BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan askes masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan Negara Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945). Sejalan dengan itu, pasal 28 ayat (1) UUD 1945 mengatakan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya. Amanat tersebut dipertegas oleh pasal 31 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap warga berhak mendapatkan pendidikan, (Fadjar, 2007:1). Pendidikan bukan sekedar mengajar atau mentransfer pengetahuan, atau semata mengembangkan aspek intelektual, melainkan untuk mengembangkan karakter, moral, nilainilai, dan budaya siswa. Oleh karena itu, untuk meningkatkan harkat dan martabat sebuah bangsa pada era global ini, tidak ada jalan lain kecuali dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali dilakukan perubahan dan perbaikan kurikulum. Perubahan kurikulum tersebut didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termaksud penyempurnaan kurikulum dari kurikulum 2006 KTSP menjadi kurikulum 2013. Nuh, (Kurniasih dan Sani, 2013:3) menegaskan bahwa kurikulum 2013 lebih ditekankan pada kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan, (Kurinasih & Sani, 2013:3). Pembaharuan kurikulum bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Meningkatnya kualitas pendidikan dilihat dari hasil belajar yang baik, (Fadjar, 2007:15). Menurut Baharuddin & Wahyuni (2010: 14) belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil latihan atau pengalaman. Morgan, dkk (Baharuddin & Wahyuni, 2010: 14) menyatakan bahwa belajar merupakan proses internal yang terjadi di dalam diri seseorang. Perubahan ini tidak terjadi karena adanya warisan genetik atau respon secara alamiah, kedewasaan, atau keadaan organisme yang bersifat temporer, seperti kelelahan, pengaruh obat-obatan, rasa takut, melainkan perubahan dalam pemahaman, perilaku, motivasi dan kepercayaan diri, (Soekamto & Winataputra dalam Baharuddin & Wahyuni, 2012:14). Menurut Pearce dalam Rahayu (2013:63) kepercayaan diri berasal dari tindakan, kegiatan, dan usaha untuk bertindak, bukannya menghindari keadaan dan bersifat pasif. Menurut Hakim dalam Rahayu (2013:63) kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap kelebihan yang dimilikinya dan membuat kemampuan untuk mencapai tujuan hidup. Kepercayaan diri pada umumnya berhubungan dengan efek trauma. Setelah mengalami trauma, anak kadang mengganggap bahwa telah terjadi perubahan negatif yang tidak bisa diperbaiki yang membuat hidup tidak bisa normal lagi, (Geldard & Geldard, 2012:170). Kepercayaan diri yang tinggi penting dimiliki oleh setiap siswa karena akan memudahkan siswa belajar dengan penuh keyakinan dan bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia (Genoveva Wunga, S.Pd) SMA Negeri 5 Kupang, mengatakan bahwa masih banyak siswa yang kurang percaya diri dalam diri mereka menyebabkan hasil belajarnya kurang baik. Sebagai contohnya siswa sering merasa kurangnya rasa percaya diri untuk mengerjakan soal di depan kelas, kurangnya rasa percaya diri untuk menjawab soal lisan yang diberikan oleh guru, merasa orang lain lebih mampu dari pada dirinya, kurangnya rasa percaya diri untuk mempresentasikan hasil belajar, kurangnya rasa percaya diri dalam penampilan, perilaku yang kurang mampu ini mengekspresikan pendapat para siswa sehingga siswa menganggap pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat menakutkan, dan menyebabkan hasil belajar kimia siswa menjadi rendah yang ditandai dengan nilai rata-rata ulangan harian pada kelas X tahun ajaran 2012/2013 dan 2013/2014 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan nilai KKM sekolah yaitu 76 (sumber: SMA Negeri 5 Kupang). Rendahnya hasil belajar siswa terhadap materi pokok ikatan kimia dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata ulangan siswa kelas X SMA Negeri 5 Kupang tahun ini berada dibawah KKM, yang ditunjukan melalui tabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Nilai rata-rata Kimia Materi Pokok Ikatan Kimia Nilai Terendah Tertinggi Rata-rata Tahun 2012 64,00 70,00 67,00 Tahun 2013 68,00 73,00 70,5 (sumber : Hasil observasi di SMA Negeri 5 Kupang) Dari data tabel 1.1, menunjukan bahwa hasil belajar siswa sangat rendah, oleh karena itu, perlu diterapkan pendekatan pembelajaran atau model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya melalui pendekatan Scientific. Pendekatan-pendekatan yang diterapkan guru SMA Negeri 5 Kupang adalah metode konvesional (ceramah), siswa ditempatkan tetap sebagai objek dari transfer ilmu guru, (Kurinasih & Sani, 2014:16). Mengingat bahwa siswa merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan maka diupayakan adanya pembenahan terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan optimalisasi hasil belajar siswa. Pendekatan scientific merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari adalah ilmu kimia. Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan alam dan sebagian besar pengetahuannya diperoleh dari penelitian dilaboratorium. Tetapi, saat ini kimiawan dapat menggunakan komputer untuk mengkaji struktur mikroskopik dan sifat-sifat kimia zat atau menggunakan peralatan elektronik yang canggih untuk menganalisis zat-zat polutan hasil buangan kendaraan atau untuk menganalisis zat-zat beracun yang terkandung di dalam tanah. Pada awalnya, mempelajari kimia sama seperti mempelajari bahasa yang baru. Selain itu, beberapa konsepnya bersifat abstrak. Tetapi dengan ketekunan siswa dapat menyelesaikan pelajaran ini dengan berhasil dan menyenangkan (Chang,2004:4). Salah satu materi pokok dalam pelajaran kimia di SMA khususnya kelas X adalah ikatan kimia. Teori ikatan kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat maskrokopis. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antar atom dan ikatan kimia. Senyawa ikatan kimia banyak sekali manfaatnya dalam kehidupan bermasyarakat, untuk itu dalam pembelajaran guru diharapkan dapat menciptakan kondisi kelas yang kondusif yang dapat melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi serta memelihara perhatian dan semangat siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat memahami materi dengan baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan bermayarakat sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan diri dalam belajar kimia. Oleh karena itu, melalui pendekatan Scientific diharapkan dapat membuka wawasan siswa tentang manfaat dari senyawa ikatan kimia itu sendiri. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis berkeinginan melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA SISWA KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi masalah adalah 1. Bagaimana efektivitas penerapan pendekatan scientific terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 kupang tahun Pelajaran 2014/2015? a. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015? b. Bagaimana ketuntasan indikator hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015? c. Bagaimana ketuntasan hasil belajar kimia dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific materi pokok ikatan kimia pada siswa kelas X MIA2 Semester Ganjil SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015? 3. Adakah hubungan kepercayaan diri dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific terhadap hasil belajar kimia pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015? 4. Adakah pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar kimia pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA2 Semester Ganjil SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui efektivitas penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 kupang tahun pelajaran 2014/2015. a. Mengetahui kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia reaksi siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015. b. Mengetahui ketuntasan indikator hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi ikatan kimia pada siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015. c. Mengetahui ketuntasan hasil belajar kimia dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Mengetahui kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Mengetahui hubungan kepercayaan diri terhadap pembelajaran pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015. 4. Mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar kimia dengan menerapkan pendekatan scientific pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain: 1. Bagi sekolah Sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. 2. Bagi guru-guru selaku pendidik Sebagai strategi pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, serta membantu guru menciptakan kegiatan belajar yang menarik. 3. Bagi siswa Dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam belajar sainssehingga siswa lebih mendalami konsep yang sedang dipelajari dan mampu mengaitkan materi yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari, serta aktif mengajukan pendapat, bertanya, menyanggah pendapat, dan menjawab pertanyaan selama pembelajaran berlangsung. 4. Bagi peneliti Digunakan untuk menambah pengetahuan dalam membekali diri, sebagai calon guru kimia yang memperoleh pengalaman penelitian secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan model sebagai guru dalam mengajar. E. Batasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah yang digunakan antara lain: 1. Pengaruh adalah efek atau akibat yang diberikan variabel bebas yakni kepercayaan diri kepada variabel terikat yakni hasil belajar, (Sudjana, 2011:78). 2. Scientific merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hokum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan, mengajukan atau merumuska hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Kurinasih & Sani, 2013:3). 3. Kepercayaan Diri adalah keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan membuat kemampuan untuk mencapai berbagai tujuan hidup, (Rahayu, 2013:63). 4. Hasil belajar adalah keberhasilan yang diperoleh siswa dalam materi pembelajaran disekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes. Hasil belajar tersebut mencakup tiga aspek yaitu, aspek kognitif, aspek sikap, dan aspek keterampilan (Slameto, 2012). F. Batasan Penelitian Mengingat luasnya permasalahan yang akan diteliti dan juga adanya keterbatasan waktu maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut. 1. Dalam penelitian ini di terapkan pokok bahasan ikatan kimia. 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas X Mia2 SMA Negeri 5 Kupang 2014/2015. 3. Dalam penelitian ini, kepercayaan diri siswa mencakup kepercayaan diri dalam lingkungan sekolah.