BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan manusia merupakan hal yang sangat penting karena jika kesehatan terganggu maka manusia tidak dapat beraktifitas dengan baik. Pentingn ya kesehatan bagi seseorang maka berbagai cara dilakukan agar dapat menjaga kesehatan tubuh misalnya dengan berolahraga, mengatur pola makan, dan mengkonsumsi suplemen-suplemen yang membantu menjaga kesehatan tubuh. Namun, bagaimanapun seseorang menjaga kesehatannya, manusia sering tidak dapat luput dari sakit penyakit. Berbagai penyakit dapat menyerang tubuh manusia, baik penyakit yang dapat dengan mudah disembuhkan maupun penyakit menahun atau pen yakit kronis. Salah satu pen yakit kronis atau yang ban yak menyerang manusia tanpa pandang usia adalah penyakit diabetes mellitus atau yang lebih terkenal dalam masyarakat dengan sebutan penyakit “kencing manis” (Moerdowo, 1989:4). Diabetes mellitus tergolong penyakit yang berbaha ya karena dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Diabetes mellitus merupakan gejala yang timbul akibat adan ya peningkatan kadar gula atau glukosa darah secara terus-menerus atau kronis akibat kekurangan 1 insulin baik kuantitas maupun kualitas. Secara umum diabetes mellitus terdiri dari 3 tipe yaitu tipe 1 atau diabetes mellitus tergantung insulin, terjadi karena kekurangan insulin akibat kerusakan pankreas, tipe 2 terjadi karena kurangn ya reseptor insulin tetapi jumlah insulinnya cukup atau bahkan lebih, dan tipe Gestational, terjadi pada saat kehamilan akibat kekurangan nutrisi. Jika kadar glukosa dalam darah seseorang melebihi 140 mg/dL maka orang tersebut secara medis mengidap penyakit diabetes mellitus. Data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) (2009-2010), kasus rawat inap di Rumah sakit seluruh Indonesia adalah sebagai berikut : Penyakit Jantung merupakan kasus terbesar sebagai Penyakit Tidak Menular (PTM). Persentase pasien keluar rawat inap mengalami peningkatan adalah Diabetes Melitus, Hipertensi dan PPOK. Sedangkan Asma, Strok, Jantung persentasenya menurun. (Buletin Kemenkes RI PTM, 2012:10) Gambar 1.1 Proporsi Kasus Rawat Inap Penyakit Tidak Menular Prioritas Rumah Sakit Tahun 2009-2010. (Sumber : Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010-2011) 2 Selain termasuk dalam kategori penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan kasus rawat inap di rumah sakit, penyakit diabetes mellitus juga termasuk dalam kategori 10 besar penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian pada tahun 2009-2010 dan mengalami peningkatan dari 7,33 % menjadi 7,89 %. Gambar 1.2 Peringkat 10 besar kematian PTM rawat inap di rumah sakit, Indonesia tahun 2009 dan 2010 (Sumber : Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010-2011) Men yadari baha ya penyakit tersebut ma ka upaya penanganannya p un dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari pengobatan tradisional hingga pengobatan medis yang terbilang cukup mahal dalam proses pengobatannya. Terkadang karena tidak dapat menjangkau pengobatan secara medis, banyak masyarakat menjadi korban pen yakit diabetes mellitus. Adan ya kondisi tersebut membuat mas yarakat kembali menggali informasi pengobatan tradisional dengan 3 obat-obatan herbal, yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pengobatan herbal tradisional sudah dikenal sejak lama, namun sempat tergeser penggunaann ya akibat adanya obat-obatan sintetik yang dianggap lebih mujarab menghilangkan penyakit tetapi memberikan efek samping yang cukup besar hingga dapat berdampak buruk bagi kesehatan (Mardiana, 2013:9). Obat sintetik atau senyawa kimia yang memiliki aktifitas obat untuk penyakit diabetes mellitus antara lain golongan sulfonilurea yaitu tolbutamid, tolazamid, asetoheksamid, klorpropamid, glibenklamid, glipizid, dan golongan biguanid yaitu metformin. Obat-obatan herbal mulai banyak digunakan kembali di Indonesia sejak tahun 2010 dengan terkuakn ya khasiat daun sirsak (Mardiana, 2013:8). Di samping penggunaan obat-obatan herbal yang kurang memberikan efek samping, obatobatan tersebut mudah diperoleh tanpa harus mengeluarkan biaya mahal karena banyak tersebar di lingkungan sekitar. Obat-obatan herbal telah digunakan dalam masyarakat untuk mengobati penyakit diabetes mellitus antara lain daun sukun, daun kesambi, dan sebagainya yang digunakan secara terpisah. Masyarakat Nusa Tenggara Timur khususnya kabupaten Sikka sejak lama telah menggunakan daun kesambi sebagai obat untuk menurun kan kadar gula darah dan terbukti khasiatnya. Daun sukun digunakan secara luas di seluruh Indonesia, bahkan telah dilakukan penelitian di negara-negara lain menggunakan daun sukun yang berasal dari Indonesia, terbukti menurunkan kadar gula darah (Mardiana, 2013: 43-44). Penelitian-penelitian tersebut dilakukan secara terpisah, sedangkan kombinasi atau mencampurkan dua bahan antara daun sukun dan daun 4 kesambi untuk pengobatan diabetes mellitus belum digunakan dan belum dianalisis secara ilmiah kandungan ki mia, sifat-sifat fisiko-kimia, dan aktifitasnya sebagai obat. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Aktivitas Ekstrak Kombinasi Daun Sukun (Artocarpus altilis) dan Daun Kesambi (Schleichera oleosa) Terhadap Penyakit Gula Darah (Diabetes Mellitus)”. 1.2. Rumusan Masalah Masalah yang dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Komponen kimia apa saja yang terkandung dalam ekstrak kombinasi daun sukun (Artocarpus altilis) dan daun kesambi (Schleichera oleosa)? 2. Bagai mana sifat fisiko-kimia kelompok senyawa yang terkandung dalam ekstrak kombinasi daun sukun (Artocarpus altilis) dan daun kesambi (Schleichera oleosa)? 3. Bagai mana aktivitas ekstrak kombinasi daun sukun (Artocarpus altilis) dan daun kesambi (Schleichera oleosa) terhadap pen yakit gula darah (diab etes mellitus)? 5 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengidentifikasi komponen kimia yang terkandung dalam ekstrak kombinasi daun sukun (Artocarpus altilis) dan daun kesambi (Schleichera oleosa). 2. Untuk mengetahui sifat fisiko-kimia kelompok senyawa yang terkandung dalam ekstrak kombinasi daun dukun (Artocarpus altilis) dan daun kesambi (Schleichera oleosa). 3. Untuk mengetahui aktivitas ekstrak kombinasi daun sukun (Artocarpus altilis) dan daun kesambi (Schleichera oleosa) terhadap penyakit gula darah (diabetes mellitus). 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Sebagai bahan informasi manfaat daun sukun (Artocarpus altilis) dan daun kesambi (Schleichera oleosa) bagi mas yarakat luas. 2. Sebagai salah satu obat alternatif untuk menyembuhkan penyakit diabetes mellitus. 3. Sebagai konsep baru untuk penelitian lebih lanjut. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada komponen kimia hasil kombinasi, sifat fisiko-kimia ekstrak, dan aktifitas ekstrak kombinasi daun sukun dan daun kesambi menggunakan pelarut metanol terhadap penyakit diabetes mellitus