SELEKSI – PENGGUNAAN SILSILAH 1. ADALAH SELEKSI INDIVIDU SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA BERDASARKAN ATAS INFORMASI NENEK MOYANGNYA. 2. INFORMASI DAPAT BERUPA CATATAN KECIL TENTANG PRODUKSI DARI NENEK MOYANGNYA ATAU BERUPA TAKSIRAN NILAI PEMULIAANNYA BERDASARKAN UJI KETURUNAN. 1. BERDASARKAN PENGALAMAN, UMUMNYA PARA PEMULIA KADANGKADANG MENYALAHGUNAKAN ISTILAH SILSILAH DALAM SELEKSI. CONTOHNYA TERLALU MEMPERHATIKAN NAMA-NAMA KETURUNAN DARI SATU GARIS KETURUNAN DALAM SILSILAH (LIHAT GAMBAR BERIKUT). 2. JIKA YG DIPERHATIKAN HANYA GARIS PEJANTAN SAJA , KAKEK DARI PIHAK BAPAK (PATERNAL GRANDSIRE), KAKEK BUYUT JANTAN DARI PIHAK BAPAK (PATERNAL GREAT GRANSIRE) DST., MAKA PADA GENERASI KEDUA HANYA SATU MOYANG YANG DIPERHITUNGKAN DARI EMPAT MOYANG YG MEMBERIKAN KONTRIBUSI GENETIK SAMA, DAN PADA GENERASI KE TIGA HANYA 1 MOYANG YANG DIPERHITUNGKAN DARI 8 MOYANG YANG ADA, DST. 3. KESALAHAN INI MAKIN BERTAMBAH DENGAN ADANYA PERHATIAN YANG SEBENARNYA TIDAK PERLU DIBERIKAN PADA SATU MOYANG YANG JAUH YANG KONTRIBUSI GENETIKNYA TIDAK BERARTI BILA TIDAK ADA PERKAWINAN GALUR. GAMBAR SILSILAH DARI TERNAK “X” MENUNJUKAN MOYANG-MOYANG YANG DIPERHATIKAN APABILA NAMA FAMILI ATAU GALUR KETURUNAN MELALUI GALUR BAPAK ATAU GALUR INDUK TERLALU DITEKANKAN KAKEK BUYUT DARI PIHAK BAPAK KAKEK DARI PIHAK BAPAK BAPAK Nenek Buyut dari pihak Bapak Kakek Buyut dari pihak Bapak Nenek dari pihak Bapak X Nenek Buyut dari pihak Bapak Kakek Buyut dari pihak Induk Kakek dari pihak induk INDUK NENEK DARI PIHAK INDUK Nenek Buyut dari pihak Induk Kakek Buyut dari pihak Induk KAKEK BUYUT DARI PIHAK INDUK 1. BANYAK PEMULIA TERNAK SECARA TRADISI MASIH MEMEGANG PERANAN PENTING DALAM PROSEDUR PEMULIAAN, YG MASIH MENYALAHGUNAKAN SILSILAH WALAUPUN SEKARANG TELAH BANYAK DIKETAHUI TENTANG KEGUNAAN ATAUPUN KETERBATASAN INFORMASI SILSILAH. MISALNYA PEMULIA BEBERAPA JENIS KUDA TERLALU MEMPERHATIKAN MOYANG BETINA YANG SANGAT JAUH (TAIL FEMALE), PEMULIA SAPI PERAH MENEKANKAN PADA FAMILIFAMILI SAPI DAN PEMULIA DARI MACAM-MACAM TERNAK MENEKANKAN PADA INDIVIDU-INDIVIDU UNGGUL PADA BEBERAPA GENERASI SEBELUMNYA. 2. MEREKA YG BEKERJA DENGAN PETANI ATAU PEMULIA TERNAK DALAM PENDIDIKAN ATAU PENYULUHAN , PERLU MENGETAHUI DENGAN JELAS KEGUNAAN MAUPUN KETERBATASAN INFORMASI SILSILAH UNTUK PERBAIKAN TERNAK. 1. INFORMASI SILSILAH MERUPAKAN ALAT YANG BERGUNA DALAM SELEKSI ASALKAN INFORMASI TENTANG NENEK MOYANG ITU BENAR (MASALAH BARU AKAN MUNCUL JIKA TERJADI PERUBAHAN PENGELOLAAN ATAU BEBERAPA INDIVIDU ATAU GOLONGAN KELUARGA MEMPEROLEH PERLAKUAN YANG LEBIH BAIK ATAU LEBIH JELEK DARI PADA LAINNYA). 2. UNTUK SIFAT-SIFAT YANG DAPAT DIUKUR PADA INDIVIDU SEBELUM DEWASA KELAMIN, INFORMASI SILSILAH TDK DAPAT MEMBERIKAN DUGAAN GENOTIP SETELITI DUGAAN GENOTIPENYA YANG DIPEROLEH DARI CATATAN INDIVIDU ITU SENDIRI. TETAPI PENGGUNAAN OPTIMUM DARI INFORMASI SILSILAH BERSAMA-SAMA DENGAN CATATAN INDIVIDU DAPAT MENAIKAN KETELITIAN DIBANDINGKAN JIKA HANYA MENGGUNAKAN CATATAN INDIVIDU SAJA. APABILA TERSEDIA CATATAN SILSILAH YANG BENAR, TAMBAHAN KETELITIAN DAPAT DIPEROLEH DENGAN BIAYA MURAH. 3. UNTUK SIFAT-SIFAT YANG HANYA TERLIHAT PADATERNAK BETINA SAJA, INFORMASI SILSILAH MERUPAKAN SATU-SATUNYA JALAN MEMILIH JANTAN-JANTAN UNTUK UJI KETURUNAN. KARENA UJI KETURUNAN SANGAT MAHAL DAN MEMAKAN WAKTU, MAKA HANYA SEBAGIAN KECIL DARI TERNAK JANTAN YANG DAPAT DI UJI KETURUNANNYA. JADI PENTING SEKALI BAHWA TERNAK JANTAN YANG DIUJI ADALAH TERNAK JANTAN YANG UNGGUL KEMAMPUAN PEMULIAANNYA ATAU KEMAMPUAN MEWARISKAN. OLEH KARENA ITU MAKA METODA PENDUGAAN DENGAN SILSILAH TELAH MENDAPAT PERHATIAN PULA DALAM USAHA MEMILIH PEJANTAN SAPI PERAH DAN PEJANTAN AYAM PETELUR. PRINSIP-PRINSIP UMUM UNTUK EVALUASI SILSILAH : 1. PALING HARUS DIPERHATIKAN ADALAH CATATAN DARI MOYANG TERDEKAT HUBUNGANNYA DENGAN INDIVIDU (TETUA R = 0,50, KAKEK-NENEK R = 0,25). JARANG SEKALI KELUARGA YANG JAUH SEPERTI KAKEK-NENEK BUYUT AKAN DIPERHITUNGKAN. 2. APABILA HERITABILITAS RENDAH, NILAI RELATIF CATATAN TENTANG KAKEKNENEK AKAN NAIK. 3. APABILA NILAI PEMULIAAN DARI SUATU INDIVIDU TELAH DIKETAHUI HAMPIR SEMPURNA, SEPERTI HALNYA DENGAN PEJANTAN YANG TELAH MENGALAMI UJI KETURUNAN DENGAN KETELITIAN TINGGI, MAKA TAK ADA GUNANYA MENGETAHUI CATATAN MOYANGNYA. 4. SELEKSI DENGAN SILSILAH MAKIN TELITI DENGAN MAKIN TINGGINYA HERITABILITAS DAN TEORITIS MENCAPAI KETELITIAN 0,71 APABILA HERITABILITAS MENDEKATI 1,0. TETAPI KETELITIAN SELEKSI BERDASAR CATATAN INDIVIDU JUGA MENINGKAT DENGAN MAKIN TINGGINYA HERITABILITAS. 5. SELEKSI DENGAN SILSILAH TIDAK BERARTI APA-APA JIKA CATATAN DARI MOYANGNYA TIDAK TELITI ATAU BILA PERBEDAAN PEMBERIAN MAKANAN DAN PEMELIHARAAN BERBAUR DENGAN PERBEDAAN-PERBEDAAN GENETIK. SANGA MUDAH DIKACAUKAN PENGARUH LINGKUNGAN DENGAN PENGARUH GENETIK. SELEKSI – PENGGUNAAN INFORMASI SAUDARA KOLATERAL SAUDARA KOLATERAL ADALAH TERNAK-TERNAK YANG ADA HUBUNGAN KELUARGA DENGAN SEEKOR INDIVIDU TETAPI BUKAN NENEK MOYANGNYA ATAUPUN KETURUNANNYA. SAUDARA TIRI DAN SAUDARA KANDUNG ADALAH SAUDARA KOLATERAL YANG PALING BANYAK DIGUNAKAN DALAM PERBAIKAN TERNAK. TETAPI KADANG-KADANG CATATAN TENTANG BIBI, PAMAN DAN SAUDARA SEPUPUNYA JUGA BERGUNA. SELEKSI FAMILI 1. BISA DIARTIKAN SEBAGAI SELEKSI YANG MENGGUNAKAN SAUDARA SEKETURUNAN. FAMILI DIPANDANG SEBAGAI KELOMPOK SAUDARA KOLATERAL YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN GENETIK YANG NYATA DENGAN INDIVIDU YANG AKAN DISELEKSI ATAU DISISIHKAN. 2. PADA SAPI, KAMBING, DOMBA DAN SPECIES LAIN YANG JUMLAH ANAKNYA SETIAP KELAHIRAN SEDIKIT, MAKA YG DISEBUT FAMILI ADALAH KELOMPOK SAUDARA TIRI, MASING-MASING ADALAH KETURUNAN DARI SATU PEJANTAN, DAN MEMPUNYAI KOEFISIEN HUBUNGAN KEKERABATAN (R) = 0,25 SATU SAMA LAIN APABILA PERKAWINANNYA SECARA ACAK. PADA TERNAK YANG MEMPUNYAI BANYAK ANAK TIAP PELAHIRAN DAN PADA UNGGAS, FAMILI ADALAH KELOMPOK SAUDARA KANDUNG DENGAN NILAI R = 0,50. BAGAIMANA INFORMASI TENTANG FAMILI DAPAT DIGUNAKAN DALAM SELEKSI ????? 1. DAPAT DILIHAT PADA GAMBARAN BERIKUT : 2. KITA ANGGAP ADA 4 KELOMPOK YANG TERDIRI DARI 5 SAUDARA TIRI, DAN AKAN DIPILIH LIMA INDIVIDU (25%) UNTUK DIGUNAKAN DALAM PEMULIAAN. 3. DENGAN SELEKSI INDIVIDU AKAN MENGHASILKAN INDIVIDU-INDIVIDU TERPILIH B1-61, A1-55, C1-55, C2-51 DAN D1-51. 4. APABILA SELEKSI BERDASARKAN FAMILI MAKA LIMA INDIVIDU (C1 – C5) DALAM FAMILI YANG TERBAIK YANG AKAN DIPILIH. 5. DAPAT DIGUNAKAN KOMBINASI DARI KEDUA CARA TERSEBUT. MUNGKIN D1-51 DAPAT DICORET DARI DAFTAR INDIVIDU YANG DIPILIH BERDASARKAN SELEKSI INDIVIDU DAN DIGANTI DENGAN C3 -49 ATAU A2-50 KARENA RATARATA FAMILINYA LEBIH UNGGUL, ATAU KOMBINASI LAIN DAPAT DIGUNAKAN. 6. PROSEDUR SELEKSI DALAM HAL INI DIHARAPKAN MEMPERHATIKAN 3 HAL YAITU R, HUBUNGAN GENETIK ANTAR ANGGOTA FAMILI, t, KORELASI GENOTIP ANTAR ANGGOTA FAMILI DAN n YAITU JUMLAH INDIVIDU PER FAMILI. - B1-61 SKALA KEUNGGULAN 6050- - A1-55 - A2-50 - B2-50 40- - A3-45 - A4-42 - B3-41 - A5-38 30- - C1-55 C2-51 C3-49 C4-44 C5-41 - B4-33 - B5-25 20- - D1-51 - D2-41 - D3-39 - D4-37 - D5-22 10RATA-RATA FAMILI 46 A 42 B C FAMILI-FAMILI 48 38 D SELEKSI – UJI KETURUNAN 1. UJI KETURUNAN ADALAH PENGGUNAAN CATATAN HASIL DARI KETURUNANNYA UNTUK MEMPERKIRAKAN NP SEEKOR TERNAK. 2. UJI KETURUNAN ERAT KAITANNYA DENGAN UJI SAUDARA (PENGGUNAAN INFORMASI SAUDARANYA DALAM SELEKSI INDIVIDU). 3. DALAM UJI SAUDARA , CATATAN HASIL DARI KETURUNAN SEEKOR TERNAK DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMUTUSKAN APAKAH SATU ATAU LEBIH DARI KETURUNAN DAPAT DIPILIH UNTUK DIGUNAKAN DALAM PEMULIAAN, TANPA MEMPERPANJANG INTERVAL GENERASI. 4. DALAM UJI KETURUNAN CATTAN DARI TERNAK-TERNAK YANG SAMA DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN APAKAH ORANG TUA DARI KEOMPOK SAUDARA ITU HARUS DIPILIH UNTUK DITERNAKAN SELANJUTNYA DALAM POPULASI ITU. PERPANJANGAN INTERVAL GENERASI TIDAK DAPAT DIHINDARKAN DALAM PROGRAM UJI KETURUNAN. UJI KETURUNAN (PROGENY TEST) DIGUNAKAN DALAM TIGA HAL : 1. JANTAN-JANTAN MUDA DIKAWINKAN DENGAN BETINA-BETINA DARI SUATU KELOMPOK PENGUJI KHUSUS DAN JANTAN-JANTAN YANG MEMPUNYAI KETURUNAN UNGGUL KEMUDIAN DIGUNAKAN DALAM POPULASI YANG INGIN DIPERBAIKI. DALA SISTEM INI BETINA-BETINA PENGUJI BIASANYA ADALAH TIPE NIAGA SEDANGKAN POPULASI YANG AKAN DIPERBAIKI UNTUK PRODUKSI TERNAK BIBIT, BIASANYA BANGSA MURNI. 2. JANTAN-JANTAN MUDA DIKAWINKAN DENGAN BETINA-BETINA DALAM POPULASI YANG AKAN DIPERBAIKI SEHINGGA AKAN DIHASILKAN SEJUMLAH KETURUNAN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENGUJIAN, KEMUDIAN KETURUNAN INI DIPELIHARA DULU SAMPAI DIPEROLEH INFORMASI DARI HASIL UJI. TERNAK-TERNAK YANG MENGHASILKAN KETURUNAN PALING BAIK, DIPILIH UNTUK DIGUNAKAN LEBIH LUAS. 3. JANTAN-JANTAN DALAM POPULASI YANG AKAN DIPERBAIKI MULA-MULA DIPILIH BERDASARKAN KRITERIA-KRITERIA SELAIN UJI KETURUNAN DAN KEMUDIAN DIGUNAKAN TERUS MENERUS. SETELAH DIPEROLEH CATATAN KETURUNANNYA, JANTAN YANG KETURUNANNYA JELEK DISISIHKAN DAN YANG KETURUNANNYA BAIK, TETAP DIPERTAHANKAN TERUS. RESUME SELEKSI INDIVIDU DENGAN SATU KALI PENGAMATAN SELEKSI INDIVIDU SELEKSI ATAS DASAR SATU SIFAT BERDASARKAN METODENYA DIBEDAKAN MENJADI : SELEKSI ATAS DASAR PERFORMAN TETUA ATAU MOYANGNYA SELEKSI FAMILI UJI ZURIAT SELEKSI INDIVIDU DENGAN PENGAMATAN BERULANG SELEKSI INDIVIDU ADALAH SELEKSI ATAS DASAR PERFORMANS DIRINYA SENDIRI YANG DIBANDINGKAN DENGAN PERFORMANS POPULASINYA. KECERMATAN DAPAT DITINGKATKAN MELALUI PENGAMATAN BERULANG TERHADAP PERFORMANS DIRINYA SELEKSI ATAS DASAR INFORMASI PERFORMANS TETUA ATAU MOYANGNYA NYA DIDASARKAN ATAS ADANYA KENYATAAN BAHWA SEPARO DARI GEN INDIVIDU BERASAL DARI SALAH SATU TETUANYA, SEDANGKAN SEPARO PASANGAN LAINNYA BERASAL DARI TETUA YANG LAIN. SELEKSI FAMILI ADALAH SELEKSI YANG MENGGUNAKAN INFORMASI SAUDARA KOLATERALNYA. SAUDARA KOLATERAL YANG SERING DIGUNAKAN ADALAH SAUDARA KANDUNG ATAU SAUDARA TIRI UJI ZURIAT MERUPAKAN BENTUK SELEKSI YANG KHAS, YAITU SELEKSI ATAS DASAR PERFORMANS ANAK-ANAKNYA. JADI UJI ZURIAT SEBETULNYA TERMASUK DALAM SELEKSI FAMILI, YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN SEBAGAI BAPAK – ANAK. KEISTIMEWAAN UJI ZURIAT ADALAH KECERMATAN DARI METODA SELEKSI INI DAPAT MELAMPAUI KECERMATAN SELEKSI INDIVIDU TANDEM SELECTION (SELEKSI TANDEM) SELEKSI TERHADAP BEBERAPA MACAM SIFAT INDEPENDEN CULLING LEVEL (SELEKSI PENYINGKIRAN SECARA BEBAS INDEX SELECTION (SELEKSI INDEK) 1. SELEKSI TANDEM 1. PROSEDURNYA SANGAT SEDERHANA, SELEKSI MULA-MULA DILAKUKAN TERHADAP SATU SIFAT YANG DIJALANKAN UNTUK BEBERAPA GENERASI UNTUK KEMUDIAN SELEKSI DILAKUKAN UNTUK KRITERIA KEDUA, JUGA UNTUK BEBERAPA GENERASI. JADI PERBAIKAN MGT MULA-MULA DITUJUKAN TERHADAP SIFAT PERTAMA , SETELAH MEMPEROLEH PERBAIKAN YG CUKUP, BARU KEMUDIAN PERBAIKAN MGT DILAKUKAN UNTUK SIFAT YANG LAIN. 2. KEJELEKAN SELEKSI MODEL INI ADALAH ADANYA KORELASI GENETIK ANTAR SIFAT-SIFAT YG MENJADI KRITERIA SELEKSI, KORELASI GENETIK YG NEGATIF HARUS DIHINDARI, UNTUK MENCAPAI TUJUAN SELEKSI DIBUTUHKAN WAKTU YG RELATIF LAMA. 2. SELEKSI PENYINGKIRAN SECARA BEBAS 1. SELEKSI DILAKUKAN UNTUK BERBAGAI MACAM SIFAT SECARA BERSAMAAN DALAM GENERASI YANG SAMA.PELAKSANAANYA DAPAT DILAKUKAN PADA SAAT YANG SAMA ATAU PADA SAAT YANG BERBEDA DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU YANG DISELEKSI. 2. CONTOH : SELEKSI YANG DILAKSANAKAN PADA SAAT YANG SAMA ADALAH; SAPI PADA UMUR 1,5 TH HARUS MEMPUNYAI BERAT MINIMAL 209 KG, TINGGI GUMBA 105 CM, PANJANG BADAN 116 CM DAN LINGKAR DADA 146 CM. MAKA TERNAK YANG PAD UMUR TSB TIDAK MEMENUHI KRITERIA TSB AKAN DISINGKIRKAN. SEDANGKAN SELEKSI YANG DILAKUKAN PADA SAAT YANG BERBEDA ADALAH DALAM MELAKUKAN PEMILIHAN PEJANTAN, SEKELOMPOK TERNAK JANTAN MUDA DISELEKSI TERHADAP KRITERIA BERAT SAPIH PADA UMUR 7 BULAN, POST WEANING GAIN DIUKUR SEJAK DISAPIH SAMPAI 18 BULAN, SEDANGKAN DAYA TAHAN CAPLAK DAN KUALITAS SPERMA DIUKUR PADA UMUR 20 – 24 BULAN. SEMUA TERNAK YG TIDAK MEMENUHI SYARAT SETIAP MELAKUKAN SELEKSI TERHADAP KRITERIA TSB AKAN DISINGKIRKAN. 3. KELEMAHAN CARA SELEKSI INI ADALAH BAHWA TERNAK YANG DISINGKIRKAN KARENA TDK MEMENUHI SALAH SATU KRITERIA SELEKSI TIDAK DAPAT MENGKOMPENSASIKAN DENGAN KEUNGGULAN DI KRITERIA SELEKSI LAINNYA. UNTUK MENGHILANGKAN KELEMAHAN INI BERKEMBANGLAH SELEKSI INDEKS 3. SELEKSI INDEKS 1. PADA CARA INI, SEMUA TERNAK DINILAI UNTUK SEMUA KRITERIA YG DISELEKSI. MISALNYA TERNAK AKAN DISELEKSI TERHADAP BERAT SAPIH, BERAT POTONG, PREWEANING DAN POST WEANING DAILY GAIN. 2. SEMUA KRITERIAN DIBERI PENILAIAN, DAN PADA SAAT TERNAK AKAN DISELEKSI, DIBUAT SUATU INDEKS. 3. KECUALI PEMBERIAN NILAI ATAS DASAR PERFORMANSNYA, TERHADAP SETIAP KRITERIA DAPAT PULA DIBERI BOBOT YANG BERBEDA, BERGANTUNG PADA NILAI EKONOMISNYA ATAU ANGKA PEWARISAN DARI KRITERIA TSB. I = b1 (X1-X1) + b2(X2-X2)+ …. Bn (Xn-Xn) KETERANGAN : I = Indeks b = bobot X = performans tiap kriteria PEMBEDAAN NILAI b BIASANYA DIDASARKAN ATAS PERTIMBANGAN EKONOMIS, MISAL DOMBA, BOBOT UNTUK KRITERIA WOL AKAN DIBERI LEBIH TINGGI DARI PADA BB. NAMUN PADA SAPI POTONG, BERAT BADAN MEMPUNYAI NILAI LEBIH TINGGI. 1. SELEKSI INDEKS DAPAT DIKATAKAN SANGAT CERMAT. 2. DIBUTUHKAN KETELITIAN PERHITUNGAN DAN KOMPLEKS. 3. BUTUH BIAYA SANGAT TINGGI DAN KURANG EKONOMIS TUGAS TERSTRUKTUR : Buat resume dari semua transparasi yang ada pada bab ini, kirim ke email : [email protected]