Jurnal Kimia Indonesia Vol. 1 (2), 2006, h. 78-81 Akumulasi dan Clearance dari Contrast Agents MRI Gd-DTPA yang Disimulasikan dengan 153Gd-DTPA dalam Hewan Mencit Gunawan A.H, Mutalib A., Aguswarini S., dan Lubis H. Pusat Radioisotop dan Radiofarmasi-BATAN, Indonesia Kawasan Puspiptek – Serpong Abstrak. Kanker dapat diobati dengan baik apabila tumor diketahui pada saat stadium dini. Teknik MRI (Magnetic Resonance Imaging) sangat luas digunakan untuk tujuan diagnosa. MRI dapat membedakan jaringan dengan jelas berdasarkan pada densitas proton yang terdapat dalam jaringan tersebut. Senyawa paramagnetik untuk contrast pada MRI sering digunakan untuk mempertinggi laju relaksasi sehingga dapat memperbaiki resolusi gambar pada MRI dalam berbagai bagian tubuh dimana senyawa tersebut berada. Gadolinium (Gd) merupakan golongan logam lantanida paramagnetik yang kuat dan oleh karena itu dapat meningkatkan intensitas sinyal pada MRI. Senyawa kompleks gadolinium yang sering digunakan sebagai contrast agents adalah GD-DTPA dan GdDOTA. Dalam penelitian ini, akumulasi dan clearance dari kompleks Gd-DTPA disimulasikan menggunakan senyawa bertanda 153Gd-DTPA. Kompleks 153Gd-DTPA dibuat dengan mensuspensikan DTPA (diethylenetriaminepentaacetic acid) dalam larutan 153GdCl3 , kemudian suspensi direfluks selama 1 jam dan akan diperoleh larutan jernih 153Gd-DTPA. Kemurnian radiokimia kompleks 153Gd-DTPA diperoleh lebih besar dari 97 %. Dalam penelitian biodistribusi kompleks 153Gd-DTPA digunakan mencit sebagai hewan percobaan dan sebagai pembanding dilakukan pula biodistribusi pada larutan 153GdCl3. Pola distrbusi dari ion 153Gd terakumulasi pada beberapa organ seperti hati, jantung, paru dan limpa sedangkan akumulasi kompleks 153Gd-DTPA pada ginjal dicapai pada waktu 2 jam setelah penyuntikan (0,78 % per gram organ). Clearance kompleks 153Gd-DTPA dalam urin dan feces lebih dari 97 % pada waktu 48 jam setelah penyuntikan dan aktivitas yang tersisa dalam tubuh hewan adalah kurang dari 3 % . Kata kunci: 153Gd, 153Gd-DTPA, biodistribusi, clearance Pendahuluan Senyawa kontras untuk MRI telah banyak digunakan sejak dasawarsa terakhir ini. Senyawa tersebut digunakan untuk memperjelas gambaran atau citra (image) dari organ/jaringan yang sukar dibedakan melalui teknik pencitraan MRI khususnya pada jaringan lunak sistem saraf pusat, hati, sistem pencernaan, lymphatic system, payudara, sistem kardiovascular dan paru. Dalam teknik MRI, jaringan dan organ dapat dibedakan dengan melihat perbedaan densitas proton air pada organ tersebut. Tumor dapat dideteksi karena jaringan tumor mempunyai densitas yang berbeda dari jaringan sehat sekitarnya.1,2 Disain suatu senyawa kontras MRI memerlukan kesesuaian dari segi farmasi dan peralatan MRI; meskipun ion-ion logam seperti Mn2+ dan Gd3+ merupakan logam bersifat paramagnetic untuk kontras yang baik tetapi harus dalam bentuk senyawa kompleks yang stabil karena logamlogam tersebut sangat toksis.1 Gadolinium (Gd) merupakan salah satu unsur paramagnetik sangat kuat yang merupakan persyaratan penting untuk senyawa kontras dan mempunyai kemampuan menyerap netron yang sangat tinggi (4,9 x 104 barns) . Senyawa kompleks gadolinium yang umum digunakan sebagai senyawa kontras adalah Gd-DTPA dan Gd-DOTA. Gd-DTPA telah di approved oleh FDA USA pada tahun 1988 dengan nama dagang “Magnevist” dan secara luas telah digunakan di berbagai negara di dunia.1,2,3 Hal ini dikarenakan selain senyawa kompleks tersebut memiliki kestabilan kompleks yang tinggi, aman, juga memberikan beberapa efek samping yang ringan seperti sakit kepala, mual seperti terbakar pada tempat penyuntikan dan efek yang jarang sekali terjadi adalah reaksi alergi. Hasil pengujian menunjukkan pula bahwa GdDTPA dilaporkan beberapa kali lebih aman bila Dapat dibaca di www.kimiawan.org/journal/jki Akumulasi dan Clearance dari Contrast Agents MRI Gd-DTPA yang Disimulasikan dengan dalam Hewan Mencit dibandingkan dengan senyawa kontras golongan iodium yang digunakan dalam CT scans.2,4,5 Dalam penelitian ini dilakukan simulasi senyawa kontras Gd-DTPA dengan menggunakan radionuklida 153Gd sebagai 153Gd-DTPA. Preparasi kompleks 153Gd-DTPA dilakukan dengan merefluk 153 GdCl3 dengan DTPA campuran (diethylenetriaminepentacetic acid) selama 1 jam. Kemurnian radiokimia dilakukan dengan menggunakan kertas Whatman I sebagai fasa diam dan larutan salin sebagai fasa gerak. Untuk melihat perilaku kompleks 153Gd-DTPA dalam tubuh hewan percobaan dilakukan uji biodistribusi terhadap hewan mencit dan clearance kompleks dari tubuh dilakukan menggunakan hewan tikus putih dengan melihat ekskresi sediaan tersebut melalui urin dan feces. Percobaan Bahan dan peralatan. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah senyawa Diethylenetriaminepentaacetic acid (DTPA) yang disiapkan dari hasil sintesis yang dilakukan di P2RR BATAN. Larutan gadolinium radioaktif sebagai 153GdCl3 disiapkan dengan mengirradiasi 100 mg serbuk logam gadolinium oksida (Gd2O3) (Stream), hasil irradiasi kemudian dilarutkan dalam 10 ml HCl 1N. Bahan kimia lainnya seperti HCl, NaOH, aseton semuanya buatan Merck. Larutan salin, air suling dan gas nitrogen masing-masing diperoleh dari IPHA dan IGI. Senyawa bertanda 153 Gd-DTPA disiapkan dengan mensuspensikan 7,8 mg DTPA dalam 180 L larutan 153GdCl3, kemudian suspensi direfluks selama 1 jam dan akan diperoleh larutan jernih 153Gd-DTPA. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit dan tikus putih. Single channel analyzer (Bioscan) digunakan sebagai pencacah radioaktivitas pada penentuan kemurnian radiokimia. Kertas Whatman–1 untuk kromatografi, Dose calibrator (Victoreen) digunakan sebagai pencacah larutan bulk. Peralatan lain yang digunakan adalah beaker glass, syringe , vial dan metabolic cage . Uji biodistribusi sediaan 153Gd-DTPA. Sebanyak 0,1 mL sediaan 153Gd-DTPA dengan aktivitas 100 Ci disuntikkan melalui vena ekor mencit setelah berat masing-masing mencit ditimbang. Mencit kemudian dibedah setelah selang waktu tertentu dan diambil organ-organ otot, tulang, darah, ginjal, limpa, jantung, paru, usus halus, lambung, kandung kemih dan hati. Setiap organ dicacah dengan alat pencacah sinar 153 Gd-DTPA gamma dan dihitung persentase cacahan pada tiap gram organ atau tiap organ. Penentuan lifofilisitas (koefisien partisi) kompleks. Penentuan lifofilisitas kompleks 153GdDTPA didasarkan atas pengukuran koefisien distribusi senyawa kompleks di fasa air dan fasa noktanol. Radioaktifitas yang terdapat pada tiap fase dicacah dengan alat pencacah sinar gamma (Gammatec II) dan lifofilisitasnya dihitung sebagai perbandingan cacahan dalam fase oktanol terhadap cacahan dalam fasa air. Uji pengeluaran kompleks 153Gd-DTPA lewat urin (renal clearance). Besarnya perubahan aktivitas kompleks dalam urin per satuan waktu merupakan laju renal clearance. Penentuan uji pencucian dari ginjal radiofarmaka 153RGd-DTPA dilakukan dengan menyuntikkan 0,2 mL dengan aktivitas sekitar 200 Ci sediaan kepada tikus, kemudian tikus tersebut dimasukkan ke dalam metabolic cage. Setelah selang waktu tertentu, urin ditampung dengan tabung reaksi yang sudah ditimbang dan aktivitas setiap tabung reaksi dicacah, kemudian dihitung persentase aktivitasnya dengan alat pencacah gamma (Gammatec II). Persentase aktivitas yang dikeluarkan melalui urin setelah selang waktu tertentu dihitung dibandingkan dengan standar yang telah diketahui cacahannya. Uji pengeluaran (clearance) kompleks 153 Gd-DTPA lewat feces. Besarnya perubahan aktivitas kompleks dalam urin per satuan waktu merupakan laju renal clearance. Penentuan uji pencucian dari ginjal radiofarmaka 153Gd-DTPA dilakukan dengan menyuntikkan 0,2 mL dengan aktivitas 200 Ci sediaan kepada tikus, kemudian tikus tersebut dimasukkan kedalam metabolic cage. Setelah selang waktu tertentu, feces ditampung dengan tabung reaksi yang sudah ditimbang dan aktivitas setiap tabung dicacah, kemudian dihitung persentase aktivitasnya dibandingkan dengan standar yang telah diketahui cacahannya. Hasil dan Pembahasan Pemakaian senyawa Gd-DTPA sebagai kontras dalam teknik MRI sangat umum digunakan, karena senyawa ini terkenal aman dan menghasilkan efek samping yang minimal dibanding dengan senyawa kontras lain. Gadolinium dalam sistem berkala termasuk dalam golongan unsur tanah jarang dengan nomor atom 64, mempunyai 30 isotop tetapi hanya 7 yang stabil ditemukan di alam dan unsur ini mempunyai 2 elektron pada kulit terluarnya. 79 Gunawan A.H, Mutalib A., Aguswarini S., dan Lubis H. Tabel 1. Uji biodistribusi 153Gd dan kompleks 153Gd-DTPA pada mencit 1 , 2 dan 48 jam setelah penyuntikan. Nama Organ Darah Ginjal Usus Lambung Hati Jantung Paru Limpa Tulang Otot 1 jam p.I Gd-153 Gd-DTPA 8.19 0.11 3.04 0.74 0.31 0.05 1.03 0.07 19.9 0.07 2.55 0.05 22.1 0.09 25.8 0.06 1.41 0.07 0.27 0.04 % aktivitas 2 jam p.I Gd-153 Gd-DTPA 4.36 0.01 1.35 0.78 0.24 0.05 0.24 0.10 10.8 0.08 1.14 0.02 8.26 0.04 22.5 0.02 1.62 0.04 0.35 0.09 Gadolinium merupakan unsur paramagnetik yang memiliki 7 elektron yang tidak berpasangan di kulit f sehingga dapat digunakan sebagai senyawa kontras yang baik dan disamping itu mempunyai kemampuan mengabsorpsi neutron paling tinggi (4.9 x 104 barns). Radioisotop Gd merupakan unsur yang toksis, sehingga dalam penelitian ini selain melihat karakteristik kompleks 153Gd-DTPA terutama mengenai ekskresinya dari tubuh hewan percobaan, juga dilakukan perbandingan dengan melihat karakteristik radionuklida 153Gd dalam tubuh hewan percobaan. Dalam penentuan kemurnian radiokimia dengan menggunakan fasa diam kertas Whatman I dan fasa gerak larutan salin, diperoleh bahwa radionuklida 153Gd akan naik sampai ujung kertas sedangkan kompleks 153Gd-DTPA tetap tinggal pada titik penotolan. Kemurnian radiokimia dari pengukuran ini masing-masing diperoleh > 97 % baik untuk radionuklida 153Gd maupun kompleks 153 Gd-DTPA. Pengujian lipofilisitas radionuklida 153 Gd dan komplekss 153Gd-DTPA dil;akukan dengan menentukan koefisien distribusi sediaan dalam oktanol/air, sehingga diperoleh koefisien distribusi atau log Po/w masing-masing –1.1135 dan –1,1245. Rendahnya lipofilisitas radionuklida 153 Gd dan kompleks 153Gd-DTPA menunjukkan bahwa senyawa sulit larut dalam lemak atau pelarut non polar, tetapi mudah sekali larut dalam air (hidrofil), karena itu clearance-nya cenderung ke sistem renal. Pengujian biodistribusi radionuklida 153Gd dan kompleks 153Gd-DTPA dilakukan menggunakan hewan mencit putih dengan berat 25-35 g. Organ dan jaringan yang diambil adalah darah, ginjal, paru, limpa , usus, lambung, hati, tulang, jantung 80 48 jam p.I Gd-153 Gd-DTPA 0.01 0.00 0.36 0.13 0.19 0.01 0.09 0.08 2.78 0.02 0.12 0.01 0.80 0.01 0.67 0.03 0.07 0.03 0.07 0.02 dan otot. Hasil pengujian biodistribusi radionuklida Gd dan kompleks 153Gd-DTPA ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 1-2. Radionuklida 153Gd dalam hewan mencit terakumulasi pada organorgan jantung, hati, paru dan limpa. Bila dilihat dari tempat terjadinya penimbunan radioaktivitas tersebut , menunjukkan adanya bentuk partikel dari 153 Gd meskipun sediaan yang disuntikkan berbentuk larutan jernih yang terlebih dahulu telah disaring dengan penyaring 0,22 m. Dari hasil percobaan secara in vitro dengan melihat perubahan pH larutan GdCl3 , pada pH diatas 5 akan terjadi endapan putih yang akan larut kembali bila pH diturunkan < 5. Dari hasil percobaan tersebut setelah penyuntikan (pH 4), dalam darah pH larutan akan naik karena pengaruh pH tubuh (~ 7.4) dan dengan naiknya pH larutan kemungkinan terbentuknya endapan besar sekali, sehingga akan terjadi penimbunan pada organ-organ hati, jantung, paru dan limpa. Pada kompleks 153Gd-DTPA 1 jam setelah penyuntikan, akumulasi kompleks masih agak tinggi pada darah dan ginjal, menunjukkan sediaan tersebut sebagian masih terdapat dalam darah dan sebagian lagi sudah mengalami ekskresi lewat ginjal. Konsentrasi 153Gd-DTPA pada 2 dan 48 jam setelah penyuntikan dalam organ lain termasuk darah sudah sangat kecil sekali (<0,1%) , konsentrasi yang terlihat agak tinggi pada ginjal menunjukkan bahwa masih terjadi ekskresi dari kompleks 153Gd-DTPA. Pada 48 jam setelah penyuntikan dari data eksresi lewat ginjal masih sekitar 1% yang dikeluarkan lewat urin dan 0.2% lewat feces. 153 Jurnal Kimia Indonesia Vol. 1(1), 2006 Akumulasi dan Clearance dari Contrast Agents MRI Gd-DTPA yang Disimulasikan dengan dalam Hewan Mencit Jalur ekskresi kompleks 153Gd-DTPA diamati dalam hewan tikus putih menggunakan alat metabolic cage. Hasil laju ekskresi dalam urin dan feces bisa dilihat pada Gambar 3. 12 10 1 jam p.I 2 jam p.I 48 jam p.I % aktivitas 8 6 4 2 ru ng pa Pa Li m Nama Organ Tu la H at i 48 jam p.I 2 jam p.I 1 jam p.I Ja nt un g U su s La m bu ng m ih in ja l K. Ke G D ar ah 0 Gambar 1. Biodistribusi radionuklida 153Gd dalam hewan mencit pada 1, 2 dan 48 jam setelah penyuntikan 0.8 1 jam p.I 2 jam p.I 24 jam p.I 48 jam p.I % akt/g organ 0.6 0.4 0.2 48 jam p.I 24 jam p.I 2 jam p.I 1 jam p.I 0 ah ar D G l ja in s su U b m La g un i at H un nt Ja g r Pa u Nama organ pa m Li n la Tu g Gambar 2. Biodistribusi 153Gd-DTPA dalam hewan mencit pada 1,2 dan 48 jam setelah penyuntikan 120 Urin Feces Akt total 100 % activity 60 40 20 0 10 Gd-DTPA Pada 2 jam setelah penyuntikan sekitar 62% kompleks sudah diekskresikan lewat urin dan feces (urin =61,5% dan feces =0,5%) . Ekskresi pada 48 jam setelah penyuntikan menunjukkan bahwa sekitar 97,5% kompleks 153Gd-DTPA sudah diekskresikan baik lewat ginjal/urin (76,5%) maupun lewat feces (21%) dan dari data hasil biodistribusi (Tabel 1) menunjukkan bahwa sampai dengan 48 setelah penyuntikan akumulasi pada ginjal dan lambung masih lebih tinggi dibanding organ lainnya; menunjukkan bahwa ekskresi pada kedua organ tersebut masih berlangsung. Hasil pengamatan biodistribusi maupun 153 clearance dari kompleks Gd-DTPA menunjukkan bahwa ekskresi kompleks tersebut melalui ginjal dan feces, penimbunan aktivitas pada organ lainnya sangat kecil dan ekskresi pada 54 jam setelah penyuntikan tidak terlalu berbeda dengan ekskresi pada 48 jam setelah penyuntikan. Kesimpulan Telah dilakukan pengujian biodistribusi dan clearance sediaan 153Gd-DTPA yang merupakan simulasi clearance dari zat kontras Gd-DTPA untuk MRI. Hasil biodistribusi menunjukkan bahwa sediaan 153Gd-DTPA yang masih terdapat dalam tubuh hewan tikus putih sangat kecil sekali yaitu sekitar 2% dan sisanya 97,5% diekskresikan melalui urin dan feces. Data hasil uji clearance menunjukkan bahwa sampai dengan 48 jam setelah 153 Gd-DTPA penyuntikan sekitar 97,5% dikeluarkan dari tubuh tikus. Sejumlah kecil yang masih tersisa (~2%) diduga bukan merupakan bentuk kompleks 153Gd-DTPA dan untuk mengetahui lebih jauh perlu dilakukan penelitian tersendiri. Pustaka 80 0 153 20 30 40 50 60 Time,hour Gambar 3. Laju ekskresi kompleks 153Gd-DTPA pada urin dan feces tikus putih menggunakan alat metabolic cage. 1. Volkov A. Contrast Agent in MRI, http://www.cc.utah.edu/~avba51/mrl.html. 2. Lowe M. Contrast Agent for RMI, http://www.le.ac.uk/chemistry/research/ chrimpl10.html. 3. MRI Contrast Agent, http://www.macrocyclics.com/dar/MRIContrast.Agent/html . 4. Martin C.R.; Mitchell D.T. Nanomaterial in Analytical Chemistry, Analytical Chemistry News & Features, May 1, 1998, pp 322 A-327 A. 5. Torchilin V.P. Novel Polymers in Microparticulate Diagnostic Agents, Chemtech,1999, 29(11), 27-34 . 81 C.L. Radiman dan S. Wafiroh Proceeding of Joint Seminar on Chemistry ITB-UKM VI 2005