PERENCANAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN DARING1 Oleh

advertisement
PERENCANAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN DARING1
Oleh : Diah Widyastuti
Sebagai pusat informasi, perpustakaan berkewajiban memberikan pelayanan yang
berfokus kepada penggunanya. Dalam pengelolaannya, perpustakaan diharuskan untuk dapat
mengikuti perkembangan teknologi dan melakukan perubahan serta menetapkan kebijakan
dalam rangka menyediakan layanan yang berkualitas. Upaya tersebut tentunya membutuhkan
perencanaan yang efektif dan prosedur yang jelas. Hal ini sangat dibutuhkan oleh layanan
perpustakaan daring pada saat ini.
Dengan berkembangnya teknologi dapat memberikan peluang untuk menggabungkan
antara kreatifitas dengan layanan perpustakaan. Semakin banyaknya perpustakaan yang
memberikan layanan daring, mengharuskan pustakawan untuk dapat mengkaji bagaimana
teknologi yang digunakan dalam layanan daring tersebut berpotensi menggantikan layanan
dan kebiasaan lainnya selama ini yang ada di perpustakaan. Dalam hal ini pustakawan harus
bisa mengukur kemampuan sumber daya manusia serta sumber daya lain yang ada di
perpustakaan tersebut.
Di lain hal pustakawan juga dituntut untuk bisa mengeksplorasi, mempelajari dan
memberikan rekomendasi tentang bagaimana teknologi yang ada dapat memberikan manfaat
bagi perpustakaan. Perlu ditetapkan kebijakan agar teknologi tersebut bisa diterapkan secara
optimal. Hanya dengan berperan aktif dalam budaya daringlah dapat dipelajari mengenai
bagaimana membangun dan menyajikan layanan daring yang sesuai untuk pengguna yang
semakin hari semakin terbiasa dengan dunia daring. Penciptaan kebijakan tersebut
mengharuskan pustakawan untuk bisa berfikir kritis dan tidak terburu-buru mengenai
bagaimana, kapan dan dimana untuk mengaplikasikan sumber daya daring tersebut.
1
Daring adalah akronim dari Dalam Jaringan (Bahasa Inggris : online)
Dalam merencanakan layanan perpustakaan daring, dibutuhkan penentuan target
pengguna perpustakaan serta jenis layanan apa saja yang menarik bagi mereka. Agar
perpustakaan bisa bertahan dalam lingkungan daring, sumber daya manusia yang dalam hal
ini adalah pustakawan perlu memelihara hubungan yang baik dengan penggunanya. Semakin
pustakawan memahami siapa penggunanya, semakin baik pula peluang untuk dapat
memaksimalkan layanan daring yang disediakan sehingga dapat lebih menyempurnakan isi
ataupun konten dari layanan daring yang ditawarkan. Partisipasi pengguna pun akan
meningkat dalam menggunakan layanan daring tersebut.
Publikasi serta kebijakan yang telah ditetapkan mengenai layanan daring sangat
diperlukan untuk menciptakan masukan ataupun umpan balik dari pengguna. Dibutuhkan juga
pelatihan bagi para pustakawan dalam rangka mendapatkan pengetahuan yang komprehensif
mengenai teknologi daring yang dilayankan maupun norma-norma komunikasi dalam
memberikan layanan daring.
Berbeda dengan karakter layanan lainnya, layanan daring memiliki jadwal yang tidak
terbatas oleh waktu. Hal ini dapat juga dijadikan sebagai pertimbangan dalam perencanaan
yang disesuaikan dengan kemampuan sumber daya manusia yang ada di perpustakaan
tersebut. Selain itu juga perlu ditentukan berapa lama standar waktu untuk merespon
pengguna serta kualitas responnya, siapa saja yang akan menindaklanjuti pertanyaan dari
pengguna dan memonitor situasi saat layanan daring dibutuhkan diluar jam kerja.
Dengan adanya teknologi daring dapat memberikan kesempatan untuk memperluas
jangkauan layanan perpustakaan serta meningkatkan level layanan perpustakaan lebih dari
sebelumnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan skala perluasan
layanan pada tahap awal perencanaan. Evaluasi pun diperlukan sejak dimulainya layanan
daring sehingga diperoleh hasil apa saja yang perlu dibenah.
Referensi:
Saleh, Abdul Rahman. 2010. Membangun Perpustakaan Digital. Jakarta : Sagung Seto.
Sismanto. 2007. Manajemen Perpustakaan Digital. Jakarta : Afifa Pustaka.
Download