BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar udara memiliki peran yang penting terhadap kegiatan transportasi. Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap transportasi udara diseluruh wilayah Indonesia, bandar udara menjadi prasarana penghubung kota-kota di Indonesia mengingat kondisi wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Volume lalu lintas udara berbeda-beda di setiap wilayah di Indonesia, tidak terkecuali di wilayah Kalimantan Barat. Data dari Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat pada tahun 2015, menunjukkan lalu lintas udara di Bandar Udara di Kalimantan Barat mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, total jumlah keberangkatan penumpang meningkat menjadi 1.319.994 dari total tahun 2013 sebelumnya sebanyak 1.259.433 juta penumpang. Kedatangan penumpang meningkat dari 1.266.622 menjadi 1.289.826 juta penumpang. Pertambahan lalu lintas udara telah memicu pengembangan bandar udara yang ada di Kalimantan Barat, yaitu Bandar Udara Internasional Supadio. Bandar Udara Internasional Supadio terletak di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Indonesia. Pengembangan Bandara Supadio telah direncanakan mencakup area bandara, terminal, landas pacu, apron dan kapasitas terminal. Rencana pengembangan tersebut mencakup antara lain pengembangan terminal sebesar 32.000 m2 (tahun 2012 – 2014), rencana pengembangan area bandara sebesar 332,39 Ha (tahun 2015), rencana pengembangan landas pacu menjadi 2.500 m x 45 m (tahun 2013 –2016), rencana pengembangan apron menjadi 61.400 m2 dan kapasitas terminal menjadi 3,8 juta penumpang per tahun. Selain rencana pengembangan fisik sisi udara dan darat, fungsi Bandara Supadio juga direncanakan akan menjadi embarkasi haji di Kalimantan Barat. Perluasan bandara diharapkan mampu mendorong sektor pariwisata dan investasi di daerah. 1 2 Dalam pengembangan bandar udara, sangat diperlukan prakiraan lalu lintas udara untuk meramalkan pertumbuhan transportasi udara kedepannya. Lalu lintas udara tidak selalu mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Lalu lintas udara terkadang juga menurun pada periode waktu tertentu. Angka pertumbuhan lalu lintas udara pada periode yang akan datang memegang peranan penting dalam kegiatan perencanaan transportasi udara, mempengaruhi besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan pengembangan bandara. Tidak mudah untuk dapat meramalkan pertumbuhan lalu lintas udara secara tepat, banyak metode yang dapat digunakan. Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk melakukan peramalan, diantaranya metode dekomposisi dan metode ekonometri. Metode dekomposisi berusaha menguraikan suatu deret berkala kedalam subkomponen. Metode dekomposisi terbagi dalam empat komponen perubahan yaitu tren, fluktuasi musiman, fluktuasi siklus dan perubahan-perubahan yang bersifat acak atau random. Sedangkan metode ekonometri berusaha menyelidiki hubungan ukuran kegiatan penerbangan dengan faktor sosial, ekonomi dan faktor lain yang mempengaruhi penerbangan. Meskipun metode dekomposisi dan metode ekonometri telah sering digunakan dalam melakukan peramalan, namun di karenakan keterkaitan bidang transportasi dengan bidang lainnya memungkinkan banyak faktor yang harus dipertimbangkan pengaruhnya. Perlu dilakukan pengkajian terlebih dahulu terhadap setiap metode yang ada. Dibutuhkan metode yang tepat untuk mendapatkan model terbaik dalam meramalkan lalu lintas udara, sehingga dapat diperoleh prakiraan lalu lintas udara di masa depan yang akurat. 1.2 Rumusan Masalah Pertambahan lalu lintas udara telah memicu pengembangan bandar udara yang ada di Kalimantan Barat, yaitu Bandar Udara Internasional Supadio. Sehubungan dengan hal tersebut, dibutuhkan metode yang tepat untuk dapat meramalkan pertumbuhan lalu lintas udara di tahun ke depan sehingga pengembangan bandar udara dapat lebih spesifik dan terarah di kemudian nanti. Berdasarkan pada latar 3 belakang terkait transportasi udara di Kalimantan Barat, sehingga dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana komparasi penggunaan metode dekomposisi dan metode ekonometri pada lalu lintas udara di Bandara Supadio, Kalimantan Barat ? 2. Bagaimana kebutuhan fasilitas sisi darat berdasarkan metode prediksi lalu lintas udara yang terbaik? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk menjawab berbagai permasalahan yang ada, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Membandingkan penggunaan metode dekomposisi dan metode ekonometri dalam peramalan lalu lintas udara di Bandar Udara Supadio, sehingga diperoleh model terbaik yang dapat digunakan untuk meramalkan besar pertumbuhan lalu lintas udara. 2. Memperkirakan kebutuhan fasilitas sisi darat bandar udara berdasarkan hasil peramalan lalu lintas. 1.4 Batasan Penelitian Penelitian dilakukan dengan memberikan batasan fokus permasalahan dan objek yang ditinjau. Permasalahan dan objek yang diteliti diberi batasan sebagai berikut. 1. Lalu lintas udara yang diteliti adalah lalu lintas di Bandara Supadio. Bandar udara yang dipilih adalah bandar udara dengan klasifikasi 4C. Pemilihan bandar udara berdasarkan klasifikasi bandar udara menurut Direktoral Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Klasifikasi bandar udara berdasarkan kapasitas pelayanan dan kegiatan operasional bandar udara. Kapasitas pelayanan merupakan kemampuan bandar udara untuk melayani jenis pesawat udara terbesar dan jumlah penumpang. Bandar Udara Supadio sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder, yaitu Bandar udara sebagai salah satu prasarana penunjang Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang melayani 4 penumpang dengan jumlah lebih besar dari atau sama dengan 1.000.000 dan lebih kecil dari 5.000.000 orang per tahun. 2. Proyeksi pertumbuhan lalu lintas udara meliputi lalu lintas penumpang dan lalu lintas barang. Produksi suatu bandar udara secara tidak langsung dapat dilihat dari indikatorindikator seperti jumlah penumpang dan barang. Makin tinggi tingkat kesibukan yang terjadi di suatu bandar udara berarti makin besar produksi yang dihasilkannya karena makin banyak fasilitas bandar udara yang dipakai. 3. Proyeksi pertumbuhan lalu lintas udara sampai dengan tahun 2020. Proyeksi pertumbuhan lalu lintas hanya dalam jangka pendek. Proyeksi pertumbuhan dalam jangka pendek untuk meminimalisasi tingkat kesalahan ramalan. Semakin jauh jangka ramalan, ketepatan dan ketelitian akan semakin menyusut. 4. Peramalan lalu lintas udara dianalisis dengan pendekatan regresi. Analisis regresi digunakan untuk membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara dua atau lebih variabel, dan sekaligus untuk menentukan nilai ramalan atau dugaannya. Dengan mengetahui adanya hubungan antara variabel, maka dapat dilakukan pendugaan suatu variabel berdasarkan variabel lain melalui persamaan yang dibuat atas hubungan tersebut. 5. Peramalan dengan metode ekonometri dengan memperhitungkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan jumlah penduduk pada tingkat provinsi. PDRB dan jumlah penduduk merupakan indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi dan sosial di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. 6. Kebutuhan fasilitas yang diperhitungkan adalah kebutuhan fasilitas sisi darat. Fasilitas sisi darat sangat terkait erat dengan pola pergerakan barang dan penumpang dalam suatu bandar udara. Fasilitas sisi darat memindahkan penumpang, kargo, surat , pesawat, pergerakan kendaraan permukaan secara efisien. 5 7. Penentuan kebutuhan fasilitas sisi darat bandar udara berdasarkan SKEP/77/VI/2005. SKEP/77/VI/2005 merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tentang persyaratan teknis pengoperasian fasilitas teknik bandar udara di Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu memperoleh model yang tepat yang dapat digunakan untuk meramalkan lalu lintas penumpang dan barang. Selain itu, dengan mengetahui proyeksi pertumbuhan lalu lintas udara pada masa depan memungkinkan untuk menilai prestasi bandar udara di masa depan dengan fasilitas-fasilitas yang sudah ada, mengusulkan program-program pengembangan yang sesuai dengan tujuan dan kebijakan menyeluruh dari pemilik bandar udara, dan menghitung biaya yang berhubungan dengan rencana fasilitas. 1.6 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian terdahulu menjadi acuan dalam penelitian ini. Penelitian yang sudah pernah dilakukan dan menjadi referensi bagi penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Wijono dan Amir, tahun 2005, mengestimasi pertumbuhan ekonomi berdasarkan data sektoral menggunakan time series analysis. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam time series analysis adalah metode dekomposisi yang membuat ekstrapolasi atas kecenderungan pola tren, musiman, siklus dan gerak tak beraturan secara terpisah dan menggabungkannya kedalam ramalan akhir. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dilakukan berdasarkan metode dekomposisi, dengan menggunakan time series Produk Domestik Bruto sektoral. Sektor yang dipilih mencakup 17 subsektor. Dari penelitian disimpulkan bahwa time series merupakan salah satu pendekatan kuantitatif yang dapat digunakan melakukan estimasi pertumbuhan ekonomi dengan menganalisis pergerakan data time series tiaptiap sektor dalam Produk Domestik Bruto. Hasil perhitungan dengan 6 menggunakan metode dekomposisi menunjukkan bahwa metode dekomposisi secara baik dapat membuat estimasi pertumbuhan ekonomi. 2. Munawar, tahun 2003 meneliti mengenai penerapan metode peramalan penjualan sebagai dasar penetapan rencana produksi. Penelitian dilakukan dengan menganalisis beberapa metode peramalan penjualan air minum yang paling tepat. Kurang akuratnya peramalan penjualan akan berakibat pada kurang berfungsinya budget produksi dalam memenuhi permintaan konsumen atau sebaliknya produksi terlalu besar dibandingkan permintaan konsumennya. Kedua hal tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa dari beberapa metode peramalan penjualan yang digunakan, ternyata metode terbaik adalah metode dekomposisi. 3. Wijayanto dan Herijanto, tahun 2008, melakukan studi mengenai demand penumpang transportasi udara menuju dan ke luar Kabupaten Fakfak. Studi penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder jumlah penumpang naik dan turun di Bandara, jarak dalam kilometer antar bandara daerah kajian, jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto. Data tersebut kemudian diolah untuk mencari alternatif fungsi pola bangkitan dan pola tarikan yang diuji dengan analisa regresi sehingga didapat parameter yang akan digunakan untuk Trip Distribution dimana model yang digunakan Model Production Constrained Gravity (PCGR) dan Attraction Constrained Gravity (ACGR) yang diuji kesesuaian model, dicari model terbaik atau terpilih untuk peramalan Trip Distribution di masa yang akan datang. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian statistik, model ACGR merupakan model yang paling baik dalam mendeskripsikan pola perjalanan angkutan udara, dan dari hasil pola dan tarikan yang diperoleh dapat diramalkan pembagian sebaran perjalanan pada tahun 2008-2018. 4. Trimukti, tahun 2010, menganalisis model kebutuhan pergerakan penumpang dan barang Bandara Rahadi Oesman Ketapang. Analisis penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data-data sekunder yang kemudian diolah dan dianalisa berdasarkan model dari metode-metode yang berbeda, yang 7 kemudian diambil suatu hasil yang terbaik dari analisa yang telah dilakukan. Adapun model peramalan untuk memprediksi jumlah penumpang dan angkutan barang pada masa mendatang digunakan model trend analysis dan market analysis method, kemudian membandingkan model tersebut. Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa forecasting pertumbuhan penumpang di masa mendatang dengan menggunakan model trend analysis menghasilkan nilai koefisien korelasi yang terbesar, yang berarti menunjukkan terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel X dan Y, dan bila dilihat dari nilai R2 yang diperoleh menunjukkan bahwa model trend analysis lebih baik dari pada model market share. 5. Lumba dan Rismalinda, tahun 2012, meneliti mengenai model kebutuhan penumpang Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan model kedatangan dan keberangkatan penumpang pada kondisi eksisting. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian adalah jumlah penduduk, Produk Domestik Regional Bruto, jumlah perusahaan industri sedang dan besar, jumlah mahasiswa, jumlah dosen, ekspor, impor, jumlah kamar hotel dan jumlah wisatawan mancanegara. Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa model kedatangan dan keberangkatan penumpang sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan jumlah wisatawan mancanegara. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian ini meramalkan jumlah lalu lintas udara dengan menggunakan metode dekomposisi dan ekonometri. Jumlah lalu lintas udara yang diramalkan meliputi lalu lintas penumpang dan barang. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian adalah jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto. Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitianpenelitian terdahulu selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 1.1. 8 Tabel 1.1. Perbandingan Penelitian-Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Tahun Penelitian Bidang Lokasi 1 Munawar Penerapan Metode Peramalan Penjualan sebagai Dasar Penetapan Rencana Produksi 2003 Ekonomi PT. Varia Industri Tirta 2 Wijono dan Amir 2005 Ekonomi Indonesia 3 Wijayanto dan Herijanto Estimasi Pertumbuhan Ekonomi 2006 Berdasarkan Data Sektoral Menggunakan Time Series Analysis Studi Demand Penumpang Transportasi Udara Menuju dan Keluar Kabupaten Fakfak 2008 Manajemen dan Rekayasa Transportasi Kabupaten Fakfak 4 Trimukti Analisis Model Kebutuhan Pergerakan Penumpang dan Barang Bandara Rahadi Oesman Ketapang 2010 Teknik Sipil Bandar Udara Rahadi, Kalimantan Barat Metode Pertumbuhan Dekomposisi Tren linier Regresi linier sederhana Time series analysis (dengan pendekatan dekomposisi) Regresi Trend Market share method 9 Tabel 1.1. Lanjutan Tabel No Peneliti 6 Lumba dan Rismalinda 6 Abdullah, A Judul Penelitian Model Kebutuhan Penumpang Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Proyeksi Pertumbuhan Lalu Lintas Udara dengan Metode Peramalan Dekomposisi dan Ekonometri Tahun Penelitian Bidang Lokasi Metode 2012 Teknik Sipil Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru Regresi 2016 Transportasi Bandara Udara Supadio, Kalimantan Barat. Dekomposisi Ekonometri