1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam setiap perekonomian yang maju, para usahawan biasanya berupaya untuk menstimulasi permintaan akan barang-barang dan jasa. Mereka tidak puas dengan hanya memproduksi barang-barang kemudian menunggu ‘’nasib baik’’ sehingga menyebabkan para pembeli membelinya dengan kekuatan-kekuatan pasar yang bersifat non personal. Mereka sadar bahwa apabila ada produk yang lebih baik, maka calon pembeli akan berupaya untuk mendapatkan informasi tentang barang itu, dan dimana barang itu akan di beli. Pemasaran produk di pasar internasional salah satunya di Amerika Serikat penuh dengan bermacam produk yang di tawarkan dan variasi-variasi produk dengan puluhan macam merek. Seorang konsumen dalam hal mengambil keputusan membeli, cenderung memilih barang yang menurut pengalamannya yang terbatas telah memberikan keputusan terbesar kepadanya pada masa lampau. Agar dapat bersaing dengan loyalitas konsumen tersebut terhadap produk-produk yang sudah ada di pasar, maka para produsen barang-barang baru dan variasi-variasi produk baru harus menyebar- luaskan informasi sehubungan apa yang di tawarkan oleh mereka. 1 2 Pada sebuah perekonomian yang penuh kelangkaan, para konsumen memusatkan bagian terbesar dari perhatian mereka terhadap persoalan sandang, pangan dan papan maka aktifitas-aktifitas promosional amat terbatas. Perlu di ketahui bahwa kebutuhan ekonomi pokok adalah menyediakan alat-alat pemuas kebutuhan pokok bagi rakyat, dan tidak di perlukan banyak upaya untuk merangsang para pembeli untuk membeli barang-barang tersebut. Meskipun demikian, para konsumen harus di rangsang terus-menerus untuk membeli lebih banyak produk dan produk yang lebih baik agar perekonomian yang bersangkutan dapat berekspansi secara terus-menerus (Philip Kotler dan Amstrong 1996:274). Salah satu produk jasa terkemuka dalam bidang asuransi adalah asuransi jiwa. Dimana asuransi jiwa merupakan salah satu hal yang sangat penting, akan tetapi keberadaannya seringkali di pandang sebelah mata di karenakan sebagian masyarakat yang belum memiliki kesadaran tentang pentingnya asuransi jiwa. Asuransi jiwa adalah salah satu instrumen yang dapat di gunakan untuk meminimalisasi resiko-resiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan dan dalam hal ini di khususkan resiko yang bersifat finansial yang dapat membahayakan kesejahteraan keluarga akibat terjadinya kematian/kecelakaan yang menimpa keluarga. Mekanisme perlindungan yang di berikan oleh pihak perusahaan asuransi sangat dibutuhkan, baik dalam dunia bisnis yang penuh dengan resiko, dimana secara rasional para pelaku bisnis akan mempertimbangkan usaha untuk mengurangi resiko yang di hadapi. Sedangkan pada tingkat keluarga atau rumah tangga, asuransi juga di butuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan di hadapi apabila ada salah satu anggota keluarga menghadapi resiko cacat atau meninggal (Susilo, dkk, 2000:206). 3 Semakin pesatnya pesaing-pesaing bisnis dalam bidang jasa asuransi, para pelaku bisnis tak henti-hentinya menciptakan suatu produk jasa yang dapat di nikmati oleh masyarakat luas dan instansi-instansi atau perusahaan. Penunjang keberhasilan suatu produk jasa adalah dengan melalui pemanfaatan alat-alat promosi secara lebih efektif. Promosi merupakan sebuah aktifitas komunikasi, yang bertujuan untuk memperlancar arus produk, servis atau ide tertentu pada sebuah saluran distribusi. Ini merupakan sebuah upaya untuk membujuk para calon pembeli, menerima, menjual kembali, merekomendasikan atau menggunakan produk, servis atau ide yang sedang di promosikan (Philip Kotler dan Gary Amstrong 2001:173). Jadi, secara singkat dapat di katakan bahwa promosi berusaha untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap serta perilaku pihak yang ‘’menerimanya’’ dan untuk membujuk mereka untuk menerima konsep-konsep, servis-servis atau barang-barang tertentu. Promosi pada dasarnya merupakan salah satu tahap dalam pemasaran, yang tiap-tiap tahap itu bagaikan mata rantai yang saling berhubungan dan jalinannya akan terputus jika salah satu maka rantai itu lemah. Promosi menjadi tahap yang penting yang sama pentingnya dengan tahap-tahap lain dalam proses pemasaran. Promosi dihadapkan pada berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan produk yang dimiliki agar dapat membujuk calon pembeli. Oleh sebab itu manajer pemasaran harus memilih bentuk promosi yang tepat dan terpadu agar menghasilkan efek sehingga dapat berpengaruh terhadap penjualan. Demikian halnya dengan PT. Asuransi Jiwa Mega Life cabang Tanjung Bunga, Makassar yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang Life Insurance (Asuransi Jiwa) yang kegiatan utamanya adalah memberikan pelayanan jasa 4 asuransi kepada konsumen tentu sangat memperhatikan sistem pemasaran dan promosi penjualan secara efektif. Penulis memilih perusahaan tersebut karena kurangnya minat nasabah yang ingin bergabung pada perusahaan dan menurunnya penjulan yang di targetkan oleh perusahaan . Padahal , bisnis ini sangat berprospek di kota Makassar, karena masyarakat sangat membutuhkan asuransi untuk perlindungan mereka di hari tua. Jadi peluang bisnis asuransi sangat besar, di mana perusahaan dapat menarik pelanggan untuk menggunakan jasa asuransi jiwa yang di tawarkan oleh perusahaan. Dengan adanya kegiatan promosi yang di lakukan perusahaan tersebut, maka perusahaan mengharapkan manfaat yang akan di peroleh dari kegiatan promosi tersebut, yakni memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan rencana perusahaan, di mana jika target penjualan yang di rencanakan dapat tercapai, berarti bahwa manajemen perusahaan berhasil dalam melakukan kegiatan operasional. Kegiatan promosi sangat bermanfaat untuk perusahaan karena dapat memberikan kesadaran kepada konsumen tentang suatu produk perusahaan yang ditawarkan serta dapat mengembangkan dan meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan yang nantinya bisa menjadi perusahaan yang maju dan pesat. Promosi juga merupakan sasaran komunikasi antara produsen dan konsumen dalam upaya untuk dapat meyakinkan para konsumen terhadap produk asuransi yang di tawarkan dan menentukan kesuksesan perusahaan dalam menghadapi persaingan di pasaran yang semakin kuat. Promosi juga ada beberapa komponen yang penting di dalamnya dan sering kali di sebut sebagai bauran promosi (promotional mix). Menurut Kotler dan Gary Amstrong (2001:173) bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi 5 penjualan dan hubungan masyarakat yang di pergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. Adapun pencapaian penjualan premi asuransi yang dilakukan oleh PT. Asuransi Mega Life Cabang Tanjung bunga, Makassar dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.1 Pencapaian Premi Asuransi PT. Asuransi Jiwa Mega Life Periode 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah Nasabah 50 120 300 420 360 Persentase 18% 20% 68% 78% 64% Sumber: PT.Mega Life Tanjung Bunga, Makassar (20 Oktober 2012) Berdasarkan tabel 1.1, terlihat bahwa pada 2007 – 2010 mengalami peningkatan dalam pencapaian preminya, tetapi pada tahun 2011 jumlah premi mengalami penurunan. Tetapi di tahun 2011 lebih tinggi jumlah nasabahnya di banding dengan tahun 2009, maka dengan meningkatnya jumlah nasabah bisa mempengaruhi jumlah pencapaian premi auransi. Bauran promosi merupakan gabungan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu produk yang sama agar hasil dari kegiatan promo yang di lakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan promosi sebaiknya di lakukan perencanaan yang matang mencakup bauran promosi sebagai berikut: 1. Iklan seperti, iklan Koran dan majalah, contohnya : harian fajar 2. Publisitas seperti, seminar yang di adakan di Clarion. 3. Penjualan tatap muka misal, promosi dari mulut ke mulut 4. Promosi penjualan seperti, Branch Branding di Trans Studio Mall 6 Adapun promosi yang telah di lakukan oleh PT. Asuransi Jiwa Mega Life, promosi pemasaran meliputi periklanan,penjualan tatap muka, publisitas dan promosi penjualan yang pelaksanaannya di lakukan sesuai dengan kondisi konsumen sebagai pengguna jasa PT. Asuransi Jiwa Mega Life. Strategi pemasaran yang di lakukan PT. Asuransi Jiwa Mega Life untuk mendapatkan beberapa nasabah dapat di katakan cukup berhasil karena nasabah yang percaya terhadap produk-produk yang di tawarkan oleh PT. Asuransi Jiwa Mega Life dapat di terima oleh nasabah dan hal ini mempengaruhi jumlah nasabah khususnya di kota Makassar. Selain produk secara teori di satu sisi promosi sangat mempengaruhi perkembangan kegiatan produksi asuransi pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life dan di sisi lain dengan adanya promosi tersebut, belum dapat di katakan efektif dan efisien maka hal tersebut menjadi pertimbangan bagi penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Analisis Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Penjualan Jasa Pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life Cabang Tanjung Bunga Makassar”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka yang menjadi masalah pokok yang penulis temui adalah : a. Apakah bauran promosi yang terdiri dari periklanan, publisitas, promosi penjualan dan penjualan tatap berpengaruh signifikan terhadap penjualan jasa pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life, Makassar . b. Manakah di antara variabel perikalanan, publisitas, promosi penjualan, dan penjualan tatap muka yang paling dominan berpengaruh terhadap penjualan jasa pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life, Makassar. 7 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui apakah bauran berpengaruh signifikan terhadap penjualan jasa asuransi jiwa PT. Asuransi Jiwa Mega Life Cabang Tanjung Bunga Makassar. b. Untuk mengetahui jenis-jenis promosi mana yang paling efektif terhadap penjualan jasa asuransi pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life Cabang Tanjung Bunga Makassar. 1.3.2 Kegunaan Penelitian a. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan yang bersangkutan untuk meningkatkan penjualan jasa asuransi jiwa. b. Sebagai bahan pustaka bagi yang ingin mengadakan penelitian lanjutan tentang topik dan masalah yang sama. 1.4 Sistematika Pembahasan Untuk mudahkan dalam memahami isi penulisan ini, maka pembahasan akan di uraikan dalam beberapa bab, dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan . Bab yang berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Serta Sistematika Pembahasan. BAB II : Tinjauan Pustaka. Bab yang berisi landasan teori yang penulis gunakan sebagai referensi dalam pembahasan, berdasar atas itulah penulis mengemukakan teori-teori yang relevan tentang pengertian manajemen pemasaran, pengertian marketing mix, 8 pengertianbauran promosi, komunikasi dan promosi, pemilihan salesmen, hubungan antara bauran promosi dengan penjualan jasa, kerangka pikir dan hipotesis. BAB III : Metode Penelitian. Bab yang berisi tentang daerah dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode analisis, dan definisi operasional. BAB IV : Hasil Analisis dan Pembahasan. Bab ini merupakan pembahasan teori dan analisis yang menguraikan tentang bauran promosi dan pengaruh bauran promosi terhadap penjualan jasa asuransi. BAB V : Penutup Berisi kesimpulan dan saran-saran yang di anggap perlu dari hasil penelitian ini. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat penyusunan strategi pada level yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan ekternal. Oleh karena itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi. Berkembang tidaknya suatu perusahaan, tergantung dari keberhasilan perusahaan tersebut dalam menjual produknya kepada konsumen. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perusahaan harus mengetahui apa dan bagaimana memenuhi serta memuaskan keinginan pelanggan. Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa perusahaan yang tidak memperhatikan atau memahami motivasi, kebutuhan dan kesukaan pelanggan, kelak tidak dapat merebut pasar dengan baik. Sehingga memperlihatkan adanya kesenjangan antara penawaran barang oleh produsen dengan permintaan konsumen. Produsen yang menghasilkan barang yang tidak sesuai dengan keinginan dan selera konsumen menyebabkan produk yang di tawarkan tidak dapat terjual sebagaimana yang di harapkan. Keinginan yang terjadi hanya dapat di atasi jika perusahaan menerapkan konsep pemasaran yang baik dan terarah sehingga masalah pemuasan kebutuhan bagi konsumen dapat terpenuhi. Faktor pelayanan kepada konsumen juga memegang peranan penting, apakah dalam bentuk pemberian pelayanan 9 10 sebelum penjualan atau setelah penjualan secara bersama-sama perlu mendapat perhatian. Penerapan konsep pemasaran telah banyak di gunakan oleh perusahaan dan sudah mengalami perkembangan bersamaan dengan semakin majunya masyarakat serta teknologi. Kalau perusahaan ingin berhasil, ia harus dapat menanggapi cara atau kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya. Berdasarkan uraian di atas, betapa besar peranan pemasaran bagi perusahaan agar bisa bertahan hidup dalam suasana persaingan yang semakin ketat. Beberapa ahli dalam bidang pemasaran mempunyai pandangan serta wawasan tersendiri dalam menafsirkan pengertian pemasaran. Ini tergantung pada cara mendefinisikan dan memberi ciri tersendiri terhadap pendapatnya. Meskipun terdapat perbedaan pendapat sebagaimana yang di kemukakan oleh para ahli, tetapi pada dasarnya memiliki kesamaan tujuan. Timbulnya perbedaan tersebut karena para ahli melihat dari sudut pandang yang berlainan pula. Ada yang menitikbertkan pada fungsinya, segi barangnya, manejernya, perannya dan ada pula yang meliputi keseluruhan segi tersebut sebagai suatu sistem. Pendapat para ahli pemasaran yang akan di tengahkan memberi makna dan corak pada tujuan atau sasaran yang ditempuh, yaitu bagaimana dapat menyampaikan produk ke tangan konsumen, dalam waktu yang tepat dan biaya yang seefisien mungkin, serta harga yang layak dan dapat di jangkau oleh semua lapisan masyarakat konsumen . Untuk memberikan batasan mengenai pengertian marketing atau pemasaran, Kotler (2000 : 8) mendefinisikan bahwa : “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. 11 Pegertian pemasaran sebagaimana yang di kemukakan oleh Kotler tersebut di atas lebih menekankan pada proses pertukaran yang terjadi melalui suatu proses sosial akibat adanya kebutuhan manusia yang harus segera dipenuhi dan di tunjang keinginan untuk memilikinya, sehingga perusahaan berusaha untuk memenuhi dan memberikan kepuasan melalui produk yang bernilai kepada konsumen. Selanjutnya pengertian pemasaran menurut Henry Simamora (2000 : 125), mengatakan yaitu : “pemasaran (marketing) adalah proses manajerial dan sosial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan keinginan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk-produk yang bernilai dengan orang atau kelompok lain serta pemasaran ini terdiri atas kumpulan aktivitas yang di lakukan oleh perusahaan untuk berhubungan secara menguntungkan dengan pasarnya”. Sedangkan menurut Boyd, Walker, dan Larrance (2000 : 57) menyatakan bahwa pemasaran adalah : “Suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan yang memungkinkan induvidu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan ingin melalui pertukaran dengan pihak lain untuk mengembangkan hubungan pertukaran”. Jadi dalam hal ini, pemasaran di pandang sebagai suatu proses atau kegiatan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran. Pemasaran sebagai suatu sistem dan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, di tujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli. Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi di dalam suatu lingkungan yang di batasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan, serta konsekuensi sosial dari perusahaan. Dengan demikian, pemasaran atau marketing merupakan segala bentuk kegiatan usaha di lakukan secara efektif 12 dan efisien untuk memperlancar arus pertukaran barang dan jasa ke tangan konsumen, baik sebelum terjadi pertukaran maupun sesudahnya dengan harapan dapat memberikan kepuasan terhadap konsumen dan pada gilirannya keuntungan akan di capai. Pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan. Pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli, semua yang di butuhkan menyediakan produk atau jasa. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Penanganan proses pertukaran supaya berhasil menurut sejumlah besar kerja dan keterampilan. Manajemen pemasaran terjadi bila sekurang- kurangnya satu pihak selaku pertukaran potensial berpikir tentang sarana-sarana untuk melaksanakan tanggapan yang di inginkan oleh pihak pertama itu dari pihak lain. Dengan melihat manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, menjaga dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyerahan, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul. Tugas pemasaran dalam pasar pelanggan secara formal di lakukan oleh manajer pemasaran, tenaga penjual, manajer iklan, dan promosi, manajer pelayanan pelanggan, manajer produksi dan merek, manajer pasar dan industri, dan direktur pemasaran. Setiap pekerja memilih tujuan dan tanggungjawab yang jelas, pekerjaan yang mengelolah sumber daya pendapatan tertentu seperti periklanan, tenaga penjualan atau rizet pemasaran. Dilain pihak manajer produk, manajer pemasaran dan direktorat pemasaran pengelolah program untuk 13 menghasilkan penjualan serta bauran transaksi yang di inginkan pada pasar yang dituju. Pada prinsipnya pemasaran di artikan sebagian besar orang adalah “menjual” di mana proses sosial juga terlibat di dalamnya dengan kata lain pemasaran tidak hanya melibatkan satu lembaga tetapi melibatkan banyak lembaga sehingga terjadi kontak sosial antara satu dengan yang lainnya dan saling mendapatkan keuntungan. Pemasaran adalah keseluruhan dari sistem dari kegiatan usaha yang di tujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Salah satu indikator utama untuk menilai keberhasilan kegiatan pemasaran adalah di lihat dari volume penjualan. Apabila produsen dapat terus menerus meningkatkan penjualannya maka hal itu berarti sasaran yang ingin di capai telah berhasil, namun demikian untuk melihat keberhasilan pemasaran secara lebih obyektif maka selain melihat perkembangan penjualan, bagian pemasaran atau perantara juga harus jeli dalam mencermati faktor-faktor lain yang turut berpengaruh terhadap penjualan itu sendiri, misalnya harga jual dan tingkat penawaran atau permintaan. Penjulan dapat di definisikan sebagai besarnya penjualan yang di capai oleh pihak produsen dalam memasarkan hasil produksinya kepada konsumen. Akan tetapi lain halnya yang di kemukakan oleh Sudjinan dalam jurnal ilmiah Aktualia (2005 : 42), mengatakan : “Berkembangnya jasa-jasa pada umumnya tidak di sebabkan karena pengembangan pemasaran dalam industri saja, melainkan karena makin dewasanya perilaku ekonomi itu sendiri dan naiknya tingkat hidup. Kita dapat mengidentifikasikan beberapa sebab kurangnya orientasi pemasaran. Tak dapat di sangkal, ciri tidak 14 terabainya jasa menimbulkan tantangan-tantangan pemasaran yang lebih berat bagi penjual jasa-jasa di banding dengan penjualan produk”. Dari berbagai definisi tersebut di atas, kita dapat melihat bahwa proses pemasaran itu di mulai sejak sebelum barang produksi, tidak di mulai pada saat produksi selesai. Jadi jelas bahwa penjualan merupakan suatu kegiatan dalam proses pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu fungsi dalam setiap organisasi perusahaan. Pemasaran memegang peranan penting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang. Selain dari fungsi pemasaran, banyak fungsi lain yang ada dalam setiap organisasi perusahaan seperti : fungsi produksi, fungsi finansial, dan lain-lain. Pemasaran memegang peranan penting dalam suatu perusahaan, dibandingkan dengan fungsi-fungsi lain yang ada dalam perusahaan seperti : fungsi produksi, fungsi keuangan, fungsi personalia, fungsi akuntansi, dan fungsi sumber daya manusia. Tanpa pemasaran, maka tujuan atau sasaran perusahaan untuk mendapatkan laba yang maksimal tidak akan tercapai, sebab pemasaran merupakan ujung tombak bagi perusahaan dalam upaya memasarkan dan memperkenalkan produk yang di hasilkan oleh suatu perusahaan kepada masyarakat. Sampai saat ini pengertian pemasaran oleh beberapa ahli masih berbeda-beda, namun mempunyai makna yang sama. Oleh karena itu penulis ingin memaparkan definisi yang di kemukakan oleh para ahli. Adapun pengertian pemasaran dikemukakan oleh Philip Kotler dan Gary Amstrong (1997 : 6) yang di terjemahkan oleh Alex Sindoro adalah sebagai berikut : “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka 15 butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain”. Berdasarkan pengertian pemasaran di atas, maka dapat di katakan bahwa pemasaran timbul karena adanya kebutuhan, keinginan dan permintaan akan produk dan nilai di mana salah satu pihak menciptakan produk dan pihak lain menjadi pemakai produk tersebut. Pemasaran merupakan proses sosial artinya bahwa perusahaan dalam memasarkan produknya akan berhubungan dengan masyarakat yang berbeda-beda status sosialnya. Proses manajerial artinya bahwa pemasaran harus di rencanakan, diawasi, dan di evaluasi oleh perusahaan untuk mencapai target penjualan yang di harapkan oleh perusahaan. Setiap perusahaan senantiasa berusaha agar produk atau jasa yang di hasilkan dapat dibeli oleh konsumen dengan keuntungan bagi perusahaan baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Dengan berhasilnya suatu perusahaan menjual produk atau jasa kepada konsumen, maka dengan sendirinya dapat menjamin kestabilan dan kehidupan operasional perusahaan. Pengertian pemasaran lainnya yang kemukakan oleh Basu Swastha dan Irawan (1998 : 5) sebagai berikut : “Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”. Dari definisi yang dirumuskan para ahli pemasaran di atas, dapat di katakan bahwa pada dasarnya pemasaran tersebut di ciptakan oleh pembeli dan penjual dimana tujuan dari masing-masing pihak adalah untuk mencari kepuasan yang dalam ini pembeli berusaha memenuhi kebutuhannya, sedangkan penjual berusaha mendapatkan laba. Dalam upaya pencapaian kepuasan tersebut, 16 mereka di pertemukan dengan cara mengadakan pertukaran yang saling menguntungkan. Dengan demikian pemasaran mengandung unsur-unsur sebagai berikut : a. Pemasaran mengandung unsur adanya kegiatan manusia yang melakukan pertukaran. b. Pemasaran terjadi karena adanya obyek-obyek yang dipertukarkan berupa barang dan jasa yang mempunyai kegunaan. c. Pemasaran terjadi karena adanya pembeli dan penjual yang mengadakan pertukaran, sehingga pertukaran yang di lakukan masing-masing mencapai tujuan bersama. d. Pemasaran merupakan proses untuk memperlancar dan menyempurnakan pertukaran. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat di harapkan dalam setiap organisasi perusahaan. Sebab dengan sumber daya manusia yang berkualitas, akan mampu menjalankan kegiatan pemasaran perusahaan. Setiap karyawan marketing perusahaan harus mengenal produk yang di tawarkan kepada konsumen. Sebab dengan pengenalan produk yang baik oleh karyawan marketing perusahaan, akan mampu untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Pengenal produk oleh setiap karyawan marketing harus mampu memperkenalkan kepada setiap konsumen mengenai kelebihan atau keunggulan dari produk yang di tawarkan tersebut. 2.1.2 Pengertian Marketing Mix Selain dari produk, keadaan pasar terhadap berbagai alternatif harga, distribusi dan promosi merupakan bagian yang harus di perhatikan oleh perusahaan dalam memasarkan produk yang di hasilkan dalam hal pengambilan keputusan di bidang pemasaran hampir selalu berkaitan dengan variabel-variabel 17 bauran pemasaran yang terdiri dari beberapa variabel seperti : produk, harga, promosi dan lokasi. Variabel-variabel bauran pemasaran tersebut erat kaitannya dengan pengambilan keputusan dalam bidang pemasaran. Oleh sebab karena itu bauran pemasaran sangat penting dan dapat di pakai sebagai alat pemasaran praktis. Konsep bauran pemasaran sangat menekankan pada pasar, dimana pasar potensial merupakan sasaran dari bauran pemasaran. Kebutuhan pasar akan produk yang di hasilkan oleh suatu organisasi perusahaan di pakai sebagai dasar untuk menemukan jumlah produksi. Agar perusahaan tidak melakukan produksi yang berlebihan, maka harus di upayakan analisa pasar untuk menentukan jumlah produk yang di butuhkan oleh konsumen, dan jumlah kebutuhan tersebut merupakan dasar bagi perusahaan dalam menentukan jumlah produk yang akan di hasilkan. Pengertian bauran pemasaran (marketing mix) di kemukakan oleh Basu Swastha (1998 : 78) sebagai berikut : “Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan sistim pemasaran perusahaan yakni struktur harga, kegiatan promosi, dan sistim distribusi.” Dari definisi bauran pemasaran tersebut menjelaskan bahwa kegiatan bauran pemasaran terdiri dari : Bagaimana menciptakan suatu produk agar konsumen menyenangi ataupun tertarik kepada produk yang di tawarkan. Bagaimana menetapkan harga jual produk yang di tawarkan agar terjangkau oleh pasar yang akan di masuki. Banyak anggapan bahwa bauran pemasaran yang di lakukan oleh perusahaan adalah sama, perusahaan yang memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi akan mendapatkan volume penjualan yang memiliki tingkat efektivitas jadi manajemen harus berusaha memanfaatkan sumber produksinya seefektif mungkin di samping juga tingkat pengeluarannya. 18 Definisi marketing mix di kemukakan oleh Philip Kotler (1992 : 63) yang di terjemahkan oleh Herujati Purwoko dan Jaka Wasana adalah : ”Marketing mix adalah seperangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang perusahaan dapat gabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang di inginkan dalam pasar sasaran.” Efektivitas bauran pemasaran dapat di pakai sebagai syarat penting untuk menguasai pasar. Bagi perusahaan yang tingkat efektivitas periklanannya lebih rendah hanya akan lebih meningkatkan anggaran biaya periklanan tidak sebanyak perusahaan yang mempunyai efektivitas periklanan lebih baik. Kegiatan promosi apa yang harus di lakukan agar konsumen mengenal produk maupun perusahaan dan tertarik untuk memiliki produk yang di tawarkan oleh perusahaan. Dan bagaimana menentukan lokasi perusahaan agar terjangkau oleh masyarakat. Dalam penentuan marketing mix yang perlu mendapat perhatian selain keseimbangan dan keserasian, maka marketing mix harus dinamis dan di sesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan yang bersangkutan dan biasanya selalu dikaitkan dengan tujuan jangka panjang, serta pengalaman yang di miliki oleh perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut di atas menjelaskan bahwa : a. Marketing mix yang di tetapkan dapat mempengaruhi pengorbanan dari hasil yang ingin di capai. b. Secara umum menetapkan marketing mix harus dalam keseimbangan yang baik. c. Dalam menetapkan marketing mix tidak boleh bersifat statis. d. Menetapkan perusahaan. marketing mix harga dengan meniru akan merugikan 19 e. Menetapkan marketing mix harus lebih di tekankan pada tujuan jangka panjang. f. Dalam menetapkan marketing mix harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. g. Pengalaman merupakan faktor penting untuk menetapkan marketing mix yang baik. Dengan demikian dapat di lihat bahwa bagi perusahaan yang baru berdiri agak sulit untuk menetapkan marketing mix secara tepat, namun tidak berarti perusahaan yang baru di dirikan tersebut mengabaikan penetapan marketing mix, melainkan harus tetap di laksanakan sebaik-baiknya sesuai dengan tingkat pengalaman yang di miliki oleh perusahaan. 2.1.3 Pengertian Bauran Promosi Variabel-variabel dari bauran promosi terdiri dari : periklanan, personal selling, publisitas, dan promosi penjualan. Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang di lakukan oleh organisasi perusahaan. Promosi yang di lakukan oleh setiap perusahaan harus di rencanakan dengan baik agar promosi yang di lakukan dapat berguna dan mampu mengajak calon konsumen untuk memiliki produk yang di tawarkan oleh perusahaan. Untuk mencapai sasaran komunikasi, maka harus di adakan suatu perencanaan mengenai kegiatan promosi apa yang akan di lakukan. Dalam melakukan kegiatan promosinya, perusahaan bisa menerapkan konsep bauran promosi (Bauran promosi). Definisi dari bauran promosi di kemukakan oleh Basu Swastha dan Irawan (1998 : 349) sebagai berikut : “Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, publisitas dan alat promosi yang lain semuanya di rencanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.” 20 Jadi bauran promosi merupakan kombinasi strategi pemasaran yang terdiri dari beberapa variabel seperti : periklanan, personal selling, publisitas dan promosi penjualan. Dalam pelaksanaan pemasaran tersebut, maka keempat strategi pemasaran tersebut harus digunakan untuk mencapai target pasar yang telah di rencanakan. 1. Periklanan (advertising) Dengan melakukan kegiatan periklanan pada media cetak maupun elektronik, akan lebih menguntungkan bagi perusahaan, karena adanya kegiatan periklanan tersebut, maka produk yang di tawarkan oleh perusahaan semakin di kenal oleh masyarakat. Periklanan merupakan salah satu variabel dari bauran promosi. Untuk mencapai target penjualan yang telah di rencanakan oleh perusahaan, maka kegiatan promosi yang harus di lakukan oleh perusahaan adalah periklanan. Bentuk periklanan yang memperkenalkan produk melalui media cetak, media elektronik, brosur, dan lain-lain adalah periklanan. Definisi periklanan di kemukakan oleh Philip Kotler dan Gary Armstrong (1997 : 77) sebagai berikut : “Periklanan (advertising) adalah segala bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai gagasan, barang, atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu, di mana yang biasa jadi sponsor bukan hanya perusahaan saja tetapi juga dapat di lakukan oleh lembaga-lembaga lain, seperti perguruan tinggi, pemerintah, dan individu-individu.” Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang tidak berhubungan langsung dengan konsumen, melainkan melalui media periklanan yang telah di rencanakan oleh perusahaan. Periklanan yang di lakukan oleh perusahaan harus menunjukkan gagasan dan memperkenalkan barang atau jasa kepada konsumen. pembuat iklan untuk 21 2. Penjualan Tatap Muka (personal selling) Personal selling juga merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi. Personal selling merupakan kegiatan promosi yang di lakukan oleh perusahaan dengan melakukan tatap muka langsung dengan calon konsumen. Penjualan pribadi di lakukan oleh karyawan marketing perusahaan dengan mengunjungi ataupun di kunjungi oleh calon konsumen dan melakukan penjelasan secara langsung kepada konsumen mengenai produk yang di tawarkan. Definisi dari personal selling di kemukakan oleh Basu Swastha dan Irawan (1998 : 350) sebagai berikut : “Personal selling adalah presentase lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang di tujukan untuk menciptakan penjualan.” Jadi sasaran selling yang di lakukan oleh perusahaan adalah untuk menciptakan penjualan bagi perusahaan dengan melakukan presentasi secara lisan kepada calon konsumen baik secara individu maupun kelompok. 3. Publisitas (publicity) Publisitas merupakan salah satu bentuk promosi yang bisa di lakukan oleh perusahaan melalui media cetak maupun media elektronik dalam bentuk berita komersil. Publisitas merupakan bentuk promosi yang di lakukan secara non pribadi. Definisi publisitas di kemukakan oleh Basu Swastha dan Irawan (1998 : 350) sebagai berikut : “Publisitas adalah pendorongan permintaan secara non-pribadi untuk suatu produk, jasa, atau ide dengan menggunakan berita komersil di dalam media massa dan sponsor tidak di bebani sejumlah bayaran secara langsung.” Publisitas di lakukan oleh perusahaan untuk mendorong permintaan akan produk yang di tawarkan kepada calon konsumen. Publitasi sering di lakukan 22 melalui media cetak dengan melakukan berita-berita mengenai produk yang di tawarkan tersebut. 4. Promosi penjualan (sales promotion) Promosi penjualan yang sering di lakukan oleh perusahaan adalah dengan memberikan insentif kepada karyawan marketing perusahaan maupun bukan karyawan perusahaan yang memberikan penjualan bagi produk yang di tawarkan oleh perusahaan. Salah satu bentuk promosi penjualan yang sering di lakukan oleh perusahaan adalah pemberian insentif kepada karyawan perusahaan yang melebihi target penjualan ataupun pemberian komisi kepada non-karyawan perusahaan yang memberikan pendapatan bagi perusahaan. Defenisi promosi penjualan di kemukakan oleh Philip Kotler dan Gary Amstrong (1997 :77 ) sebagai berikut : “Promosi penjualan (sales promotion) adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa.” Jadi promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek yang di lakukan oleh perusahaan untuk mendorong pembelian oleh konsumen atau penjualan dari suatu produk atau jasa yang di tawarkan oleh suatu organisasi perusahaan. Promosi penjualan di berikan kepada karyawan perusahaan yang mampu memasarkan produk yang di tawarkan kepada konsumen. 2.1.4 Pengertian Penjualan Jasa Secara sederhana, penjualan adalah proses perpindahan hak milik akan suatu barang atau jasa dari tangan pemiliknya kepada calon pemilik baru (pemilik) dengan satu harga tertentu, dan harga tersebut di ukur dengan satuan uang. Tujuan kegiatan penjualan yang di lakukan oleh perusahaan adalah untuk meningkatkan volume penjualan sehingga dapat di peroleh laba maksimal. Dengan adanya penjualan ini perusahaan akan menghasilkan pendapatan yang 23 dapat di gunakan untuk menjalankan operasional perusahaan sehingga perusahaan bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang telah di harapkan. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha untuk menghasilkan tingkat volume penjualan yang tinggi setiap periodenya. Total penjualan yang di capai selama periode tertentu itu di sebut volume penjualan. Penjualan di gunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan, menilai biaya, kontribusi keuangan, tingkat pengembalian modal dan sisa dari keuntungan. Selain itu,pengertian volume penjualan sama dengan total penjualan. Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty (2002:148) mengungkapkan bahwa : “total penjualan sama dengan harga jual per unit dikalikan dengan total unit yang di jual”. Penjualan bisa di gunakan untuk menilai kinerja perusahaan terutama manajemen pemasarannya dalam hal pemasaran produk-produknya. Selain itu, meningkatnya penjualan bisa menandakan bahwa kebutuhan masyarakat akan produk tersebut meningkat. Selama ini pemasaran jasa, masih belum begitu diperhatikan, tapi melihat banyaknya jumlah uang yang dibelanjakan untuk membeli jasa tersebut, maka para produsen jasa mulai memberi perhatian khusus. Hal ini ditambah pula dengan tingkat persaingan yang mulai ketat diantara para penghasilan jasa. Zeithaml dan Mary dalam Alma (2004 : 243) mengemukakan bahwa : “Jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak.” Tjiptono (2005 : 16) mengemukakan bahwa :”Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang 24 pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan sesuatu.” Jasa adalah sesuatu yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan terjadinya pemidahan kepemilikan. Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang (produk fisik) Kotler (2002:42) mendefinisikan jasa “setiap tindakan dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa mungkin berkaitan produk fisik atau tidak. Selain itu, menurut Leonard L.Beny (dalam Buchari Alma, 1998 :208) mengemukakan 3 karakteristik jasa : 1. Lebih bersifat tidak berwujud daripada berwujud 2. Produksi dan konsumsi bersamaan waktu 3. Kurang memiliki standar dan keseragaman. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu meningkatkan kualitas penjualan jasa secara terus menerus agar perusahaan tidak kehilangan calon nasabah dan bisa meningkatkan perkembangan perusahaan. 2.1.5 Pengertian Asuransi dan Jenis Asuransi Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik menghadapi risiko yang mendasar seperti risiko kematian atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai risiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya. Tujuan asuransi ialah menggeser resiko (kemungkinan menderita 25 kerugian) kepada orang lain atau kepada suatu badan dan pekerjaannya menanggung kerugian orang lain, karena kehilangan atau kerusakan dengan mendapatkan premi. Maksud dengan kehilangan dalam asuransi ialah apabila barang yang diasuransikan itu hilang (punah) sama sekali harganya, sedangkan yang dimaksud dengan kerusakan yaitu kalau keadaan barang tanggungan keadaannya (mutu dan kualitasnya) turun. Menurut undang-undang tentang usaha perasuransian No. 2/1992, dalam Darmawi (2000 : 4) mengemukakan bahwa : ”Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” Asuransi seperti telah diuraikan di atas bermacam-macam jenis usahanya, diantaranya yang terpenting menurut Alma (2004 : 333) yaitu: ”1. Asuransi kebakaran 2. Asuransi pengangkutan 3. Asuransi jiwa 4. Asuransi kredit 5. Asuransi kecurian 6. Asuransi Perusahaan 7. Asuransi mobil 8. Asuransi terhadap tanggung jawab karena hukum 9. Asuransi tenaga kerja (Astek).” Untuk lebih jelasnya ketujuh jenis asuransi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 26 1. Asuransi kebakaran Asuransi kebakaran ialah asuransi yang mempertanggungkan kerugian akibat kebakaran yang terjadi di daratan. Kalau suatu bangunan telah diasuransikan terhadap bencana kebakaran, maka dicantumkan dalam perjanjian. 2. Asuransi pengangkutan Asuransi pengangkutan adalah asuransi yang mempertanggungkan kemungkinan resiko terhadap pengangkutan barang. Asuransi pengangkutan dapat dibagi menjadi: a. Asuransi pengangkutan darat - sungai b. Asuransi pengangkutan laut c. Asuransi pengangkutan udara 3. Asuransi jiwa Persetujuan antara kedua pihak, yang di dalamnya tercantum pihak mana yang berjanji akan membayar premi dan pihak lain yang berjanji akan membayar sejumlah uang yang telah ditentukan jika seseorang tertanggung meninggal atau selambat-lambatnya pada waktu yang ditentukan. Asuransi jiwa adalah perjanjian antara perusahaan asuransi dengan konsumen yang menyatakan bahwa perusahaan asuransi akan memberikan santunan sejumlah dana apabila konsumen meninggal dunia, atau ditanggung sampai masa tertentu. Dengan adanya asuransi jiwa ini, maka keluarga yang ditinggalkan merasa aman dari segi keuangan, walaupun ini tidak diharapharap. Pangsa pasar asuransi jiwa di negara kita sangat potensial. Tahun 2001 sudah ada 10,71% penduduk yang menjadi konsumen asuransi jiwa, sebagaimana diungkapkan oleh AAJI = Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia. 27 Asuransi jiwa terdiri atas dua macam yaitu: a. Asuransi modal, pada asuransi ini telah tercantum dalam polis bahwa bila telah tiba saatnya (meninggal/habis masa asuransi) maka ganti rugi akan dibayar sekaligus. b. Asuransi nafkah hidup, di sini ganti rugi dibayarkan secara berkala selama yang dipertanggungkan masih hidup. 4. Asuransi kredit Mempertanggungkan kemungkinan resiko pemberian kredit kepada orang lain. Dalam hal ini asuransi hanya mengganti kerugian setinggi-tingginya 75% dari kerugian. Di negara kita pernah ada LJKK (Lembaga Jaminan Kredit Koperasi) yang memberi jaminan kepada Bank, terhadap pinjaman koperasi. 5. Asuransi kecurian Yang termasuk dalam asuransi kecurian ini harus disebutkan satu persatu barang yang diasuransikan itu. Apabila terjadi resiko, maka barang-barang tersebut akan diganti. 6. Asuransi perusahaan Pertanggungan kerugian ini menyangkut perusahaan yang dirugikan oleh suatu sebab yang dapat menghentikan/menghambat kegiatan perusahaan. Ganti kerugiannya biasanya didasarkan kepada keuntungan kotor yang terlepas karena terhentinya kegiatan perusahaan tersebut. 7. Asuransi mobil Resiko yang dipertanggungkan dalam asuransi kendaraan bermotor ini antara lain: kerugian atau kerusakan kendaraan yang disebabkan oleh tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dijalan, oleh sebab apapun juga, karena perbuatan jahat orang lain, pencurian, kebakaran, sambaran petir, 28 juga termasuk kerugian karena adanya uru hara, dan total lost dari kendaraan. 8. Asuransi terhadap tanggung jawab karena hukum Asuransi yang dilakukan untuk menjaga kalau-kalau kita berbuat kesalahan yang dapat merugikan seseorang atau harta benda seseorang. 9. Asuransi tenaga kerja (Astek) Asuransi tenaga kerja yaitu usaha asuransi yang dibentuk oleh pemerintah untuk menanggung resiko yang menimpa tenaga kerja diperusahaan/pabrik. Dengan jasa asuransi ini para pengusaha dan masyarakat umumnya dapat mengurangi/meringankan malapetaka. Selain itu dengan asuransi diharapkan perlindungan ekonomi, finansial dengan menyediakan fasilitas yang dapat membantu kepentingan orang banyak. Dari sini kita dapat melihat prospek yang cerah dari pemasaran jasa asuransi ini. Lambat laun masyarakat akan menyadari keuntungan jasa asuransi ini. Selain itu dengan asuransi mendorong kegairahan menabung di satu pihak dan di pihak lain merangsang masyarakat untuk mempersiapkan masa depannya. Bahkan pemerintah pun sengaja ikut serta mengatur pemberian fasilitas untuk asuransi, dengan membuka Taspen, tunjangan asuransi pegawai negeri. Pegawai negeri akan menerima sejumlah uang apabila mereka pensiun atau meninggal dunia sebelum pensiun. Melihat perkembangan ini tidak mengherankan bila perusahaan asuransi makin lama makin berkembang. Yang penting dalam menghadapi persaingan ini asuransi harus selalu meningkatkan layanannya sehingga dapat bertahan dan berhasil. 29 2.1.6 Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Penjualan Jasa Tingkat penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba dapat di peroleh dengan melalui pemuasan konsumen. Dapat di katakan bahwa sebenarnya laba yang di capai suatu perusahaan merupakan pencerminan dari usaha perusahaan yang memberikan kepuasan, di mana untuk mencapai hal tersebut perusahaan harus dapat memberikan jasa yang sesuai dengan keinginan para nasabah. Dengan laba, perusahaan dapat tumbuh dan berkembang serta memperkuat posisinya di dalam membina kelangsungan hidupnya. Menurut Sofjan Assauri (2009:23), penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba. Promosi merupakan salah satu aspek dalam manajemen pemasaran dan sering di katakan sebagai proses berlanjut. Ini di sebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan dan perusahaan. Laba yang di peroleh perusahaan berasal dari penjualan dalam setiap periodenya perusahaan perlu mengadakan promosi untuk memperkenalkan produknya pada pembeli dan masyarakat sehingga mereka tertarik untuk memiliki produk yang di tawarkan oleh perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di kemukakan bahwa promosi berpengaruh terhadap penjualan di mana dengan melakukan kegiatan promosi, perusahaan di harapkan dapat meningkatkan penjualan karena promosi untuk mempengaruhi konsumen agar mau mempergunakan produk atau jasa yang di tawarkan perusahaan. 30 2.1.7 Komunikasi dan Promosi Komunikasi promosi merupakan salah satu media komunikasi untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Kiat komunikasi (promosi umum dapat di lihat sebagai berikut : 31 Tabel 2.1. Komunikasi Dan Promosi Umum PENGIKLANAN Iklan cetak dan radio Kemasan luar Kemasan sisipan Film Brosur dan buklet Poster dan selebaran Buku Petunjuk Pencetakan iklan kembali Papan pengumuman Tanda pameran Tampilan pada tempat pembelian Audiovisual Simbol dan logo PROMOSI PENJUALAN Kontes, permainan, undian, lotere Premi dan hadiah Pembagian sampel Basar dan pasar murah Pameran Demonstrasi Pembagian kupon Potongan harga Pendanaan dengan bunga rendah Hiburan PUBLISITAS Kotak Pos Pidato Seminar Laporan tahunan Sumbangan Sponsor Publikasi Hubungan masyarakat Lobi Media identitas Peringatan peristiwa PENJUALAN PERSONAL Presentasi penjualan Pertemuan penjualan Program insentif Sampel wiraniaga Pasar malam dan pameran dagang Pasar jarak jauh PASARAN LANGSUNG Katalog Surat Pemasaran dengan telepon Belanja lewat elektronk Sumber : Philip Kotler dan Gary Amstrong 31 32 Berdasarkan kiat komunikasi dan promosi umum tersebut di atas, nampak bahwa komunikasi yang dapat di lakukan oleh setiap perusahaan: 1. Kegiatan periklanan yakni mencetak dan menyebarluaskan iklan, brosur, selebaran. 2. Promosi penjualan yakni pemberian hadiah, pameran, potongan harga. 3. Hubungan masyarakat yakni sumbangan, publikasi. Penjualan personal yakni presentasi penjualan, pertemuan penjualan, program insentif. Seperti yang telah di kemukakan di atas bahwa tujuan utama kegiatan promosi yang di lakukan oleh perusahaan adalah untuk meningkatkan permintaan atas produk yang di tawarkan oleh perusahaan. Dalam kegiatan promosi pesan yang di sampaikan adalah produk yang di tawarkan merupakan produk unggulan dan konsumen dapat puas jika membeli produk tersebut. Sedangkan media yang biasa di gunakan oleh perusahaan dalam melakukan promosi adalah media cetak yang mempunyai pengaruh yang besar di Makassar ini. 2.1.8 Pemilihan Salesmen. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan khususnya dalam pencapaian volume penjualan yang maksimal, sangat di tentukan oleh pemilihan atau penentuan selesmen yang baik. Banyak cara yang dapat di lakukan oleh manajemen perusahaan dalam menentukan salesmen yang berkualitas yakni kemampuan individu setiap salesmen dalam memasarkan produk yang di tawarkan kepada konsumen. Kemampuan salesmen dalam berkomunikasi dan menjelaskan kepada setiap konsumen mengenai produk yang di tawarkan. 33 Banyak cara yang di lakukan oleh pimpinan perusahaan dalam memotivasi salesmen untuk mau bekerja lebih keras. Motivasi salesman yang dapat di lakukan oleh pimpinan perusahaan adalah : Pemberian kompensasi berupa insentif, bonus, komisi, pemberian fasilitas kepada karyawan, penjejangan karir yang lebih menjanjikan kepada karyawan yang berprestasi, dan lain-lain. Tujuan utama dari memotivasi karyawan ini adalah untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan salah satu tujuan organisasi perusahaan adalah dengan meningkatkan volume penjualan yang juga erat kaitannya dengan peningkatan volume produksi. Dengan adanya motivasi karyawan dengan pemberian komisi penjualan, akan mendorong semangat kerja karyawan bagian pemasaran untuk menjual barang sebanyak-banyaknya. Demikian juga dengan pemberian komisi penjualan kepada karyawan bagian pemasaran, akan termotivasi untuk memperoleh imbalan berupa komisi penjualan dari yang di hasilkan sesuai dengan permintaan manajemen perusahaan. Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan sasaran yang akan di capai di masa yang akan datang dalam proses yang di sebut perencanaan. Pelaksanaan rencana memerlukan alokasi sumber daya secara efisien. Di samping itu, pelaksanaan rencana memerlukan pengendalian agar efektif dalam mencapai sasaran yang telah di tetapkan. Pelaksanaan rencana dapat di tempuh dengan cara membuat pelaksanaan kegiatan perusahaan mematuhi perilaku standar untuk mencapai sasaran yang telah di tetapkan. Pelaksanaan rencana dengan cara ini dapat menjamin pencapaian sasaran organisasi secara efektif dan efisien. 34 Akan berbeda kondisi moral salesman jika pengelolaan perusahaan di dasarkan atas maksimisasi penentuan salesman dalam pencapaian sasaran organisasi perusahaan. Maksimisasi penentuan salesman berarti membangkitkan dorongan dalam perusahaan agar setiap salesman untuk mengarahkan usahanya dalam pencapaian sasaran yang telah di tetapkan oleh organisasi perusahaan. Jika setiap salesman memahami sasaran yang di tetapkan oleh perusahaan dan melaksanakan internalisasi sasaran perusahaan sebagai sasaran pribadinya, maka kesesuaian tujuan individu salesman dengan sasaran perusahaan secara keseluruhan akan terjadi. Manajemen yang di terapkan oleh perusahaan merupakan suatu hubungan sistematis dalam organisasi yang memberikan efektivitas kerja yang sangat besar dengan organisasi yang hendak mencapai tujuan yang di tetapkan. Oleh karena itu agar tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan dapat tercapai maka potensi salesman perlu di kembangkan dan di evaluasi serta di pelihara sedemikian rupa sebagaimana layaknya. Dalam penentuan salesmen, perusahaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Pengadaan salesmen Pengadaan meliputi cara dan usaha untuk mendapatkan tenaga kerja dalam kualitas dan kuantitas yang di butuhkan serta seleksi penempatannya. b. Pengembangan Pengembangan dalam arti meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja salesmen melalui training yang berupa latihan atau pendidikan yang 35 berhubungan dengan tugas dan pekerjaan yang tinggi dan semakin kompleksnya manajemen yang di hadapi. c. Kompensasi Kompensasi membicarakan mengenai pemberian bebas jasa yang adil dan layak kepada salesmen yang telah menyumbangkan tenaganya dalam mencapai tujuan organisasi perusahaan. d. Integrasi Integrasi yaitu cara mengadakan penyesuaian atau kombinasi antara kepentingan individu, kepentingan organisasi dan kepentingan masyarakat. Sehingga dalam melakukan integrasi ini membicarakan mengenai sikap-sikap dan peranan individu dalam hubungannya dengan praktek-praktek yang dianut organisasi. e. Pemeliharaan Dalam pemeliharaan ini menitikberatkan pada pemeliharaan kondisi fisik dari para karyawan dengan kata lain mempertahankan dan meningkatkan kondisi fisik dan pemeliharaan sikap menyenangkan yang dapat membina melalui komunikasi antara majikan dengan bawahan. 2.2 Hubungan antara Bauran Promosi dengan Penjualan Penelitian oleh Agus Triyono (2005) dengan judul Skripsi “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Volume Penjualan PT. Daya Manunggal Di Salatiga”. Penulis menggunakan variabel penelitian berupa biaya promosi (personal selling dan periklanan) dan penjualan, dengan hasil penelitian menyatakan bahwa personal selling dan periklanan mempunyai pengaruh 36 yang signifikan terhadap penjualan dan personal selling mempunyai pengaruh lebih besar daripada periklanan karena personal selling lebih besar dari periklanan. Penelitian oleh Renny (2006) dengan judul skripsi “Pengaruh Variabel Variabel Bauran Promosi terhadap Volume Penjualan Pada Perusahaan UD. Lestari Di Karanganyar”. Penulis menggunakan variabel penelitian berupa biaya periklanan dan personal selling, dengan hasil menyatakan bahwa personal selling dan periklanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penjualan baik secara parsial (Uji t) maupun bersama-sama (Uji F) dan personal selling mempunyai pengaruh lebih besar daripada periklanan karena personal selling lebih besar dari periklanan. Selain itu adapun tujuan bauran promosi adalah untuk meningkatkan pertumbuhan dan penjualan serta memperoleh keuntungan, hal ini berarti bauran promosi mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan. Menurut Swastha dan Irawan (1990), Manajemen Pemasaran Modern, hal:211 mengatakan bahwa : “Kegiatan promosi produk yang sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan, serta di rencanakan, diarahkan, dan di kendalikan dengan baik, dapat berperan secara berarti dalam pengembangan laju penjualan hasil produksinya”. Perusahaan dalam memasarkan produknya agar produk tersebut cepat di kenal maka bauran promosi perlu di lakukan. Karena apabila promosi tidak di lakukan maka akibatnya sedikit masyarakat yang mengenal barang tersebut, sehingga permintaan akan turun, bauran promosi yang di lakukan secara efektif menyebabkan permintaan akan meningkat pada tingkat penjualan dan keuntungan yang akan kita peroleh. Dengan demikian jelas sekali bahwa, 37 hubungan bauran promosi dengan penjualan saling kait mengkait satu dengan yang lainnya. Rima Tri P (2000) pada judul “analisa pengaruh biaya promosi terhadap volume penjualan pada PT. Ulan Tiban Semarang” menyimpulkan bahwa, “terdapat hubungan yang kuat antara biaya promosi dan periklanan dengan penjualan”. Dwi Atmojo (2000) pada judul “analisa pengaruh biaya promosi terhadap penjualan di Kentucky Fried Chicken Semarang” menyimpulkan bahwa, “periklanan dan promosi penjualan yang di lakukan untuk membawa hasil yang berarti bagi peningkatan penjualan”. Susanti (2001) dengan judul “alternatif bauran promosi dan pengaruhnya terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Pasific Adiputra di Jakarta”. Menurutnya, periklanan dan sales bauran promosi berpengaruh positif terhadap penjualan”. 38 2.3 Kerangka Pikir Tujuan Perusahaan selain mencari laba adalah juga ingin tetap menjaga kelangsungan hidup usahanya melalui penjualan jasa. Demikian juga pada perusahaan PT. Mega Life Cabang Tanjung Bunga Makassar, khusus dalam penelitian ini hanya akan di bahas dan di analisa mengenai pengaruh promosi yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas yang kesemuanya disebut sebagai bauran promosi (promotional mix) terhadap penjualan jasa. 39 PT. Mega Life Cab. Tanjung Bunga Bauran Promosi Advertesing (Periklanan) Sales Promotional Personal Selling Penjualan Jasa Ga 2.2 Gambar Kerangka Pikir Penelitian Publisitas 40 2.4 Hipotesis Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka penulis menarik suatu dugaan sebagai berikut : a. Di duga bahwa bauran promosi yang terdiri dari periklanan, publisitas, promosi penjualan dan penjualan tatap muka berpengaruh signifikan terhadap penjualan jasa pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life, Makassar.. b. Di duga bahwa penjualan tatap muka lebih dominan berpengaruh terhadap penjualan jasa pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life, Makassar. 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Daerah Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penyusunan skripsi adalah PT. Asuransi Jiwa Mega Life Cabang Tanjung Bunga Makassar yang berlokasi di kota Makassar Jl. H.M. Dg. Patompo Kawasan Metro Tanjung Bunga, Kawasan Trans Studio, Menara Bank Mega Makassar. Di pilihnya PT. Asuransi Jiwa Mega Life sebagai tempat penelitian dan Kota Makassar sebagai daerah penelitian, karena menurut analisis penulis asuransi ini merupakan anak cabang perusahaan yang keberadaannya di Kota Makassar belum di ketahui oleh sebagian warga masyarakat Kota Makassar. Oleh karena itu sangat menarik untuk di teliti tentang strategi promosi pemasaran mana yang paling efektif di lakukan oleh persahaan PT. Asuransi Jiwa Mega Life. Adapun waktu yang di butuhkan oleh penulis dalam pengambilan data yaitu selama 1 bulan. 3.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian kepustakaan (Library research), yaitu penelitian yang di lakukan dengan cara mengadakan peninjauan pada berbagai pustaka dengan membaca dan mempelajari buku-buku manajemen pemasaran yang berhubungan dengan masalah yang di bahas guna memperoleh kerangka teori sekaligus sebagai alat dalam menganalisis data yang di peroleh. 41 42 2. Penelitian Lapangan (Field research) a. Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang berhubungan dengan penelitian. b. Interview (wawancara) yaitu mengadakan wawancara dengan pimpinan dan staf serta karyawan yang bekerja pada perusahaan PT. Mega Life Cabang Tanjung Bunga Makassar. 3.3 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Untuk mengakui kebenaran hipotesis yang di kemukakan sebelumnya, maka sumber data yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini dapat berupa : 1. Data primer, yaitu data yang di peroleh dengan jalan mengadakan pengamatan serta wawancara dengan pimpinan perusahaan dan sejumlah karyawan PT. Mega Life Cabang Tanjung Bunga Makassar. . 2. Data sekunder, yaitu data yang di peroleh dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen/bahan-bahan yang relevan pada objek penelitian, yang di berikan oleh pimpinan perusahaan maupun dari bagian promosi dan penjualan di perusahaan tersebut, yang berkaitan dengan penyusunan skripsi. 3.1.2 Sumber Data Adapun sumber data yang di gunakan dalam penulisan ini adalah : 1. PT. Asuransi Jiwa Mega Life 2. Dari beberapa responden 3. Media elektronik (internet) 4. Dari literatur yang berhubungan dengan judul dalam pembahasan. 43 3.4 Metode Analisis Untuk mengetahui besarnya pengaruh kegiatan promosi terhadap volume penjualan yang di capai oleh perusahaan, maka metode analisis yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah : 1. Analisis Regresi berganda yang tujuanannya untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap volume penjualan. Dengan formulasi rumusan sebagai berikut : Y = a + bx1 + bx2 + bx3 + bx4 (1) Dimana : Y = penjualan jasa X1 = Personal selling X2 = Advertising X3 = Publisitas X4 = Promosi penjualan a = Konstanta / Titik potong (intercepte) b1, b2, b3, b4, = Koefisien regresi (tingkat kepekaan pengaruh biaya promosi terhadap penjualan jasa). 3.5 Pengujian Hipotesis Penelitian a. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel 44 bebas (bauran promosi) terhadap variabel terikat (penjualan jasa) secara terpisah atau parsial. Uji t di cari dengan rumus sebagai berikut : (2) Keterangan : r : hasil koefisien korelasi Product Moment t : deviasi harga kritis yang dicari n : jumlah sampel Hipotesa yang akan di gunakan dalam pengujian ini adalah : H0 : β0 = 0, variabel-variabel bebas (bauran promosi) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (penjualan jasa). H1 : β1 ≠ 0, variabel-variabel bebas (bauran promosi) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (penjualan jasa). Dasar pengambilan keputusan : 1. Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan t tabel. Apabila t tabel > t hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak.Apabila tabel < t hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima. 2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikasi 45 Apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila angka probabilitas signifikasi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. b. Uji Signifikasi simultan (Uji F) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan di maksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas (bauran promosi) terhadap variabel terikatnya (penjualan jasa). Untuk menguji uji F tes dengan rumus : (3) Keterangan : F : besarnya F hitung N : jumlah sampel K : jumlah variabel R2 : koefisien determinasi 46 Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, maka variabel-variabel bebas (bauran promosi) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (penjualan jasa). H1 : β1 = β2 = β3 = β4 ≠ 0, maka variabel-variabel bebas (bauran promosi) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (penjualan jasa). Dasar pengambilan keputusannya adalah : 1. Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel Apabila F tabel > F hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak, apabila F tabel < F hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima. 2. Dengan menggunakan angka probabiltas signifikansi Apabila probabilitas signifikasi > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, apabila probabilitas signifikasi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika F hitung > F tabel dan signifikan, maka hipotesis ANOVA dapat diterima bahwa semua varibel bebas (bauran promosi) layak untuk menjelaskan variabel terikat (penjualan jasa) yang dianalisis. 47 3.6 Definisi Variabel Operasional Dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel yang di definisikan secara operasional sehingga dapat dijadikan petunjuk dalam melakukan penelitian juga sebagai petunjuk bagi yang membaca. 1. Variabel Independen (X) Yaitu variabel bebas yang tidak tergantung pada variabel lainnya atau biasa disebut sebagai variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Pada penelitian ini berupa bauran promosi yang dapat di definisikan sebagai kombinasi strategi promosi yang paling baik dari suatu produk yang di lakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. Berdasarkan indikator berikut : a. Advertising Kegiatan periklanan pada media cetak b. Personal selling Kegiatan promosi dengan cara melakukan penjualan tatap muka dengan calon pembeli. c. Publicity Penjualan promosi dengan cara melakukan seminar d. Sales promosion Promosi yang dilakukan oleh perusahaan dengan memberikan penawaran baik untuk karyawan maupun nasabah yang berupa hadiah. 48 2. Variabel Dependen (Y) Yaitu variabel yang di pengaruhi oleh variabel independen. Pada penelitian ini berupa penjualan jasa. Penjualan adalah ukuran yang menunjukkan banyaknya atau besarnya terjual. jumlah barang dan jasa yang 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Penjualan Jasa Salah satu analisis terpenting yang dilakukan perusahaan adalah analisis penjualan jasa. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui maju mundurnya perusahaan tersebut dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Dengan analisis tersebut dapat terungkap apakah penjualan produk perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan. Penjualan jasa merupakan salah satu parameter berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam menetapkan dan mengambil kebijakan yang dapat mempengaruhi konsumen dalam memiliki produk yang dihasilkan sehingga berpengaruh terhadap peningkatan penjualan jasa perusahaan PT. Asuransi Jiwa Mega Life sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa asuransi jiwa yang dihadapkan pada beratnya pesaing yang bergerak di bidang yang sama dan menawarkan produk yang sama. Kaitannya dengan penelitian ini, penulis mencoba menganalisis perkembangan penjualan jasa perusahaan PT. Asuransi Jiwa Mega Life selama tahun 2007-2011. Dengan melihat data tersebut dapat terungkap, apakah penjualan jasa meningkat atau mengalami penurunan. 49 50 Tabel 4.1 Pencapaian Premi Asuransi PT. Mega Life Periode 2007 2008 2009 2010 2011 TOTAL Jumlah Nasabah 50 120 300 420 360 1,250 Vol. Penjualan Premi Asuransi 144,000,000 360,000,000 1,350,000,000 2,730,000,000 3,600,000,000 8,184,000,000 Target Penjualan 800,000,000 1,800,000,000 2,000,000,000 3,500,000,000 5,600,000,000 13,700,000,000 (%) Pencapaian 18% 20% 68% 78% 64% Sumber: PT.Mega Life Tanjung Bunga, Makassar (20 Oktober 2012) Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat di ketahui bahwa terjadi kenaikan persentase nilai pencapian premi asuransi PT.Mega Life dari periode 2007 – 2011 yakni dari Rp.144.000.000 pada tahun 2007 naik menjadi Rp.360.000.000 pada tahun 2008. Pada tahun 2009 terjadi kenaikan penjualan menjadi Rp.1.350.000.000. pada tahun 2010 nilai penjualan meningkat sebesar Rp.2.730.000.000. kemudian pada tahun 2011 terjadi kenaikan penjualan menjadi Rp.3.600.000.000. Berdasarkan uraian diatas secara keseluruhan rata-rata nilai penjualan sejak tahun 2007-2011 sebesar Rp.8.184.000.000 dengan total jumlah nasabah sebesar 1.250. salah satu faktor meningkatnya nilai penjualan di banding jumlah unit penjualan adalah disebabkan oleh penjualan preminya lebih besar. produk yang di mana jumlah 51 4.2 Analisis Kebijakan Bauran Promosi Kebijakan yang ditempuh dalam bauran promosi oleh PT. Asuransi Jiwa Mega Life adalah periklanan, publisitas ,promosi penjualan, dan penjualan tatp muka. Oleh karena itu kaitannya dengan analisis dalam penelitian ini adalah hendak diketahui berapa jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan melalui kebijakan bauran promosi selama tahun 2007-2011. 1. Periklanan Tabel 4.2 Biaya Promosi Perikalanan Sumber: PT.Mega Life Tanjung Bunga, Makassar (20 Oktober 2012) Berdasarkan data pada tabel di atas Nampak bahwa biaya periklanan pada tahun 2007 sebesar Rp.6.000.000, tahun 2008 sebesar Rp.7.500.000, tahun 2009 sebesar Rp.8.000.000, tahun 2010 sebesar Rp.7.500.000 dan tahun 2011 sebesar Rp.10.000.000. 52 2. Publisitas Tabel 4.3 Biaya Promosi Publisitas Sumber: PT.Mega Life Tanjung Bunga, Makassar (20 Oktober 2012) Berdasarkan data pada tabel 4.3 di atas nampak bahwa biaya publisitas pada tahun 2007 sebesar Rp.10.000.000, tahun 2008 sebesar Rp.8.000.000, tahun 2009 sebesar Rp.12.000.000, tahun 2010 sebesar Rp.12.000.000 dan tahun 2011 sebesar Rp.15.000.000 3. Promosi Penjualan Tabel 4.4 Biaya Promosi Penjualan Sumber: PT.Mega Life Tanjung Bunga, Makassar (20 Oktober 2012) Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas nampak bahwa biaya promosi penjualan pada tahun 2007 sebesar Rp.5.000.000, tahun 2008 sebesar 53 Rp.7.000.000, pada tahun 2009 sebesar Rp.9.000.000, tahun 2010 sebesar Rp.10.000.000 dan tahun 2011 sebesar Rp.10.000.000 4. Penjualan tatap muka Tabel 4.5 Biaya Penjualan Tatap Muka Sumber: PT.Mega Life Tanjung Bunga, Makassar (20 Oktober 2012) Berdasarkan data tabel di atas nampak bahwa biaya penjualan tatap muka pada tahun 2007 sebesar Rp.3.000.000, pada tahun 2008 sebesar Rp.2.500.000, tahun 2009 sebesar Rp.3.500.000, pada tahun 2010 sebesar Rp.4.000.000 dan tahun 2011 sebesar Rp.5.000.000. 4.3 Analisis Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Penjualan Jasa Untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap penjualan jasa, maka penulis menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini dihitung berdasarkan hasil. Biaya-biaya promosi yang telah didapatkan dari PT. Asuransi Jiwa Mega Life,Makassar. Adapun hasil olahan data dengan menggunakan program SPSS 16 for windows dapat dirangkum melalui tabel berikut : 54 Tabel 4.6 Hasil Olahan Data Regresi Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) -1.120 1.147 Periklanan 225.969 146.409 Publisitas 444.374 Promosi Personal_selling a. Std. Error Standardized Coefficients Beta t Sig. -9.760 .000 .183 1.543 .144 98.981 .707 4.490 .000 -358.735 80.939 -.422 -4.432 .000 925.725 370.928 .504 2.496 .025 Dependent Variabel: Penjualan Jasa Sumber : data primer yang diolah tahun 2012 Berdasarkan tabel 4.6, yang di peroleh dari hasil pengolahan dengan menggunakan program spss 16 maka di peroleh persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = 1,120 + 225,96 X1+ 444,37 X2+ 35873 X3+ 925,73 X4 Persamaan regresi di atas dapat di jelaskan sebagai berikut : a = sebesar 1,120 artinya bahwa jika tidak terdapat pengaruh dari X1,X2,X3 dan X4 maka volume penjualan sebesar nilai konstanta tersebut. b1 = regresi X1 sebesar 225,96 berarti bahwa setiap peningkatan nilai pada periklanan maka akan meningkatkan penjualan jasa sebesar 225,96. b2 = regresi X2 sebesar 444,37 berarti bahwa setiap peningkatan nilai pada publisitas maka akan meningkatkan penjualan jasa sebesar 55 444,37. b3 = regresi X3 sebesar 358,73berarti bahwa setiap peningkatan nilai pada promosi maka akan meningkatkan penjualan jasa sebesar 358,73. b4 = regresi X4 sebesar 925,73 berarti bahwa setiap peningkatan nilai pada personal selling maka akan meningkatkan penjualan jasa sebesar 925,73 Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .993a .985 .982 5.908E7 a. Predictors: (Constant), Personal_selling, Promosi, Periklanan, Publisitas Sumber : data primer yang diolah tahun 2012 Dalam kaitannya tabel 4.7 tersebut di atas maka dapat disajikan interpretasi atau arti ekonominya sebagai berikut: 1. Hasil analisis pengaruh bauran promosi terhadap penjualan jasa pada PT.Asuransi Jiwa Mega Life, Makassar seperti yang dapat di lihat pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi (R) = 0,993 yang berarti bahwa variabel bauran promosi berpengaruh terhadap penjualan asuransi pada PT.Mega Life, Makassar. 2. Koefisien determinasi (R2) = 0.985 berarti pengaruh variabel independent yaitu (X1) Periklanan, (X2) Publisitas, (X3) Promosi, (X4) Personal selling secara keseluruhan terhadap penjualan jasa 56 sebesar 98,5% sedangkan sisanya 1,5% di jelaskan oleh faktor lain yang tidak di masukkan dalam penelitian ini. 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis a. Hasil Uji F Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pangaruh variabel independen (penjualan tatap muka,publisitas,promosi penjualan dan periklanan) terhadap variable dependen (penjualan jasa). Hasil uji F melalui program spss dapat di lihat pada tabel 4.8 sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 3.544E18 4 8.859E17 253.839 .000a Residual 5.235E16 15 3.490E15 Total 3.596E18 19 a. Predictors: (Constant), Personal_selling, Promosi, Periklanan, Publisitas b. Dependent Variable: Penjualan Jasa Sumber : data primer yang diolah tahun 2012 Tabel 4.8 tersebut menunjukkan hasil dari uji F yang menghasilkan Fhitung = 253,839 lebih besar dari Ftabel = 1,84. Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa variabel-variabel bauran promosi berpengaruh signifikan terhadap penjualan jasa pada PT.Asuransi Jiwa Mega Life, Makassar. 57 Hipotesis H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, maka variabel-variabel bebas (bauran promosi) tidak secara mempunyai pengaruh bersama-sama yang signifikan terhadap variabel terikatnya (penjualan jasa). H1 : β1 = β2 = β3 = β4 ≠ 0, maka variabel-variabel bebas (bauran promosi) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (penjualan jasa) Berdasarkan berdasarkan hasil uji F dapat kita lihat bahwa, nilai P (sig) sebesar 0,000 dan nilai α sebesar 0,05 sehingga 0,000 lebih kecil dari 0,05. maka di simpulkan bahwa variabel (X1) Periklanan, (X2) Publisitas, (X3) Promosi, (X4) Personal Selling mempunyai hubungan signifikant terhadap Penjualan Jasa (Y). b. Hasil Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen yang terdiri dari periklanan,penjualan tatap muka, publisitas dan promosi penjualan terhadap variabel dependen, yaitu penjualan jasa. Untuk uji signifikan pengaruh bauran promosi terhadap penjualan jasa di gunakan uji t atau uji parsial dan uji F atau uji simultan. Di gunakan untuk menguji tingkat signifikan variabel X terhadap variabel Y. Pengujian menggunakan uji t 58 dengan df = n – 4 atau df = 15 dan tingkat signifikan (α) = 0,05 maka di peroleh Ttabel = 2,042. Dengan kriteria pengujian : a. Jika thitung > ttabel, maka variabel X mempunyai keeratan hubungan yang signifikan terhadap variabel Y. b. Jika thitung < ttabel, maka variabel X tidak mempunyai keeratan hubungan yang signifikan dengan variabel Y. Berdasarkan pada tabel 4.9 dapat di lihat hasil perhitungan sebagai berikut : a. Hasil perhitungan untuk metode periklanan (X1) yang menghasilkan t hitung = 1,543 lebih kecil dari nilai ttabel = 2,042. b. Hasil perhitungan untuk metode publisitas (X2) yang menghasilkan t hitung = 4,490 lebih besar dari nilai ttabel = 2,042. c. Hasil perhitungan untuk metode promosi penjualan (X3) yang menghasilkan thitung = 4,432 lebih besar dari nilai ttabel = 2,042. d. Hasil perhitungan penjualan tatap muka (X3) yang menghasilkan thitung = 2,495 lebih besar dari nilai ttabel = 2,042. Secara pasrsial pengaruh masing-masing variabel independen tersebut terhadap nilai penjualan ditunjukkan pada tabel 4.9 sebagai berikut : 59 Tabel 4.9 Hasil Uji t Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error 1(Constant) -1.120 1.147 Periklanan 225.969 146.409 Publisitas 444.374 Promosi Personal_selling Beta t Sig. -9.760 .000 .183 1.543 .144 98.981 .707 4.490 .000 -358.735 80.939 -.422 -4.432 .000 925.725 370.928 .504 2.496 .025 a. Dependent Variabel: Penjualan Jasa Sumber : data primer yang diolah tahun 2012 Dari hasil uji parsial pada tabel 4.9 , pengaruh masing-masing variabel periklanan, penjualan tatap muka, promosi, dan publisitas dapat di jelaskan sebagai berikut : 1. Pengaruh periklanan tehadap penjualan jasa pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life Hipotesis H0 : β0 ≤ 0 Tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel Periklanan tehadap Penjualan Jasa H0 : β0 > 0 Ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel Periklanan terhadap Penjualan Jasa 60 Hasil pengujian regresi untuk variabel periklanan mendapatkan statstik uji t hitung sebesar 1,543 dengan nilai signifikan 0,144. Dengan menggunakan batas signifikan 0,05, nilai signifikan tersebut lebih besar dari 0,05, maka hipotesis tidak dapat di terima. 2. Pengaruh publisitas terhadap penjualan jasa pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life Hipotesis H0 : β0 ≤ 0 Tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel Publisitas tehadap Penjualan Jasa H0 : β0 > 0 Ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel Publisitas terhadap Penjualan Jasa Hasil pengujian regresi untuk variabel Publisitas mendapat statistik uji t hitung sebesar 4.490 dengan nilai signifikan 0,000. Dengan menggunakan batas signifikan 0,05, nilai signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis dapat di terima. Dengan demikian terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel Publisitas terhadap Penjualan Jasa. 3. Pengaruh promosi terhadap penjualan jasa pada PT.Asurasni Jiwa Mega Life Hipotesis H0 : β0 ≤ 0 Tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel Promosi tehadap Penjualan Jasa 61 H0 : β0 > 0 Ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel Promosi terhadap Penjualan Jasa Variabel Promosi mendapat statistik uji t sebesar 4,432 dengan nilai signifikan 0,000. Dengan menggunakan batas signifikan 0,05, nilai signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis dapat di terima. Dengan demikian terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel Promosi terhadap Penjualan Jasa. 4. Pengaruh penjualan tatap muka tehadap penjualan jasa pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life Hipotesis H0 : β0 ≤ 0 Tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel Penjualan Tatap Muka tehadap Penjualan Jasa H0 : β0 > 0 Ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel Penjualan Tatap Muka terhadap Penjualan Jasa Variabel penjualan tatap muka mendapat statistik uji t sebesar 2,496 dengan nilai signifikan 0,025. Dengan menggunakan batas signifikan 0,05, niali signifkan tersebut lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis dapat di terima. Dengan demikian terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel Penjualan tatap muka terhadap Penjualan Jasa. 62 4.5 Pembahasan dan Hasil Hasil pengujian secara umum terhadap bauran promosi menunjukkan bahwa dari 4 variabel bauran promosi yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan tatap muka tidak semuanya mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi PT.Mega Life cabang Tanjung Bunga, Makassar. Hanya ada satu variabel yang tidak berpengaruh signifikan tehadap keputusan nasabah yaitu variabel periklanan. Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai suatu program khusus yang di mana dalam menawarkan setiap produknya perlu menggunakan strategi yang nantinya dapat menarik minat para nasabah. Salah satunya adalah PT. Asuransi Jiwa Mega Life cabang Tanjung Bunga di mana perusahaan ini dalam membangun hubungan yang baik perlu di dasarkan pada bentuk pelayanan yang berkesinambungan dan tidak terisolasi pada satu transaksi tertentu yang nantinya terjalin hubungan baik dari sisi pelanggan maupun dari sisi perusahaan itu sendiri. Dari ke empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang lebih dominan berpengaruh yaitu penjualan tatap muka. Pada variabel ini menjelaskan bahwa bagaimana informasi yang diperoleh oleh konsumen masuk ke dalam ingatan konsumen. Dengan memberikan penjelasan secara langsung kepada konsumen maka memberikan informasi secara jelas kepada konsumen. Pengaruh periklanan (X1) terhadap penjualan jasa. Berdasarkan hasil uji F di temukan bahwa pengaruh bauran bauran promosi (periklanan, publisitas, promosi penjualan dan penjualan tatap muka) terhadap penjualan 63 penjualan jasa pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life berpengaruh signifikan. Sedangkan, berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan, ternyata hipotesis tidak dapat diterima, karena variabel periklanan mempunyai pengaruh secara tidak signifikan terhadap variabel penjualan jasa. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memandang produk asuransi PT.Mega Life kurang banyak diminati jika pemasarannya dilakukan dengan cara periklanan. Menurut teori bahwa iklan sebagai bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Semetara istilah periklanan diartikan sebagai keseluruhan proses yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan (Riyanto, 2001). Degan adanya teori tersebut bisa dikatakan bahwa konsumen akan paham dan mengerti dengan iklan yang kita punya jika mereka bisa terima dan pahami iklan tersebut. Tetapi, berdasarkan hasil wawancara langsung yang saya lakukan dengan salah satu nasabah PT. Asuransi Jiwa Mega Life, cabang Tanjung Bunga. Nasabah tersebut mengemukakan pendapat mengenai variabel periklanan dia mengatakan bahwa variabel tersebut kurang diminati karena informasi yang diberikan lewat periklanan sangat kurang, sebab semua orang butuh informasi yang lebih jelas dan jika melalui periklanan jarang orang ingin mencari informasi lebih lanjut jika ingin bergabung. Pengaruh publisitas (X2) terhadap penjualan jasa. Berdasarkan hasil uji F di temukan bahwa pengaruh bauran bauran promosi (periklanan, publisitas, promosi penjualan dan penjualan tatap muka) terhadap penjualan penjualan 64 jasa pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life berpengaruh signifikan. Sedangkan berdasarkan hasil uji t yang telah di lakukan ternyata hipotesis dapat diterima karena variabel publisitas mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap penjualan jasa. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen dalam melihat asuransi berpengaruh positif. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen dalam memilih asuransi berdasarkan informasi yang telah diterima dari apa yang diharapkan, maka konsumen tersebut akan memberikan reaksi positif terhadap premi tersebut misalnya : perusahaan menyelenggarakan acara yang dapat mengumpulkan masyarakat banyak atau bekerja sama dengan pihak lain dalam mengadakan kegiatan. Kegiatan tersebut sangat membantu perusahaan dalam mencapai sukses dari usahanya dan dapat diarahkan untuk menciptakan iklan yang baik dan mengguntungkan agar dana yang tertanam lebih terjamin. Hal itulah yang akan terus – menurus yang menjadi penghubung antara produk dengan nasabah, dengan demikian produk yang ditawarkan akan cepat dikenal. Pengaruh promosi (X3) penjualan terhadap penjualan jasa. Berdasarkan hasil uji F di temukan bahwa pengaruh bauran bauran promosi (periklanan, publisitas, promosi penjualan dan penjualan tatap muka) terhadap penjualan penjualan jasa pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life berpengaruh signifikan. Sedangkan, berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, ternyata hipotesis dapat diterima, karena variabel promosi penjualan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap penjualan jasa. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen dalam memilih asuransi melihat dari promo apa yang ditawarkan oleh pihak asuransi. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memandang bahwa produk asuransi jika ada promo maka minat konsumen akan meningkat. Konsumen 65 cenderung ingin atas produk atau jasa yang didasarkan pada tawaran, maka pemberian tawaran yang menarik secara rutin akan membuat mereka relatif loyal pada suatu produk yang di promosikan. Sehingga dalam hal ini promosi sangat di butuhkan dalam perusahaan. Menurut Basu Swastha D. dan Irawan (2001 : 345-349), promosi pada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan mendorong permintaan, yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Pengaruh penjualan tatap muka (X4) terhadap penjualan jasa. . Berdasarkan hasil uji F di temukan bahwa pengaruh bauran bauran promosi (periklanan, publisitas, promosi penjualan dan penjualan tatap muka) terhadap penjualan penjualan jasa pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life berpengaruh signifikan. Sedangkan, berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan ternyata hipotesis dapat diterima karena variabel penjualan tatap muka mempunyai pengaruh signifikan yang paliing dominan terhadap penjualan jasa. Hal ini menunjukkan bahwa penjualan tatap muka sangat berperan penting dalam mencari konsumen. Penjualan tatap muka merupakan komunikasi secara individual sehingga secara langsung mengetahui keinginan, motif perilaku konsumen dan sekaligus dapat melihat reaksi konsumen. Oleh karena itu, personal selling paling dominan berpengaruh terhadap penjualan jasa. Menurut Saladin (2003 : 139), personal selling adalah persentasi 66 lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan menciptakan penjualan. Berdasarkan dari pembahasan di atas realita yang terjadi pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life, Makassar yang didasarkan pada hasil analisis uji F semua variabel bauran promosi ( periklanan, publisitas, promosi penjualan dan penjualan tatap muka) telah di lakukan untuk mendapatkan nasabah sesuai dengan target yang di lakukan oleh pihak perusahaan. Sedangkan pada hasil uji t dari ke empat variabel bauran promosi ( periklanan, publisitas, promosi penjualan dan penjualan tatap muka ) menurut dari hasil wawancara yang telah di lakukan kepada pimpinan perusahaan PT. asuransi Jiwa Mega Life menurutnya hanya terdapat satu variabel yang berpengaruh dan paling dominan yaitu penjualan tatap muka. Meurut pimpinan perusahaan, hal tersebut sangat berpengaruh karena terjadi komunikasi langsung dengan nasabah serta bisa menjelaskan secara detail dan jelas kepada nasabah apa saja yang di tawarkan oleh pihak asuransi tersebut. Sehingga, nasabah tersebut bisa lebih paham dan mengerti mengenai asuransi yang di tawarkan. Karena biasanya ada nasabah yang kurang memahami dan mengerti mengenai asuransi. 67 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka sebagai kesimpulan dan hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengujian secara simultan uji F, ternyata hasil penelitian membuktikan publisitas, promosi bahwa penjualan, semua dan variabel penjualan periklanan, tatap muka mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu penjualan jasa. 2. Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t) di antara variabel bauran promosi yang terdiri dari periklanan, publisitas, promosi penjualan dan penjualan tatap muka di temukan bahwa variabel penjualan tatap muka berpengaruh dominan terhadap penjualan jasa pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life, Cabang Tanjung Bunga Makassar 67 68 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan interpretasi data serta kesimpulan, maka disarankan kepada perusahaan untuk: 1. Agar nasabah mengalami peningkatan pada tahun akan datang, maka sebaiknya strategi pemasaaran yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwa Mega Life lebih berfokus pada strategi yang paling besar menghasilkan jumlah nasabah yang tujuannya yaitu agar perusahaan lebih efisien dalam mengeluarkan biaya promosi dan perusahaan memperoleh profit yang lebih besar. 2. Agar nasabah mengalami peningkatan pada tahun akan datang, maka sebaiknya kebijakan strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwa Mega Life ditinjau kembali karena perilaku konsumen di Kota Makassar relatif berbeda khususnya pada tingkat pendapatan. Oleh karena itu sebaiknya produk-produk yang ditawarkan beraneka ragam sesuai dengan tingkat pendapatan masyarakat tersebut. 69 3. Agar penjualan jasa atau nasabah mengalami peningkatan pada tahun akan datang, maka sebaiknya setiap kebijakan strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwa Mega Life selalu dievaluasi keberhasilan dan kelemahan operasionalnya. Tujuan hal ini dilakukan karena PT. Asuransi Jiwa Mega Life mempunyai pesaing yang sejenis dan menawarkan produk yang sejenis pula. 4. Agar penjualan atau nasabah mengalami peningkatan pada tahun akan datang, maka sebaiknya strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwa Mega Life harus pula dibarengi oleh penempatan tenaga pemasaran yang profesional yang menguasai teknik-teknik strategi pemasaran dan sekaligus menguasai ilmu psikologi masyarakat.