TEORI BUDAYA ORGANISASI BERDASARKAN PENELITIAN CLIFFORT GERTZ, MICHAEL PACANOWSKY, DAN NICK O`DONNEL TRUJILLO Oleh: SUMADI MUSLIH ARIS HANDAYANI MUKTI ALI Dosen: PROF.H. DEDDY MULYANA, MA, P.hD. PROGRAM DOKTOR ILMU KOMUNIKASI MATA KULIAH TEORI KOMUNIKASI 2009 PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI Kebudayaan menyinggung daya cipta bebas dan serba ganda dari manusia dalam alam dunia. Manusia pelaku kebudayaan. Ia menjalankan kegiatannya untuk mencapai sesuatu yang berharga bagi dirinya, dan dengan demikian nilai kemanusiannya menjadi lebih nyata (BAKKER JWM). Kebudayaan singkatnya adalah penciptaan penertiban dan pengolahan nilai-nilai insani Organization is a collection of people working together in a division of labor to achieve a common purpose. Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. J.R. Schermerhorn Berdarakan pengertian kebudayaan dan organisasi di atas, budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar (Basic Assumption), kemudian Tingkatan Nilai (Value), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan Budaya organisasi merupakan bentuk keyakinan, nilai, cara yang bisa dipelajari untuk mengatasi dan hidup dalam organisasi, budaya organisasi itu cenderung untuk diwujudkan oleh anggota organisasi (Brown, 1998: 34) Robin (2003): Budaya organisasi itu merupakan suatu system nilai yang dipegang dan dilakukan oleh anggota organisasi. Sistem nilai budaya organisasi: inovasi dan pengambilan resiko, perhatian rinci, orientasi hasil, orientasi pada manusia, orientasi tim, keagresifan, dan stabilitas. Perspektif interpretif (subjektif) melihat budaya organisasi sebagai proses-proses pembentukan pemahaman yang membentuk realitas organisasi dan dengan demikian memberi makna kepada keanggotaannya. Pacanowsky da O`Donnel-Trujillo (1982) berpendapat bahwa ketika para anggota mewujudkan konstruk-konstruk, praktikpraktik, dan ritual ini merupakan pencapaian kecil yang termasuk dalam pencapaian yang lebih besar lagi dalam budaya organisasi. Yang penting dalam konsep pemahaman budaya ini adalah makna simbolisme untuk anggota-anggota organisasi ketika mereka membentuk realitas organisasi dan ketika mereka dibentuk oleh konstruk-konstruk mereka sendiri Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara- cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi. Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggotaanggota organisasi itu. Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi CIRI-CIRI BUDAYA ORGANISASI Robbins (1996) Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik. FUNGSI BUDAYA ORGANISASI Nelson dan Quick (1997) Perasaan Identitas dan Menambah Komitmen Organisasi Alat Pengorganisasian Anggota Menguatkan Nilai-Nilai dalam Organisasi Mekanisme Kontrol Prilaku TIPE BUDAYA ORGANISASI Budaya Birokrasi Budaya Inovatif Budaya Suporatif UNSUR PEMBENTUK BUDAYA ORGANISASI Deal & Kennedi Ligkungan Usaha Nialai-nilai Pahlawan Ritual Jaringan budaya PROSES PEMBENTUKAN BUDAYA ORGANISASI Kotter dan Hasket Manager Puncak Perilaku Organisasi Hasil Budaya ASUMSI TEORI BUDAYA ORGANISASI Pacanowsky dan O'Donnell Trujillo Anggota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi: berhubungan dengan pentingnya orang di dalam kehidupan organisasi Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting dalam budaya organisasi Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga beragam: Sederhananya, budaya organisasi sangatlah bervariasi. Persepsi mengenai tindakan dan aktivitas di dalam budayabudaya ini juga seberagam budaya itu sendiri METODOLOGI CLIFFORT GERTZ, MICHAEL PACANOWSKY, DAN NICK O`DONNEL TRUJILLO DALAM MENKAJI BUDAYA ORGANISASI ETNOGRAFI PERFORMA KOMUNIKASI SEBAGAI PEMBENTUK BUDAYA ORGANISASI Performa (performance) adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik dari pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi. Performa organisasi sering kali memiliki unsur teatrikal, di mana baik supervisor maupun karyawan memilih untuk mengambil peranan atau bagian tertentu dalam organisasi mereka. MACAM-MACAM PERFORMA Pacanowsky dan O'Donnell Trujillo Performa Ritual Semua performa komunikasi yang terjadi secara teratur dan berulang. Ritual terdiri atas empat jenis: personal, tugas, sosial, dan organisasi. Performa Hasrat Kisah-kisah mengenai organisasi yang sering kali diceritakan secara antusias oleh para anggota organisasi dengan orang lain disebut performa hasrat (passion performance). Sering kali, orang dalam organisasi menjadi begitu menggebu-gebu dalam bercerita Performa Sosial Performa sosial (socialperformance) merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan untuk mendorong kerja sama di antara anggota organisasi. Performa Politis Budaya ini sedang menjalankan kekuasaan atau kontrol. Walaupun demikian, karena kebanyak organisasi bersifat hierarkis: Harus ada seseorang dengan kekuasaan untuk mencapai segala sesuatu dan memiliki cukup kontrol untuk mempertahankan dasardasar yang ada Performa Enkulturasi Performa enkulturasi (enculturation performance) merujukpada bagaimana anggota mendapatkan pengetahuan dan keahlian untuk dapat menjadi anggota organisasi yang mampu berkontribusi. Peforma-performa ini dapat berupa sesuatu yang berani maupun hati-hati, dan performa ini mendemonstrasikan kompetensi seorang anggota dalam sebuah organisasi KRITIK Heurisme Daya tarik Teori Budaya Organisasi telah begitu luas dan jauh, sehingga menyebabkan teori ini bersifat heuristik. Kegunaan Teori ini berguna karena informasinya dapat diterapkan pada hampir semua karyawan di dalam sebuah organisasi. Pendekatan ini berguna karena banyak informasi dari teori (misalnya, simbol, kisah, ritual) memiliki hubungan langsung pada bagaimana karyawan bekerja dan identifikasi mereka terhadap lingkungan kerja mereka Konsistensi Logis Pacanowsky dan O'Donnell Trujillo berusaha untuk memegang teguh keyakinan mereka bahwa budaya organisasi sangat kaya dan beragam; mereka merasa bahwa mendengarkan performa komunikatif dari anggota organisasi adalah CARA bagi kita untuk memahami "budaya korporat" Walaupun demikian, beberapa yakin bahwa teori ini kurang dalam hal konsistensi. Eric Eisenberg dan H.L. Goodall (2004) misalnya, mengamati bahwa Teori Budaya Organisasi bergantung sepenuhnya pada makna yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota organisasi TERIMA KASIH WASSALAMMU`ALAIKUM SEMOGA BERMANFAAT