Edisi III/April 2008 Palang Merah Indonesia Pengurangan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat JAWA DI KP. JAWA JUGA IKUT PROGRAM ICBRR S iang itu hari sangat panas, melintaslah 2 unit mobil Palang Merah Indonesia Cabang kota Banda Aceh ke arah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di kota Banda Aceh. Biasanya yang melintas ke arah sana adalah truk dengan muatan sampah dan sisa-sisa bagunan yang hancur akibat Tsunami yang akan dibuang di tempat tersebut. Hari itu yamg melintas adalah 2 unit mobil yang biasanya digunakan untuk operasional plaksanaan program ICBRR PMI Cabang Kota Banda Aceh, yaitu satu unit mobil Double Cabin relawan sering menyebutnya dengan sebutan ”DC” sedangkan yang satunya lagi adalah mobil Kijang Kapsul yang bertuliskan ”Sumbangan PT Luxindo”, yang merupakan mobil Ambulance. Kedatangan 2 mobil itu ke wilayah tersebut bukanlah untuk meninjau TPA (Mobil DC) atau mengevakuasi korban (Ambulance Luxindo) tapi untuk melakukan perkenalan atau orientasi salah satu progran yang dilaksanakan oleh PMI Cabang Kota Banda Aceh yaitu Program Pengurangan Risiko terpadu Berbasis masyarakat atau Integrated Community Based Risk Reduction (ICBRR) yaitu Program yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam hal pengurangan resiko yang ditimbulkan akibat bencana, baik itu bencana alam atau bencana akibat ulah manusia itu sendiri. Kedatangan tim PMI tersebut sudah ditunggu oleh kepala Desa Kampung Jawa Sulaiman Ahmad yang akrab dipanggil Abu beserta aparat desa serta 80 orang masyarakat Kampung Jawa. Kegiatan Orientasi dibuka oleh oleh Wakil Ketua PMI Cabang Kota Banda Aceh Bpk. Suburhan Pagan, SH yang menjelaskan program-program yang ada di PMI Cabang Kota Banda Aceh juga salah satunya adalah Program ICBRR, kemudian Project Officer yang dibantu oleh Field Officer menjelaskan Program ICBRR dan teknik perekrutan CDMC dan Sibat untuk tim penanggulangan bencana tingkat desa. Gempa Bumi 3 Foto: Ruslan Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana Masyrakat sangat menyambut baik program ICBRR dilaksanakan di desa mereka, itu terlihat dari antusiasme masyarakat menanyakan jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan oleh program ICBRR di desa mereka, dan mereka melihat penjelaskan yang diberikan oleh Tim PMI sangat mengena dan mereka merasa program ini sangat bermanfaat untuk mereka hari ini dan anak cucu mereka kelak. ”Kenapa Program seperti ini baru sekarang dilaksanakan sekarang, saya pikir program ini harus dilaksanakan di semua desa yang ada di Banda Aceh karena banyaknya korban pada saat Tsunami karena ketidaktahuan kami tentang bencana” tutur Amiruddin salah satu masyarakat Gampong Jawa. Pada saat Project Officer menjelaskan konsep dan strategi serta pelaksanaan Program ICBRR menggunakan bahasa Aceh, pada sesi tanya jawab salah satu peserta mengajukan pertanyaan bagaimana sistem transfer informasi dari SIBAT ke masyarakat dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam logat Jawa. Project Officer mejelaskan dengan menggunakan bahasa Aceh bahwa satu orang anggota SIBAT akan mentransfer informasi dan pengetahuan yang mereka dapat dari pelatihan yang dibuat oleh PMI kepada 10 KK, jadi dengan jumlah KK yang ada di Kampong Jawa sejumlah 734 KK maka di kampong jawa akan dibentuk 4 Team SIBAT yang masing-masing terdiri dari 20 orang yang diharapkan mampu menyampaikan informasi kepada 800 KK. Ibu Samsinar Bugis tidak mengerti penjelasan yang disampaikan oleh Project Officer tersebut. Usut punya usut rupanya Ibu Samsinar adalah orang Jawa yang sudah lama menetap di Aceh. Sesudah Project Officer menjelaskan kembali dalam bahasa Indonesia barulah ibu Samsinar dapat memahami dengan baik dan juga menerima serta sangat berharap program ini dijalankan di Kampong Jawa. [Ruslan, STP] Pelatihan Pertolongan Pertama 4 Simulasi 6 Dari Redaksi PERTAMA A lhamdulillah buletin PERTAMA telah terbit dua edisi dan edisi yang ada di tangan Anda sekarang ini adalah edisi ketiga, dalam setiap edisinya yang telah terbit tentu saja masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki, baik dari segi penyajian informasinya, isi kandungan yang dimuat, tampilan buletin PERTAMA itu sendiri maupun tema-tema yang diangkat dalam setiap edisinya. Oleh karena itu untuk memperbaiki dan menutupi kekurangan-kekurangan yang ada mohon kepada para pembaca semua untuk dapat memberikan kontribusinya baik berupa masukan, saran, dan kritik yang bersifat konstruktif untuk menjadikan buletin PERTAMA milik masyarakat ini lebik baik dan dapat dipetik lebih banyak manfaatnya lagi di edisi-edisi berikutnya nanti. Sebagaimana tujuan awal penerbitan buletin ini adalah untuk menyebarkan informasi kebencanaan, sehingga dengan tercerdaskannya pemahaman masyarakat terhadap bencana, maka tidak akan lebih banyak lagi memakan korban di setiap bencana yang terjadi, malah bisa sebaliknya. Adapun kontribusi para pembaca semua bisa dikirimkan ke alamat kantor redaksi, alamat email ataupun ke kontributor redaksi yang ada di empat Cabang PMI area proyek program ICBRR PMI-ARC. Selamat membaca Salam kemanusiaan Redaksi Sudahkah Anda Baca Edisi Sebelumnya...? Palang Merah Indonesia Seluruh Staf dan Relawan Program ICBRR PMI-ARC Mengucapkan Selamat Atas KELAHIRANAN PUTRA PERTAMA Dari Pasangan SYARIBUN, S.HI Redaksi menerima kritik dan saran yang konstruktif untuk menjadikan media ini lebih baik dan berguna bagi masyarakat dalam menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran tentang kebebencanaan. Kirim ke alamat redaksi atau Email:[email protected] (Finance Officer Program ICBRR PMI-ARC Markas PMI Daerah NAD) & BRIPTU ASY’ARI Serta KELAHIRAN PUTRI PERTAMA Dari Pasangan RUSLAN, S.TP (Project Officer Program ICBRR PMI-ARC Markas PMI Cabang Kota Banda Aceh) & Redaksi menerima tulisan berupa: feature, laporan, pengetahuan,wawasan atau karya tulis lainnya tentang penanganan bencana. Syarat: (1). Diketik rapi (MS. Word) ukuran kertas A4 (2). Sertakan foto/gambar ilustrasi yang mendukung tuLisan (3). Tema berhubungan dengan misi kepalangmerahan Atau kemanusiaan Kirim ke alamat redaksi atau Email:[email protected] 2 Edisi April 2008 CUT FAJRIANI, A.Ma Dan Juga Dari Pasangan YULIZA ZUHAIRA (Finance & Assistant Program Officer Program ICBRR PMI-ARC Markas PMI Cabang Kota Banda Aceh) & SYAMSUDDIN Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana Newsletter ini diterbitkan atas kerja sama Palang Merah Indonesia Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Dengan Palang Merah Amerika Palang Merah Indonesia American Red Cross Wawasan Gempa Bumi G empa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar tersebut. dengan gempa vulkanik, maka getaran yang merusak bangunan kebanyakan disebabkan oleh gempa tektonik. Gempa bumi tektonik merupakan gempa bumi yang paling sering terjadi. Bahkan menurut para ahli gempa, setiap hari terjadi gempa tektonik, namun tidak dirasakan karena getarannya relatif kecil. Gempa bumi vulkanik Gempa bumi vulkanik atau gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi dan mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik. Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh pergerakan magma ke atas dalam gunung berapi, di mana geseran pada batu-batuan menghasilkan gempa bumi. Ketika magma bergerak ke permukaan gunung berapi, ia bergerak dan memecahkan batu-batuan serta mengakibatkan getaran berkepanjangan yang dapat bertahan dari beberapa jam hingga beberapa hari. Gempa bumi gunung bera Intensitas Intensitas adalah besaran yang dipakai untuk mengukur suatu gempa selain dengan magnitude. Intensitas dapat didefenisikan sebagai suatu besarnya kerusakan disuatu tempat akibat gempa bumi yang diukur berdasarkan kerusakan yang terjadi. Harga intensitas merupakan fungsi dari magnitude, jarak ke ik episenter, lama getaran, kedalaman tekton i m u gempa, kondisi tanah dan keadaan b mi yang pa u m b e a G p bangunan. Skala Intensitas n an gem Modifikasi Mercalli (MMI) merupakan merupak i. Bahka d a j r e t g skala intensitas yang lebih umum , g serin n i l a gempa p i l h dipakai. a a r a lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi Persiapan menghadapi gempa bumi Persiapan untuk keadaan darurat (1)Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang yang dapat melindungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di bawah meja. (2)Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air pa urut p m minum biasanya dua sampai tig liter n e e g i m d a j Gempa Bumi Tektonik n r a e k t a i s r sehari untuk satu orang. (3) a k dira a Gempa bumi tektonik disebabkan oleh setiap h d i t n tas ransel yang berisi namu kecil. Menyiapkan , perlepasan tenaga yang terjadi karena f k i i t n a l o (atau dapat diisi) barang-barang yang t e k n ya r pergeseran lempengan plat tektonik te n a r a t sangat dibutuhkan di tempat e seperti layaknya gelang karet ditarik karena g p i pengungsian. Barang-barang yang sangat dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga terjadi di kawasan diperlukan dalam keadaan darurat yang dihasilkan oleh tekanan antara yang berdekatan dengan gunung misalnya: Lampu senter berikut baterai batuan dikenal sebagai kecacatan berapi, seperti Pergunungan Cascade di cadangannya, Air minum,Kotak P3K berisi tektonik. Teori dari tektonik plate (plat barat Laut Pasifik, Jepang, Dataran obat menghilangkan rasa sakit, plester, tektonik) menjelaskan bahwa bumi Tinggi Islandia, and titik merah gunung pembalut dan sebagainya, Makanan yang terdiri dari beberapa lapisan batuan, berapi seperti Hawaii. tahan lama seperti biskuit, Sejumlah uang sebagian besar area dari lapisan kerak itu tunai, Buku tabungan, Korek api, akan hanyut dan mengapung di lapisan Penyebab terjadinya gempa bumi Lilin, Helm, Pakaian dalam, Barang-barang seperti salju. Lapisan tersebut begerak Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari berharga yang harus dibawa di saat perlahan sehingga berpecah-pecah dan pelepasan energi yang dihasilkan oleh keadaan darurat. (4) Mengencangkan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah tekanan yang dilakukan oleh lempengan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari yang menyebabkan terjadinya gempa yang bergerak. Semakin lama tekanan itu pakaian) dengan langit-langit atau dinding tektonik. Gempa bumi tektonik memang kian membesar dan akhirnya mencapai dengan menggunakan logam berbentuk unik. Peta penyebarannya mengikuti pola pada keadaan dimana tekanan tersebut siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di dan aturan yang khusus dan menyempit, tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran saat terjadi gempa bumi. (5) Mencegah yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar lempeng-lempeng tektonik yang akan terjadi. tidak pecah berantakan di saat gempa menyusun kerak bumi. Dalam ilmu Gempa bumi biasanya terjadi di bumi dengan memilih kaca yang kalau kebumian (geologi), kerangka teoretis perbatasan lempengan lempengan pecah tidak berserakan dan melukai orang tektonik lempeng merupakan postulat tersebut. Gempa bumi yang paling parah (Safety Glass) atau dengan menempelkan untuk menjelaskanfenomena gempa b i a s a n y a t e r j a d i d i p e r b a t a s a n kaca film. (6) Mencari tahu lokasi tempat bumi tektonik yang melanda hampir l e m p e n g a n k o m p r e s i o n a l d a n evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. seluruh kawasan, yang berdekatan translasional. Gempa bumi fokus dalam J i k a p e m e r i n t a h s e t e m p a t t i d a k dengan batas pertemuan lempeng kemungkinan besar terjadi karena materi mempunyai tempat evakuasi, pastikan tektonik. Gempa tektonik biasanya jauh lapisan litosfer yang terjepit kedalam anda tidak pergi ke tempat yang lebih lebih kuat getarannya dibandingkan mengalami transisi fase pada kedalaman rendah atau tempat yang dekat dengan Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana Edisi April 2008 3 Berita Cabang pinggir laut/sungai untuk menghindari tsunami Ketika Terjadi Gempa Bumi (1) Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api. Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah. (2) Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung. (3) Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio. (4) Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian terdekat. (5) Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung menuju ke lapangan sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang dapat digunakan untuk melindungi kepala dari benturan reruntuhan. (6) Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung. (7) Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama. (8) Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan anda di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel bertegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan. Pelatihan Pertolongan Pertama D alam upaya kesiapsiagaan bencana Program ICBRR PMI Cabang Kota Sabang melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat mengurangi resiko terhadap suatu bencana. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan di setiap kelurahan target Program ICBRR di kota Sabang. Kegitan-kegitan tersebut yaitu Pelatihan Pertolongan Pertama (Emergency First Aid) dimana yang mendapat pelatihan tersebut diberikan kepada anggota SIBAT yang ada di 10 komunitas target Program ICBRR. Sebelum mendapat pelatihan Emergency First Aid, anggota SIBAT terlebih dahulu diberikan pelatihan Disaster Management (DM) selama 6 hari. Dari pelatihan Pertolongan Pertama ini diharapkan anggota SIBAT terlatih dapat mensosialisasikan kembali kepada masyarakat lainnya. Antara lain berkaitan dengan cara-cara pertolo- Ngan pertama pada saat sebelum dan setelah terjadinya bencana. Selain itu juga harus mengetahui cara-cara penanganan dari kecelakaan atau efek dari bencana yang ditimbulkan menyangkut dengan bantuan dasar sebelum mendapat pertolongan medis. Peserta juga diharapkan mampu menerapkan pengetahuan ini di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Pelatihan ini dilaksanakan di 10 komunitas dalam dua kecamatan. Yaitu Kecamatan Suka Karya dan Kecamatan Suka Jaya. Sementara komunitas target program ICBRR dari keseluruhan yang ada di Kota Sabang yang telah dilaksanakan pelatihan pertolongan pertama yaitu: Kelurahan Ie Meulee, Kelurahan Paya-Keuneukai, Kelurahan Jaboy-Brawang, Kelurahan Kota Atas, Kelurahan Kota Bawah Timur, Kelurahan Kota Bawah Barat, Kelurahan Krueng Raya dan Kelurahan Balohan. Dimana pelatihan ini dilaksanakan selama lima hari. [Chairullah, S.Pd] [http://id.wikipedia.org] Darah Penyelamat Jiwa Jadilah Donor Darah Sukarela hubungi PMI Cabang terdekat Foto: ICBRR PMI Cab. Kota Sabang 4 Edisi April 2008 Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana Berita Cabang yang merupakan anggota masyarakat di lingkungan tersebut. Tim Sibat adalah milik masyarakat, berasal dari masyarakat dan bekerja untuk masyarakat. Kader tim Sibat tidak hanya berfungsi sebagai narasumber dalam pendampingan dan pembinaan di desa atau kelurahan, tetapi juga harus dapat berperan aktif sebagai fasilitator, motivator, dan motor penggerak kegiatan kesiapsiagaan bencana, dampak kesehatan, lingkungan, dan masalah sosial lainnya maupun tanggap darurat bencana. Foto: ICBRR PMI Cab. Kota Banda Aceh Disaster Management dan Kepalangmerahan P rogram ICBRR merupakan program pengurangan risiko bencana terpadu berbasis masyarakat yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat rentan. Kelurahan kampung Mulia Ling.T.Diluepue merupakan salah satunya kelurahan yang terkena dampak langsung Tsunami. Dampak Tsunami yang masih dapat dilihat yaitu kerusakan lingkungan, dimana kerentanan yang sering terjadi di lingkungan tersebut adalah banjir akibat jebolnya tanggul saat peristiwa Tsunami 26 Desember 2004 lalu dan telah merusak tatanan sosial di lingkungan tersebut. Pelatihan disaster management atau manajemen bencana dan kepalangmerahan adalah salah satu aktifitas yang bertujuan untuk peningkatan kapasitas pengetahuan dan pertahanan desa dalam bidang kesiapsiagaan bencana. Mengingat kesiapsiagaan bencana sangat penting di kelurahan tersebut maka di bentuklah tim Sibat yaitu tim siaga bencana berbasis masyarakat karena masyarakatlah yang menjadi first respondent yaitu orang yang pertama kali dituntut untuk merespon terhadap bencana yang terjadi. Program ICBRR PMI Cab Kota Banda Aceh telah melaksanakan pelatihan bagi tim Sibat Kelurahan Mulia Ling. T.Diluepue pada tanggal 24 sampai dengan 29 Maret 2008. Peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 20 orang Pelatihan Sibat mendapatkan respon yang positif dari masyarakat. Peserta sangat aktif dan antusias dalam mengikuti pelatihan. Pelatihan Sibat di fasilitasi oleh empat fasilitator. Pelatihan ini merupakan pembekalan pengetahuan bencana dan bagaimana upaya pengurangan resiko bencana. Hasil yang di harapkan kepada masyarakat dan anggota Sibat yang telah terlatih yaitu dapat merespon bencana secara cepat dan tepat. Mereka sangat menharapkan kegiatan ini terus berlanjut. ”Kami sangat bersyukur dan berterima kasih sekali kepada PMI yang telah bersedia memberikan pelatihan ini dan kami berharap kegiatan yang seperti ini terus berlanjut sehingga kemampuan kami dalam membantu masyarakat akan lebih baik”, tutur Suwardi komandan Sibat Lingkungan T. Dileupu pada sesi penutupan pelatihan. [Irma Susanti] Anggota masyarakat di komunitas Aceh Besar sedang mencoba menggunakan radio transistor yang dibagikan kepada mereka sebagai salah satu media komunikasi bencana sehingga masyarakat di daerah rawan bencana bisa mendapatkan informasi kebencanaan sehingga masyarakat tahu tindakan apa yang harus di ambil yang dapat meminimalisir jatuhnya korban jiwa Foto: ICBRR PMI Cab. Aceh Besar Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana Edisi April 2008 5 Berita Cabang Simulasi P MI Cabang Kota Sabang dengan program ICBRR nya melaksanakan simulasi bencana kebakaran hutan di kawasan gunung berapi yang berlokasi di kelurahan Jaboi Brawang. Simulasi ini dilaksanakan pada tanggal sembilan belas Februari 2008 yang berlangsung dari pukul delapan pagi sampai dengan pukul dua siang. Kawasan gunung berapi ini terletak lebih kurang lima kilometer dari pemukiman penduduk. Keberadaan gunung berapi ini juga menjadi ancaman bagi masyarakat di sekitarnya. Mengingat gunung berapi daerah yang berisiko tinggi terjadinya kebakaran hutan. Masyarakat telah melakukan uji coba pemadaman dengan air yang dicampur tanah sehingga apinya tidak menjalar. Itu merupakan cara awal untuk melakukan pemadaman. Karena kalau api telah melebar maka akan sukar untuk dipadamkan. Karena akses menuju ke gunung berapi sukar dilalui oleh armada pemadam kebakaran. Jadi salah satu upaya yang dilakukan program ICBRR PMI Cabang Kota Sabang dalam pengurangan resiko bencana yaitu melalui simulasi atau drill yang dilakukan oleh masyarakat yang telah diberi platihan. Diantaranya pelatihan manajemen bencana selama 6 hari. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pertolongan pertama. Simulasi ini ber- Foto: ICBRR PMI Cab. Kota Sabang Masyarakat desa Jaboi sedang menuruni lereng bukit untuk berusaha menjauhkan diri dari kebakaran hutan yang diakibatkan oleh gunung merapi tujuan untuk melatih kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana baik sebelum, sesudah atau pun saat terjadinya bencana. Dengan sering berlatih drill maka masyarakat sudah terbiasa melakukan upayaupaya pengurangan resiko. Untuk melaksanakan simulasi benar-benar diperlukan dukungan dari masyarakat, lurah dan anggota Sibat terlatih. Simulasi di gunung berapi ini dibuat skenarion masalah kebakaran hutan di kawasan gunung berapi. Pada malam harinya masyarakat melihat ada api yang menjalar di atas pegunungan. Se- hingga terjadilah kebakaran hutan. Melihat itu masyarakat langsung berdatangan ke kawasan dengan menghubungi tim Sibat dan masyarakat lainnya. Selain upaya meningkatkan kapasitas masyarakat Palang Merah Indonesia Cabang Kota Sabang juga mengupayakan advokasi-advokasi ke instansi terkait berkaitan dengan pengamanan gunung berapi yang mengancam masyarakat sekitarnya dan masyarakat luas pada umumnya. [Chairullah] Ti m r e l a w a n P M I sedang mengevakuasi seorang korban dalam simulasi menghindari kebakaran hutan dari gunung berapi di desa Jaboi Brawang Kota Sabang Foto: ICBRR PMI Cab. Kota Sabang 6 Edisi April 2008 Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana Info Sejuta Bencana yang Terencana di Indonesia Rusaknya Lingkungan Sumber Bencana di Indonesia Sumber: Walhi T erjadinya berbagai bencana yang terjadi di negeri ini selalu menyisakan duka bagi rakyat. Meski banyak retorika dibangun untuk mengatasi hal ini, baik pada masa Orde Baru maupun pada masa Orde Reformasi. Namun, seringkali tidak dibarengi dengan tindakan dan kebijakan nyata. Peningkatan bencana terus terjadi dari tahun ke tahun. Bahkan, sejak tahun 1988 sampai pertengahan 2003 jumlah bencana di Indonesia mencapai 647 bencana alam meliputi banjir, longsor, gempa bumi, dan angin topan, dengan jumlah korban jiwa sebanyak 2022 dan jumlah kerugian mencapai ratusan milyar. Jumlah tersebut belum termasuk bencana yang terjadi pertengahan tahun 2003 sampai pertengahan 2004 yang mencapai ratusan bencana dan mengakibatkan hampir 1000 korban jiwa. Dalam Environmental Outlook WALHI 2003 diungkapkan bahwa kita bangsa Indonesia tidak bisa lagi bangga dengan julukan Jamrud Khatulistiwa, karena pada kenyataannya, negeri kita adalah negeri sejuta bencana. Dalam setahun, yaitu tahun 2002, tercatat tidak kurang dari 14 bencana alam terjadi terutama banjir dan tanah longsor. Bencana tersebut menyebabkan lebih dari 101 orang meninggal, ribuan rumah rusak, jutaan hektar lahan pertanian rusak. Hal tersebut mengakibatkan kerugian trilyunan rupiah. Bencana struktural, bencana alam maupun bencana kemanusiaan terus terjadi. Dalam tahun 2002 tercatat bencana besar terjadi adalah langganan kebakaran hutan di Pontianak, Jambi, Palembang, banjir di Jakarta, Jawa Tengah, Semarang, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan beberapa lokasi lainnya. Fenomena banjir bandang dan tanah longsor adalah suatu fenomena alam yang jamak di muka bumi ini. Secara umum, ketika sebuah sistem aliran sungai yang memiliki tingkat kemiringan (gradien) sungai yang relatif tinggi (lebih dari 30% atau lebih dari 27 derajat) apabila di bagian hulunya terjadi hujan yang cukup lebat, maka potensi terjadinya banjir bandang relatif tinggi. Tingkat kemiringan sungai yang relatif curam ini dapat dikatakan sebagai faktor “bakat” atau bawaan. Sedangkan curah hujan adalah salah satu faktor pemicu saja. Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2003, tercatat telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia, di mana 85% dari bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor. Bencana Alam di Indonesia (1998-2003) Jenis Jumlah Kejadian Korban Jiwa Kerugian (juta rupiah) Banjir 302 1066 191.312 Longsor 245 645 13.928 Gempa bumi 38 306 100.000 Gunung berapi 16 2 n.a Angin topan 46 3 4.015 Jumlah 647 2022 Sumber: Bakornas PB Prosentase tersebut berarti bahwa bencana terbesar yang terjadi justru bencana yang bisa diatasi, diantisipasi kejadian dan resikonya. Bencana banjir dan tanah longsor adalah bencana yang terjadi bukan hanya karena faktor alamiah alam, namun lebih banyak karena campur tangan manusia. Bencana banjir dan tanah longsor merupakan bencana yang “bisa direncanakan”. Dalam kurun waktu 2003, terhitung bulan Januari 2003 sampai dengan November 2003, bencana kembali terjadi dengan intensitas yang sangat tinggi. Bencana-bencana besar, seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan kekeringan lebih banyak disebabkan oleh salah kelola lingkungan hidup. Hal ini terbukti dari berbagai bencana besar yang kita jelaskan, yaitu: Banjir dan Tanah Longsor Bencana di Bukit Lawang, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Bencana lingkungan besar kembali melanda kawasan Bahorok-Langkat, Sumatera Utara. Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin, 3 November 2003. Air bah yang datangnya dari hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) Bahorok telah memakan korban jiwa. Teridentifikasi korban yang meninggal 92 orang tewas dan 154 orang hilang. Menurut saksi mata, dari kejadian di lokasi Bahorok diperkirakan korban akan bertambah sampai ratusan orang. Karena sejumlah warga saat ini diidentifikasi telah hilang. Menurut saksi mata, masyarakat yang tidak mau disebutkan namanya di lokasi kejadian mengatakan bahwa potonganpotongan kayu tersebut berasal dari perambahan kayu liar yang dilakukan di dalam TNGL (Taman Nasional Gunung Leuser) wilayah Bahorok - Langkat dan sebagiannya di sekitar kawasan hutan Lawe Pakam Kutacane, Aceh Tenggara.Sungai Bohorok yang mengalir melalui Desa Bukit Lawang merupakan bagian dari DAS Sei Wampu. Kerusakan hutan di sub DAS Bohorok merupakan penyebab utama terjadinya banjir bandang tersebut. Penebangan yang diikuti dengan tanah longsor pada akhirnya menjadi 'senjata pemusnah massal' (weapon mass destruction) yang sangat mengerikan. Sementara itu, di wilayah Aceh Tenggara telah berulangkali terjadi perusakan kawasan hutan melalui kegiatan illegal logging oleh Para Pemegang IPK dan HGU yang tetap diberikan ijin meskipun letaknya bersebelahan dengan Taman Nasional Gunung Leuser. Akibat moral buruk pemegang ijin, perambahan hutan sengaja mencaplok TNGL. Selain itu, pembangunan infrastruktur jalan jalur pendukung Ladia Galaska antara lain pada ruas jalan Muara Situlen-Gelombang (Aceh Singkil berbatasan dengan Sumatera Utara) hingga akan menembus Bukit Lawang dan ruas Jalan Titi Pasir (Lawe Pakam)-Bahorok (Aceh TenggaraLangkat). Meskipun dalam rencana Ladia Galaska sang pemrakarsa (Pemda Provinsi NAD dan Menkimpraswil RI) menyatakan menunda pembangunan ruas jalan tersebut. Namun, pada tahun anggaran 2002 lalu telah mulai dikerjakan. Jalan Ladia Galaska telah dan akan menjadi jalan akses bagi kehancuran lebih lanjut Kawasan Ekosistem Leuser. [Bersambung...] Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana Edisi April 2008 7 Gallery R e d a k s i Pelindung: Ketua PMI Daerah NAD, Penanggung Jawab: Wakil Ketua PMI Daerah NAD Bidang Penanggulangan Bencana, Pemimpin Redaksi: Kepala Markas Daerah PMI NAD, Redaksi Pelaksana: Fauzi Husaini, T. Marwan, Hendri Yusfahmi, Riksan Abdillah, Syaribuni, Distribusi: Zulharmaijar, Darianto Manik, Marhamah Penerbit: Markas Daerah PMI Nanggroe Aceh Darussalam Jl. Tgk. Daud Beureueh Komp. Taman Ratu Safiatuddin Lampriet Banda Aceh, Telp./Fax. (+62651-7551001), Layout : [email protected] E-mail: [email protected], Web: http://buletinpertama.wordpress.com