11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PEMASARAN 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Philip Kotler (2008) pemasaran (marketing) adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau sekelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan secara formal bahwa Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberi nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bawah Pemasaran adalah proses organisasi untuk menciptakan apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan, mengkomunikasikan, memberi nilai kepada pelanggan serta mengelola hubungan sosial dengan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi tersebut. 2.1.2 Konsep Pemasaran Theodore Levitt dari Harvard dalam buku Kotler & Keller menjelaskan salah satu perbedaan antara konsep penjualan dan konsep pemasaran sebagai berikut: 12 Tabel 2.1 Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran Konsep Penjualan Berfokus kepada kebutuhan penjual Konsep Pemasaran Berfokus kepada kebutuhan pembeli Didasari kebutuhan penjual untuk Didasari oleh gagasan untuk mengubah produk menjadi uang memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk Sumber : Theodore Levitt dalam Kotler & Keller (2009) Danang Sunyoto juga menvisualisasikan perbedaan konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran baru sebagai berikut : Tabel 2.2 Konsep Penjualan, Konsep Pemasaran dan Konsep Pemasaran Baru Konsep Konsep Pemasaran Konsep Pemasaran Baru Penjualan & Promosi Laba melalui jumlah Penjualan Produk Pusat penjualan Perhatian Prosedur & Kebutuhan Pemasaran Terpadu Laba melalui kepuasan pembeli Alat Hasil Akhir Lingkungan Manajemen Strategik Stakeholder benefit Sumber : Danang Sunyoto (2012:p31) 2.1.3 Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Kotler berpendapat bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan terus menerus untuk mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari apa saja yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya, 13 yang dikenal dengan sebutan 4P, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion). 2.2 PRODUK 2.2.1 Definisi Produk Menurut William J. Stanton di dalam buku Danang Sunyoto (2012) mendefinisikan produk menjadi dua, yaitu : Dalam arti sempit : Sekelompok atribut fisik nyata yang terakit dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan. Dalam arti luas : Sekelompok atribut nyata dan tidak nyata, di dalamnya termasuk kemasan, warna, harga, mutu dan merek ditambah dengan pelayanan dan reputasi penjual. Menurut Philip Kotler, Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Atau produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk bisa berupa benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan (ide). 2.2.2 Konsep Produk Kotler & Keller berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja atau fitur inovatif terbaik. Manajer dari organisasi ini berfokus untuk membuat produk yang unggul dan senantiasa 14 memutakhirkannya. Suatu produk baru tidak akan sukses jika tidak didukung oleh harga, distribusi, iklan dan penjualan yang tepat. Danang Sunyoto (2012) menyebutkan konsep produk meliputi : Konsumen membeli produk tidak hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan saja. Konsumen terutama selalu menekankan mutu produk Konsumen mengetahui mutu dan penampilan yang membedakan dari merek-merek yang bersaing. Konsumen memilih di antara merek yang bersaing atas dasar mutu yang terbaik yang dapat dicapai dari uang yang mereka korbankan. Tugas organisasi adalah untuk selalu melakukan perbaikan mutu produk sebagi kunci guna menarik dan mempertahankan langganan. Konsep produk ini biasanya terdapat pada perusahaan yang selalu mengembangkan produknya untuk dapat menghasilkan produk yang terbaik. 2.2.3 Produk Restoran Ada lima faktor karateristik dari produk restoran yaitu : 1. Faktor makanan dan minuman terdiri atas variabel jenis atau menu makanan, variasi pilihan menu, rasa, dan presentasi. 15 2. Faktor pelayanan terdiri dari pilihan jenis pelayanan, fasilitas reservasi atau pemesanan tempat duduk, ketersediaan pembayaran dengan kartu kredit, tersedianya kursi untuk balita dan lain-lain. 3. Faktor kebersihan dan higienitas terdiri dari faktor staff grooming, kebersihan pakaian seragam karyawan, daftar menu yang bersih dan rapi, dan kebersihan area tempat secara keseluruhan. 4. Faktor harga terdiri dari atas kesesuaian antara kepuasan yang diperoleh dengan jumlah uang yang dikeluarkan oleh pelanggan. 5. Faktor suasana yang terdiri atas desain, dekorasi, pencahayaan, pengaturan suhu udara, furnishing, tingkat kegaduhan, perilaku tamu-tamu yang ada di restoran dan perilaku karyawan yang diimplementasikan ke dalam atmosfir operasional makanan dan minuman yang dapat dilihat, didengar, disentuh, dirasakan dan dibaui. Produk yang dihasilkan layanan makanan dan minuman merupakan produk total dari dua jenis produk, yaitu produk berwujud seperti makanan, minuman yang lezat berkualitas serta fasilitas yang unggul dan modern dan produk yang tidak berwujud seperti jasa pelayanan, rasa nyaman, keamanan, keramahtamahan, keindahan, kebersihan, reputasi dan sanitasi atau higienitas. 2.3 KUALITAS PRODUK Dalam usaha dalam mempengaruhi pembelian pelanggan, maka harus dibuat berkualitas. Goetsch Davis di dalam buku Zulian Yamit (2010) membuat definisi dari kualitas produk yaitu kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang 16 berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Ia menegaskan bahwa menghasilkan produk yang berkualitas membutuhkan menusia dan proses yang berkualitas pula. Menurut Kotler & Amstrong (2008:272) mengartikan Kualitas Produk merupakan karakteristrik produk atau jasa yang tergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan. Ia menjelaskan salah satu nilai utama yang diharapkan oleh konsumen dari pemasok adalah mutu produk dan jasa yang tinggi. Semakin baik kualitas produk yang dihasilkan maka akan memberikan kesempatan kepada konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Kualitas Produk merupakan karakteristik produk atau jasa yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang dinamis yang diharapkan untuk mampu memuaskan kebutuhan dan harapan pelanggan. Banyak definisi dan dimensi kualitas dapat ditemukan dari buku dan literatur akademik. Menurut Shaharudin et al pada jurnalnya mengungkapkan salah satu definisi kualitas yang paling dihormati adalah dimensi kualitas yang telah dikembangkan oleh David Garvin dari Harvard Business School (1984). Menurut David Garvin, untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat melalui beberapa dimensi sebagai berikut : a) Performance / Kinerja “ A product’s primary operating characteristics”. Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang. Merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli barang. 17 Kinerja diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap manfaat dasar dari produk yang dikonsumsi. Penilaian terhadap kemampuan produk menjalankan fungsi utamanya seringkali bersifat subyektif. b) Features / Keistimewaan “Characteristics that supplement basic functioning”. Menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan produk dan pengembangan fungsi dan manfaat tambahan dari sebuah produk. Perkembang fitur telah menjadi target para produsen untuk berinovasi dalam rangka memuaskan pelanggan. c) Reliability/ Kehandalan “Probability of a product malfunction-ing within a specific time periode”. Merupakan keberhasilan suatu produk dalam menjalani fungsinya di dalam periode waktu dan kondisi tertentu. Menjadi suatu jaminan produk tidak mengalami kerusakan atau tidak berfungsi ketika setiap kali digunakan. d) Conformance / Kesesuaian “The degree to which a product’s design and operating characteristics meet established standards”. Berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya atau terhadap standar yang dituju oleh perusahaan. Dalam implementasinya, kesesuaian menunjukkan seberapa jauh suatu produk dapat menyamai standar atau spesifikasi tertentu. 18 e) Durability (Ketahanan) “Expected product life”. Refleksi umur merupakan ukuran daya tahan atau masa pakai barang. Daya tahan dapat diartikan sebagai penilaian pelanggan terhadap umur ekonomis produk yang akan dikonsumsi. Produk dapat disebut tahan atau awet kalau dapat digunakan lebih dari satu kali penggunaan. f) Serviceability (Pelayanan) “ Speed, courtesy, competence, and ease of repair”. Dimensi ini mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan terhadap produk tersebut, meliputi perbaikan dan penanganan keluhan (complain) yang memuaskan. Implementasinya adalah penilaian pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh badan usaha atau restoran tersebut. g) Aesthetic (Keindahan) “How a product looks, feels, sounds, tastes or smells”. Karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang dapat dilihat dan dirasa untuk mempertimbangkan preferensi individual. Menunjukkan bagaimana penampilan dan daya tarik produk terhadap pembeli. Dimensi ini dapat dijadikan senjata untuk membedakan dua produk yang terlihat sama. h) Perceived Quality (Ketepatan Kualitas) “Reputation and other indirect measures of quality”. Merupakan ketepatan kualitas produk secara keseluruhan yang diterima dan dirasakan oleh konsumen. Kategori ini termasuk pengaruh dari citra merek dan faktor-faktor tidak berwujud yang 19 secara tidak langsung dapat mempengaruhi persepsi konsumen atas kualitas yang diberikan dari perusahaan. David Garvin mengakui bahwa suatu produk biasanya tidaklah masuk dalam semua ukuran ini. 2.4 KEPUTUSAN PEMBELIAN Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Perilaku pembelian oleh para konsumen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor utama sebagai berikut : 1. Faktor Budaya Faktor budaya memiliki pengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku pembelian konsumen, terdiri dari komponen budaya, sub budaya, dan kelas sosial. 2. Faktor Sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, peran dan status. 3. Faktor Pribadi Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yang meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. 4. Faktor Psikologi Pilihan seseorang untuk dipengaruhi oleh faktor psikologis yang diantaranya adalah motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan serta pendirian. 20 Mempelajari perilaku konsumen akan memberikan petunjuk bagi pengembangan produk baru, keistimewaan produk, harga, saluran pemasaran, pesan iklan dan elemen bauran pemasaran lainnya. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli dari rangsangan luar hingga munculnya keputusan pembelian (Kotler, 2009). Tahap Proses Keputusan Pembelian Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian Gambar 2.4.1 Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Sumber : Kotler and Keller (2009) Konsumen tidak selalu melalui lima tahap pembelian produk seluruhnya. Mereka mungkin melewatkan beberapa tahap dan langsung membeli tanpa pencarian 21 informasi karena merupakan suatu hal yang terbiasa dan bersifat reguler (Kotler dan Keller 2009 : p184). Tahap 1 : Pengenalan Kebutuhan Dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal seperti kebutuhan normal seseorang. Sebagai contoh: rasa lapar, haus dan lain lain. Rangsangan eksternal bisa meliputi iklan atau lingkungan yang memungkinkan konsumen melakukan pembelian. Tahap 2 : Pencarian Informasi Konsumen yang terdorong untuk mencari sejumlah informasi yang yang lebih banyak. Sumber informasi utama di mana konsumen dibagi menjadi empat kelompok : Sumber pribadi : Keluarga, teman , tetangga, rekan lainnya. Sumber komersial : Iklan, situs web, penyalur, kemasan, pajangan. Sumber publik Sumber pengalaman : Menangani, memeriksa, dan menggunakan : Media massa, organisasi konsumen. produk. Ketika konsumen mengumpulkan lebih banyak informasi, hanya beberapa kumpulan pilihan yang menjadi calon kuat. Konsumen membuat pilihan akhir dari kumpulan ini. Pemasar harus mengidentifikasi hierarki atribut yang memandu pengambilan keputusan konsumen untuk memahami berbagai kekuatan persaingan dan bagaimana berbagai 22 kumpulan ini terbentuk. Biasanya pemasar melakukan positioning terhadap merek mereka. Hierarki atribut juga mengungkapkan segmen pelanggan ada yang mengutamakan harga, tipe jenis, dan merek. Tahap 3 : Evaluasi Alternatif Tahap ini merupakan tahap dimana bagaimana konsumen memproses informasi merek yang kompetitif dan melakukan penilaian akhir. Konsep dasar dalam melakukan penilaian dalam memahami proses evaluasi adalah: a) Konsumen akan selalu berusaha memenuhi suatu kebutuhan. b) Konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi produk. c) Konsumen melihat masing-masing produk sebagai kelompok atribut dengan berbagai kemampuan yang berbeda-beda untuk mengantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhannya. Konsumen akan memberikan perhatian terbesar kepada atribut yang mengantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhannya. Dengan pengalaman dan pembelajaran produk pada tahap ini, konsumen mendapatkan sikap dan keyakinan. Dimana keyakinan adalah pemikiran yang dipegang konsumen tentang sesuatu serta sikap yaitu evaluasi dalam waktu lama tentang suatu produk akan disukai atau tidak, melibatkan perasaan emosional, dan kecenderungan menindaklanjuti sebuat tindakan terhadap objek. 23 Tahap 4 : Keputusan Pembelian Dalam proses ini, konsumen dapat membentuk lima sub-keputusan alternatif yang akan dipilih diantaranya mengenai apa yang akan dibeli (merek), apakah membeli atau tidak (penyalur), kapan akan dibeli (waktu), dimana akan dibeli (tempat), dan bagaimana membayarnya (metode pembayaran). Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko anggapan dari sebuah produk. Beberapa risiko tersebut diantaranya adalah: Risiko fungsional – produk tidak bekerja sesuai dengan harapan. Risiko fisik – produk mengancam kesehatan fisik pengguna Risiko keuangan – produk tidak layak terhadap harga yang dibayarkan Risiko sosial – produk menimbulkan rasa malu dari orang lain Risiko psikologis – produk mempengaruhi kesehatan jiwa pengguna Risiko waktu – Kegagalan produk menghasilkan biaya peluang untuk menemukan produk memuaskan lainnya. Tahap 5 : Pasca Pembelian Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk atau jasanya. Seorang marketing juga harus mengamati kepuasan pembeli pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan penggunaan produk pasca pembelian. Kepuasan pasca pembelian merupakan ketentuan untuk pelanggan 24 membeli produk kembali atau membicarakan hal menyenangkan tentang produk tersebut atau sebaliknya. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan yang terjadi. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Beberapa perilaku konsumen pada tahap ini dapat berupa : menjadi konsumen tetap, melakukan pembelian ulang, penggunaan yang meningkat, perpindahan, dan penghentian penggunaan (Hawkins dalam Supranto dan Limakrisna (2007:p229). Schiffman dan Kanuk di dalam bukunya yang berjudul Consumer Behavior, menggambarkan model sederhana dalam pengambilan keputusan menjadi 3 komponen yaitu input, process dan output sebagai berikut : 1) Input Komponen ini terdiri dari pengaruh luar sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan produk atau jasa. Pengaruhnya utamanya adalah dari kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh sosial budaya. Input Bauran Pemasaran Kegiatan pemasaran perusahaan yang merupakan usaha langsung untuk mencapai, memberikan informasi, dan membujuk konsumen untuk membeli dan menggunakan produk dan jasanya. Usaha-usahanya meliputi : Produk, 25 Promosi, Harga, Saluran Distribusi, Pelayanan dan lain lain. Input Sosial Budaya Input sosial budaya merupakan pengaruh non komersial seperti dari keluarga, rekan sekerja, tetangga dan budaya. 2) Proses Komponen yang berhubungan dengan cara konsumen untuk mengambil keputusan. Pengaruh-pengaruh tersebut adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian dan sikap. Proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari tiga tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, penilaian sebelum penelitian, dan penelitian berbagai alternatif. Pengenalan kebutuhan Terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan suatu masalah. Ada dua gaya pengenalan kebutuhan yang berbeda. Pertama, merupakan tipe keadaan yang sebenarnya, yang merasa bahwa konsumen mempunyai suatu masalah ketika sebuah produk tidak dapat berfungsi secara memuaskan. Kedua, tipe keadaan yang diingikan, dimana konsumen diperhadapkan kepada sesuatu yang baru dapat menggerakan proses keputusan. Penilaian sebelum penelitian Penilaian ini dimulai ketika konsumen merasakan adanya kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Sumber informasinya adalah 26 terdapat pada ingatan dan pengalaman yang lalu yang memadai kepada konsumen untuk melakukan pilihan sekarang ini. Penelitian berbagai alternatif Ketika konsumen menilai berbagai alternatif potensial. Biasanya konsumen menggunakan daftar merek yang direncanakan untuk dipilih dan kriteria yang akan mereka gunakan untuk menilai setiap merek. 3) Output Komponen output menyangkut kegiatan pasca pembelian yang berhubungan erat dengan perilaku pembelian dan penilaian pasca pembelian. Tujuan dari kedua kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap pembeliannya. Perilaku pembelian Konsumen melakukan dua tipe pembelian yaitu pembelian percobaan dan pembelian ulang. Penilaian pasca pembelian Unsur penting dari penilaian pasca pembelian adalah pengurangan keragu-raguan yang dirasakan oleh konsumen terhadap pilihannya. Tingkat penilaian ini tergantung kepada pentingnya keputusan produk dan pengalaman yang diperoleh dalam memakai produk tersebut. Jika kinerja sesuai dengan harapan, maka kemungkinan konsumen akan melakukan pembelian ulang, jika sebaliknya konsumen akan memakai berbagai alternatif yang lebih sesuai dengan dirinya. 27 Pengaruh Eksternal Input Usaha Bauran Pemasaran Perusahaan : 1.Produk 2. Harga 3.Promosi 4. Saluran Distribusi Usaha Lingkungan Sosial Budaya : 1. Keluarga 2. Rekan 3. Tetangga 4. Budaya dan Sub Budaya Pengambilan Keputusan Konsumen Pengenalan Kebutuhan Process Penelitian Sebelum Pembelian Pengaruh Psikologi : 1. Motivasi 2. Persepsi 3. Kepribadian 4. Sikap Penilaian Alternatif Pengalaman Perilaku Setelah Keputusan Output Pembelian : 1. Percobaan 2. Pembelian Ulang Penilaian Pasca Pembelian Gambar 2.4.2 Model Sederhana Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Sumber : Schiffman & Kanuk (2007:p493) 2.5 Hubungan Antar Variabel Berdasarkan Jurnal 1. Berdasarkan jurnal yang berjudul “Pengaruh Keragaman Menu, Kualitas Produk, Citra Merek dan Iklan terhadap Keputusan Pembelian di McDonald’s Java Mall Semarang “ (Muhammad Wahyu Ali A.H., Handoyo Djoko.W., Sari Listyorini. Journal of Social and Politic. Bandung : 2013. pg 1-9). “This study aims to determine effect of the diversity of menu, product quality, brand image, and advertising on consumer purchasing decisions McDonald’s Java Mall Semarang”. Penelitian ini meneliti hubungan antara keragaman menu, kualitas produk, citra merek dan iklan di dalam keputusan pembelian konsumen. Penelitiannnya menghasilkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap 28 keputusan pembelian sebesar 54,2 % dimana variabel kualitas produk adalah variabel paling kuat dibanding tiga variabel lainnya. 2. Berdasarkan jurnal yang berjudul “Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Motor Honda Matic Beat di PT. Nusantara Solar Sakti, (Purwati, Heri Setiawan, Rohmawati. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akutansi. Politeknik Negeri Sriwijaya: Sept 2012. Vol.2 No.3; pg. 260), “The aim of this research are, to know how much the price and quality of product take effect to the customer’s decision in order to purchase Honda Beat Scootermatic, and to know which one of the two variables is dominant. Thus, Result of this analysis suggest that Pt. Nusantara Sakti should maintain their price stability especially in increasing the strategy to give affordable price because it can affect the people to purchase Honda Beat Scootermatic.” Penelitian ini menghasilkan pernyataan bahwa kualitas produk memberikan pengaruh dominan, sedangkan pada variabel harga tidak mempengaruhi keputusan konsumen. 3. Berdasarkan jurnal yang berjudul “Symbolic purchase in sport: the roles of self-image congruence and perceived quality” (Kwak, D.H., Kang J.H. Journal of Management Decisions: 2009. Vol 47, Iss.1; pg 85-99) “Relationship existed between perceived product quality with purchase intention”. Penelitian ini mendukung adanya hubungan antara kualitas keseluruhan dari produk terhadap minat pembelian oleh konsumen. 4. Berdasarkan jurnal yang berjudul “The relationship between product quality and purchase intention : The case of Malaysia’s national motorcycle manufacture”, (Mohd Rizaimy Shaharudin, Suhardi Wan Mansor, Anita Abu Hassan, Maznah Wan Omar, Etty Harniza Harun. Journal of Business Management. Malaysia:Sept 2011. Vol. 5 Iss.20; pg 8163-8176) “This study aims to determine the level of product quality based on the eight quality dimensions framework and the relationship towards the buyer purchase behavior. The introduction of beneficial impact as a mediator between product quality and purchase intention (indirect effect) as suggested by past researches which could increase the importance of perceived quality in the study relationships.” Penelitian ini menetapkan delapan tingkat dari dimensi kualitas produk dan hubungannya terhadap perilaku pembelian dari konsumen. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pengenalan akan pengaruh manfaat sebagai mediator antara kualitas produk dan minat pembelian sebagaimana yang telah dilakukan yaitu 29 pentingnya meningkatkan kualitas keseluruhan produk terutama yang secara tidak langsung. 5. Berdasarkan jurnal yang berjudul “Consumer’s Perceived Quality, Perceived Value and Perceived Risk Towards Purchase Decision on Automobile”, ( Shoy Johnn Yee, Ng Cheng San. Journal of Economics and Business Administration. Malaysia:2011. Vol. 3, Iss. 1; pg 47-57), “All the 200 sets of data were reliable where Cronbach’s alpha is more than 0,6. Pearson correlation also showed the strenght of the relationship between those variables and normality assumption was meet. Result from multiple regression analysis showed the positive association between the three factors mentioned previously with purchase decision” Penelitian ini menganalisa data dari 200 responden yang reliabel dilihat dari nilai Cronbach’s alpha lebih dari 0,6. Dan dari metode analisa korelasi Pearson mengindikasikan bahwa hubungan dari semua variabel dan asumsi normalitas bertemu. Hasil dari regresi bergandanya menyatakan terdapat hubungan yang positif antara tiga faktor variabel dengan keputusan pembelian. 2.6 Hipotesis Menurut Sugiyono (2010:221) Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis dibuktikan dari data yang terkumpul. Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan hasil data yang diperoleh atau taksiran keadaan populasi melalui data sampel. Hipotesis yang baik adalah hipotesis yang dinyatakan dengan jelas dan ringkas, menyatakan hubungan antara dua variabel, dan menjelaskan variabel tersebut dalam desain metode penelitian yang terukur. penelitian yaitu : Untuk menjawab tujuan 30 Hipotesis penelitan : Ho = Kualitas Produk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Ha = Kualitas Produk berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian. 2.7 Kerangka Pemikiran (T3) Kualitas Produk (X1) Keputusan Pembelian (Y1) Analisa Deskriptif (T-1) Analisa Deskriptif (T-2) Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran Sumber : Penulis 2013