jawa di kp. jawa juga ikut program icbrr

advertisement
Edisi III/April 2008
Palang
Merah
Indonesia
Pengurangan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat
JAWA DI KP. JAWA JUGA IKUT PROGRAM ICBRR
S
iang itu hari sangat panas, melintaslah 2 unit mobil Palang
Merah Indonesia Cabang kota Banda Aceh ke arah tempat
pembuangan akhir (TPA) sampah di kota Banda Aceh.
Biasanya yang melintas ke arah sana adalah truk dengan muatan
sampah dan sisa-sisa bagunan yang hancur akibat Tsunami yang
akan dibuang di tempat tersebut. Hari itu yamg melintas adalah
2 unit mobil yang biasanya digunakan untuk operasional
plaksanaan program ICBRR PMI Cabang Kota Banda Aceh, yaitu
satu unit mobil Double Cabin relawan sering menyebutnya
dengan sebutan ”DC” sedangkan yang satunya lagi adalah mobil
Kijang Kapsul yang bertuliskan ”Sumbangan PT Luxindo”, yang
merupakan mobil Ambulance. Kedatangan 2 mobil itu ke
wilayah tersebut bukanlah untuk meninjau TPA (Mobil DC) atau
mengevakuasi korban (Ambulance Luxindo) tapi untuk
melakukan perkenalan atau orientasi salah satu progran yang
dilaksanakan oleh PMI Cabang Kota Banda Aceh yaitu Program
Pengurangan Risiko terpadu Berbasis masyarakat atau
Integrated Community Based Risk Reduction (ICBRR) yaitu
Program yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama
dalam hal pengurangan resiko yang ditimbulkan akibat bencana,
baik itu bencana alam atau bencana akibat ulah manusia itu
sendiri.
Kedatangan tim PMI tersebut sudah ditunggu oleh kepala Desa
Kampung Jawa Sulaiman Ahmad yang akrab dipanggil Abu
beserta aparat desa serta 80 orang masyarakat Kampung Jawa.
Kegiatan Orientasi dibuka oleh oleh Wakil Ketua PMI Cabang
Kota Banda Aceh Bpk. Suburhan Pagan, SH yang menjelaskan
program-program yang ada di PMI Cabang Kota Banda Aceh juga
salah satunya adalah Program ICBRR, kemudian Project Officer
yang dibantu oleh Field Officer menjelaskan Program ICBRR dan
teknik perekrutan CDMC dan Sibat untuk tim penanggulangan
bencana tingkat desa.
Gempa Bumi
3
Foto: Ruslan
Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana
Masyrakat sangat menyambut baik program ICBRR
dilaksanakan di desa mereka, itu terlihat dari antusiasme
masyarakat menanyakan jenis-jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh program ICBRR di desa mereka, dan mereka
melihat penjelaskan yang diberikan oleh Tim PMI sangat
mengena dan mereka merasa program ini sangat bermanfaat
untuk mereka hari ini dan anak cucu mereka kelak. ”Kenapa
Program seperti ini baru sekarang dilaksanakan sekarang, saya
pikir program ini harus dilaksanakan di semua desa yang ada di
Banda Aceh karena banyaknya korban pada saat Tsunami
karena ketidaktahuan kami tentang bencana” tutur Amiruddin
salah satu masyarakat Gampong Jawa.
Pada saat Project Officer menjelaskan konsep dan strategi
serta pelaksanaan Program ICBRR menggunakan bahasa Aceh,
pada sesi tanya jawab salah satu peserta mengajukan
pertanyaan bagaimana sistem transfer informasi dari SIBAT ke
masyarakat dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam
logat Jawa. Project Officer mejelaskan dengan menggunakan
bahasa Aceh bahwa satu orang anggota SIBAT akan mentransfer
informasi dan pengetahuan yang mereka dapat dari pelatihan
yang dibuat oleh PMI kepada 10 KK, jadi dengan jumlah KK yang
ada di Kampong Jawa sejumlah 734 KK maka di kampong jawa
akan dibentuk 4 Team SIBAT yang masing-masing terdiri dari 20
orang yang diharapkan mampu menyampaikan informasi
kepada 800 KK.
Ibu Samsinar Bugis tidak mengerti penjelasan yang
disampaikan oleh Project Officer tersebut. Usut punya usut
rupanya Ibu Samsinar adalah orang Jawa yang sudah lama
menetap di Aceh. Sesudah Project Officer menjelaskan
kembali dalam bahasa Indonesia barulah ibu Samsinar dapat
memahami dengan baik dan juga menerima serta sangat
berharap program ini dijalankan di Kampong Jawa.
[Ruslan, STP]
Pelatihan Pertolongan
Pertama
4
Simulasi
6
Dari Redaksi
PERTAMA
A
lhamdulillah buletin PERTAMA
telah terbit dua edisi dan edisi
yang ada di tangan Anda sekarang
ini adalah edisi ketiga, dalam setiap
edisinya yang telah terbit tentu saja
masih banyak kekurangan-kekurangan
yang perlu diperbaiki, baik dari segi
penyajian informasinya, isi kandungan
yang dimuat, tampilan buletin PERTAMA
itu sendiri maupun tema-tema yang
diangkat dalam setiap edisinya. Oleh
karena itu untuk memperbaiki dan
menutupi kekurangan-kekurangan yang
ada mohon kepada para pembaca semua
untuk dapat memberikan kontribusinya
baik berupa masukan, saran, dan kritik
yang bersifat konstruktif untuk
menjadikan buletin PERTAMA milik
masyarakat ini lebik baik dan dapat
dipetik lebih banyak manfaatnya lagi di
edisi-edisi berikutnya nanti.
Sebagaimana tujuan awal penerbitan
buletin ini adalah untuk menyebarkan
informasi kebencanaan, sehingga dengan
tercerdaskannya pemahaman
masyarakat terhadap bencana, maka
tidak akan lebih banyak lagi memakan
korban di setiap bencana yang terjadi,
malah bisa sebaliknya.
Adapun kontribusi para pembaca semua
bisa dikirimkan ke alamat kantor
redaksi, alamat email ataupun ke
kontributor redaksi yang ada di empat
Cabang PMI area proyek program ICBRR
PMI-ARC.
Selamat membaca
Salam kemanusiaan
Redaksi
Sudahkah Anda Baca
Edisi Sebelumnya...?
Palang
Merah
Indonesia
Seluruh Staf dan Relawan Program ICBRR PMI-ARC
Mengucapkan Selamat Atas
KELAHIRANAN PUTRA PERTAMA
Dari Pasangan
SYARIBUN, S.HI
Redaksi menerima kritik dan saran yang
konstruktif untuk menjadikan media ini
lebih baik dan berguna bagi masyarakat
dalam menyebarkan informasi dan
meningkatkan kesadaran tentang
kebebencanaan.
Kirim ke alamat redaksi atau
Email:[email protected]
(Finance Officer Program ICBRR PMI-ARC
Markas PMI Daerah NAD)
&
BRIPTU ASY’ARI
Serta
KELAHIRAN PUTRI PERTAMA
Dari Pasangan
RUSLAN, S.TP
(Project Officer Program ICBRR PMI-ARC
Markas PMI Cabang Kota Banda Aceh)
&
Redaksi menerima tulisan berupa: feature, laporan, pengetahuan,wawasan atau karya tulis lainnya tentang penanganan bencana.
Syarat:
(1). Diketik rapi (MS. Word) ukuran kertas A4
(2). Sertakan foto/gambar ilustrasi yang mendukung tuLisan
(3). Tema berhubungan dengan misi kepalangmerahan
Atau kemanusiaan
Kirim ke alamat redaksi atau
Email:[email protected]
2
Edisi April 2008
CUT FAJRIANI, A.Ma
Dan Juga Dari Pasangan
YULIZA ZUHAIRA
(Finance & Assistant Program Officer
Program ICBRR PMI-ARC Markas PMI Cabang Kota Banda Aceh)
&
SYAMSUDDIN
Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana
Newsletter ini diterbitkan atas kerja sama
Palang Merah Indonesia
Daerah Nanggroe Aceh Darussalam
Dengan
Palang Merah Amerika
Palang
Merah
Indonesia
American
Red Cross
Wawasan
Gempa Bumi
G
empa bumi adalah getaran yang
terjadi permukaan bumi. Gempa
bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
Bumi kita walaupun padat, selalu
bergerak, dan gempa bumi terjadi
apabila tekanan yang terjadi karena
pergerakan itu sudah terlalu besar untuk
dapat ditahan.
Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi,
namun kebanyakan kecil dan tidak
menyebabkan kerusakan apa-apa.
Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi
gempa bumi besar, dan dapat terjadi
sesudah, sebelum, atau selepas gempa
bumi besar tersebut.
dengan gempa vulkanik, maka getaran
yang merusak bangunan kebanyakan
disebabkan oleh gempa tektonik. Gempa
bumi tektonik merupakan gempa bumi
yang paling sering terjadi. Bahkan
menurut para ahli gempa, setiap hari
terjadi gempa tektonik, namun tidak
dirasakan karena getarannya relatif
kecil.
Gempa bumi vulkanik
Gempa bumi vulkanik atau gunung berapi
terjadi berdekatan dengan gunung
berapi dan mempunyai bentuk keretakan
memanjang yang sama dengan gempa
bumi tektonik. Gempa bumi gunung
berapi disebabkan oleh pergerakan
magma ke atas dalam gunung berapi, di
mana geseran pada batu-batuan
menghasilkan gempa bumi.
Ketika magma bergerak ke permukaan
gunung berapi, ia bergerak dan
memecahkan batu-batuan serta
mengakibatkan getaran berkepanjangan
yang dapat bertahan dari beberapa jam
hingga beberapa hari.
Gempa bumi gunung
bera
Intensitas
Intensitas adalah besaran yang dipakai
untuk mengukur suatu gempa selain
dengan magnitude. Intensitas dapat
didefenisikan sebagai suatu besarnya
kerusakan disuatu tempat akibat gempa
bumi yang diukur berdasarkan kerusakan
yang terjadi. Harga intensitas merupakan
fungsi dari magnitude, jarak ke
ik
episenter, lama getaran, kedalaman
tekton
i
m
u
gempa, kondisi tanah dan keadaan
b
mi yang
pa
u
m
b
e
a
G
p
bangunan. Skala Intensitas
n
an gem
Modifikasi Mercalli (MMI) merupakan merupak
i. Bahka
d
a
j
r
e
t
g
skala intensitas yang lebih umum
,
g serin
n
i
l
a
gempa
p
i
l
h
dipakai.
a
a
r
a
lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat
terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa bumi seperti itu
dapat menjadi gejala akan terjadinya
letusan gunung berapi. Beberapa gempa
bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar
di balik dam, seperti Dam Karibia di
Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga)
juga dapat terjadi karena injeksi atau
akstraksi cairan dari/ke dalam bumi
(contoh. pada beberapa pembangkit listrik
tenaga panas bumi di Rocky Mountain
Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat
terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal
ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang
dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini
dinamakan juga seismisitas terinduksi
Persiapan menghadapi gempa bumi
Persiapan untuk keadaan darurat
(1)Menentukan tempat-tempat berlindung
yang aman jika terjadi gempa bumi.
Tempat berlindung yang aman adalah
tempat yang yang dapat melindungi anda
dari benda-benda yang jatuh atau mebel
yang ambruk, misalnya di bawah meja.
(2)Menyediakan air minum untuk
keperluan darurat. Bekas botol air
mineral dapat digunakan untuk
menyimpan air minum. Kebutuhan air
pa
urut p
m
minum biasanya dua sampai tig liter
n
e
e
g
i
m
d
a
j
Gempa Bumi Tektonik
n
r
a
e
k
t
a
i
s
r
sehari untuk satu orang. (3)
a
k dira
a
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh setiap h
d
i
t
n
tas ransel yang berisi
namu
kecil. Menyiapkan
,
perlepasan tenaga yang terjadi karena
f
k
i
i
t
n
a
l
o
(atau
dapat
diisi)
barang-barang yang
t
e
k
n ya r
pergeseran lempengan plat tektonik te
n
a
r
a
t
sangat
dibutuhkan
di tempat
e
seperti layaknya gelang karet ditarik karena g
p i pengungsian. Barang-barang yang sangat
dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga
terjadi di kawasan diperlukan dalam keadaan darurat
yang dihasilkan oleh tekanan antara
yang berdekatan dengan gunung misalnya: Lampu senter berikut baterai
batuan dikenal sebagai kecacatan berapi, seperti Pergunungan Cascade di cadangannya, Air minum,Kotak P3K berisi
tektonik. Teori dari tektonik plate (plat barat Laut Pasifik, Jepang, Dataran obat menghilangkan rasa sakit, plester,
tektonik) menjelaskan bahwa bumi Tinggi Islandia, and titik merah gunung pembalut dan sebagainya, Makanan yang
terdiri dari beberapa lapisan batuan, berapi seperti Hawaii.
tahan lama seperti biskuit, Sejumlah uang
sebagian besar area dari lapisan kerak itu
tunai, Buku tabungan, Korek api,
akan hanyut dan mengapung di lapisan Penyebab terjadinya gempa bumi
Lilin, Helm, Pakaian dalam, Barang-barang
seperti salju. Lapisan tersebut begerak Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari berharga yang harus dibawa di saat
perlahan sehingga berpecah-pecah dan pelepasan energi yang dihasilkan oleh keadaan darurat. (4) Mengencangkan
bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah tekanan yang dilakukan oleh lempengan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari
yang menyebabkan terjadinya gempa yang bergerak. Semakin lama tekanan itu pakaian) dengan langit-langit atau dinding
tektonik. Gempa bumi tektonik memang kian membesar dan akhirnya mencapai dengan menggunakan logam berbentuk
unik. Peta penyebarannya mengikuti pola pada keadaan dimana tekanan tersebut siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di
dan aturan yang khusus dan menyempit, tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran saat terjadi gempa bumi. (5) Mencegah
yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar
lempeng-lempeng tektonik yang akan terjadi.
tidak pecah berantakan di saat gempa
menyusun kerak bumi. Dalam ilmu Gempa bumi biasanya terjadi di bumi dengan memilih kaca yang kalau
kebumian (geologi), kerangka teoretis perbatasan lempengan lempengan pecah tidak berserakan dan melukai orang
tektonik lempeng merupakan postulat tersebut. Gempa bumi yang paling parah (Safety Glass) atau dengan menempelkan
untuk menjelaskanfenomena gempa b i a s a n y a t e r j a d i d i p e r b a t a s a n kaca film. (6) Mencari tahu lokasi tempat
bumi tektonik yang melanda hampir l e m p e n g a n k o m p r e s i o n a l d a n evakuasi dan rumah sakit yang terdekat.
seluruh kawasan, yang berdekatan translasional. Gempa bumi fokus dalam J i k a p e m e r i n t a h s e t e m p a t t i d a k
dengan batas pertemuan lempeng kemungkinan besar terjadi karena materi mempunyai tempat evakuasi, pastikan
tektonik. Gempa tektonik biasanya jauh lapisan litosfer yang terjepit kedalam anda tidak pergi ke tempat yang lebih
lebih kuat getarannya dibandingkan
mengalami transisi fase pada kedalaman
rendah atau tempat yang dekat dengan
Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana
Edisi April 2008
3
Berita Cabang
pinggir laut/sungai untuk menghindari
tsunami
Ketika Terjadi Gempa Bumi
(1) Matikan api kompor jika anda sedang
memasak. Matikan juga alat-alat
elektronik yang dapat menyebabkan
timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di
dapur, segera padamkan api dengan
menggunakan alat pemadam api. Jika
tidak mempunyai pemadam api gunakan
pasir atau karung basah. (2) Membuka
pintu dan mencari jalan keluar dari
rumah atau gedung. (3) Cari informasi
mengenai gempa bumi yang terjadi lewat
televisi atau radio. (4) Utamakan
keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi
kerusakan pada tempat Anda berada,
segeralah mengungsi ke tempat
pengungsian terdekat. (5) Tetap tenang
dan tidak terburu-buru keluar dari rumah
atau gedung. Tunggu sampai gempa
mereda, dan sesudah agak tenang, ambil
tas ransel berisi barang-barang keperluan
darurat dan keluar dari rumah/gedung
menuju ke lapangan sambil melindungi
kepala dengan helm atau barang-barang
yang dapat digunakan untuk melindungi
kepala dari benturan reruntuhan. (6) Jika
anda harus berjalan di tengah jalan raya,
berhati-hatilah terhadap papan reklame
yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba
rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan
benda-benda yang berjatuhan dari atas
gedung. (7) Pastikan tidak ada anggota
keluarga yang tertinggal pada saat pergi
ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah
tetangga dekat Anda untuk pergi
bersama-sama. (8) Jika gempa bumi
terjadi pada saat Anda sedang menyetir
kendaraan, jangan sekali-kali mengerem
dengan mendadak atau menggunakan
rem darurat. Kurangilah kecepatan
secara bertahap dan hentikan kendaraan
anda di bahu jalan. Jangan berhenti di
dekat pompa bensin, di bawah kabel
bertegangan tinggi, atau di bawah
jembatan penyeberangan.
Pelatihan Pertolongan Pertama
D
alam upaya kesiapsiagaan
bencana Program ICBRR PMI
Cabang Kota Sabang melakukan
kegiatan-kegiatan yang bersifat
mengurangi resiko terhadap suatu
bencana.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan di
setiap kelurahan target Program ICBRR
di kota Sabang. Kegitan-kegitan
tersebut yaitu Pelatihan Pertolongan
Pertama (Emergency First Aid) dimana
yang mendapat pelatihan tersebut
diberikan kepada anggota SIBAT yang
ada di 10 komunitas target Program
ICBRR. Sebelum mendapat pelatihan
Emergency First Aid, anggota SIBAT
terlebih dahulu diberikan pelatihan
Disaster Management (DM) selama 6
hari.
Dari pelatihan Pertolongan Pertama ini
diharapkan anggota SIBAT terlatih dapat
mensosialisasikan kembali kepada
masyarakat lainnya. Antara lain
berkaitan dengan cara-cara pertolo-
Ngan pertama pada saat sebelum dan
setelah terjadinya bencana. Selain itu
juga harus mengetahui cara-cara
penanganan dari kecelakaan atau efek
dari bencana yang ditimbulkan
menyangkut dengan bantuan dasar
sebelum mendapat pertolongan medis.
Peserta juga diharapkan mampu
menerapkan pengetahuan ini di
lingkungan keluarga dan masyarakat
sekitarnya.
Pelatihan ini dilaksanakan di 10
komunitas dalam dua kecamatan. Yaitu
Kecamatan Suka Karya dan Kecamatan
Suka Jaya. Sementara komunitas target
program ICBRR dari keseluruhan yang
ada di Kota Sabang yang telah
dilaksanakan pelatihan pertolongan
pertama yaitu: Kelurahan Ie Meulee,
Kelurahan Paya-Keuneukai, Kelurahan
Jaboy-Brawang, Kelurahan Kota Atas,
Kelurahan Kota Bawah Timur, Kelurahan
Kota Bawah Barat, Kelurahan Krueng
Raya dan Kelurahan Balohan. Dimana
pelatihan ini dilaksanakan selama lima
hari. [Chairullah, S.Pd]
[http://id.wikipedia.org]
Darah
Penyelamat Jiwa
Jadilah Donor
Darah Sukarela
hubungi PMI Cabang terdekat
Foto: ICBRR PMI Cab. Kota Sabang
4
Edisi April 2008
Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana
Berita Cabang
yang merupakan anggota masyarakat di
lingkungan tersebut. Tim Sibat adalah
milik masyarakat, berasal dari
masyarakat dan bekerja untuk
masyarakat. Kader tim Sibat tidak hanya
berfungsi sebagai narasumber dalam
pendampingan dan pembinaan di desa
atau kelurahan, tetapi juga harus dapat
berperan aktif sebagai fasilitator,
motivator, dan motor penggerak kegiatan
kesiapsiagaan bencana, dampak
kesehatan, lingkungan, dan masalah
sosial lainnya maupun tanggap darurat
bencana.
Foto: ICBRR PMI Cab. Kota Banda Aceh
Disaster Management dan Kepalangmerahan
P
rogram ICBRR merupakan program
pengurangan risiko bencana
terpadu berbasis masyarakat yang
menempatkan masyarakat sebagai
pelaku utama. Program ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat rentan.
Kelurahan kampung Mulia
Ling.T.Diluepue merupakan salah
satunya kelurahan yang terkena dampak
langsung Tsunami. Dampak Tsunami yang
masih dapat dilihat yaitu kerusakan
lingkungan, dimana kerentanan yang
sering terjadi di lingkungan tersebut
adalah banjir akibat jebolnya tanggul
saat peristiwa Tsunami 26 Desember
2004 lalu dan telah merusak tatanan
sosial di lingkungan tersebut.
Pelatihan disaster management atau
manajemen bencana dan
kepalangmerahan adalah salah satu
aktifitas yang bertujuan untuk
peningkatan kapasitas pengetahuan dan
pertahanan desa dalam bidang
kesiapsiagaan bencana. Mengingat
kesiapsiagaan bencana sangat penting di
kelurahan tersebut maka di bentuklah
tim Sibat yaitu tim siaga bencana
berbasis masyarakat karena
masyarakatlah yang menjadi first
respondent yaitu orang yang pertama kali
dituntut untuk merespon terhadap
bencana yang terjadi. Program ICBRR PMI
Cab Kota Banda Aceh telah melaksanakan
pelatihan bagi tim Sibat Kelurahan Mulia
Ling. T.Diluepue pada tanggal 24 sampai
dengan 29 Maret 2008. Peserta yang
mengikuti pelatihan sebanyak 20 orang
Pelatihan Sibat mendapatkan respon
yang positif dari masyarakat. Peserta
sangat aktif dan antusias dalam
mengikuti pelatihan. Pelatihan Sibat di
fasilitasi oleh empat fasilitator. Pelatihan
ini merupakan pembekalan pengetahuan
bencana dan bagaimana upaya
pengurangan resiko bencana. Hasil yang
di harapkan kepada masyarakat dan
anggota Sibat yang telah terlatih yaitu
dapat merespon bencana secara cepat
dan tepat. Mereka sangat menharapkan
kegiatan ini terus berlanjut. ”Kami
sangat bersyukur dan berterima kasih
sekali kepada PMI yang telah bersedia
memberikan pelatihan ini dan kami
berharap kegiatan yang seperti ini terus
berlanjut sehingga kemampuan kami
dalam membantu masyarakat akan lebih
baik”, tutur Suwardi komandan Sibat
Lingkungan T. Dileupu pada sesi
penutupan pelatihan.
[Irma Susanti]
Anggota masyarakat di komunitas
Aceh Besar sedang mencoba
menggunakan radio transistor yang
dibagikan kepada mereka sebagai
salah satu media komunikasi
bencana sehingga masyarakat di
daerah rawan bencana bisa
mendapatkan informasi
kebencanaan sehingga masyarakat
tahu tindakan apa yang harus di
ambil yang dapat meminimalisir
jatuhnya korban jiwa
Foto: ICBRR PMI Cab. Aceh Besar
Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana
Edisi April 2008
5
Berita Cabang
Simulasi
P
MI Cabang Kota Sabang dengan
program ICBRR nya
melaksanakan simulasi bencana
kebakaran hutan di kawasan gunung
berapi yang berlokasi di kelurahan
Jaboi Brawang. Simulasi ini
dilaksanakan pada tanggal sembilan
belas Februari 2008 yang berlangsung
dari pukul delapan pagi sampai dengan
pukul dua siang. Kawasan gunung
berapi ini terletak lebih kurang lima
kilometer dari pemukiman penduduk.
Keberadaan gunung berapi ini juga
menjadi ancaman bagi masyarakat di
sekitarnya.
Mengingat gunung berapi daerah yang
berisiko tinggi terjadinya kebakaran
hutan. Masyarakat telah melakukan uji
coba pemadaman dengan air yang
dicampur tanah sehingga apinya tidak
menjalar. Itu merupakan cara awal
untuk melakukan pemadaman. Karena
kalau api telah melebar maka akan
sukar untuk dipadamkan. Karena akses
menuju ke gunung berapi sukar dilalui
oleh armada pemadam kebakaran.
Jadi salah satu upaya yang dilakukan
program ICBRR PMI Cabang Kota
Sabang dalam pengurangan resiko
bencana yaitu melalui simulasi atau
drill yang dilakukan oleh masyarakat
yang telah diberi platihan.
Diantaranya pelatihan manajemen
bencana selama 6 hari. Kemudian
dilanjutkan dengan pelatihan
pertolongan pertama. Simulasi ini ber-
Foto: ICBRR PMI Cab. Kota Sabang
Masyarakat desa Jaboi sedang menuruni lereng bukit untuk berusaha menjauhkan diri dari kebakaran
hutan yang diakibatkan oleh gunung merapi
tujuan untuk melatih kesiapsiagaan
masyarakat dalam menghadapi
bencana baik sebelum, sesudah atau
pun saat terjadinya bencana. Dengan
sering berlatih drill maka masyarakat
sudah terbiasa melakukan upayaupaya pengurangan resiko. Untuk
melaksanakan simulasi benar-benar
diperlukan dukungan dari masyarakat,
lurah dan anggota Sibat terlatih.
Simulasi di gunung berapi ini dibuat
skenarion masalah kebakaran hutan di
kawasan gunung berapi. Pada malam
harinya masyarakat melihat ada api
yang menjalar di atas pegunungan. Se-
hingga terjadilah kebakaran hutan.
Melihat itu masyarakat langsung
berdatangan ke kawasan dengan
menghubungi tim Sibat dan
masyarakat lainnya.
Selain upaya meningkatkan kapasitas
masyarakat Palang Merah Indonesia
Cabang Kota Sabang juga
mengupayakan advokasi-advokasi ke
instansi terkait berkaitan dengan
pengamanan gunung berapi yang
mengancam masyarakat sekitarnya
dan masyarakat luas pada umumnya.
[Chairullah]
Ti m r e l a w a n P M I
sedang mengevakuasi
seorang korban dalam
simulasi menghindari
kebakaran hutan dari
gunung berapi di desa
Jaboi Brawang Kota
Sabang
Foto: ICBRR PMI Cab. Kota Sabang
6
Edisi April 2008
Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana
Info
Sejuta Bencana yang Terencana di Indonesia
Rusaknya Lingkungan Sumber Bencana di Indonesia
Sumber: Walhi
T
erjadinya berbagai bencana yang terjadi di negeri ini
selalu menyisakan duka bagi rakyat. Meski banyak
retorika dibangun untuk mengatasi hal ini, baik pada
masa Orde Baru maupun pada masa Orde Reformasi. Namun,
seringkali tidak dibarengi dengan tindakan dan kebijakan
nyata. Peningkatan bencana terus terjadi dari tahun ke
tahun. Bahkan, sejak tahun 1988 sampai pertengahan 2003
jumlah bencana di Indonesia mencapai 647 bencana alam
meliputi banjir, longsor, gempa bumi, dan angin topan,
dengan jumlah korban jiwa sebanyak 2022 dan jumlah
kerugian mencapai ratusan milyar. Jumlah tersebut belum
termasuk bencana yang terjadi pertengahan tahun 2003
sampai pertengahan 2004 yang mencapai ratusan bencana
dan mengakibatkan hampir 1000 korban jiwa.
Dalam Environmental Outlook WALHI 2003 diungkapkan
bahwa kita bangsa Indonesia tidak bisa lagi bangga dengan
julukan Jamrud Khatulistiwa, karena pada kenyataannya,
negeri kita adalah negeri sejuta bencana. Dalam setahun,
yaitu tahun 2002, tercatat tidak kurang dari 14 bencana alam
terjadi terutama banjir dan tanah longsor. Bencana tersebut
menyebabkan lebih dari 101 orang meninggal, ribuan rumah
rusak, jutaan hektar lahan pertanian rusak. Hal tersebut
mengakibatkan kerugian trilyunan rupiah.
Bencana struktural, bencana alam maupun bencana
kemanusiaan terus terjadi. Dalam tahun 2002 tercatat
bencana besar terjadi adalah langganan kebakaran hutan di
Pontianak, Jambi, Palembang, banjir di Jakarta, Jawa
Tengah, Semarang, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan
beberapa lokasi lainnya.
Fenomena banjir bandang dan tanah longsor adalah suatu
fenomena alam yang jamak di muka bumi ini. Secara umum,
ketika sebuah sistem aliran sungai yang memiliki tingkat
kemiringan (gradien) sungai yang relatif tinggi (lebih dari
30% atau lebih dari 27 derajat) apabila di bagian hulunya
terjadi hujan yang cukup lebat, maka potensi terjadinya
banjir bandang relatif tinggi. Tingkat kemiringan sungai yang
relatif curam ini dapat dikatakan sebagai faktor “bakat” atau
bawaan. Sedangkan curah hujan adalah salah satu faktor
pemicu saja.
Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2003, tercatat telah
terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia, di mana 85% dari
bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor.
Bencana Alam di Indonesia (1998-2003)
Jenis
Jumlah Kejadian
Korban Jiwa Kerugian (juta rupiah)
Banjir
302
1066
191.312
Longsor
245
645
13.928
Gempa bumi
38
306
100.000
Gunung berapi 16
2
n.a
Angin topan
46
3
4.015
Jumlah
647
2022
Sumber: Bakornas PB
Prosentase tersebut berarti bahwa bencana terbesar yang
terjadi justru bencana yang bisa diatasi, diantisipasi
kejadian dan resikonya. Bencana banjir dan tanah longsor
adalah bencana yang terjadi bukan hanya karena faktor
alamiah alam, namun lebih banyak karena campur tangan
manusia. Bencana banjir dan tanah longsor merupakan
bencana yang “bisa direncanakan”.
Dalam kurun waktu 2003, terhitung bulan Januari 2003
sampai dengan November 2003, bencana kembali terjadi
dengan intensitas yang sangat tinggi. Bencana-bencana
besar, seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan
kekeringan lebih banyak disebabkan oleh salah kelola
lingkungan hidup.
Hal ini terbukti dari berbagai bencana besar yang kita
jelaskan, yaitu:
Banjir dan Tanah Longsor
Bencana di Bukit Lawang, Kecamatan Bohorok, Kabupaten
Langkat, Sumatera Utara.
Bencana lingkungan besar kembali melanda kawasan
Bahorok-Langkat, Sumatera Utara. Peristiwa tragis ini
terjadi pada Senin, 3 November 2003. Air bah yang
datangnya dari hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) Bahorok
telah memakan korban jiwa. Teridentifikasi korban yang
meninggal 92 orang tewas dan 154 orang hilang. Menurut
saksi mata, dari kejadian di lokasi Bahorok diperkirakan
korban akan bertambah sampai ratusan orang. Karena
sejumlah warga saat ini diidentifikasi telah hilang.
Menurut saksi mata, masyarakat yang tidak mau disebutkan
namanya di lokasi kejadian mengatakan bahwa potonganpotongan kayu tersebut berasal dari perambahan kayu liar
yang dilakukan di dalam TNGL (Taman Nasional Gunung
Leuser) wilayah Bahorok - Langkat dan sebagiannya di
sekitar kawasan hutan Lawe Pakam
Kutacane, Aceh
Tenggara.Sungai Bohorok yang mengalir melalui Desa Bukit
Lawang merupakan bagian dari DAS Sei Wampu. Kerusakan
hutan di sub DAS Bohorok merupakan penyebab utama
terjadinya banjir bandang tersebut. Penebangan yang
diikuti dengan tanah longsor pada akhirnya menjadi 'senjata
pemusnah massal' (weapon mass destruction) yang sangat
mengerikan.
Sementara itu, di wilayah Aceh Tenggara telah berulangkali
terjadi perusakan kawasan hutan melalui kegiatan illegal
logging oleh Para Pemegang IPK dan HGU yang tetap
diberikan ijin meskipun letaknya bersebelahan dengan
Taman Nasional Gunung Leuser. Akibat moral buruk
pemegang ijin, perambahan hutan sengaja mencaplok
TNGL. Selain itu, pembangunan infrastruktur jalan jalur
pendukung Ladia Galaska antara lain pada ruas jalan Muara
Situlen-Gelombang (Aceh Singkil berbatasan dengan
Sumatera Utara) hingga akan menembus Bukit Lawang dan
ruas Jalan Titi Pasir (Lawe Pakam)-Bahorok (Aceh TenggaraLangkat). Meskipun dalam rencana Ladia Galaska sang
pemrakarsa (Pemda Provinsi NAD dan Menkimpraswil RI)
menyatakan menunda pembangunan ruas jalan tersebut.
Namun, pada tahun anggaran 2002 lalu telah mulai
dikerjakan. Jalan Ladia Galaska telah dan akan menjadi
jalan akses bagi kehancuran lebih lanjut Kawasan Ekosistem
Leuser.
[Bersambung...]
Media Komunikasi Kesiapsiagaan Bencana
Edisi April 2008
7
Gallery
R e d a k s i
Pelindung: Ketua PMI Daerah NAD, Penanggung Jawab: Wakil Ketua PMI Daerah NAD Bidang
Penanggulangan Bencana, Pemimpin Redaksi: Kepala Markas Daerah PMI NAD, Redaksi
Pelaksana: Fauzi Husaini, T. Marwan, Hendri Yusfahmi, Riksan Abdillah, Syaribuni, Distribusi:
Zulharmaijar, Darianto Manik, Marhamah Penerbit: Markas Daerah PMI Nanggroe Aceh
Darussalam Jl. Tgk. Daud Beureueh Komp. Taman Ratu Safiatuddin Lampriet Banda Aceh,
Telp./Fax. (+62651-7551001), Layout : [email protected]
E-mail: [email protected], Web: http://buletinpertama.wordpress.com
Download