ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK Eksistensi korporasi sebagai salah satu jawaban atas kebutuhan perkembangan zaman di Indonesia membawa dua permasalahan dalam pembebanan pertanggungjawaban pidana jika terjadi suatu tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi yaitu, kapan suatu korporasi dapat dikenakan sanksi pidana dan bagaimana pertanggungjawaban korporasi dalam peraturan perundang-undangan yang mengakui korporasi sebagai suatu subyek hukum. Dengan menggunakan tipe penelitian Doctrinal Research yang sejenis dengan tipe penelitian normatif yuridis dan pendekatan perundang-undangan serta pendekatan konseptual, maka dapat diketahui bahwa suatu korporasi yang berbentuk badan hukum bertanggungjawab apabila tindak pidana yang dilakukan merupakan suatu perbuatan intra vires dan adanya pelimpahan kewenangan dalam pelaksanaan, sedangkan untuk korporasi bukan badan hukum pembebanan pertanggungjawaban mengadopsi konsep dari hukum perdata dengan adanya pendelegasian dan kemanfaatan yang diperoleh korporasi tersebut. Selain itu dapat diketahui juga bahwa tidak diaturnya pembebanan pertanggungjawaban pidana terhadap korporasi dalam KUHP membawa implikasi tersebarnya pengaturan tersebut dalam berbagai peraturan perundang-undangan diluar KUHP sehingga memberikan batasan-batasan yang berbeda mengenai pertanggungjawaban suatu korporasi. (Kata Kunci: korporasi, perbuatan intra vires, badan hukum, bukan badan hukum) viii Skripsi Pertanggungjawaban pidana korporasi Aditya, kukuh Leksono Suminaring