
tidak dan apakah keluarga mendukung kehamilan ibu saat ini atau
tidak (Wiknjosastro, 2009).
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum menurut Sulistyawati (2009) dapat digunakan
untuk mengetahui :
a) keadaan umum
: Mengamati keadaan pasien secara keseluruhan
di laporkan baik jika respon baik dan keadaan
fisik tidak ketergantungan serta lemah jika
kurang memberi respon.
b) Kesadaran
: Kondisi pasien mulai dari composmentis
(kesadaran maksimal) sampai dengan koma (
pasien tidak dalam keadaan sadar).
c) Vital sign meliputi :
i.Tekanan darah
: Pada ibu yang menderita hipertensi gestasional
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang
timbul pada kehamilan dan berlanjutan sampai
masa puerperium (Winknjosastro, 2009).
ii. Nadi, suhu, dan pernafasan.
2) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan cara :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
a) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indra
pengelihatan, pendengaran dan penciuman sebagai suatu alat untuk
mengumpulkan data. Inspeksi dimulai pada saat berinteraksi dengan
klien dilanjutkan dengan pemeriksaan lebih lanjut (Varney, 2007).
Inspeksi
dilakukan
pada
muka
dan
ekstremitas
untuk
mengetahui ada tidaknya oedema, dimana untuk melihat berat
ringannya hipertensi yang diderita (Manuaba, 2007).
b) Palpasi
Palpasi dilakukan pada muka dan ekstremitas untuk mengetahui
ada tidaknya oedema, bisa untuk mengetahui berat ringannya
hipertensi yang diderita
Kasus hamil dengan hipertensi ini, oedema biasanya tidak
ditemukan kecuali pre-eklamsia terjadi bersamaan dengan keadaan
hipertensi gestasional (Manuaba , 2007 )
Palpasi pada pasien hamil juga bisa dilakukan dengan melakukan
Leopold I-IV, berdasarkan Sulistyawati (2009) yaitu :
(1) Leopold I
: Diraba fundus berapakah tinggi uterus dan bagian
apakah yang terdapat di fundus. Pemeriksaan
tinggi fundus uteri dilakukan untuk mengetahui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
kesesuaian antara pertumbuhan janin dengan
usia.
(2) Leopold II
: Diraba bagian-bagian lain yang berada di sebelah
kanan dan kiri.
(3) Leopold III : Diraba bagian bawah janin dan apakah bagian
terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul.
(4) Leopold IV : Diraba seberapa dalam bagian bawah janin sudah
masuk pintu atas panggul.
Pada ibu dengan hipertensi gestasional dapat menyebabkan
IUGR / pertumbuhan janin terhambat sehingga dapat diketahui jika
ada ketidaksesuaian dan segera di tindak lanjuti (Edwin, 2013).
c) Auskultasi
Pada ibu hamil dengan hipertensi gestasional, auskultasi dikaji
untuk mengetahui bunyi denyut jantung janin sehingga diketahui
jika ada perubahan dapat segera ditindak lanjuti (Cooper, 2009).
d) Perkusi
Dilakukan dengan pemeriksaan refleks patella. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya refleks patella pada ibu
hamil (Winkjosastro, 2010).
c. Pemeriksaan Penunjang
Dalam pemeriksaan penunjang ibu hamil antara lain : kadar Hb,
Hematokrit,
kadar
leukosit,
golongan
(Sulistyawati, 2009 ; Yulifah, 2013).
commit to user
darah
dan
ultrasonografi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Ibu hamil dengan hipertensi gestasional yang perlu diperiksa antara
lain : pemeriksaan hematokrit, jumlah sel darah putih, urinalisis, protein
urine, protein serum, asam urat dan kreatinin. Pemeriksaan khusus berupa
ultrasonografi (Robson, 2009).
2. Langkah II. Interpretasi Data Dasar
Interpretasi data dari data-data yang telah dikumpulkan pada langkah
penyajian data mengacu pada:
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan yang dapat ditegakkan pada kasus ibu hamil
dengan hipertensi gestasional yaitu Ny. X umur X tahun GxPyAz hamil
X minggu janin hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kanan /
kiri, presentasi kepala, bagian terbawah janin sudah masuk PAP / belum
dengan hipertensi gestasional (Sulistyawati, 2009).
Dasar diagnosa tersebut adalah :
Data subjektif :
1. Pernyataan pasien tentang umur pasien.
2. Pernyataan pasien tentang jumlah kehamilan.
3. Pernyataan yang berhubungan dengan jumlah persalinan.
4. Biodata yang berhubungan dengan hari pertama haid terakhir.
5. Pernyataan pasien tentang keluhan yang dialami yaitu : Ibu
mengatakan nyeri kepala, penglihatan kabur, nyeri epigastrium
(Subekti, 2011)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
Data objektif (Cunningham, 2009):
1. Pemeriksaan umum
: keadaan umum, kesadaran dan vital sign.
2. Pemeriksaan khusus
: inspeksi, palpasi dan perkusi.
3. Data Penunjang
: laboratorium dan ultrasonografi.
b. Masalah
Masalah yang muncul pada ibu hamil dengan hipertensi gestasional
berdasarkan Cooper (2009) berkaitan dengan:
1) Kecemasan pasien terhadap keadaan yang dialami.
2) Kecemasan tentang keadaan janin akibat penyakit yang diderita.
c. Kebutuhan
Kebutuhan ibu hamil dengan hipertensi gestasional berdasarkan
penjelasan Varney (2007) adalah:
1) Bedrest total.
2) Motivasi ibu untuk tetap tenang.
3) Memberikan informasi pada ibu tentang hipertensi gestasional
3. Langkah III. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan Antisipasi
Penanganannya
Pada langkah ini dilakukan identifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa dan masalah yang sudah di identifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi bila kemungkinan dilakukan
pencegahan (Yulifah, 2013).
Pada kasus ibu hamil dengan hipertensi gestasional, diagnosa potensial
pada ibu adalah kemungkinan terjadinya gangguan fungsi ginjal dan sistem
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
koagulasi hati. Sedangkan pada janin berpotensi terjadinya fetal distress
(Cooper, 2009).
Antisipasi bidan yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi
gestasional adalah memperbaiki keadaan umum dengan bedrest total,
mengobservasi tekanan darah setiap jam, dan mengobservasi denyut jantung
janin (Varney, 2007).
4. Langkah IV. Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Antisipasi terhadap tindakan segera pada ibu hamil dengan hipertensi
gestasional dalah melaksanakan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk
pemberian terapi, yaitu pemberian infus, terapi antihipertensi, ultrasonografi,
dan observasi cairan setiap 4 jam (Saifuddin, 2009).
5. Langkah V. Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai
dengan hasil pembahasan bersama pasien (Yulifah, 2013). Menjelaskan
rencana asuhan untuk pasien dengan hipertensi gestasional antara lain :
a.
Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga (Robson, 2012).
b.
Observasi keadaan umum, vital sign dan denyut jantung janin.
c.
Beri dukungan mental pada ibu.
d.
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.
e.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi antihipertensi dan
ultrasonografi.
f.
Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diet makanan yaitu cukup
protein, rendah karbohidrat, lemak, dan garam (Cunningham, 2013).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
g.
Dokumentasikan hasil pemeriksaan (Robson, 2012).
6. Langkah VI. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien danAman
Dalam langkah ini melaksanakan rencana perawatan secara efisien dan
aman. Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau dilakukan
sebagian oleh klien atau anggota tim walau bidan tidak melakukan sendiri
namun tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaan
(Yulifah, 2013).
Implementasi pada kasus ibu hamil dengan hipertensi gestasional
bertujuan untuk menangani masalah kebidanan dan agar tidak terjadinya
diagnosa potensial. Implementasi dilakukan sesuai dengan perencanaan
untuk mengatasi kehamilan dengan hipertensi gestasional (Saifuddin,
2009).
7. Langkah VII. Evaluasi
Evaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan meliputi apakah
kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosa dan masalah yang
teridentifikasi dari ibu hamil dengan hipertensi gestasional adalah tekanan
darah menurun, hasil laboratorium berupa pemeriksaan hematokrit, jumlah
sel darah putih, urinalisis, protein serum, asam urat dan kreatinin
menunjukkan penyakit tidak bertambah parah dan janin dalam keadaan
baik (Robson, 2009 ; Yulifah, 2013)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
C. Follow Up Data Perkembangan Kondisi Klien
Menurut
KepMenKes
RI
No
:
938/Menkes/SK/VIII/2007,
dalam
pendokumentasian data perkembangan kondisi klien pada ibu hamil dengan
hipertensi gestasional, penulis menggunakan metode pendokumentasian
SOAP. Pendokumentasian dalam bentuk SOAP meliputi :
1. S : Subjektif
Merupakan dokumentasi hasil anamnesa. Data ini menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa
sebagai langkah pertama Varney. Pada kasus ibu hamil dengan
hipertensi gestasional, data subjektif didapatkan dari wawancara dan
observasi langsung dengan pasien.
2. O : Objektif
Menggambarkan
pendokumentasian
hasil
pemeriksaan
fisik,
laboratorium dan tes diagnostik yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung asuhan sebagai langkah pertama Varney. Pada kasus
ibu hamil dengan hipertensi gestasional, data objektif di dapat dari hasil
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, laboratorium, dan
ultrasonografi.
3. A : Analisa
Adalah hasil analisa, mencatat diagnosa, dan masalah kebidanan, serta
kebutuhan sebagai langkah ke-2 Varney. Diagnosa kebidanan pada data
perkembangan yang dapat ditegakkan pada kasus ini adalah Ny.X
dengan hipertensi gestasional. Masalah yang timbul pada ibu hamil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
dengan hipertensi gestasional adalah kecemasan ibu terhadap keadaan
yang dialami dan kecemasan tentang keadaan janin akibat penyakit yang
diderita. Bidan bisa memberi dukungan dan pendidikan untuk
menurunkan kecemasan dan meningkatkan pemahaman dan kerjasama
dan tetap memberikan informasi tentang status janin.
4. P : Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif : penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi / follow up
dan rujukan (KepMenkes RI. No : 938/MenKes/SK/VIII/2007) sebagai
langkah ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dan ke-7 Varney.
Pada kasus ibu hamil dengan hipertensi gestasional , diagnosa potensial
yang dapat terjadi pada ibu yaitu gangguan fungsi ginjal, liver, dan fetal
distress.
Kebutuhan
terhadap
tindakan
segera
adalah
dengan
berkolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan serta
bagian laboratorium. Perencanaan yang dilakukan pada ibu hamil
dengan hipertensi gestasional adalah memberitahu ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan, memberi motivasi pada ibu, mengobservasi tanda-tanda
vital, keadaan umum, mengobservasi denyut jantung janin, melakukan
kolaborasi dengan laboratorium, dan melakukan kolaborasi dengan
dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemberian terapi.
commit to user
Download