BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Pustaka
2.1.1
Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah “laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu” (Kasmir, 2008:7). Laporan
keuangan perusahaan bertujuan untuk meringkaskan hasil kegiatan untuk jangka
waktu tertentu. Laporan keuangan menjadi sangat penting karena memberikan
input (informasi) yang bisa dipakai dalam pengambilan keputusan.
Ada tiga jenis laporan keuangan (Brealay 2008: 56) yaitu:
1. Neraca. Neraca dalah Laporan keuangan yang memperlihatkan
kekayaan perusahaan pada titik waktu tertentu.. Neraca disusun
berdasarkan persamaan: Asset = Kewajiban + Modal Saham.
Sisi kiri laporan neraca meringkaskan asset yang dimiliki oleh
perusahaan sementara sisi kanan dari laporan neraca meringkaskan
kewajiban perusahaan, yang merupakan sumber dana yang dipakai
untuk membeli aset tersebut
2. Laporan laba rugi. Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang
memperlihatkan pendapatan operasional, beban operasional, dan laba
atau rugi yang diperoleh perusahaan sepanjang suatu periode waktu.
3. Laporan Arus kas. Laporan arus kas meringkas aliran kas masuk dan
keluar perusahaan untuk jangka waktu tertentu.
dan laporan keuangan yang menjelaskan perubahan pada kas atau
setara kas pada periode tertentu (Stice, 2005 : 285)
Ada tiga bagian besar dari laporan arus kas yaitu: aliran kas dari
kegiatan operasional, aliran kas dari kegiatan innvestasi dan aliran kas
dari kegiatan pendanaan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2
Analisis Rasio Keuangan
2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan
Laporan
keuangan
umumnya
menyediakan
data
mentah,
dan
membutuhkan manajer keuangan untuk mengolahnya sehingga dapat menjadi
sebuah informasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil
keputusan.
Analisis Laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan rasiorasio keuangan. Rasio Keuangan merupakan “indeks yang menghubungkan dua
angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka
lainnya” (Van Horne, 2005: 202). Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kondisi dan kinerja perusahaan. Dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi
kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Hasil rasio keuangan ini juga digunakan
untuk menilai kinerja
manajemen dalam satu periode, apakah sudah mencapai target yang telah
ditetapkan sebelumnya. Rasio keuangan dapat juga menilai kemampuan
manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.
Menurut Kasmir (2008 : 105) analisis keuangan suatu perusahaan, dengan
menggunakan rasio keuangan dapat digolongkan sebagai analisis:
1. Rasio neraca: yaitu rasio yang membandingkan angka-angka yang
hanya bersumber dari neraca
2. Rasio laporan laba rugi: yaitu rasio yang membandingkan angkaangka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi
3. Rasio antarlaporan: yaitu rasio yang membandingkan angka-angka
dari dua sumber (data campuran) baik yang ada di neraca, maupun
yang ada di laporan laba rugi
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.2.
Bentuk-bentuk Rasio Keuangan
Teknik analisis keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan
sangat umum dilakukan oleh perusahaan, untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan saat ini . Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti
tertentu. Banyak peneliti membagi rasio keuangan dalam berbagai jenis rasio.
Bentuk- bentuk rasio keuangan menurut beberapa ahli adalah:
Menurut J. Fred Wetson (2004 :202), rasio keuangan ada tiga jenis
yaitu:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), terdiri dari:
a) Rasio lancar (Current Ratio)
b) Rasio perputaran kas
c) Rasio utang terhadap kekayaan bersih
2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), yang terdiri dari:
a) Rasio laba bersih
b) Tingkat laba atas penjualan
c) Tingkat laba atas akuntansi
3. Rasio Efisiensi ( Activity Ratio),Terdiri dari:
a) Waktu pengumpulan piutang
b) Perputaran persediaan ( Inventory Turn Over)
c) Rasio aktiva terhadap nilai bersih (Total Asset Turn Over)
d) Rasio Perputaran investasi
James C Van Horne (2005:204) Mengemukakan empat bentuk rasio
keuangan yaitu:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) terdiri dari:
a) Rasio lancar (Current Ratio)
b) Rasio sangat lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
c) Rasio Perputaran Kas
2. Rasio Leverage
a) Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang
(Debt Ratio)
b) Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned)
c) Lingkup arus kas (Cash Flow Coverage)
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
a) Perputaran sediaan (Inventory Asset Turn Over)
b) Rata-rata jangka waktu penagihan/ perputaran piutang
(Avarage Collection Period)
c) Perputaran total aktiva (Total Asset Turn Over)
Universitas Sumatera Utara
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
a) Margin laba bersih
b) Pengembalian investasi
c) Pengembalian ekuitas
1.
Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) merupakan “rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek” (Van
Horne, 2005:205). Artinya, apabila hutang perusahaan ditagih oleh kreditur,
maka perusahaan akan mampu memenuhi utang tersebut terutama utang yang
sudah jatuh tempo.
Rasio
Likuiditas
berfungsi
untuk
menunjukkan
atau
mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo,
baik kewajiban kepada pihak di luar perusahaan maupun di dalam perusahaan.
Jenis-jenis rasio likuiditas (Van Horne, 2005:207) adalah:
a.
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang
tersedia utnuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan membandingkan antara total aktiva
lancar dengan total utang lancar.
Universitas Sumatera Utara
Aktiva lancar (current asset) merupakan harta perusahaan yang dapat
dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva
lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar
di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan
aktiva lancar lainnya.
Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka
pendek (maksimal satu tahun). Artinya utang ini segera harus dilunasi dalam
waktu paling lama satu tahun. Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang,
utang bank yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun, utang wesel, utang gaji, utang
pajak, utang dividen, biaya diterima dimuka, utang jangka panjang yang sudah
hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainnya. Rasio Lancar dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Rasio Lancar =
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan
bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun bila hasil
pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik, hal ini
dapat terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin.
b.
Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio)
Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
atau membayar kewajiban utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva
Universitas Sumatera Utara
lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Artinya nilai sediaan kita
abaikan dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan
karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lama untuk diuangkan, apabila
perusahaan
membutuhkan
dana
cepat
untuk
membayar
kewajibannya
dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Rasio Cepat dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Rasio Cepat =
Jika rasio cepat suatu perusahaan rendah, hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan itu harus menjual persediaannya untuk melunasi hutang jangka
pendek, dan sulit untuk menjual persediaan dengan cepat dan dengan harga
normal, sehingg perusahaan harus menjualnya dibawah harga pasar yang akan
mengakibatkan kerugian.
2.
Rasio Leverage
Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio yang berkaitan dengan utang
adalah rasio solvabilitas, yang merupakan kebalikan dari rasio leverage. Dalam
arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban baik jangka pendek,
maupun jangka panajang, bila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Apabila rasio leverage suatu perusahaan tinggi, hal ini akan berdampak
timbulnya risiko kerugian lebih besar, tetapi juga dapat berdampak akan laba yang
besar. Disisi lain, jika rasio leverage perusahaan rendah, maka risiko kerugian
Universitas Sumatera Utara
juga rendah pada saat perekonomian menurun, dan penurunan imbal hasil (return)
pada saat perekonomian tinggi.
Beberapa jenis rasio leverage yang sering digunakan perusahaan antara
lain:
a.
Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)
Debt Rasio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa
besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini dapat diperoleh dari:
Debt to Asset Ratio =
Apabila rasio tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak,
maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman
karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utangnya dengan aktiva
yang dimilikinya. Jika rasionya rendah, semakin kecil perusahaan
dibiayai
dengan utang.
b.
Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh
utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk
mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Rasio ini dapat di peroleh dari:
Universitas Sumatera Utara
Rasio Debt to Equity Ratio =
Bagi kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan
karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin
terjadi di perusahaan.
c.
Times Interest Earned
Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali
perolehan bunga (Weston 2008 : 160). Menurut James C.Van Horne (2008 : 160),
Times Interest Earned adalah “rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio”. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Rasio Times Interest Earned =
Apabila perusahaan tidak mampu membayar biaya bunga, dalam jangka
panjang menghilangkan kepercayaan kreditor. Bahkan ketidakmampuan menutup
biaya, tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan adanya tuntutan hukum
dari kreditor, dan kemungkinan perusahaan Pailit semakin besar.
Semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan dapat
membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh
tambahan pinjaman dari kreditor. Demikian pula sebaliknya apabila rasionya
rendah, semakin rendah pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan
biaya lainnya.
Universitas Sumatera Utara
3.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya, juga dapat
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber
daya perusahaan. Rasio aktivitas juga digukan
untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Rasio ini digunakan untuk mengukur hari rata-rata sediaan tersimpan
digudang, perputara modal kerja, perputara aktiva tetap dalam satu periode. Rasio
aktivitas diperoleh dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dengan
investasi dalam aktiva untuk satu periode
Secara umum, rasio aktivitas yang ada digunakan, akan mampu
memperlihatkan efektivitas perusahaan secara maksimal. Adapun jenis-jenis rasio
aktivitas (Van Horne 2005:211) yaitu:
a.
Perputaran Sediaan
Perputaran sediaan merupakan rasio Yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam satu
periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory turn
over). Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang
menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun.
Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikian pula sebaliknya.
Untuk menghitung rasio perputaran sediaan dilakukan dengan dua yaitu:
pertama, membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dengan nilai
Universitas Sumatera Utara
sediaan, dan kedua, membandingkan antara penjualan dan nilai sediaan Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rasio Perputaran sediaan =
Apabila
rasio
perputaran
sediaan
suatu
perusahaan
tinggi,
ini
menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin
baik. Demikian pula apabila perputaran sediaan rendah berarti perusahaan bekerja
secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang sediaan
yang
menumpuk. Hal ini mengakibatkan investasi dalam pengembalian yang rendah
b.
Total Assets Turn Over
Total Asset Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Rasio total assets turn over diperoleh dengan cara membandingkan
penjualan dengan total aktiva.Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rasio Total Asset Turn over =
Bila rasio total asset turn over suatu perusahaan rendah hal ini berarti
perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Dalam hal ini
perusahaan diharapkan untuk meningkatkan lagi pejnualannya dan mengurangi
sebagian aktiva yang kurang produktif.
Universitas Sumatera Utara
4.
Rasio Profitabilitas
Tujuan utama dari perusahaan adalah Laba. Perusahaan selalu berusaha
meningkatkan laba dari waktu ke waktu. Perusahaan telah menetapkan standar
laba yang ditargetkan untuk satu periode. Standar laba atau tingkat keuntungan
tersebut dapat dinyatakan dalam rasio, yang dikenal sebagai rasio keuntungan atau
rasio profitabilitas, disebut juga dengan rasio rentabilitas.
Rasio
profitabilitas
merupakan
rasio
untuk
menilai
kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manjemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
Rasio ini dapat dijadikan alat evaluasi kenerja manajemen selama ini,
apakah telah berkinerja secara efektif atau tidak. Oleh karena itu rasio ini sering
disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio
profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas
digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam satu
periode tertentu atau beberapa periode.
Jenis-jenis rasio Profitabilitas (Van
Horne,2005:222) yaitu:
a.
Profit Margin on Sales
Profit Margin on Sales atau Profit Margin Ratio atau margin laba atas
penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin
laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan
Universitas Sumatera Utara
laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Margin Laba Bersih
Margin
laba
bersih
merupakan
ukuran
keuntungan
dengan
membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan
penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.
b.
Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ ROI)
Hasil pengambalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Ruturn on
Investment (ROI) atau retun on total assets merupakan rasio yang menunjukkan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan dalam
perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran efektivitas manajemen dalam
mengelola investasinya. ROI menunjukkan profitabilitas dari seluruh dana
perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
ROI =
Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan. Rendahnya rasio ini dapat disebabkan rendahnya
margin laba karena rendahnya perputaran aktiva.
Universitas Sumatera Utara
c.
Hasil Pengembalian Ekuitas (Retur on Equity/ ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal
sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Untuk
memperoleh rasio ROE kita membadingkan pendapatan perusahaan setelah pajak
dengan total ekuitasnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROE =
Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya
posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
d.
Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock)
Rasio laba per lembar saham merupakan rasio untuk mengukur
keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemegang saham.
Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotong
pajak. Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa adalah jumlah
keuntungan dikurangi pajak, dan dikurangi hak-hak pemegang saham prioritas.
Rasio ini diperoleh dengan membandingkan laba saham biasa dengan
jumlah saham biasa yang beredar. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
EPS =
Rasio EPS yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk
memuaskan
pemegang
saham,
sebaliknya
dengan
rasio
yang
tinggi,
Universitas Sumatera Utara
kesejahterahan pemegang saham meningkat.
Dengan kata lain tingkat
pengembalian perusahaan tinggi
2.1.3. Metode Analisis Rasio Keuangan
Ada tiga jenis analisis rasio keuangan (Sjahrial, 2007 : 37) yaitu:
1. Cross Sectional Analysis
Adalah metode analisis rasio keuangan dengan cara membandingkan
rasio keuangan dua atau lebih perusahaan sejenis pada waktu yang sama
2. Time Series Analysis
Adalah metode analisis rasio keuangan satu perusahaan dengan cara
deret berkala, atau membandingkan rasio keuangan perusahaan dari
waktu ke waktu selama tahun penelitian yang sudah ditetapkan.
3. Combined Analysis
Adalah metode analisis
rasio keuangan gabungan,yakni dengan
melakukan metode Cross sectional analysis dan Time series analysis).
Dalam hal ini, dianalisis dua atau lebih perusahaaan sejenis, dalam
waktu ke waktu, sesuai dengan jumlah tahun yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah “model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tertentu” (Kuncoro, 2009: 45). Rasio Keuangan adalah “angka
yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan
pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan” (Harahap,
2008 : 297).
Rasio keuangan terdiri dari Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan
Profitabilitas. Keempat Rasio ini adalah rasio yang mampu mengukur kinerja
suatu perusahaan apakah memiliki kinerja yang baik atau tidak. Rasio keuangan
juga digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja perusahaan. Dari rasio
keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Rasio keuangan dapat menjelaskan Informasi yang dapat digunakan
sebagai alat pertimbangan, dan
informasi tambahan
dalam
pengambilan
keputusan dimasa sekarang dan yang akan datang. Hasil analisis rasio keuangan
digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode, apakah
mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya, dan menilai kemampuan
manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif (
Kasmir, 2008 : 105).
Penelitian ini membandingkan Rasio Keuangan Antara dua perusahaan
rokok yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) yaitu P.T. H.M.
Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam. Perbandingan dari rasio tersebut akan
menunjukkan perusahaan rokok yang memiliki kinerja yang paling baik diantara
Universitas Sumatera Utara
keduanya Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, maka digambarkan kerangka
konseptual sebagai berikut:
P.T. H.M. Sampoerna
P.T. Gudang Garam
GarGaram
Rasio- rasio keuangan :
Rasio- rasio keuangan :
Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas
Rasio Leverage
Rasio Leverage
Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas
Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas
Perbedaan
Kinerja
Perbandingan
Kinerja
Analisis
Hasil
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Universitas Sumatera Utara
2.3.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Pada dasarnya, penelitian mengenai analisis rasio keuangan bukanlah
penelitian yang pertama kali dilakukan. Penelitian ini dilakukan karena
terinspirasi oleh peneliti sebelumnya, namun dengan tehnik analisis yang berbeda.
Beberapa peneliti terdahulu meneliti tentang analisis pengaruh antara
rasio keuangan dengan laba, kinerja, dan beberapa variabel lain. Namun penelitian
ini memiliki konsep yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode analisis
komparatif rasio dari dua perusahaan yang berbeda, namun memiliki karakteristik
yang sama.
Peneliti terdahulu yang yang telah membahas tentang analisis rasio, dan
analisis perbandingan rasio antara lain:
Eko (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan
Kinerja Antara Bank Syariah Mandiri Dan Bank Muammalat Indonesia Dengan
Rasio CAMELS. Penelitian ini dilaukan untuk mengetahui rasio capital, kualitas
aktiva produktif, earning, dan likuiditas Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muammalat Indonesia selama periode 2007-2009 dan perbandingan kinerja
keduanya.
Alat Analisis menggunakan analisis rasio keuangan yaitu combined
analysis dengan kriteria yang ditetapkan bank Indonesia sebagai acuan.
Pengolahan data dilakukan secara manual. Hasil penelitian menunjukkan:
1. Kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri pada tahun 2007-2009 ditunjukkan
oleh rasio modal, rasio asset menujukkan hasil yang sangat baik dan selalu
mencapai peringkat pertama sedangkan
pengelolaan aktiva produktifnya
Universitas Sumatera Utara
mengalami penurunan, namun masih dapat dikategorikan baik. Rasio
probabilitasnya dan likuiditasnya sangat baik sehingga BSM merupakan bank
yang profitable dan likuid.
2. Kinerja Bank Muammalat Indonesia pada tahun2007-2009 menduduki
peringkat kedua, dengan rasio modal dan kualitas aktiva yang baik, namun
terjadi
penurunan
kualitas
menjadi
cukup
baik.
Likuiditas
dan
proofitabilitasnya rendah.
3. Perbandingan kinerjanya sebagai berikut:
Rasio Modal Bank Syariah Mandiri lebih besar daripada Bank Muammalat
Rasio Aseet Bank Syariah Mandiri lebih besar daripada Bank Muammalat
Rasio Likuiditas Bank Syariah Mandiri lebih besar daripada Bank Muammalat
Rentabilitas Bank Syariah Mandiri lebih besar daripada Bank Muammalat
Miftakhul Jannah (2011) melakukan penelitian dengan judul “ Eksplorasi
Kinerja Keuangan Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI)” Penelitian ini dilakukan ntuk mengetahui kinerja keuangan
perusahaan Food and Beverage melalui penggunaan analisa laporan keuangan
menggunakan
rasio
likuiditas,
rasio
solvabilitas,
rasio
aktivitas,
rasio
profitabilitas, dan rasio pasar
Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode sensus yaitu peneliti dapat meneliti seluruh
elemen populasi dengan mengambil seluruh sampel perusahaan Food and
Beverage di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2000 – 2009.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1.
Likuiditas yang diukur oleh Rasio Lancar dan rasio Cepat, menunjukkan
bahwa Quik Ratio menurun, mengindikasikan bahwa hal ini disebabkan
95,2% perusahaan mempunyai kemampuan lebih rendah untuk membayar
kewajibannya. Current ratio menunjukkan tren menurun dari tahun ke tahun,
namun kebutuhan likuiditas diatas 5% mampu dipenuhi oleh perusahaan.
2.
Rasio aktivitas diukur dengan menggunakan empat indikator, yaitu Inventory
turnover, Total asset turnover, Perputaran piutang, Fixed asset turnover. Dari
rasio aktivitas yang diukur dengan Inventory Turnover dan Perputaran piutang
mempunyai kondisi tren yang menurun. Inventory Turnover diindikasikan
bahwa meningkatnya jumlah persediaan untuk mencapai penjualan tertentu.
Dari 165 sampel hanya 13,3 % perusahaan yang berada di atas rata-rata
industri. Total asset turnover dan Fixed asset turnover mempunyai kondisi tren
yang meningkat. Berarti perusahaan mampu memaksimalkan aktiva yang
dimiliki
3.
Rasio profitabilitas/rentabilitas diukur dengan menggunakan empat indikator
yaitu Return on Asset (ROA), Return on equity (ROE), Net profit margin Gross
profit margin. Return on Asset (ROA) mempunyai tren menurun. hasil
pengembalian investasi berkurang dan hal ini menunjukkan ketidakmampuan
perusahaan untuk memperoleh Return on assets/Invesment. Rendahnya rasio ini
disebabkan rendahnya margin laba karena rendahnya perputaran aktiva
4.
Rasio Pasar diukur dengan menggunakan dua indikator yaitu EPS (Earning per
Share) dan PER (Price Earning ratio). EPS (Earning per Share) menunjukkan
tren yang meningkat. EPS yang tinggi, kesejahteraan pemegam saham
meningkat. Sehingga tingkat pengembalian juga tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Download