Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip 1 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip KATA PENGANTAR Tahun 2016 merupakan seminar tahunan ke VI yang diselenggarakan oleh FPIK UNDIP. Kegiatan seminar ini telah dimulai sejak tahun 2007 dan dilaksanakan secara berkala. Tema kegiatan seminar dari tahun ketahun bervariatif mengikuti perkembangan isu terkini di sektor perikanan dan kelautan. Kegiatan seminar ini merupakan salah satu bentuk kontribusi perguruan tinggi khususnya FPIK UNDIP dalam upaya mendukung pembangunan di sektor perikanan dan kelautan. IPTEK sangat diperlukan untuk mendukung pembangunan sehingga tujuan pembangunan dapat tercapai dan bermanfaat bagi kemakmuran rakyat. Dalam implementasi pembangunan selalu ada dampak yang ditimbulkan. Untuk itu, diperlukan suatu upaya agar dampak negatif dapat diminimalisir atau bahkan tidak terjadi. Oleh karena itu, Seminar ini bertemakan tentang Aplikasi IPTEK Perikanan dan Kelautan dalam Mitigasi Bencana dan Degradasi Wilayah Pesisir, Laut dan PulauPulau Kecil. Pada kesempatan kali ini, diharapkan IPTEK hasil penelitian mengenai pengelolaan, mitigasi bencana dan degradasi wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil dapat terpublikasikan sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembangunan yang berkelanjutan dan dapat menjaga kelestarian lingkungan. Seminar Tahunan Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI merupakan kolaborasi FPIK UNDIP dan Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir (PKMBRP) UNDIP. Pada kesempatan ini kami selaku panitia penyelenggara mengucapkan terimakasih kepada pemakalah, reviewer, peserta serta Pertamina EP Asset 3 Tambun Field yang telah mendukung kegiatan Seminar Tahunan Penelitian Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan VI sehingga dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga hasil seminar ini dapat memberikan kontribusi dalam upaya mitigasi bencana dan rehabilitasi pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Semarang, Juni 2017 Panitia ii Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip SUSUNAN PANITIA SEMINAR Pembina : Dekan FPIK Undip Prof. Dr. Ir. Agus Sabdono, M.Sc Penanggung jawab : Wakil Dekan Bidang IV Tita Elvita Sari, S.Pi., M.Sc., Ph.D Ketua : Dr.Sc. Anindya Wirasatriya, ST, M.Si., M.Sc Wakil Ketua : Dr.Ir. Suryanti, M.Pi Sekretaris I : Faik Kurohman, S.Pi, M.Si Sekretaris II : Wiwiet Teguh T, SPi, MSi Bendahara I : Ir. Nirwani, MSi Bendahara II : Retno Ayu K, S.Pi., M.Sc Kesekretariatan : 1. Dr. Agus Trianto, ST., M.Sc 2. Dr. Denny Nugroho, ST, M.Si 3. Kukuh Eko Prihantoko, S.Pi., M.Si 4. Sigit Febrianto, S.Kel., M.Si 5. Lukita P., STP, M.Sc 6. Lilik Maslukah, ST., M.Si 7. Ir. Ria Azizah, M.Si Acara dan Sidang : 1. Dr. Aristi Dian P.F., S.Pi., M.Si 2. Dr. Ir. Diah Permata W., M.Sc 3. Ir. Retno Hartati, M.Sc 4. Dr. Muhammad Helmi, S.Si., M.Si Konsumsi : 1. Ir. Siti Rudiyanti, M.Si 2. Ir. Sri Redjeki, M.Si 3. Ir. Ken Suwartimah, M.Si Perlengkapan : 1. Bogi Budi J., S.Pi., M.Si 2. A. Harjuno Condro, S.Pi, M.Si iii Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip DEWAN REDAKSI PROSIDING SEMINAR NASIONAL TAHUNAN KE-VI HASIL-HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN Diterbitkan oleh Penanggung jawab Pengarah Tim Editor Reviewer Desain sampul Layout dan tata letak Alamat redaksi : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro bekerjasama dengan Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir serta Pertamina EP Asset 3 Tambun Field : Dekan FPIK Undip (Prof. Dr. Ir. Agus Sabdono, M.Sc) Wakil Dekan Bidang IV (Tita Elvita Sari, S.Pi., M.Sc., Ph.D) : 1. Dr. Denny Nugroho, ST, M.Si (Kadept. Oceanografi) 2. Dr. Ir. Diah Permata W., M.Sc (Kadept. Ilmu Kelautan) 3. Dr. Ir. Haeruddin, M.Si (Kadept. Manajemen SD. Akuatik) 4. Dr. Aristi Dian P.F., S.Pi., M.Si (Kadept. Perikanan Tangkap 5. Dr. Ir. Eko Nur C, M.Sc (Kadept. Teknologi Hasil Perikanan 6. Dr. Ir. Sardjito, M.App.Sc (Kadept. Akuakultur) : 1. Dr. Sc. Anindya Wirasatriya, ST, M.Si., M.Sc 2. Dr. Ir. Suryanti, M.Pi 3. Faik Kurohman, S.Pi, Msi 4. Wiwiet Teguh T, S.Pi., M.Si 5. Ir. Nirwani, Msi 6. Retno Ayu K, S.Pi., M.Sc 7. Dr. Aristi Dian P.F., S.Pi., M.Si 8. Dr. Ir. Diah Permata W., M.Sc 9. Ir. Retno Hartati, M.Sc 10. Dr. Muhammad Helmi, S.Si., M.Si : 1. Dr. Agus Trianto, ST., M.Sc 2. Dr. Denny Nugroho, ST, M.Si 3. Sigit Febrianto, S.Kel., M.Si 4. Lukita P., STP, M.Sc 5. Ir. Ria Azizah, M.Si 6. Lilik Maslukah, ST., M.Si 7. Ir. Siti Rudiyanti, M.Si 8. Ir. Sri Redjeki, M.Si 9. Ir. Ken Suwartimah, M.Si 10. Bogi Budi J., S.Pi., M.Si 11. A. Harjuno Condro, S.Pi, M.Si : Kukuh Eko Prihantoko, S.Pi., M.Si : Divta Pratama Yudistira : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275 Telpn/ Fax: 024 7474698 iv Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii SUSUNAN PANITIA SEMINAR ........................................................................ iii DEWAN REDAKSI............................................................................................... iv DAFTAR ISI .......................................................................................................... v Aplikasi IPTEK Perikanan dan Kelautan dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil (Pemanfaatan Sumberdaya Perairan) 1. Research About Stock Condition of Skipjack Tuna (Katsuwonus pelamis) in Gulf of Bone South Sulawesi, Indonesia .............................. 2. Keberhasilan Usaha Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Perajin Batik Mangrove dalam Perbaikan Mutu dan Peningkatan Hasil Produksi di Mangkang Wetan, Semarang .............................................. 3. Pengelolaan Perikanan Cakalang Berkelanjutan Melalui Studi Optimalisasi dan Pendekatan Bioekonomi di Kota Kendari ................ 4. Kajian Pengembangan Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi sebagai Kampung Wisata Bahari ......... 5. Kajian Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove di Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi .................................. 6. Studi Pemetaan Aset Nelayan di Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi ...................................................... 7. Hubungan Antara Daerah Penangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) dengan Parameter Oseanografi di Perairan Tegal, Jawa Tengah ........................................................................................................ 8. Komposisi Jenis Hiu dan Distribusi Titik Penangkapannya di Perairan Pesisir Cilacap, Jawa Tengah ................................................... 9. Analisis Pengembangan Fasilitas Pelabuhan yang Berwawasan Lingkungan (Ecoport) di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Jembrana Bali ................................................................ 10. Anallisis Kepuasan Pengguna Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Jembrana Bali .................................................... 11. Effect of Different Soaking Time in Coconut Shell Liquid Smoke to The Profile of Lipids Cats Fish (Clarias batrachus) Smoke ................... 1 15 22 33 47 55 67 82 93 110 124 v Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip Rehabilitasi Ekosistem: Mangrove, Terumbu Karang dan Padang Lamun 1. Pola Pertumbuhan, Respon Osmotik dan Tingkat Kematangan Gonad Kerang Polymesoda erosa di Perairan Teluk Youtefa Jayapura Papua ......................................................................................... 2. Pemetaan Pola Sebaran Sand Dollar dengan Menggunakan Citra Satelit Landsat di Pulau Menjangan Besar, Taman Nasional Karimun Jawa ........................................................................................... 3. Kelimpahan dan Pola Sebaran Echinodermata di Pulau Karimunjawa, Jepara ............................................................................... 4. Struktur Komunitas Teripang (Holothiroidea) di Perairan Pulau Karimunjawa, Taman Nasioanl Karimunjawa, Jepara ........................ 135 147 159 173 Bencana Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil: Ilmu Bencana dan Dampak Bencana 1. Kontribusi Nutrien N dan P dari Sungai Serang dan Wiso ke Perairan Jepara ......................................................................................... 2. Kelimpahan, Keanekaragaman dan Tingkat Kerja Osmotik Larva Ikan pada Perairan Bervegetasi Lamun dan atau Rumput Laut di Perairan Pantai Jepara ............................................................................. 3. Pengaruh Fenomena Monsun, El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) Terhadap Anomali Tinggi Muka Laut di Utara dan Selatan Pulau Jawa.................................................... 4. Penilaian Pengkayaan Logam Timbal (Pb) dan Tingkat Kontaminasi Air Ballast di Perairan Tanjung Api-api, Sumatera Selatan ................ 5. KajianPotensi Energi Arus Laut di Selat Toyapakeh, Nusa Penida Bali .............................................................................................................. 6. Bioakumulasi Logam Berat Timpal pada Berbagai Ukuran Kerang Corbicula javanica di Sungai Maros ........................................................ 7. Analisis Data Ekstrim Tinggi Gelombang di Perairan Utara Semarang Menggunakan Generalized Pareto Disttribution ................... 8. Kajian Karakteristik Arus Laut di Kepulauan Karimunjawa, Jepara 9. Cu dan Pb dalam Ikan Juaro (Pangasius polyuronodon) dan Sembilang (Paraplotosus albilabris) yang Tertangkap di Sungai Musi Bagian Hilir, Sumatera Selatan................................................................ 10. Kajian Perubahan Spasial Delta Wulan Demak dalam Pengelolaan Berkelanjutan Wilayah Pesisir ................................................................. 11. Biokonsentrasi Logam Plumbum (Pb) pada Berbagai Ukuran Panjang Cangkang Kerang Hijau (Perna viridis) dari Perairan Teluk Semarang .................................................................................................... 183 192 205 218 225 235 243 254 264 271 277 vi Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip 12. Hubungan Kandungan Bahan Organik Sedimen dengan Kelimpahan Sand Dollar di Pulau Cemara Kecil Karimunjawa, Jepara ......................................................................................................... 13. Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) dalam Air, Sedimen, dan Jaringan Lunak Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Sayung, Kabupaten Demak ..................................................................................... 287 301 Bioteknologi Kelautan: Bioremidiasi, Pangan, Obat-obatan ............................ 1. Pengaruh Lama Perendaman Kerang Hijau (Perna virdis) dalam Larutan Nanas (Ananas comosus) Terhadap Penurunan Kadar Logam Timbal (Pb) ................................................................................... 2. Biodiesel dari Hasil Samping Industri Pengalengan dan Penepungan Ikan Lemuru di Muncar ........................................................................... 3. Peningkatan Peran Wanita Pesisir pada Industri Garam Rebus ......... 4. Pengaruh Konsentrasi Enzim Bromelin pada Kualitas Hidrolisat Protein Tinta Cumi-cumi (Loligo sp.) Kering ......................................... 5. Efek Enzim Fitase pada Pakan Buatan Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan Laju Pertumbuhan Relatif dan Kelulushidupan Ikan Mas (Cyprinus carpio)....................................................................... 6. Subtitusi Silase Tepung Bulu Ayam dalam Pakan Buatan Terhadap Laju Pertumbuhan Relatif, Pemanfaatan Pakan dan Kelulushidupan Benih Ikan Nila Larasati (Oreochromis niloticus) .................................. 7. Stabilitas Ekstrak Pigmen Lamun Laut (Enhalus acoroides) dari Perairan Teluk Awur Jepara Terhadap Suhu dan Lama Penyimpanan.............................................................................................. 8. Penggunaan Kitosan pada Tali Agel sebagai Bahan Alat Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan ................................................. 9. Kualitas Dendeng Asap Ikan Tongkol (Euthynnus sp.), Tunul (Sphyraena sp.) dan Lele (Clarias sp.) dengan Metode Pengeringan Cabinet Dryer .............................................................................................. 312 328 339 344 358 372 384 401 408 Aplikasi IPTEK Perikanan dan Kelautan dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil (Manajemen Sumberdaya Perairan) 1. Studi Karakteristik Sarang Semi Alami Terhadap Daya Tetas Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai Paloh Kalimantan Barat ...... 2. Struktur Komunitas Rumput Laut di Pantai Krakal Bagian Barat Gunung Kidul, Yogyakarta ...................................................................... 3. Potensi dan Aspek Biologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Perairan Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal......................................... 422 434 443 vii Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip 4. Morfometri Penyu yang Tertangkap secara By Catch di Perairan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat ....................................... 5. Identifikasi Kawasan Upwelling Berdasarkan Variabilitas KlorofilA, Suhu Permukaan Laut dan Angin Tahun 2003 – 2015 (Studi Kasus: Perairan Nusa Tenggara Timur) ................................................. 6. Hubungan Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton di Perairan Pesisir Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua................. 7. Analisis Hubungan Kandungan Bahan Organik dengan Kelimpahan Gastropoda di Pantai Nongsa, Batam ..................................................... 8. Studi Morfometri Ikan Hiu Tikusan (Alopias pelagicus Nakamura, 1935) Berdasarkan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Jawa Tengah ............................................................. 9. Variabilitas Parameter Lingkungan (Suhu, Nutrien, Klorofil-A, TSS) di Perairan Teluk Tolo, Sulawesi Tengah saat Musim Timur ..... 10. Keanekaragaman Sumberdaya Teripang di Perairan Pulau Nyamuk Kepulauan Karimunjawa ......................................................................... 11. Keanekaragaman Parasit pada Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan PPP Morodemak, Kabupaten Demak ..................................... 12. Model Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Ekoregion di Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah ......................................... 13. Ektoparasit Kepiting Bakau (Scylla serrata) dari Perairan Desa Wonosari, Kabupten Kendal .................................................................... 14. Analisis Sebaran Suhu Permukaan Laut, Klorofil-A dan Angin Terhadap Fenomena Upwelling di perairan Pulau Buru dan Seram ... 15. Pengaruh Pergerakan Zona Konvergen di Equatorial Pasifik Barat Terhadap Jumlah Tangkapan Skipjack Tuna (Katsuwonus pelamis) Perairan Utara Papua – Maluku.............................................................. 16. Pemetaan Kandungan Nitrat dan Fosfat pada Polip Karang di Kepulauan Karimunjawa ......................................................................... 17. Hubungan Kandungan Bahan Organik dengan Distribusi dan Keanekaragaman Gastropoda pada Ekosistem Mangrove di Desa Pasar Banggi Kabupaten Rembang ......................................................... 452 463 482 495 503 515 529 536 547 554 566 584 594 601 Aplikasi IPTEK Perikanan dan Kelautan dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil (Budidaya Perairan) 1. Pengaruh Suplementasi Lactobacillus sp. pada Pakan Buatan Terhadap Aktivitas Enzim Pencernaan Larva Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) ........................................................................... 2. Inovasi Budidaya Polikultur Udang Windu (Penaeus monodon) dan Ikan Koi (Cyprinus carpio) di Desa Bangsri, Kabupaten Brebes: Tantangan dan Alternatif Solusi .............................................................. 611 621 viii Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip 3. Pertumbuhan dan Kebiasaan Makan Gelondongan Bandeng (Chanos chanos Forskal) Selama Proses Kultivasi di Tambak Bandeng Desa Wonorejo Kabupaten Kendal ......................................... 4. Analisis Faktor Risiko yang Mempengaruhi Serangan Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) pada Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) secara Intensif di Kabupaten Kendal ............. 5. Respon Histo-Biologis Pakan PST Terhadap Pencernaan dan Otak Ikan Kerapu Hibrid (Epinephelus fusguttatus x Epinephelus polyphekaidon)............................................................................................ 6. Pengaruh Pemberian Pakan Daphnia sp. Hasil Kultur Massal Menggunakan Limbah Organik Terfermentasi untuk Pertumbuhan dan Kelulushidupan ikan Koi (Carassius auratus) ................................. 7. Pengaruh Aplikasi Pupuk NPK dengan Dosis Berbeda Terhadap Pertumbuhan Gracilaria sp. ..................................................................... 8. Pengaruh Vitamin C dan Highly Unsaturated Fatty Acids (HUFA) dalam Pakan Buatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pakan dan Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) ............................. 9. Pengaruh Perbedaan Salinitas Media Kultur Terhadap Performa Pertumbuhan Oithona sp. ........................................................................ 10. Mitigasi Sedimentasi Saluran Pertambakan Ikan dan Udang dengan Sedimen Emulsifier di Wilayah Kecamatan Margoyoso, Pati .............. 11. Performa Pertumbuhan Oithona sp. pada Kultur Massal dengan Pemberian Kombinasi Pakan Sel Fitoplankton dan Organik yang Difermentasi ............................................................................................... 12. Respon Osmotik dan Pertumbuhan Juvenil Abalon Haliotis asinina pada Salinitas Media Berbeda .................................................................. 13. Pengaruh Pemuasaan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ................................ 630 640 650 658 668 677 690 700 706 716 728 ix Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip Aplikasi IPTEK Perikanan dan Kelautan dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Wilayah Pesisir, Laut dan Pulaupulau Kecil (Budidaya Perairan) Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI SERANGAN Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) SECARA INTENSIF DI KABUPATEN KENDAL Dian Novitasari1, Slamet Budi Prayitno2, Sarjito2 Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Universitas Diponegoro 2 Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Email : [email protected] 1 ABSTRAK Budidaya udang vannamei secara intensif di Kabupaten Kendal mengalami perkembangan sejak tahun 2006 dan telah memberi kontribusi terhadap peningkatan produksi. Masalah yang timbul dalam budidaya udang adalah penyakit. Salah satu penyakit yang menimbulkan dampak kerugian secara ekonomi adalah serangan Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) yang menimbulkan mortalitas 40 – 70 %. Berbagai faktor risiko merupakan faktor yang dapat yang mempengaruhi terjadinya infeksi virus pada udang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya serangan Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) pada budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) secara intensif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksploratif konfirmatori. Variabel bebas (independent) penelitian yang diduga sebagai faktor risiko adalah kontruksi tambak, asal benih, sumber sumber air pasok, jarak dari wilayah outbrake IMNVdan penerapan biosecurity. Data yang diperoleh akan dianalisa dengan regressi logistik. Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa variablevariabel yang merupakan faktor risiko dalam penelitian ini model persamaan regressi diperoleh P=(Y=1/x)= -214,398 + 15,026 konstruksi tambak -10,291 asal benih + 210,551 sumber air pasok + 0,36 jarak outbrake – 20,510 biosecurity. Ada tiga faktor risiko yaitu konstruksi tambak, sumber air pasok dan jarak dari wilayah outbrake, yang erat berhubungan dengan terjadinya serangan IMNV ke dalam tambak. Sedangkan secara sendiri-sendiri, masing-masing faktor risiko tidak berpengaruh terhadap terjadinya serangan IMNV ke dalam tambak. Kata Kunci : Budidaya udang intensif, IMNV, udang vannamei dan faktor risiko PENDAHULUAN Keberadaan tambak budidaya udang vannamei secara intensif dengan padat tebar tinggi (80-100 ekor/m2) di Kabupaten Kendal mulai berkembang sejak tahun 2006. Hingga tahun 2016 total luasan tambak udang vannamei dengan budidaya secara intensif mencapai 184 Ha. Budidaya udang vannamei secara intensif ini memberi kontribusi terhadap peningkatan produksi udang. Pada tahun 2006 produksi udang vannamei mencapai 300 ton, tahun 2013 meningkat sebesar 2.325,400 ton dan pada tahun 2015 capaian produksi sebesar 7.484,884 kg (Dinas Kelautan dan Perikanan Kendal, 2015). Meskipun secara umum produksi udang vannamei meningkat dari tahun ke tahun akan tetapi dalam perjalanannya, budidaya udang secara intensif juga mengalami hambatan dengan timbulnya permasalahan yaitu penyakit. Menurut Lightner (2005), agen penyebab infeksi penyakit tertentu yang memiliki efek terhadap budidaya udang penaeid dalam hal dampak ekonomi di Asia dan Indo Pacific adalah virus, bakteri, jamur, parasit, racun, 640 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip nutrisi dan perubahan lingkungan yang ekstrim. Agen penyakit yang menyebabkan kerugian yang besar adalah virus. Salah satu penyakit yang menimbulkan dampak kerugian secara ekonomi adalah serangan Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV). Pertama kali virus Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) ditemukan di Brasil dan Pantai Amerika Selatan pada tahun 2003. Penyakit ini terjadi pada udang yang dibudidayakan di Indonesia dan pertama kali mewabah di Situbondo pada tahun 2006 (Senapin, 2011). Penyakit IMNV adalah penyebab kegagalan pada tambak menempati urutan kedua setelah WSSV (White Spot Syndrom Virus) dan dapat menyerang udang stadia post-larva (PL), juvenil, dan dewasa (Coelho et al.,2009). Tanda klinis dari serangan virus ini adalah terjadinya necrosis pada otot tubuh. Tanda yang paling mudah dikenali adalah dua ruas badan terakhir hingga ekor kipasnya menjadi merah dan membusuk. Penyakit akibat virus ini merugikan karena menyebabkan kematian massal pada udang vannamei sebelum udang tersebut mencapai umur dewasa. Infeksi IMNV dapat mengakibatkan mortalitas 40-70%, tingkat prevalensi 11,1% dan insidensi 58%. Penyebaran penyakit akibat virus ini sangatlah mudah. Beberapa faktor risiko dapat mempengaruhi serangan penyakit ini. Faktor risiko merupakan faktor yang dapat yang mempengaruhi terjadinya infeksi virus pada udang. Faktor risiko yang mempengaruhi infeksi virus pada budidaya udang antara lain adalah pemilihan benih, luas tambak, aklimatisasi benih dan pengeringan tambak (Taslihan, 2014). Pada budidaya udang vannamei secara intensif ini teknologi budidaya yang digunakan secara umum sudah lebih baik jika dibandingkan dengan teknologi budidaya secara tradisional namun infeksi penyakit akibat virus masih dapat masuk ke lokasi budidaya. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya serangan Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) pada budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) secara intensif di Kabupaten Kendal. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksploratif konfirmatori terhadap terjadinya serangan IMNV pada tambak udang vannamei intensif di Kabupaten Kendal melalui faktor risiko yang ada. Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni 2016. Pada penelitian ini sampel diambil pada seluruh farm (tambak pembesaran) udang vannamei secara intensif. Jumlah seluruh farm yang ada adalah 18. Metode pengambilan 641 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip data dilakukan dengan observasi dan wawancara terarah dengan menggunakan quesioner terhadap semua farm yang melaksanakan budidaya udang vannamei secara intensif di Kabupaten Kendal. Variabel bebas (independent) penelitian ini merupakan variabel yang mempunyai korelasi dengan faktor risiko dan dalam penelitian ini variabel yang digunakan merupakan variabel dari Penelitian Taslihan (2014) yang telah dimodifikasi untuk tambak intensif. Variabel-variabel tersebut adalah kontruksi tambak (berhubungan atau tidak berhubungan dengan tanah), asal benih, sumber sumber air pasok (dari sungai atau sumur bor), penerapan biosecurity (menerapkan seluruh biosecurity atau sebagian saja), dan jarak dari wilayah outbrake IMNV (jarak terdekat dari farm yang sudah pernah terinfeksi dan saluran sungai) . Sedangkan variabel terikatnya −214 (dependent) adalah ada atau tidak adanya serangan IMNV ke tambak udang vannamei intensif. Untuk menentukan faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya serangan IMNV terhadap udang vannamei, data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan regressi logistik biner dengan menggunakan program SPSS versi 16. Rumus dari persamaan regressi tersebut adalah : 1 P= P= �𝑌𝑌 = 𝑋𝑋 � = 𝛽𝛽0 + 𝛽𝛽1𝑋𝑋1 … . . 𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽𝛽 Riwayat serangan IMNV, sebagai faktor tidak bebas β= Koefisien X= Faktor resiko HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil identifikasi faktor risiko disajikan pada Tabel 1. Sedangkan hasil dari pengolahan data disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Hasil analisis regressi logistik yang disajikan pada Tabel 2. menyatakan bahwa berbagai faktor risiko pada tambak intensif yang mempengaruhi serangan IMNV mempunyai nilai signifikansi sebesar0.03 < 0,05 yang berarti berarti bahwa faktor-faktor risiko (variabel bebas) secara bersamaan berpengaruh secara nyata terhadap serangan penyakit IMNV. Tabel 3. Menjelaskan tentang pengaruh tiap variabel terhadap serangan penyakit dan model persamaan regressi. Nilai signifikansi dari kelima variabel, masing-masing tidak berpengaruh nyata terhadap serangan penyakit IMNV. Model persamaan regresi diperoleh : 1 P= �𝑌𝑌 = 𝑋𝑋 � = 642 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip 643 −214,398 + 15,026 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 − 10.291𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ + 210,551 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 + 0,36 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 − 20.510 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 .Tabel 1. Hasil identifikasi faktor risiko yang mempengaruhi serangan IMNV Variabel Y N o Nama farm R 1 Ngudi Makaryo 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Sadewa Dadi Budi Farm PT. Sumber Tirto Windu PT. Surya Alam Sakti Kerikan II Sido Rukun Aminah Farm H. Arifin Heri H. Nastain H. Khasan Hendi Wahyu Farm Mina Sari Budi Farm Tirta Mina Sari Eko X1 Kode X2 K Kode 1 0=blm pernah terinfeksi IMNV 1 1=sudah pernah terinfeksi IMNV 1 1 0 = tdk berhub dg tanah 1= berhub dg tanah 1 0 1 0 5 1 AB X3 Kod e 3 S A P 1 Kod e 0= air sung ai B 1 500.0 1 1 500.0 1 1 700.0 1 1 500.0 1 1 600.0 1 1 1=G k 2=I m JWO (meter ) X5 700.0 0=R b 4 X4 1=ai r bor 3=A y 1 0 2 1 1 0 1 1 0 1 200.0 1 1 1 3 1 300.0 1 1 0 1 0 1 1 0 3 3 1 1 1 400.0 300.0 800.0 1 1 1 1 1 0 1 700.0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1000. 0 1500. 0 300.0 600.0 1 1 3 1 300.0 1 1 1 3 1 300.0 0 4=B w 5=L p 0 1 1 Kode 0=part biosecuri ty 1=full biosecuri ty Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip 644 Keterangan : R : Riwayat B K : Konstruksi tambak Gk : Gunung Kidul AB : Asal Benih : Lampung SAP : Sumber Sumber air pasok Lp Rb : Biosecurity Bw Im : Indramayu Ay : Anyer : Banyuwangi : Rembang Tabel 2. Hasil analisis regressi logistik faktor risiko yang mempengaruhi serangan IMNV Chi-square Df Sig. 12.401 12.401 12.401 5 5 5 .030 .030 .030 Step 1 Step Block Model Tabel. 3 Pengaruh tiap variabel terhadap serangan penyakit dan model persamaan regressi. B Step 1 a Konstruksi tambak S.E. Wald Df Sig. Exp(B) 15.026 2.249E4 .000 1 .999 3.356E6 asal_benih -10.291 3.420E3 .000 1 .998 air_pasok 210.551 6.811E4 .000 1 .998 2.762E91 44.028 .000 1 .998 1.146 -20.510 4.019E4 .000 1 1.000 .000 -214.398 6.823E4 .000 1 .997 .000 jarak_outbrake_imn v Biosec Constant .136 .000 Dalam penelitian ini ke lima variabel yang diduga merupakan faktor resiko dapat secara bersama-sama menyebabkan terjadinya serangan IMNV ke dalam tambak. Akan tetapi model persamaan dari analisis regressi menunjukkan hanya ada 3 (tiga) faktor risiko yang mempunyai hubungan positif atau mempengaruhi serangan IMNV kedalam tambak. Ketiga faktor itu adalah adalah konstruksi tambak, sumber air pasok dan jarak dengan wilayah outbrake Konstruksi tambak dapat mempengaruhi terjadinya serangan IMNV adalah erat kaitannya dengan adanya cacing yang hidup di dalam tanah yang diduga sebagai carrier virus udang. Krustasea dan fauna lainnya dapat menstransmisikan virus melalui jalan pakan (detritus feeding) kepada hewan detritus seperti cacing. Virus tersebut akan berada pada saluran pencernakan dan menetap di saluran alimentari, yang secara potensial membuat hewan tersebut menjadi carrier pasif atau vektor dari virus (Prastowo et al., 2009). Dilaporkan oleh Desrina et al. (2011), bahwa cacing yang dapat menjadi carrier Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip virus White Spot Syndrome Virus adalah cacing polychaeta (Nereis sp. dan Dendronereis sp.) yaitu terinfeksi dengan prevalensi infeksi rata rata yaitu 20 % Konstruksi tambak tambak budidaya udang vannamei secara intensif di Kabupaten Kendal antara lain berupa tanah, plastik mulsa dan plastik HDPE (High Density Polyethelene). Sebagian besar farm yang ada menggunakan plastik mulsa dan 4 (empat) farm lainnya menggunakan plastik HDPE. Plastik mulsa merupakan plastik yang biasa dipakai dalam bidang pertanian. Tujuan penggunaan plastik mulsa bertujuan untuk mengurangi koloid tanah akibat dari pergerakan aktif udang sehingga dengan meminimalkan koloid, plankton akan lebih mudah tumbuh. Penggunaan plastik mulsa ini belum bisa menutup rapat permukaan tanah sehingga masih terdapat hubungan dengan tanah. Berbeda halnya dengan plastik jenis HDPE. Plastik HDPE yang mempunyai kelebihan yaitu dapat menutup total seluruh permukaan tanah sehingga tidak terdapat kontak dengan tanah sama sekali. Dari keseluruhan tambak yang menggunakan plastik HDPE atau yang tidak ada kontak dengan tanah, hanya ada 1 (satu) farm milik Wahyuyang belum pernah terserang IMNV. Dengan demikian terdapat variabel lain yang diduga mempengaruhi adanya serangan IMNV. Variabel berikutnya yang perlu diperhatikan dan diduga sebagai faktor risiko yang menyebabkan serangan IMNV adalah sumber air pasok. Sumber air pasok dapat berasal dari sungai atau dari laut dan bebas dari banjir dengan jumlah cukup selama proses budidaya. Sumber air tidak tercemar dan berkualitas bagus (Tim Perikanan WWF Indonesia, 2014). Sumber sumber air pasok selain dari air sungai atau air laut dapat berasal dari air sumur bor yang masih mempuyai kandungan kadar garam. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pembudidaya menggunakan sumber sumber air pasok yang berasal dari air sungai. Hanya ada 2 (dua) farm yang menggunakan sumber sumber air pasok yang berasal dari air bor dengan kedalaman rata-rata 40 m bersalinitas antara 13-17 g.l-1. Kedua farm tersebut belum pernah terinfeksi IMNV. Hampir semua farm yang menggunakan air sungai sebagai sumber air pasok pernah terserang IMNV. Air sungai mengandung berbagai materi termasuk cemaran kimia maupun biologi. Penularan penyakit seperti virus dapat terjadi melalui air, tanpa harus terjadi kontak antara udang sehat dengan udang sakit (Taslihan, 2014). Pengolahan air untuk budidaya dilakukan secara fisik dan kimia untuk membasmi partikel virus dan vektor virus. Semua inlet air harus ditutup dengan 250-μ jaring untuk menyaring krustasea dan larva memasuki kolam budaya. Setelah itu dilakukan pemberantasan virus dengan bahan kimia (Taw, 2010). 645 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip Dalam penelitian ini walaupun air yang diambil dari sungai tersebut telah diberi perlakuan dengan filter secara fisika dan disterilkan secara kimia, virus masih dapat menginfeksi udang. Sumber sumber air pasok dan kontruksi secara bersama-sama dapat menjadi faktor risiko terhadap serangan penyakit. Terbukti dari hampir dari semua kontruksi tambak yang masih berhubungan dengan tanah serta menggunakan sumber sumber air pasok dari sungai yang sudah diberikan perlakuan hingga steril ternyata masih bisa terinfeksi penyakit. Sedangkan apabila variabel sumber sumber air pasok tersebut berdiri sendiri tanpa pengaruh variabel yang lain maka tidak akan berpengaruh terhadap adanya serangan IMNV karena terdapat 1 (satu) farm yaitu milik Heri yang menggunakan sungai sebagai sumber air pasok tetapi belum pernah terserang IMNV. Faktor risiko selain konstruksi tambak dan sumber air pasok yang diduga mempengaruhi serangan IMNV adalah jarak farm dari lokasi outbrake/penyebaran penyakit IMNV. Faktor utama yang menyebabkan nilai insidensi IMNV yang cukup tinggi. yaitu kemungkinan dipengaruhi oleh jarak dari masing-masing lokasi tambak. Tambak-tambak yang terdeteksi positif IMNV berada pada sebagian lokasi yang berdekatan. Penularan dan penyebaran virus akan mudah terjadi pada lokasi-lokasi yang berjarak tidak terlalu jauh. Jarak antar tambak yang saling berdekatan serta dipengaruhi oleh desain dan tata letak antar tambak yang tidak sesuai dan tidak teratur menyebabkan IMNV semakin mudah menyebar. Ketidakteraturan tata letak dari beberapa lokasi tambak, serta desain inlet dan outlet dari pertambakan yang juga tidak sesuai mengakibatkan penyebaran virus semakin mudah terjadi (Kusumaningrum et al,, 2012). Dalam penelitian ini jarak outbrake diukur dari lokasi farm terdekat yang pernah terserang IMNV dan dekat dengan saluran sungai yang terindikasi sebagai tempat buangan air dari limbah budidaya yang pernah terserang IMNV. Jarak wilayah outbrake erat kaitannya dengan sumber air pasok.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak rata-rata farm dengan wilayah outbrake kurang dari 1.000 m. Kurangnya kedisiplinan para pembudidaya udang dalam membuang air limbah budidaya yang terindikasi mengandung virus ke sungai tanpa treatment terlebih dahulu menyebabkan terjadinya outbrake penyakit. Belum timbul kesadaran dari pembudidaya untuk melakukan treatment air sebelum dibuang ke sungai karena adanya treatment dianggap akan menambah biaya operasional budidaya. Lokasi budidaya yang dekat dengan wilayah outbrake berpotensi lebih besar untuk terserang IMNV, terlebih lagi didukung oleh pengambilan sumber air pasok yang berasal dari sunga tempat buangan limbah budidayai yang sudah terinfeksi penyakit dan konstru 646 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip ksi tambak tambak yang masih berhubungan dengan tanah. Sebagian besar farm yang di Kabupaten Kendal yang berdekatan dengan wilayah outbrake terutama dekat dengan saluran sungai yang berfungsi sebagai sumber sumber air pasok dan tempat pembuangan air hampir semua pernah terserang IMNV. Terdapat terdapat 2 (farm) milik Wahyu dan Hendi yang menggunakan air sumur bor sebagai sumber sumber air pasok dan jauh dari sungai payau, keduanya belum pernah terserang IMNV. Letak kedua lokasi farm tersebut berada di tengah perkampungan atau tidak berada di kawasan pertambakan. Dua faktor risiko yang lain yaitu asal benih dan penerapan biosecurity, menurut model persamaan regressi tidak mempengaruhi serangan IMNV. Benih yang digunakan oleh pembudidaya udang berasal dari berbagai daerah yang berbeda beda yaitu Rembang, Gunung Kidul, Indramayu, Anyer, Banyuwangi dan Lampung. Benih dapat menjadi sumber virus. Transmisi virus secara vertikal merupakan transmisi dari induk ke keturunannya (OIE, 2009). Untuk itu benih harus berasal dari hatchery yang menghasilkan benih berkualitas bebas pathogen atau SPF (Spesific Pathogen Free). Benih yang dihasilkan dari induk yang bebas pathogen dapat membantu untuk mencegah risiko penyakit (Lightner, 2005). Seluruh pembudidaya udang vannamei intensif yang menjadi sampel penelitian menyatakan bahwa benih yang mereka beli dari hatchery tersebut adalah benih yang sudah teruji bebas penyakit atau SPF. Pengiriman benih biasanya sudah disertai laporan hasil uji Polymerase Chain Reaction (PCR) bebas virus. Dengan demikian asal benih sudah tentu tidak menjadi sumber munculnya serangan IMNV karena semua farm telah menggunakan benih SPF. Sementara biosecurity dalam konteks budidaya udang adalah konsep pengendalian penyakit yang dilakukan melalui dasar pemilihan lokasi yang bukan merupakan wilayah epizootik, membuat standar prosedur operasional untuk meminimalkan risiko masuknya atau tersebarnya penyakit, penggunaan benih udang bebas penyakit (SPF), pretreatment semua sumber air, pengelolaan air yang baik dan terkontrol serta mengurangi atau tanpa pergantian air untuk menghilangkan vektor penyakit dari sumber air (Lightner, 2005). Bagaimanapun juga seluruh farm yang ada telah menerapkan konsep biosecurity walaupun sebanyak 83,3% hanya menerapkan sebagian konsep biosecurity (part biosecurity) dan sisanya menerapkan seluruh biosekuriti (full biosecurity) ternyata masih terdapat serangan IMNV. Pemeliharaan kualitas air pada tambak udang intensif sebagai salah satu konsep biosecurity sudah terlaksana dan hampir seluruh parameter kualitas air telah memenuhi syarat budidaya udang tetapi belum dapat mencegah serangan IMNV 647 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip apabila variabel (faktor resiko) yang lain tidak dikelola dengan benar. Penerapan biosecurity secara keseluruhan, tidak membuang air limbah budidaya yang mengandung penyakit ke saluran sungai sebelum ditreatment dan penggunaan benih bebas penyakit maka akan dapat mencegah penyebaran penyakit atau mempersempit wilayah outbrake penyakit. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara sendiri-sendiri masing-masing variabel yang merupakan faktor risiko tidak mempengaruhi terjadinya serangan IMNV ke dalam tambak. KESIMPULAN Hasil dari analisis regressi logistik diperoleh model persamaan regressi sebagai berikut : 1 P= �𝑌𝑌 = 𝑋𝑋 � = −214,398 + 15,026 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 − 10.291𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ + 210,551 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 + 0,36 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 − 20.510 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah terdapat tiga faktor risiko yaitu konstruksi tambak, sumber air pasok dan jarak dari wilayah outbrake, yang erat berhubungan dengan terjadinya serangan IMNV ke dalam tambak. Sedangkan secara sendiri-sendiri, masing-masing faktor risiko tidak berpengaruh terhadap terjadinya serangan IMNV ke dalam tambak. DAFTAR PUSTAKA A. Taslihan, 2014 : Kajian Epidemiologi White Spot Syndrome Virus (WSSV) pada Tambak Tradisional Udang Windu (Penaeus monodon fab.) diKabupaten Demak. Disertasi Doktor Sain. Program Doktor Sain Veteriner Universitas Gajahmada (tidak dipublikasikan). B. W. Prastowo, K. Eriawan, E. M. Nur, R. Rahardianti dan Y. Setyowati. 2009. “Identifikasi Cacing Polychaete, Nereis sp. Sebagai Vektor White Spot Syndrome Virus (WSSV) Di alam dan Uji Tantangnya Di Laboratorium”. Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci) XI(2) : 183-191. D. V. Lightner. 2005. “Biosecurity in Shrimp Farming: Pathogen Exclusion through Use of SPF Stock and Routine Surveillance”. Journal of The World Aquaculture Society. Volume 36, No. 3 : 229-248. Desrina, A. H. C. Haditomo dan S. B.Prayitno. 2011. “Survei Keberadaan Virus White Spot Syndrome (WSS) Pada Cacing Polychaeta Di Tambak Udang: Studi Kasus Di Kendal”. Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah. Vol. 9, No. 2 : 130-140. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kendal. 2015. Perikanan Dalam Angka Tahun 2015. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kendal. Kendal. 648 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip E. D. Kusumaningrum, Wardiyanto dan T. Tusihadi. 2012. Insidensi Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) Pada Udang Putih (Litopenaeus vannamei) di Teluk Lampung. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 1: 6570 M.G.L. Coelho, A. C. G. Silva, C. M. V. V Nova, J. M. O. Neto, A. C. N. Lima, R. G. Feijo, D. F.Apolinario, R. Maggioni and T. C. V. Gesteira. 2009. Susceptibility of the Wild Southern Brown Shrimp (Farfantepenaeus subtilis) to Infectious Hypodermal And Hematopoietic Necrosis (IHHN) and Infectious Myonecrosis (IMN). Aquaculture 294: 1‒4. N. Taw. 2010. Biosecurity For Shrimp Farms : Planning, Prevention Minimize Effects of Viral Outbreaks. (http://pdf.gaalliance.org/pdf/GAA-Taw-Nov10.pdfdiakses tanggal 28-10-2016, Jam : 10.15 WIB). OIE (Office International des Epizooties). 2009. Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals. Office International des Epizooties, Paris, France. S. Senapin, K. Phiwsaiya1, W. Gangnonngiw and T. Flegel. 2011. “False Rumours Of Disease Outbreaks Caused By Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) In The Whiteleg Shrimp In Asia”. Journal of Negative Results in BioMedicine. 10:10 : 25. Tim Perikanan WWF Indonesia. 2014. Budidaya Udang Vannamei Tambak Semi Intensif dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL ). WWF-Indonesia. Jakarta. 649 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip 611